Tradisi lisan Mangupa Horja Godang Masyarakat Adat Agkola

ABSTRAK
Performansi tradisi lisan mangupa horja godang adat Angkola (patobang anak atau
haroan boru ), tradisi lisan mangupa horja godang sebagai nasihat hidup berumah tangga
dengan bermohon kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Tradisi ini, dipercaya oleh
komunitas adat untuk mengembalikan semangat ke badan (paulak tondi tu badan ).
Desertasi ini berjudul “Tradisi Lisan Mangupa horja godang Masyarakat Adat
Angkola” sebagai objek kajian adalah: performansi tradisi lisan mangupa horja godang
adat Angkola, kemudian dilakukan analisis performansi, indeksikalitas, partisipasi pada
teks, koteks, dan konteks, kemudian melihat fungsi serta makna, meretas nilai dan norma,
kearifan lokal serta upaya membuat model dan merevitalisasi tradisi mangupa horja
godang sebagai model pelestarian adat Angkola.
Penganalisisan data digunakan antropolinguistik sebagai jalan masuk pada tradisi
mangupa horja godang digunakan teori antropolinguistik duranti diketahui tradisi lisan
dipakai teori perspektif Folley, Ong, dan Finnegan untuk mengkaji teks, ko-teks, dan
konteks. Kemudian mengkaji isi dengan melihat nilai kearifan lokal kemudian dilakukan
upaya merevitalisasi pola performansi tradisi lisan mangupa horja godang adat Angkola
sebagai model pelestarian. Metode yang digunakan melakukan survey, wawancara
dengan informan kunci, sumber data primer pada upacara mengupa dan data sekunder
dengan mengumpulkan data lapangan, menganalisis data.
Hasil analisis data performansi tradisi lisan mangupa horja godang dengan
mempersiapkan: a) bahan pangupa , b) tempat upacara, c) menentukan posisi tempat

duduk, dan d) gilir pemberian kalimat nasihat „hata sipaingot‟. Temuan nilai kearifan
lokal yaitu: a) hubungan manusia dengan Sang Khalik. b) makna hidup manusia,
bersilaturahim dengan sanak keluarga dan masyarakat, c) hubungan manusia dengan
alam sekitarnya, d) hubungan manusia dengan waktu, e) nasihat agar rajin dan giat
berusaha, hemat, dan taat beragama (pekerjaan/ karya), f) nasihat agar rukun damai
(menjadi keluarga sakinah); g) nilai estetis kerendahan hati, kesantunan berbahasa adat,
harapan agar perkawinan sekali seumur hidup; i) nilai dan makna filosofis adat bahan
pangupa , j) masyarakat adat Angkola mensejajarkan adat dengan agama „ombar do adat
dohot ibadat‟ k) terjadinya pergeseran waktu pelaksanaan tradisi mangupa ; l) penabalan
gelar harajaon (gelar matobang ) kepada pengantin dan keluarga suhut, m) pengantin
yang belum melakukan upacara adat (maradat) tetap memiliki hutang adat berlaku
sepanjang adat yang wajib dibayar sampai mereka memiliki rezeki.

Kata kunci: tradisi mangupa horja godang, antropolinguistik, semiotik, nilai-nilai

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Performance indigenous oral traditions mangupa horja godang Angkola
(patobang anak or haroan boru), mangupa horja godang oral tradition as advice from

households with supplication to Allah, God Almighty. This tradition, it is believed by
the indigenous communities to restore vigor to the body (paulak tondi tu badan).
Dissertation is titled "Oral Tradition Mangupa horja godang Indigenous
Angkola" as the object of study are: the performance of the oral tradition mangupa
horja godang customary Angkola, then do performance, indeksicality,, particypant,
analysis of text, contexts, a nd context, paved the fungtion, meaning, values of local
wisdom and efforts to, model, revitalize the tradition mangupa horja godang as a
model for preservation of indigenous Angkola ,
Analyzing data used antropolinguistik as the entrance to the theory of
antropolinguistik Duranti mangupa horja godang used to be known oral tradition used
Folley theory perspective, Ong, and Finnegan to examine the text, co-text and context.
Then assess the contents by looking at the value of local knowledge then made effor ts
to revitalize the performance patterns of indigenous oral traditions mangupa horja
godangAngkola as a model of conservation. The method used did a survey, interviews
with key informants, a source of primary data at a ceremony mengupa and secondary
data by collecting data, analyzing data.
The results of data analysis findings of local moral values, namely: a) the human
relationship with the Creator (relational of god). b) the meaning of human life (human
nature) bersilaturahim with relatives and communities, c) human relationship with the
natural surroundings (man nature), d) human relationship with time (time), e) Advice

to be industrious and enterprising, thrifty, and religious (job / work), f) advice that the
pillars of peace (being a harmonious family); g) the aesthetic value of humility,
politeness customary, the expectation that the marriage of a lifetime; i) The value and
significance of indigenous philosophical pangupa material, j) Indigenous peoples
Angkola align with religious customs ( 'ombar do custom dohot worship' k) occurrence
of shifting the execution time mangupa horja godang tradition; l) coronation harajaon
title (title matobang) to the bride and family Suhut, m) The bride and groom are not
traditional ceremonies (maradat) still has effect throughout the customs debt that must
be paid customs until they have sustenance.

Keywords: mangupa horja godang tradition, antropolinguistik, semiotic, values

Universitas Sumatera Utara