Metode pengumpulan harga pokok produksi (3)

METODE PENGUMPULAN HARGA POKOK PRODUKSI
Dalam pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya yaitu : Biaya Produksi
dan Biaya Nonproduksi.
Biaya Produksi ialah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan
baku menjadi produk. Biaya produksi membentuk harga pokok produksi,
yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga
pokok produk yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses.
Biaya Nonproduksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan
nonproduksi seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi &
umum. Biaya nonproduksi ditambahkan pada harga pokok produksi untuk
menghitung total harga pokok produk.
Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi.
Cara produksi secara garis besarnya ada dua cara yaitu produksi atas dasar
pesanan dan produksi massa. Perusahaan yang berproduksi atas pesanan
melaksanakan pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima
dari pihak luar.
Contohnya: perusahaan percetakan, perusahaan mebel, perusahaan dok dll.
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan
pengolahan produksinya untuk memenuhi persediaan di gudang.
Produknya umumnya merupakan produk standar.


Contoh : Perusahaan Semen, pupuk, terigu, tekstil dll.
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, mengumpulkan harga
pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan
(Job Order Cost Method). Dalam metode ini biaya-biaya produksi
dikumpulkan untu pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan
produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung
dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan
jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.
Perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan harga pokok
produksinya dengan menggunakan metode harga pokok proses (Process
Cost Method). Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk
proses tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk yang
dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total
biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang
dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan
unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi. Dalam
memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi,
terdapat dua pendekatan : Full Costing dan Variable Costing.


Full Costing
Full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok
produksi, yang terediri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variable maupun
tetap. Harga pokok produksi menurut metode Full Costing terdiri dari
unsur biaya produksi sebagai berikut :
Biaya Bahan Baku
xxx
Biaya Tenaga Kerja langsung
xxx
Biaya Overhead Pabrik Variable
xxx
Biaya Overhead Pabrik Tetap
xxx
Harga Pokok Produksi
xxx
Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri
dari unsur harga pokok produksi (Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja

Langsung, Biaya Overhead Pabrik Variable, dan Biaya Overhead Pabrik
Tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (Biaya Pemasaran, Biaya
Administrasi & Umum). Gambar berikut ini melukiskan unsur harga
pokok produksi dan harga pokok produk dengan pendekatan metode
Full Costing.

Biaya
Bahan Baku
Prime Cost
Biaya
Tenaga Kerja

Biaya
Konversi

Harga
Pokok
Produksi

Biaya Overhead

Pabrik Tetap

Biaya Overhead
Pabrik Variable

Biaya
Adm &
Umum

Biaya
Komersial

Biaya
Pemasaran

Total
Harga
Pokok
Produk


Variable Costing
Variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variable ke dalam
harga pokok produksi, yang terediri dari bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik yang berperilaku variable. Harga
pokok produksi menurut metode Variable Costing terdiri dari unsur biaya
produksi sebagai berikut :
Biaya Bahan Baku
xxx
Biaya Tenaga Kerja langsung
xxx
Biaya Overhead Pabrik Variable
xxx
Harga Pokok Produksi
xxx
Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri
dari unsur harga pokok produksi variable (Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga
Kerja Langsung, danBiaya Overhead Pabrik Variable) ditambah dengan
biaya nonproduksi variable (Biaya Pemasaran Variable dan Biaya
Administrasi & Umum Variable) dan biaya tetap (Biaya Overhead Pabrik

Tetap, Biaya Pemasaran Tetap, Biaya Administrasi & Umum Tetap). Gambar
berikut ini melukiskan unsur harga pokok produksi dan harga pokok
produk dengan pendekatan metode Variable Costing.

• PERBANDINGAN LABA-RUGI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN
PERUSAHAAN DAGANG
Kegiatan perusahaan dagang berupa pembelian barang dagangan dari
perusahaan lain dan penjualan barang dagangan tersebut kepada
konsumen atau perusahaan manufaktur. Perusahaan dagang tidak
melakukan pemrosesan terhadap barang dagangan yang dibeli. Untuk
menjalankan usaha dagangnya, perusahaan dagang mengeluarkan sumber
ekonomi untuk memperoleh barang dagangannya, mengeluarkan biaya
administrasi dan umum, serta biaya pemasaran. Pengorbanan ini disajikan
dalam laporan laba-rugi yang dikelompokkan dalam 3 golongan :
1. Pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang dagangan dari
perusahaa lai . Pe gor a a i i dikelo pokka de ga a a Harga
Pokok Pe juala .
2. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan pemasaran barang
daga ga . Pe gor a a i i dikelo pokka de ga a a Biaya
Pe asara .

3. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain perolehan barang
dagangan dan pemasaran barang dagangan . Pengorbanan ini
dikelo pokka de ga a a Biaya Ad i istrasi da U u .

Kegiatan perusahaan manufaktur terdiri dari pengolahan bahan baku
menjadi produk jadi dan penjualan produk jadi tersebut kepada konsumen
atau perusahaan manufaktur lain. Kegiatan pengolahan bahan baku
menjadi produk jadi tersebut memerlukan 3 kelompok pengorbanan
sumber ekonomi : (1) pengorbanan bahan baku, (2) pengorbanan jasa
tenaga keja, dan (3)pengorbanan jasa fasilitas. Untuk memasarkan produk
jadi yang dihasilkan, perusahaan manufaktur memerlukan pengorbanan
sumber ekonomi. Dalam metode full costing, berbagai pengorbanan
sumber ekonomi ini disajikan dalam laporan laba rugi yang dikelompokkan
kedalam 3 golongan :
1. Pengorbanan sumber ekonomi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi. Pe gor a a i i dikelo pokka de ga a a iaya
produksi da diri i e jadi : iaya aha aku, iaya te aga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik.
2. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan pemasaran produk jadi.
Pe gor a a i i dikelo pokka de ga a a Biaya Pe asara .

3. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain produksi dan
pe asara produk. Pe gor a a i i dikelo pokka de ga a a Biaya
Ad i istrasi da U u .

PT. UNM
Laporan laba Rugi
Untuk Tahun Yang Berakhir tanggal 31 Desember 20X1
Pendapatan Penjualan
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Awal
Pembelian
Harga pokok barang yang tersedia untuk dijual
Persediaan akhir
Harga Pokok Penjualan
Laba Bruto
Biaya Usaha:
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Pemasaran
Laba Bersih usaha
Pendapatan di luar Usaha

Biaya di luar Usaha
Laba bersih sebelum Pajak
Pajak Penghasilan 35%
Laba Bersih Setelah Pajak

Rp. 500.000

Rp. 25.000
Rp. 290.000
Rp. 315.000
Rp. 20.000
Rp. 295.000
Rp. 205.000
Rp. 56.000
Rp. 75.000
Rp.
Rp.

4.000
7.000


Rp. 131.000
Rp. 74.000
Rp. 3.000
Rp. 71.000
Rp. 24.850
RP. 46.150

PT. FAKULTAS EKONOMI UNM
Laporan laba Rugi dsengan Pendekatan Full Costing
Untuk Tahun Yang Berakhir tanggal 31 Desember 20X1
Pendapatan Penjualan
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Awal Produk Jadi
Harga Pokok Produksi:
Persediaan Awal Produk dalam Proses
Biaya Produksi:
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Pabrik


Persediaan Akhir Produk dalam Proses
Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produk yang tersedia untuk dijual
Persediaan akhir Produk Jadi
Harga Pokok Penjualan
Laba Bruto
Biaya Usaha :
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Pemasaran
Laba Bersih usaha
Pendapatan di luar Usaha
Biaya di luar Usaha
Laba bersih sebelum Pajak
Pajak Penghasilan 35%
Laba Bersih Setelah Pajak

Rp.500.000
Rp. 25.000

Rp. 10.000
Rp. 50.000
Rp. 60.000
Rp. 75.000
Rp. 185.000
Rp. 195.000
Rp. 15.000
Rp .180.000
Rp. 205.000
Rp. 20.000
Rp. 195.000
Rp. 305.000
Rp. 56.000
Rp.175.000
Rp. 231.000
Rp. 74.000
Rp.
Rp.

4.000
7.000
Rp. 3.000
Rp. 71.000
Rp. 24.850
RP. 46.150

PT. FAKULTAS EKONOMI UNM
Laporan laba Rugi dsengan Pendekatan Variable Costing
Untuk Tahun Yang Berakhir tanggal 31 Desember 20X1
Pendapatan Penjualan
Biaya Variable
Harga Pokok Penjualan Variable:
Persediaan Awal Produk Jadi
Harga Pokok Produksi Variable:
Persediaan Awal Produk dalam Proses
Biaya Produksi Variable:
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Pabrik

Persediaan Akhir Produk dalam Proses
Harga Pokok Produksi Variable
Harga Pokok Produksi yang tersedia untuk dijual
Persediaan akhir Produk Jadi
Harga Pokok Penjualan Variable
Biaya Administrasi dan Umum Variable
Biaya Pemasaran Variable
Total Biaya Variable
Laba Kontribusi
Biaya Tetap :
Biaya Overhead Pabrik Tetap
Biaya Administrasi & Umum Tetap
Biaya Pemasaran Tetap
Total Biaya Tetap
Laba Bersih

Rp.500.000

Rp. 20.000
Rp. 20.000
Rp. 50.000
Rp. 60.000
Rp. 45.000

Rp. 155.000
Rp. 175.000
Rp. 10.000
Rp. 165.000
Rp. 185.000
Rp. 15.000
Rp. 170.000
Rp. 70.000
Rp. 90.000
Rp.330.000
Rp.170.000
Rp. 20.000
Rp. 40.000
Rp. 30.000
RP. 90.000
Rp. 80.000

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK








METODE HARGA POKOK PESANAN – FULL COSTING
Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan
harga pokok per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk
pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang
bersangkutan.
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Siklus akuntansi biaya dalam suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh siklus
kegiatan usaha perusahaan tersebut. Siklus perusahaan dagang dimulai dengan
pembelian barang dagangan dan tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut dan
diakhiri dengan penjualan kembali barang dagangan tersebut. Dalam perusahaan
tersebut siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok barang
dagangan yang dibeli dan berakhir dengan penyajian harga pokok barang
dagangan yan g dijual.Tujuan akuntansi biaya dalam perusahaan dagang adalah
untuk menyajikan informasi harga pokok barang dagangan yang dijual, biaya
administrasi dan umum, serta biaya pemasaran.
Siklus kegiatan perusahaan jasa dimulai dengan persiapan penyerahan jasa dan
berakhir dengan penyerahan jasa kepada pemakainya. Dalam perusahaan
tersebut, siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan biaya persiapan
penyerahan jasa dan berakhir dengan disajikannya harga pokok jasa yang
diserahkan. Akuntansi biaya dalam perusahaan jasa bertujuan untuk menyajikan
informasi harga pokok per satuan jasa yang diserahkan kepada pemakai jasa.

• Siklus kegiatan perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan
baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke
bagian gudang. Dalam perusahaan tersebut, siklus akuntansi biaya dimulai
dengan pencatatan harga pokok bahan baku yang dimasukkan ke dalam
proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untuk produksi,
serta berakhir dengan disajikannya harga pokok produk jadi yang
diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang. Akuntansi biaya dalam
perusahaan manufaktur bertujuan untuk menyajikan informasi harga
pokok produksi per satuan produk jadi yang diserahkan ke bagian gudang.
• Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur digunakan untuk
mengikuti proses pengolahan produk, sejak dari dimasukkannya bahan
baku ke dalam proses produksi sampai dengan dihasilkannya produk jadi
dari proses produksi tersebut. Hubungan antara siklus pembuatan produk
dan siklus akuntansi biaya dapat dilihat dalam gambar di muka.
• Siklus akuntansi biaya dapat pula digambarkan melalui hubungan rekening
rekening buku besar. Untuk menampung biaya yang dikeluarkan dalam
pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, di dalam buku besar
dibentuk rekening-rekening berikut ini :

• Barang dalam Proses :









Digunakan untuk mencatat biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik
(debit), dan harga pokok produk jadi yang
ditransfer ke bagian gudang (kredit).
Persediaan Bahan Baku : Digunakan untuk mencatat harga pokok bahan
baku yang dibeli (debit) dan harga pokok bahan
baku yang dipakai dalam produksi (kredit).
Gaji dan Upah :
Rekening inimerupakan rekening antara (clearing
account) yang digunakan untuk mencatat utang
gaji dan upah (debit) dan upah langsung yang
digunakan untuk mengolah produk (kredit).
Biaya Overhead Pabrik : Digunakan untukmencatat biaya overhead pabrik
yang sesungguhnya terjadi (debit) dan yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif (kredit).
Persediaan Produk Jadi : Digunakan untuk mencatat harga pokok produk
jadi yang ditransfer dari bagian produksi ke bagian
gudang (debit) dan harga pokok produk yang dijual
(kredit)

Persediaan
Bahan Baku

Barang dalam Proses

Persediaan
Produk Jadi

Gaji dan Upah

Biaya Overhead Pabrik
yang dibebankan

Aliran Biaya Produksi dalam Rekening Buku Besar

SIKLUS
PEMBUATAN PRODUK

Penentuan
harga pokok
bahan baku
yang dibeli

Pembelian
dan
penyimpanan
Bahan Baku

Pengolahan
Bahan Baku
menjadi
Produk Jadi

SIKLUS
AKUNTANSI BIAYA

Biaya Tenaga
Kerja
Langsung

Penetuan
harga pokok
bahan baku
yang dipakai
Pengumpulan
biaya
produksi

Penyimpanan
Produk Jadi
dalam
Gudang

Penentuan
harga pokok
produk jadi

Biaya
Overhead
pabrik

KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PESANAN
• Pengumpulan biaya produksi dalam suatu perusahaan dipengaruhi
oleh karakteristik kegiatan produksi perusahaan tersebut. Karena
itu perlu diketahui karakteristik kegiatan usaha perusahaan yang
produksinya berdasarkan pesanan yang berpengaruh terhadap
metode pengumpulan biaya produksi.
• Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan mengolah
bahan baku menjadi produk jadi berdasarkan pesanan dari luar atau
dari dalam perusahaan. Karakteristiknya sebagai berikut :
1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika
pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan,
dan mulai dengan pesanan berikutnya.
2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh
pemesan. Dengan demikian pesanan yang satu dapat berbeda
dengan pesanan yang lain.
3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk
memenuhi persediaan di gudang.

Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan
• Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan
tersebut berpengaruh terhadap pengumpulan biaya produksinya. Metode
pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang
digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan
memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan
spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok
produksinya secara individuial,
• Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan
produk menjadi dua kelompok yaitu biaya produksi langsung dan biaya
produksi tidak langsung.
• Biaya produksi langsung terdiri dari baiaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan
istilah biaya overhead pabrik.
• Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi
pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi,
sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok
pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
• Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan seslesai
diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan
untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam
pesanan yang bersangkutan

MANFAAT INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI PER PESANAN
• Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan,
informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat nagi
managemen untuk :
1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada
pemesan.
2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.
3. Memantau realisasi biaya produksi.
4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.
5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk
dalam proses yang disajikan dalam neraca.

REKENING KONTROL DAN REKENING PEMBANTU
• Akuntansi biaya menggunakan banyak rekening pembantu
untuk merinci biaya-biaya produksi. Rekening-rekening
pembantu ini dikontrol ketelitiannya dengan menggunakan
rekening kontrol di dalam buku besar. Rekening kontrol
menampung data yang bersumber dari jurnal, sedangkan
rekening pembantu digunakan untuk menampung data yang
bersumber dari dokumen sumber. Gambar berikut ini
menunjukkan hubungan antara rekening kontrol dan rekening
pembantu.
Buku Besar
Dokumen
Sumber

Rekening
Kontrol
Jurnal
Bk Pembantu
Rekening
Pembantu

Untuk mencatat biaya, di dalam akuntansi biaya digunakan
rekening kontrol dan rekening pembantu berikut ini :
Rekening Kontrol
Persediaan Bahan Baku
Persediaan Bahan Penolong
Barang Dalam Proses
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Pemasaran
Persediaan Produk Jadi

Rekening Pembantu
Kartu Persediaan
Kartu Persediaan
Kartu Harga Pokok
Kartu Biaya
Kartu Biaya
Kartu Biaya
Kartu Persediaan

Karena transaksi terjadinya biaya yang dicatat di dalam buku besarbersumber dari jurnal,
maka dalam melaksanakan identifikasi transaksi yang terjadi, harus ditunjuk nama rekening
yang harus di debit dan dikredit dalam buku besar. Oleh karena itu penggolongan transaksi
pada waktu membuat jurnal selalu menyebut nama rekening yang bersangkutan dalam
buku besar. Karena akuntansi biaya menggunakan berbagai rekening kontrol seperti diatas,
maka setiap melakukan penjurnalan, harus ditunjuk nama rekening kontrol yang
bersangkutan dalam buku besar.
Untuk mencatat biaya produksi, di dalam buku besar dibentuk rekening kontrol Barang
Dalam Proses. Rekening ini dapat dipecah lebih lanjut menurut unsur biaya produksi,
sehingga ada 3 macam rekening Barang Dalam Proses berikut ini :

• Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku
• Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung
• Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik
Kalau produk diolah melalui beberapa departemen produksi, Rekening
Barang Dalam Proses dapat dirinci lebih lanjut menurut departemen dan
unsur biaya produksi seperti contoh berikut ini :
• Barang Dalam Proses – Biaya bahan Baku Departemen A
• Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja langsung Departemen A
• Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Departemen A
• Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Departemen B
• Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung departemen B
• Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Departemen B
Untuk mencatat biaya nonproduksi, dalam buku besar dibentuk rekening
kontrol Biaya Administrasi dan Umum dan Biaya Pemasaran. Rekening
Biaya Pemasaran dipakai untuk menampung biaya-biaya yang terjadi
dalam fungsi pemasaran, sedangkan Rekening Biaya Administrasi dan
Umum digunakan untuk menampung biaya-biaya yang terjadi di fungsi
Administrasi dan Umum (misalnya biaya yang terjadi di Bagian Akuntansi,
Bagian Personalia, Bagian Hubungan Masyarakat, Sekretariat dan Bagian
Pemeriksa Intern dan lain-lain).

Untuk mencatat pemakaian bahan baku yang dipakai dalam pembuatan
produk, jurnal yang dibuat adalah:
Barang Dalam Proses
xx
Persediaan Bahan Baku
xx
dan bukan jurnal berikut ini :
Biaya Bahan Baku
xx
Persediaan Bahan Baku
xx
karena rekening Biaya Bahan Baku tidak diselenggarakan dalam Buku Besar,
melainkan dalam buku pembantu kartu harga pokok. Perhatikan Jurnaljurnal pencatatan biaya berikut ini yang menggunakan rekening kontrol:
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
xx
Akumulasi Depresiasi Gedung
xx
(untuk mencatat biaya depresiasi gedung pabrik)
Biaya Administrasi dan Umum
xx
Kas
xx
(untuk mencatat biaya telex)
Biaya Pemasaran
xx
Akumulasi Depresiasi Kendaraan
xx
(untuk mencatat biaya depresiasi kendaraan yang digunakan oleh Bagian
Pemasaran)

• Kartu Harga Pokok ( Job Order Cost Sheet )
Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting
dalam metode harga pokok pesanan. Kartu harga
pokok ini berfungsi sebagai rekening pembantu, yang
digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap
pesanan produk. Biaya produksi untuk mengerjakan
pesanan tertentu dicatat secara rinci di dalam kartu
harga pokok pesanan yang bersangkutan. Biaya
produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung
terhadap pesanan tertentu dan biaya produksi tidak
langsung dalam hubungannya dengan pesanan
tersebut. Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu
harga pokok pesanan yang bersangkutan secara
langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung
dicatat dalam kartu harga pokok berdasarkan sutu tarif
tertentu. Contoh kartu harga pokok dapat dilihat pada
gambar berikut ini :

PT.ABC Makassar
No.Pesanan
Jenis Produk
Tgl. Pesan
Tgl. Selesai

:
:
:
:

KARTU HARGA POKOK
A- 101
Pemesan
: PT. UNM Makassar
Undangan
Sifat Pesanan : Segera
2 January 2011
Jumlah
: 500 Exemlar
22 January 2011
Harga Jual
: Rp. 500.000

Biaya Bahan Baku
Tgl

No.
Ket.
BPBG

Jumlah

Biaya Tenaga Kerja
Tgl.

No.Kartu
Jam Kerja

Jumlah

Biaya Overhead Pabrik
Tgl.

Jam
Tarif juml
Mesin

METODE HARGA POKOK PESANAN
• Proses pengumpulan tiap unsur biaya produksi dengan
menggunakan metode harga pokok pesanan akan dijelsakan
dengan menguunakan contoh berikut ini:
• PT. ABC berusaha dalam bidang percetakan. Semua pesanan
diproduksi berdasarkan specifikasi dari pemesan, dan biaya produksi
dikumpulkan menurut pesanan yang diterima. Pendekatan yang
dipakai perusahaan dalam penentuan harga pokok produksi adalah
full costing. Untuk dapat mencatat biaya produksi , tiap pesanan
diberi nomor dan setiap dokumen sumber dan dokumen
pendukung diberi identitas nomor pesanan yang bersangkutan.
Dalam bulan November 20X1, PT. ABC mendapat pesanan untuk
mencetak undangan sebanyak 1.500 lembar dari PT.UNM. Harga
yang dibebankan kepada pemesan adalah Rp.3.000 per lembar.
Dalam bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan
untukmencetak pamflet iklan sebanyak 20.000 lembar dari
PT.UNHAS dengan harga yang dibebankan kepada pemesan sebesar
Rp.1.000 per lembar. Pesanan dari PT. UNM diberi nomor 101 dan
pesanan dari PT. UNHAS diberi nomor 102. Berikut ini kegiatan
produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi pesanan tersebut: