Pengaruh Iklan di Jejaring Sosial terhad

Pengaruh Iklan di Jejaring Sosial terhadap Pembentukan Perilaku Konsumtif
Mahasiswa
Elsi Safira, Ela May Lestari, Yeni Fatmawati
Adi Prakoso, Briantama Dizendra
Akuntansi, Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
[email protected]
Akuntansi, Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
[email protected]
Akuntansi, Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
[email protected]
Manajemen, Ekonomi,Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
[email protected]
Manajemen, Ekonomi,Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
[email protected]

ABSTRAK
Indonesia is the one of largest internet usersin the world, so producer take its opportunity to
promoting their product in social network. The university students also give recommendation about
internet as the most effective media to make promotion. From it, whether consumptive level of students
influenced by ads on social networking ? Or because the ads are starring by celebrity ?The purpose of
this research is to find out how the process of establishing the level of consumption in university

students. This data collected by closed questionnaire method. The ads in social network did not affect
consumer behavior of university students , this is because university students just interested in ads in
social networks but they do not make a purchase of ads in social networking both starring by
celebrities. University students also make purchases online more than once a month and the purchase
made by the desire of themself not by a celebrity ads .
Keywords: advertisement,social network, consumptive behaviour, students
A. PENDAHULUAN
Di zaman modern ini, kaum muda mana yang tidak mengenal istilah facebook, twitter,
instagram, blackberry messenger, path dan jenis jejaring sosial lainnya. Oleh karena itu, kaum muda
dan jejaring sosial tidak dapat dipisahkan. Mereka selalu mengupdate hal-hal baru melalui akun
jejaring sosial yang mereka miliki agar mereka dapat mengikuti trend dan tidak dianggap kurang
update. Tak heran jika banyak perusahaan serta pebisnis yang melirik kaum muda untuk dijadikan
target pemasaran untuk produk-produk terbaru. Para pebisnis selalu mengiklankan produk mereka
melalui jejaring sosial agar berkembang dengan cepat. Para kaum mudalah yang akan menjadi sasaran
empuk karena mereka merupakan pengguna terbesar jejaring sosial dan memiliki rasa ketertarikan
akan produk baru yang tinggi. Hal ini tentu menimbulkan perilaku konsumtif di kalangan kaum muda
karena mereka selalu ingin mengikuti trend masa kini seperti fashion, gadget, pola hidup dan lain
sebagainya.
Melihat situasi tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh iklan
di jejaring sosial terhadap pembentukan perilaku konsumtif mahasiswa di Indonesia dengan mengacu

pada penelitian yang pernah ada. Pada tahun 2013, Sharon S. Pate dari University of Louisiana di
Lafayette dan Melinda Adam dari University of The Incarnate Word di San Antonio telah menerbitkan
jurnal penelitian yang berjudul “The Influence of Social Networking Sites on Buying Behaviors of
Millennials”. Penelitian tersebut memeroleh hasil yaitu mahasiswa dengan rentang usia 18 – 24 tahun

lebih terpengaruh oleh iklan di jejaring sosial dalam mengambil keputusan untuk membeli sebuah
produk. Hal itu karena pada rentang usia tersebut frekuensi penggunaan jejaring sosial relatif sering.
Menurut penelitian tersebut, terdapat sumber lain yang memengaruhi pembentukan perilaku konsumtif
mahasiswa, yaitu iklan dari selebritis, tetapi sumber tersebut relatif lemah dalam memengaruhi
keputusan mahasiswa untuk tertarik membeli sebuah produk. Penelitian tersebut juga menjelaskan
bahwa pihak yang menjadi panutan mahasiswa dalam memutuskan untuk tertarik membeli sebuah
produk yaitu sahabat. Berawal dari jurnal penelitian tersebut, penulis ingin mencoba melakukan
penelitian yang serupa dengan diterapkan di tempat berbeda, sehingga dapat dilakukan perbandingan
antara hasil penelitian jurnal tersebut dengan hasil penelitian ini. Perbandingan hasil penelitian ini
dapat membuktikan apakah hasil penelitian dari jurnal terdahulu yang dilakukan di luar negeri dapat
digeneralisasi dengan hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia.
Pengertian Iklan
Iklan yaitu segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa yang dibayar oleh
sponsor tertentu (menurut Kotler 1999). Sedangkan Rhenald Kasali (1992) mendefinisikan iklan
sebagai pesan yang ditujukan untuk masyarakat melalui suatu media. Berbeda dengan pengumuman,

