PRESERVASI KOLEKSI BAHAN PUSTAKA AKIBAT BENCANA ALAM DI PERPUSTAKAAN SDN KUDANG TASIKMALAYA | oktaningrum | Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan 11469 26540 1 PB

Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 23-34

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

PRESERVASI KOLEKSI BAHAN PUSTAKA AKIBAT BENCANA ALAM
DI PERPUSTAKAAN SDN KUDANG TASIKMALAYA

1

Eka Dian Oktaningrum1, Fitri Perdana2
Kepala Perpustakaan STAI Tasikmalaya, 2Program Studi Ilmu Perpustakaan Unpad
1
Dianoktaningrum206@gmail.com, 2peet_lithuania79@ymail.com

ABSTRACT - Elementary School Library Kudang
Manonjaya Tasikmalaya as one of the rescue efforts
of library materials from further damage by
appropriate methods commonly referred to
preservation activities. Preservation in question is the
preservation of library materials that aim to maintain
and preserve library materials from further

destruction and extinction. After a disaster occurs
with a bad impact on the condition of the library
needed a plan to restore the library to its original
normal conditions, when the recovery process can
not be done quickly it is feared physical facilities
both buildings, collections, inventory, document, and
archive will undergo further damage and can not be
saved anymore. This study used a qualitative
approach, with greater emphasis in the way of
description reveal phenomena experienced by study
subjects. The subject of research that SDN library
Kudang Manonjaya District of Tasikmalaya regency.
The object studied is the preservation process before,
during and after the incident occurrence earthquake.
Results from this study indicate that preservation
before disaster events has not been properly
implemented among others is the establishment of
natural disaster prevention planning team. At the
time of the incident, Tasikmalaya earthquake of 2009
occurred at 14:55:21 pm, at which time the teaching

and learning activities in SDN Kudang been
completed, so that no one who was on the scene.
Under these conditions of preservation at the time of
earthquake occurrence is only carried out on goods
that are at risk of more severe damaged. Preservation
after earthquake occurrence has been able to be
implemented properly. Rescue efforts of library
materials held in SDN Kudang post events
Tasikmalaya earthquake of 2009 is to evacuate the
library materials, identify the types of library
materials are damaged, then the restoration,
cleaning, tightening the cover, patch, connect, and re
binding.
Keywords: preservation, collection, earthquakes.

ABSTRAK - Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri
Kudang Manonjaya Tasikmalaya merupakan
salah satu sekolah yang terkena bencana alam,
sebagai salah satu upaya penyelamatan bahan
pustaka dari kerusakan yang lebih parah maka

dilakukanlah kegiatan preservasi. Preservasi yang
dimaksud adalah pelestarian bahan pustaka yang
bertujuan untuk memelihara dan menjaga bahan
pustaka dari kerusakan lebih lanjut dan dari
kepunahan. Setelah bencana terjadi dengan
dampaknya yang buruk terhadap kondisi
perpustakaan dibutuhkan suatu perencanaan
untuk mengembalikan perpustakaan kepada
kondisi normal semula, bila proses recovery tidak
bisa dilakukan secara cepat maka dikhawatirkan
fasilitas fisik baik gedung, koleksi, invenstori,
dokumen, dan arisp akan mengalami kerusakan
yang lebih parah dan tidak bisa diselamatkan lagi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
dengan lebih menekankan cara deskripsi dalam
mengungkapkan fenomena yang dialami oleh
subyek penelitian. Adapun yang menjadi subyek
penelitian yaitu perpustakaan SDN Kudang
Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.
Objek yang dikaji adalah proses preservasi

sebelum, saat kejadian dan setelah kejadian
bencana alam gempa bumi. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa preservasi sebelum
kejadian bencana belum dilaksanakan dengan
baik diantaranya adalah belum dibentuknya tim
perencanaan pencegahan bencana alam. Pada saat
kejadian, Gempa Bumi Tasikmalaya Tahun 2009
terjadi pada pukul 14:55:21WIB, dimana pada
saat tersebut kegiatan belajar mengajar di SDN
Kudang sudah selesai, sehingga tidak ada orang
yang berada di lokasi. Dengan kondisi tersebut
preservasi pada saat kejadian gempa bumi hanya
dilakukan pada barang-barang yang beresiko
rusak lebih parah. Preservasi setelah kejadian
gempa bumi telah dapat dilaksanakan dengan
baik. Upaya penyelamatan bahan pustaka yang
dilaksanakan di SDN Kudang paska kejadian
gempa bumi Tasikmalaya Tahun 2009 adalah

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP


23

24

Eka Dian, dkk.

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

dengan cara mengevakuasi bahan pustaka,
mengidentifikasi jenis bahan pustaka yang
mengalami kerusakan, kemudian
dilakukan
pemulihan, pembersihan, pengencangan sampul,
menambal, menyambung, dan penjilidan ulang.

meletus. Sementara itu, bencana yang diakibatkan
oleh manusia antara lain perusakan bahan pustaka
(vandalism).


