Gambaran Pola Makan Dan Tingkat Keparahan Stroke Iskemik Di Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Stroke telah menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian yang di

kebanyakan negara maju dan juga negara berkembang. Di negara-negara
berkembang, jumlah kematian yang diakibatkan oleh stroke amat tinggi dan
mencapai dua pertiga dari total penderita stroke di seluruh dunia (Stroke
Association, 2013). WHO mendefinisikan stroke sebagai suatu disfungsi
neurologis akut fokal yang berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan
kematian dalam waktu kurang dari 24 jam (BO Norrving, et al., 2013).
Berdasarkan data dari WHO (2014), didapati 15 juta orang yang menderita stroke
di seluruh dunia, dengan 5 juta orang daripadanya yang mati dan 5 juta orang
yang lainnya mengalami kecacatan yang permanen.
Di Amerika Serikat, stroke merupakan penyebab kematian keempat
terbesar yang membunuh lebih daripada 129.000 orang rakyat setiap tahun
(American Heart Association, 2014). Berdasarkan National Institute of
Neurological Disorders and Stroke (2013), insidensi penyakit stroke di Amerika

Serikat mencapai 795.000 pertahun. Diantaranya, 610.000 orang mendapat
serangan stroke untuk pertama kalinya dan 185.000 orang dengan serangan stroke
berulang (Heart Disease and Stroke Statistics, 2013). Data juga mendapati bahwa
di Amerika Serikat, terdapat seorang yang meninggal dalam setiap 4 menit akibat
stroke (National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion,
2014).
Di Indonesia, prevalensi stroke berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1
per mil. Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Sulawesi Utara
(10,8%), diikuti DI Yogyakarta (10,3%), Bangka Belitung, dan DKI Jakarta
masing-masing 9,7 per mil. Prevalensi stroke berdasarkan terdiagnosis nakes dan
gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9%), DI Yogyakarta (16,9%),
Sulawesi Tengah (16,6%), diikuti Jawa Timur sebesar 16 per mil (Riskesdas,
2013).

Universitas Sumatera Utara

Stroke menduduki tempat pertama sebagai faktor kematian dominan
semua kelompok umur di Indonesia. Stroke, disusuli dengan hipertensi, penyakit
jantung iskemik dan penyakit jantung lainnya juga merupakan penyakit tidak

menular utama penyebab kematian di Indonesia (Departemen Kesehatan R.I,
2009).
Seiring dengan kemajuan pembangunan fisik yang dicapai Indonesia,
terjadi pergeseran pola hidup yang disusul dengan bertambahnya usia harapan
hidup. Akibatnya, terjadi pula pergeseran pola penyakit. Stroke, yang insidensinya
terus meningkat, telah menjadi suatu masalah kesehatan utama di Indonesia yang
menyebabkan kematian dan kecacatan (Kelompok Studi Serebrovaskuler &
Neurogeriatri Perdossi, 2001).
Menurut Davenport dan Dennis (2000), stroke dapat dibagi menjadi
stroke iskemik dan stroke hemoragik. Di negara barat, 80% daripada seluruh
penderita stroke adalah penderita stroke iskemik sementara 20% adalah penderita
stroke hemoragik. Berdasarkan survey data pasien yang dirawat inap di Bagian
Neurologi FK USU/RSUP. H. Adam Malik Medan dari Januari 2013 sampai
Disember 2013, didapati data jumlah pasien stroke sebanyak 419 orang (59%)
dari 715 orang pasien yang dirawat inap. Ini menunjukkan kejadian stroke di
RSUP. H. Adam Malik Medan cukup tinggi. Proporsi untuk stroke iskemik
sebanyak 353 orang (84%) dan stroke hemoragik sebanyak 66 orang (12%).
Menurut Weimar dkk (2002), walaupun terdapat investigasi klinis stroke
yang selalunya menggunakan mortalitas (kematian) sebagai outcome, terdapat
juga outcome lain yang penting untuk penelitian klinis dan berkaitan dengan

pasien stroke seperti tingkat disabilitas dan perubahan fungsi tubuh yang dialami
pasien stroke. Beberapa alat telah diperkenalkan dan diperkembangkan untuk
menilai tingkat disabilitas dan perubahan fungsi tubuh yang dialami oleh pasien
stroke. Antara instrument yang paling sering digunakan dalam kebanyakan
penelitian klinis adalah skala Barthel Index (BI). Skala ini digunakan dengan
sering untuk menilai outcome stroke karena skala ini mudah digunakan dan
merupakan pengukuran yang sensitif terhadap derajat keparahan stroke.

Universitas Sumatera Utara

Evaluasi data base mortalitas oleh WHO tahun 1997 menunjukkanbahwa
antara penyebab nomor satu yang berkaitan dengan ‘epidemi’ penyakit vaskuler
adalah

perubahan

dominan

gizi


(Kelompok

Studi

Serebrovaskular

&

Neurogeriatri Perdossi, 2001). Di negara-negara berkembang, peningkatan dalam
angka kejadian peristiwa serebrovaskular seperti stroke iskemik sangat berkait
rapat dengan perubahan pola makan dan gaya hidup yang merupakan dampak
daripada proses industrialisasi and urbanisasi di negara-negara tersebut. Oleh
karena itu, penilaian dan pemahaman yang tepat dan akurat tentang pengaruh pola
makan dalam mengakibatkan stroke amat penting untuk meminimalkan beban
global stroke. Pola makan yang sehat dan seimbang juga wajib dan harus
diterapkan untuk mencegah faktor risiko stroke iskemik, yang meliputi
peningkatan tekanan darah, obesitas, diabetes, dan dislipidemia (Fernanda, et al.,
2012).
Sekarang, risiko serangan stroke telah menunjukkan peningkatan yang
cukup tajam, yaitu sebanyak 10-15 kali apabila dibandingkan dengan tahun 1970

dimana risikonya hanya sekitar 2,5%. Salah satu penyebab meningkatnya angka
kejadian stroke di Indonesia kebelakangan ini adalah karena pola hidup rakyat
yang tidak sehat seperti malas berolahraga, konsumsi makanan yang tinggi
kolesterol dan lemak, sehingga banyak diantara mereka yang mengidap berbagai
penyakit yang merupakan pemicu kepada serangan stroke iskemik (KBI Gemari,
2003). Hal inilah yang telah mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini,
yaitu untuk melihat gambaran pola makan dan tingkat keparahan stroke iskemik.
1.2.

Rumusan Masalah
Stroke adalah salah satu daripada penyebab yang tersering yang

mengakibatkan kematian di seluruh dunia. Pola makan telah menjadi salah satu
daripada penyebab utama terhadap kejadian stroke iskemik. Dari latar belakang
ini, maka dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian ini adalah
“Bagaimanakah gambaran pola makan dan tingkat keparahan stroke iskemik di
Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan?”

Universitas Sumatera Utara


1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1.

Tujuan Umum
Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

gambaran pola makan dan tingkat keparahan stroke iskemik di Departemen
Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan.
1.3.2.

Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1.

Mengetahui gambaran pola makan pada pasien stroke iskemik di
Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan.


2.

Mengetahui gambaran tingkat keparahan pasien stroke iskemik di
Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan.

1.4.

Manfaat Penelitian
1.

Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi pekerja medis dan
masyarakat tentang gambaran pola makan dan tingkat keparahan
stroke iskemik.

2.

Memberikan sumbangan informasi terhadap pengembangan ilmu
kedokteran yang berkaitan stroke iskemik dan penyebabnya.

3.


Memberikan informasi bagi masyarakat sebagai bahan pertimbangan
dalam melakukan pencegahan penyakit stroke iskemik.

4.

Data penelitian yang didapat, diharapkan mampu dijadikan sebagai
acuan ataupun masukan bagi peneliti berikutnya.

Universitas Sumatera Utara