S PRS 1201764 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, setiap individu dituntut
untuk tidak hanya bisa berbicara bahasa ibu saja, namun juga dituntut untuk mampu
berbahasa asing. Pembelajaran bahasa asing telah diberikan kepada seorang peserta didik
sejak ia memasuki jenjang sekolah dasar. Bahkan beberapa tahun terakhir, bahasa asing
sudah mulai diperkenalkan di taman kanak-kanak. Untuk jenjang menengah ke atas, selain
bahasa Inggris, bahasa Perancis merupakan salah satu bahasa asing yang sudah diajarkan di
Indonesia.
Dalam pembelajaran bahasa, siswa dituntut untuk dapat menguasai empat keterampilan
berbahasa, termasuk dalam pembelajaran bahasa Perancis. Keempat keterampilan tersebut
yaitu: la compréhension orale (keterampilan menyimak), la production orale (keterampilan
berbicara), la compréhension écrite (keterampilan membaca), dan la production écrite
(keterampilan menulis). Selain itu, juga dipelajari mengenai kosakata, grammaire(fonologi,
morfologi, sintaksis dan semantik), kebudayaan, dan penggunaannya.
Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, berbicara merupakan keterampilan
berbahasa yang sangat penting dikuasai dalam kehidupan sehari-hari sebagai sebuah proses
komunikasi. Dalam pembelajaran berbicara, seorang pembelajar bahasa diharapkan mampu
aktif berkomunikasi secara lisan.

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan peneliti, bagi pembelajar bahasa
Perancis tingkat pemula, sering kali siswa merasa malu, tidak percaya diri dan tidak
termotivasi untuk berbicara di depan kelas karena kurangnya perbendaharaan kata yang
dimiliki dan masih terbatasnya penguasaan penggunaan struktur kalimat, termasuk
didalamnya penggunaan ungkapan-ungkapan yang lazim digunakan dalam bahasa tersebut.
Di samping itu, suasana belajar yang kurang kondusif dan metode pembelajaran yang kurang
komunikatif dapat pula mempengaruhi tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, seorang guru dituntut
untuk mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif, komunikatif, dan kreatif sehingga
tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai. Salah satu caranya adalah melalui penerapan
sebuah metode pembelajaran tepat guna yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai dan kebutuhan siswa.
Dheny Marsyelina, 2016
PENERAPAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAHASA PERANCIS TINGKAT PEMULA DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam pembelajaran bahasa asing bagi tunanetra, seringkali guru menemukan kesulitan
dalam memahami metode dan media yang cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran bagi
tunanetra. Sedangkan bagi siswa, seringkali mereka mengalami banyak kesulitan dalam

mempelajari bahasa asing dikarenakan oleh media yang kurang cocok, terbatas atau bahkan
sulit diakses dan metode pembelajaran yang sulit mereka ikuti. Oleh karena itu, terjadilah
kejenuhan dan suasana belajar yang kurang kondusif sehingga siswa kurang terangsang dan
termotivasi untuk dapat berbahasa asing terutama dalam hal berbicara. Untuk itu, pemilihan
metode pembelajaran harus khusus agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dalam hal
ini, salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan, yaitu metode Total Physical
Response (TPR).
Metode Total Physical Response (Respon Fisik secara Total) adalah sebuah metode
yang diperkenalkan pertama kali oleh Dr. James J. Asher pada tahun 1964 yang bertujuan
untuk menuntut siswanya berperan aktif atau merespon dengan keseluruhan fisiknya dalam
proses pembelajaran. Dalam penerapannya, Asher membaginya ke dalam empat variasi yaitu
(1) TPR-B (TPR with body) ialah jenis TPR yang menggunakan tubuh atau aktivitas/gerakan
tubuh sebagai media untuk menyampaikan materi; (2) TPR-O (TPR with object) ialah jenis
TPR dimana objek atau bendalah yang menjadi media dalam penyampaian materi; (3) TPR-P
(TPR with picture) ialah jenis TPR yang menggunakan gambar sebagai media dalam
penyampaian materi; dan (4) TPR-S (TPR with storytelling) ialah jenis TPR yang
menggunakan cerita sebagai media dalam penyampaian materi.
Penelitian mengenai penerapan metode TPR ini sudah pernah dilakukan sebelumnya
oleh salah satu mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FPBS UPI, Rosyidah (2014)
dengan penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Metode Total Physical Response Story