Kedua

jenis

bencana

tersebut

memiliki konsekuensi yang sama yaitu adanya
Kata Kunci: preservasi, koleksi, gempa bumi.

dampak yang ditimbulkan berupa kerusakan
sarana

PENDAHULUAN
Bencana yang cukup sering terjadi di
Indonesia

adalah


Gempa

Bumi.

Hal

ini

diakibatkan oleh letak geografis daerah Indonesia
yang berada pada pertemuan tiga lempeng
tektonik yang saling bergerak satu sama lainnya,
menjadikan sebagai salah satu penyebab Indonesia
sering dilanda bencana alam sehingga tidak heran
apabila ada yang menjuluki Indonesia sebagai
supermarket of disaster. Dampak dari bencana
alam akan dirasakan oleh semua yang terkena
bencana termasuk perpustakaan. Sebagai upaya
penyelamatan bahan pustaka dari kerusakan yang
lebih parah sebagai akibat dari bencana alam,
maka diperlukan adanya penanganan yang baik

sehingga koleksi dapat diselamatkan. Untuk itu
sebagai upaya penyelamatan bahan pustaka di
butuhkan suatu metode yang tepat yang biasa
disebut dengan kegiatan preservasi. Preservasi
berasal dari kata preserve atau to preserve adalah
salah satu aspek dari menajemen di perpustakaan,
dimana dalam sebuah perpustakaan mengenal 4
aspek penting, yaitu: berkaitan dengan bagaimana
mengumpulkan

bahan

pustaka,

pengolahan,

penyebarluasan dan pelestarian/preservasi.
Secara umum, bencana dapat dikategorikan
menjadi dua jenis, yaitu bencana alam dan
bencana yang disebabkan oleh manusia. Bencana

alam adalah bencana yang diakibatkan oleh alam,
seperti gempa bumi, banjir, tsunami, atau gunung

dan

prasarana.

Disaster

(bencana)

didefinisikan sebagai suatu kejadian yang waktu
terjadinya tidak dapat diprediksi dan dapat bersifat
sangat merusak. Pengertian ini mengenali sebuah
kejadian yang memiliki empat faktor utama, yaitu
datang tiba-tiba, tidak diharapkan, dapat sangat
merusak,

dan


kurang

adanya

perencanaan.

Bencana terjadi dengan frekuensi yang tidak
menentu kapan terjadinya dan akibat yang
ditimbulkannya bisa terjadi sangat merusak bagi
mereka yang tidak mempersiapkan diri terhadap
kemungkinan timbulnya bencana. Dari pengertian
tersebut dapat dipahami bahwa bencana alam
sampai saat ini belum dapat diprediksi kapan dan
dimana, sehingga kita tidak dapat melakukan
persiapan dalam menghadapi dampak yang akan
ditimbulkan oleh bencana tersebut.
Pada tahun 2009 Tasikmalaya di guncang
gempa bumi yang cukup besar berkekuatan 7,3
SR yang mengakibatkan sarana dan prasarana
mengalami kerusakan, mulai kerusakan ringan

sampai kerusakan yang berat. Perpustakaan SDN
Kudang

Kecamatan

Manonjaya

Kabupaten

Tasikmalaya merupakan salah satu bangunan yang
terkena dampak dari gempa tersebut. Sebagian
besar bangunan mengalami kerusakan khususnya
pada

bagian

dinding

dan

atap

sehingga

mengakibatkan koleksi yang ada di perpustakaan
mengalami

kerusakan

yang

cukup

parah.

Kerusakan bahan pustaka ini mencapai kurang
lebih 75 % dari jumlah koleksi yang ada. Sebagai

Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 23-34

25

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

upaya penyelamatan bahan pustaka dari kerusakan

sampai batas waktu yang selama mungkin.

yang lebih parah sebagai akibat dari bencana

Sebagaimana diungkapkan diatas bahwa dalam

alam, maka diperlukan adanya penanganan yang

upaya penyelamatan bahan pustaka dari kerusakan

baik sehingga koleksi dapat diselamatkan. Untuk

yang lebih parah sebagai akibat dari bencana

itu sebagai upaya penyelamatan bahan pustaka di

alam, maka diperlukan adanya penanganan yang

butuhkan suatu metode yang tepat yang biasa

baik sehingga koleksi dapat diselamatkan, dalam

disebut dengan kegiatan preservasi. Preservasi

hal ini penanganan koleksi akibat bencana perlu

berasal dari kata preserve atau to preserve adalah

dilakukan dengan prosedur/tata cara penanganan

aspek dari sebuah menajemen perpustakaan.

yang baik, sehingga koleksi dapat diselamatkan

Pelestarian (preservation) menurut International

dengan baik.

Federation

of

Library

Association

(IFLA)

Kerusakan yang cukup parah yang dialami

mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan

oleh Perpustakaan SD Negeri Kudang Manonjaya

pustaka, keuangan, ketenagaan, metode dan

sebagai akibat Bencana Alam Gempa Bumi

teknik, serta penyimpanannya (Martoatmodjo,

tersebut memerlukan adanya penanganan sesuai

2009).

