Gambaran Penggunaan Monosodium Glutamate (MSG) dan Tingkat Keparahan Stroke di Departemen Neurologi RSUP H.Adam Malik Medan Periode Juli – November 2012

(1)

RSUP H.Adam Malik Medan Periode Juli – November 2012

Oleh :

FAUZI BUDI SATRIA

090100163

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

RSUP H.Adam Malik Medan Periode Juli – November 2012

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh kelulusan sarjana kedokteran

Oleh :

FAUZI BUDI SATRIA

090100163

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian: Gambaran Penggunaan Monosodium Glutamate (MSG) dan Tingkat Keparahan Stroke di Departemen Neurologi RSUP H.Adam Malik Medan periode Juli – November 2012

Nama : Fauzi Budi Satria

NIM : 090100163

Pembimbing Penguji I

(dr. Alfansuri Kadri, Sp.S)

NIP : 197811092003121001 NIP : 194604061969021001

(dr. Zairul Arifin, Sp.A., DAFK)

Penguji II

NIP : 197710182003122003 (dr. Evita Mayasari, M.Kes)

Medan, Desember 2012

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

NIP: 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Stroke adalah suatu penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Di Amerika, ada 700.000 orang terserang stroke setiap tahun, sedangkan di Indonesia, prevalensi stroke adalah 8.3 per 1000 penduduk. Jumlah penderita stroke ini semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat, dan jarang berolahraga yang meningkatkan faktor risiko untuk terserang stroke, yakni obesitas dan hipertensi. Monosodium Glutamate (MSG) adalah suatu zat yang biasa ditambahkan dalam makanan untuk meningkatkan cita rasa suatu masakan. Konsumsi Monosodium Glutamate (MSG) yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya obesitas dan hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat konsumsi MSG dan gambaran tingkat keparahan stroke di Departemen Neurologi RSUP H.Adam Malik Medan.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian berbentuk cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pasien rawat inap di Departemen Neurologi RSUP H.Adam Malik Medan dengan besar sampel sebanyak 67 pasien yang diambil dengan metode consecutive sampling.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 44.8% responden mengkonsumsi MSG berlebih/di luar batas aman; 100% responden menderita stroke berat; responden yang mengkonsumsi MSG berlebih 96% memperoleh skor Barthel terendah ( 0-10).

Masyarakat belum memperhatikan zat-zat yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsinya. Masih banyak makanan kemasan yang tidak menyertakan komposisi secara rinci, sehingga konsumen tidak mengetahui secara jelas tentang zat-zat yang ada di dalam makanan kemasan tersebut.


(5)

ABSTRACT

Stroke is a disease that can cause death. In America, 700.000 people is getting stroke every year, and the prevalence of stroke in Indonesia is 8.3/1000 people. People with stroke increase in every year. This is caused by many factors, e.g. unhealthy life style like eating fastfood amd do not exercise. It increases the risk factor to get obesity and hypertension that have a big role in stroke. Monosodium Glutamate(MSG) is a substance that usually add to food when cooking to make it more delicious. Consuming MSG to much can cause obesity and hypertension. The aim of this research is to see the degree of consuming MSG and the severity degree of stroke in Neurology Department of RSUP H.Adam Malik Medan.

This study is a descriptive surveillance study with a cross-sectional method. The population of this study is all of the patients at the Neurology Department of RSUP H. Adam Malik Medan with the size of the sample of 67 patients and chosen with consecutive sampling method.

From the research, it is known that 44.8% respondents consuming MSG too much; 100% respondents are severe stroke patients; 96% respondents who consume MSG too much have the lowest score of Barthel Index (0-10).

Society has not concern the substances that consist in foods he consume. There are still so many packaging foods without detail ingredients, so people does not know about what they consume.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah S.W.T. yang dengan petunjuk dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, yang merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini saya telah mendapat banyak bimbingan, pengarahan, saran, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. dr. Alfansuri Kadri, Sp.S selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk dapat memberikan bimbingan, saran, motivasi serta semangat sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. 2. dr. Noni Soeroso, Sp.P selaku Dosen Penguji I pada saat siding proposal, dr.

Zairul Arifin, Sp.A., DAFK sebagai dosen penguji I saat seminar hasil, dan dr. Evita Mayasari, M.Kes selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan nasehat-nasehat dalam penyempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. 3. dr. Asmin Lubis, Sp.An selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan dukungan, semangat, dan motivasi kepada Saya.

4. Rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhingga Saya persembahkan kepada kedua orang tua Saya, ayahanda ir. H. Rinaldi, M.Si. dan ibunda dra. Hj. Dahlia Lubis, M.Ag. atas doa, perhatian, dan dukungan yang tak putus-putusnya sebagai bentuk kasih sayang kepada Saya.

5. Bapak/Ibu dosen Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan panduan, tanggapan, dan saran kepada Saya sehingga hasil penelitian ini dapat terselesaikan.

6. Seluruh teman yang membantu saya, yang tidak dapat Saya sebutkan satu persatu.

Saya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk


(7)

penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi dunia kesehatan, khususnya bagi pembaca Karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, Desember 2012

Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ....………... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi………... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 3

1.3.Tujuan Penelitian ... 3

1.4.Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………... 5

2.1. Stroke ... 5

2.1.1. Definisi Stroke ... ... 5

2.1.2. Epidemiologi Stroke ... 5

2.1.3. Etiologi dan Klasifikasi Stroke... 6

2.1.4. Faktor Risiko Stroke... 7

2.1.5. Patofisiologi Stroke... ... 8

2.2. Monosodium Glutamate (MSG) ... 10

2.3. Hubungan Stroke dengan Monosodium Glutamate ... 12

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 14

3.1. Kerangka Konsep ... 14

3.2. Definisi Operasional ... 14

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 16

4.1. Jenis Penelitian ... 16

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 16

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 16

4.3.1. Populasi Penelitian ... 16

4.3.2. Sampel Penelitian ... 16

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 17


(9)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 19

5.1. Hasil Penelitian ... 19

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 19

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 20

5.1.3. Hasil Analisis Data ... 21

5.1.3.1. Gambaran Tingkat Konsumsi MSG Mingguan ... 22

5.1.3.2. Gambaran Tingkat Keparahan Stroke ... 22

5.1.3.3. Gambaran Tingkat Konsumsi MSG dengan Tingkat Keparan Stroke ... 22

5.2. Pembahasan ... 23

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

6.1. Kesimpulan ... 26

6.2. Saran ... 26

DAFTARPUSTAKA ... 28


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Usia 20 5.2. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 20 5.3. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Pekerjaan 20 5.4. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Usia Pertama

Kali Terserang Stroke

21

5.5. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Frekuensi Terserang Stroke

21

5.6. Gambaran Tingkat Konsumsi MSG Mingguan 22

5.7. Gambaran Tingkat Keparahan Stroke 22

5.8. Gambaran Konsumsi MSG dengan Tingkat Keparahan Stroke


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1.

Kerangka konsep gambaran penggunaan Monosodium Glutamate dan tingkat keparahan stroke di departemen neurologi RSUP H. Adam Malik Medan

14

6.1. Diagram gambaran konsumsi MSG dengan tingkat keparahan stroke

26


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3

Daftar Riwayat Hidup Peneliti

Lembar Penjelasan kepada Calon Subjek Penelitian Lembar Persetujuan Subjek Penelitian

Lampiran 4

Lampiran 5

Kuesioner Gambaran Penggunaan Monosodium Glutamate (MSG) dan Tingkat Keparahan Stroke di Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Periode Juli – November 2012

Barthel Index Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10

Frekuensi Karakteristik Responden Frekuensi Tingkat Konsumsi MSG Frekuensi Tingkat Keparahan Stroke

Frekuensi Konsumsi MSG dengan Tingkat Keparahan Stroke Surat Izin Penelitian

Ethical Clearance Data Induk


(13)

ABSTRAK

Stroke adalah suatu penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Di Amerika, ada 700.000 orang terserang stroke setiap tahun, sedangkan di Indonesia, prevalensi stroke adalah 8.3 per 1000 penduduk. Jumlah penderita stroke ini semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat, dan jarang berolahraga yang meningkatkan faktor risiko untuk terserang stroke, yakni obesitas dan hipertensi. Monosodium Glutamate (MSG) adalah suatu zat yang biasa ditambahkan dalam makanan untuk meningkatkan cita rasa suatu masakan. Konsumsi Monosodium Glutamate (MSG) yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya obesitas dan hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat konsumsi MSG dan gambaran tingkat keparahan stroke di Departemen Neurologi RSUP H.Adam Malik Medan.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian berbentuk cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pasien rawat inap di Departemen Neurologi RSUP H.Adam Malik Medan dengan besar sampel sebanyak 67 pasien yang diambil dengan metode consecutive sampling.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 44.8% responden mengkonsumsi MSG berlebih/di luar batas aman; 100% responden menderita stroke berat; responden yang mengkonsumsi MSG berlebih 96% memperoleh skor Barthel terendah ( 0-10).

Masyarakat belum memperhatikan zat-zat yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsinya. Masih banyak makanan kemasan yang tidak menyertakan komposisi secara rinci, sehingga konsumen tidak mengetahui secara jelas tentang zat-zat yang ada di dalam makanan kemasan tersebut.