iklan biasanya lebih membujuk orang untuk membeli.
Jejaring Sosial
Situs jejaring sosial merupakan sebuah situs berbasis pelayanan yang memungkinkan
penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau
menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut (Aditya Firmansyah, 2010 : 10). Oleh karena
itu tidak menjadi rahasia lagi jika di sosial media banyak terdapat iklan dari produk dan jasa.
Perilaku Konsumtif
Lubis (dalam Sumartono, 2002), perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak lagi
berdasarkan pada pertimbangan yang rasional melainkan karena adanya keinginan yang sudah
mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi.
Orientasi Belanja
Internet merupakan salah satu sarana belanja individu, sehingga internet dapat mempengaruhi
orientasi belanja seseorang. Orientasi belanja merupakan pengkarakteristikan individu yang
ditekankan secara khusus pada kegiatan berbelanja yang menggambarkan kebutuhan dan
keinginan individu ketika melakukan kegiatan berbelanja (Shim Kotsiopulos, 1993, dalam Seock,
2003).
Pengaruh Faktor Individual dalam Perilaku Konsumen
1. Demografis
Karakter demografis ditunjukkan oleh faktor gender (pria-wanita), usia (anak, remaja, dewasa,
lansia), pendidikan dan income (rendah-tinggi), dan sebagainya.

2. Kepribadian
Pemasar berkepentingan untuk memberi ciri kepribadian pada produk yang dijual agar sesuai
dengan kepribadian target pasarnya. Strategi pemasaran harus fokus pada kepribadian
konsumen dengan kepribadian produk.
3. Gaya hidup
Gaya hidup seseorang (suka hura-hura, pekerja keras, dan sebagainya) akan berpengaruh
terhadap pilihan media dan produk dan outlet terutama untuk produk pakaian dan aksesoris.
Studi ini sering dijadikan dasar segmentasi psikografis dan dasar pengembangan produk.
4. Motivasi
Motivasi berperan terutama pada tahap pengenalan kebutuhan. Motivasi dapat dibangkitkan
memalui kegiatan iklan/promosi. Studi motivasi dapat digunakan untuk merancang
komunikasi dan pengembangan produk.

B. METODE
Jenis Data
Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan pendekatan deskriptif kuantitatif.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner atau angket. Sumber data penelitian ini terdiri dari data
primer dan sekunder. Data primer penelitian ini berasal dari pengisian kuesioner atau angket oleh
responden. Data sekunder penelitian ini berasal dari jurnal penelitian terdahulu, buku, dan sumber
internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu lima bulan bertempat di Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, dan Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode kuesioner atau angket. Angket
yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.
Variabel Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu iklan di situs jejaring sosial, iklan dari
selebritis, dan pihak eksternal (sahabat, anggota keluarga, dan lain – lain). Variabel dependen dalam
penelitian ini yaitu pembentukan perilaku konsumtif mahasiswa.
Alat Analisis Data
Dalam mengolah data, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif di mana
hasil olah data yang berupa angka dideskripsikan untuk mendapatkan informasi.
Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan yaitu seluruh mahasiswa Universitas
Terakreditasi “A” di Yogyakarta, antara lain Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas
Islam Indonesia, Universitas Gadjah Mada.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dari
Universitas Terakreditasi “A” di Yogyakarta, antara lain Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Universitas Islam Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengelolaan penelitian akan disampaikan melalui beberapa grafik, diagram 1 menggambarkan
tingkat keaktifan responden dalam menggunakan media sosial.

Diagram 1

5.95% 2.38% 1.19%
11.90%

Setiap hari
Seminggu 5-6 kali
Seminggu 3-4 kali
Dua minggu sekali
Sebulan sekali

78.57%

Pada diagram 1 diatas menjelaskan bahwa 79% menggunakan jejaring sosial setiap hari, 12%

hanya menggunakan 5-6 kali seminggu, 6% menggunakan 3-4 kali seminggu,sedangkan 2%
menggunakan dua minggu sekali dan 1% lainnya sebulan sekali. Pada diagram 2 menunjukkan media
apa yang paling efektif untuk melakukan promosi.

Diagram 2

Televisi

72.62%

25.00%
1.19%
1.19%

Radio
Majalah
Surat
Kabar
Internet


Diagram 2 menjelaskan bahwa 73% responden merekomendasikan internet sebagai media
yang efektif untuk mempromosikan produknya. Sedangkan 25% lainnya menyarankan untuk
menggunakan televisi sebagai media promosi, masing – masing 1% menyarankan radio dan surat
kabar sebagai media promosi. Selain itu, tidak ada responden yang merekomendasikan iklan melalui
majalah. Lalu saat responden diberikan pertanyaan apakah yang membuatnya tertarik untuk membeli
suatu produk maka 42% responden membeli karena iklan di jejaring sosial, 21% karena promosi dari
mulut ke mulut, 14% dipengaruhi iklan ditelevisi, 6% karena iklan di media cetak dan 17% lainnya
karena sumber – sumber iklan lainnya. Hal ini akan dipaparkan pada diagram 3.

Diagram 3

Iklan di televisi

16.67%
21.43%

14.29%
5.95%
41.67%


Iklan di media
cetak
Iklan di jejaring
sosial
Promosi mulut ke
mulut
Lainnya

Diagram 4 menunjukkan tindakan apa yang akan dilakukan oleh responden jika melihat iklan
yang ditampilakn di jejaring sosial.

Diagram 4
Mengabaikannya
Merasa tertarik, namun
tidak bersedia membuka tautan

13.10%
Mengklik tautan,
melihat - lihat produk,
4.76%

21.43%
walaupun tidak
membutuhkannya
20.24%
40.48%
Mengklik tautan dan
membeli produk
tersebut
Lainnya

Pada diagram 4 ini menjelaskan bagaimana respon reseponden jika melihat iklan di jejaring
sosial, 38% responden memilih untuk mengklik tautan, kemudian melihat – lihat produk, walaupun
tidak membutuhkannya. Sekitar 20% responden hanya mengabaikan iklan tersebut. Selain itu,
sebanyak 19% responden merasa tertarik, namun tidak bersedia membuka tautan, sedangkan
responden yang mengklik tautan dan langsung membeli produk tersebut hanya sebanyak 5%.
Sebanyak 18% responden memilih opsi lainnya yang tidak disediakan dalam kuesioner. Saat
responden diberikan pertanyaan tentang iklan makanan di jejaring sosial 37% merasa tertarik,
kemudian mencari tahu lebih lanjut, tetapi tidak tertarik untuk membelinya. Kemudian 20% responden
mencari tahu lebih lanjut makanan yang diiklankan tersebut, kemudian membelinya karena memang
menyukai makanan tersebut. Sebanyak 16% responden mencari tahu lebih lanjut hanya karena tertarik


dengan iklan tersebut. Dari hasil kuesioner responder juga didapat data bahwa 14% responden merasa
tidak tertarik dengan iklan tersebut dan 13% responden memilih opsi lainnya. Hasil tersebut
dipaparkan dalam diagram 5.
Diagram 5
Tidak tertarik

13.33%

Tertarik, mencari tahu lebih
lanjut, tetapi tidak tertarik
14.44%untuk membeli
Mencari tahu lebih lanjut dan
membeli hanya karena tertarik

20.00%

15.56%

Mencari tahu lebih lanjut dan
36.67%
membeli karena menyukai
makanan tersebut
Lainnya

Dan pada diagram 6 akan menjelaskan apa yang akan dilakukan saat melihat iklan tempat
yang baru atau produk baru di jejaring sosial.
Diagram 6

Tidak tertarik
Tertarik, mencari tahu lebih
lanjut, tetapi tidak pergi ke
tempat tersebut

10.92% 8.40%
Mencari
16.81%

31.09%

tahu lebih lanjut
dan pergi ke tempat
tersebut hanya karena
tertarik dengan postingannya
32.77%
Mencari tahu lebih lanjut
dan pergi ke tempat
tersebut karena menurut
Saya penting
Lainnya

Dari Diagram 6 diatas maka 33% cenderung mencari tahu lebih lanjut hanya karena tertarik
dengan iklannya, tetapi tidak pergi ke tempat tersebut. Namun sebanyak 31% responden setelah
mencari tahu lebih lanjut, kemudian mereka langsung pergi ke tempat tersebut hanya karena tertarik
dengan iklannya. Sebanyak 17% responden memutuskan untuk pergi ke tempat tersebut karena
memang menurut mereka penting. Hanya sebanyak 11% responden yang memilih opsi lainnya dan 8%
yang merasa tidak tertarik dengan iklan tersebut.

Ketika diajukan dengan pertanyaan seberapa sering responden melakukan pembelian produk
secara online responden cenderung jarang melakukan transaksi pembelian secara online. Dalam waktu
lebih dari satu bulan sebanyak 55% melakukan transaksi tersebut. Selain itu juga sebanyak 27%
responden melakukannya satu kali dalam satu bulan. Sebanyak 8% responden melakukan transaksi
pembelian online sebanyak dua minggu satu kali dan 7% responden melakukannya seminggu satu kali.
Hanya 3% responden yang melakukan transaksi pembelian secara online setiap hari dalam satu bulan
yang disajikan dalam diagram 7.
Diagram 7

7.14% 2.38%
8.33%
54.76%

27.38%

30 kali (setiap hari)
4 kali (seminggu 1
kali)
2 kali (2 minggu 1 kali)
1 kali dalam sebulan
Lebih dari 1 bulan

Untuk mengetahui faktor yang mempengerahui tingkat konsumtif mahasiswa maka responden
diajukan dengan pertanyaan, apakah iklan dari selebritis membuat mereka tertarik untuk berbelanja?
Jawaban responden diterangkan dalam diagram 8.
Diagram 8

3.57%
19.05%
7.14%
30.95%

Sangat Tertarik
Tertarik
Cukup Tertarik
Kurang Tertarik

39.29%

Dari diagram 8 tersebut sebanyak 39% responden hanya merasa cukup tertarik untuk
berbelanja saat melihat iklan dari selebritis. Kemudian diikuti 31% responden merasa kurang tertarik
dan19% merasa sangat kurang tertarik. Hanya sebanyak 7% responden merasa tertarik dan 4% merasa
sangat tertarik untuk membeli produk yang diiklankan oleh selebritis. Tetapi meskipun banyak yang

tertarik pada iklan selebritis ternyata responden melakukan pembelian di jejaring sosial karena
keinginan diri sendiri. Diagram 9 akan menunjukkan porsi pembelian yang dilakukan responden.
Diagram 9

5.95% 4.76%
4.76%
4.76%

Diri sendiri
Orang tua
Saudara
Sahabat
Selebritis

79.76%

Meskipun responden tertarik dengan iklan yang dibintangi oleh selebritis namun mereka tidak
cenderung tertarik untuk melakukan pembelian, begitu juga dengan iklan yang ada di jejaring sosial.
Hal ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Sharon S. Pate dan Melinda Adam,
mereka telah melakukan penelitian dengan hasil bahwa jejaring sosial dapat menjadi salah faktor yang
mempengaruhi tingkat pembelian pada mahasiswa.

D. KESIMPULAN
Indonesia merupakan salah satu pengguna jejaring sosial terbesar di dunia, produsen
memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mempromosikan produknya di jejaring sosial. Berdasarkan
kuesioner yang telah dibagikan kepada responden, dapat ditarik kesimpulan bahwa 79% responden
yang terdiri dari mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Universitas Islam Indonesia dan Universitas Gadjah Mada menggunakan jejaring sosial setiap hari.
Banyak media yang dapat digunakan oleh produsen untuk melakukan promosi dan responden dan
responden merekomendasikan Internet sebagai media yang efektif untuk melakukan promosi
dibandingkan dengan televisi. Oleh karena itu berdasarkan tingkat konsumsi dari responden mereka
lebih tertarik dengan iklan yang ada di Internet melalui jejaring sosial. Setelah responden melihat iklan
yang ada di jejaring sosial, mereka tertarik untuk melihat iklan tersebut meskipun mereka tidak
membutuhkan barang tersebut dan jika dihadapkan dengan iklan makanan responden juga merasa
tertarik tetapi tidak tertarik untuk membeli.
Karena banyaknya iklan di jejaring sosial, jika mereka melihat iklan mengenai produk atau
tempat yang sedang hangat dibicarakan di jejaring sosial responden tidak merasa tertarik tetapi jika
produk atau tempat tersebut merupakan tempat yang baru mereka tertari untuk melihat iklan tersebut
tetapi tidak ada tindakan untuk mengunjungi tempat tersebut secara langsung.
Iklan yang ada di jejaring sosial ternyata tidak mempengaruhi tingkat konsumtif mahasiswa,
meskipun iklan tersebut dibintangi oleh selebritis mereka merasa cukup tertarik dengan produk yang
diiklankan tersebut tidak tertarik untuk melakukan pembelian dibuktikan dengan 55% responden

melakukan transaksi pembelian online lebih dari sebulan dan pembelian secara online tersebut
dipengaruhi faktor keinginan diri sendiri bukan karena iklan dari selebritis.

E. REFERENSI
Kusuma Destiani Fitria dan Septarini Berlian Gressy. (2103, desember). Pengaruh orientasi belanja
terhadap intensi pembelian produk pakaian online. Jurnal Psikologi dan Organisasi. 2 (3).
Pate S. Sharon and Adam Melinda. (2103 April). Influence of Social Network Sties on Buying
Behavior of Millenials. Atlantic Marketing Journal. 2 (1).
Edward.2011. “Pengaruh Faktor Individual dalam Prilaku Konsumen”. Diakses 18 September 2014
melalui http://oaththinking.blogspot.com/2011/07/pengaruh-faktor-individual-dalam.html
Wolipop.com. (2013, maret 21). 9 alasan lebih baik berbelanja online. Diakses 19 September 2014
melalui
http://wolipop.detik.com/read/2012/03/21/110513/1873041/1141/2/9-alasan-lebih-baikbelanja-secara-online.html