Analisis Aliran Proses Produksi dengan Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing di PT. Cahroen Pokphand Indonesia

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan PT. Charoen Pokphand Indonesia
Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia pertahun hingga
tahun 2014 menjadi langkah utama PT. Charoen Pokphand Indonesia Food
Division semakin berpacu dalam bisnis makanan olahan. Hal ini disebabkan
karena banyaknya permintaan konsumen akan kebutuhan pangan di pangsa pasar
semakin bertambah, dan hal inilah yang mendorong PT. Charoen Pokphand
Indonesia Food Division semakin di depan dan menjadi produsen kelas dunia
dalam bidang makanan olahan dari daging ayam.
PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengembangkan bisnis
dibidang industri pengolahan makanan berbahan baku ayam dengan membuka
pabrik pertamakali

di daerah Cikande yang merupakan salah satu pabrik

pengolahan ayam termodern di Indonesia yang juga merupakan pusat dari PT.
Charoen Pokphand Indonesia Food Division yang ada di Indonesia kemudian
membuka cabang di Salatiga, Surabaya dan Medan.
Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang khususnya

produk olahan ayam beku, sudah dibuka beberapa pabrik yang tersebar di
Indonesia. Salah satunya PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division
dibangun di Medan pada tahun 2011 bulan 5, berkedudukan di Jalan Pulau Solor
No. 2, Kawasan Industri Medan II, Pada awal produksi di Medan, PT Charoen

Pokphand Indonesia Food Division ini terdiri dari tiga plant utama yaitu Cut Up,
Further Processing, dan Sausage Plant. Cut Up melakukan kegiatan pemotongan
ayam dan menghasilkan daging ayam, sedangkan Sausage Plant dan Further
Processing Plant menghasilkan daging ayam lanjutan.
PT. Charoen Pokphand Indonesia memiliki visi dan misi dalam
menjalankan usahanya. Visi dari PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah:
1 Menjadi produsen kelas dunia dalam bidang makanan olahan dari daging ayam
khususnya dan bahan lain umumnya.
2 Menjadi perusahaan yang bertanggung jawab, peduli terhadap dampak sosial
dan lingkungan di dalam menjalankan kegiatan tersebut.
Adapun misi dari PT. Charoen Pokphand Indonesia untuk mewujudkan visi
tersebut adalah :
1 Membantu meningkatkan kualitas bangsa Indonesia dan dunia serta
memuaskan pelanggan dan pemegang saham dengan memproduksi makanan
olahan bermutu tinggi, halal, dan aman untuk dikonsumsi dengan menerapkan

GMP (Good Manufacturing Procedures), SSOP (Sanitation Standard
Operating Procedures), Sistem Jaminan Halal, HACCP, dan ISO 9001:2008.
2 Menjaga dan menerapkan prinsip-prinsip kelestarian hidup sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
Produk PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division merupakan
produk

dengan

kualitas

terbaik,

dimulai

dengan

proses

pemilihan


bahan baku ayam yang memenuhi standard ayam yang sehat, bebas dari segala
penyakit,

proses

pemotongan

dan

pembersihan

ayam

yang

dilakukan

dengan halal dan hygienis, juga proses pengolahan yang diawasi secara ketat dan
sesuai dengan standard makanan yang bermutu tinggi, sampai pada kemasan dan

kualitas kontrol, serta distribusi yang dilakukan oleh sumberdaya manusia yang
terbaik, didukung oleh mesin-mesin yang modern dan berteknologi tinggi. PT.
Charoen Pokphand Indonesia Food Division, memproduksi dan men-supply
produk yang bermutu tinggi untuk keperluan industri makanan di Indonesia
seperti KFC, CFC, Wendys dan restaurant lain. PT. Charoen Pokphand Indonesia
Food Division, sangat mengutamakan kebersihan dan kualitas dari produk yang
dihasilkan, untuk itu masalah sanitasi dan hygenis serta jaminan halal sangat
diutamakan, untuk menghasilkan produk bermutu tinggi dan memenuhi harapan
serta kebutuhan pelanggan.
PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengeluarkan kebijakan
mutu yang merupakan kebijakan perusahaan yaitu: Senantiasa menghasilkan
produk yang bermutu tinggi, halal dan aman untuk dikonsumsi dalam rangka
pencapaian visi & misi perusahaan sehingga dapat memberikan jaminan kepuasan
kepada pelanggan. Menggalang kerjasama, partisipasi aktif dan positif semua
karyawan dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu kerja secara terusmenerus. Seuai dengan motto “A Tradition of Quality”

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food
Division adalah :


1. PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division merupakan industry
manufaktur yang memproduksi makanan olahan daging ayam yaitu sausage
dan further.
2. Bahan baku utama adalah ayam yang sudah beku yang berasal dari PT.
Charoen Pokphand Indonesia Food Division dari Cikande dan Salatiga.

2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division merupakan industri yang
bergerak dalam bidang pemotongan dan pengolahan daging ayam. Industri ini
terletak di Jalan Pulau Solor No. 2 Desa Saentis, Kawasan Industri Medan Tahap
II, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara.
Bangunan PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division terdiri dari dua lantai.
Pada lantai pertama terdapat kantor Personalia, Product Development and Quality
Control, ruang rapat, gudang, dan ketiga Plant di atas. Selain itu, di perusahaan
juga terdapat satu pos satpam di pintu gerbang masuk, kantin, dan masjid.

2.4. Daerah Pemasaran
Pasar merupakan tempat bertemunya antara produsen dan konsumen untuk
melakukan proses transaksi atas suatu barang atau jasa. Pemasaran adalah suatu
fungsi yang mencerminkan cara bagaimana memperlakukan pasar dan produk

sehingga dapat memenuhi tujuan dalam memuaskan kebutuhan konsumen.
Daerah pemasaran PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division saat ini adalah

daerah Aceh, Medan, sedangkan untuk Sumatera bagian Selatan terdapat daerah
Palembang dan Jambi.

2.5.

Organisasi dan Manajemen

2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division
menggunakan struktur organisasi lini dan fungsional. Struktur organisasi
fungsional adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang dari pimpinan
tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian berdasarkan dalam bidang pekerjaan
tersebut seperti Further manager kepada Sausage manager dan seterusnya,
sedangkan organisasi lini adalah suatu bentuk struktur

organisasi dimana


wewenang mengalir dari pimpinan kepada bawahannya seperti plant head kepada
plant manager.Berikut merupakan struktur organisasi PT. Charoen Pokphand
Indonesia Food Division.

Plant Head

Plant Manager

Further
Manager

Sausage
Manager

Cut Up
Manager

Warehouse
Manager


Engineering
Manager

PPIC
Manager

Purchasing
Manager

Finance & Accounting
Manager

Personal & General
Affair Manager

Further
Supervisor

Sausage
Supervisor


Cut Up
Supervisor

Warehouse
Supervisor

Engineering
Supervisor

PPIC
Supervisor

Purchasing
Supervisor

Finance & Accounting
Supervisor

Personal & General

Affair Supervisor

Further
Foreman

Sausage
Foreman

Cut Up
Foreman

Warehouse
Foreman

Engineering
Foreman

PPIC
Foreman


Purchasing
Foreman

Finance & Accounting
Foreman

Personal & General
Affair Foreman

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Keterangan:
------ = Garis Fungsional
= Garis

Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division

Untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dapat dilihat pada lampiran-1

2.5.2. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja
Tenaga Kerja yang bekerja pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food
Division sebanyak 465 orang dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Sistem Pembagian Jumlah Tenaga Kerja
No

Jabatan

Jumlah (orang)

1
2
3
4
5
6

Plant Head
Plant Manager
Manager
Supervisior
Foreman (Mandor)
Karyawan
Jumlah

1
1
9
9
9
427
465

Dalam memelihara ketertiban dan kedisiplinan kerja setiap perusahaan
mengeluarkan tata tertib/peraturan kerja yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan
perusahaan, termasuk dalam penetapan jam kerja.
PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengatur waktu kerja
sesuai dengan perundang-undangan tenaga kerja (dari Depnaker), yaitu: 40 jam
seminggu. Setiap harinya rata-rata karyawan yang bekerja 7 jam.
Ketentuan jam kerja di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division
diatur menurut aturan shift

a Jam kerja pada bagian administrasi dan kantor dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Sistem Pembagian Jam Kerja Bagian Administrasi
Hari

Jam Kerja (WIB)

Jam Istirahat (WIB)

Senin – Jumat

08.00 – 16.00

12.00 – 13.00

Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division
b Jam kerja pada bagian produksi dapat dilihat pada Tabel 2.23
Tabel 2.3 Sistem Pembagian Jam Kerja Bagian Produksi
Hari

Shift

Jam Kerja (WIB)

Istirahat (WIB)

Senin – Sabtu

I

23.00-07.00

04.00 – 05.00

II

07.00-15.00

12.00-13.00

III

15.00-23.00

20.00 – 21.00

Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division
c Jam kerja pada bagian keamanan
Untuk jumlah keamanan, dibagi menjadi 2 shift yang terdiri dari 5 orang dan
melakukan penjagaan dimulai dari :
- Jam 08.00 – 20.00
- Jam 20.00 – 07.00

2.5.3. Sistem Pengupahan & Fasilitas Lainnya
Sistem pengupahan pada PT. Charoen Pokhpand Indonesia Food Division
adalah sebagai berikut:
1

Upah diberikan sesuai dengan UMR yang berlaku.

2

Pemberian upah ditetapkan setelah melihat jam kerja, hari kerja, kerja lembur
dan berdasarkan golongan.

3

Sistem pengupahan karyawan perusahaan di bagi atas :
a

Gaji tetap untuk karyawan tetap.

b Gaji harian untuk karyawan harian.
c
4

Gaji borongan untuk karyawan borongan

Upah Pokok
Pengupahan pada perusahaan ini adalah berdasarkan upah bulanan. Besarnya
upah disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing
karyawan, serta latar belakang pendidikan dan pengalaman. Upah tersebut
diberikan untuk masa 21 hari kerja rata-rata dalam sebulan dengan waktu
kerja rata-rata 8 jam dalam sehari.

5

Untuk pekerja lembur, dibagi dalam 2 golongan yaitu :
a

Golongan pekerja yang levelnya dibawah level supervisor, akan mendapat
kompensasi kerja lembur sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b Golongan pekerja yang levelnya setaraf atau diatas supervisor, tidak akan
memperoleh pembayaran uang lembur lagi, karena sudah termasuk di
dalam gaji pokok.
- Apabila kerja lembur dilakukan pada hari biasa maka untuk jam lembur,
peraturannya adalah sebesar 1 ½ x upah sejam.
- Untuk jam kerja lembur yang dilakukan pada hari bukan hari biasa untuk jam
lembur peraturannya adalah sebesar 2 x upah sejam. Disamping pemberian gaji
pokok dan upah lembur, juga diberikan uang makan,uang pengobatan, dan
asuransi tenaga kerja.

Selain pemberian kompensasi/upah, perusahaan juga memberikan berbagai
insentif bagi karyawan, seperti:
1

Memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) untuk pekerja yang mempunyai
masa kerja 1 tahun penuh secara terus menerus biasanya dalam 1 bulan upah.

2

Memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) untuk pekerja yang mempunyai
masa kerja belum mencapai satu tahun, maka biasanya tunjangan ditetapkan
menurut perhitungan banyaknya bulan selama yang bersangkutan bekerja
dibagi 12 dan dikalikan upah perbulan.

3

Bonus tahunan akan diberikan berdasarkan kemampuan perusahaan dan
sepenuhnya ditetapkan oleh perusahaan dengan memperhatikan prestasi kerja
masing-masing karyawan.

4

Tunjangan makan diberikan kepada pekerja perbulan, sesuai dengan
kemampuan perusahaan, dan dibayar bersama-sama dengan pembayaran upah
pekerja.

5

Memperhatikan kebutuhan rohani karyawan.

6

Perusahaan menyediakan tempat ibadah dan memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk melaksanakan ibadah.

7

Adanya jaminan kesehatan dan kesejahteraan karyawan.
Jaminan kesehatan antara lain :

1

Cuti sakit.

2

Cuti khusus, karena perkawinan atau musibah.

3

Mewajibkan karyawan masuk ASTEK (Asuransi Tenaga Kerja).

4

Tunjangan Proyek.

5

Tunjangan Kemalangan.
Perusahaan memberikan fasilitas kerja kepada karyawan, seperti:

1

Memberikan pakaian kerja kepada setiap tenaga kerja dalam setahun.

2

Memberikan fasilitas pengobatan cuma-cuma kepada setiap tenaga kerja.

3

Menyediakan perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja yang diperlukan
para karyawan, seperti sarung tangan, masker dan penyumbat telinga.

2.6.

Proses Produksi

2.6.1.

Bahan yang Digunakan

2.6.1.1. Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Indonesia
Food Division, Medan adalah daging ayam. Daging ayam merupakan bahan
pangan yang bernilai gizi tinggi karena kaya akan protein, lemak, mineral serta zat
lainnya yang sangat dibutuhkan tubuh, sehingga diperlukan usaha untuk
meningkatkan kualitas daging ayam yang dilakukan melalui pengolahan atau
penanganan yang lebih baik sehingga dapat mengurangi kerusakan atau
kebusukan selama penyimpanan dan pemasaran.
Sumber daging ayam yang diperoleh PT. Charoen Pokphand Indonesia
Medan saat ini masih berasal dari Slaughter House (Rumah Potong Hewan) PT.
Charoen Pokphand yang berada di Cikande dan Salatiga karena PT. Charoen
Pokphand Indonesia Medan belum memiliki Slaughter House.

PT. Charoen

Pokphand Indonesia Medan menerima daging ayam berupa Griller, yaitu daging
ayam bulat tanpa bulu, kepala, ceker dan isi perut.

2.6.1.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan ialah bahan yang ditambahkan secara langsung ke
dalam proses produksi dan merupakan komposisi produk untuk memudahkan dan
menyempurnakan produk. Dalam proses pembuatan further

di PT. Charoen

Pokphand Indonesia Food Division tidak lepas dari bahan pendukungnya seperti
perekat tepung (batter), tepung roti (breading), minyak goreng, bumbu-bumbu
dan Sodium Laktat sebagai bahan pengawet pada daging agar umur simpannya
lama yang didapatkan dari suplier karena PT. Charoen Pokphand Indonesia masih
belum bisa memproduksi bumbu-bumbu tersebut. Selain bumbu bahan penunjang
lainnya yang tidak kalah penting adalah kemasan plastik, untuk kemasan ini PT.
Charoen Pokphand Indonesia masih menggunakan kemasan dari suplier plastik
dengan beberapa tipe plastik sesuai dengan kebutuhan pengemasan yang mereka
gunakan.
Bahan tambahan pada proses pembuatan further (nugget) adalah:
1 Campuran tepung tapioka dan minyak goreng sebagai emulsifier.
2

Premik, yaitu berupa campuran bumbu-bumbu yang telah diformulasikan di
PT. Charoen Pokphand Indonesia Pusat di Cikande untuk memberikan cita
rasa pada further.

3

Perekat tepung (batter)

4

Remah roti (breading)

5

Kemasan plastik untuk membungkus further.

6

Karton yang digunakan untuk pengepakan akhir further.

2.6.1.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan secara tidak langsung
dalam produk dan bukan merupakan komposisi produk, tetapi digunakan sebagai
pelengkap produk dan memudahkan dalam melakukan proses.

2.6.2. Uraian Proses
PT. Charoen Pokphand Indonesia bergerak dalam bidang pemotongan dan
pengolahan daging ayam. Proses produksi pada PT. Charoen Pokphand Indonesia
yaitu further production.

2.6.2.1 Further Production
Berikut merupakan uraian proses produksi pembuatan further pada PT.
Charoen Pokphand Indonesia:
1

Petugas produksi menyiapkan formula untuk pembuatan suatu macam
produk

further (nugget)

dimana

petugas mempersiapkan komposisi

seasoning (bahan baku berupa tepung) dan premix (bumbu) dari produk yang
akan diproduksi.
2

Petugas membuat campuran emulsi yaitu menggunakan mesin bowl cutter.
Fungsi dari penggunaan emulsi yaitu untuk mengenyalkan adonan.

3

Petugas melakukan proses grinding daging yaitu proses untuk menggiling
daging menjadi halus. Proses grinding dilakukan dengan menggunakan mesin
autogrind.

4

Proses pencampuran semua adonan yang telah dipersiapkan seperti
seasoning, premix, daging giling, dan emulsi dengan air dan nitrogen. Proses
mixing tersebut menggunakan mesin unimix dengan kapasitas produksi 250
kg.

5

Proses forming dilakukan dengan menggunakan mesin reforfomer.

6

Petugas membaluri tepung roti (breadcrumb) ke adonan yang telah dibentuk.

7

Proses penggorengan terbagi menjadi dua yaitu proses precook dan cook.
Pada proses precook adonan digoreng setengah matang, selanjutnya masuk
pada proses cook adonan digoreng hingga benar – benar matang. Proses
precook dan cook dilakukan pada mesin fryer.

8

Petugas menyeleksi produk yang telah jadi apakah defect (cacat) atau tidak.
Apabila produk tersebut defect akan dilakukan rework pada mesin unimix,
yaitu dicampur lagi dengan adonan-adonan yang lain. Produk defect yang
dirework mempunyai batasan jumlah pada tiap batch maksimal sebanyak 5%.

9

Petugas memasukkan adonan pada mesin insulated quick freeze (IQF) untuk
dibekukan. Setelah itu adonan dijalankan oleh conveyor menuju televator
untuk dinaikkan menuju mesin MHW. Pada mesin MHW adonan ditakar
sesuai dengan ukuran per kemasan.

10 Proses packaging dimana adonan yang telah sesuai takaran tadi dikemas pada
kemasan plastik menggunakan mesin Kawasima.
11 Proses penimbang kemasan menggunakan mesin check weighter, untuk
ukuran berat yang tertera tidak sesuai maka produk tersebut akan secara
otomatis dipisahkan. Produk yang terpisah tadi dilepas kembali kemasannya

lalu dijalankan pada conveyor untuk melalui proses penakaran ulang pada
mesin MHW.
12 Kemasan produk dikemas dalam carton box dan selanjutnya ditransfer ke
warehouse finished product.
Berikut flowchart proses produksi pembuatan further pada PT.Charoen
Pokphand Indonesia dilihat pada Gambar 2.3.

Start

Membuat campuran emulsi

Menyiapkan kuantitas seasonig dan
premix sesuai formula

Melakukan proses grinding daging

Melakukan proses mixing emulsi,
seasoning & premix, daging giling,
air,dan nitrogen

Melakukan forming adonan

Melapisi adonan yang telah dibentuk
dengan tepung breadcrumb
Ya

Melakukan proses precook adonan

Melakukan proses cook adonan

Menyeleksi nugget apakah
defect atau tidak
Tidak
Melakukan proses frozen nugget

Melakukan proses penakaran nugget

Melakukan proses packaging nugget ke
dalam kemasan plastik

Tidak

Melakukan pengukuran berat
produk apakah sesuai atau tidak
Ya
Melakukan proses packaging produk
jadi nugget ke dalam carton box

End

Gambar 2.2 Flowchart Proses Produksi Pembuatan Further

2.7.

Mesin dan Peralatan

2.7.1. Mesin Produksi
Mesin produksi adalah semua mesin-mesin yang secara langsung
berperan dalam proses produksi. Berikut adalah beberapa mesin yang digunakan
oleh PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division yaitu :
A Divisi Further
1

Mesin Auto Grind untuk menggiling ayam menjadi halus
Spesifikasi mesin:

2

Merek

: Laska Type Cutter KCU 200 DC

Daya

: 400V, 50 Hz, 95 Kw, 238 A

Asal

: Austria

Jumlah

:1

Mesin mixer untuk menggabungkan adonan dengan premix dan seasoning
Spesifikasi mesin:

3

Merek

: Inotec Type IM-1000

Daya

: 400 V, 50 Hz

Jumlah

:1

Mesin cetakan untuk mencetak adonan yang sudah dihaluskan
Spesifikasi mesin:
Merek

: Besch 3047035

Daya

: 400 V3, 50 Hz

Jumlah

:1

4

Mesin frying I, dilakukan penggorengan pertama pada adonan yang sudah
dicetak
Spesifikasi mesin:

5

Merek

: EFR 4000/650

Daya

: 400 V

Jumlah

:1

Mesin frying II, dilakukan penggorengan kedua pada adonan
Spesifikasi mesin:

6

Merek

: EFR 6000/650

Daya

: 400 V

Jumlah

:1

Mesin Checkweighter untuk menimbang berat produk
Spesifikasi mesin:

7

Merek

: Inritsu

Daya

: 300V, 60 Hz

Jumlah

:2

Mesin metal detector untuk mendeteksi kandungan metal pada adonan
Spesifikasi mesin:
Merak

: IQ3

Daya

: 230 V, 50 Hz, 1,2 A

Asal

: European Union

B

Divisi Sausage

1

Mesin Auto Grind untuk menggiling ayam menjadi halus
Spesifikasi mesin:

2

Merek

: Laska Type Cutter KCU 200 DC

Daya

: 400V, 50 Hz, 95 Kw, 238 A

Asal

: Austria

Jumlah

:1

Mesin mixer untuk menggabungkan adonan dengan premix dan seasoning
Spesifikasi mesin:

3

Merek

: Inotec Type IM-1000

Daya

: 400 V, 50 Hz

Jumlah

:1

Mesin emulsifier untuk mengemulsi adonan
Spesifikasi mesin:

4

Merek

: Inotec Type 1175 CD-75D

Daya

: 400 V, 50 Hz, 142 A

Jumlah

:1

Mesin Smoke House untuk proses pemasakan sausage dan mendinginkan
sausage
Spesifikasi mesin:
Merek

: Maurer-Atmos GmbH

Daya

: 400 V, 50 Hz, 1,9 Kw

Asal

: Germany

Jumlah
5

:1

Mesin metal detector untuk mendeteksi kandungan metal pada adonan
Spesifikasi mesin:

6

Merak

: IQ3

Daya

: 230 V, 50 Hz, 1,2 A

Asal

: European Union

Mesin cutter untuk memotong sosis sesuai ukuran
Spesifikasi mesin:

7

Merek

: Inotec GmbH

Daya

: 2Kw

Jumlah

:2

Mesin Vacum Sealer untuk memvakumkan kemasan yang telah diisi dengan
produk sosis
Spesifikasi mesin:

8

Daya

: 50 Hz, 29 A, 36 Volt

Jumlah

:3

Mesin Checkweighter untuk menimbang berat produk
Spesifikasi mesin:

9

Merek

: Inritsu

Daya

: 300V, 60 Hz

Jumlah

:2

mesin IQF untuk mendinginkan produk sausage yang telah dikemas
Spesifikasi mesin:

Merek

: Mavel Singapore

Daya

: 380 V, 50 Hz, 103 A

Jumlah

:1

C

Divisi Cut Up

1

Mesin MDM untuk menggiling ayam menjadi halus
Spesifikasi mesin:
Merek

: Totomeat 2500

Daya

: 380V, 50 Hz, 30 Kw

Asal

: Jerman

Jumlah

:1

2.7.2. Peralatan
Peralatan yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Food
Division adalah sebagai berikut:
1.

Thermometer untuk mengukur suhu cairan.

2.

Timbangan Digital yang berfungsi sebagai penimbang bahan baku pada saat
penerimaan bahan baku

3.

Hand Truck ialah alat yang juga berfungsi sebagai material handling
dipabrik.

2.8.

Utilitas
Utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu

pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal

sampai produk akhir terutama pada perusahan manufaktur. Sesuai dengan
istilahnya, fungsi sarana penunjang ini adalah mendukung dan membantu
kelancaran proses produksi serta mempermudah jalannya kegiatan manufaktur.
Utilitasi yang digunakan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah:
1. Sumber Air
Air memegang peranan penting dalam kelangsungan proses produksi,
kapasitas air yang digunakan untuk keseluruhan proses produksi adalah
300m3, Kegunaan air di perusahaan adalah :
a Keperluan proses produksi
b Keperluan laboratorium
c Keperluan mesin boiler
d Keperluan karyawan
e Keperluan injeksi kondensor
f Sebagai zat pendingin dan pembersih
Sumber air yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan
semuanya berasal dari air tanah. Air tanah tersebut dilakukan proses pengolahan
terlebih dahulu sehingga kualitasnya sama dengan air minum.
2. Uap (Steam)
Uap adalah salah satu unit pendukung di bagian produksi, yang digunakan
untuk proses pemasakan sosis di smoke house. Uap yang digunakan
dihasilkan dari mesin steam boiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia
Medan terdapat 1 unit steam boiler dengan kapasitas 2 ton/jam.
Spesifikasi steam boiler tersebut adalah :

3.

- Merk

: Loos

- Tipe

: D8820 GUNZENHASEN

- Posisi

: Boiler tidur

- Jenis boiler

: Fire tube

- Kapasitas

: 2 Ton/Jam

- Jenis burner

: Weishupt Type L72

- Bahan bakar

: Solar

- Tahun

: 1985

Pemanas Minyak Goreng
Pada proses penggorengan nugget digunakan sumber panas yang dihasilkan
dari mesin Thermal Oil Boiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan
terdapat 1 unit Thermal Oil Boiler dimana tabung boiler diproduksi di
bengkel lokal sedangkan burner diimpor dengan spesifikasi burner sebagai
berikut:

4.

Merk Burner

: Riello

Tipe

: 618 M

Model

: ENNE/EMME 1400

Bahan bakar

: Solar

Sumber Listrik
Dalam memenuhi pasokan listik untuk seluruh kegiatan yang berlangsung,
PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan mendapat pasokan listrik dari
Perusahaan Listrik Negara (PLN). Hal ini disebabkan karena mereka masih
belum bisa membangun unit pembangkit listrik sendiri. Selain itu agar

kegiatan produksi tetap bisa berjalan ketika tidak ada pasokan listrik dari
PLN, PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menggunakan genset sebagai
sumber listrik cadangan.
Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan digunakan genset PRIME
yang menghasilkan 1825 KVA.

2.9.

Safety and Fire Protection
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat

pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif
apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan dari dibuatnya
program K3 adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan sangat memperhatikan faktor
keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini diperlihatkan dengan ketatnya
penggunaan alat pelindung diri (APD). Berikut ini merupakan beberapa APD
yang biasanya digunakan para pekerja di dalam plant, diantaranya :
1 Sepatu boot, berfungsi untuk melindungi kaki dari berbagai macam resiko
bahaya. Salah satunya untuk melindungi pekerja agar tidak tergelincir saat
berada di plant yang lantainya sangat licin.
2

Baju pelindung, berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai macam
kotoran.

3

Masker, berfungsi untuk meminalisir bau amis (tidak sedap) selama bekerja di
plant dan untuk melindungi produk makanan olahan agar tidak tercemar oleh
nafas pekerja.

4

Hair cap (penutup rambut), berfungsi untuk melindungi produk makanan
olahan agar tidak tercemar oleh rambut para pekerja.

5

Baju pelindung khusus, baju pelindung khusus tersebut digunanakan oleh
pekerja yang bekerja pada proses pembekuan (freezing) fungsinya untuk
melindungi diri dari suhu yang ekstrim.
Agar produk makanan olahan tetap terjaga kehigienisannya, maka para

pekerja sebelum bekerja di plant harus membersihkan tangannya dengan sabun
dan larutan klorin 500ppm dan berjalan melewati kolam yang berisi larutan
clorine 200 ppm. Larutan chlorine yang digunakan berfungsi untuk mensterilkan
diri dari kotoran/ kontaminan. Pergantian larutan klorin dilakukan secara
kondisional, minimal dilakukan setiap pergantian shift. Sedangkan pembersihan
pada plant secara keseluruhan (cleaning total) dilakukan secara rutin setiap
minggunya.
PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menerapkan sistem pengamanan
kebakaran sebagai berikut:
1 Setiap ruangan memiliki 1 buah fire extinguisher CO2.
2

Terdapat sistem pompa hydrant pada bagian frying further yang dapat
mengeluarkan air secara otomatis jika terdeteksi panas yang berlebihan
ataupun asap.

2.10.

Limbah
PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menghasilkan limbah cair yang

terdiri dari limbah minyak goreng dan limbah cair. Limbah minyak goreng yang
dihasilkan dari proses peggorengan pada nugget dikumpulkan lalu dibuang ke
tempat penampungan limbah di Kawasan Industri Medan sedangkan air limbah
diproses lebih dahulu sebelum dibuang ke tempat penampungan limbah Kawasan
Industri Medan. Proses pengolahan air limbah dilakukan dengan langkah sebagai
berikut:
1

Air limbah dialirkan dari masing-masing saluran pembuangan air dan
dikumpulkan di bagian waste treatment.

2

Air limbah yang terkumpul dipompakan ke dalam bak pengendapan yang
pertama, yaitu bak influence sump. Pada bak ini dilakukan proses aerasi.

3

Dari bak influence sump, air limbah dialirkan menuju bak koagulasi. Pada
tahap ini, proses yang dilakukan sudah termasuk dalam proses kimia, dimana
dilakukan proses penjernihan limbah menggunakan Poly Aluminium Chloride
(PAC). PAC mempunyai PH = 2 yang dapat mematikan bakteri yang ada
pada air limbah. Tetapi bakteri disini dijaga agar tetap hidup, karena bakteri
tersebut dapat membantu dalam pengolahan limbah. Agar bakteri tetap hidup,
pada bak dimasukkan cairan NaOH ( PH = 14). Pada bak ini terdapat alat
sensor PH, apabila indikator pada alat tersebut menunjukkan bahwa PH sudah
mendekati 7, maka cairan NaOH akan otomatis dialirkan.

4

Proses selanjutnya dilakukan pada bak flocculation untuk penggumpalan (floc)
menggunakan anion. Proses ini termasuk pada proses filtrasi.

5

Setelah itu air limbah dialirkan menuju bak Dissolved Air Floatation (DAF).
Proses yang terjadi adalah proses filtrasi dan sedimentasi, dimana dilakukan
proses pemisahan antara liquid dan sludge (floc). Pemisahan dilakukan
menggunakan anion sehingga endapan sludge mengendap di atas cairan liquid.
Pada bak ini terdapat alat sweeping untuk memisahkan sludge dengan liquid.
Endapan sludge dialirkan pada bak chemical sludge.

6

Pada bak chemical sludge dilakukan proses pressing untuk menyaring kembali
sludge dari sisa air yang masih ada. Selanjutnya sludge tersebut dibuang ke
TPA dikarenakan tidak dapat dimanfaatkan kembali.

7

Sedangkan cairan liquid dialirkan langsung melalui pipa ke tempat
penampungan air limbah Kawasan Industri Medan.