(14)

ABSTRACT

Stroke is a disease that can cause death. In America, 700.000 people is getting stroke every year, and the prevalence of stroke in Indonesia is 8.3/1000 people. People with stroke increase in every year. This is caused by many factors, e.g. unhealthy life style like eating fastfood amd do not exercise. It increases the risk factor to get obesity and hypertension that have a big role in stroke. Monosodium Glutamate(MSG) is a substance that usually add to food when cooking to make it more delicious. Consuming MSG to much can cause obesity and hypertension. The aim of this research is to see the degree of consuming MSG and the severity degree of stroke in Neurology Department of RSUP H.Adam Malik Medan.

This study is a descriptive surveillance study with a cross-sectional method. The population of this study is all of the patients at the Neurology Department of RSUP H. Adam Malik Medan with the size of the sample of 67 patients and chosen with consecutive sampling method.

From the research, it is known that 44.8% respondents consuming MSG too much; 100% respondents are severe stroke patients; 96% respondents who consume MSG too much have the lowest score of Barthel Index (0-10).

Society has not concern the substances that consist in foods he consume. There are still so many packaging foods without detail ingredients, so people does not know about what they consume.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Stroke adalah penyakit yang dapat menyebabkan kematian dikarenakan mati atau rusaknya sel jaringan otak. Jumlah penderita stroke semakin meningkat tiap tahunnya. Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada tahun 2002, stroke membunuh sekitar 162.672 orang atau setara dengan 1 dari 15 kematian di Amerika Serikat. Mengacu kepada laporan American Heart Association, sekitar 700.000 orang di Amerika Serikat terserang stroke setiap tahun. Dari jumlah ini, 500.000 diantaranya merupakan serangan stroke yang pertama, sedangkan sisanya merupakan stroke yang berulang. Saat ini ada 4 juta orang di Amerika Serikat hidup dalam keterbatasan fisik akibat stroke, dengan 15-30% diantaranya menderita kecacatan yang menetap (Centers for Disease Control and Prevention,2009).

Di beberapa Negara Uni-Eropa seperti Islandia, Norwegia, dan Swiss, memiliki insidensi stroke yang diperkirakan mencapai 1.1 juta orang setiap tahun. Saat ini terdapat sekitar 6 juta orang yang sedang bertahan hidup pascaserangan stroke di Negara-negara tersebut. WHO memperkirakan insidensi stroke ini akan meningkat menjadi 1.5 juta jiwa pada 2025, jika didasarkan pada proyeksi populasi penduduk (European Journal of Neurology,2005). Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai 8.3 per 1000 penduduk (Riset Kesehatan Dasar,2007). Hal ini terkait dengan gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat, serta jarang berolahraga.

Monosodium Glutamate (MSG) adalah suatu zat yang biasa ditambahkan ke dalam suatu masakan sebagai penyedap rasa. MSG pada awalnya adalah asam glutamate yang dahulu didapatkan dari sejenis rumput laut bernama Laminaria japonica (Ikeda Kikunae,1908). Sebelumnya, dikatakan bahwa seorang warga negara Jerman, Ritthausen berhasil mengisolasi asam glutamate menjadi monosodium glutamate, namun manfaatnya sebagai penyedap rasa belum diketahui (The International Glutamate Information Service,2000).


(16)

Penggunaan MSG sebagai zat penyedap dalam makanan masih sangat kontroversi. Konsumsi MSG di Indonesia meningkat dari 100.568 ton pada 1998 menjadi 122.966 ton pada 2004 atau diperkirakan terjadi peningkatan konsumsi sebesar 1.53 gram/orang/hari(Persatuan Pabrik Monosodium Glutamat & Asam Glutamat Indonesia (P2MI),2004). MSG dikonsumsi sedikitnya 77.8% populasi Indonesia. Jumlah ini cukup besar, namun masih kalah dengan Cina yang merupakan negara yang paling banyak mengkonsumsi MSG perkapita, sedangakan Amerika Serikat merupakan yang paling sedikit dalam hal konsumsi MSG (Riset Kesehatan Dasar,2007).

Belum banyak penelitian tentang konsumsi MSG yang dilakukan pada manusia. Adapun beberapa penelitian yang ada itu dilakukan terhadap hewan coba, bahwa konsumsi MSG dapat menimbulkan beberapa gangguan fungsi tubuh.

Pemberian MSG sebanyak 4mg/kgBB ke bayi tikus menimbulkan

neurodegenerasi, berupa jumlah neuron yang lebih sedikit dan rami dendrite (jaringan antar sel saraf otak) yang lebih renggang. Kerusakan ini terjadi perlahan sejak usia 21 hari dan memuncak pada usia 60 hari (Urena-Guerrero, M.E.; Lopez-Perez, S.J.; Beaz-Zarate,C.,2003; Gonzales-Burgos,I.; Perez-Vega,M.I.; Beaz-Zarate,C.,2001).

Tetapi kelompok anak tikus yang mendapat MSG pada penelitian tersebut di atas menjadi lebih gemuk. Ternyata MSG juga meningkatkan sekresi insulin sehingga tikus tersebut cenderung menderita obesitas. Pada penelitian lain, bila diteruskan sampai 3 bulan, ternyata akan terjadi resistensi terhadap insulin dan berisiko menderita diabetes(DeMello,M.A.et.al.2001; Hirata,A.E.; Vaskevicius,P.; Dolnikoff,M.S. 1997).

Pemberian MSG terhadap tikus juga mengganggu metabolisme lipid dan aktivitas enzim antioksidan di jaringan pembuluh darah, menjadi risiko hipertensi dan penyakit jantung. Kerusakan enzim antioksidan ini ternyata yang juga menimbulkan kerusakan kronis di jaringan saraf. Secara umum,antioksidan memang berperan penting bagi kesehatan di seluruh bagian tubuh (Singh,K. dan Ahluwlia,P.2003; Singh,P.; Mann,K.A.;Kaur,G.,2003).


(17)

Melihat akibat dari pemberian MSG pada hewan coba yaitu hipertensi dan obesitas, maka peneliti menilai perlu dilakukan penelitian untuk melihat gambaran penggunaan MSG dan tingkat keparahan stroke. Karena obesitas dan hipertensi adalah merupakan faktor risiko terjadinya stroke (American Heart Association.Heart Disease and Stroke Statistics.2011).

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah gambaran penggunaan monosodium glutamate (MSG) dan tingkat keparahan stroke di Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan?”

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui gambaran penggunaan MSG dan tingkat keparahan stroke di Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui gambaran penggunaan MSG pada pasien stroke di departemen neurologi Rumah Sakit H.Adam Malik Medan.

2. Mengetahui gambaran tingkat keparahan pasien stroke di departemen neurologi Rumah Sakit H.Adam Malik Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Praktis (Aplikatif)

1. Sebagai informasi bagi massyarakat tentang kadar aman konsumsi MSG dan risiko yang dapat muncul dengan mengkonsumsi MSG secara berlebih.


(18)

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk membuat peraturam yang lebih tegas tentang aturan penggunaan MSG.

1.4.2. Manfaat Teoritis (Akademis)

1. Sebagai informasi bagi pihak lain untuk melanjutkan penelitian ini ataupun yang berkaitan dengan penelitian ini.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stroke

2.1.1. Definisi Stroke

Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) yang berlangsung ≥ 24 jam atau menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain masalah vaskuler (World Health Organization,1986).

Adapun definisi lain menyatakan bahwa stroke merupakan suatu penyakit yang diakibatkan adanya gangguan aliran darah oleh sumbatan ataupun pecahnya pembuluh darah di otak. Hal ini menyebabkan sel-sel otak mengalami kekurangan oksigen, darah, dan zat makanan, yang dapat mengakibatkan kematian sel-sel otak (Yayasan Stroke Indonesia,2012).

2.1.2. Epidemiologi Stroke

Jumlah penderita stroke semakin meningkat tiap tahunnya. Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada tahun 2002, stroke membunuh sekitar 162.672 orang atau setara dengan 1 dari 15 kematian di Amerika Serikat. Mengacu kepada laporan American Heart Association, sekitar 700.000 orang di Amerika Serikat terserang stroke setiap tahun. Dari jumlah ini, 500.000 diantaranya merupakan serangan stroke yang pertama, sedangkan sisanya merupakan stroke yang berulang. Saat ini ada 4 juta orang di Amerika Serikat hidup dalam keterbatasan fisik akibat stroke, dengan 15-30% diantaranya menderita kecacatan yang menetap (Centers for Disease Control and Prevention,2009).

Di beberapa Negara Uni-Eropa seperti Islandia, Norwegia, dan Swiss, memiliki insidensi stroke yang diperkirakan mencapai 1.1 juta orang setiap tahun. Saat ini terdapat sekitar 6 juta orang yang sedang bertahan hidup pascaserangan stroke di Negara-negara tersebut. WHO memperkirakan insidensi stroke ini akan meningkat menjadi 1.5 juta jiwa pada 2025, jika didasarkan pada proyeksi


(20)

populasi penduduk (European Journal of Neurology,2005). Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai 8.3 per 1000 penduduk (Riset Kesehatan Dasar,2007).

2.1.3. Etiologi dan Klasifikasi Stroke

Etiologi penyakit stroke dapat dibagi berdasarkan klasifikasinya. Sebagai diagnosis klinik untuk gambaran manifestasi lesi vaskular serebral, yang dapat dibagi dalam:

1. Transient Ischemic Attack (TIA) 2. Stroke in evolution

3. Completed stroke yang dapat dibagi lagi dalam a. hemoragik

b. non-hemoragik

Pembagian klinis lain sebagai variasi klasifikasi di atas adalah: 1. Stroke non-hemoragik, yang mencakup

- TIA

- Stroke in evolution - Thrombotic stroke - Embolic stroke

- Stroke akibat kompresi terhadap arteri oleh proses di luar arteri, seperti tumor, abses granuloma

2. Stroke hemoragik

Klasifikasi stroke dalam jenis yang hemoragik dan non-hemoragik memisahkan secara tegas kedua jenis stroke, seolah dapat dibedakan berdasarkan manifestasi klinis masing-masing. Pada stroke hemoragik, adanya peningkatan tekanan intrakranial menghasilkan sakit kepala dan muntah-muntah yang disertai penurunan derajat kesadaran. Namun demikian, gejala-gejala tersebut di atas juga dapat ditemukan pada stroke non-hemoragik(trombotik). Untuk membedakan kedua jenis stroke ini dapat digunakan CT-scan (Mahar & Priguna,2008).


(21)

Klasifikasi stroke juga dapat dibagi ke dalam (Yayasan Stroke Indonesia,2012):

1. Stroke sumbatan (iskemik)

Stroke iskemik disebabkan oleh sumbatan setempat pada suatu pembuluh darah tertentu di otak yang sebelumnya sudah mengalami proses aterosklerosis (pengerasan dinding pembuluh darah akibat degenerasi hialin dari lemak) yang dipercepat oleh berbagai faktor risiko, sehingga terjadi penebalan ke dalam lumen pembuluh tersebut yang akhirnya dapat menyumbat sebagian atau seluruh lumen (trombosis). Sumbatan juga dapat disebabkan oleh thrombus atau bekuan darah yang berasal dari tempat lain di dalam tubuh.

2. Stroke pendarahan (hemoragik)

Stroke hemoragik disebabkan oeh pecahnya cabang pembuluh darah tertentu di otak akibat dari kerapuhan dindingnya yang sudah berlangsung lama (aterosklerosis/penuaan pembuluh darah) yang dipercepat oleh berbagai faktor seperti halnya pada stroke iskemik, biasanya pada usia tua atau pecahnya anomaly pembuluh darah bawaan yang biasanya pada manusia muda.

2.1.4. Faktor Risiko Stroke

Faktor risiko stroke adalah faktor-faktor tertentu yang terdapat pada seseorang, yang menyebabkan seseorang itu berisiko terserang penyakit stroke. Faktor risiko stroke dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu yang dapat dicegah dan yang tidak dapat dicegah.

Faktor risiko yang dapat dicegah, yaitu: - Hipertensi

- Diabetes mellitus - Penyakit jantung - Riwayat TIA - Merokok


(22)

- Kolesterol tinggi - Darah kental - Obesitas

- Obat-obatan (kokain, amfetamin, ekstasi, heroin, pil dengan estrogen tinggi/pil KB)

- Diduga beberapa obat over the counter drugs yang mengandung fenilpropanolamin, dan efedrin dosis tinggi

- Kurang berolahraga

- Gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat - Stres berkepanjangan

Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dicegah adalah: - Usia

- Jenis kelamin - Ras

- Genetik

Orang-orang yang memiliki satu atau lebih faktor risiko, termasuk ke dalam stroke prone person yaitu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terserang stroke daripada orang normal pada suatu saat selama perjalanan hidupnya, bila tidak dikendalikan (Yayasan Stroke Indonesia,2012).

2.1.5. Patofisiologi Stroke

Dua mekanisme utama yang dapat menyebabkan kerusakan otak pada penyakit stroke adalah sumbatan (iskemik) dan pendarahan (hemoragik). Pada stroke iskemik, yang mewakili 80% semua kejadian stroke, adanya penurunan atau tidak adanya aliran darah untuk memenuhi kebutuhan neuron. Efek yang ditimbulkan keadaan sistemik ini sangat cepat, karena otak tidak mendapatkan glukosa dan oksigen yang merupakan substansi utama untuk metabolismenya (Jones, et.al.,1981).


(23)

Pendarahan intraserebral bukan karena trauma mewakili 10-15% kejadian stroke. Pendarahan berasal dari pecahnya pembuluh darah yang dapat menyebabkan cedera jaringan otak dengan mengganggu aliran darah ke otak. Di pihak lain, adanya substansi kimia yang dihasilkan dari keadaan ini juga menyebabkan kerusakan jaringan otak (Foundation for Education and Research in Neurological Emergencies, 2000).

Dari sumber lain disebutkn bahwa stroke terjadi akibat terputusnya aliran darah yang menyebabkan sel-sel otak mengalami kekurangan darah yang membawa oksigen dan glukosa yang dibutuhkan dalam menunjang fungsi otak. Stroke iskemik 45% disebabkan oleh adanya trombus pada arteri otak yang besar dan kecil, 20% dikarenakan emboli dari tempat lain di dalam tubuh selain otak, dan 35% lagi disebabkan faktor lain (Hickey,2003).

Trombosis dapat terbentuk pada arteri di ekstrakranial maupun intrakranial, sewaktu tunika intima dalam keadaan buruk (mengalami kerusakan) sehingga terbentuklah plak di sepanjang dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan. Kerusakan endotel menyebabkan agregasi trombosit hingga terjadi proses koagulasi, sampai trombus berubah menjadi plak (Mahar & Priguna,2008).

Aliran darah di sistem intrakranial dan ekstrakranial berkurang hingga terjadi proses kompensasi. Jika keadaan ini terus berlangsung, mekanisme kompensasi dapat mengalami kegagalan. Jika hal ini terjadi dapat menyebabkan penurunan perfusi ke otak yang berujung pada kematian sel-sel otak (Mahar & Priguna,2008).

Pada stroke emboli, plak yang terbentuk pada pembuluh darah di luar otak terlepas dan menjadi klot. Akibat adanya aliran darah, klot berjalan mengikuti aliran darah. Jika klot sampai di pembuluh darah otak, akan menyebabkan terjadinya stroke (Mahar & Priguna,2008).

Stroke juga dapat terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak, yang menyebabkan terputusnya aliran darah ke otak. Terputusnya aliran ke otak dapat mengakibatkan kematian sel-sel otak. Pecahnya pembuluh darah ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karena pembuluh darah tidak elastis,


(24)

adanya sumbatan aliran darah, dan hipertensi, yang semuanya disebabkan oleh faktor-faktor risiko pada penyakit stroke (Corwin,2008).

2.2. Monosodium Glutamate (MSG)

Monosodium glutamate (MSG) adalah suatu zat yang biasa ditambahkan ke dalam masakan sebagai penyedap rasa. Satu ion hidrogen (dari gugus –OH yang berikatan dengan atom C-Alfa) digantikan oleh ion sodium/natrium. MSG mengandung garam sodium yang berasal dari asam glutamat. Garam sodium ini dapat meningkatkan citarasa dari suatu makanan, sehingga dapat meningkatkan selera (Food Drugs Administration,1995).

Glutamat adalah salah satu dari 20 asam amino penyusun protein, yang termasuk dalam kelompok asam amino non-esensial, artinya tubuh dapat memproduksi glutamat sendiri. Glutamat yang berikatan dengan asam amino lain tidak memiliki rasa. Tapi glutamat dalam bentuk bebas dapat menimbulkan rasa gurih. Makan peningkatan kadar glutamat dalam bentuk bebas akan semakin meningkatkan rasa gurih tersebut.

Monosodium glutamat pada awalnya adalah asam glutamat yang dahulu didapatkan dari sejenis rumput laut bernama Laminaria japonica. Pada tahun 1908, Kikunae Ikeda, yang merupakan seorang profesor di Universitas Tokyo menyatakan bahwa kandungan asam glutamat pada rumput laut inilah yang menimbulkan rasa gurih tersbut. Sebelumnya, dikatakan bahwa seorang warga negara Jerman, Ritthausen berhasil mengisolasi asam glutamate menjadi monosodium glutamate, namun manfaatnya sebagai penyedap rasa belum diketahui (The International Glutamate Information Service,2000).

Sebagaimana dikatakan bahwa rasa gurih dari MSG itu berasal dari glutamat dalam bentuk bebas. Glutamat banyak ditemukan dalam bahan makanan alami, namun kadar di dalamnya dapat meningkat setelah bahan makanan tadi diolah walaupun tanpa penambahan MSG.

Konsumsi MSG masih diperbolehkan (dalam batas aman) jika tidak lebih dari 120mg/kg BB/hari (Food and Drugs Administration America,1970). Tapi kadar


(25)

Peningkatan yang signifikan baru tampak pada konsumsi 150mg/kgBB/hari. Efek ini

makin kuat bila konsumsi ini bersifat jangka pendek dan besar atau dalam dosis tinggi (3 gram atau lebih dalam sekali makan). Juga ternyata MSG lebih mudah menimbulkan efek bila tersaji dalam bentuk makanan berkuah (Walker & Lupien,2000).

Banyak makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat tidak diketahui kandungan dari makanan tersebut. Apalagi jenis makanan yang mengandung MSG, sering tidak disebutkan kadarnya dalam suatu makanan kemasan. Kadar MSG juga semakin tidak jelas pada makanan jajanan yang dijual di restoran ataupun pasar.