Telling Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris pada Siswa
Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis”. Hasil penelitiannya
membuktikan bahwa metode ini dianggap efektif untuk diterapkan bagi siswa tunarungu
sehingga kemampuan bahasa Inggris mereka yang meningkat. Selain itu, terdapat pula
penelitian sejenis yang dilakukan oleh Anggraeni, salah satu mahasiswi Jurusan Sastra
Jerman Universitas Malang (2011) dengan penelitiannya yang berjudul “Pengajaran Bahasa
Jerman dengan Metode Total Physical Response bagi Anak Berkebutuhan Khusus sebagai
Bahasa Asing di Sekolah Luar Biasa Pasuruan”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
siswa tunanetra dapat belajar bahasa Jerman dengan menggunakan metode TPR sehingga
kemampuan bahasa Jerman mereka tidak jauh berbeda dengan siswa normal dalam hal
Dheny Marsyelina, 2016
PENERAPAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAHASA PERANCIS TINGKAT PEMULA DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengingat kosa kata, menunjukkan benda-benda, berhitung dan memperkenalkan dirinya
dalam bahasa Jerman.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, pada praktiknya, metode TPR ini dapat
diterapkan kepada peserta didik yang berkebutuhan khusus. Salah satunya mereka yang
memiliki gangguan penglihatan (visual impairments), yaitu mereka yang memiliki

penglihatan (sight) yang terbatas atau tidak mampu menggunakan penglihatan mereka sama
sekali, yang biasa disebut tunanetra dan low vision. Akibatnya, mereka seringkali
menghadapi berbagai kesulitan/hambatan dalam penerimaan informasi secara visual. Mereka
yang mengalami gangguan penglihatan atau kehilangan penglihatan sangat mengandalkan
alat indera mereka yang lain seperti indera peraba dan pendengaran dalam mengenal atau
mempelajari sesuatu.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
pembelajaran bahasa Perancis di SLB Negeri A Kota Bandung dengan menggunakan metode
TPR sehingga penelitian ini diberi judul “Penerapan Metode Total Physical Response dalam
Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis Tingkat Pemula di SLB Negeri A
Kota Bandung”.

1.2 Identifikasi dan Batasan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini yakni masih kurang tepatnya pemilihan metode pembelajaran bahasa
asing untuk tunanetra.
1.2.2 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini akan
dibatasi pada pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis bagi siswa tingkat pemula

di SLB Negeri A Kota Bandung melalui penerapan metode TPR dengan aktivitas/gerakan
tubuh (with body) dan objek (with object).

1.3 Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Dheny Marsyelina, 2016
PENERAPAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAHASA PERANCIS TINGKAT PEMULA DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Apa saja langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pelaksanaan pembelajaran
berbicara bahasa Perancis dengan menggunakan metode TPR di SLB Negeri A Kota
Bandung?
2) Seberapa besar hasil kemampuan berbicara bahasa Perancis siswa SLB Negeri A Kota
Bandung setelah penerapan metode TPR tersebut?
3) Apa saja kesulitan yang dihadapi siswa SLB Negeri A Kota Bandung pada saat mengikuti
pembelajaran berbicara bahasa Perancis dengan menggunakan metode TPR ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran berbicara bahasa Perancis dengan
menggunakan metode TPR di SLB Negeri A Kota Bandung.
2) Mendeskripsikan hasil kemampuan berbicara bahasa Perancis siswa SLB Negeri A Kota
Bandung setelah penerapan metode TPR tersebut; dan
3) Mennginformasikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa SLB Negeri A Kota Bandung
pada saat mengikuti pembelajaran berbicara bahasa Perancis dengan menggunakan metode
TPR.

1.5 Manfaat Penelitian
Dalam setiap penelitian yang dilakukan, tentunya memiliki manfaat yang diharapkan
dapat berguna bagi seluruh pihak, baik itu bagi peneliti itu sendiri maupun bagi peneliti lain.
Berikut adalah manfaat dari penelitian ini bagi:
1) Pendidik
Metode TPR ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu metode pembelajaran
alternatif dan solusi bagi pengajar, khususnya pengajar bahasa asing untuk siswa
berkebutuhan khusus (tunanetra atau low vision) agar proses pembelajaran dapat sesuai
dengan kebutuhan siswa dan suasana lebih kondusif.


2) Peserta didik
Metode ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam berbahasa asing,
khususnya keterampilan berbicara dalam bahasa Perancis.
3) Peneliti sendiri
Dheny Marsyelina, 2016
PENERAPAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAHASA PERANCIS TINGKAT PEMULA DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti secara mendalam
mengenai strategi, metode, media dan teknik pembelajaran bahasa asing.
b. Penelitian ini diharapkan dapat membekali peneliti sebagai calon pendidik dalam
menyampaikan materi pembelajaran secara efektif.
c. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti dalam hal
penulisan karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata
1.
4) Para peneliti lainnya
Penelitian ini diharapkan menjadi rujukan atau referensi bagi para peneliti lainnya yang
tertarik untuk melakukan penelitian sejenis.


1.6 Asumsi
Asumsi atau anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti
yang akan berfungsi sebagai hal yang dipakai untuk berpijak bagi peneliti dalam
melaksanakan penelitiannya (Arikunto, 1998:19).
Sehubungan dengan penelitian ini, penulis memiliki beberapa asumsi sebagai berikut:
1)

Metode pembelajaran merupakan salah satu bagian penting dalam suatu proses

pembelajaran, termasuk pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Perancis.
2) Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah diharapkan.
3) Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh seorang
pembelajar bahasa, termasuk pembelajar bahasa Perancis.

Dheny Marsyelina, 2016
PENERAPAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAHASA PERANCIS TINGKAT PEMULA DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


Dheny Marsyelina, 2016
PENERAPAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAHASA PERANCIS TINGKAT PEMULA DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu