Analisis Perbandingan Pemeringkatan Pada Scimago Journal and Country Rank dan Eigenfactor Studi Kasus Bidang Library and Information Science

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Bibliometrika

Istilah Bibliometrik telah ada pada abad ke 20 dengan terbitnya karya Cole dan Eales tentang bibliografi statistik. Namun seiring dengan perkembangannya, pada tahun 1942, Raisig menggunakan istilah bibliometrik dengan “statisticial bibliography” dalam tulisannya mengenai analisis sitiran, dan istilah ini masih dipakai sampai 1960. Namun pada tahun 1969 Pritchard mengusulkan istilah baru dengan nama biblimetrics (bibliometrika).

Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu bibliometrika mulai diperkaya dengan istilah-istilah baru yang masih memiliki hubungan dengan bibliometrikaistilah tersebut yaitu: “scientometrics” (diperkenalkan oleh T. Braun pada tahun 1977), istilah “informetrics” (diperkenalkan oleh Otto Nacke pada tahun 1979), dan istilah “discometrics” (diperkenalkan oleh W. C. Rorick pada tahun 1987). Akhirnya pada tahun 1990 hingga sekarang, bermula dalam dunia maya atau biasa disebut internet muncul istilah “webometrics” dan “cybermetrics”. Seluruh istilah tersebut semakin memperkaya perbendaharaan istilah dalam bidang studi bibliometrika hingga saat ini.


(2)

2.1.1 Definisi Bibliometrika

Pendapat serupa telah lebih dulu dinyatakan oleh Pritchard dalam Mustikasari (2008,1) yaitu: “bibliometrika adalah aplikasi metode statistika dan matematika terhadap buku dan media lainnya dari komunikasi terekam”.

Menurut Esshra (2007,7) pengertian biblimetrics adalah “bibliometrics is a study or measurement of formal aspects of texts, documents, books and

information”, artinya bibliometrik adalah sebuah studi atau ukuran dari aspek-aspek yang formal pada teks, dokumen, buku dan informasi.

Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa definisi bibliometrik adalah sebuah studi penerapan metode statistika dan matematikaterhadap buku dan media lainnya dari komunikasi terekam.

Menurut Glanzel (2003, 9-10) ada tiga komponen bibliometrika, yaitu: 1. Bibliometrics for biblimetricians (Methodology)

2. Biblimetrics for scientific disciplines (Scientific information) 3. Bibliometrics for science policy and management (science policy) Definisi dari ke tiga komponen bibliometrika tersebut adalah (1) bibliometrika untuk pengguna bibliometrika sebagai metodologi (2) bibliometrika untuk bidang ilmiah sebagai informasi ilmiah (3) bibliometrika untuk kebijakan ilmiah dan manajemen sebagai kebijakan ilmiah.

Menurut Sulistyo-Basuki (2003, 4-7) bibliometrika terbagi dua kelompok yaitu kelompok mengkaji distribusi publikasi dan kelompok yang membahas analisi sitiran. Kelompok pertama merupakan analisis kuantitatif terhadap literatur sehingga muncul 3 (tiga) dalil dalam bibliometrika yaitu Dalil Zipf, Dalil Lotka dan Hukum Bradford. Sedangkan kelompok kedua ditandai dengan munculnya


(3)

karya Garfield yang dianggap tonggak dalam analisis sitasi, seperti pasangan bibliografi, kositasi, dan analisi sitiran.

Studi bibliometrik merupakan bagian informetrik yang merupakan kajian kuantitatif terhadap informasi terekam dan berkaitan dengan data berupa angka. Hal ini berkaitan dengan tiga komponen bibliometrik dan dua kelompok kajian untuk mendapat gambaran mengenai aspek analisis data kuantitatif.

2.1.2 Definisi Informetrika

Informetrik dianggap lebih luas dari pada bibliometrik, karena menurut Ingwersen & Christensen (1997, 13) menyatakan bahwa definisi informetrik adalah;

“The term informetrics designates a recent extension of the traditional

bibliometric analyses also to cover non-scholarly communities in which

information is produced, communicated, and used”, artinya istilah informetrik menunjukkan sebuah ekstensi terbaru dari analisis bibliometrik tradisional juga meliputi komunitas non-ilmiah dimana informasi yang dihasilkan, dikomunikasikan dan digunakan.

Definisi lain menurut Wilson (2001) menyatakan menyatakan bahwa “informetrics is the quantitative study of collections of moderate-sized units of potentially informative text, directed to the scientific understanding of

informingprocesses at the social level” dapat diartikan definisi informetrik yaitu studi kuantitatif dari satuan ukuran berpotensi informatif, diarahkan ke pemahaman ilmiah menginformasikan proses di tingkat sosial ".


(4)

Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui definisi informetrik adalah studi yang mengkaji aspek kuantitatif dari komunikasi informal atau lisan, komunikasi terekam, kebutuhan dan penggunaan informasi dengan ruang lingkup praktis dan teoritis.

2.1.3 Tujuan Bibliometrika

Brookes dalam Sulistyo-Basuki (2002,7) menguraikan bahwa tujuan umum analisis kuantitatif terhadap bibliografi adalah:

a. merancang bangun sistem dan jaringan informasi yang lebih ekonomis. b. penyempurnaan tingkat efisiensi proses pengolahan informasi.

c. identifikasi dan pengukuran efisiensi pada jasa bibliografi yang ada dewasa ini.

d. meramalkan kecendrungan penerbitan.

e. penemuan dan elusidasi hukum empiris yang dapat menyediakan basis bagi pengembangan sebuah teori dalam ilmu informasi.

Berbeda dengan pendapat di atas, Purnomowati (2008,2) menegaskan bahwa ”bibliometrika dapat digunakan sebagai metode kajian yang bersifat deskriptif, misalnya yang berkaitan dengan kepengarangan, dan bersifat evaluatif misalnya untuk mengkaji penggunaan literatur melalui analisis sitiran”.

Berdasarkan pendapat diatas diketahui bahwa tujuan bibliometrika adalah merancang bangunan sistem, menyempurnakan tingkat efisiensi pengolahan informasi, identifikasi dan pengukuran, meramalkan kecenderungan penerbitan dan basis pengembangan teori dalam ilmu informasi. Hal ini bisa digunakan sebagai metode kajian yang bersifat deskriptif dan evaluatif.


(5)

2.1.4 Manfaat Bibliometrika

Manfaat Aplikasi kuantitatif dari bibliometrika bagi perpustakaan menurut Sulistyo-Basuki (2002,8), adalah sebagai berikut:

a) Identifikasi literature inti

b) Mengidentifikasi arah gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan pada berbagai disiplin ilmu yang berlainan

c) Menduga keluasan (comprehensiveness) literature sekunder d) Mengenali pemakai berbagai subjek

e) Mengenali kepengarangan dan arah gejalanya pada dokumen berbagai subjek

f) Mengukur manfaat jasa SDI ad hoc dan retrospectif

g) Meramalkan arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang dan mendatang

h) Mengidentifikasi majalah inti dalam berbagai ilmu

i) Merumuskan garis haluan pengadaan berbasis kebutuhan yang tepat dalam batas anggaran belanja

j) Mengembangkan model eksperimental yang berkorelasi atau melewati model yang ada

k) Menyusun garis haluan penyiangan dan penempatan dokumen di rak secara tepat

l) Memprakarsai sistem jaringan aras ganda yang efektif m) Mengatur arus masuk informasi dan komunikasi

n) Mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah (melalui penggugugusan dan pasangan literatur ilmiah)

o) Meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau seluruh disiplin

p) Mendisain pengolahan bahasa automatis untuk auto-indexing, auto- abstracting, dan autoclassification

q) Mengembangkan norma pembakuan

Berdasarkan pendapat diatas diketahui bahwa manfaat bibliometrik yaitu digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, merumuskan, mengembangkan, mengkaji dan meramalkan penggunaan media informasi terekam sebagai bentuk komunikasi ilmiah guna mendesain pengolahan informasi menjadi lebih mudah dan tearah.


(6)

Pemeringkatan jurnal banyak digunakan di kalangan peneliti untuk mengevaluasi dampak dan kualitas jurnal akademis. Peringkat jurnal dimaksudkan untuk mencerminkan kedudukan atau tingkat jurnal dalam bidangnya, kesulitan yang relatif dalam menerbitkan artikel pada jurnal tertentu, dan prestise terkait pemeringkatan jurnal.

2.2.1 Definisi Pemeringkatan Jurnal

Menurut Nisonger (2004) pemeringkatan jurnal adalah:

Defined the journal-ranking list as a “set of journals from a particular discipline or specialty area in hierarchical order according to a measure

of presumed value.”

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pemeringakatan jurnal ( Journal-ranking) sebagai sekumpulan jurnal dari disiplin ilmu atau khusus bidang tertentu dalam urutan hierarkis menurut sebuah ukuran yang diduga dari suatu penilaian. Ukuran penilaian yang menjadi parameter dianamakan impact factor.

Menurut Nisonger pemeringkatan juga mendatangkan feedback yaitu: Following trends in academia at large, academic library faculties have increasingly used such lists as tools for making promotion and tenure (P &T) decisions. Being practitioner academic librarians ourselves, this topic provoked our attention:

1. as a profession, academic librarians are expected to publish original research to advance the discipline; and

2. the use of lists to evaluate our scholarly worth directly impacts our livelihoods.

Setelah kecenderungan (trend) dari akademisi pada umumnya, perpustakaan fakultas akademik dan daftar peringkat yang digunakan sebagai alat


(7)

untuk membuat dan promosi jabatan dan mengambil suatu keputusan. Topik ini menjadi perhatian sehingga profesi pustakawan akademik diharapkan untuk mempublikasikan riset asli untuk memajukan disiplin ilmu tertentu dan menggunakan daftar pemeringkatan untuk menilai dampak dari suatu penelitian.

Harzing dan van der Wal (2007, 41) membedakan dua pendekatan untuk peringkat jurnal yaitu:

Menyatakan preferensi dan mengungkapkan preferensi. Menyatakan preferensi peringkat jurnal melibatkan anggota akademik atas dasar penilaian ahli mereka sendiri. Hal ini selalu memiliki beberapa tingkat subjektivitas. Peringkat preferensi mengungkapkan didasarkan pada perilaku publikasi yang sebenarnya. Jika seorang penulis mengutip jurnal, ia telah menemukan sesuatu yang menjadi referensi atau rujukan.

Berdasarkan pendapat diatas yang membedakan peringkat jurnal diketahui ada dua yaitu menyatakan preferensi dan mengungkap preferensi. Menyatakan preferensi berkaitan dengan anggota akademik sebagai penilaian ahli ( peer-reviewer), sedangkan mengungkapkan preferensi berkaitan dengan perilaku publikasi tersebut.

2.2.2 Manfaat Pemeringkatan Jurnal

Tren penggunaan dan pemeringkatan impact factor suatu jurnal mendatangkan beberapa manfaat yang cukup signifikan dan sangat membantu.

Menurut pendapat Cameron (2005), menyoroti fakta bahwa peringkat impact factor dapat digunakan untuk membandingkan berdasarkan analisis jurnal pada database yang ada.

Menurut Andras (2011) manfaat pemeringkatan jurnal adalah:

Given that the evaluative use of rankings has important economical and career consequences for individuals and organization, provided that the information derived from bibliometric information systems might be used


(8)

for promotion, tenure decisions, and funding allocation or Evaluation Based Funding.

Pendapat diatas dapat diartikan bahwa penggunaan evaluatif peringkat memberikan konsekuensi ekonomis dan karir bagi individu dan organisasi, asalkan informasi berasal dari sistem informasi bibliometrik yang mungkin digunakan untuk promosi, keputusan kepemilikan, dan alokasi dana.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemeringkatan jurnal sesungguhnya memiliki kelebihan sebagai daftar pembanding berdasarkan

analisis jurnal pada database yang ada dan memberikan konsekuensi ekonomis dan karir bagi individu danorganisasi dalam melanggan maupun mempublikasi suatu jurnal.

2.2.3 Impact Factor

Pertama kali impact factor dikemukakan oleh Eugene Garfield tahun 1955 dalam Majalah Science (Garfield 2000). Saat ini, pada tingkat internasional, Impact Factor jurnal, dilakukan setiap tahun oleh Institute for Scientific Information (ISI), dan diterbitkan melalui Journal Citation Report (JCR).

Menurut Garfield (2005), metode penghitungan impact factor dibuat dengan dilatarbelakangi kebutuhan untuk melakukan studi perbandingan antara berbagai jurnal, bukan memandang dari segi besarnya jumlah artikel, juga bukan hanya dari segi banyaknya jumlah sitasi, tetapi dari besarnya “impact”, pengaruh artikel-artikel dari suatu jurnal terhadap kegiatan penulisan artikel pada jurnal yang sama, diukur dari rasio jumlah sitasi dengan jumlah artikel. Dalam hal ini,


(9)

peringkat impact factor hakekatnya merupakan analisis sitasi untuk melakukan studi karakteristik berbagai jurnal, berdasarkan pengaruh berupa rasio antara besarnya jumlah sitasi dari kurun waktu dua tahun dengan jumlah artikel dalam kurun waktu yang sama.

2.2.3.1 Definisi Impact Factor

Definisi Impact factor menurut Garfield (2006) merupakan frekuensi sitasi selama setahun atas artikel-artikel utama pada dua tahun terakhir dibagi dengan

jumlah artikel-artikel utama yang diterbitkan oleh sebuah jurnal selama dua tahun hal tersebut dinamakan journal impact factor.

Levine Clark dan Gil (2009) menyatakan bahwa Impact Factordiartikan sebagai rasio antarakutipan dan item citable terbaru yang dipublikasikan. Oleh karena itu, impact factor jurnal dihitung melalui membagi angka tahun kutipan ini untuk item sumber yang diterbitkan dalam jurnal bahwa selama dua tahun sebelumnya.

Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan bahwa definisi impact factor yaitu frekuensi atau rasio sitiran dibagi melalui angka tahun kutipan jumlah artikel-artikel utama yang diterbitkan oleh sebuah jurnal selama dua tahun.

2.2.3.2 Fungsi Impact Factor

Menurut Huth dikutip dalam Punomowati (2008) menyatakan bahwa impact factor jurnal sangat membantu kepentingan pustakawan, penulis, editor/penerbit jurnal dan penentu kebijakan. Pustakawan yang akan melanggan


(10)

suatu jurnal atau memperpanjang jurnal sangat terbantu dengan adanya daftar impact factor jurnal tersebut.