Dikatakan bahwa batas aman konsumsi MSG dalam sehari adalah dibawah dua gram, dan akan menimbulkan suatu efek jika mengkonsumsi lebih dari 3 gram. Jika melihat kadar MSG dalam mi instan, snack, ataupun jajanan yang ada di luar, baik restoran maupun pasar, mungkin kandungan MSG dalam makanan tersebut telah melewati batas aman, atau jika dimakan bersamaan dalam hari yang sama akan melewati batas aman konsumsi MSG.

Suatu penelitian dilakukan oleh Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC) tahun 2003 mengenai kandungan vetsin atau monosodium glutamat dalam makanan ringan yang biasa dikonsumsi anak-anak. Dari penelitian diketahui bahwa tiap kemasan 100 gram makanan ringan mengandung 1.02 gram MSG. Untuk mi instan, tiap bungkusnya mengandung 1.2 gram MSG (Public Interest Research and Advocacy Center, 2003).

Untuk makanan yang dijual di pasaran, berdasarkan hasil penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), diketahui kadar MSG tiap porsi bakso adalah 1.8-1.9 gram, mi rebus 2.2-2.7 gram, mi goring atau mi pansit 2.9-3.4 gram (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, 1980). Jumlah ini dipercaya semakin meningkat tiap tahunnya, namun belum ada penelitian terbaru mengenai kadar MSG dalam makanan dewasa ini.

Tidak hanya bermanfaat sebagai penyedap rasa, glutamat juga memiliki manfaat lain bagi tubuh. Sebagian besar glutamat dalam tubuh digunakan sebagai sumber energy usus halus, dan juga berfungsi menghasilkan asam amino lainnya


(26)

seperti gluthation, arginine, dan paroline (Peter J. Reeds, et.al,2000). Melalui reseptor yang ada pada lidah dan lambung, glutamat akan merangsang otak untuk menstimulasi lambung dan pancreas untuk memproduksi cairan untuk pencernaan. Sehingga pencernaan menjadi lebih lancar dan tubuh akan mendapat nutrisi yang diperlukan setiap harinya.

2.3. Hubungan Stroke dengan Monosodium Glutamate (MSG)

Di otak memang ada asam amino glutamat yang berfungsi sebagai neurotransmitter untuk menghantarkan rangsang antarneuron. Tetapi bila terakumulasi di sinaps (celah antarsel saraf) akan bersifat eksitotoksi bagi otak. Karena itu, ada kerja glutamat transporter protein untuk menyerapnya dari cairan ektraseluler, termasuk salah satu peranannya untuk keperluan sintesis GABA (Gamma Amino Butyric Acid) oleh kerja enzim Glutamic Acid Decarboxylase (GAD). GABA ini juga termasuk neurotransmitter sekaligus memiliki fungsi lain sebagai reseptor glutaminergik, sehingga bisa menjadi target dari sifat toksik glutamat. Disamping kerja glutamate transporter protein, ada enzim glutamine sintetase yang bertugas merubah ammonia dan glutamat menjadi glutamine yang tidak berbahaya dan bisa dikeluarkan dari otak. Dengan cara ini, meski terakumulasi di otak, asam glutamat diusahakan untuk dipertahankan dalam kadar rendah dan tidak toksik.

Reseptor sejenis untuk glutamat juga ditemukan di beberapa bagian tubuh lain seperti tulang, jantung, ginjal, hati, plasenta, dan usus. Pada konsumsi MSG, asam glutamat bebas yang dihasilkan sebagian akan terikat di usus, dan selebihnya dilepaskan dalam darah. Selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh termasuk akan menembus sawar darah otak dan terikat oleh reseptornya. Sayangnya, seperti disebutkan sebelumnya, asam glutamat bebas ini bersifat eksitotoksik sehingga dihipotesiskan akan merusak neuron otak bila sudah melebih kemampuan otak mempertahankannya dalam kadar rendah (Danbolt, N.C.2001; Lipovac,M.N.2003; Suarez,I.2002).

Dikatakan bahwa penyakit stroke disebabkan kematian bagian jaringan otak tertentu akibat neuron-neuron kekurangan oksigen dan nutrisi dari darah.


(27)

Neuron yang mati ataupun yang kekurangan oksigen ini akan mengeluarkan glutamat, yaitu suatu neurotransmitter eksitatorik yang dalam keadaan normal dihasilkan dalam jumlah kecil. Adanya sel otak yang mati/rusak tadi akan meningkatkan produksi glutamat hingga berlebih. Keadaan ini malah menyebabkan neuron disekitarnya akibat suatu cetusan reaksi kimia oleh glutamat mengalami kerusakan/kematian. Sehingga neuron yang rusak tadi juga akan menghasilkan glutamat, hingga nanti akan lebih banyak merusak neuron lainnya lagi (Sherwood,2001).

Dikatakan bahwa stroke terjadi akibat rusaknya sel-sel di bagian jaringan otak tertentu. Oleh karena itu, konsumsi MSG yang berlebihan menyebabkan kadar glutamat dalam darah meningkat. Sehingga sel di otak dapat mengalami kerusakan, hingga dapat menyebabkan terjadinya stroke.


(28)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Gambar 3.1. Kerangka konsep gambaran penggunaan MSG dan tingkat keparahan stroke di departemen neurologi RSUP H.Adam Malik Medan

3.2. Definisi Operasional

1. Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) yang berlangsung ≥ 24 jam atau menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain masalah vaskuler (World Health Organization,1986).

2. Monosodium glutamate (MSG) adalah suatu zat yang biasa ditambahkan ke dalam masakan sebagai penyedap rasa. Satu ion hidrogen (dari gugus –OH yang berikatan dengan atom C-Alfa) digantikan oleh ion sodium/natrium. MSG mengandung garam sodium yang berasal dari asam glutamat. Garam sodium ini dapat meningkatkan citarasa dari suatu makanan, sehingga dapat meningkatkan selera (Food Drugs Administration,1995).

3. Penggunaan MSG adalah kadar MSG rata-rata yang dikonsumsi pasien sebelum menderita stroke tiap minggunya. Responden akan ditanyakan pola makannya, apakah masakan yang ada dimakan sehari-harinya menggunakan MSG dengan takaran sendok teh atau per bungkus. Dimana, 1 sendok teh setara dengan

Monosodium Gutamate

(MSG)

Hipertensi

Stroke

Tingkat keparahan

stroke Obesitas


(29)

3 gram MSG, dan per bungkus tergantung pada merk penyedap yang digunakan. Responden juga akan ditanyakan frekuensi makan makanan jajanan seperti bakso, mi rebus, ataupun mi goring; makanan ringan seperti mi instan, snack, dan lain-lain (PIRAC,2003; YLKI,1980).

4. Tingkat keparahan stroke adalah tingkat atau derajat keparahan penyakit stroke yang diukur dengan menggunakan Barthel Index. Dalam Barthel Index akan ada 10 hal yang akan dinilai pada pasien stroke, dengan setiap hal mempunyai rentang nilai 0-10. Sehingga setiap responden akan mendapat nilai dalam rentang 0-100. Dimana, semakin tinggi nilai yang didapatkan, maka seseorang itu memiliki tingkat keparahan yang lebih ringan.

5. Cara ukur dalam penelitian ini adalah wawancara

6. Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner dan Barthel Index. Kuesioner digunakan untuk mengetahui gambaran penggunaan MSG pada pasien sebelum menderita stroke. Sedangkan Barthel Index digunakan untuk menentukan tingkat keparahan stroke, dimana jika diperoleh nilai 0-50 termasuk stroke ringan, dan termasuk stroke berat jika nilai yang diperoleh 50-100 (Goldstein,2001).


(30)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui gambaran penggunaan MSG dan tingkat keparahan stroke.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli hingga November 2012.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah setiap pasien stroke rawat inap di Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan periode Juli – November 2012.

4.3.2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan metode consecutive sampling, yaitu pengambilan sampel didasarkan pada :

1. Kriteria inklusi, yaitu :

a. Setiap pasien stroke rawat inap di Departemen Neurologi RSUP H.Adam Malik Medan

b. Bersedia menandatangani surat persetujuan menjadi responden pada penelitian ini.

2. Kriteria eksklusi, yaitu :


(31)

Untuk menentukan besar sampel pada penelitian ini, penulis menggunakan rumus berikut (Sudigdo,2008) :

2 2 / 1 2 ) 1 ( d P P Z

n= −a

9 . 66 01 , 0 6697 , 0 1 , 0 ) 45 , 0 1 ( 45 , 0 645 , 1 ) 1 ( 2 2 2 2 / 1 2 = = − × × = − = − n n n d P P Z n a Keterangan :

n : besar sampel

Z1-a/2 : nilai Z pada derajat kemaknaan (90% = 1,645; 95% = 1,96; 99% = 2,581)

P : proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak diketahui proporsinya, ditetapkan 50% (0,50). Proporsi diketahui dari penelitian sebelumnya/kepustakaan yaitu 45% (0.45).

d : derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan : 10% (0,10), 5% (0,05), atau 1% (0,01), digunakan 10% (Wahyuni, 2007).

Berdasarkan rumus di atas maka didapat besar sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 67 orang.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dari penelitian ini berupa data primer, yaitu data yang langsung diambil dari sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang berada di Departemen Neurologi RSUP H.Adam Malik Medan. Sampel penelitian diberi informed consent, jika bersedia menjadi subjek penelitian dilanjutkan dengan wawancara terbuka kepada sampel penelitian. Sampel


(32)

penelitian akan diajukan beberapa pertanyaan berdasarkan kuesioner yang telah dibuat dan berdasarkan Barthel Index.

Pertanyaan diajukan kepada keluarga yang mendampingi pasien (Allo anamnesis), berupa riwayat pola makan pasien sebelum menderita stroke. Pola makan pasien dinilai setiap minggunya untuk mendapatkan jumlah MSG rata-rata yang terkonsumsi dalam satu minggu. Setelah seluruh data terkumpul, maka dilanjutkan ke tahap pengolahan dan analisa data.

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain: tahap pertama editing, yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah terisi sesuai petunjuk; tahap kedua coding, yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah saat mengadakan tabulasi dan analisa; tahap ketiga processing, yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS; tahap keempat cleaning, yaitu mengecek kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.


(33)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang berjudul “Gambaran Penggunaan Monosodium Glutamate (MSG) dan Tingkat Keparahan Stroke di Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan”, diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada 67 pasien stroke yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan yang berlokasi di jalan Bunga Lau no.17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah Sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990. Dengan predikat rumah sakit kelas A, RSUP H. Adam Malik telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kerja yang kompeten. Selain itu RSUP H. Adam Malik merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A, yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat , dan Riau, sehingga dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/Menkes/IX/1991 tanggal 6 September 199, RSUP H. Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

RSUP Haji Adam Malik Medan memiliki instalasi rawat inap untuk bagian neurologi, yaitu Rawat Inap Terpadu (Rindu) A-4. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga memiliki ruang rawat khusus penderita stroke, yaitu Stroke Corner. Kedua ruangan tersebut merupakan lokasi pengambilan data pada penelitian ini.


(34)

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini adalah 67 orang, yang diperoleh dalam kurun waktu Juli hingga September 2012 di RSUP H. Adam Malik Medan dengan karaktteristik sebagai berikut:

Tabel 5.1. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Usia

Usia n %

< 60 tahun 28 41.8

≥ 60 tahun 39 58.2

Total 67 100,0

Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat bahwa jumlah responden dengan usia dibawah 60 tahun adalah 28 orang.

Tabel 5.2. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n %

Laki-Laki 25 37.3

Perempuan 42 63.7

Total 67 100,0

Berdasarkan tabel 5.2. dapat dilihat bahwa jumlah responden laki-laki adalah 25 orang (37.3%).

Tabel 5.3. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan n %

Tidak bekerja 30 44.8 Pelajar/bekerja 37 55.2

Total 67 100,0

Berdasarkan tabel 5.3. dapat dilihat bahwa responden yang tidak bekerja, baik ibu rumah tangga, pengangguran, dan pensiunan, adalah 30 orang (44.8%),


(35)

dan sisanya adalah responden yang bekerja maupun yang masih bersekolah/berkuliah.

Tabel 5.4. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Usia Pertama Kali Menderita Stroke

Usia n %

< 50 tahun 11 16.4

≥ 50 tahun 56 83.6

Total 67 100.0

Berdasarkan tabel 5.4. dapat dilihat bahwa jumlah responden yang menderita stroke pertama kali pada usia dibawah 50 tahun ada 11 orang.

Tabel 5.5. Karakteristik Sampel Berdasarkan Frekuensi terserang Stroke

Serangan N %

Pertama 47 70.1

Kedua 16 23.9

Ketiga 4 6.0

Total 67 100,0

Berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat bahwa jumlah responden yang menderita stroke pertama kali sebanyak 47 orang (70.1%).

5.1.3. Hasil Analisis Data

Penelitian ini menggunakan alat bantu kuesioner sebagai panduan peneliti untuk mewawancarai responden. Responden ditanyai beberapa pertanyaan untuk mengetahui gambaran tingkat konsumsi MSG mingguan dan gambaran tingkat keparahan stroke pada pasien rawat inap stroke di RSUP H. Adam Malik Medan.


(36)

5.1.3.1. Gambaran Tingkat Konsumsi MSG Mingguan

Tabel 5.6. Gambaran Tingkat Konsumsi MSG

Konsumsi n %

Aman 37 55.2

Berlebih 30 44.8

Total 67 100,0

Berdasarkan tabel 5.6. diketahui dari 67 responden, sebanyak 37 orang mengkonsumsi MSG berlebih.

5.1.3.2. Gambaran Tingkat Keparahan Stroke

Tabel 5.7. Gambaran Tingkat Keparahan Stroke

Keparahan n %

Ringan 0 0

Berat 67 100.0

Total 67 100,0

Berdasarkan tabel 5.7. diketahui bahwa tingkat keparahan semua responden yang diteliti adalah tingkat berat.

5.1.3.3. Gambaran Konsumsi MSG dengan Tingkat Keparahan Stroke

Tabel 5.8. Gambaran Konsumsi MSG dengan Tingkat Keparahan Stroke

Konsumsi MSG Skor Barthel Index Total

0-10 11-20 21-30 31-40

Aman 28 4 4 1 37

Berlebih 29 1 0 0 30


(37)

Berdasarkan tabel 5.8. diketahui bahwa dari 30 responden mengkonsumsi MSG berlebih, 29 orang mendapat skor terendah.

5.2. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada masyarakat di ruangan rawat inap Departemen Neurologi RSUP H.Adam Malik Medan tahun 2012, diperoleh data dengan cara melakukan wawancara dengan 67 orang responden. Data tersebut dijadikan panduan dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir.

Pada penelitian ini diketahui bahwa dari 67 orang responden, ada 30 orang (44.8%) menkonsumsi MSG secara berlebihan, yaitu lebih dari 5 gram per hari atau 42 gram per minggu. Sebagaimana penelitian-penelitian yang sudah ada mengatakan bahwa konsumsi MSG dapat menyebabkan hipertensi dan obesitas, serta kerusakan sel-sel secara langsung. Perlu diperhatikan, karena hipertensi dan obesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit stroke.

Pada penelitian lain disebutkan, bahwa pemberian MSG kepada hewan coba terbukti merusak sel-sel otak hewan coba (Urena-Guerrero, M.E.; Lopez-Perez, S.J.; Zarate,C.,2003; Gonzales-Burgos,I.; Perez-Vega,M.I.; Beaz-Zarate,C.,2001). Walaupun belum ada percobaan langsung pada manusia, namun hasil peneltian tersebut dapat dipertimbangkan memiliki efek yang sama pada manusia. Menurut sumber, dikatakan bahwa MSG, dalam hal ini glutamate memiliki efek langsung dalam kerusakan saraf. Saat sel mengalami kerusakan, maka akan dihasilkan glutamate, sementara glutamate yang dihasilkan itu juga menyebabkan kerusakan sel (Sherwood, 2001).

Jika seseorang mengonsumsi MSG berlebih, atau dalam batas tidak aman, maka tubuh akan gagal dalam mengkompensasi kadar glutamate dalam darah. Hal ini akan dapat menyebabkan percepatan kerusakan sel, yang apabila mengenai sel saraf dapat menyebabkan stroke.

Hasil yang didapat dari penelitian ini, menunjukkan bahwa pasien stroke dengan konsumsi MSG hanya 30 dari 67 orang (44.8%). Hal ini bukan berarti mengeliminasi bahwa konsumsi MSG berlebih adalah aman. Dari hasil penelitian,


(38)

menunjukkan bahwa konsumsi MSG berlebih dapat menjadi salah satu faktor risiko untuk terkena stroke.

Adapun 37 orang (55.2%) menderita stroke dengan riwayat konsumsi MSG dalam batas aman. Hal ini terjadi karena ada banyak faktor risiko untuk terkena stroke. Mungkin para pasien stroke yang mengonsumsi MSG dalam batas aman ini memiliki faktor penyebab lainnya. Namun dapat pula, pasien tidak begitu jelas dengan bahan makanan yang dimakannya. Bisa saja karena ketidaktahuan, ketidakpedulian, atau kebohongan saat diwawancara oleh peneliti.

Dari penelitian ini juga diketahui bahwa sebanyak 67 orang (100%) pasien yang menjadi responden, menurut perhitungan dengan menggunakan barthel index tergolong dalam stroke berat, dimana skor/nilai yang diperoleh pasien adalah dibawah 50. Hasil ini didapat mungkin dikarenakan oleh responden yang diambil hanya yang melakukan rawat inap, sementara pasien rawat jalan tidak dijadikan sebagai responden. Pasien yang dirawat inap tentunya memiliki masalah yang lebih berat ketimbang pasien rawat jalan, karena pasien rawat inap biasanya memerlukan tindakan khusus dan memiliki keterbatasan dalam aktivitas.

Dari hasil analisis data juga didapatkan hasil bahwa dari 30 orang yang mengkonsumsi MSG berlebih, ada 29 orang (97%) yang memperoleh skor terendah (dibawah 10), dan hanya 1 orang (3%) yang memperoleh skor diatas 10. Pada responden yang mengkonsumsi MSG dalam batas aman yaitu 37 orang, ada 28 orang (76%) yang mendapat skor terendah (dibawah 10), sedangkan 9 lainnya (24%) mendapat skor dalam rentang 11-40.

Skala pengukuran tingkat keparahan stroke yang digunakan adalah Barthel Index. Pada Barthel Index, ditanyakan mengenai sejauh mana keterbatasan seorang pasien yang menderita stroke. Jika skor/nilai yang didapat seorang pasien 51-100, berarti pasien tersebut tergolong dalam stroke ringan. Artinya, para penderita stroke ringan itu memiliki keterbatasan aktivitas yang lebih minimal dibandingkan para penderita stroke berat, yang memiliki skor 0-50. Jadi, semakin rendah nilai Barthel Index pasien stroke, maka makin terbatas pula aktivitas yang dapat dilakukannya.


(39)

Penelitian ini memiliki banyak kekurangan akibat keterbatasan waktu. Idealnya desain penelitian ini adalah cohort, dimana orang-orang yang belum menderita stroke dan penyakit lain pada usia tertentu diikuti secara prospektif mengenai pola hidupnya yang meliputi pencatatan segala aktivitas fisik, gaya hidup dan setiap makanan yang dimakan terutama yang mengandung MSG atau zat aditif lain. Kekurangan lain dalam penelitian ini adalah penggalian informasi yang dilakukan secara allo anamnesis, yang menyebabkan mungkin belum semua informasi dapat diperoleh. Yang juga merupakan dalam penelitian ini adalah terbatasnya jenis jajanan yang diketahui kandungan MSG nya. Jadi, mungkin masih banyak jajanan lain yang dimakan oleh pasien namun tidak terdeteksi kadar MSG yang terkandung di dalamnya.


(40)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa:

• Sebanyak 30 responden (44.8%), mengkonsumsi MSG berlebih/di luar batas aman.

• Seluruh responden (100%) menerita stroke berat.

• Responden yang mengkonsumsi MSG berlebih, 96% memperoleh skor terendah (dibawah 10).

• Responden yang mengkonsumsi MSG dalam batas aman, 76% memperoleh skor terendah.

0 5 10 15 20 25 30 35 Aman Berlebih B a rt h e l I n d e x

Tingkat Konsumsi MSG

Skor 0-10 Skor 11-20 Skor 21-30 Skor 31-40 Skor 41-50

Gambar 6.1. Diagram Gambaran konsumsi MSG dengan tingkat keparahan stroke

6.2. Saran

Dari hasil penelitian yang didapat, maka muncul beberapa saran dari peneliti yaitu:

1. Masyarakat diharapkan lebih perduli dengan zat makanan apa yang dimakannya sehari-hari. Terutama dalam mengkonsumsi makanan dengan kandungan zat aditif seperti Monosodium Glutamate (MSG). Untuk makanan


(41)

kemasan, diharapkan masyarakat lebih dulu membaca komposisi makanan tersebut.

2. Kepada para produsen makanan kemasan dapat mencantumkan komposisi bahan makanan sejelas-jelasnya, sehingga konsumen dapat mengetahui zat apa saja yang mereka konsumsi.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. Heart Disease and Stroke Statistics, 2011. Clinical Guidelines on The Identification, Evaluation, and Treatment of Overweight and Obesity in Adults, s.l.: National Institutes of Health.

Centers for Disease Control and Prevention, 2009. Stroke, s.l.: s.n.

Corwin, E.J., 2008. Handbook of Pathophysiology. 3rd ed. s.l.: Lippincott Williams & Wilkins.

Danbolt, N.C., 2001. Prog Neurobiol. Glutamate Uptake, pp.1-105.

DeMello, M.e.a., 2001. Glucose Tolerance and Insulin Action in Monosodium Glutamate (MSG) obese exercise-trained rats. Physiol Chem Phys Med NMR. 2001;33(1), pp.63-71.

European Journal of Neurology, 2005. Stroke, s.l.: s.n.

Foods and Drugs Administration, 1995. FDA and Monosodium Glutamate

(MSG). [Online]

Available at:

[Accessed 19 April 2012].

Foundation for Education and Research in Neurological Emergencies (FERNE), 2000. Stroke Pathophysiology. pp. 2-14.

Goldstein, L., 2001. Restorative Therapy. In: Fischer M, ed. Stroke Therapy. Pp. 365-376.

Gonzales-Burgos, I., Perez-Vega, M. & Beas-Zarate, C., 2001. Neonatal exposure to Monosodium Glutamate induces cell death and dendritic hypothropy in rat prefrontocortical pyramidan neurons. Neuroscience letter 297 (2001), pp.69-72.


(43)

Hickey, J., 2003. The Clinical Practice of Neurological and Neurosurgical. 5th ed. Philadelphia: Lippincott, Williams & Wilkins.

Hirata,A., Vaskevicius.P. & Dolnikoff, M., 1997. Monosodium Glutamate (MSG)- obese rats develop glucose intolerance and insulin resistance to peripheral glucose uptake. Braz J Med Biol Res. 1197 May;30(5), pp. 671-674.

Jones, T.H., Morawetz, R.B. & Crowell, R.M., 1981. Thresholds of Focal Ischemia in Awake Monkey. Journal of Neurosurgery, pp.773-782.

Lipovac, M.N., et.al., 2003. The Possible Role of Glutamate Uptake in Metaphitinducted seizures. Neurochem, pp.723-731.

Mahar, M.P.d. & Priguna, S.P.d., 2008. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: PT Dian Rakyat.

Persatuan Pabrik Monosodium Glutamat & Asam Glutamat Indonesia (P2MI), 2004. Tingkat Konsumsi MSG di Indonesia, s.l.: s.n.

Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC), 2003. The Content of MSG in Food and Snack, s.l.:PIRAC.

Riset Kesehatan Dasar, 2007. Prevalensi Stroke di Indonesia, Jakarta: s.n. Sherwood, L., 2001. Human Physiology. 2nd ed. Virginia: West.

Singh, K.a.A.P., 2003. Studied on the Effect of Monosodium Glutamate (MSG) administration on some antioxidant enzymes in the arterial tissue of adult male mice. J Nutr Sci Vitaminol (Tokyo).2003. Apr;49(2):, pp.146-148.

Suarez, I., Bodega, G., Fernandez, B., 2002. Glutamine Synthase in Brain: Effect of Ammonia. Neurochem Int. 2002, pp.132-142.

The International Glutamate Information Service (IGIS), 2000. Safety of Monosodium Glutamate. [Online]

Available at:


(44)

Urena-Guerrero, M., Lopez-Perez, S. & Beaz-Zarate, C., 2003. Neonatal Monosodium Glutamate Treatment Modifies Glutamic Acid Decarboxylase Activity during rat Brain Postnatal Development. Neurochem Int.2013 Mar;42(4), pp. 269-276.

Walker, R. & Lupien, J.R., 2000, The Safety Evaluation of Monosdium Glutamate. Journal of Nutrition, pp.1049-1052.

World Health Organization, 1986. Stroke. [Online] Available at:

[Accessed 20 April 2012].

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), 1980. Kandungan MSG dalam Sop, Bakso, Mi Rebus, dan Mi Goreng, s.l.:YLKI.

Yayasan Stroke Indonesia, 2012. YASTROKI. [Online]

Available at:


(45)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fauzi Budi Satria

Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 17 September 1991

Agama : Islam

Alamat : Jln. Waringin No.27a/33 Medan-20113 Orang Tua : Ayah : ir. H.Rinaldi, M.Si.

Ibu : dra. Hj. Dahlia Lubis, M.Ag.

Riwayat Pendidikan :

1. TK Harapan Medan (1996-1997) 2. SD Harapan I Medan (1997-2003) 3. SMP Harapan I Medan (2003-2006) 4. SMA Negeri I Medan (2006-2009)

5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2009-Sekarang)

Pas Photo

3x4 cm


(46)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Saya yang bernama Fauzi Budi Satria adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara akan melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Penggunaan Monosodium Glutamate (MSG) dan Tingkat Keparahan Stroke di Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan periode Juli – November 2012”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam rangka menyelesaikan proses belajar dan mengajar pada semester ketujuh.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu menjadi responden dalam penelitian ini. Partisipasi Bapak/ Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga Bapak/ Ibu bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Data pribadi dan jawaban yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk penelitian ini. Jika Bapak/ Ibu bersedia menjadi subjek penelitian, silahkan menandatangani lembar persetujuan.

