Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada Media Tanam Ampas Tebu sebagai Substitusi Serbuk Gergaji

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur kayu yang tumbuh
berderet menyamping pada batang kayu lapuk. Jamur ini memiliki tubuh buah
yang tumbuh mekar membentuk corong dangkal seperti kulit kerang (tiram).
Tubuh buah jamur ini memiliki tudung (pileus) dan tangkai (stipe atau stalk).
Pileus berbentuk mirip cangkang tiram berukuran 5 cm - 15 cm dan permukaan
bagian bawah berlapis-lapis seperti insang berwarna putih dan lunak. Sedangkan
tangkainya dapat pendek atau panjang (2 cm - 6 cm) tergantung pada kondisi
lingkungan dan iklim yang mempengaruhi pertumbuhannya (Abdul, 2002).
Pleurotus ostreatus dikenal sebagai jamur yang mudah dibudidayakan dan
banyak dikembangkan pada media substrat kayu yang telah dikemas dalam
kantung plastik kemudian diinkubasikan dan dipelihara di dalam rumah kubung
dalam (Syammahfuz, 2009). Pada umumnya substrat yang digunakan dalam
budidaya

jamur

tiram

adalah


serbuk

gergaji

kayu

sengon

(Paraserianthes falcataria) yang didapat dari sisa pengolahan kayu sengon.
Permintaan kayu semakin meningkat menyebabkan harga kayu meningkat.
Meningkatnya harga kayu mengakibatkan meningkat pula harga harga limbah
serbuk gergaji kayu. Hal ini menyebabkan petani jamur tiram kesulitan dalam
memperoleh bahan baku media tanam. Konsekuensi lain yang timbul masalah
apabila serbuk gergaji sukar diperoleh di lokasi budidaya jamur tiram, misalnya
kota Medan. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dicari
substrat alternatif yang banyak tersedia dan mudah didapat, salah satunya ampas
tebu. Tetapi sebelum substrat tersebut akan dijadikan alternatif, perlu dikaji

Universitas Sumatera Utara


terlebih dahulu karakteristik pertumbuhan dan produksi jamur tiram yang akan
dihasilkan (Ginting et al.,2013).
Industri pertanian dan perkebunan umumnya menghasilkan produk
samping berupa limbah pertanian, yang diperoleh setelah pengolahan hasil panen
atau konsumsi langsung. Salah satu limbah pertanian yang yaitu ampas tebu
(Saccharum officinarum L.). Limbah ampas tebu mudah didapat sehingga
pemanfaatannya dapat mengurangi masalah limbah. Para pedagang es tebu tidak
memanfaatkan ampas tebu dan setiap selesai dikonsumsi, ampas tebu selalu
dibuang begitu saja
Salah satu syarat pertumbuhan jamur tiram adalah media tanam memiliki
kandungan selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Adapun kandungan ampas tebu
yaitu karbon 47%, hidrogen 6,5%, protein kasar 2,5%, hemiselulosa 33,2%,
selulosa 40,3%, dan lignin 11,2%. Sedangkan pada kayu sengon mengandung
hemiselulosa 24,59%, selulosa 49,40%, lignin 26,8% (Putri dan Titik, 2014).
Berdasarkan hal tersebut, penulis perlu melakukan penelitian mengenai
“Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada
Media Tanam Ampas Tebu Sebagai Substitusi Serbuk Gergaji.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengukur pengaruh produksi jamur tiram dengan komposisi ampas

tebu sebagai subsitusi serbuk gergaji pada media tanam jamur tiram putih.
2. Untuk mencari komposisi media tanam terbaik untuk pertumbuhan dan
produktivitas jamur tiram putih.

Universitas Sumatera Utara

Manfaat Penelitian
Memberikan informasi kepada masyarakat umum atau pihak-pihak terkait
tentang pertumbuhan dan produksi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) pada
komposisi media tanam ampas tebu pengganti serbuk gergaji sehingga dapat
dijadikan alternatif untuk mengurangi biaya produksi.
Hipotesis Penelitian
Komposisi ampas tebu yang digunakan sebagai substitusi serbuk gergaji
pada media tanam jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) sebanyak 10%, 20%,
30%, 40%, dan 50% mempengaruhi pertumbuhan miselium, umur mulai panen,
jumlah badan buah, berat basah, luas tudung buah, diameter tudung, dan panjang
tangkai.

Universitas Sumatera Utara