Ballofet

prosedur preservasi yang baik sehingga koleksi

mendeskripsikan preservasi sebagai kegiatan yang

yang ada dapat diselamatkan dan dimanfaatkan

mencakup kegiatan fisik dokumen dan informasi

kembali oleh pemustaka, dari hal ini penulis

yang

meliputi

merasa tertarik untuk meneliti “Bagaimana proses

penyusunan kembali, penempatan ulang, dan

preservasi koleksi akibat bencana alam gempa

penggunaan dari wadah atau tempat pelindung

bumi di Perpustakaan SD Negeri

yang bertujuan memperluas akses untuk informasi

Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya?”

Sementara

terkandung

itu

di

Nelly

dalamnya,

Kudang

yang kemungkinan bisa hilang karena halaman
yang hilang, atau karena dokumen yang rusak
(Ballofet, 2005).
Menurut

Pengertian Perpustakaan
pengertian

tersebut,

makna

preservasi atau perawatan bahan pustaka secara
umum adalah kegiatan melestarikan, memelihara
dan memperbaiki bahan pustaka dari kehancuran,
kerapuhan karena manusia, serangga, debu,
cahaya dan lingkungan alam. Kegiatan preservasi
atau aktivitas yang dilakukan pada persevasi
tergantung

TINJAUAN PUSTAKA

pada

kondisi,

persoalan

dan

kemungkinan yang dapat dikembangkan dalam
upaya pemeliharaan lebih lanjut. Pada dasarnya
preservasi adalah upaya mempertahankan sumber
daya kultural dan intelektual agar dapat digunakan

Dalam pandangan umum, perpustakaan
dipahami sebagai sebuah tempat atau gedung
dimana didalamnya terdapat deretan buku-buku
dan

bahan

bacaan

lainnya

yang

dapat

dimanfaatkan oleh para pembacanya. Pemahaman
tersebut cukup beralasan, dimana perpustakaan
didefinisikan oleh Sulistyo Basuki sebagai:
a. Kumpulan

buku

dan

materi

perpustakaan lainnya yang disimpan
untuk keperluan bacaan, belajar dan
konsultasi.

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP

26

Eka Dian, dkk.

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

b. Sebuah tempat, gedung, ruang atau

Menurut pengertian diatas dapat dipahami

sejumlah ruang yang diatur untuk

bahwa perpustakaan sekolah merupakan bagian

menyimpan dan menggunakan koleksi

yang tidak terpisahkan dan harus menjadi bagian

buku (Basuki, 2010).

penting dari sekolah sehingga tujuan pendidikan

Dari definisi tersebut dapat dipahami

di sekolah yang bersangkutan dapat tercapai. Hal

bahwa perpustakaan sebagai kumpulan buku dan

ini juga menunjukkan bagaimana perpustakaan

materi lainnya yang disimpan untuk keperluan

seharusnya bisa berperan sebagai komponen

bacaan, belajar dan konsultasi pada sebuah

penting dalam keberhasilan proses pendidikan dan

tempat, gedung atau sejumlah ruangan yang diatur

kegiatan pembelajaran di sekolah.

sehingga memudahkan bagi para pengguna.
Definisi lain mengnai perpustakaan dikemukakan
oleh ALA (The American Library Association)

Pengertian Preservasi
Preservasi bahan pustaka merupakan suatu

dimana ALA menggunakan istilah perpustakaan

kebutuhan

untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk

keberlangsungan perpustakaan. Secara etimologis

pengertian “pusat media, pusat belajar, pusat

preservasi berasal dari kata preserve atau to

sumber

pusat

preserve yang dalam kamus Inggris-Indonesia

dokumentasi dan pusat rujukan“. Sedangkan

yang disusun oleh Jhon M. Echols dan Hasan

menurut Keputusan Presiden RI nomor 11,

Sadily berarti

disebutkan bahwa “Perpustakaan merupakan salah

pengawetan. Selanjutnya, pengertian preservasi

satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai

telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Salah

hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai

satu definisi preservasi dikemukakan oleh Nelly

sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi

Ballofet yaitu sebagai :

pendidikan,

pusat

informasi,

yang

sangat

pemeliharaan,

penting

bagi

penjagaan dan

dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan

“Kegiatan yang mencakup kegiatan fisik

kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan

dokumen dan informasi yang terkandung di

pembangunan nasional.

dalamnya. Meliputi penyusunan kembali,

Adapun pengertian perpustakaan sekolah

penempatan ulang, dan penggunaan dari
wadah

menurut Sulistyo Basuki adalah:

atau

tempat

pelindung

yang

memperluas

akses

untuk

“Perpustakaan yang berada pada lembaga

bertujuan

pendidikan

lingkungan

informasi yang kemungkinan bisa hilang

pendidikan dasar dan menengah yang

karena halaman yang hilang, atau karena

merupakan bagian integral dari kegiatan

dokumen yang rusak”. (Ballofet, 2005)

sekolah yang bersangkutandan merupakan

Selanjutnya

formal

di

UNESCO

tahun

1979

pusat sumber belajar untuk mendukung

mengartikan istilah preservasi sebagai penanganan

tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang

yang dihubungkan secara langsung dengan benda,

bersangkutan.” (Basuki, 2010).

