T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK (Studi Kasus: Siswa Kelas X RPL SMK N 1 Tengaran) T1 Full text

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN TIK
(Studi Kasus: Siswa Kelas X RPL SMK N 1 Tengaran)

Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti:
Arifin Noviyadi (702010100)
Mila C. Paseleng, S.Si, M.Pd.
George J.L. Nikijuluw, S.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
April 2015

ii


iii

iv

v

vi

vii

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK
(Studi Kasus: Siswa X RPL SMK N 1 Tengaran)
1)
.Arifin Noviyadi, 2) Mila Chrismawati Paseleng, 3).George J.L Nikijuluw
Program Studi Pendidikan Teknik Informatikan dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1) 702010100@student.uksw.edu,2) mila.paseleng@staff.uksw.edu,
3)
george.nikijuluw@yahoo.com
ABSTRAK
The purpose of this study is to improve learning outcomes by applying
Quantum Learning model using blog in ICT subject. The study was conducted
by using the Nonequivalent Control Group Design. The samples are 35
students of grade X RPL 1 of SMK N 1 Tengaran. The research instruments
are test, questionnaire and observation. The results showed that the learning
outcomes of students who apply the learning model of Quantum Learning
with Blog is higher compared those with conventional method. This is
confirmed with the high significance of the study results, which changes from
an average value of 61,57 to that of 85,14 after applying treatment. The level
of student activity gains a percentage of 81,75% and understanding the
personal characteristics of 80,15%.
Keywords: quantum learning model, blog in education, learning outcomes
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Learning pada mata
pelajaran TIK dengan bantuan blog. Penelitian ini menggunakan desain
Nonequivalent Control Group Design. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas

X RPL 1 SMK Negeri 1 Tengaran yang berjumlah 35 orang siswa. Instrumen
yang digunakan adalah tes, kuesioner dan observasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang menerapkan model
pembelajaran Quantum Learning dengan bantuan media Blog lebih tinggi
dibandingkan dengan metode konvesional. Diperkuat dengan terdapat
peningkatan hasil belajar yang signifikan, dari nilai rata-rata sebesar 61,57
menjadi 85,14 setelah diberikan treatment. Tingkat keaktifan siswa mencapai
persentase sebesar 81,75% dan pemahaman karakteristik pribadinya sebesar
80,15%.
Kata kunci: model pembelajaran quantum learning, blog dalam pendidikan,
hasil belajar
1)
2)
3)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.


1

1.

PENDAHULUAN
Seiring berjalannya waktu dan perubahan jaman, teknologi dan media
informasi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada saat yang sama,
pertimbangan akan penggunaan teknologi dan media informasi yang lebih
interaktif menjadi salah satu pilihan yang menarik untuk dapat diterapkan di
berbagai jenjang pendidikan. Perkembangan teknologi informasi dapat
meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat
dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan
meningkatkan produktivitas [1].
Berdasarkan data Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
dan Direktorat Jendral Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, disebutkan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang memiliki tujuan yaitu 1)
menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang produktif, mampu
bekerja mandiri, mengisi lowongan kerja yang ada, 2) menyiapkan peserta
didik agar mampu meraih karir, ulet, gigih dalam berkompetensi dan

beradaptasi, 3) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan seni
agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari, 4) membekali peserta
didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian
yang dipilih (DEPDIKNAS). Sekolah Menengah Kejuruan memiliki
karakteristik yang berbeda dari sekolah umum, yaitu terdapat mata pelajaran
produktif atau praktik. Mata pelajaran praktik merupakan kelompok diklat
yang berfungsi membekali peserta didik agar dapat memiliki kompetensi
kerja sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI),
atau yang disepakati oleh lembaga kerja yang mewakili dunia kerja dan
industri [2].
Melalui pengamatan langsung yang dilakukan di SMK Negeri 1
Tengaran pada jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), diperoleh data
yang menyatakan bahwa setiap satu mata pelajaran produktif menghabiskan
waktu selama 4 x 45 menit setiap minggunya. Sementara itu, mata pelajaran
produktif yang ada jumlahnya melebihi dari 5 mata pelajaran. Sehingga siswa
merasa kelelahan dan kejenuhan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan beberapa
siswa. Pada pelaksanaan mata pelajaran, guru seringkali hanya memberikan
materi dan masih membiarkan siswa belajar secara otodidak menggunakan
perangkat laptop pribadi yang dibawa oleh siswa, yang menyebabkan
pengawasan terhadap aktivitas siswa menjadi kurang. Sehingga siswa

seringkali melakukan aktivitas yang tidak ada hubungannya dengan
pembelajaran dengan perangkat yang mereka milki. Hal ini pada akhirnya
menyebabkan hasil belajar yang diperoleh siswa menjadi kurang maksimal.
Untuk mengatasi hal itu, pertimbangan akan penggunaan teknologi dan media
informasi yang bersinergi dengan model pembelajaran yang lebih interaktif,
tentunya dapat menjadi salah satu pilihan yang menarik untuk dapat
diterapkan.
Quantum Learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar
yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis, untuk semua tipe orang, dan
segala usia. Model pembelajaran Quantum Learning memberikan manfaat
yaitu bersikap positif, meningkat motivasi, keterampilan belajar seumur