Atas perhatian dan kesediaan Bapak/ Ibu menjadi responden dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan, 2012

Peneliti,


(47)

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang bernama Fauzi Budi Satria, dengan judul “Gambaran Penggunaan Monosodium Glutamate (MSG) dan Tingkat Keparahan Stroke di Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan Periode Juli – November 2012”.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk terhadap saya dan keluarga saya. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga oleh peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Medan, 2012 Subjek Penelitian,


(48)

Lampiran 4

KUESIONER

GAMBARAN PENGGUNAAN MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG)

DAN TINGKAT KEPARAHAN STROKE DI DEPARTEMEN NEUROLOGI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

PERIODE JULI – NOVEMBER 2012

Nama :

Usia : tahun Jenis Kelamin :

Agama :

Pendidikan : Pekerjaan :

Gambaran Penggunaan MSG

1. Frekuensi makan dalam sehari : 2. Makanan harian

a. Makanan dimasak oleh : b. Jumlah MSG yang digunakan : 3. Makan jajanan

a. Jenis makanan : bakso, mi (instan, rebus, goreng), snack

b. Frekuensi : x/minggu

Gambaran Tingkat Keparahan Stroke

1. Usia terserang stroke pertama : 2. Frekuensi terserang stroke :


(49)

Lampiran 5

THE

Patient Name : ___________________________

BARTHEL

Rater Name : ___________________________

INDEX

Date : ___________________________

Activity Score

FEEDING

0 = unable

5 = needs help cutting, spreading butter, etc., or requires modified diet

10 = independent ______

BATHING

0 = dependent

5 = independent (or in shower) ______

GROOMING

0 = needs to help with personal care

5 = independent face/hair/teeth/shaving (implements provided) ______

DRESSING

0 = dependent

5 = needs help but can do about half unaided

10 = independent (including buttons, zips, laces, etc.) ______

BOWELS

0 = incontinent (or needs to be given enemas) 5 = occasional accident

10 = continent ______

BLADDER

0 = incontinent, or catheterized and unable to manage alone 5 = occasional accident

10 = continent ______

TOILET USE

0 = dependent

5 = needs some help, but can do something alone

10 = independent (on and off, dressing, wiping) ______

TRANSFERS (BED TO CHAIR AND BACK)

0 = unable, no sitting balance

5 = major help (one or two people, physical), can sit 10 = minor help (verbal or physical)

15 = independent ______

MOBILITY (ON LEVEL SURFACES)

0 = immobile or < 50 yards

5 = wheelchair independent, including corners, > 50 yards

10 = walks with help of one person (verbal or physical) > 50 yards


(50)

STAIRS

0 = unable

5 = needs help (verbal, physical, carrying aid)

10 = independent ______


(51)

Lampiran 6

Frekuensi Karakteristik Responden

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <60 28 41.8 41.8 41.8

>=60 39 58.2 58.2 100.0

Total 67 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Lelaki 25 37.3 37.3 37.3

perempuan 42 62.7 62.7 100.0

Total 67 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak bekerja 30 44.8 44.8 44.8

bekerja/pelajar 37 55.2 55.2 100.0

Total 67 100.0 100.0

Usia terserang stroke pertama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(52)

>=50 56 83.6 83.6 100.0

Total 67 100.0 100.0

Frekuensi terserang stroke

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid first 47 70.1 70.1 70.1

second 16 23.9 23.9 94.0

third 4 6.0 6.0 100.0


(53)

Lampiran 7

Frekuensi Tingkat Konsumsi MSG

Konsumsi MSG

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid aman 37 55.2 55.2 55.2

berlebih 30 44.8 44.8 100.0

Total 67 100.0 100.0

Frekuensi Tingkat Keparahan Stroke

Tingkat Keparahan Stroke

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0-50 67 100.0 100.0 100.0

Frekuensi Konsumsi MSG dengan Tingkat Keparahan Stroke

Konsumsi MSG dengan Tingkat Keparahan Stroke

rec tgkt parah

Total

0-10 11-20 21-30 31-40

konsumsi msg aman 28 4 4 1 37

berlebih 29 1 0 0 30


(54)

Lampiran 8


(55)

Lampiran 9


(56)

Lampiran 10

Data Induk

Kode Usia Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Usia stroke pertama

1 62 perempuan protestan

ibu rumah

tangga 62

2 62 perempuan islam

ibu rumah

tangga 61

3 56 perempuan islam

ibu rumah

tangga 56

4 49 perempuan protestan

ibu rumah

tangga 49

5 62 lelaki islam pensiunan 59

6 24 perempuan islam pelajar 24

7 51 perempuan protestan

ibu rumah

tangga 51

8 65 perempuan islam

ibu rumah

tangga 65

9 48 lelaki islam pegawai swasta 47

10 30 lelaki islam pegawai swasta 30

11 40 perempuan islam

ibu rumah

tangga 40

12 65 lelaki islam pensiunan 62

13 50 lelaki protestan pegawai swasta 50

14 40 perempuan protestan pegawai swasta 40

15 65 lelaki protestan pensiunan 62

16 58 lelaki protestan pegawai swasta 50

17 60 perempuan islam

ibu rumah

tangga 60

18 58 perempuan protestan

ibu rumah

tangga 58

19 61 perempuan protestan

ibu rumah

tangga 60

20 68 perempuan protestan

ibu rumah

tangga 67

21 70 perempuan protestan

ibu rumah

tangga 70

22 67 lelaki islam pensiunan 65


(57)

24 50 perempuan protestan

ibu rumah

tangga 50

25 49 perempuan islam pegawai swasta 49

26 69 perempuan islam

ibu rumah

tangga 69

27 55 perempuan protestan

ibu rumah

tangga 55

28 67 lelaki islam pensiunan 67

29 73 lelaki protestan pensiunan 73

30 68 lelaki islam pensiunan 65

31 71 perempuan protestan pensiunan 70

32 69 perempuan islam

ibu rumah

tangga 68

33 70 lelaki islam

ibu rumah

tangga 70

34 65 perempuan islam

ibu rumah

tangga 65

35 69 perempuan islam

ibu rumah

tangga 69

36 72 perempuan islam

ibu rumah

tangga 70

37 60 perempuan protestan

ibu rumah

tangga 60

38 70 perempuan islam

ibu rumah

tangga 70

39 49 lelaki protestan pegawai swasta 49

40 55 perempuan protestan

ibu rumah

tangga 55

41 63 lelaki islam pensiunan 63

42 61 lelaki protestan pensiunan 61

43 73 lelaki protestan pensiunan 73

44 68 lelaki protestan pensiunan 65

45 48 perempuan islam pegawai swasta 48

46 50 lelaki protestan tidak bekerja 50

47 70 lelaki islam pensiunan 70

48 50 perempuan islam pegawai negri 50

49 68 perempuan protestan pensiunan 68

50 58 perempuan islam pensiunan 58

51 41 perempuan islam pegawai negri 41

52 70 perempuan islam

ibu rumah

tangga 70


(58)

54 40 perempuan islam pegawai swasta 40

55 50 lelaki protestan tidak bekerja 50

56 45 perempuan islam

ibu rumah

tangga 45

57 64 perempuan islam

ibu rumah

tangga 64

58 56 lelaki islam pegawai negri 56

59 70 lelaki protestan pensiunan 70

60 67 perempuan protestan

ibu rumah

tangga 66

61 54 perempuan islam pegawai swasta 54

62 68 lelaki islam pensiunan 68

63 68 lelaki islam pensiunan 68

64 59 perempuan islam

ibu rumah

tangga 59

65 64 perempuan islam

ibu rumah

tangga 64

66 63 perempuan islam

ibu rumah

tangga 62

67 66 perempuan islam

ibu rumah

tangga 66

Frekuensi terserang stroke

Skor Barthel

Index Konsumsi MSG Jajanan

1 0 1/4sdt 0

2 0 1/4sdt 0

1 0 1sdt 0

1 0 1/2sdt 0

2 0 1/4sdt mi instan

1 0 1/4sdt bakso

1 0 1/2 bungkus bakso

1 15 1/4sdt 0

2 25 1/4sdt goreng

1 25 0 0

1 0 0 mi instan

2 30 1/4sdt 0

1 0 0 0

1 20 0 mi bakso snack

2 0 0 mi instan

3 15 1/4bungkus mi instan


(59)

1 10 1/2sdt mi instan

2 15 1 bungkus 0

2 0 1/4sdt bakso

1 0 1sdt 0

3 0 1/2sdt mi instan

2 0 1/4 bungkus 0

1 0 1/2sdt 0

1 0 1 bungkus 0

1 5 1 bungkus bakso mi instan

1 0 3sdt 0

1 0 1 bungkus 0

1 0 1sdt 0

3 0 1/2 bungkus 0

2 0 1sdt mi instan

2 0 1 bungkus bakso mi snack

1 0 1/2sdt mi instan

1 0 1/2 bungkus mi instan

1 0 1 bungkus mi instan

2 0 1sdt 0

1 0 1sdt 0

1 0 1 bungkus mi instan

1 25 1/2sdt mi instan

1 0 1sdt bakso

1 0 1/2 bungkus mi instan

1 10 1sdt snack

1 0 1 bungkus 0

3 0 1sdt mi instan

1 0 1/2 bungkus bakso

1 0 1/2sdt mi instan

1 0 1/4sdt mi instan

1 0 1sdt snack

2 0 1sdt mi instan

1 0 1 bungkus 0

1 0 0 0

1 0 1 bungkus mi instan

1 0 1sdt mi rebus

1 0 0 0

2 0 1 bungkus mi instan


(60)

1 0 1/4sdt bakso

1 0 1sdt 0

1 0 0 0

2 5 1 bungkus 0

1 0 1 bungkus snack

1 0 1/2sdt 0

1 0 1/2 bungkus 0

2 0 0 mi instan

1 0 0 mi instan

2 0 1 bungkus 0

1 0 0 0

Frekuensi/minggu Total/minggu Tingkat Konsumsi MSG

Tingkat Keparahan Stroke

0 5250 mg aman Berat

0 5250 mg aman Berat

0 21.000 mg berlebih Berat

0 10.500 mg aman Berat

3x/w 8850 mg aman Berat

5x/w 14.750 mg aman Berat

1x/w 19.400mg aman Berat

0 5250 mg tidak ada Berat

3x/w 15.450 mg aman Berat

0 0 mg tidak ada Berat

2x/w 2400 mg aman Berat

0 5250 mg tidak ada Berat

0 0 mg tidak ada Berat

2x/w 2x/w 2x/w 12.640 mg aman Berat

1x/w 1200 mg aman Berat

3x/w 12.350 mg aman Berat

1x/w 7150 mg aman Berat

1x/w 11.700 mg aman Berat

0 35.000 mg berlebih Berat

3x/w 10.950 mg aman Berat

0 21.000 mg berlebih Berat

1x/w 11.700 mg aman Berat

0 8750 mg aman Berat

0 10.500 mg aman Berat


(61)