kerusakan oleh udara lembab, faktor kimia,
serangan mikroorganisme atau biologi yang harus

Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 23-34

27

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

dihentikan, untuk mencegah kerusakan lebih

sehingga dapat digunakan dalam bentuk seutuh

lanjut (Dureu, 1992 ). Definisi lain dari preservasi

mungkin.

dikemukakan dalam The Principles for The

dilakukan oleh perpustakaan. Hal ini bertujuan

Preservation

Library

untuk melestarikan kandungan informasi yang ada

yang disusun oleh J.M Dureau dan

pada bahan pustaka. Preservasi ini, meliputi

Material

and

conservation

of

Preservasi

bahan

pustaka

perlu

D.G.W Clements, preservasi mempunyai arti yang

pencegahan

lebih luas lagi, yaitu mencakup unsur-unsur

koleksi, perawatan fisik, seperti dengan menjilid

bagaimana

ulang,

pengelolaan

keuangan,

cara

terhadap

melaminasi

faktor-faktor

bahan

perusak

pustaka

atau

penyimpanan, tenaga/SDM, teknik dan metode

mereproduksi bahan pustaka, seperti photokopi,

yang digunakan untuk melestarikan informasi

alih bentuk (misalnya dari kertas ke microfilm,

dalam bentuk fisik bahan pustaka. Dari pengertian

mikrofis atau digital).

diatas,

preservasi

dipahami

sebagai

bagian

kegiatan pada perpustakaan, preservasi masuk

Usaha

pada bidang pelestarian bahan pustaka yang

Kerusakan bahan Pustaka

bertujuan untuk memelihara dan menjaga bahan

Tindakan Preventif (Pencegahan)

pustaka dari kerusakan lebih lanjut dan dari

Pencegahan

Pencegahan

dan

Penanggulangan

merupakan

usaha

untuk

kepunahan dan kerusakan yang mencakup unsur

mengatasi suatu bencana sehingga resiko dari

bagaimana

bencana tersebut dapat dihindari atau diperkecil

pengelolaan

keuangan,

cara

penyimpanan, tenaga, teknik dan metode yang

(Perpustakaan

digunakan, sehingga dapat memperpanjang usia

pengertian

tersebut

bahan pustaka dan informasi yang ada di

merupakan

usaha yang harus dilakukan untuk

dalamnya.

meminimalisir kerusakan yang diakibatkan oleh

Nasional,

1995:
tindakan

96).

Dari

pencegahan

bencana. Usaha dalam melakukan pencegahan
Tujuan dan Fungsi Preservasi

dari kerusakan bahan pustaka yang dilakukan

Tujuan dan fungsi preservasi menurut
UNESCO adalah untuk memperpanjang usia
bahan

pustaka

dan

informasi

yang

ada

didalamnya. Sementara itu berdasarkan The
Internasional Review Team for Conservation and
Preservation serta J.M .Dureau dan D.G.W
Clements dalam “dalam principles for the
Preservasion

and

conservation

of

Library

Materials” bahwa pelestarian bahan pustaka
bertujuan

melestarikan

kandungan

informasi

ilmiah yang direkam dengan dialihkan pada media
lain dan melestarikan bentuk fisik bahan pustaka

sejak dini merupakan tindakan yang baik dan
lebih tepat dari pada melakukan perbaikan bahan
pustaka yang kondisinya telah parah. Secara
preventif perpustakaan harus mempersiapkan
secara matang kemungkinan yang akan terjadi.
Mulai dari bangunan atau gedung yang harus
diperhatikan, peralatan yang digunakan untuk
menunjang sarana dan prasarana perpustakaan,
suhu ruangan yang harus selalu dijaga agar
koleksi perpustakaan tidak lembab, kebersihan
ruangan perpustakaan yang harus diperhatikan,
serta mengelola jajaran koleksi (shelving) dengan

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP

28

Eka Dian, dkk.

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa

benar merupakan beberapa kegiatan preservasi
secara preventif. Selain itu Perpustakaan juga

ada

harus menyediakan alat seperti alat pemadam

kerusakan bahan pustaka, yaitu faktor fisika,

untuk antisipasi terjadinya kebakaran. Pencegahan

kimia, biologi. Ketiga faktor tersebut dapat secara

kerusakan bahan pustaka secara preventif menurut

sendiri-sendiri merusak bahan pustaka. Dalam

Karmidi Martoatmodjo dalam buku Pelestarian

kegiatan pelestarian bahan pustaka, pengetahuan

Bahan Pustaka terutama bertujuan agar :

jenis bahan, penyebab kerusakan, dan tingkat

1) Kerusakan

yang

lebih

hebat

dapat

tiga

faktor

kerusakannya

yang

dapat

sangat

menyebabkan

diperlukan

untuk

dihindarkan. Koleksi yang dimakan

menetapkan bahan dan metoda penanganan yang

oleh serangga atau binatang pengerat

tepat. Secara kuratif preservasi yang dilakukan

dapat diselamatkan.

oleh perpustakaan diantaranya dengan melakukan

2) Koleksi yang terkena penyakit, misalnya
terkena jamur dapat
terkena

kerusakan

diobati

kecil

yang

dapat

di

1)Fumigasi

adalah

3) Koleksi yang masih baik dapat terhindar
penyakit

maupun

kerusakan

salah

melestarikan bahan
mengasapi

perbaiki.

dari

kegiatan-kegiatan
satu

kegiatan

pustaka dengan

cara

bahan pustaka agar jamur tidak

tumbuh dengan melalui pembakaran atau
penguapan

zat

kimia

tertentu

yang

mengandung racun.

lainnya.
4) Kelestarian fisik bahan pustaka terjaga.
5) Kelestarian informasi yang terkandung
dalam bahan pustaka tersebut dapat

2)Kegiatan laminasi yaitu cara melapisi bahan
pustaka dengan menggunakan kertas khusus
agar bahan pustaka menjadi lebih awet.
3)Kegiatan enkapsulasi adalah salah satu cara

terjaga.
6) Pustakawan atau pegawai yang bekerja di
perpustakaan

sadar

bahwa

bahan

pustaka bersifat rawan kerusakan.

melindungi kertas dari kerusakan dengan cara
menempatkan setiap lembar kertas diantara dua
plastik transparan, kemudian pinggiran plastik

7) Para pemakai, terdidik untuk berhati-hati

tersebut dilem sehingga bahan pustaka tidak

dalam menggunakan buku serta ikut

terlepas. Bahan pustaka yang di enkapsulasi

menjaga keselamatannya.

biasanya berupa lembaran-lembaran seperti

8) Semua pihak, baik petugas perpustakaan
maupun pemakai perpustakaan selalu
menjaga

kebersihan

lingkungan.

(Martoatmodjo, 2009:3.2)

naskah kuno.
4)Penjilidan ulang, penjilidan pada dasarnya
merupakan

kegiatan

menggabungkan

menghimpun

atau

lembaran-lembaran

lepas

sehingga menjadi satu, yang dilindungi oleh
sampul.
Tindakan Kuratif (Penanggulangan)
METODE PENELITIAN

Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 23-34

29

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

Metode yang digunakan dalam penelitian

bumi di Perpustakaan SD Negeri

Kudang

ini adalah metode kualitatif. Penelitian Kualitatif

Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.

menurut Lexy J. Moleong dalam buku Metodologi

Adapun untuk menjabarkan fokus penelitian

Penelitian

bahwa

tersebut dilakukan melalui proses preservasi

Penelitian Kualitatif adalah “penelitian yang

koleksi sebelum, saat kejadian dan setelah

menghasilkan

kejadian

Kualitatif

mengemukakan

prosedur

analisis

yang

tidak

bencana

alam

gempa

bumi

yang

menggunakan prosedur analisis statistik atau cara

dilaksanakan di Perpustakaan SD Negeri Kudang

kuantifikasi

6).

Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.

Penelitian kuantitatif didasarkan pada upaya

Melalui pendekatan kualitatif ini, diharapkan

membangun pandangan mereka yang diteliti yang

dapat memperoleh data yang lebih lengkap untuk

rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran

memahami

holistik

observasi/pengamatan langsung, wawancara, studi

lainnya”.

dan

rumit.

(Moleong,

2010:

Selanjutnya

Moleong

mengemukakan bahwa:

fenomena

yang

terjadi,

melalui

kepustakaan, dll.

“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami

fenomena

tentang apa yang dialami oleh subyek

HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebagaimana dikemukakan di atas, bencana

persepsi,

alam Gempa Bumi Tasikmalaya Tahun 2009 juga

motivasi, tindakan dll secara holistik dan

menimbulkan dampak kerusakan pada SDN

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-

Kudang.

kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

bangunan perpustakaan merupakan salah satu

yang alamiah dan dengan memanfaatkan

prasarana yang mengalami kerusakan cukup

berbagai

parah, hal ini disebabkan karena usia bangunan

penelitian,

misalnya

metode

perilaku,

alamiah.”

(Moleong,

Dari

dampak

kerusakan

tersebut,

yang sudah cukup tua yaitu dibangun pada sekitar

2010:6).

tahun 1980, sehingga banyak bagian yang sudah
Menurut pengertian diatas dapat dipahami

lapuk. Kerusakan yang cukup parah ini juga salah

bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan cara

satunya disebabkan oleh karena struktur bangunan

deskripsi dalam mengungkapkan kejadian yang

yang dibuat tanpa tiang beton sehingga tidak tahan

dialami oleh subyek penelitian. Dengan demikian

gempa. Kerusakan bangunan perpustakaan ini,

penelitian

dapat

juga menyebabkan sarana dan prasarana yang ada

mengungkapkan proses pemecahan permasalahan

di perpustakaan turut mengalami kerusakan yang

yang diteliti. Hal ini sesuai dengan fungsi dan

cukup parah. Dari informasi yang diperoleh

pemanfaatan

yaitu

melalui hasil wawancara dengan nara sumber,

“dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meneliti

kerusakan sarana dan prasarana perpustakaan

sesuatu dari segi prosesnya” (Moleong, 2009:7).

berupa rusaknya bahan pustaka, rak penyimpanan,

Pada penelitian ini yang menjadi fokus adalah

meja dan kursi baca serta sarana dan prasarana

preservasi bahan pustaka yang disebabkan gempa

yang lainnya.

kualitatif

akan

penelitian

lebih

kualitatif

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP

30

Eka Dian, dkk.

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

sebuat ruang perpustakaan. Hal ini diperlukan
Preservasi Koleksi Sebelum Kejadian Gempa

untuk memberikan kenyamanan bagi petugas

Bumi

perpustakaan dan pengguna perpustakaan serta
Pencegahan merupakan usaha yang pertama

dapat mempermudah proses evakuasi pada saat

harus dilakukan dalam preservasi koleksi. Dengan

terjadi bencana sehingga dapat meminimalisir

pencegahan, maka resiko yang ditimbulkan oleh

kerusakan bahan pustaka dan jatuhnya korban.
Dalam

bencana dapat diminimalisir sehingga koleksi

hal

penataan

ruang,

bangunan

bahan pustaka bisa diselamatkan. Salah satu upaya

perpustakaan SDN Kudang secara umum telah

pencegahan

Sebelum

dilaksanakan dengan baik, dimana lemari berada

terjadinya gempa bumi Tasikmalaya Tahun 2009

di samping ruangan dan meja baca serta rak bumi

di Perpustakaan SDN Kudang secara formal tidak

berada

terdapat tim. Hal ini disebabkan Perpustakaan

memberikan ruang yang cukup bagi pengguna

SDN Kudang sebagai

perpustakaan

adalah

perencanaan.

perpustakaan sekolah

ditengah

ruangan.

dalam

Hal

tersebut

melakukan

aktivitas.

belum memiliki pustakawan yang secara khusus

Penataan yang baik ini juga akan memudahkan

menangani

perpustakaan.

proses evakuasi jika terjadi bencana. Sebagai

perpustakaan

masih

Pengelolaan
para

upaya penyelamatan koleksi bahan pustaka dari

pendidik/guru sehingga untuk pembentukan tim

kerusakan yang lebih parah, maka diperlukan

sebagaimana diatas belum dapat direalisasikan.

perencanaan persiapan lokasi pemindahan koleksi

mengandalkan

maka

perpustakaan yang lebih aman jika terjadi

perencanaan penanggulangan bencana di SDN

kerusakan gedung perpustakaan akibat bencana.

Kudang tidak akan dapat dilaksanakan dengan

Dalam

baik yang pada akhirnya preservasi tidak akan

pemindahan koleksi perpustakaan di perpustakaan

dapat dilaksanakan secara optimal. Bangunan

SDN Kudang pada dasarnya belum mempunyai

perpustakaan SDN Kudang, merupakan bangunan

perencanaan lokasi sebagai tempat penyimpanan

lama yang dibangun pada Tahun 1980-an, yang

koleksi bahan pustaka jiga terjadi bencana. Pihak

dibangun dengan struktur bangunan batu bata

sekolah tidak memiliki ruang yang cukup sebagai

tanpa dilengkapi dengan tiang beton bertulang.

cadangan ruang sebagai tempat evakuasi baik dari

Begitupun pondasi bangunan terdiri dari pasangan

segi sarana dan prasarana jika terjadi bencana.

Dengan

kondisi

seperti

ini,

hal

Perencanaan

Persiapan

batu tanpa diikat dengan beton bertulang. Hal

alat

persiapan

pemadam

lokasi

kebakaran

tersebut mengakibatkan kerusakan yang dialami

diperlukan karena tidak jarang terjadi kebakaran

oleh bangunan perpustakaan SDN Kudang ketika

pasca

terjadi Gempa Bumi Tasikmalaya Tahun 2009

penyediaan alat pertolongan pertama berupa

cukup berat, dimana bangunan tidak dapat

peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan

menahan goncangan dan mengalami ambruk di

lainnya diperlukan sebagai antisipasi akibat

bagian atap dan dinding. Merencanakan tata ruang

gempa bumi. Dalam hal ini Perpustakaan SDN

perpustakaan sangat diperlukan dalam mengatur

Kudang tidak dilengkapi dengan alat pemadam

bencana

gempa

bumi,

sedangkan

Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 23-34

31

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

kebakaran dan alat pertolongan pertama, sehingga

dengan cara mengevakuasi bahan pustaka yang

apabila terjadi kebakaran akan sangat susah

rusak terkena bencana dengan memindahkannya

mencari alat untuk memadamkan api. Pelatihan

ke tempat yang lebih aman. Dalam hal ini upaya

dan pendidikan dasar penanggulangan bencana

evakuasi yang dilakukan oleh SDN Kudang untuk

sangat

menyelamatkan bahan bustaka adalah dengan

diperlukan

bagi

para

petugas

yang

mengelola sebuah tempat pelayanan, termasuk

memindahkan

petugas di perpustakaan. Dengan adanya pelatihan

bencana ke dalam ruangan kelas yang tidak

dan pendidikan diharapkan para petugas memiliki

mengalamai kerusakan sehingga bahan pustaka

pengetahuan dan keahlian dalam penanggulangan

dapat terhindar dari kerusakan yang lebih parah.