2

hidup, kepercayaan diri, sukses dan hasil belajar meningkat[3]. Dengan
alokasi waktu yang cukup banyak untuk setiap mata pelajaran produktif,
selain itu agar waktu yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik maka
Quantum Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengatasi hal tersebut.
Salah satu produk yang dihasilkan oleh teknologi dan media informasi

adalah Blog. Blog merupakan singkatan dari Web Log yaitu bentuk aplikasi
web yang terdiri dari tulisan-tulisan yang biasa disebut postingan pada sebuah
halaman web. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urutan descending
berdasarkan tanggal, yang artinya tanggal terbaru akan ditampilkan paling
depan [4]. Beberapa kelebihan yang dimiliki Blog yang dapat dimanfaatkan
untuk mendukung Quantum Learning dalam pelaksanaan proses
pembelajaran yaitu guru dan siswa dapat berinteraksi mengenai materi
pelajaran tanpa harus menggunakan bahasa yang formal, guru dapat
memposting artikel-artikel di luar materi pelajaran yang bertujuan untuk
memberikan motivasi kepada siswa, guru-guru yang mengajar mata pelajaran
terkait dapat saling bekerjasama dalam menyediakan materi pelajaran,
kemudahan dalam evaluasi materi pelajaran serta melatih siswa dalam
mencari informasi dari berbagai sumber.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pokok permasalahan
yang menjadi dasar dilakukan penelitian ini yaitu model pembelajaran yang
digunakan dan pemanfaatan media pembelajaran masih belum maksimal.
Maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana
penerapan model pembelajaran Quantum Learning dengan bantuan media
Blog dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK.
2.


TINJAUAN PUSTAKA
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Puji Auliyah tentang
Efektivitas Penggunaan Model Belajar Quantum Learning Tipe Kinestetic
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Algoritma dan
Pemrograman yang menggunakan metode penelitian studi kuasi eksperimen
dengan desain non-equivalent control group. Disimpulkan bahwa, hasil
belajar siswa X SMK TI Garuda Nusantara Cimahi yang menggunakan model
pembelajaran quantum learning tipe kinestetic lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional [5].
Dalam penelitian Purwadi mengenai Penerapan Model Quantum
Learning Dalam Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar
Matematika Pada Siswa Kelas VI SDN Purwosuman 1 Sidoharjo Sragen.
Metode yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas dengan subjek
penelitiannya adalah guru dan siswa. Diperoleh hasil yang menyatakan bahwa
penerapan model pembelajaran Quantum Learning terbukti dapat
meningkatkan minat dan prestasi belajar Matematika siswa kelas VI SDN 1
Purwosuman Sidoharjo Sragen [6].
Penelitian lain yang relevan dengan penggunaan media Blog dalam
pembelajaran yaitu penelitian yang dilakukan oleh Maryati, yang berjudul

Pemanfaatan Blog Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi
Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP Negeri 2 Mlati

3

Sleman. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang
dalam pelaksanaannya tersusun menjadi berbagai tahapan (siklus). Hasil yang
diperoleh yaitu terdapat 4 indikator yang menunjukkan peningkatan motivasi
belajar siswa. Ditandai dengan terdapat peningkatan persentase motivasi
belajar siswa sebesar 14% yang diperoleh dari angket motivasi belajar, yaitu
dari pra tindakan sebesar 69% ke siklus I sebesar 83%, persentase motivasi
belajar selama siklus I telah masuk pada kategori tinggi, yaitu sebesar 88%,
rata-rata persentase motivasi belajar yang diperoleh selama siklus I telah
masuk dalam kategori tinggi, yaitu sebesar 86%, dan berdasarkan hasil
wawancara guru dan siswa, motivasi belajar siswa mengalami peningkatan
melalui pemanfaatan Blog sebagai sumber belajar [7].
Penelitian lainnya yang telah memanfaatkan Blog sebagai media belajar
adalah Pemanfaatan Media Blog Pada Pembelajaran Kimia Materi
Hidrokarbon dan Minyak Bumi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas X MA NU Nurul Huda Mangkang yang dilakukan oleh Imam Baehaqi.

Dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 tahapan yaitu prasiklus, siklus I, dan
siklus II di mana setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
pemanfaatan Blog sebagai media pembelajaran terbukti dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar peserta didik [8].
Berdasarkan penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Quantum Learning terbukti dapat menciptakan suasana belajar
yang baru dan secara langsung berpengaruh kepada peningkatan hasil belajar
siswa. Selain itu pemanfaatan Blog sebagai media dan sumber belajar juga
terbukti efektif memberikan banyak manfaat dan kemudahan, serta melatih
guru dan siswa menjadi lebih aktif dalam menuangkan dan memperoleh
segala informasi yang berguna dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Pada
penelitian sebelumnya model pembelajaran Quantum Learning dan
penggunaan media Blog digunakan secara terpisah atau tidak memiliki
hubungan sama sekali antara satu dengan lainnya. Sedangkan pada penelitian
ini penerapan model pembelajaran Quantum Learning dibantu dengan
pemanfaatan Blog sebagai media sekaligus sumber belajar siswa dengan
harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik.
Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil proses belajar dapat

ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya,
pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, kecakapan dan kemampuannya,
daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada
individu [9]. Dalam aktivitas belajar, terdapat peran guru dan siswa yang
saling berkolaborasi demi mencapai tujuan pembelajaran.
Dimulai dari pembelajaran TIK, proses-proses tersebut secara langsung
maupun tidak langsung saling berintegrasi bersama dengan teknologi dan
media informasi yang ada, sehingga mengubah tatanan peran masing-masing
individu dalam kelas serta media pembelajaran yang digunakan. Guru yang
tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga fasilitator, mentor dan
teman belajar. Lalu siswa yang sebelumnya hanya sebagai partisipan pasif
berubah menjadi partisipan aktif yang banyak menghasilkan pengetahuan
baru dan saling berbagi (sharing) layaknya seorang ahli. Dengan begitu maka

4

akan tercipta budaya belajar baru yang positif, sehingga tujuan pelaksanaan
pembelajaran dapat tercapai, salah satunya ditandai dengan adanya
peningkatan hasil belajar siswa di kelas.
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang
mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar tidak hanya
penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan,
persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam
keterampilan, cita-cita, keinginan, dan harapan [10].
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk
menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang
disengaja, bertujuan dan terkendali [11]. Pada dasarnya, perkembangan
teknologi dan media informasi telah banyak menciptakan terobosan baru yang
dapat dimanfaat sebagai media pembelajaran sekaligus media sharing, salah
satunya adalah Blog.
Blog merupakan singkatan dari Web Log adalah bentuk aplikasi web
terdiri dari tulisan-tulisan yang biasa disebut sebagai postingan pada sebuah
halaman web. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urutan descending
berdasarkan tanggal, artinya tanggal tulisan dengan tanggal terbaru akan
ditampilkan paling atas atau depan [4]. Pada penelitian ini Blog dirancang
oleh peneliti. Fitur-fitur yang digunakan yaitu menu, kotak pencarian,
pengkategorian postingan dan widget default yang telah tersedia. Blog
digunakan sebagai alat bantu dalam penerapan model pembelajaran Quantum
Learning. Adapun fungsi blog yaitu sebagai tempat memposting materi, tugas
dan artikel-artikel lainnya yang terkait dengan model pembelajaran Quantum
Learning. Materi pelajaran dan tugas yang diposting diperoleh dari guru
pengampu mata pelajaran, sedangkan artikel di luar materi pelajaran ditulis
langsung oleh peneliti.
Quantum Learning berangkat dari falsafah dasar yang meyakini bahwa
agar efektif, belajar dapat dan harus menyenangkan. Merupakan seperangkat
metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis, untuk
semua tipe orang, dan segala usia. Model pembelajaran Quantum Learning
memberikan manfaat yaitu bersikap positif, meningkat motivasi,
keterampilan belajar seumur hidup, kepercayaan diri, sukses dan hasil belajar
meningkat [3]. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penerapan model
pembelajaran Quantum Learning yaitu sebagai berikut:
1. Identifikasi tujuan dan manfaat belajar. Siswa terlebih dahulu harus
mengidentifikasi dan mengetahui manfaat serta tujuan yang ingin
dicapainya melalui proses pembelajaran dan juga kemauan untuk
meningkatkan prestasinya.
2. Menciptakan lingkungan belajar yang bersifat positif. Penataan
lingkungan belajar yang bersih, rapi dan nyaman akan secara langsung
memberikan sugesti positif kepada guru dan siswa. Dapat dilakukan
sebelum proses pembelajaran dimulai.
3. Membebaskan gaya belajar. Gaya belajarnya dapat dikelompokkan
menjadi 3 jenis yaitu visual, auditorial dan kinestetik. Model
pembelajaran Quantum Learning memberikan kebebasan pada siswa
untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya sendiri. Dalam penelitian ini,

5

guru menyesuaikan materi pelajaran dengan masing-masing gaya belajar
yang ada berdasarkan kriteria tertentu.
4. Menumbuhkan kreativitas dan sikap juara. Memberikan kesempatan dan
kepercayaan secara penuh kepada siswa untuk mengerjakan setiap
kewajiban dan tugasnya, baik itu tugas individu maupun kelompok. Lalu
siswa juga diberikan kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya
kepada siswa lain sehingga di dalamnya terjadi timbal balik yang positif.
5. Merayakan keberhasilan. Setelah pelajaran selesai, guru bersama dengan
seluruh siswa yang ada di dalam kelas saling memberikan apresiasi satu
sama lain untuk merayakan pencapaian dalam pembelajaran yang sudah
dilakukan.
3.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan desain
non-equivalent control group design. Pada awal pertemuan diberikan pretest
untuk masing-masing kelas, dilanjutkan dengan treatment dan pada akhir
proses pembelajaran diberikan posttest untuk mengukur hasil belajar [12].
Tabel 1. Non-equivalent control group design
Kelas

Pretest

Treatment

Posttest

Eksperimen
Kontrol

O1
O3

X
-

O2
O4

Keterangan:
O1 : Tes awal pada kelas eksperimen sebelum diberikan treatment
O2 : Tes akhir pada kelas eksperimen setelah diberikan treatment
O3 : Tes awal pada kelas kontrol
O4 : Tes akhir pada kelas kontrol
X : Treatment yang diberikan
Populasi dalam penelitian ini adalah selurus siswa SMK N 1 Tengaran.
Sampel yang digunakan yaitu kelas X RPL 1 sebagai kelas eksperimen dan
kelas X RPL 2 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel menggunakan
teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan
tujuan tertentu [17]. Penelitian ini terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu (1) Tahap
Persiapan, (2) Tahap Pelaksanaan dan (3) Tahap Evaluasi.
Tahap persiapan dimulai dengan melakukan pengamatan langsung di
sekolah yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dan
hendak diteliti. Langkah berikutnya melakukan studi literatur terhadap
permasalah yang terjadi berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Kemudian menentukan metode dan desain penelitian serta populasi dan
sampel yang digunakan. Setelah itu merancang dan menyusun model
pembelajaran Quantum Learning dan merancang media Blog sampai siap
digunakan. Selanjutnya membuat dan menguji instrumen yang digunakan,
yang selanjutnya dilakukan analisis serta evaluasi terhadap instrumen yang

6

akan digunakan nantinya. Tahap pelaksanaan dimulai dengan memberikan tes
awal (pretest) kepada masing-masing kelas. Selanjutnya melaksanakan proses
pembelajaran atau memberikan perlakuan (treatment). Selama proses
pembelajaran dilaksanakan, dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa
dengan menggunakan lembar observasi oleh guru pegampu mata pelajaran.
Pada akhir pembelajaran diberikan tes akhir (posttest) dan lembar kuesioner.
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir, meliputi pengumpulan data kualitatif
dan kuantitatif hasil penelitian. Selanjutnya dilakukan analisis dan olah data.
dan pembahasan hasil penelitian serta penarikan kesimpulan berdasarkan
hasil penelitian yang diperoleh. Lalu menyusun laporan akhir penelitian ini.
Penerapan model pembelajaran Quantum Learning di dalam proses
pembelajaran di kelas disusun berdasarkan pada karakteristik yang dimiliki
oleh Quantum Learning. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Penerapan Quantum Learning dalam desain pembelajaran
Karakteristik

Identifikasi tujuan dan
manfaat belajar.

Menciptakan lingkungan
belajar yang bersifat positif.

Penerapan
a. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran tentang peripheral
komputer.
b. Guru memberikan motivasi dan
semangat agar siswa mengerti manfaat
dari pembelajaran yang akan
dilakukannya.
a. Mengatur posisi tempat belajar
berbeda dari biasanya, yaitu dengan
membentuk huruf U.
b. Menempatkan perabotan kelas dengan
rapi dan menempel poster di dinding
kelas.
c. Melatih kemampuan isyarat visual
siswa melalui kegiatan relaksasi.
d. Memposting materi dan tugas pada
halaman Blog.
e. Menyediakan speaker untuk memutar
musik instrumen selama proses
pembelajaran berlangsung.
f. Menyediakan area kosong yang cukup
dalam kelas untuk proses
pembelajaran yang menuntut aktivitas
motorik.
g. Mengadakan beberapa permainan
untuk melatih kerjasama antara siswa
dan mengurangi rasa bosan selama
pembelajaran.
h. Memberikan waktu untuk beristirahat
sejenak dan relaksasi otot.

7

a.

Membebaskan gaya belajar

Memberikan waktu dan kesempatan
kepada siswa untuk mempelajari
materi pelajaran yang sudah diposting
di Blog menurut gaya belajarnya
masing-masing.
Memberikan kesempatan untuk
bertanya kepada guru ketika
mengalami kesulitan.
Memberikan pertanyaan kepada siswa
untuk melatih daya ingat.
Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan tugas yang
sudah diposting di Blog, baik itu tugas
individu maupun tugas kelompok.
Mengadakan diskusi dan tanya jawab
mengenai materi yang sedang
dipelajari, baik secara individu
maupun berkelompok.
Seluruh individu dalam kelas saling
mengucapkan selamat atas
keberhasilan dan pencapaian melalui
proses pembelajaran yang dilakukan.
Memberikan reward berupa peralatan
belajar kepada siswa yang aktif
selama proses pembelajaran.

b.
c.
a.

Menumbuhkan kreativitas
dan sikap juara

b.

a.
Merayakan keberhasilan

b.

Gambar 1 Desain ruang kelas
Pada penelitian ini, penataan lingkungan belajar dilakukan dengan cara
mengatur posisi meja dan kursi yang ada di dalam ruang kelas seperti yang
terdapat pada gambar di atas. Meja dan kursi siswa disusun sedimikan rupa
sehingga membentuk huruf U. Hal ini bertujuan untuk memberikan area yang
cukup untuk melaksanakan kegiatan yang menuntut gerakan dan aktivitas
tubuh pada saat pelaksanaan proses pembelajaran, misalnya untuk
mengadakan sebuah permainan. Selain itu juga untuk memudahkan ketika

8

akan melakukan diskusi kelompok tanpa harus mengatur ulang posisi meja
dan kursi.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi hasil belajar siswa,
tingkat pemahaman karakteristik pribadi siswa dan tingkat keaktifan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Teknik dan instrumen yang
digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari tiga jenis, yaitu (1) soal tes,
(2) lembar kuesinoer dan (3) lembar observasi.
Tabel 3. Indikator soal tes
Indikator

Jumlah Butir Soal

Memahami konsep dan karakteristik
perangkat peripheral.
Memahami jenis dan fungsi dari setiap
perangkat peripheral.
Memahami
pemanfaatan
perangkat
peripheral dalam kehidupan sehari-hari.

4
8
8

Desain pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen disusun
berdasarkan karakteristik utama Quantum Learning. Adapun desain
pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut:
Pada penelitian ini digunakan lembar kuesioner yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana siswa mengenal karakteristik pribadinya berkaitan
erat dengan keberhasilannya dalam proses pembelajaran di sekolah dan di
rumah. Sedangkan lembar observasi bertujuan untuk mengetahui aktivitas
siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Lembar kuesioner dan
observasi disusun berdasarkan karakteristik utama model pembelajaran
Quantum Learning.
Tabel 5. Indikator kuesioner
Indikator

Identifikasi tujuan dan manfaat
belajar.

Menciptakan lingkungan belajar
yang positif.
Membebaskan gaya belajar.

Sub Indikator
a. Mengetahui manfaat dan tujuan
pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan.
b. Memiliki semangat dalam mencapai
keberhasilan.
c. Memanfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya dalam meningkatkan
kemampuannya.
a. Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi suasana belajar.
b. Mampu menata lingkungan belajar
yang tepat.
a. Mengetahui dengan baik kekurangan
9

Menumbuhkan kreativitas dan
sikap juara.

