Nilai High-Sensitivity C-Reactive Protein Terhadap Mortalitas 90 Hari Pada Pasien Gagal Jantung Chapter III V

22

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah observasional dengan metode pengukuran kohort
yang bersifat prospektif

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan dan waktu penelitian
dimulai sejak bulan November 2016 – Februari 2017, atau hingga jumlah sampel
terpenuhi

3.1 Subyek Penelitian
Pasien di RSUP Haji Adam Malik Medan yang dirawat dengan diagnosis
primer gagal jantung yang memenuhi kriteria penelitian

3.4 Besar Sampel
Untuk menetapkan besar sampel penelitan dapat digunakan rumus:


n=
Dimana :
n

= Jumlah subjek



= Kesalahan tipe I =5%=1.96

Z

= Kesalahan tipe II =10%= 0.842

Pa – P0

= Beda proporsi yang bermakna ditetapkan sebesar = 0,2

P0


= Probabilitas mortalitas pada pasien gagal jantung dalam 90 hari
 15 % = 0,15

Pa

= Perkiraan proporsi gagal jantung yang diteliti = 0,35

Sen

= Sensitivitas yang diharapkan = 90% = 0,9

Maka dibutuhkan jumlah sampel minimal 30 orang pada penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

23

3.5 Kriteria Inklusi dan Ekslusi
3.5.1 Inklusi
1. Pasien yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan diagnosis

primer gagal jantung
2. Pasien dengan usia 18 tahun keatas baik pria maupun wanita
3. Subjek menerima informasi serta memberikan persetujuan ikut serta dalam
penelitian secara sukarela dan tertulis (informed concent) untuk menjalani
pemeriksaan

3.5.2 Eksklusi
1. Kadar hs-CRP > 10 mg/L
2. Penderita sindroma koroner akut
3. Penyakit hati kronis, gagal ginjal kronis, penyakit keganasan, penyakit
kolagen sistemik
4. Riwayat trauma, operasi, luka bakar
5. Mendapat obat yang menurunkan kadar hsCRP seperti statin dan steroid lebih
dari 1 bulan terakhir sebelum dilakukan penelitian

3.6 Cara Kerja
3.6.1 Metode Pengambilan Sampel
1. Terhadap sejumlah subjek dilakukan penjelasan dan diminta memberikan
persetujuan tertulis (informed consent) untuk mengikuti penelitian.
2. Dilakukan pengambilan data meliputi nama, umur, jenis kelamin, nomor

rekam medis, alamat, nomor telepon, dilakukan anamnese, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
imaging untuk menegakkan diagnosa gagal jantung.
3. Dilakukan pengambilan sampel darah untuk hsCRP. Peneliti mengambil
semua subjek yang memenuhi kriteria penelitian.
4. Selanjutnya pasien di follow-up selama 90 hari dari pemeriksaan awal.
Informasi kondisi pasien diperoleh berdasarkan pertemuan langsung dengan
pasien, ataupun dengan cara berkomunikasi via telepon dengan pasien atau
keluarga.

Universitas Sumatera Utara

24

3.6.2 Pengambilan Sampel Darah
Pengambilan sampel darah dilakukan di laboratorium Patologi Klinik RSUP
H. Adam Malik Medan. Sampel darah diambil dari arteri femoralis dengan
terlebih dahulu dilakukan tindakan anti septik dengan alkohol 70% dan dibiarkan
kering. Pengambilan darah sebanyak 10 cc dilakukan dengan menggunakan
disposable syringe 10 cc. Darah sebanyak 10 cc dengan antikoagulan EDTA

untuk pemeriksaan darah lengkap, fungsi ginjal dan elektrolit. Pada saat
pengambilan darah, pasien dalam posisi terlentang.
Serum

kemudian diperiksa

dengan metode

latex

particle-enhanced

Immunoturbidimetric dengan menggunakan alat Rosche/Hitachi 902 Automatic
Analyzer.

3.6.3 Pemeriksaan Ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi dengan menggunakan mesin EUB5500 Hitachi
dengan transduser 4-2 MHz.
Penilaian fungsi sistolik dengan penentuan fraksi ejeksi (EF) ventrikel kiri
secara M-mode (cara Teichholz), metode Simpson’s (bila ada hipokinetik).

Penilaian fungsi diastolik dilakukan dengan meletakkan transducer pulsed waved
pada daun katup mitral (velositas aliran transmitral). Bila hasil kurang
memuaskan/meragukan dilakukan pemeriksaan velositas aliran vena pulmonalis
(sampel volume 1-2 cm arah vena pulmonalis). Parameter yang dinilai meliputi: a.
Waktu relaksasi interventrikuler (IVRT), b. Aliran transmitral yaitu: velositas awal
(E) dan atrial (A), rasio E/A, waktu deselrasi (DT), durasi gelombang A (MVa); dan
c. Velositas vena pulmonalis yaitu: sistolik (S), diastolik (D), rasio S/D, aliran balik
sistolik atrium (PVa), durasi PVa dan perbedaan antara durasi PVa/ MVa. Disfungsi
diastolik dibagi dalam 3 bentuk yaitu: 1) relakasi abnormal, 2) pseudonormal, 3)
restriktif. Bentuk abnormal relaksasi bila E/A < 1, DT > 240 msec atau IVRT > 110
msec. Bentuk pseudonormal bila E/A diantara 1 dan 2, DT normal (160-240 msec),
Pva > MVa, disertai dilatasi ventrikel kiri ataupun atrium kiri. Bentuk restriktif bila
E/A > 2, DT memendek (< 150 msec) atau IVRT memendek (< 60 msec)

Universitas Sumatera Utara

25

3.7 Defenisi Operasional
3.7.1 Gagal jantung

Adanya tanda dan gejala dari gagal jantung pada dapat ditegakkan melalui
kriteria Framingham dan tidak termasuk kedalam kriteria syok kardiogenik atau
krisis hipertensi.

3.7.2 hsCRP
hsCRP adalah high sensitivity C Reactive Protein, suatu protein fase akut
yang meningkat sebagai respon terhadap injuri, infeksi dan aktivasi inflamasi
lainnya.

3.7.3 Fraksi Ejeksi
Fraksi ejeksi adalah fraksi darah yang dipompakan oleh ventrikel jantung di
setiap denyut jantung. Nilai Fraksi ejeksi