bencana termasuk penanggulangan dampak dari

Selain itu, mengidentifikasi jenis bahan pustaka

bencana. Petugas pengelola perpustakaan SDN

yang mengalami kerusakan, jumlah dan tingkat

Kudang belum pernah dibekali dengan pelatihan

kerusakannya sangat diperlukan untuk proses

atau pendidikan tentang penanggulangan bencana.

preservasi bahan pustaka selanjutnya. Identifikasi

Preservasi Koleksi Pada Saat Kejadian Gempa

dilakukan

bahan

untuk

pustaka

yang

mempermudah

terkena

penanganan

bahan pustaka yang mengalami kerusakan dengan

Bumi

memilah jenis dan tingkat keruskan, sehingga
Bencana seperti gempa memang tidak
pernah diharapkan, akan tetapi sering terjadi
sepanjang sejarah.

Respon yang baik oleh

berbagai pihak dalam menanggapi gempa sangat
dibutuhkan untuk penyelamatan jiwa manusia dan
koleksi perpustakaan. Dalam hal preservasi pada
saat

kejadian

gempa

bumi,

gempa

bumi

Tasikmalaya Tahun 2009 terjadi pada pukul
14:55:21WIB, pada saat tersebut kegiatan belajar
mengajar di SDN Kudang sudah selesai, sehingga
tidak ada orang yang berada di lokasi. Selanjutnya
Evakuasi barang dan koleksi dilaksanakan 1 (satu)
hari setelah kejadian gempa dengan memindahkan
barang dan koleksi ke tempat yang lebih aman,
yaitu kedalam ruangan kelas yang kerusakannya
tidak cukup parah.

dilakukan terhadap bahan pustaka tersebut.
Hasil identifikasi yang dilakukan oleh
perpustakaan SDN Kudang terhadap kerusakan
yang ditimbulkan akibat bencana gempa bumi
Tasikmalaya Tahun 2009 khususnya kerusakan
bahan pustaka adalah rusak berat sebanyak 1.054
eksemplar terdiri dari 998 eksemplar buku dan 56
eksemplar majalah, rusak sedang sebanyak 294
eksemplar yang terdiri dari 274 eksempar buku
dan 20 eksemplar majalah serta rusak ringan
sebanyak 114 eksempalar yang terdiri dari 103
eksempalar buku dan 11 eksemplar majalah.
Sebagaimana dikemukakan di atas dari hasil
identifikasi, maka bahan pustaka yang mengalami
kerusakan dipilah sesuai dengan tingkat dan jenis

Preservasi Koleksi Sesudah Kejadian Gempa
Bumi
Upaya

dapat ditentukan proses perbaikan apa yang akan

kerusakan.

Hal

memepermudah
penyelamatan

yang

pertama

dilakukan paska kejadian gempa bumi adalah

ini

dalam

bertujuan
menentukan

untuk
tindakan

perbaikan apa yang akan dilakukan terhadap
bahan pustaka tersebut.

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP

32

Eka Dian, dkk.

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

Dari hasil penelitian paska terjadinya

identifikasi, bahan pustaka yang memungkinkan

bencana alam gempa bumi Tasikmalaya Tahun

untuk

2009 di perpustakaan SDN Kudang terdapat

kerusakan sedang dan ringan. Adapun proses

sebanyak 1.375 eksempar buku dan sebanyak 81

preservasi yang dapat dilaksanakan antara lain

eksemplar majalah yang mengalami kerusakan.

berupa :

Bahan

kerusakan

1.Pembersihan pembersihan dilakukan terhadap

tersebut setelah diidentifikasi kemudian dipilah

bahan pustaka yang kotor akibat debu dan

menurut tingkat kerusakannya. Setelah dilakukan

kotoran lainnya.

pustaka

yang

mengalami

identifikasi dan memilah bahan pustaka yang
terkena

bencana

sesuai

tingkat

2.Pengencangan

proses

Sampul

preservasi

dilakukan

adalah

terhadap

jenis

bahan pustaka yang mengalami sampul

tersebut harus

kendur. Kerusakan sampul kendur dialami

dilindungi agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut

oleh bahan pustaka berupa buku dan majalah

yang pada akhirnya bahan pustaka tersebut tidak

yang sampulnya menggunakan teknik jahit

dapat diselamatkan. Dalam hal perlindungan,

dan hekter.

kerusakan, maka bahan pustaka

dan

dilakukan

maka bahan pustaka hasil identifikasi dan

3.Menambal dilakukan untuk menutup lubang-

pemilahan harus ditempatkan pada ruangan yang

lubang pada kertas atau dilakukan terhadap

lebih aman sehingga terhindar dari kerusakan

bahan pustaka yang mengalami kerusakan

yang lebih parah. Hasil penelitian di perpustakaan

berupa sobek.