Merayakan keberhasilan.

dan kelebihan yang dimilikinya.
b. Mampu menemukan strategi belajar
yang sesuai dengan gaya belajarnya.
a. Mampu berinteraksi dan
bekerjasama bersama orang lain
dengan baik.
b. Dapat belajar dari kesalahan dan
memperbaikinya.
c. Keberanian untuk menghadapi
kemungkinan kegagalan di waktu
yang akan datang.
a. Menunjukan sikap positif terhadap
keberhasilan yang dicapai.

Butir soal pada lembar kuesioner terbagi menjadi 2 jenis soal yaitu soal
yang bersifat negatif dan positif, selain itu juga memiliki 4 pilihan jawaban
yang di mana untuk setiap jawaban memiliki skor berbeda. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6. Kriteria skor butir soal kuesioner
Soal Positif

Skor

Soal Negatif

Skor

Sangat Setuju

4

Sangat Setuju

1

Setuju

3

Setuju

2

Tidak Setuju

2

Tidak Setuju

3

1

Sangat Tidak Setuju

4

Sangat Tidak
Setuju

Untuk mengetahui perbedaan keaktifan siswa antara dua kelas tersebut
selama mengikuti proses pembelajaran, dilakukan dengan pengamatan
dengan menggunakan lembar observasi. Indikator yang digunakan dalam
penyusunan lembar observasi disusun berdasarkan variabel dari karakteristik
utama model pembelajaran Quantum Learning.
Tabel 7. Indikator keaktifan siswa
Variabel

Indikator

Kemauan dan kesiapan mengikuti
setiap proses pembelajaran di
kelas.

a. Hadir tepat waktu.
b. Memiliki kelengkapan peralatan
belajar.
c. Mendengarkan instruksi dan
melaksanakan setiap tugas yang
diberikan oleh guru.
a. Tertib selama proses pembelajaran

Menunjukkan sikap positif

10

terhadap lingkungan belajarnya.
Memiliki sikap seorang juara.
Kemampuan untuk menjadi lebih
kreatif.
Kemampuan berinteraksi dan
bekerjasama dengan orang lain.

berlangsung.
b. Mampu menjaga kebersihan
kelasnya.
a. Mengerjakan tugas individu
dengan kemampuannya sendiri.
a. Berani mengajukan pertanyaan
dan mengungkapkan pendapatnya.
b. Mampu memanfaatkan sumber
belajar yang ada.
a. Mampu memanajemen pembagian
kerja setiap anggota kelompok.

Kriteria penilaian yang digunakan pada lembar kuesioner dan observasi
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Skor Kriterium = Nilai Maksimum x Jumlah Soal x Jumlah Responden
Setelah dilakukan perhitungan skor kriterium [12], hasil yang diperoleh
kemudian diubah ke dalam persentase yang selanjutnya diukur menggunakan
kriteria penilaian. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Persentase skor (%) =

x 100%

Tabel 8. Kriteria penilaian
Rentang Skor

Kriteria

75% - 100%
50% - 75%
25% - 50%
0% - 25 %

Sangat Baik
Baik
Buruk
Sangat Buruk

Pada penelitian ini hasil tes yang digunakan yaitu hasil pretest dan
posttest. Data mentah yang diperoleh di lapangan selanjutnya dilakukan
analisis dan olah data, hasil yang diperoleh tersebut digunakan untuk
memperoleh gambaran nyata tentang permasalahan yang terjadi, kemudian
menjadi dasar dalam penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dan
pengkajian lebih lanjut. Analisis dan olah data yang dilakukan antara lain
menghitung skor nilai rata-rata minimum dan maksimum kelompok, standar
deviasi, dan varians dibantu dengan program aplikasi pengolahan data
statistik IBM SPSS. Kemudian melakukan uji normalitas dan homogenitas
untuk memperkuat fakta teoritis berdasarkan data empiris yang diperoleh,
yang selanjutnya digunakan untuk melakukan uji statistik parametric.
Langkah terakhir yaitu melakukan uji hipotesis penelitian berdasarkan hasil
yang diperoleh dari pengujian perbedaan skor rata-rata. Yang selanjutnya
dijadikan acuan dalam penarikan kesimpulan dan pengkajian lebih lanjut.

11

4.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan untuk masingmasing kelas. Pada kelas kontrol digunakan metode pembelajaran
konvensional. Sedangkan pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran
Quantum Learning dengan bantuan media Blog.
Sebelum memberikan soal pretest, guru memberikan waktu beberapa saat
kepada siswa untuk mengatur posisi belajar yang rileks dan nyaman.
Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan
motivasi agar dapat menguasai materi yang akan disampaikan, semua siswa
memperhatikan dengan baik ketika guru menjelaskan. Selanjutnya guru
mengajak semua siswa untuk menghayati arti dan manfaat dari belajar yang
telah dan akan mereka lakukan, dilanjutkan dengan memberikan sebuah
instruksi untuk melatih isyarat visual. Dilakukan dengan cara mensugestikan
siswa agar menutup mata dan menenangkan pikiran mereka, sambil diiringi
dengan alunan musik instrumental klasik selama beberapa menit sampai
siswa merasa tenang dan siap menerima materi pelajaran.

Gambar 2 Siswa melatih isyarat visual (relaksasi) dengan bantuan musik
Proses pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan guru memberikan
alamat atau url Blog, lalu siswa di arahkan untuk mengakses materi yang
sudah dipostingkan. Sebagian siswa mengalami kesulitan dalam
menggunakan fitur yang ada pada Blog, sehingga mengharuskan guru untuk
menjelaskan cara menggunakannya. Selanjutnya siswa diberikan waktu dan
kesempatan untuk belajar menurut gaya belajarnya masing-masing dengan
diiringi musik. Namun karena tidak semua siswa membawa perangkat laptop
dan modem, hal ini menyebabkan beberapa siswa harus mengakses dan
mempelajari materi secara bersama-sama sehingga menghabiskan waktu yang
banyak dari yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya guru bersama
siswa mengadakan beberapa permainan yang bertujuan melatih rasa percaya
diri dan kerjasama antar siswa, melalui permainan ini siswa terlihat sangat
bersemangat untuk terlibat.
Setelah selesai mengadakan beberapa permainan, siswa diberikan waktu
untuk beristirahat beberapa menit untuk melakukan relaksasi agar otot-otot
tubuh tidak merasa kelelahan. Setelah waktu istirahat diberikan, guru
12

memberikan latihan kepada siswa yang diikuti dengan diskusi. Melalui
diskusi yang diberikan, terdapat sebuah hal yang sangat menarik yaitu
beberapa siswa yang sebelumnya terlihat kurang bersemangat pada akhirnya
ikut aktif dalam diskusi. Setelah itu, beberapa siswa diminta untuk
menyimpulkan materi pelajaran yang telah mereka pelajari dari Blog, ada
beberapa siswa secara sukarela untuk maju dan menyampaikan materi
pembelajaran dan siswa lainnya memperhatikan dengan baik. Akhir dari
proses pembelajaran ditandai dengan guru dan siswa merayakan keberhasilan
pelaksanaan pembelajaran, yaitu dengan cara memberikan reward kepada
siswa yang aktif selama proses pembelajaran berlangsung dan bersalaman.

Gambar 3 Seorang siswa sedang menyimpulkan materi pelajaran
Pada pertemuan kedua, dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa
menggunakan lembar observasi oleh guru pengampu mata pelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran dilaksanakan seperti pada pertemuan
sebelumnya. Materi yang dibahas yaitu mempelajari lebih dalam tentang
jenis-jenis peripheral komputer. Dengan membawa beberapa contoh
peripheral komputer ke dalam kelas, proses pembelajaran dimulai dengan
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok
diberikan tugas untuk menguasai beberapa jenis peripheral yang berbeda dan
tugasnya sudah ada dalam postingan Blog.

Gambar 4 Guru bersama siswa mengadakan sebuah permainan

13

Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi serta tanya jawab antar kelompok
yang dibimbing oleh guru, setiap kelompok ikut terlibat aktif dalam diskusi.
Setiap kelompok dapat menggunakan kesempatan untuk mengajukan dan
menjawab pertanyaan dengan baik. Setelah melewati diskusi yang cukup
panjang, selanjutnya guru mengadakan sebuah permainan untuk melatih
kerjasama antara siswa, selain itu juga untuk menghilangkan rasa bosan. Pada
akhir proses pembelajaran guru menyimpulkan hasil belajar yang telah
mereka lakukan, semua siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan.
Selanjutnya guru memberikan posttest untuk mengetahui kemampuan akhir
siswa yang telah belajar dengan menggunakan model pembelajaran Quantum
Learning. Untuk menutup kegiatan belajar pada hari itu, guru bersama
dengan siswa memberikan apresiasi atas telah terlaksananya proses
pembelajaran, beberapa siswa yang aktif selama proses pembelajaran
diberikan reward.

Gambar 5 Suasana diskusi tugas kelompok
Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa selama mengikuti proses
pembelajaran, guru pengampu mata pelajaran melakukan pengamatan
menggunakan lembar observasi. Perhitungan hasil lembar observasi keaktifan
siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9. Persentase skor keaktifan siswa
No
1.
2.
3.

Kelas
Kontrol
Eksperimen

Aspek penilaian
Kehadiran siswa di kelas dengan tepat
waktu.
Kelengkapan peralatan belajar yang
dimiliki siswa.
Mendengar dan melaksanakan instruksi
yang diberikan guru.

14

68,57%

84,29%

64,29%

80%

74,29%

82,86%

4.

Menjaga ketertiban kelas selama proses
pembelajaran berlangsung.

65,71%

84,29%

5.

Menjaga kerapian dan keberhasilan
kelas.

75,00%

80%

6.

Kemampuan individu dalam
menyelesaikan tugasnya.

61,43%

85,71%

53,57%

82,14%

-

72,86%

64,29%

83,57%

67,36%

81,75%

7.
8.
9.

Keberanian dalam bertanya dan
mengungkapkan pendapatnya sendiri.
Dapat belajar dengan baik dengan
dengan bantuan media Blog.
Manajemen pembagian tugas kerja
setiap anggota dalam kelompoknya.
Rata-rata (%)

Skor persentase rata-rata yang diperoleh pada kelas eksperimen yaitu
sebesar 81,75%, sedangkan skor persentase rata-rata pada kelas kontrol
sebesar 67,36%. Melalui hasil yang diperoleh, penggunaan Blog sebagai
media pembelajaran pada kelas eksperimen dapat dikatakan cukup berhasil,
meskipun belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini disebabkan
karena sebagian besar siswa tidak pernah menggunakan media pembelajaran
seperti Blog sebelumnya, sehingga masih mengalami kesulitan dalam
memanfaatkan fitur-fitur yang ada. Secara keseluruhan penggunaan media
Blog dapat bersinergi dengan model pembelajaran Quantum Learning dapat
berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari persentase untuk masingmasing aspek penilaian dan persentase rata-rata secara keseluruhan.
Untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap karakteristik
pribadinya, diketahui dengan cara menghitung lembar kuesioner yang
diberikan kepada masing-masing kelas. Melalui analisis yang dilakukan,
diperoleh hasil kuesioner pada kelas kontrol dengan nilai sebesar 2021.
Tingkat pemahaman siswa terhadap karakteristik pribadinya memiliki
persentase rata-rata sebesar 70,41% atau dalam kategori baik. Sedangkan
pada kelas eksperimen, hasil kuesioner memperoleh nilai sebesar 2243 yang
memiliki persentase rata-rata sebesar 80,15% atau dalam kategori sangat baik.
Persentase yang diperoleh untuk setiap indikatornya dapat di lihat pada tabel
berikut:
Tabel 10. Persentase indikator hasil kuesioner
No

Indikator

Kontrol

1.

Mengetahui manfaat dan
tujuan pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan.
Memiliki semangat dalam
mencapai keberhasilan.
15

67,82%

Eksperimen

80,95%

2.

3.

4.
5.

6.
7.

Mengetahui dengan baik
kekurangan dan kelebihan
yang dimilikinya.
Mampu menemukan strategi
belajar yang sesuai dengan
gaya belajarnya.
Dapat belajar dari kesalahan
dan memperbaikinya.
Keberanian untuk menghadapi
kemungkinan kegagalan di
waktu yang akan datang.
Mampu berinteraksi dan
bekerjasama bersama orang
lain dengan baik.
Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi suasana
belajar.
Mampu menata lingkungan
belajar yang tepat.
Memanfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya dalam
meningkatkan kemampuannya.
Menunjukan sikap positif
terhadap keberhasilan yang
dicapai.
Rata-Rata

64,58%

76,66%

72,22%

81,42%

70,13%

79,28%

71,52%

79,52%

71,29%

82,14%

75,34%

81,07%

70,41%

80,15%

Hasil yang diperoleh untuk setiap indikator lembar kuesioner pada
masing-masing kelas menunjukkan perbedaan yang berarti meskipun hasilnya
belum maksimal. Melalui model pembelajaran Quantum Learning, siswa
pada kelas eksperimen mulai belajar memahami kelebihan dan kekurangan
yang dimilikinya. Dengan belajar hal tersebut, siswa secara tidak langsung
disugestikan untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya berkaitan
dengan keberhasilannya dalam proses pembelajaran.
Pada penelitian ini, data yang digunakan dalam melihat peningkatan hasil
belajar siswa yaitu hasil yang diperoleh melalui prestest dan posttest. Hasil
pretest yang diperoleh merupakan gambaran awal kemampuan siswa pada
kelas kontrol dan eksperimen. Hasil analisis deskriptifnya meliputi nilai ratarata kelas, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum.
Tabel 11. Statistik deskriptif hasil Pretest
Kelas

N

Mean

Standar Deviasi

Min

Max

Eksperimen
Kontrol

35
36

61,57
62,22

8.023
7.601

50
50

75
75

16

Rata-rata nilai pretest pada kelas eksperimen sebesar 61,57 dengan
jumlah siswa sebanyak 35 orang. Lalu pada kelas kontrol nilai rata-ratanya
sebesar 62,22 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang. Nilai terkecil dan
terbesar pada masing-masing kelas menunjukkan hasil yang sama yaitu skor
50 untuk nilai terkecil dan skor 75 untuk skor terbesar.
Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas pada hasil pretest, diperoleh
hasil yang menunjukkan bahwa data memiliki sifat berdistribusi normal dan
berasal dari varian yang homogen. hasil tersebut maka selanjutnya dilakukan
uji statistik parametric, uji statistik yang digunakan yaitu uji t (Independent
Samples T Test) dengan bantuan aplikasi pengolah data statistik. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas
eksperimen dan kontrol relatif sama. Hasil posttest dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 12. Statistik deskriptif hasil Posttest
Kelas

N

Mean

Standar Deviasi

Min

Max

Eksperimen
Kontrol

35
36

85,14
75,69

5,071
5,874

75
65

95
85

Berdasarkan tabel di atas, nilai rata-rata posttest menunjukkan perbedaan
kemampuan akhir yang cukup berarti di antara kelas tersebut. Setelah
dilakukan uji normalitas dan homogenitas pada hasil posttest diperoleh
informasi bahwa data berdistribusi normal dan berasal dari varian yang sama.
Maka langkah selanjutnya melakukan uji t untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan yang signifikan atau tidak pada hasil posttest terhadap kedua kelas
yang berbeda tersebut. Pada uji t yang dilakukan, diperoleh nilai signifikasi
(P) menunjukkan angka sebesar 0.000. Jika dibandingan dengan nilai taraf
signifikansi α = 0.05 akan dapat disimpulkan bahwa signifikansi lebih kecil
dari taraf signifikansi atau 0.000 (P) < 0.05 (α). Setelah dilakukan uji
perbedaan rata-rata, sesuai dengan langkah-langkah yang telah disusun pada
pembahasan bab sebelumnya maka akan dilakukan uji hipotesis.
Uji hipotesis ini merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan
penarikan kesimpulan akhir dari hasil penelitian ini. Hipotesis yang
digunakan yaitu sebagai berikut:
H0: Hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran Quantum
Learning dengan bantuan media Blog tidak lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas yang menggunakan metode konvensional.
H1: Hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran Quantum
Learning dengan bantuan media Blog lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas yang menggunakan metode konvensional.
Dasar penarikan kesimpulan yang digunakan berdasarkan hipotesis
penelitian yaitu jika nilai signifikansi (P) lebih kecil dari taraf signifikansi (α),
maka H0 ditolak. Jadi berdasarkan hasil uji perbedaan skor rata-rata dan nilai
17

signifikansi (P), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
cukup signifikan antara skor rata-rata pada nilai posttest antara kelas kontrol
dan eksperimen. Dan hasil uji hipotesis yang diperoleh dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa, hasil belajar siswa yang menerapkan model
pembelajaran Quantum Learning dengan bantuan media Blog lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode konvensional.
Dalam penerapan model pembelajaran Quantum Learning dengan
bantuan media Blog ini, terdapat kekurangan baik secara teknis maupun non
teknis pada saat pelaksanaannya. Hambatan yang ditemui meliputi kurang
maksimalnya persiapan siswa untuk melengkapi perangkat laptop dan modem
yang digunakan pada saat proses pembelajaran, ruangan yang masih cukup
sempit dengan jumlah siswa yang lumayan banyak, dan penerangan dalam
ruang kelas yang kurang. Selain itu ada sebagian siswa yang masih belum
terbiasa dengan model pembelajaran yang baru sehingga langkah-langkah
yang telah dirancang tidak berjalan sepenuhnya dan menyita banyak waktu
dari yang sudah ditetapkan, hal ini sebagian besar terjadi pada pertemuan
pertama. Meskipun demikian, penerapan model pembelajaran Quantum
Learning dengan bantuan media Blog pada mata pelajaran TIK ini
mendapatkan respon positif dari siswa dan guru pengampu mata pelajaran
Perakitan Komputer, hal ini terlihat dari antusias siswa mengikuti proses
pembelajaran pada saat pertemuan kedua dan diperkuat oleh hasil pada
lembar observasi, lembar kuesioner dan hasil posttest.
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasannya, diperoleh hasil
yang menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa memperoleh persentase
rata-rata sebesar 81,75% pada kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol
memperoleh hasil sebesar 67,36%. Selain itu, persentase tingkat pemahaman
siswa terhadap karakteristik pribadinya pada kelas eksperimen lebih tinggi
yaitu sebesar 80,15% dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu sebesar
70,41%. Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui lembar observasi dan
lembar kuesioner dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen memiliki
tingkat keaktifan dan pemahaman karakterstik pribadi yang lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol. Keberhasilan penerapan model pembelajaran
Quantum Learning dengan bantuan media Blog diperkuat dengan terdapatnya
peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan di antara kedua kelas yang
memiliki kemampuan awal relatif sama, hal ini terlihat dari hasil posttest
pada masing-masing kelas. Pada kelas eksperimen nilai rata-rata sebesar
85,14 hasil posttest, sedangkan kelas kontrol sebesar 75,69. Dan melalui uji
statisik lebih lanjut, diperoleh kesimpulan akhir yang menyatakan bahwa
penerapan model pembelajaran Quantum Learning dengan bantuan media
Blog terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Rekayasa
Perangkat Lunak (RPL) SMK N 1 Tengaran pada matapelajaran TIK,
dibandingkan dengan penggunakan model pembelajaran konvensional.

18

5.

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: (1)
model pembelajaran Quantum Learning dengan bantuan media Blog terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada jenjang pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan khususnya pada mata pelajaran TIK materi Perakitan
Komputer di mana dapat dilihat dari hasil posttest yang diperoleh, (2)
keaktifan siswa dalam mengikuti setiap proses pembelajaran dapat
ditingkatkan dengan desain pembelajaran yang kreatif, (3) model
pembelajaran Quantum Learning membantu siswa memahami serta
menghargai karakteristik pribadinya masing-masing sehingga siswa terpacu
dalam meningkatkan nilai-nilai positif yang ada dalam dirinya. Saran bagi
peneliti selanjutnya yaitu (1) perlunya persiapan yang matang dalam
menyusun strategi dan desain pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Quantum Learning sehingga penerapannya dapat berjalan
secara maksimal, (2) perancangan media Blog sebagai media dan sumber
belajar harus lebih valid dan responsif mengingat bahwa saat ini Blog telah
banyak diakses melalui berbagai platform yang berbeda, (3) penerapan model
pembelajaran Quantum Learning atau penggunaan media Blog dapat
disinergikan dengan model pembelajaran dan media lainnya pada jenjang
pendidikan dan mata pelajaran yang berbeda.

6.

DAFTAR PUSTAKA
[1] B. Uno, Hamzah dan Nina Lamatenggo. 2010. Teknologi Komunikasi
dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
[2] Bariroh, Fajar K. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Quantum
Learning Terhadap Motivasi Belajar Praktek Menjahit Busana Pria di
SMK Negeri 6 Purworejo. Yogyakarta: UNY.
[3] DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. Terjemahan Alwiyah Abdurahman.
2013. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung: Kaifa. Edisi Baru: Cetakan I.
[4] Suryana, Oya dan MataMaya Studio. 2008. Membangun Blog
Wordpress. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
[5] Auliyah, Puji. 2010. Efektivitas Penggunaan Model Belajar Quantum
Learning Tipe Kinestetic Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Diklat Algoritma dan Pemrograman. Bandung: Jurnal Universitas
Pendidikan Indonesia.
[6] Purwadi. 2013. Penerapan Model Quantum Learning Dalam Upaya
Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas
VI SDN Purwosuman 1 Sidoharjo Sragen. Semarang: Jurnal Pasca
Sarjana Universitas Negeri Semarang. Vol. 1 No. 1 (2013).
[7] Maryati. 2009. Pemanfaatan Blog Sebagai Sumber Belajar Untuk
Meningkatkan Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Kelas
VII SMP Negeri 2 Mlati Sleman. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.

19

[8] Baehaqi, Imam. 2012. Pemanfaatan Media Blog Pada Pembelajaran
Kimia Materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas X MA NU Nurul Huda Mangkang. Semarang:
Institut Agama Islam Negeri Walisongo.
[9] Sudjana, N. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Sinar Baru Algensindo. Cetakan IX.
[10].Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer:
Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
[11] Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Kencana. Edisi Pertama: Cetakan V.
[12] Sugiyono .2012. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Cetakan 14.

20

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25