Sehubungan dengan hal di atas Hartinah (2002, 9) menyatakan bahwa: Analisis sitiran banyak digunakan sebagai cara untuk menentukan berbabagai kepentingan atau kebijakan, antara lain adalah: evaluasi program penelitian; pemetaan ilmu pengetahuan; visualisasi suatu disiplin ilmu; indikator ilmu pengetahuan dan teknologi; faktor dampak dari suatu jurnal (Journal Impact Factor), kualitas jurnal dan untuk pengembangan koleksi jurnal. Suatu ukuran jurnal yang mempunyai pengaruh kuat juga dapat dilakukan dengan analisis sitiran. Ukuran ini dapat menghasilkan daftar jurnal inti, yang akan menentukan pengembangan koleksi jurnal di perpustakaan yaitu menentukan jurnal yang akan dilanggan.

Berdasarkan pendapat diatas diketahui bahwa fungsi dari impact factor sebagai daftar pembanding atau dasar dalam mengambil keputusan menilai suatu jurnal yang akan dilanggan dan mempublikasi karya ilmiah pada jurnal internasional.

2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Impact Factor

Menurut Hasugian dalam handout bibliometrik (2013) ada beberapa faktor yang mempengaruhi Impact Factor yaitu :

1. Bahasa jurnal. 2. Ketersediaan jurnal.

3. Faktor yang mempengaruhi hitungan tersitirkan: a. Kolaborasi atau membujuk peneliti

b. Menyempurnakan jasa pada penulis c. Pencarian subjek

d. Promosi media e. Pemilihan artikel

4. Faktor yang mempengaruhi hitungan artikel tersitirkan: a. Pengurangan atau pembatasan artikel tersitirkan b. Peninjauan klasifikasi artikel

5. Sikap editor jurnal terhadap Impact Factor a. Perasaan campuran

b. Impact Factor yang tinggi tidak selalu bermakna bagi peneliti bidang tertentu


(11)

Menurut Gasparyan (2010; 2011) faktor mempengaruhi perhitungan Impact Factor yaitu : kutipan diri (self-citation), Dampak dari tinjauan artikel (impact factor), kutipan non-citable item, jumlah item citable dan bias penggunaan bahasa Inggris.

Pendapat Rousseau (1999) juga menyatakan bahwa self-citation yang muncul ketika sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal dan mengutip artikel di jurnal yang sama juga dapat mempengaruhi indeks dampak jurnal.

Poin utama pertimbangan mengenai aspek metodologis dalam perhitungan indeks termasuk kurangnya penilaian kualitas kutipan, masuknya kutipan diri( self-citation), adanya perbandingan antara bidang ilmu yang berbeda atau minim, dan analisis terutama publikasi berbahasa Inggris (Falagas et al., 2008a)

Berdasarkan pendapat diatas terdapat faktor-faktor yang sangat mempengaruhi penghitungan dari impact factor. Untuk itu peneliti dan lembaga pemeringkatan mengidentifikasi hal ini sebelum melakukan penghitungan .

2.2.5 Penghitungan Impact Factor

Terkadang ada banyak kekeliruan dalam mengartikan impact factor sebagai ukuran yang berbeda dari yang sebenarnya. Faktor Dampak tidak mengukur dampak atau pengaruh jurnal, tapi item rata-rata yang diterbitkan dalam jurnal yang (Harter & Nisonger, 1997).

Impact Factor jurnal terdiri dari dua elemen, yaitu nominator (pembilang) dan denominator (penyebut). Pembilang adalah jumlah sitiran yang diperoleh artikel yang diterbitkan dalam dua tahun sebelumnya. Penyebut adalah jumlah artikel substantif dan review yang diterbitkan dalam dua tahun tersebut


(12)

(Garfield,2006). Semakin tinggi nilai Impact Factor suatu jurnal berarti semakin sering jurnal tersebut disitir atau semakin besar pula pengaruhnya terhadapdokumen lain. Penghitungan IF untuk sebuah jurnal (misalnya untuk tahun 2010) dilakukan dengan cara menjumlahkan rata-rata citation/rujukan setiap karya yang diterbitkan pada 2 tahun sebelumnya.

artikel yang terbit selama duatahun

IF = ____________________________________ jumlah artikel yang terbit selama dua tahun 2.3. Sitiran (Citation)

Suatu citation atau bibliographic citation adalah suatu rujukan kepada buku, artikel, halaman web, atau produk-produk hasil penerbitan lainnya yang memberikan cukup rincian untuk mengidentifikasi produk penerbitan itu secara unik. Sitiran pertama kali digunakan oleh Gross dan Gross pada tahun 1927.

Kemudian Gardfield dalam Hartinah (2002,5) menganalisis setiap bidang pengetahuan untuk mengevaluasi jurnal dan tulisan yang paling banyak disitir oleh jurnal lain atau penulis lain.

2.3.1 Definisi Sitiran

Sitiran banyak digunakan dalam kajian bibliometrika yang lazim digunakan pada karya ilmiah seperti skripsi, disertasi, monograf dan jurnal. Berikut terdapat beberapa pendapat menyatakan definisi dari sitiran.

Sophia (2002, 3) menyatakan bahwa arti sitasi atau citation adalah : 1. Action of citing any word or written passage, quotation

2. A reference to a passage in a book

3. To cie (a book, auto etc) for a particular statement or passage 4. To copy or repeat (a passage, statement, etc) from book, document, speech, etc with some indication that one is giving a words of another.


(13)

Berdasarkan pendapat di atas dapat diartikan bahwa sitasi adalah mencantumkan atau mengutip pernyataan berdasarkan sumber rujukan seperti buku atau yang lain dengan menyertakan sumber kutipan pernyataan orang lain.

Purnomowati (2005, 3) menyatakan bahwa sitasi, sitiran atau citation adalah informasi ringkas tentang dokumen yang disitir dan disisipkan dalam teks, sementara informasi selengkapnya dimuat pada daftar referensi. Referensi yang dimaksud dalam pendapat tersebut adalah deskripsi bibliografi dari dokumen yang disitir, umumnya disusun berupa daftar yang disajikan pada akhir bab pada suatu artikel atau buku.

Sedangkan Reitz (2006 dalam Istiana 200, 4) menyebutkan bahwa:

Sitiran merupakan acuan tertulis dari sebuah karya atau bagian sebuah karya (dapat berupa buku, artikel, disertasi, laporan, komposisi musik dan sebagainya) yang dihasilkan oleh pengarang, penyunting, komposer dan sebagainya, yang secara jelas mengidentifikasi suatu dokumen, di mana karya itu diperoleh.

Prawira (2005, 9) menyatakan bahwa “sitiran adalah pernyataan yang diterima suatu dokumen dari dokumen lain sedangkan rujukan adalah pernyataan yang diberikan sebuah dokumen kepada dokumen lain”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sitiran adalah informasi yang menyatakan acuan mengutip penyataan dari suatu dokumen atau sumber rujukan (dapat berupa buku, artikel, disertasi, laporan, komposisi musik dan sebagainya) dengan menyertakan sumber kutipan secara jelas.

2.3.2 Analisis Sitiran

Analisis sitiran merupakan bagian dari bibliometrika, menurut Ikpaahindi dalam Elita (2008, 9) menyatakan bahwa:


(14)

Metode bibliometrika dapat dilakukan dengan cara penghitungan analisis sitiran langsung (direct citation counting) yang digunakan dalam analisis sitiran. Oleh karena itu pengertian analisis sitiran mengandung makna yang sama dengan kajian sitiran, bahkan secara lebih lengkap disebut kajian analisis sitiran.

Menurut Rousseau (2008), analisis sitiran merupakan cabang dari bibliometrik yang menganalisis poladan frekuensi sitiran. Analisis dilakukan terhadap pengarang, jurnal, disiplin ilmu, dan aspek terkait lainnya.