SDN

Kudang,

bahan

pustaka

yang

telah

4.Menyambung dilakukan untuk menyatukan

diidentifikasi dan dipilah nkemudian ditempatkan

kembali kertas yang sobek dan terlepas dari

pada satu ruangan yang aman yaitu didalam ruang

bahan pustaka.

Kepala Sekolah sehingga dapat terlindung dari

5.Penjilidan ulang dilakukan terhadap baha

kerusakan yang lebih parah. Bahan pustaka yang

pustaka yang mengalami kerusakan sedang

memungkinkan untuk di preservasi adalah bahan

berupa kerusakan pada sampul yaitu sampul

pustaka yang mengalami kerusakan sedang dan

yang lepas dan isi buku yang lepas.

ringan. Dari kondisi tersebut, maka dalam
menentukan kebutuhan bahan harus disesuaikan

Bahan pustaka yang telah melalui proses

dengan kebutuhan proses preservasi kerusakan

perbaikan dan penyelamatan, maka bahan pustaka

bahan pustaka tersebut.

tersebut diidentifikasi untuk kemudian dipilah

Identifikasi bahan yang dilaksanakan di

sesuai dengan klasifikasi. Bahan pustaka yang

SDN Kudang hanya terbatas pada bahan yang

telah melalui proses klasifikasi ini kemudian

sifatnya sederhana diantaranya adalah kuas,

ditempatkan kembali untuk dapat digunakan oleh

spon/busa, lem, solatif, kertas dan lain-lain. Proses

pemustaka. Dalam hal ini bahan pustaka pebaikan

utama dari preservasi paska bencana adalah

dan penyelamatan di SDN Kudang ditempatkan

pelaksanaan penyelamatan bahan pustaka sesuai

pada lemari di ruangan kelas yang difungsikan

tingkat dan jenis kerusakan. Sebagaimana hasil

sebagai ruang perpustakaan sementara.

Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 23-34

33

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA
Ballofet,

SIMPULAN

memiliki

tim

tentang

libraries

perencanaan

and

and

Basuki,

Sulistyo.

Perpustakaan,

khusus menangani perpustakaan. Pengelolaan

Terbuka.

masih

mengandalkan

para

Hille

(2005).

conservation
archives.

for

Chicago:

Pengantar

(2010).

sekolah belum memiliki pustakawan yang secara

perpustakaan

Jenny

American Library Association.

pencegahan bencana alam. Hal ini disebabkan
perpustakaan SDN Kudang sebagai perpustakaan

and

Preservation

Perpustakaan SDN Kudang secara formal
tidak

Nelly

Jakarta:

Ilmu

Universitas

Dureau, J.M & D.G.W Clements (1992). Dasar-

pendidik/guru sehingga untuk pembentukan tim

dasar

sebagaimana diatas belum dapat direalisasikan.

Bahan Pustaka. Jakarta: Perpustakaan

Gempa Bumi Jawa Barat 2009 terjadi pada

Pelestarian

dan

Pengawetan

Nasional RI.

hari Rabu tanggal 2 September 2009 pada pukul

Gustin, Joseph F. (1996). Disaster Recorvery

14:55:21 WIB, dimana pada saat tersebut

Planing : guide facilities for mananger.

kegiatan belajar mengajar di SDN Kudang sudah

(electronic book).
(2009).

Pelayanan

lokasi. Dengan kondisi tersebut preservasi pada

Bahan Pustaka, Jakarta:

Universitas

saat kejadian gempa bumi hanya dilakukan pada

Terbuka.

selesai, sehingga tidak ada orang yang berada di

barang-barang yang beresiko rusak lebih parah.
Upaya penyelamatan bahan pustaka yang
dilaksanakan di SDN Kudang pasca kejadian

Martoatmodjo,

Karmidi.

Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian
Kualitatif.

Bandung:

PT.

Remaja

Rosdakarya.

cara

Sitepu, Apallidya, dkk. (2009). Kesiapan dalam

yang terkena

antisipasi bencana di perpustakaan dan

bencana dan memindahkan ke tempat yang lebih

pusat arsip. Jurnal BACA, vol. 30 No. 1

aman yaitu ke dalam ruangan kelas yang tidak

Agustus 2010.

gempa

bumi

2009

adalah

mengevakuasi

bahan

pustaka

dengan

mengalamai kerusakan sehingga bahan pustaka

Sugiharto,

Dhani,

(2010).

dapat terhindar dari kerusakan yang lebih parah,

Informasi

kemudian mengidentifikasi jenis bahan pustaka

Teknologi Digital. Jakarta, Jurnal BACA

yang mengalami kerusakan, jumlah dan tingkat

Vol. 31, No. 1, Agustus 2010.

kerusakannya akibat bencana gempa bumi, dan
memilah bahan pustaka yang terkena bencana
sesuai tingkat dan jenis kerusakan. Setelah
diidentifikasi, kemudian dilakukan pembersihan,
pengencangan sampul dan penjilidan ulang.

ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP

Dokumen

Penyelamatan
Arsip

di

Era

34

JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN

Eka Dian, dkk.