Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Terjadinya Gangguan Pengecapan pada Pegawai Non-Akademik Universitas Sumatera Utara

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), penggunaan tembakau merupakan
salah satu ancaman kesehatan masyarakat terbesar yang sedang dihadapi dunia.
Terdapat lebih dari satu miliar perokok di dunia dan lebih dari 80% dari perokok
dunia berada di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.1Berdasarkan
data dari TheASEAN Tobbaco Control Report pada tahun 2007, Indonesia merupakan
negara perokok terbesar di lingkungan negara-negara ASEAN. Jumlah perokok di
ASEAN mencapai 129.691 juta orang,sedangkanIndonesia memiliki jumlah perokok
yang terbesar yaitu57.563 juta orang atau sekitar 46,16%. 2
Penggunaan tembakau dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara sistemik ataupun
lokal.3Pengaruhnya sangat bergantung pada lama merokok, cara merokok dan
intensitas merokok.4Menurut Center for Disease Control and Prevention, merokok
dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, penyakit saluran pernafasan dan kanker
hampir di setiap bagiantubuh.5
Berbagai kondisi mulutdapat dikaitkan dengan penggunaan tembakau.6Kondisi
tersebut sebagian besar dihasilkan oleh toksin, bahan kimia dan iritan yang ditemukan
dalam daun tembakau yang diproses atau dibakar.4 Merokok dapat meningkatkan
resiko terjadinya penyakit mulut, menyebabkan kondisi seperti plak gigi yang lebih

lengket dan akan meningkatkan resiko periodontitis, halitosis, xerostomia,
leukoplakia, stomatitis nikotina, hairytongue, kanker mulut dan kehilangan
rasa.7Kebiasaan

merokok

merupakanpenyebab

potensial

untuk

penurunan

rasawalaupun jarang dibicarakan.8
Pengecapan adalah sensasi kimiawi yang dirangsang oleh makanan dan
minuman.Indera pengecapan memberikan kontribusi terhadap kualitas kehidupan dan
merupakan stimulan yang penting untuk pencernaan.Stimuli rasa terdeteksi oleh

Universitas Sumatera Utara


kemoreseptor khusus yang disebut reseptor rasa.Reseptor rasa ini terkelompok dalam
taste buds yang terletak di lidah, palatum, faring dan epiglottis.9
Lidah merupakan lokasi utama untuk mendeteksi rasa dan mengandung banyak
tastebuds di permukaan dorsal. Membran mukosa pada permukaan dorsal tersebut
mempunyai banyak papilla dan tastebudsyang terletak pada dinding papilla. Sel-sel
pada tastebuds sebagian besar terletak pada permukaan lidah dan materi mengakses
sel indera melalui taste pore. Sebagian besar sel-sel pada taste buds adalah sel-sel
sensoris. Biasanya, pada reseptor sensoris terdapat empat jenis rasa yang dapat
terdeteksi, yaitu rasa manis, rasa asin, rasa asam dan rasa pahit.Penelitian terkini telah
menunjukkan bahwa terdapat rasa kelima yang disebut umami. Reseptornya
dirangsang secara khusus oleh ion glutamat.10
Merokok dapat menyebabkan terjadinya perubahan rasa ataupun hilangnya rasa pada
lidah.4Iritan, toksin atau bahan kimia seperti nikotin akan menyebabkan perubahan
pada taste buds atau saraf penciuman.Dengan hilangnya atau kurangnya sensitivitas
pengecapan, maka banyak pengalaman hidup yang menyenangkan akan hilang,
seperti merasa makanan yang enak. Hal ini akan meningkatkan resiko individu untuk
mengalamidepresi, anoreksia dan penurunan berat badan yang berujung pada
penurunan kualitas hidup.11Penelitian Simamora pada tahun 2012 menyatakan bahwa
terdapat perbedaan sensitivitas rasa antara perokok kretek dan non perokok untuk rasa

manis dan pahit. Non perokok memiliki taste buds yang lebih sensitif terhadap rasa
manis dibanding perokok kretek dan sensitifitas rasa pahit lebih tinggi di kelompok
perokok.12 Pada penelitian oleh Hong pada tahun 2010 dinyatakan bahwa terdapat
perbedaan thresholdgustatoridi antara perokok dan non perokok pada laki-laki muda
di Korea.13
Penelitian telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang mayoritasnya difokuskan pada
perbandingan sensitivitas rasa di antara perokok dan non perokok.Hasil yang didapati
adalah terdapat perbedaan sensitivitas rasa yang signifikan di antara dua kelompok
tersebut.Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan di antara kebiasaan merokok
dan gangguan pengecapan ditinjau dari jenis rokok yang dihisap, lama merokok dan

Universitas Sumatera Utara

jumlah rokok yang dihisap per hari.Berdasarkan hal di atas, maka dilakukan
penelitian mengenai hubungan kebiasaan merokok dengan terjadinya gangguan
pengecapan pada pegawai non-akademik Universitas Sumatera Utara.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1.2.1 Masalah Umum
1. Berapakah prevalensi terjadinya gangguan pengecapan akibat kebiasaan merokok
pada pegawai non-akademik Universitas Sumatera Utara yang merokok?
2. Apakah ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan terjadinya gangguan
pengecapan?

1.2.2 Masalah Khusus
1. Apakah ada hubungan antara jenis rokok yang dihisap dengan terjadinya gangguan
pengecapan?
2. Apakah ada hubungan antara lama merokok dengan terjadinya gangguan
pengecapan?
3. Apakah ada hubungan antara jumlah rokok yang dihisap per hari dengan terjadinya
gangguan pengecapan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui prevalensi terjadinya gangguan pengecapan akibat kebiasaan

merokok pada pegawai non-akademik Universitas Sumatera Utara yang merokok.
2. Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dengan terjadinya
gangguan pengecapan.

Universitas Sumatera Utara

1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan antara jenis rokok yang dihisap dengan terjadinya
gangguan pengecapan.
2. Untuk mengetahui hubungan antara lama merokok dengan terjadinya gangguan
pengecapan.
3. Untuk mengetahui hubungan antara jumlah rokok yang dihisap per hari dengan
terjadinya gangguan pengecapan.

1.4 Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan terjadinya gangguan pengecapan.
2. Ada hubungan antara jenis rokok yang dihisap dengan terjadinya gangguan
pengecapan.
3. Ada hubungan antara lama merokok dengan terjadinya gangguan pengecapan.
4. Ada hubungan antara jumlah rokok yang dihisap per hari dengan terjadinya

gangguan pengecapan.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi atau sumbangan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan tentang hubungan kebiasaan
merokok dengan terjadinya gangguan pengecapan.
2. Sebagai data dasar penelitian bagi penelitian lanjutan mengenai pengaruh merokok
terhadap gangguan indera pengecapan pada lidah.

1.5.2 Manfaat Praktis
1. Memberikan informasibagi dokter gigi dan tenaga medis lain tentang perlunya
edukasi pada penderita yang mengalami gangguan pengecapan karena merokok
sehingga dapat meminimalkan terjadinya masalah tersebut.

Universitas Sumatera Utara

2. Sebagai informasi untuk program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut para
masyarakat mengenai hubungan kebiasaan merokok dengan terjadinya gangguan

pengecapan sehingga mengurangi penggunaan rokok.

Universitas Sumatera Utara