1x/w 1x/w 35.000 mg berlebih Berat

0 63.000 mg berlebih Berat

0 35.000 mg berlebih Berat

0 21.000 mg berlebih Berat

0 17.500 mg aman Berat

1x/w 22.200 mg berlebih Berat

1x/w 1x/w 1x/w 39.120 mg berlebih Berat

7x/w 18.900 mg aman Berat

7x/w 25.900 mg berlebih Berat

1x/w 36.200 mg berlebih Berat

0 21.000 mg berlebih Berat

0 21.000 mg berlebih Berat

1x/w 36.200 mg berlebih Berat

1x/w 11.700 mg aman Berat

1x/w 22.900 mg berlebih Berat

1x/w 18.700 mg aman Berat

3x/w 24.060 mg berlebih Berat

0 35.000 mg berlebih Berat

2x/w 23.400 mg berlebih Berat

3x/w 23.200 mg berlebih Berat

1x/w 11.700 mg aman Berat

3x/w 8850 mg aman Berat

7x/w 28.140 mg berlebih Berat

1x/w 22.200 mg berlebih Berat

0 35.000 mg berlebih Berat

0 0 mg tidak ada Berat

1x/w 36.200 mg berlebih Berat

1x/w 22.700 mg berlebih Berat

0 0 mg tidak ada Berat

1x/w 36.200 mg berlebih Berat

0 0 mg tidak ada Berat

3x/w 10.950 mg aman Berat

0 21.000 mg berlebih Berat

0 0 mg tidak ada Berat

0 35.000 mg berlebih Berat

7x/w 42.140 mg berlebih Berat

0 10.500 mg aman Berat

0 17.500 mg aman Berat


(62)

1x/w 1200 mg aman Berat

0 35.000 mg berlebih Berat


(1)

24 50 perempuan protestan

ibu rumah

tangga 50

25 49 perempuan islam pegawai swasta 49

26 69 perempuan islam

ibu rumah

tangga 69

27 55 perempuan protestan

ibu rumah

tangga 55

28 67 lelaki islam pensiunan 67

29 73 lelaki protestan pensiunan 73

30 68 lelaki islam pensiunan 65

31 71 perempuan protestan pensiunan 70

32 69 perempuan islam

ibu rumah

tangga 68

33 70 lelaki islam

ibu rumah

tangga 70

34 65 perempuan islam

ibu rumah

tangga 65

35 69 perempuan islam

ibu rumah

tangga 69

36 72 perempuan islam

ibu rumah

tangga 70

37 60 perempuan protestan

ibu rumah

tangga 60

38 70 perempuan islam

ibu rumah

tangga 70

39 49 lelaki protestan pegawai swasta 49

40 55 perempuan protestan

ibu rumah

tangga 55

41 63 lelaki islam pensiunan 63

42 61 lelaki protestan pensiunan 61

43 73 lelaki protestan pensiunan 73

44 68 lelaki protestan pensiunan 65

45 48 perempuan islam pegawai swasta 48

46 50 lelaki protestan tidak bekerja 50

47 70 lelaki islam pensiunan 70

48 50 perempuan islam pegawai negri 50

49 68 perempuan protestan pensiunan 68

50 58 perempuan islam pensiunan 58

51 41 perempuan islam pegawai negri 41

52 70 perempuan islam

ibu rumah

tangga 70


(2)

54 40 perempuan islam pegawai swasta 40

55 50 lelaki protestan tidak bekerja 50

56 45 perempuan islam

ibu rumah

tangga 45

57 64 perempuan islam

ibu rumah

tangga 64

58 56 lelaki islam pegawai negri 56

59 70 lelaki protestan pensiunan 70

60 67 perempuan protestan

ibu rumah

tangga 66

61 54 perempuan islam pegawai swasta 54

62 68 lelaki islam pensiunan 68

63 68 lelaki islam pensiunan 68

64 59 perempuan islam

ibu rumah

tangga 59

65 64 perempuan islam

ibu rumah

tangga 64

66 63 perempuan islam

ibu rumah

tangga 62

67 66 perempuan islam

ibu rumah

tangga 66

Frekuensi terserang stroke

Skor Barthel

Index Konsumsi MSG Jajanan

1 0 1/4sdt 0

2 0 1/4sdt 0

1 0 1sdt 0

1 0 1/2sdt 0

2 0 1/4sdt mi instan

1 0 1/4sdt bakso

1 0 1/2 bungkus bakso

1 15 1/4sdt 0

2 25 1/4sdt goreng

1 25 0 0

1 0 0 mi instan

2 30 1/4sdt 0

1 0 0 0

1 20 0 mi bakso snack

2 0 0 mi instan

3 15 1/4bungkus mi instan


(3)

1 10 1/2sdt mi instan

2 15 1 bungkus 0

2 0 1/4sdt bakso

1 0 1sdt 0

3 0 1/2sdt mi instan

2 0 1/4 bungkus 0

1 0 1/2sdt 0

1 0 1 bungkus 0

1 5 1 bungkus bakso mi instan

1 0 3sdt 0

1 0 1 bungkus 0

1 0 1sdt 0

3 0 1/2 bungkus 0

2 0 1sdt mi instan

2 0 1 bungkus bakso mi snack

1 0 1/2sdt mi instan

1 0 1/2 bungkus mi instan

1 0 1 bungkus mi instan

2 0 1sdt 0

1 0 1sdt 0

1 0 1 bungkus mi instan

1 25 1/2sdt mi instan

1 0 1sdt bakso

1 0 1/2 bungkus mi instan

1 10 1sdt snack

1 0 1 bungkus 0

3 0 1sdt mi instan

1 0 1/2 bungkus bakso

1 0 1/2sdt mi instan

1 0 1/4sdt mi instan

1 0 1sdt snack

2 0 1sdt mi instan

1 0 1 bungkus 0

1 0 0 0

1 0 1 bungkus mi instan

1 0 1sdt mi rebus

1 0 0 0

2 0 1 bungkus mi instan


(4)

1 0 1/4sdt bakso

1 0 1sdt 0

1 0 0 0

2 5 1 bungkus 0

1 0 1 bungkus snack

1 0 1/2sdt 0

1 0 1/2 bungkus 0

2 0 0 mi instan

1 0 0 mi instan

2 0 1 bungkus 0

1 0 0 0

Frekuensi/minggu Total/minggu Tingkat Konsumsi MSG

Tingkat Keparahan Stroke

0 5250 mg aman Berat

0 5250 mg aman Berat

0 21.000 mg berlebih Berat

0 10.500 mg aman Berat

3x/w 8850 mg aman Berat

5x/w 14.750 mg aman Berat

1x/w 19.400mg aman Berat

0 5250 mg tidak ada Berat

3x/w 15.450 mg aman Berat

0 0 mg tidak ada Berat

2x/w 2400 mg aman Berat

0 5250 mg tidak ada Berat

0 0 mg tidak ada Berat

2x/w 2x/w 2x/w 12.640 mg aman Berat

1x/w 1200 mg aman Berat

3x/w 12.350 mg aman Berat

1x/w 7150 mg aman Berat

1x/w 11.700 mg aman Berat

0 35.000 mg berlebih Berat

3x/w 10.950 mg aman Berat

0 21.000 mg berlebih Berat

1x/w 11.700 mg aman Berat

0 8750 mg aman Berat

0 10.500 mg aman Berat


(5)

1x/w 1x/w 35.000 mg berlebih Berat

0 63.000 mg berlebih Berat

0 35.000 mg berlebih Berat

0 21.000 mg berlebih Berat

0 17.500 mg aman Berat

1x/w 22.200 mg berlebih Berat

1x/w 1x/w 1x/w 39.120 mg berlebih Berat

7x/w 18.900 mg aman Berat

7x/w 25.900 mg berlebih Berat

1x/w 36.200 mg berlebih Berat

0 21.000 mg berlebih Berat

0 21.000 mg berlebih Berat

1x/w 36.200 mg berlebih Berat

1x/w 11.700 mg aman Berat

1x/w 22.900 mg berlebih Berat

1x/w 18.700 mg aman Berat

3x/w 24.060 mg berlebih Berat

0 35.000 mg berlebih Berat

2x/w 23.400 mg berlebih Berat

3x/w 23.200 mg berlebih Berat

1x/w 11.700 mg aman Berat

3x/w 8850 mg aman Berat

7x/w 28.140 mg berlebih Berat

1x/w 22.200 mg berlebih Berat

0 35.000 mg berlebih Berat

0 0 mg tidak ada Berat

1x/w 36.200 mg berlebih Berat

1x/w 22.700 mg berlebih Berat

0 0 mg tidak ada Berat

1x/w 36.200 mg berlebih Berat

0 0 mg tidak ada Berat

3x/w 10.950 mg aman Berat

0 21.000 mg berlebih Berat

0 0 mg tidak ada Berat

0 35.000 mg berlebih Berat

7x/w 42.140 mg berlebih Berat

0 10.500 mg aman Berat

0 17.500 mg aman Berat


(6)

1x/w 1200 mg aman Berat

0 35.000 mg berlebih Berat