Pendidikan Anak – Anak Nelayan Di Desa Pauh Jalan Jala X Terjun Medan (1960 – 1982)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pentingnya pendidikan dapat dirasakan setiap orang dengan memberikan harapan
dan kemungkinan yang lebih baik pada masa yang akan datang. Dengan kata lain,
pendidikan

sebagai

upaya

dalam

meningkatkan

kualitas

hidup

manusia,


meningkatkan sumber daya manusia (SDM), mengubah cara perilaku dan cara
berfikir manusia ke arah yang lebih baik sesuai dengan perkembangan dan
pertumbuhan jiwanya. Pendidikan dapat diperoleh dari sekolah (pendidikan formal)
dan dapat juga diperoleh dari keluarga (pendidikan informal) serta dari masyarakat
(pendidikan nonformal). Pendidikan itu akan berlangsung terus menerus selama
manusia masih hidup, sehingga akan berkembang dari masa ke masa sesuai dengan
tuntutan zaman.
Pendidikan sangat diperlukan oleh setiap anak, karena merupakan tempat dimana
mereka akan mengembangkan potensi dirinya. Akan tetapi di satu sisi pendidikan
formal memerlukan biaya yang tidak sedikit. Biaya yang tinggi menjadi salah satu
faktor penghambat memenuhi kebutuhan tersebut.
Dengan tingginya biaya pendidikan, perekenomian keluarga sangat berpengaruh
dalam hal ini, terutama bagi perekenomian keluarga yang masih rendah. Dalam
kehidupan sehari – hari kita mengamati adanya perbedaan kondisi antar warga,

1
Universitas Sumatera Utara

khususnya masyarakat di desa dengan masyarakat di kota. Kondisi seperti ini
cenderung merujuk pada keadaan ekonomi dan sosial seseorang dalam kaitannya

dengan status dan peranan yang dimiliki individu di dalam masyarakat. 1
Tingkat perkenomian di desa dengan di kota sangat jauh berbeda. Di desa tingkat
perekonomian masyarakatnya masih bisa dikatakan rendah. Hal ini dikarenakan
faktor dari pekerjaan dan penghasilan yang masih kurang dari cukup, seperti halnya
bagi para nelayan. Nelayan merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki
penghasilan yang tidak menetap tergantung kepada hasil yang didapat dari melaut.
Dilihat dari segi pemilikan alat tangkap ikan, nelayan dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan juragan, dan nelayan perorangan. 2
Bagi Pemerintah fungsi utama sekolah desa adalah menyiapkan murid untuk bisa
hidup lebih baik di desa. 3 Mereka sangat diharapkan untuk bisa melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang setinggi – tingginya, tetapi keinginan tersebut sering
tidak terpenuhi karena faktor ekonomi keluarga yang hanya bekerja sebagai nelayan.
Hal ini sangat disayangkan terhadap anak – anak yang ingin melanjutkan pendidikan
mereka. Situasi dan kondisi seperti ini dapat dilihat di beberapa daerah khususnya di
Kota Medan. Kota medan merupakan Ibukota dari Provinsi Sumatera Utara.Kota
1

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, sosial adalah sesuatu yang berhubungan dengan
masyarakat, dan ekonomi adalah kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
2

Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain. Nelayan
juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain. Dan nelayan
perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri, dan dalam pengoperasiannya
tidak melibatkan orang lain. Lihat tulisan dari Mulyadi S, Ekonomi Kelautan, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005, hal 7.
3
C.E.Beeby, Pendidikan di Indonesia, Jakarta: PT. Djaya Pirusa, 1980, hlm. 275.

2
Universitas Sumatera Utara

Medan memiliki banyak Kecamatan, salah satunya yaitu Kecamatan Medan Labuhan.
Di Kecamatan Medan Labuhan terdapat salah satu Desa yang tingkat pendidikannya
masih rendah karena tingkat perekonomian keluarga yang belum mencukupi. Desa itu
lebih dikenal dengan nama Desa Pauh, akan tetapi nama asli desa itu adalah Desa
Terjun Jalan Jala Terjun Medan. Dengan demikian orang – orang luar lebih banyak
menyebutkan daerah ini dengan nama Desa Pauh. Desa ini bisa ditempuh dari pusat
Kota Medan dengan waktu perjalanan ± 1½ jam.
Desa Pauh merupakan desa yang berada di daerah Kecamatan Medan Labuhan,
lebih tepatnya berada di Jalan Jala X Lingkungan 14. Penduduk asli desa ini adalah

Etnis Melayu, 4 kemudian orang – orang Melayu disini mulai menyewakan tanah
mereka satu persatu kepada orang cina yang ingin beternak di daerah pedalaman
dengan tujuan agar ternak – ternak mereka tidak terganggu dengan keramaian dan
bisa mendapatkan lahan yang cocok untuk beternak. Jenis hewan yang dijadikan
sebagai ternak orang – orang cina tersebut seperti Ayam, Bebek, dan Babi. Selain
beternak mereka lalu membuka usaha lain lagi dengan membuat tambak – tambak
ikan yang akan digunakan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan untuk
mendapatkan ikan yang nantinya akan dijual kembali. Maka dari itu tidak heran
apabila di desa ini banyak bermukim etnis Cina. 5

4

Wawancara, Sarbiyah, Desa Pauh Jalan Jala Terjun Medan, pada pukul 16.00 tanggal 26
Februari 2017.
5
Wawancara, Jumsinah, Desa Pauh Jalan Jala Terjun Medan, pada pukul 09.00 tanggal 9
Februari 2017.

3
Universitas Sumatera Utara


Masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan akan mempengaruhi tingkat
perekonomian di Desa Pauh. Perekonomian yang rendah juga akan mempengaruhi
tingkat pendidikan anak – anak mereka. Tingkat pendidikan dikategorikan menjadi
pendidikan formal dan pendidikan informal. Tingkat pendidikan formal bagi anak –
anak di Desa Pauh lebih tepatnya di Jalan Jala X Lingkungan 14 tahun 1960 – 1982
belum mencapai tingkat Perguruan Tinggi, hanya sampai tingkat Sekolah Menengah
Atas saja.
Sekolah yang digunakan masyarakat di Desa ini adalah sekolah yang berada
diluar Desa Pauh misalnya sekolah – sekolah yang terdapat di daerah Hamparan
Perak, karena di Desa Pauh ini belum didirikan sekolah yang bisa digunakan
masyarakat setempat. Selain pendidikan formal, anak – anak di Desa Pauh juga
mengikuti pendidikan informal seperti bagi anak laki - laki mereka ikut memancing
ikan dengan orang tuanya dengan tujuan agar mereka dapat membantu mencari
nafkah. Begitu juga dengan anak perempuan, mereka diajarkanuntukbisa memasak,
mengaturrumah, belajar mengaji dan membuat ambai. Hal inilah yang membuat
penulis tertarik untuk melakukan penelitian ke Desa Pauh.
Dari penjelasan di atas, maka penelitian ini diberi judul “ Pendidikan Anak –
Anak Nelayan di Desa Pauh Jalan Jala X Terjun Medan (1960-1982)“. Tahun
1960 dijadikan sebagai batasan awal penelitian dilatar belakangi karena Desa Pauh

sudah mulai dihuni oleh orang – orang Cina pada tahun 1960. Lalu setelah masuknya
Cina, orang – orang Melayu ini mulai mengikuti Cina dengan menyekolahkan anak –

4
Universitas Sumatera Utara

anak mereka. Sebelum masuknya Cina , orang – orang Melayu ini tidak ada yang
menyekolahkan anak mereka, melainkan hanya ikut mencari ikan dengan ayahnya.
Tahun 1982 dijadikan sebagai batasan akhir penelitian dilatar belakangi karena
tahun 1982 itu Desa Pauh ini sudah didirikan sebuah Sekolah Dasar Negeri (SDN)
yang kemudian bisa digunakan masyarakat setempat untuk mengikuti pendidikan
formal Sekolah Dasar, tetapi mereka tetap harus keluar dari daerah Desa Pauh untuk
melanjutkan sekolah Tingkat SMP dan SMA karena sekolah tingkat SMP dan SMA
belum ada di Desa ini. Keadaan Sekolah Dasar ini tidak seperti sekolah – sekolah
yang sekarang, karena sekolah ini tidak memiliki banyak ruangan. Walaupun
demikian, sekolah ini sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Terutama untuk
kepentingan pendidikan dasar anak – anak penduduk yang bermukim di desa ini.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam melakukan sebuah penelitian, rumusan masalah merupakan landasan yang
sangat penting dari sebuah penelitian sebagai acuan untuk memudahkan peneliti

dalam proses pengumpulan data dan analisis data. Dari latar belakang yang telah
dipaparkan di atas, maka penelitian ini mencoba menjelaskan tentang Pendidikan
Anak – Anak Nelayan di Desa Pauh Jalan Jala XTerjun Medan. Penjabaran
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini akan dipandu melalui pertanyaanpertanyaan utama sebagai berikut:

5
Universitas Sumatera Utara

1. Bagaimana kondisi kehidupan nelayan di Desa Pauh Jalan Jala
XTerjun Medan tahun 1960 - 1982?
2. Bagaimanapendidikan anak – anak nelayan di Desa Pauh Jalan Jala
XTerjun Medantahun 1960 - 1982 ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian merupakan cara yang digunakan untuk menjawab masalah yang kita
rumuskan. Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat yang penting tentunya, bukan
hanya bagi peneliti tetapi juga bagi masyarakat umum. Tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi kehidupan nelayan di Desa Pauh Jalan Jala
X Terjun Medantahun 1960 - 1982.

2. Untuk mengetahui pendidikan anak – anak nelayan di Desa Pauh Jalan
Jala X Terjun Medantahun 1960 – 1982.
Adapun manfaat dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagi Ilmu Sejarah, yaitu dapat menambah referensi terhadap sejarah
pendidikan.
2. Bagi masyarakat, yaitu dapat memberikan informasi mengenai sistem
sosial masyarakat di pedesaan dan perekonomian yang berpengaruh
terhadap pendidikan anak – anak di desa tersebut.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai salah
satu desa yang perekonomiannya rendah dan berpengaruh terhadap

6
Universitas Sumatera Utara

pendidikan anak – anaknya. Selain itu penelitian ini juga memberikan
informasi mengenai perkembangan yang terjadi di desa tersebut.
1.4 Tinjauan Pustaka
Mulyadi S dalam Ekonomi Kelautan (2005), menjelaskan mengenai tentang
gambaran umum dari nelayan dan wilayah pesisir. Selain itu buku ini juga
menjelaskan mengenai beberapa masalah yang sering dihadapi oleh para nelayan dan

cara mengantisipasi masalah tersebut. Dengan demikian buku ini akan membantu
peneliti untuk mengetahui cara – cara yang dapat diupayakan dalam mengantisipasi
suatu masalah didalam kelautan.
Abu Ahmadi, dkk dalam Ilmu Sosial Dasar (1991), di dalamnya menceritakan
tentang pengertian dari ilmu sosial yang mencakup mengenai penduduk, masyarakat
dan kebudayaan. Selain itu di dalam buku ini juga menceritakan mengenai perbedaan
antara masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan. Maka dari itu buku ini
dapat membantu penulis dalam mengetahui masyarakat di desa.
Mubyarto dalam Nelayan dam Kemiskinan: Studi Ekonomi Antropologi di Dua
Desa Pantai (1984), menjelaskan mengenai masalah ekonomi pada nelayan. Selain
itu juga buku ini menjelaskan mengenai analisa masalah pembangunan di dua desa
nelayan. Oleh karena itu buku ini dapat dijadikan penulis sebagai pembanding
masalah ekonomi di beberapa desa nelayan.

7
Universitas Sumatera Utara

Karya dari Masjkuri dan Sutrisno Kutoyo dalam bukunya yang berjudul Sejarah
Pendidikan Daerah Sumatera Utara (1981). Di dalam buku ini menceritakan tentang
bagaimana awal mulanya sejarah pendidikan di Sumatera Utara. Selain itu juga buku

ini menjelaskan tentang kedatangan bangsa Belanda ke Sumatera Utara dalam
menguasai daerah Sumatera Timur dan Tapanuli Utara. Buku ini dapat menambah
referensi penulis untuk menceritakan tentang pendidikan Pemerintah Hindia Belanda
di Sumatera Timur.
Karya dari Kadir Abdul dalam bukunya yang berjudul Analisis Profil Rumah
Tangga Nelayan di Sumatera Utara 1992 (1993). Dalam buku ini menjelaskan
mengenai kondisi para nelayan di Sumatera Utara pada tahun 1992 selain itu buku ini
juga menjelaskan mengenai analisis di beberapa daerah tentang nelayan, dengan
demikian

buku

ini

dapat

menjadi

referensi


pembanding

penulis

untuk

menyempurnakan skripsi penulis.

8
Universitas Sumatera Utara

1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian sejarah lazim juga disebut metode sejarah, metode itu sendiri
berarti cara, jalan, atau petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis. Oleh karena itu,
metode sejarah dalam pengertiannya yang umum adalah penyelidikan atas suatu
masalah dengan mengaplikasikan jalan pemecahannya dari perspektif sejarah.6Setiap
melakukan penelitian, metode penelitian wajib digunakan sebagai pedoman untuk
tahap – tahap melakukan sebuah penelitian.
Metode penelitian adalah sekumpulan prinsip dan aturan sistematis yang
dimaksudkan untuk memberikan bantuan secara efektif dalam usaha untuk
mengumpulkan bahan – bahan sejarah, kemudian menilainya secara kritis untuk
selanjutnya menyajikannya dalam suatu sintesis dari hasil - hasilnya, yang biasanya
dibentuk dalam tulisan. Dalam penerapannya, metode sejarah menggunakan empat
tahapan, yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi.
Tahap yang pertama adalah Heuristik. Heuristik yaitu proses mengumpulkan dan
menemukan data di dalam suatu penelitian. Metode yang digunakan dalam tahap
heuristik ini adalah studi pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka ini dilakukan
untuk mengumpulkan sumber–sumber atau data–data berdasarkan buku–buku,
skripsi, disertasi, tesis, jurnal dan yang lainnya. Dalam melaksanakan tahap heuristik
ini peneliti telah melakukanpenelitian kepustakaan diberbagai perpustakaan seperti di
6

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah,Ciputat: PT.Logos Wacana Ilmu, 1999,

hlm. 43.

9
Universitas Sumatera Utara

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Universitas Negeri Medan,
Perpustakaan Tengku Lukman Sinar, Perpustakaan Daerah Sumatera Utara, dan
Perpustakaan Kota Medan. Selain studi pustaka peneliti juga telah melakukan studi
lapanganmelalui wawancara. Wawancara ini dilakukan agar peneliti dapat
menemukan informasi dari informan yang bersangkutan dengan subjek yang diteliti,
wawancara yang dilakukan merupakan wawancara bebas.
Setelah mendapatkan sumber-sumber yang diinginkan, maka tahap yang
selanjutnya adalah kritik sumber.Pada tahap ini, sumber-sumber relevan yang telah
diperoleh diverifikasi kembali untuk mengetahui keabsahannya.7Oleh karena itu perlu
dilakukan kritik, baik kritik ekstern maupun intern.Kritik ekstern mencakup seleksi
sumber-sumber yang didapatkan.Apakah sumber-sumber tersebut perlu digunakan
atau tidak dalam penelitian. Kritik intern dilakukan terhadap sumber-sumber yang
telah diseleksi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kredibilitas atau kebenaran isi
dari sumber tersebut.

7

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995, hlm.

99.

10
Universitas Sumatera Utara

Tahap

selanjutnya

adalah

interpretasi.Interpretasi

merupakan

penafsiran-

penafsiran terhadap sumber-sumber yang telah dikritik. Dalam tahap ini, peneliti
telah melakukan analisa dan sintesa. Analisa berarti menguraikan sumber-sumber
yang telah dikritik sebelumnya. Dari proses analisa penulis telah memperoleh faktafakta. Kemudian fakta-fakta yang telah diperoleh disintesakan sehingga mendapat
sebuah kesimpulan.8
Tahapan yang terakhir adalah historiografi. Historiografi adalah proses
mensintesakan fakta atau proses menceritakan rangkaian fakta dalam suatu bentuk
tulisan yang kritis – analitis dan bersifat ilmiah.

8

Ibid., hlm. 100.

11
Universitas Sumatera Utara