"Analisis sitiran adalah kajian bibliometrika yang secara khusus mengkaji tentang sitiran yaitu melakukan analisis terhadap daftar pustaka atau bibliografi yang tercantum dalam sebuah dokumen" (Hasugian, 2005, 3).

Hurt dalam Elita (2008, 9) menyatakan bahwa “analisis sitiran biasanya dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan literatur pada subjek tertentu yang juga berkorelasi dengan perkembangan subjek tersebut. Sehingga dari tiap kelompok subjek dapat diketahui kelas subjek yang dominan”.

Menurut Hartinah (2002) analisis sitiran adalah “penyelidikan melalui data sitiran dari suatu dokumen, baik dokumen yang disitir maupun dokumen yang menyitir”. Hartinah (2002) menyatakan bahwa pada kajian bibliometrika banyak digunakan analisis sitiran sebagai cara untuk menentukan berbagai kepentingan atau kebijakan seperti:

1. Evaluasi program riset. 2. Penentuan ilmu pengetahuan. 3. Visualisasi suatu disiplin ilmu. 4. Indikator iptek.

5. Faktor dampak dari suatu majalah (journal impact factor). 6. Kualitas suatu majalah.


(15)

Menurut Guha dalam Elita (2008, 5) mengemukakan beberapa penggunaan sekunder sitiran:

1. Dipergunakan sebagai bibliografi

2. Mempersiapkan daftar peringkat majalah 3. Dipergunakan sebagai daftar peringkat

4. Mengetahui hubungan penggunaan berbagai bentuk dokumen 5. Mengetahui umur penggunaan dokumen

6. Mengetahui keterhubungan dan keterkaitan subjek-subjek 7. Mengetahui asal-usul atau akar dari subjek ilmu

8. Kajian sitiran dari abstrak/indeks majalah dan kegunaannya

Menurut Mirmani (2009, 7) ada beberapa metode analisis sitiran yaitu : a. Menghitung jumlah sitiran: menentukan sumber yang akan digunakan

dalam penelitian. Sumber yang digunakan dapat berupa jurnal, buku, disertasi dan sejenisnya. Saat ini, yang paling banyak dikaji adalah jurnal. b. Indeks kesegeraan (immediacy index) adalah untuk menghitung peringkat

berdasarkan perbandingan sitasi satu jurnal dalam tahun tertentu dengan jumlah artikel yang diterbitkan oleh jurnal tersebut pada tahun yang sama. Indeks ini menujukkan suatu ukuran seberapa cepat sekelompok dokumen (artikel) dari suatu jurnal disitir pada tahun yang sama.

c. Faktor dampak (impact factor) adalah ukuran pengaruh suatu kelompok dokumen pada suatu kelompok yang ditentukan. Ukuran ini diperoleh dari perbandingan antara berapa kali sebuah majalah diacu dengan jumlah artikel yang diterbitkan oleh majalah tersebut pada periode tertentu. d. Berdasarkan sitiran per N kata dilakukan dengan menghitung jumlah sitiran

dalam waktu tertentu.

Aspek-aspek yang dapat dikaji dalam analisis sitiran adalah sebagai berikut: “pola sitiran, karakteristik dokumen, dan pola kepengarangan” (Sutardji 2003, 4). Pola sitiran mencakup jumlah sitiran, dan jumlah otositiran ( self-citation). Oto sitiran adalah artikel yang pengarangnya menyitir tulisan sendiri. Karakteristik dokumen adalah sifat yang berkaitan dengan jenis, tahun terbit, usia, bahasa pengantar dokumen yang disitir, dan peringkat majalah yang disitir. Sedangkan pola kepengarangan mencakup jumlah penulis, penulis yang paling sering disitir, pengarang tunggal atau ganda.


(16)

Berdasarkan pendapat di atas analisis sitiran merupakan metode bibliometrik yang menganalisis pola dan frekuensi sitiran, pertumbuhan literatur berdasarkan pengarang, jurnal, disiplin ilmu, dan aspek terkait lainnya dengan cara penghitungan analisis sitiran langsung (direct citation counting). Hal ini digunakan untuk berbagai kepentingan salah satunya untuk mengukur atau menilai impact factor suatu jurnal.

2.3.3 Konsep Citation Indexes

Pada tahun 1960, Eugene Garfield dari Institute of Scientific Information (ISI) untuk pertama kalinya memperkenalkan citation index yang pertama kali dibuat untuk karya-karya yang diterbitkan dalam jurnal-jurnal akademis. Citation index untuk karya-karya ilmiah ini dimulai untuk bidang ilmu pengetahuan alam (science), yaitu Science Citation Index (SCI), yang kemudian diperluas ke Social Science Citation Index (SSCI) dan akhirnya Arts and Humanities Citation Index (AHCI).

Indeks kutipan adalah jenis databa se bibliografi, antara publikasi, yang memungkinkan pengguna untuk dengan mudah membangun yang kemudian dokumen mengutip dokumen yang sebelumnya. Indeks-indeks Kutipan pertama adalah citators hukum seperti Kutipan Shepard (1873). Pada tahun 1960, Eugene Garfield Institute for Scientific Infor mation (ISI) memperkenalkan indeks kutipan pertama bagi makalah yang diterbitkan dalam jurnal akademik, pertama Science Citation Index (SCI), dan kemudian Social Science Citation Index (SSCI) dan Art da n Humaniora Citation Index(AHCI). Pertama otomatis


(17)

pengindeksan kutipan dilakukan dengan CiteSeer pada tahun 1997. Sumber-sumber lain untuk data tersebut termasuk Google Scholar.

Ada 2 masalah utama yang harus dipertimbangkan ketika menggunakan indeks kutipan untuk membandingkan jurnal di berbagai bidang ilmu:

1) Jenis Citation bervariasi antara bidang ilmu pengetahuan (Garfield, 1979) 2) Citation index harus memperhitungkan perbedaan-perbedaan jenis kutipan

itu sendiri (Moed, HF, 2010) 3) 2.3.4 Fungsi Citation Index

4) Menurut Kumar dan Singh (2011) fungsi Citation Index sebagai berikut: 5) 1. Untuk menentukan area terkini riset di lapangan: Indeks Citation

membantu mendeteksi domain pengetahuan, dikenal sebagai front penelitian, dengan menganalisis jaringan kutipan publikasi ilmiah. Domain pengetahuan yang terdeteksi melalui indikator bibliometrik yang indikator berbasis waktu, indeks kedekatan (immediacy index).

6) 2. Untuk mengetahui Authtor Ranking di Subjek: Indeks Citation menyediakan berbagai indikator untuk mengevaluasi berdiri/ peringkat ilmuwan individu/ penulis (dalam hal publikasi), lembaga/ departemen (kuantifikasi produksi). Penulis peringkat berdasarkan publikasi mereka tahu tentang dampak tinggi penulis. Peringkat lainnya juga banyak digunakan sejumlah yaitu publikasi, tertimbang atau tidak oleh faktor dampak, dengan jumlah penulis, atau dengan jumlah kutipan.

7) 3. Untuk mengetahui Journal Ranking: analisis Citation memberikan informasi tentang pengembangan jurnal dari waktu ke waktu. Melalui analisis kutipan, indeks sitasi membantu untuk mengetahui tentang apa yang artikel, tema, dan topik yang diterbitkan, dikutip, atau diabaikan dan juga menawarkan wawasan yang unik ke dalam arah tidak hanya sebuah jurnal tertentu, tetapi juga disiplin di mana itu ada dan menyediakan data pada tren historis, indeks kedekatan, dikutip paruh jurnal dll untuk studi. 8) 4. Untuk menentukan Ranking Kelembagaan: Indeks Citation

membantudalam menemukan dampak tertinggi Institut dalam Kelompok Lembaga, dan juga lembaga-lembaga dampak tinggi di lapangan di International Tingkat. Indeks menemukan Penelitian Output sebuah Organisasi.

9) 5. Untuk mengetahui Penulis Afiliasi: Indeks Citation juga menyediakan afiliasi penulis berkontribusi dalam Jurnal Internasional.


(18)

10)6. Untuk menentukan jenis kutipan: analisis citation membantu untuk mengetahui Dampak Journal Faktor (JIF), AuthorSelf Citation (ASC) yaitu berapa kali seorang penulis mengutip Journal Self-Citation (JSC) nomor yaitu kali jurnal mengutip karya sendiri, yang membentuk sebagian dari keseluruhan kutipan. Berbagai kutipan indeks memberikan indikator kuantitatif untuk publikasi dalam bahasa Inggris, sehingga mereka jurnal ilmiah di berbagai negara yang mempublikasikan dalam bahasa nasional memiliki lebih sedikit kesempatan harus dievaluasi berdasarkan indikator bibliometrik dan dampak dari penelitian tertentu ditentukan oleh frekuensi kutipan yang diterimanya sebagai faktor dampak. Jurnal dengan faktor dampak tinggi menunjukkan penelitian temuan dengan dampak tinggi di bidangilmu tertentu.

7. Untuk mengetahui total Citation dari karya ilmiah : Indeks Citation menyebutkan karya pendahulu 'di karya ilmiah yang merupakan norma wajib untuk publikasi ilmiah dan membentuk dasar untuk metode indeks kutipan scientometric. Citation Index adalah database yang berisi interdisipliner data bibliografi dalam ilmu alam dan teknis, seni dan humaniora dan ilmu sosial. Tidak hanya tentang makalah yang diterbitkan di berbagai majalah, tetapi juga tentang kutipan dari makalah ini yaitu membantu untuk mengetahui berapa kali kertas telah dikutip.

Citation Indexes tidak hanya mencakup metadata dari jurnal (judul artikel, abstrak, penulis, dll), tetapi juga melacak kutipan dari artikel. Menggunakan indeks kutipan, dapat dilihat berapa kali artikel tertentu telah dikutip (atau direferensikan) oleh artikel lain dalam indeks. Indeks ini sangat selektif, dan bisa menjadi sangat sulit bagi peneliti jurnal yang masih baru dan ingin bergabung. Namun Citation Indexes adalah indeks yang paling diinginkan karena meningkatkan Impact Factor (IF) dari jurnal.

2.3.5 Citation Service

Ada dua kutipan indeks utama: Thomson Reuter Web of Science (WOS) dan Scopus (dari Elsevier). Keduanya adalah produk berlangganan, sehingga


(19)

meskipun bebas untuk diindeks oleh mereka, untuk menggunakan informasi mereka harus membayar langganan. Banyak universitas perpustakaan dapat menyediakan akses ke indeks ini.

Web of Science mengindeks hanya sekitar 12.000 jurnal, dan membuat keputusan tentang inklusi berdasarkan:

1. Kualitas konten 2. Keandalan publikasi

3. Apakah jurnal yang dikutip dalam jurnal terindeks Web of Science. Scopus dirilis oleh Elsevier pada tahun 2004, dengan jumlah jurnal sebanyak 20000 jurnal, dan tersedia juga conference papers, and buku. Scopus menyatakan bahwa ia menggunakan proses seleksi di mana 'ahli subjek meninjau judul menggunakan langkah-langkah baik kuantitatif dan kualitatif'. Menurut data Scopus tahun 2013 kriteria yang digunakan oleh analis dikelompokkan ke dalam lima kategori utama: kebijakan jurnal, konten, kedudukan jurnal, keteraturan dan ketersediaan online. Menurut data tahun 2011, Scopus diterima 40% kurang dari jurnal yang diminta inklusi.

Ada dua penerbit utama dari tujuan umumindekskutipan akademik: A. Institute for Scientific Information (ISI) /Thomson Reuters

Citation index telah lama didominasi oleh ISI, yang sekarang merupakan bagian dari Thomson Reuters. ISI menerbitkan indeks kutipan di media cetak dan bentuk compact disc, yang umumnya diakses melalui web dengan nama 'Web of Science' (WOS). WOS menyediakan akses7 (tujuh) database: Science Citation Index (SCI), Social Science Citation Index (SSCI), Art & Humaniora Citation


(20)

Index (A&HCI), Index Chemicus, Arus Reaksi Kimia (Current Chemical Reactions), Konferensi Prosiding Citation Index: Sains dan Index Conference Prosiding Citation: Ilmu Sosial dan Humaniora.

B. Elsevier

Elsevier merupakan salah satu penerbit didunia. Scopus merupakan keluaran Elsivier dan hanya tersedia dalam online web. Scopus adalah salah satu abstrak terbesar dan kutipan database dari literatur peer-review dan sumber web dengan peralatan canggih untuk melacak, menganalisa dan memvisualisasikan penelitian.

2.3.6 Penghitungan Sitiran (Citation count)

Kutipan dapat dihitung sebagai tindakan penggunaan dan dampak dari kerja dikutip. Data dari kutipan indeks dapat dianalisis untuk menentukan popularitas dan dampak spesifik artikel, penulis dan publikasi penelitian.Ini disebut analisis kutipan. Salah satu citation count yaitu beberapa langkah-langkah yang muncul dari analisis kutipan adalah penghitungan kutipan atau sitasi. Sebuah penghitungan kutipan (citation count) adalah jumlah kali sebuah artikel dikutip oleh artikel lainnya. Kadang-kadang, itu adalah dianggap menunjukkan kualitas dan pengaruh artikel.

Citation count dapat dianalisis untuk: 1) Frekuensi kutipan artikel dari individu

2) Jumlah kutipan / kutipan hitungan rata-rata daripenulis per artikel 3) Kutipan menghitung rata-rata untuk artikel dijurnal


(21)

2.4. Jurnal

Dikalangan akademisi jurnal bukanlah hal yang asing lagi. Jurnal telah ada sejak lama dan di gunakan untuk berkomunikasi antar peneliti. Seiring kemajuan teknologi penggunaan jurnal juga semakin meningkat, hal ini dikarenakan jurnal telah dapat diakses kapan dan dimana saja. Di perpustakaan, jurnal termasuk ke dalam koleksi terbitan berseri (periodical) yang terdiri beberapa artikel di dalamnya.

2.4.1 Definisi Jurnal

Definisi jurnal menurut Koswara (2003, 3) adalah

Jurnal adalah terbitan berkala yang berbentuk pamflet berseri berisi bahan yang sangat diminati orang saat diterbitkan. Bila dikaitkan dengan kata ilmiah di belakang kata jurnal dapat terbitan berarti berkala yang berbentuk pamflet yang berisi bahan ilmiah yang sangat diminati orang saat diterbitkan.

Sedangkan menurut HighBeamTMResearch, Inc (2005, 1) jurnal adalah Journal is the collection and periodic publication or transmission of news and the result of research through media yang dapat diartikan bahwa jurnal adalah pengumpulan dan publikasi periodik atau transmisi berita dan hasil penelitian melalui media.

Pengertian jurnal menurut Zen (2009,15) adalah Journals yaitu terbitan berkala memuat artikel ilmiah (learned periodicals). Artinya bahwa jurnal merupakan suatu koleksi dari terbitan berkala yang berisikan artikel-artikel ilmiah.

Definisi lain menurut Hakim (2012) menyatakan bahwa jurnal ilmiah adalah “majalah publikasi yang memuat KTI (karya tulis ilmiah) yang secara


(22)

nyata mengandung data dan informasi yang mengajukan iptek dan ditulis sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah serta diterbitkan secara berkala”.

Majalah ilmiah atau sering disebut jurnal merupakan output kegiatan penelitian. Jurnal cenderung lebih aktual dan memuat informasi mutakhir, sehingga ada hal-hal yang dimuat di dalam jurnal yang tidak didapatkan dalam buku. Di perpustakaan perguruan tinggi keberadaan jurnal sangat penting sebagai penunjang Tri Dharma perguruan tinggi.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jurnal adalah suatu publikasi yang bersifat ilmiah yang berisikan artikel-artikel ilmiah melalui berbagai media (cetak atau elektronik) dan terbit secara berkala (periodical).

2.4.2 Jenis-Jenis Jurnal

Pada umumnya jurnal terbagi ke dalam dua jenis yaitu jurnal tercetak dan jurnal elektronik. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, jenis jurnal makin beraneka ragam.

Sebagaimana Chen (2001,365) mengkategorikan jenis jurnal sebagai berikut:

(1) Print Only (P), These were titles that are only available in print format, (2) Electronic Priced Separately (E), These were journals with electronic version that were available with surcharge or were priced separately, (3) Combination Price (C), these were the electronic version of print journals that were offered “free online” with print subscription, (4), Aggregated Pricing (A), titles that were available for purchase as a collection through publisher.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diartikan bahwa jurnal terbagi beberapa jenis, antara lain:

1. Jurnal dalam bentuk tercetak. 2. Jurnal dalam bentuk elektronik


(23)

3. Jurnal versi elektronik dari jurnal yang terbitan tercetak 4. Jurnal elektronik yang terbit hanya dalam bentuk online.

Ada berbagai jenis jurnal yang dipublikasikan di dunia jurnal. Menurut Stranack (2008, 9) jurnal dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Professional or Trade Journals

Jurnal ini ditargetkan pada profesi atau industri tertentu dan mungkin berisi berita terkini, pendapat dan saran praktis tentang produk baru dan ulasan untuk menginformasikan para pembaca tentang kejadian dalam industri atau profesi. Artikel mungkin peer-review dan mungkin


(24)

termasuk kutipan. Beberapa contoh adalah: The Bookseller, MediaWeek, dan Advertising Age.

2. Popular Journals

Jurnal yang berisi berita, cerita fitur dan pendapat dan potongan editorial yang menginformasikan dan menghibur pembacanya. Artikel tidak peer-review dan biasanya ditulis dalam bahasa yang mudah dimengerti. Mereka berisi banyak iklan, ilustrasi dan foto-foto glossy. Kutipan dan bibliografi yang tidak umum. Beberapa contoh jurnal populer adalah Time, Vogue, Economist, People Magazine, etc.

3. Scholarly Journals

Dikenal sebagai jurnal akademik adalah majalah yang berisi sejumlah artikel yang diterbitkan secara teratur pada interval tertentu. Tujuan utama adalah untuk menyebarkan pengetahuan dan penelitian temuan baru. Scholarly Journals juga mungkin berisi ulasan dan kritik studi dan temuan. Jurnal ilmiah kadang-kadang dapat diidentifikasi oleh judul mereka. Ini mungkin termasuk kata-kata seperti 'Journal', 'Triwulanan', 'Review', 'Proceedings', 'Transaksi', dan bisa merujuk ke disiplin akademis atau bidang studi khusus. Beberapa contoh adalah: Publishing Research Quarterly, South African Journal of Science, and the Journal of Science and Technology.

Dari pendapat diatas diketahui bahwa jenis-jenis jurnal sangat beragam. Jenis jurnal tersebut dibedakan berdasarkan media jurnal dan juga dari segi fungsi atau pemanfaatannya yang dipaparkan sebelumnya.

Secara fisik jurnal terbagi atas 2 bentuk yaitu jurnal berbasis cetak dan non cetak (online). Namun kini tersedia 4 jenis jurnal yang berdasarkan media jurnal tersebut,sedangkan menurut klasifikasi atau pemanfaatan jurnal terdapat 3 jenis. Dengan segala kemajuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi tidak menutup kemungkinan terciptanya versi lain dari jurnal yang dapat diakses oleh pengguna informasi. Saat ini pengguna cenderung menggunakan jurnal versi elektronik dari jurnal yang terbitan tercetak dan jurnal elektronik yang terbit hanya dalam bentuk online karena lebih murah, cepat dan mudah didapatkan.


(25)

2.4.3 Fungi Jurnal

Jurnal selalu berhubungan dengan ilmu pengetahuan atau kajian ilmu serta temuan baru dalam pendidikan dan pengetahuan. Menurut Permendiknas no.22 tahun 2011 jurnal mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Registration, Mempublikasikan klaim prioritas ilmu pengetahuan. Hal yang diutamakan adalah membangun penulis dan kepemilikan ide 2. Dissemination, Menyediakan akses

yang mengkomunikasikan penemuan kepada khalayak yang mencari Informasi dari jurnal yang dimaksud.

3. Certification, Memberikan izin, atau tanda persetujuan. Hal tersebut memastikan kontrol kualitas jurnal melalui peer review. 4. Archival record, Menjaga catatan ilmu pengetahuan. Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan sebuah sistem penyimpananpermanen untuk karya yang dipublikasikan sehingga mereka dapatdiakses setiap saat di masa depan.

Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa fungsi jurnal bukan hanya sekedar mempublikasikan karya saja, namun membangun penulis dan orisinalitas hasil pemikiran. Selain itu sebagai akses mencari informasi, mempunyai control security access yang menjaga catatan ilmu pengetahuan nantinya publikasi dapat diakses setiap saat di masa depan.

2.5. Lembaga Pemeringkat Jurnal

Penggunaan dampak jurnal (IF) memungkinkan untuk menghilangkan subjektivitas yang melekat dalam survei ahli karena metode ini mengasumsikan hubungan positif antara indeks independen dan peringkat jurnal. Pengukuran IF jurnal paling populer meliputi Journal Impact Factor (JIF), Eigenfactor dan ArticlesInfluencedilaporkan di Thomson Reuters Journal Citation Reports (Franceschet, 2010), dan h-index (Hirsch, 2005), g-index (Egghe, 2006) dan hc-index (Sidiropoulos,Katsaros, & Manolopoulos, 2007), yang biasanya diperoleh


(26)

dari Google Scholar (GS) (Harzing & van der Wal, 2008) atau Scopus (Meho & Yang, 2007).

2.5.1 Scimago Journal Rank

Indikator SJR (Scimago Journal and Country Rank) merupakan ukuran suatu jurnal dilihat dari 2 sisi yang berbeda,yaitu (1) jumlah citation / rujukan yang diterima oleh jurnal tersebut,dan (2) tingkat prestise / gengsi dari jurnal yang mengutip tersebut. Semakin tinggi nilai SJR, maka jurnal tersebut semakin bagus,berkualitas dan bereputasi.

Berbeda dengan Impact Factor, IndikatorSJR merupakan sistem perangkingan jurnal yang bersifat open source. Karena Indikator SJR baru dikembangkan pada tahun 2007, jauh lebih mudah dibandingkan sistem IF, maka teknik perhitungan untuk merangking suatu jurnalnya pun lebih canggih dan komprehensif. Algoritma perhitungan indikator SJR berdasarkan padaGoogle Pagerank ditambah dengan database dari Scopus. Indikator SJR juga menyediakan beberapa teknik perhitungan yang berbeda, diantaranya adalah Cites

per Doc (2y)‟ yang metode perhitungannya sama dengan IF.

2.5.2 Eigenfactor

Pemeringkatan Eigenfactor dan indikator pendamping Article influence diluncurkan pada musim semi 2007 dan termasuk dalam JCR untuk tahun dan kemudian 2007. Pemeringkatan ini diciptakan oleh Dr. Carl Bergstrom. Eigenfactor score dan Article Influence indikator mengandalkan struktur kutipan seluruh jaringan komunikasi ilmiah untuk mengukur prestise jurnal, daripada


(27)

mengandalkan jumlah kutipan diterima (Bergstrom, 2007, 314-317) dalam menguraikan pendekatan yang diadopsi.

Tujuan pemeringkatan Eigenfactor adalah untuk memeringkat jurnal sebanyak halaman web peringkat Google. Sementara Google menggunakan jaringan hyperlink di Web, mereka menggunakan kutipan dalam literatur sebagai yang dihitung oleh Journal Citation Report. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi jurnal paling berpengaruh adalah dianggap penting, jika sering dikutip oleh jurnal berpengaruh lainnya. Skema peringkat berulang, menyumbang fakta bahwa kutipan tunggal dari sebuah “highquality” jurnal mungkin lebih berharga daripada beberapa kutipan dari periferpublikasi.

Pemeringkatan Eigenfactor mengukur pentingnya kutipan oleh pengaruh jurnal mengutip dibagi dengan jumlah total kutipan muncul dalam jurnal itu. Misalnya, kutipan dari sebuah artikel yang memiliki referensi sepintas ke besar jumlah kertas jumlah untuk kutipan kurang dari dari sebuah artikel penelitian yang mengutip hanya dokumen yang pada dasarnya terkait dengan argumen sendiri.


(28)

Daftar Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Temuan Hasil

1. Bollen [et.al], (2006)

Mereka membandingkan indikator status jurnal (terminologi metrik) dengan IF dan dengan produk dari kedua, dilambangkan sebagai Y. Untuk mengatur semua 2.003 jurnal ISI JCR dan mendapatkan korelasi

Spearman rank 0,61 antara IF dan pembobotanPageRank.

Kesimpulan dasar mereka adalah bahwa Impact Factor adalah faktor popularitas status, sedangkan PageRank tertimbang memberikan bobot lebih untuk prestise nyata

2. Saad (2007) Membandingkan, menggunakan Pearson korelasi, yang Eigenfactor TM skor, Pasal Pengaruh TM skor dan jurnal h-index untuk periode 1989-2004,

Dia menemukan untuk korelasi sampel yang paling representatif 0,90.

3. Davis (2008) Menyelidiki penilaian dan pengukuran Eigenfactor dalam sebuah artikel dengan judul "Eigenfactor: apakah prinsip hasil perbaikan ulang di lebih memperkirakan dari jumlah kutipan? "

Ternyata penelusuran literatur Eigenfactor mengarah ke peringkat yang berbeda dari kutipan jumlah berbobot sederhana (berdasarkan data WOS), atau dari faktor dampak tradisional. Ia menemukan bahwa untuk jurnal dari kategori Kedokteran (Umum dan internal), tahun 2006, peringkat tidak berbeda secara signifikan.

4. Leydesdorff (2009)

Mempelajari hubungan antara indikator jurnal Wos

tradisional, yaitu faktor dampak, indeks kedekatan, dikutip paruh, SJR, SCImago ini h-index dan PageRank.

The SCImago Journal Pangkat ternyata menjadi setara dengan Faktor Dampak untuk domain Scopus. Ini agak mengejutkan karena merupakan turunan dari pengaruh berat Pinski-Narin (Pinski & Narin, 1976), dan dengan demikian terkait erat dengan PageRank. Menurut Leydesdorff , Eigenfactor tidak termasuk, tetapi PageRank dapat dianggap kerabat dekat dan juga tidak termasuk Article influence.


(29)

No. Peneliti Temuan Hasil

5. Sadeghi Ramin, Alireza Sarraf Shirazi

(2012)

Perbandingan antara Impact Factor SCImago indikator peringkat jurnal dan skor Eigenfactor jurnal kedokteran nuklir.

Dengan mempertimbangkan ketiganya indeks sementara menilai kualitas jurnal kedokteran nuklir akan menjadi sebuah strategi yang lebih baik karena beberapa kekurangan dari Impact Factor.

6. Chia-Lin Chang,Michael McAleer and Les Oxley

(2010)

Journal Impact Factor Versus

Eigenfactor and Article Influence

Selain itu, pengukuran sangat penting dan kinerja jurnal gengsi terbukti berkaitan erat dengan dua metrik ISI yang ada, dan karenanya menambahkan praktis untuk kegunaan yang telah diketahui. Hasil empiris dibandingkan dengan hasil yang ada dalam literatur.


(1)

termasuk kutipan. Beberapa contoh adalah: The Bookseller, MediaWeek, dan Advertising Age.

2. Popular Journals

Jurnal yang berisi berita, cerita fitur dan pendapat dan potongan editorial yang menginformasikan dan menghibur pembacanya. Artikel tidak peer-review dan biasanya ditulis dalam bahasa yang mudah dimengerti. Mereka berisi banyak iklan, ilustrasi dan foto-foto glossy. Kutipan dan bibliografi yang tidak umum. Beberapa contoh jurnal populer adalah Time, Vogue, Economist, People Magazine, etc.

3. Scholarly Journals

Dikenal sebagai jurnal akademik adalah majalah yang berisi sejumlah artikel yang diterbitkan secara teratur pada interval tertentu. Tujuan utama adalah untuk menyebarkan pengetahuan dan penelitian temuan baru. Scholarly Journals juga mungkin berisi ulasan dan kritik studi dan temuan. Jurnal ilmiah kadang-kadang dapat diidentifikasi oleh judul mereka. Ini mungkin termasuk kata-kata seperti 'Journal', 'Triwulanan', 'Review', 'Proceedings', 'Transaksi', dan bisa merujuk ke disiplin akademis atau bidang studi khusus. Beberapa contoh adalah: Publishing Research Quarterly, South African Journal of Science, and the Journal of Science and Technology.

Dari pendapat diatas diketahui bahwa jenis-jenis jurnal sangat beragam. Jenis jurnal tersebut dibedakan berdasarkan media jurnal dan juga dari segi fungsi atau pemanfaatannya yang dipaparkan sebelumnya.

Secara fisik jurnal terbagi atas 2 bentuk yaitu jurnal berbasis cetak dan non cetak (online). Namun kini tersedia 4 jenis jurnal yang berdasarkan media jurnal tersebut,sedangkan menurut klasifikasi atau pemanfaatan jurnal terdapat 3 jenis. Dengan segala kemajuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi tidak menutup kemungkinan terciptanya versi lain dari jurnal yang dapat diakses oleh pengguna informasi. Saat ini pengguna cenderung menggunakan jurnal versi elektronik dari jurnal yang terbitan tercetak dan jurnal elektronik yang terbit hanya dalam bentuk online karena lebih murah, cepat dan mudah didapatkan.


(2)

2.4.3 Fungi Jurnal

Jurnal selalu berhubungan dengan ilmu pengetahuan atau kajian ilmu serta temuan baru dalam pendidikan dan pengetahuan. Menurut Permendiknas no.22 tahun 2011 jurnal mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Registration, Mempublikasikan klaim prioritas ilmu pengetahuan. Hal yang diutamakan adalah membangun penulis dan kepemilikan ide 2. Dissemination, Menyediakan akses

yang mengkomunikasikan penemuan kepada khalayak yang mencari Informasi dari jurnal yang dimaksud.

3. Certification, Memberikan izin, atau tanda persetujuan. Hal tersebut memastikan kontrol kualitas jurnal melalui peer review. 4. Archival record, Menjaga catatan ilmu pengetahuan. Hal ini

bertujuan untuk menyiapkan sebuah sistem penyimpananpermanen untuk karya yang dipublikasikan sehingga mereka dapatdiakses setiap saat di masa depan.

Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa fungsi jurnal bukan hanya sekedar mempublikasikan karya saja, namun membangun penulis dan orisinalitas hasil pemikiran. Selain itu sebagai akses mencari informasi, mempunyai control security access yang menjaga catatan ilmu pengetahuan nantinya publikasi dapat diakses setiap saat di masa depan.

2.5. Lembaga Pemeringkat Jurnal

Penggunaan dampak jurnal (IF) memungkinkan untuk menghilangkan subjektivitas yang melekat dalam survei ahli karena metode ini mengasumsikan hubungan positif antara indeks independen dan peringkat jurnal. Pengukuran IF jurnal paling populer meliputi Journal Impact Factor (JIF), Eigenfactor dan ArticlesInfluencedilaporkan di Thomson Reuters Journal Citation Reports (Franceschet, 2010), dan h-index (Hirsch, 2005), g-index (Egghe, 2006) dan hc-index (Sidiropoulos,Katsaros, & Manolopoulos, 2007), yang biasanya diperoleh


(3)

dari Google Scholar (GS) (Harzing & van der Wal, 2008) atau Scopus (Meho & Yang, 2007).

2.5.1 Scimago Journal Rank

Indikator SJR (Scimago Journal and Country Rank) merupakan ukuran suatu jurnal dilihat dari 2 sisi yang berbeda,yaitu (1) jumlah citation / rujukan yang diterima oleh jurnal tersebut,dan (2) tingkat prestise / gengsi dari jurnal yang mengutip tersebut. Semakin tinggi nilai SJR, maka jurnal tersebut semakin bagus,berkualitas dan bereputasi.

Berbeda dengan Impact Factor, IndikatorSJR merupakan sistem perangkingan jurnal yang bersifat open source. Karena Indikator SJR baru dikembangkan pada tahun 2007, jauh lebih mudah dibandingkan sistem IF, maka teknik perhitungan untuk merangking suatu jurnalnya pun lebih canggih dan komprehensif. Algoritma perhitungan indikator SJR berdasarkan padaGoogle Pagerank ditambah dengan database dari Scopus. Indikator SJR juga menyediakan beberapa teknik perhitungan yang berbeda, diantaranya adalah Cites

per Doc (2y)‟ yang metode perhitungannya sama dengan IF.

2.5.2 Eigenfactor

Pemeringkatan Eigenfactor dan indikator pendamping Article influence diluncurkan pada musim semi 2007 dan termasuk dalam JCR untuk tahun dan kemudian 2007. Pemeringkatan ini diciptakan oleh Dr. Carl Bergstrom. Eigenfactor score dan Article Influence indikator mengandalkan struktur kutipan seluruh jaringan komunikasi ilmiah untuk mengukur prestise jurnal, daripada


(4)

mengandalkan jumlah kutipan diterima (Bergstrom, 2007, 314-317) dalam menguraikan pendekatan yang diadopsi.

Tujuan pemeringkatan Eigenfactor adalah untuk memeringkat jurnal sebanyak halaman web peringkat Google. Sementara Google menggunakan jaringan hyperlink di Web, mereka menggunakan kutipan dalam literatur sebagai yang dihitung oleh Journal Citation Report. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi jurnal paling berpengaruh adalah dianggap penting, jika sering dikutip oleh jurnal berpengaruh lainnya. Skema peringkat berulang, menyumbang fakta bahwa kutipan tunggal dari sebuah “highquality” jurnal mungkin lebih berharga daripada beberapa kutipan dari periferpublikasi.

Pemeringkatan Eigenfactor mengukur pentingnya kutipan oleh pengaruh jurnal mengutip dibagi dengan jumlah total kutipan muncul dalam jurnal itu. Misalnya, kutipan dari sebuah artikel yang memiliki referensi sepintas ke besar jumlah kertas jumlah untuk kutipan kurang dari dari sebuah artikel penelitian yang mengutip hanya dokumen yang pada dasarnya terkait dengan argumen sendiri.


(5)

Daftar Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Temuan Hasil

1. Bollen [et.al], (2006)

Mereka membandingkan indikator status jurnal (terminologi metrik) dengan IF dan dengan produk dari kedua, dilambangkan sebagai Y. Untuk mengatur semua 2.003 jurnal ISI JCR dan mendapatkan korelasi

Spearman rank 0,61 antara IF dan pembobotanPageRank.

Kesimpulan dasar mereka adalah bahwa Impact Factor adalah faktor popularitas status, sedangkan PageRank tertimbang memberikan bobot lebih untuk prestise nyata

2. Saad (2007) Membandingkan, menggunakan Pearson korelasi, yang Eigenfactor TM skor, Pasal Pengaruh TM skor dan jurnal h-index untuk periode 1989-2004,

Dia menemukan untuk korelasi sampel yang paling representatif 0,90.

3. Davis (2008) Menyelidiki penilaian dan pengukuran Eigenfactor dalam sebuah artikel dengan judul "Eigenfactor: apakah prinsip hasil perbaikan ulang di lebih memperkirakan dari jumlah kutipan? "

Ternyata penelusuran literatur Eigenfactor mengarah ke peringkat yang berbeda dari kutipan jumlah berbobot sederhana (berdasarkan data WOS), atau dari faktor dampak tradisional. Ia menemukan bahwa untuk jurnal dari kategori Kedokteran (Umum dan internal), tahun 2006, peringkat tidak berbeda secara signifikan.

4. Leydesdorff (2009)

Mempelajari hubungan antara indikator jurnal Wos

tradisional, yaitu faktor dampak, indeks kedekatan, dikutip paruh, SJR, SCImago ini h-index dan PageRank.

The SCImago Journal Pangkat ternyata menjadi setara dengan Faktor Dampak untuk domain Scopus. Ini agak mengejutkan karena merupakan turunan dari pengaruh berat Pinski-Narin (Pinski & Narin, 1976), dan dengan demikian terkait erat dengan PageRank. Menurut Leydesdorff , Eigenfactor tidak termasuk, tetapi PageRank dapat dianggap kerabat dekat dan juga tidak termasuk Article influence.


(6)

No. Peneliti Temuan Hasil

5. Sadeghi Ramin, Alireza Sarraf Shirazi

(2012)

Perbandingan antara Impact Factor SCImago indikator peringkat jurnal dan skor Eigenfactor jurnal kedokteran nuklir.

Dengan mempertimbangkan ketiganya indeks sementara menilai kualitas jurnal kedokteran nuklir akan menjadi sebuah strategi yang lebih baik karena beberapa kekurangan dari Impact Factor.

6. Chia-Lin Chang,Michael McAleer and Les Oxley

(2010)

Journal Impact Factor Versus

Eigenfactor and Article Influence

Selain itu, pengukuran sangat penting dan kinerja jurnal gengsi terbukti berkaitan erat dengan dua metrik ISI yang ada, dan karenanya menambahkan praktis untuk kegunaan yang telah diketahui. Hasil empiris dibandingkan dengan hasil yang ada dalam literatur.