Bimbingan dan Konseling di Pengadilan Ag

LAPORAN AKHIR PRAKTEK LAPANGAN KONSELING PENDIDIKAN DI LUAR SEKOLAH (PLKP-LS) OLEH FITRIA OSNELA NIM. 10 103 056 LOKASI: PENGADILAN AGAMA KOTO BARU KABUPATEN SOLOK DOSEN PEMBIMBING

Irman, M.Pd., Kons NIP. 19710201 200604 1 016

GURU PAMONG

Dra. Hamidayati NIP. 19551008 199303 2 001

PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM/BIMBINGAN KONSELING

JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) BATUSANGKAR 1435 H/ 2014 M

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) , Pamong, Ketua Pengadilan Agama Koto Baru dan Kepala Labor Tarbiyah menyatakan bahwa : setelah melihat, membaca, meneliti, serta mempertimbangkan secara saksama, maka dengan ini mengesahkan laporan akhir Praktek Lapangan Konseling Pendidikan Luar Sekolah (PLKP-LS) Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Batusangkar Tahun Akademik 2013/2014 yang dilaksanakan mulai dari tanggal 02 Juni sampai dengan 27 Juni 2014, yang disusun oleh :

NAMA

: FITRIA OSNELA

NIM

PRODI : Kependidikan Islam / Bimbingan dan Konseling Alamat

: Sawahlunto

Demikian Surat Pengesahan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipertanggung jawabkan serta dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui Koto Baru, Juli 2014 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

Guru Pamong

Irman , M.Pd, Kons Dra. Hamidayati NIP. 19710201 200604 1 016

NIP. 19551008 199303 2 001

Mengetahui

Kepala Labor Tarbiyah Ketua Pengadilan Agama Koto Baru

Gustina. M. Pd Drs. Asfawi, S.H., M.H NIP. 197308172007102002

NIP. 19601231 199203 1 037

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan Praktek Lapangan Konseling Pendidikan di Luar Sekolah (PLKP-LS) di Pengadilan Agama Koto Baru pada tanggal 02 Juni s.d. 04 Juli 2014, dan melengkapinya dengan laporan akhir Praktek Lapangan Konseling Pendidikan di Luar Sekolah (PLKP-LS). Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah berjasa dalam membawa perubahan kepada umat manusia ke arah yang lebih baik.

PLKP-LS merupakan suatu bentuk pengalaman praktis bagi mahasiswa khususnya bagi mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling di berbagai lembaga instansi yang berada di luar sekolah. Tujuan dari PLKP-LS ini yaitu sebagai sarana dalam rangka menyesuaikan antara teori yang telah didapat selama perkuliahan dan prakteknya di lapangan. Dalam pelaksanaan PLKP-LS, mahasiswa diwajibkan membuat laporan akhir yang menggambarkan berbagai kegiatan disaat melaksanakan PLKP-LS.

Dalam pelaksanaan PLKP-LS hingga penulisan laporan ini selesai tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah Swt yang telah melimpahkan karunia tak berhingga pada penulis, sujud syukur pada-Mu Tuhan.

2. Orangtua Penulis yang tak hentinya memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis.

3. Bapak Ketua STAIN Batusangkar yang telah memberikan izin pelaksanaan PLKP-LS.

4. Kepala Labor Tarbiyah STAIN Batusangkar beserta jajaran yang telah memberikan bimbingan dan pengawasan serta arahan dalam pelaksanaan PLKP-LS.

5. Bapak Irman, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama melakukan PLKP-LS.

6. Bapak Drs. Asfawi, SH, M.H selaku ketua Pengadilan Agama Koto Baru yang telah menerima dan memberi izin kepada penulis untuk melaksanakan PLKP-LS.

7. Ibu Dra. Hamidayati selaku Panitera/Sekretaris Pengadilan Agama Koto Baru sebagai pamong yang telah memberikan arahan dan rela mengorbankan waktunya dalam rangka membimbing penulis untuk melaksanakan PLKP-LS.

8. Bapak/Ibu Majelis Hakim Pengadilan Agama Koto Baru Solok yang tidak segan-segan memberi kami kritikan dan saran terkait dengan kegiatan penulis selama PLKP-LS

9. Bapak/Ibuk, karyawan/karyawati Pengadilan Agama Koto Baru Solok yang juga ikut membantu penulis dalam berbagai bentuk kegiatan

10. Teman-teman sesama PPL di Pengadilan Agama Koto Baru Solok

11. Dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu

Atas kerjasama dan bantuan yang baik dari semua pihak dalam pelaksanaan PLKP-LS ini, sehingga dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas segalanya.

Koto Baru, Juli 2014 Mahasiswa PLKP-LS

Fitria Osnela NIM. 10 103 056

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PLKP-LS

Sebagai sebuah lembaga pendidikan formal, Perguruan Tinggi di Indonesia mengedepankan tiga unsur utama yang dikenal dengan sebutan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya dituntut secara formal di bangku perkuliahan saja, namun perlu penelitian dan realisasinya di tengah masyarakat.

Dalam peraturan akademik Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Batusangkar dinyatakan bahwa program Praktek Lapangan Konseling Pendidikan Luar Sekolah (PLKP-LS) adalah salah satu mata kuliah wajib dengan bobot 4 SKS bagi seluruh mahasiswa Program Studi Kependidikan Islam/Bimbingan Konseling STAIN Batusangkar. Praktek Lapangan Konseling Pendidikan Luar Sekolah (PLKP-LS) ini sekaligus merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata satu (S1).

Untuk mewujudkan konselor yang profesional, mahasiswa Bimbingan dan Konseling diberikan kesempatan untuk melaksanakan Praktek Lapangan Konseling Pendidikan Luar Sekolah selama lebih kurang satu bulan. Melalui program PLKP-LS ini, diharapkan calon konselor dapat meningkatkan kemampuannya dalam bidang konseling dengan ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kehidupan efektif individu dan menangani permasalahan individu atau kelompok yang ada di masyarakat.

Ketika berbicara tentang kehidupan bermasyarakat, maka ini bermakna bahwa kehidupan bermasyarakat tersebut merupakan suatu kumpulan orang yang di dalamnya terdapat perilaku dan kepentingan orang yang berbeda, dalam keadaan seperti ini akan sering muncul perselisihan dan persengketaan bahkan konflik. Konflik atau sengketa yang terjadi antara masyarakat cukup luas dimensinya. Konflik atau sengketa dapat saja terjadi dalam wilayah publik maupun dalam wilayah privat.

Prayitno (1994:32) mengungkapkan tentang perubahan dan tantangan yang terjadi di dalam masyarakat, bahwa keadaan tersebut memberikan gambaran masyarakat mampu berkembang dan menyesuaikan diri, namun hal ini tidak mudah karena ”berbagai rintangan dan kegagalan dijumpai dalam upaya pengembangan tersebut. Sumber-sumber rintangan dan kegagalan itu ada yang berasal dari sifat manusia yang sering melampaui batas, kekurang mampuan sosial dan individual, kelemahan prasarana, sarana, upaya dan hubungan yang kurang serasi antara manusia dan lingkunganya. ”

Menjawab tantangan yang ada di masyarakat, konselor dapat berperan sebagai tenaga profesional yang terdidik dan terlatih guna mengentaskan permasalahan yang ada di masyarakat. Sesuai dengan tujuan dari lembaga pendidikan adalah mampu menghasilkan lulusan yang bermutu dan profesioal.

Menurut UU No 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional, pendidikan adalah : “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. ”

Dengan demikian, maka dapat dimengerti bahwa pendidikan yang diberikan kepada individu tidak hanya melalui pengajaran dan latihan. Namum juga dapat diberikan melalui layanan Bimbingan dan Konseling. Untuk itu diharapkan guru pembimbing atau konselor dapat memberikan layanan dan bimbingan kepada individu dalam mencapai perkembangannya Dengan demikian, maka dapat dimengerti bahwa pendidikan yang diberikan kepada individu tidak hanya melalui pengajaran dan latihan. Namum juga dapat diberikan melalui layanan Bimbingan dan Konseling. Untuk itu diharapkan guru pembimbing atau konselor dapat memberikan layanan dan bimbingan kepada individu dalam mencapai perkembangannya

Faktanya, pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Konseling memerlukan program pelaksanaan yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapka. Aturan tersebut tertuang dalam SK Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No 025 tahun 1995 tentang petunjuk teknis jabatan guru dan angka kreditnya. Selain itu, juga tertuang dalam Peraturan Menteri negara Pendayagunaan Aparatur Negara No 04 tahun 1993 ten tang “Jabatan fungsional guru dan angka kreditnya”. Ini menegaskan bahwa guru Pembimbing mempunyai tugas, tanggung jawab dan hak secara penuh dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling terhadap sejumlah peserta didik dan masyarakat, yang mencakup delapan jenis bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar, karir, keluarga, keagamaan, bidang kehidupan berkarir, dan bidang kehidupan kewarganegaraan.

Sepuluh jenis layanan yaitu layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran/pengusaan konten, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, mediasi, konsultasi, advokasi. Serta enam kegiatan pendukung yaitu aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus dan tampilan kepustakaan. Kesemuanya tercakup dalam BK pola 45 plus yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan kebutuhan individu.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan pendidikan perlu usaha sadar dari semua pihak untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang mampu berperan di masa depan. Untuk itu, Program Studi Bimbingan dan Konseling memberikan kesempatan kepada mahasiswanya melaksanakan PLKP-LS, dalam rangka mengaplikasikan teori BK sehingga dapat menjalankan peranannya sebagai Konselor.

Peran konselor di sini mempunyai tugas dan tanggung jawab yang cukup kompleks, maka diharapkan melalui PLKP-LS mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan dan sekaligus memperoleh pengalaman dalam rangka memberikan layanan kepada klien serta meningkatkan kerja sama dengan masyarakat.

PLKP-LS ini dilakukan diberbagai instansi dan lembaga, diantaranya tersebar dalam lingkungan Panti Asuhan, Panti Jompo, Panti Sosial Karya Wanita, Panti Sosial Bina Remaja, Rumah Sakit, dan Pengadilan Agama. Di masing-masing tempat ini, Konselor akan dihadapkan pada permasalahan yang berbeda terkait fungsi dan peranan lembaga itu sendiri.

Dalam hal ini penulis berkesempatan untuk mengikuti PLKP-LS ini di salah satu Pengadilan Agama yang ada di Sumatra Barat. Tepatnya di Pengadilan Agama Koto Baru Kabupaten Solok. Praktek ini dilaksanakan dari tanggal 02 Juni 2014 sampai tanggal 04 Juli 2014. Adapun peserta Praktek Lapangan Konseling Pendidikan Luar Sekolah (PLKP-LS) pada lokasi ini berjumlah 7 orang mahasiswa.

Kegiatan yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Koto Baru Kabupaten Solok adalah melakukan observasi atau pengamatan proses sidang dan proses mediasi disertakan dengan pelaksanaan konseling individual dalam proses melihat permasalahan yang sering menyebabkan perceraian.

B. Tujuan PLKP-LS

Adapun tujuan dari Praktek Lapangan Konseling Pendidikan di Sekolah (PLKP-S) dapat dilihat dari dua bagian, yaitu tujuan secara umun dan tujuan secara khusus.

Adapun tujuan utama dari penjabaran tujuan di atas adalah untuk meningkatkan profesionalisme mahasiswa dan penulis khususnya dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi di lapangan terkait dengan hal pelaksanaan mediator dengan menggunakan berbagai pendekatan yang telah diperoleh dari bangku perkuliahan. Sehingga melahirkan calon konselor Adapun tujuan utama dari penjabaran tujuan di atas adalah untuk meningkatkan profesionalisme mahasiswa dan penulis khususnya dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi di lapangan terkait dengan hal pelaksanaan mediator dengan menggunakan berbagai pendekatan yang telah diperoleh dari bangku perkuliahan. Sehingga melahirkan calon konselor

Disamping itu, tujuan khusus penyelenggaraan PLKP-LS adalah agar mahasiswa terampil dalam:

1. Menambah dan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan jalan memperdalam ilmu pengetahuan tentang pelaksanaan layanan mediasi di Pengadilan Agama.

2. Memberikan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan dalam proses pelaksanaan mediasi dan persidangan di Pengadilan Agama.

3. Memberikan pemahaman tentang proses administrasi di Pengadilan Agama.

4. Menumbuh kembangkan minat dan kecintaan untuk menggeluti profesi di bidang layanan mediasi.

C. Ruang Lingkup PLKP-LS

Ruang lingkup pelaksanaan PLKP-LS ini adalah memberikan pelayanan kepada klien yang mencakup BK POLA 45 PLUS. Semua layanan ini tidak dapat diberikan semuanya, mengingat tempat PLKP-LS penulis yang berada dalam lingkungan pengadilan agama. Selain itu, waktu efektif untuk pelaksanaan program ini hanya 24 hari kerja. Berdasarkan kondisi ini maka ruang lingkup pelaksanaan dari PLKP-LS yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tiga jenis layanan

a. Layanan informasi

b. Layanan mediasi

c. Layanan konseling individual

2. Lima bidang pengembangan

a. Bidang pengembangan diri pribadi

b. Bidang pengembangan sosial

c. Bidang pengembangan kehidupan keluarga

d. Bidang pengembangan karir

e. Bidang pengembangan kehidupan beragama.

3. Dua kegiatan pendukung

a. Himpunan data

b. Alih tangan kasus

D. Profil Pengadilan Agama

1. Dasar Hukum Pembentukan Pengadilan Agama Koto Baru

Dasar Hukum Pembentukan Pengadilan Agama Koto Baru yaitu:

a. Staatsblad Nomor : 152 Tahun 1882 Jo staatsblad Nomor 116 dan 610 Tahun 1937 dan stb No. 3 Th 1940.

b. Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1957 Tentang Pembentukan Pengadilan Agama/MAHKAMAH Syar’iyah di luar Jawa dan Madura.

c. Penetapan Menteri Agama No.58 Tahun 1957 tentang Pembentukan Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah di Sumatera.

d. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 202 Tahun 1986 tanggal 17 Juli 1986, yang sebelumnya Pengadilan Agama Alahan Panjang berubah menjadi Pengadilan Agama Koto Baru.

e. Undang-undang No. 7 Th 1989 (Pasal 106) jo UU No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas U U No.7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.

2. Sejarah Pembentukan Pengadilan Agama Koto Baru

Sejarah Pembentukan Pengadilan Agama Koto Baru, hampir sama dengan sejarah pembentukan Pengadilan Agama yang lain di Sumatera, Jawa dan Madura. Pengadilan Agama Koto Baru sebelumnya bernama Pengadilan Agama Alahan Panjang yang terletak di daerah Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Pada tahun 1986 Pengadilan Agama Alahan Panjang berubah menjadi Pengadilan Agama Koto Baru yang berdasarkan kepada Keputusan Menteri Agama Nomor 202 tahun 1986 tanggal 17 Juli 1986.

Pada waktu Pengadilan Agama Koto Baru belum mempunyai gedung kantor sendiri di Koto Baru, maka untuk mengatasinya Pengadilan Agama Solok meminjamkan sebagian gedung kantornya untuk dijadikan sebagai tempat operasional Pengadilan Agama Koto Baru sesuai dengan surat pinjaman pemakaian gedung yang ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Agama Solok (Drs. Syahrial) dan Ketua Pengadilan Agama Koto Baru (Drs. M.Yasir) pada tanggal 20 Oktober 1986.

Melalui keputusan Menteri Agama RI Nomor 778 Tahun 1997 berubahlah status bangunan gedung Pengadilan Agama Solok menjadi gedung Pengadilan Agama Koto Baru. Keputusan Menteri Agama ini dikeluarkan setelah Pengadilan Agama Solok memiliki gedung kantor yang baru. Ringkasnya gedung yang beralamat di Jalan Raya Koto Baru No. 75 ini yang sampai sekarang menjadi Kantor Pengadilan Agama Koto Baru dan merupakan warisan dari Pengadilan Agama Solok.

Kemudian dilihat dari stuktur organisasi Pengadilan Agama Koto Baru terdiri dari Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional. Pejabat Struktural terdiri dari; a) Ketua, b) Wakil Ketua, c) Panitera/ Sekretaris, d) Wakil Panitera, e) Wakil Sekretaris, f) Panitera Muda Gugatan, g) Panitera Muda Permohonan, h) Panitera Muda Hukum, i) Kepala Urusan Umum, j) Kepala Urusan Kepegawaian, k) Kepala Urusan Keuangan dan di bawahnya Kemudian dilihat dari stuktur organisasi Pengadilan Agama Koto Baru terdiri dari Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional. Pejabat Struktural terdiri dari; a) Ketua, b) Wakil Ketua, c) Panitera/ Sekretaris, d) Wakil Panitera, e) Wakil Sekretaris, f) Panitera Muda Gugatan, g) Panitera Muda Permohonan, h) Panitera Muda Hukum, i) Kepala Urusan Umum, j) Kepala Urusan Kepegawaian, k) Kepala Urusan Keuangan dan di bawahnya

3. Program Kerja Pengadilan Agama Koto Baru

Pengadilan Agama Koto Baru yang terletak di jalan Raya Koto Baru No. 75 adalah Pengadilan Agama yang wilayah hukumnya berada pada Kabupaten Solok, sebagai salah satu lembaga peradilan harus mewujudkan suasana perikehidupan yang sejahtera, aman, tenteram, tertib, adil dan adanya kepastian hukum. Pengadilan Agama Koto Baru sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana di atur dalam UU No.50 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, dan sebagai instansi pemerintah berkewajiban mempertanggungjawabkan tugas pokok dan fungsinya tersebut kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan rakyat.

Sebagai Satuan Kerja yang berada di bawah Mahkamah Agung RI Pengadilan Agama Koto Baru berkewajiban menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, priodik dan melembaga. Laporan kinerja dimaksud berguna untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Pengadilan Agama Koto Baru dalam satu tahun anggaran, baik berkaitan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran maupun menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapai.

4. Visi, Misi dan Tugas Pokok serta Fungsi Pengadilan Agama Koto Baru

Berdasarkan dasar kinerja yang harus dimiliki dalam Pengadilan Agama, maka Pengadilan Agama Koto Baru menjawab semua tantangan melalui visi dan misi sebagai berikut :

a. Visi

Sesuai dengan Visi Mahkamah Agung R.I, yaitu “Mewujudkan supremasi hukum melalui kekuasaan kehakiman yang mandiri, efektif, efisien serta mendapat kepercayaan publik, profesional dalam memberi pelayanan hukum yang berkualitas, etis, terjangkau dan biaya rendah bagi

masyarakat serta mampu menjawab panggilan pelayanan publik”, maka

Visi Pengadilan Agama Koto Baru yaitu “Mewujudkan Peradilan Agama Yang Agung ”.

b. Misi

1) Menjaga kemandirian Pengadilan Agama Koto Baru.

2) Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan.

3) Meningkatkan kualitas kepemimpinan Pengadilan Agama Koto Baru.

4) Meningkatkan kredibilitas dan transparansi Pengadilan Agama Koto Baru.

Selain memiliki Visi dan Misi, Pengadilan Agama Koto Baru mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi sebagai lembaga peradilan antara lain :

a. Tugas Pokok

1) Menerima, memeriksa, memutuskan perkara Perdata yang menjadi kewenangan mutlak ( absolute competency ).

2) Mengadili ditingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan Pengadilan Agama di daerah hukumnya.

3) Melakukan pengawasan terhadap jalannya persidangan dan menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.

b. Fungsi

1) Memberikan pelayanan teknis yustisial perkara tingkat pertama.

2) Memberikan pelayanan di bidang administrasi perkara dan administrasi umum.

3) Memberikan keterangan-keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang Hukum Islam pada Instansi Pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta sebagaimana diatur dalam pasal 52 ayat (1) Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama.

4) Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris dan Jurusita Satuan Kerjanya.

5) Mengadakan pengawasan terhadap jalannya persidangan dan menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.

6) Melaksanakan tugas-tugas pelayanan lainnya seperti hisab rukyat dan sebagainya.

5. Daftar Nama Ketua Pengadilan Agama Koto Baru

Daftar nama Ketua Pengadilan Agama Koto Baru dari tahun 1959 sampai sekarang:

a. Djafar DT Radjo Pandapatan (01 April 1959 s.d 1 Agustus 1962)

b. Abdullah Ali ( 1 Agustus 1963 s/d 1 April 1967)

c. Djamilus Jusuf (1 April 1967 s/d 1 Juli 1968);

d. Ismail Malin Marajo (1 Juli 1968 s/d 1 Juni 1982

e. Baharuddin Hamid (1 Juni 1982 s/d 1 Juli 1983).

f. . Drs. M. Yasir, SH. (1 Juli 1983s/d 1 Februari 1997)

g. Drs. Pelmizar, MHI. (1 Februari 1997 s/d 1 Mei 2003).

h. Drs. Mualif DT Mangkuto. (1 Mei 2003 s/d 1 April 2004).

i. Kartinis, S,Ag ( 1 April 2004 s/d 1 Juli 2008) j. Drs. MHD. Nasir S, M.HI (1 Juli 2008 s/d 2013) k. Drs. Asfawi, MH (2013 sampai sekarang)

6. Prosedur Mengajukan Perkara dan Tata Ruang serta Proses Penyelesaian Perkara

1. Prosedur Mengajukan Perkara Sebelumnya penulis menjelaskan bahwa tahap-tahap yang harus dilalui oleh para pencari keadilan pada Pengadilan Agama Koto Baru terdiri dari: Petugas Meja Piket, Petugas Meja Informasi, Petugas Meja I, Petugas Meja II dan Petugas Meja III, sampai berkas perkaranya kepada Panitera Muda dan dilanjutkan kepada wakil Panitera, selanjutnya kepada Panitera sampai berkas perkara yang akan disidangkan itu kepada Ketua Pengadilan Agama. Untuk itu akan penulis jelaskan satu persatu prosedur berperkara tersebut sebagai berikut:

a. Petugas Meja Piket, dimana para pencari keadilan melaporkan diri bahwa dia akan mengajukan perkaranya/memohon informasi ke Pengadilan Agama, oleh petugas piket diperintahkan mengisi buku tamu tentang maksud dan tujuannya ke Pengadilan Agama sesuai dengan urutannya dan diberikan kartu nomor urut, supaya jangan terjadi saling dahulu mendahului. Lalu oleh petugas piket dipanggil masuk menghadap Meja Informasi.

b. Petugas Meja Informasi memberikan penjelasan secukupnya tentang apa yang diminta oleh para pencari keadilan, setelah para pencari keadilan memahami dan mengerti tentang persyaratan mengajukan permohonan/ gugatan dan setelah melengkapi semua persyaratan yang diperlukan, baru menghadap ke Meja I untuk mendaftarkan perkaranya.

c. Petugas Meja I menerima permohonan/ gugatan secara lisan atau tertulis ke Pengadilan Agama (pasal 118, HIR 142 R.Bg jo pasal 66 Undang-Undang No.7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang- undang Nomor 3 tahun 2006 dan Undang- Undang No. 50 tahun 2009 tentang perobahan ke dua atas Undang-Undang No. 7 tahun 1989). Sebelumnya Petugas meja I setelah menaksir panjar biaya perkara yang bersangkutan, kepada Pemohon/Penggugat, diperintahkan c. Petugas Meja I menerima permohonan/ gugatan secara lisan atau tertulis ke Pengadilan Agama (pasal 118, HIR 142 R.Bg jo pasal 66 Undang-Undang No.7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang- undang Nomor 3 tahun 2006 dan Undang- Undang No. 50 tahun 2009 tentang perobahan ke dua atas Undang-Undang No. 7 tahun 1989). Sebelumnya Petugas meja I setelah menaksir panjar biaya perkara yang bersangkutan, kepada Pemohon/Penggugat, diperintahkan

d. Petugas Meja II menerima surat permohonan/gugatan dari calon Pemohon/Penggugat sebanyak para Pemohon/Penggugat dan para Termohon/Tergugat dan ditambah 4 rangkap untuk Majelis Hakim yang akan menyidangkan perkara yang bersangkutan serta menerima tindasan SKUM, lalu mendaftarkannya dalam register yang bersangkutan kemudian lembaran I SKUM dan 1 rangkap surat permohonan/gugatan diserahkan kepada Pemohon/Penggugat. Kemudian asli surat permohonan/gugatan dimasukkan dalam sebuah map khusus dengan melampirkan tindasan SKUM dan surat-surat yang berhubungan dengan permohonan/gugatan, setelah diteliti semua persyaratan dan mencatat semua data berkas tersebut lalu diteruskan kepada Wakil Panitera.

e. Wakil Panitera meneliti kembali sebelum diserahkan kepada Panitera dan selanjutnya Panitera sebelum menyampaikan kepada Ketua Pengadilan Agama terlebih dahulu menyuruh petugas yang telah ditunjuk untuk mencatatkannya ke dalam buku register perkara sesuai dengan nomor yang diambil dari SKUM.

2. Tata Ruang Pengadilan Agama mempunyai aturan-aturan tertentu dalam tata ruang dan persiapan sidang antara lain:

a. Meja sidang empat persegi panjang bertutup kain planel berwana hijau lumut, panjang meja sidang diperkirakan untuk 3 kursi hakim dan ditambah Panitera/Panitera Pengganti, di atas meja tersebut tertulis Hakim Ketua, Hakim Anggota dan Panitera/Panitera Pengganti, a. Meja sidang empat persegi panjang bertutup kain planel berwana hijau lumut, panjang meja sidang diperkirakan untuk 3 kursi hakim dan ditambah Panitera/Panitera Pengganti, di atas meja tersebut tertulis Hakim Ketua, Hakim Anggota dan Panitera/Panitera Pengganti,

b. Pada dinding belakang Majelis Hakim dipasang lambang burung garuda dan tidak dipasang gambar Presiden dan Wakil Presiden dan lain-lain, karena pada persidangan hakim hanya berpedoman kepada aturan dan memutus perkara sesuai dengan keyakinannya.

c. Majelis Hakim itu terdiri dari 3 orang, atau 5 orang, atau 7 orang sesuai dengan kebutuhannya, salah satu diantaranya yang paling senior menjadi Ketua Majelis yang telah ditunjuk oleh Ketua Pengadilan dan yang lainnya menjadi Hakim anggota dan dibelakang sebelah kiri Panitera sidang.

d. Di dalam ruangan persidangan ada bangku/kursi untuk para pihak dan kursi untuk para saksi, dibelakangnya juga ada bangku/kursi untuk para pengunjung.

e. Perlengkapan sidang lainnya ada speker, palu sidang dan kitab suci Al Qur’an.

f. Mediasi dilaksanakan oleh Mediator yang ditunjuk/ditetapkan oleh Majelis Hakim dalam jangka waktu paling lama 40 hari dan dapat ditambah 15 hari kerja. Adapun hasil mediasi itu disampaikan oleh Mediator kepada Ketua Majelis, apakah berhasil atau gagal, Apabila Mediator berhasil mendamaikan kepada kedua pihak, maka perkaranya akan dicabut dan apabila Mediator tidak berhasil mendamaikan para pihak, maka perkaranya dilanjutkan, Kemudian Ketua Majelis membuat Penetapan Hari Sidang (PHS) dan kepada kedua pihak dipanggil kembali pada sidang berikutnya.

BAB II STUDI KEBUTUHAN

A. Persiapan PLKP-LS

Sebelum melaksanakan PLKP-LS, mahasiswa terlebih dahulu mempersiapkan beberapa hal yang berhubungan dengan pelaksanaan praktek lapangan tersebut. Persiapan tersebut terkait dengan persiapan materi dan non materi, dimana persiapan materi diawali dengan pembekalan/orientasi kegiatan PLKP-LS yang diberikan oleh Bapak dan ibuk dosen selama 1 hari. Pembekalan ini sangat penting, dimana mahasiswa diarahkan dan dibimbing untuk mampu menjalankan kegiatan ini.

Adapun persiapan yang lain untuk melengkapi bahan-bahan yang akan dibawa ke lapangan pada pengadilan agama berbeda daripada yang lainnya karena melihat situasi dan kondisi maka pengadministrasian instrumen konseling seperti: AUM seri UMUM masyarakat tidak bisa dilaksanakan. Penilaian hasil layanan bimbingan konseling individu, satlan, satkung juga tidak bisa dilaksanakan. Yang bisa dilaksanakan adalah observasi dan pengisian blanko jadwal kegiatan harian, sama seperti di tempat-tempat PLKP-LS yang lain.

B. Usaha Mendapatkan Klien

Klien akan mudah didapatkan ketika konselor menampilkan pribadi yang bersahabat, dalam hal ini konselor harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif serta kemampuan untuk menjalin hubungan sosio- emosional dengan orang lain khususnya dengan masyarakat. Pada Pengadilan Agama Koto Baru Solok, klien didapatkan dengan wawancara konseling dengan memakai penstrukturan sebahagian.

C. Studi Kebutuhan

Pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling di Pengadilan Agama diawali dengan melakukan studi kebutuhan atau need assesment. Studi kebutuhan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh konselor sebelum membuat program pelayanan konseling. Hal ini bertujuan untuk melihat dan menentukan dengan jelas jenis layanan apa yang akan diberikan berdasarkan kebutuhannya.

Tujuan dari pelaksanaan studi ini adalah untuk mendapatkan data dan keterangan tentang data yang dibutuhkan. Studi kebutuhan dilakukan sebelum memberikan layanan di Pengadilan Agama Koto Baru Solok. Dalam hal ini studi kebutuhan yang dilakukan adalah dengan menggunakan kegiatan pendukung konseling, yaitu himpunan data. Untuk menghimpun data mengenai Pengadilan Agama Koto Baru Solok serta kasus yang ada disini dilakukan observasi dan wawancara dengan pihak pengadilan.

BAB III PERENCANAAN KONSELING

Berdasarkan studi kebutuhan yang dilakukan maka perencanaan konseling yang dapat dilakukan adalah observasi terhadap persidangan dengan pelaporan masalah dikaitkan dengan konseling. Observasi mediasi dengan pelaporan masalah dikaitkan dengan pengentasan dengan teknik konseling selanjutnya wawancara konseling dengan pengunjung Pengadilan Agama Koto Baru Solok.

Pemberian layanan mediasi biasanya dilaksanakan setelah sidang pertama dilakukan. Me nurut prayitno Layanan Mediasi adalah “layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan, ketidak cocokan itu menjadikan mereka saling berhadapan, saling bertentangan, saling bermusuhan”. Seiring dengan pendapat di atas Mahkama Agung Republik Indonesia No: 01/2008 Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses rundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator.

Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian. Dalam pelaksanaan kegiatan mediasi dilakukan kaukus yaitu petaman antara mediator dengan salah satu pihak tanpa dihadiri oleh pihak lainnya.

Selain layanan mediasi, konseling individu juga dapat dilakukan pada orang yang berpekara saat akan memasukan gugatan dan ketika menunggu giliran sidang. Namun konseling individu disini tidak bisa dilakukan dengan menggunakan penstrukturan penuh, pelaksanaannya lebih menekankan pada Selain layanan mediasi, konseling individu juga dapat dilakukan pada orang yang berpekara saat akan memasukan gugatan dan ketika menunggu giliran sidang. Namun konseling individu disini tidak bisa dilakukan dengan menggunakan penstrukturan penuh, pelaksanaannya lebih menekankan pada

BAB IV REALISASI PROGRAM

Kegiatan Praktek Lapangan Konseling Pendidikan Luar Sekolah (PLKP-LS) yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Koto Baru Solok adalah observasi layanan mediasi, wawancara konseling, dan observasi proses persidangan. Adapun secara terperinci kegiatan tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Wawancara Konseling

Wawancara konseling yang penulis lakukan di Pengadilan Agama Koto Baru Solok ada sebanyak 7 kali. Wawancara konseling ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan klien dan berusaha untuk mengentaskan permasalahan tersebut, dalam hal ini orang yang berperkara dengan menggali permasalahan yang dirasakan dan apa yang di inginkan dari pasangannya. Adapun variasi masalahnya adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Variasi Permasalahan Klien

Tanggal No

Masalah Layanan

Inisial

Ki ingin menceraikan istrinya karena Selasa/03 Juni

tidak bisa mendapat keturunan. Ki sudah

1 AM

7 tahun berumah tangga. Ki juga sudah mentalak 3 istrinya.

Ki mengajukan permohonan Isbath

2 Selasa/10 Juni GD Nikah. Ki telah menikah selama 25

2014 tahun dan belum memiliki buku nikah. Ki memerlukan buku nikah tersebut untuk pembuatan akta kelahiran anaknya.

Ki digugat cerai oleh istrinya MA. Ki tidak setuju untuk bercerai karena mengingat anak-anaknya dan ia masih sangat mencintai istrinya. Ki mengaku berasal dari Medan dan seringkali diabaikan

keluarga istri, menurutnya itu dikarenakan ia bukan warga asli minang. Ki merasa rendah

oleh

Rabu/ 11 Juni diri di hadapan keluarga istrinya. Ki

3 GN

2014 mengaku memang tidak memiliki pekerjaan tetap namun ia selalu memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Ki tidak mau cerai dari istrinya karena ia sangat cinta pada istrinya. Ki berjanji akan berusaha memperbaiki keadaan dan mengubah keputusan istrinya agar mencabut gugatan cerai terhadap dirinya.

Ki merupakan Ibu dari pemohon yang ingin menceraikan istrinya. Ki tidak menyukai sifat dan sikap menantunya,

Rabu/ 18 Juni

dikarenakan menantunya sering keluar 2014

4 IT

rumah tanpa izin suami. Untuk diketahui, Pemohon dan termohon menikah tahun 2013 lalu dalam usia rumah tanpa izin suami. Untuk diketahui, Pemohon dan termohon menikah tahun 2013 lalu dalam usia

Ki merupakan saksi 1 dari YS. Ki menjelaskan

bahwa YS nekat menggugat cerai suaminya karena sudah tidak tahan lagi. Suami YS sudah

Kamis/

19 menikah dengan perempuan lain.

5 BM

Juni 2014 Bertahun-tahun YS dibohongi, namun kali ini YS dengan penuh keyakinan mengajukan gugatan cerai kepada suami YS. Sebagai sahabat, Ki merupakan tempat YS berbagi keluh kesah.

Ki sudah berketetapan hati untuk bercerai dengan suami, Ki sudah tidak sanggup lagi menghadapi suami. Suami tidak memiliki pekerjaan tetap dan

Rabu/ 25 Juni kurang memberikan nafkah, namun di

6 MA

2014 sisi lain suami sering pergi memancing. Ki tidak suka dengan tindakan suami yang seperti itu karena bayar insert untuk mancing itu mahal. Ki sudah berkali-kali ingin cerai dari suami, tapi 2014 sisi lain suami sering pergi memancing. Ki tidak suka dengan tindakan suami yang seperti itu karena bayar insert untuk mancing itu mahal. Ki sudah berkali-kali ingin cerai dari suami, tapi

Ki merupakan salah seorang keluarga dari pihak tergugat dengan Inisial NY. Ki mengakui bahwa NY memang mengalami gangguan jiwa sejak masih remaja. Namun, hal ini tidak diketahui

Kamis/

26 oleh istri NY. Istri NY mengetahuinya

7 FL

Juni 2014 setelah beberapa bulan menikah, dan selalu merawat NY, hingga beberapa tahun kemudian istri NY sepertinya sudah tidak sanggup lagi menghadapi NY yang sering marah-marah dan memukuli istrinya.

2. Observasi Mediasi

Kegiatan Praktek Lapangan Konseling Pendidikan Luar Sekolah (PLKP-LS) yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Koto Baru Solok adalah observasi layanan mediasi dan observasi pelaksanaan sidang dan juga wawancara konseling. Kegiatan mediasi dengan hakim mediator yaitu:

1. Drs. Asfawi, MH

2. Drs. H. Djahidin

3. Dra. Elfayari

4. Dra. Hj. Rahmadinur

5. Dra. Indrayunita

6. Wachid Baihaqi, S.H.I

7. Ariefarahmy, S.H.I,MH

8. Dra. Baihna

9. Zakiyah Ulya, S.H.I

10. Liza Roihanah, S.H.I., M.H

Layanan mediasi biasanya dilaksanakan setelah sidang pertama dilakukan dengan jenis perkara kecuali perkara yang diselesaikan melalui prosedur pengadilan niaga, pengadilan hubungan industrial, keberatan atas putusan badan penyelesaian sengketa konsumen, dan keberatan atas putusan komisi pengawas persaingan usaha, semua sengketa perdata yang diajukan ke pengadilan tingkat pertama wajib lebih dahulu diupayakan penyelesaian melalui perdamaian dengan bantuan mediator.

Menurut Prayitno, Layanan Mediasi adalah layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan, ketidakcocokan itu menjadikan mereka saling berhadapan, saling bertentangan, saling bermusuhan.

Seiring dengan pendapat di atas mediasi menurut Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 01 Tahun 2008, adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses rundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator.

Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian. Di dalam pelaksanaan layanan mediasi dilakukan kaukus yaitu pertemuan antara mediator dengan salah satu pihak tanpa dihadiri oleh pihak lainnya.

Dalam observasi kegiatan, penulis melakukan observasi sidang, mediasi dan juga melakukan wawancara konseling. Kegiatan hanya dalam bentuk observasi karena dikhawatirkan pihak terkait merasa cemas atau Dalam observasi kegiatan, penulis melakukan observasi sidang, mediasi dan juga melakukan wawancara konseling. Kegiatan hanya dalam bentuk observasi karena dikhawatirkan pihak terkait merasa cemas atau

Tabel 2

Daftar Pasangan yang Mengikuti Mediasi

No Tanggal Inisial

Ket Mediasi

Mediator

Masalah

Istri mengajukan guatan Gagal cerai

Senin/ 09 LPS dan

1 Roihanah,

bertanggungjawab

Juni 2014 AG S.H.I., M.H dengan nafkah keluarga

dan tidak jujur tentang masalah keuangan.

mengajukan Gagal Rabu/ 11 AM dan

2 Juni 2014 AS

Drs.

H. dikarenakan

dituduh

Djahidin

pihak keluarga

istri

mencuri uang sebesar limapuluh ribu rupiah

3 Rabu/ 11 MA dan Istri mengajukan gugatan Gagal Juni 2014 GNW

Drs.

H. cerai

sering berkata kasar dan tidak cukup memberi sering berkata kasar dan tidak cukup memberi

4 Rabu/ 18 SF dan Drs.H. Suami tidak memberi Gagal Juni 2014 AN

terhdap istri.

5 Kamis/ NA dan B Dra. Efayari Istri menggugat cerai Berhasil

19 Juni suami karena suami 2014

seringkali tidak terbuka, kurang

komunikasi dalam keluarga, suami jarang di rumah, suami tidak

memberikan

perhatian,

istri merasa hanya sebagai pembantu di rumah.

dan

3. Observasi Proses Persidangan Proses persidangan di Pengadilan Agama Koto Baru selama empat

hari kerja, yaitu hari senin, selasa, rabu, dan kamis. Selama PLKP-LS di Pengadilan Agama ini penulis mengikuti persidangan hampir setiap ada persidangan. Persidangan yang penulis ikuti selama PLKP-LS ini yaitu sidang perceraian baik itu cerai talak maupun cerai gugat.

Persidangan di Pengadilan Agama Koto Baru ini sangat bervariasi, dalam sehari kadang mencapai lima belas persidangan, bahkan lebih. Namun terkadang ada yang satu, itu pun sudah tinggal membacakan putusan. Dari sekian banyak pesidangan yang penulis amati, penulis akan Persidangan di Pengadilan Agama Koto Baru ini sangat bervariasi, dalam sehari kadang mencapai lima belas persidangan, bahkan lebih. Namun terkadang ada yang satu, itu pun sudah tinggal membacakan putusan. Dari sekian banyak pesidangan yang penulis amati, penulis akan

1) Senin, 09 Juni 2014

a. Inisial

: SW dan MJ

b. No Perkara :. 110/ Pdt.G/2014/PA.KBr

c. Jenis Sidang

: CG

d. Deskripsi : Penggugat merupakan istri dari tergugat, penggugat menggugat cerai tergugat karena penggugat tidak pernah lagi memberikan nafkah kepada penggugat. Tergugat hanya 2 bulan memberikan nafkah kepada penggugat, setelah itu penggugat mencari uang sendiri untuk bisa pulang kampung. Penggugat belum punya anak. Antara penggugat dan tergugat sudah tidak ada komunikasi selama satu tahun. Hal inilah yang membuat penggugat penggugat mengajukan perceraian ke Pengadilan Agama Koto Baru.

e. Proses persidangan : persidangan ini merupakan sidang ke dua bagi penggugat dan tergugat, agenda sidang pada siang hari ini adalah memeriksa saksi yang dibawa oleh ke duanya, namun pada persidangan kali ini tergugat berhalangan hadir di persidangan, maka saksi yang diperiksa hanya dari pihak penggugat.

f. Hasil Persidangan : Persidangan kali ini berjalan lancar, pernyataan yang diungkapkan oleh saksi telah diterima dan dicatat oleh hakim. Akta cerai didapatkan setelah terhitung surat gugatan sampai kepada suami dan terhitung 14 hari. Jika tidak ada perlawanan baru berlaku kuasa hukum.

2) Senin, 09 Juni 2014

a. Inisial

: AM vs RM

b. Jenis Sidang

: CT

: Sidang ini merupakan sidang lanjutan dari sidang sebelumnya, masih seperti sidang yang sebelumnya penggugat tetap ingin bercerai dengan suaminya, dengan alasan yang sudah didalilkan oleh penggugat sebelumnya. Adapun alasan tersebut adalah: suami tidak peduli kepada istri, suami sibuk dengan diri sendiri, suami tidak mau diajak shalat/puasa, suami tidak memberikan nafkah lahir maupun bathin kepada istri.

c. Deskripsi masalah

d. Proses Persidangan : Proses persidangan berjalan lancar, sidang kali ini merupakan sidang lanjutan dari sidang sebelumnya. Pada sidang ini penggugat membawa saksi, kemudian saksi memberikan keterangan tentang permasalahan yang dialami penggugat. dalam agenda sidang kali ini yaitunya membacakan putusan dari hakim yang berhak untuk menjatuhkan putusan.

: hasil dari sidang ini terhadap penggugat dan tergugat pada hari ini adalah majelis hakim mengabulkan permintaan penggugat untuk melakukan cerai gugat.

e. Hasil persidangan

3) Rabu, 18 Juni 2014

a. Inisial

: DW dan LM

b. Jenis Sidang

: CT

: persidangan kali ini adalah sidang yang pertama. Suami ingin menceraikan istrinya, akan tetapi pada sidang pertama ini istri tidak datang sehingga sidang ditunda selama 2 minggu.

c. Deskripsi masalah

4) Rabu, 18 Juni 2014

a. Inisial

: AM dan AN

b. Jenis Sidang

: CT

: persidangan kali ini adalah lanjutan sidang tanggal 11 Juni 2014. Masalahnya adalah suami merasa dituduh telah mencuri uang istri sebanyak lima puluh ribu, sehingga suami pergi dari rumah dan tidak kembali lagi.

c. Deskripsi masalah

d. Proses Persidangan : Proses persidangan berjalan lancar. Istri menghadirkan 2 orang saksi. Keterangan saksi dia tidak menuduh suami mencuri, tapi hanya sekedar bertanya saja. Akan tetapi suami menganggap itu adalah sebuah tuduhan. Setelah suami pergi dari rumah, mertua AN datang ke rumah sambil marah-marah karena anaknya telah dituduh mencuri.

: Majlis hakim mengabulkan permintaan suami untuk cerai dengan istrinya dan suami berkewajiban memberikan nafkah anaknya sebanyak tiga ratus ribu tiap bulannya.

e. Hasil persidangan

5) Rabu, 18 Juni 2014

a. Inisial

: YN dan JM

b. Jenis Sidang

: CG

: persidangan kali ini adalah sidang yang kedua. Suami tidak menghadiri sidang ini. Mereka sudah membina rumah tangga selama lebih kurang 9 tahun. Mereka tinggal di Tanjung Pinang selama 2 tahun. Setelah itu pindah ke Sungai Rumbai lebih kurang 1 tahun, kemudian istri pulang dengan anaknya tanpa suaminya. Sampai sekarang suami tidak ada

c. Deskripsi masalah c. Deskripsi masalah

d. Proses Persidangan : Proses persidangan berjalan lancar. Sidang selanjutnya majlis hakim meminta penggugat untuk membawa saksi.

: majlis hakim meminta istri untuk membawa saksi minimal 2 orang.

e. Hasil persidangan

6) Rabu, 18 Juni 2014

a. Inisial

: JL dan MR

b. Jenis Sidang

: CT

: persidangan kali ini adalah sidang yang kedua. Masalahnya adalah suami merasa istrinya selingkuh dengan sopirnya sendiri. Sidang ini adalah lanjutan sidang pada tanggal 11 Juni 2014.

c. Deskripsi masalah

d. Proses Persidangan : Proses persidangan berjalan lancar. Suami menghadirkan 2 orang saksi dan saksi memberikan penjelasan tentang rumah tangga JL dan MR. Keterangan saksi suami yang pergi dari rumah istrinya karena suami mendengan istrinya menelpon mesra dengan orang lain. Istri membantah keterangan saksi karena pada waktu itu istri juga menelpon saksi membicarakan tentang dagangannya. Namun saksi tidak membantah apa yang dikatakan oleh termohon tersebut. Saksi adalah adik suami sendiri.

: majlis hakim meminta istri untuk membawa saksi yaitu sopirnya sendiri yang dianggap selingkuhannya oleh suami kemudian istri menyetujui permintaan hakim tersebut. Istri akan membawa sopir pada sidang selanjutnya.

e. Hasil persidangan

7) Rabu, 18 Juni 2014

a. Inisial

: WD dan DV

b. Jenis Sidang

: CG

c. Deskripsi masalah : persidangan kali ini adalah sidang yang kedua. Istri ingin menggugat cerai suaminya karena suami sudah punya istri lagi dan sudah mempunyai anak umur 2 bulan dengan istrinya yang lain. WD dan DV membina rumah tangga dirumah mertuanya. Mereka juga mempunyai 1 orang anak. Puncak perselisihan diantara mereka terjadi pada awal tahun 2012 yaitu karena masalah keuangan. Suami tidak mencukupi memberikan nafkah. Istri sendiri bekerja menjual kerupuk. Dan suami pun mengusir istri dari rumah mertuanya. Mereka sudah berpisah selama 1,5 tahun.

d. Proses Persidangan : Proses persidangan berjalan lancar. Hakim meminta penggugat untuk menghadirkan saksi minimal 2 orang pada pertemuan sidang selanjutnya.

e. Hasil persidangan : penjelasan penggugat sudah diterima oleh majlis hakim. Untuk lebih jelasnya masalah mereka hakim meminta penggugat untuk menghadirkan saksi minimal 2 orang pada pertemuan sidang selanjutnya.

8) Kamis, 19 Juni 2014

a. Inisial

: NA dan BN

b. Jenis Sidang

: CT

c. Deskripsi masalah : persidangan kali ini adalah sidang pertama. Istri ingin menggugat cerai suaminya karena tidak suka dengan sikap suami. Mereka sudah berumahtangga lebih kurang 20 tahun.

d. Proses Persidangan : Proses persidangan dilanjutkan minggu depan karena suami tidak menghadiri sidang kali ini.

e. Hasil persidangan : Majlis hakim meminta penggugat untuk menghadirkan minimal dua orang saksi jika pertemuan selanjutnya itu suami juga tidak bisa menghadiri sidang.

9) Kamis/19 Juni 2014

a. Inisial

: LO dan HN

b. Jenis Sidang

: CG

c. Deskripsi masalah : Persidangan kali ini adalah sidang kedua. Istri ingin menggugat cerai suaminya karena suami sering mengikuti perkataan Ibu, kurang memberikan nafkah, dan tidak mau diajak untuk hidup mandiri.

d. Proses Persidangan : sidang kali ini istri membawa dua orang saksi yaitu ayah dan kakak angkatnya. Kedua saksi menjelaskan bahwa penggugat dan tergugat memiliki masalah rumah tangga yakni tidak jujur dalam masalah keuangan, suami selalu mendengarkan kata-kata orangtua, seringkali tidak cukup memberi nafkah. Mereka mulai berselisih sejak tahun 2013, puncaknya ketika suami tidak mau diajak pindah dari rumah orangtuanya untuk membangun keluarga mandiri. Sejak mulai menikah, penggugat dan tergugat menjalani rumah tangga dengan hubungan jarak jauh.

e. Hasil persidangan : Majelis hakim menjatuhkan putusan dengan mengabulkan gugatan dari LO.

10) Rabu, 25 Juni 2014

a. Inisial

: RH dan SH

b. Jenis Sidang

: CG

a. Deskripsi masalah : persidangan yang digelar hari ini juga sidang terakhir yaitu para hakim mengabulkan a. Deskripsi masalah : persidangan yang digelar hari ini juga sidang terakhir yaitu para hakim mengabulkan

b. Proses Persidangan : Proses persidangan berjalan lancar, para hakim mengabulkan permintaan RH untuk menceraikan suaminya.

c. Hasil persidangan : Majelis hakim mengabulkan gugatan cerai RH.

11) Rabu, 25 Juni 2014

a. Inisial

: AM dan UP

b. Jenis Sidang

: CT

c. Deskripsi masalah

: persidangan yang digelar hari ini juga sidang terakhir yaitu para hakim mengabulkan permintaan Pemohon untuk menceraikan atau menjatuhkan talak I terhadap istrinya. Kemudian Pemohon mengikrarkan pernyataan talak di depan para hakim.

d. Proses Persidangan : Proses persidangan berjalan lancar, para hakim mengabulkan permintaan AM untuk menjatuhkan talak kepada istrinya.

e. Hasil persidangan

: Hasil dari persidangan yang terakhir ini Pemohon diizinkan untuk menjatuhkan talak I dan mengikrarkannya di depan para hakim. Suami berkewajiban untuk menafkahi anak-anaknya.

12) Rabu, 25 Juni 2014

a. Inisial

: MR dan IY

b. Jenis Sidang

: CT

c. Deskripsi masalah

: persidangan yang digelar hari ini juga sidang terakhir yaitu para hakim mengabulkan permintaan Pemohon untuk menceraikan atau menjatuhkan : persidangan yang digelar hari ini juga sidang terakhir yaitu para hakim mengabulkan permintaan Pemohon untuk menceraikan atau menjatuhkan

d. Proses Persidangan : Proses persidangan berjalan lancar, para hakim mengabuklkan permintaan MR untuk menjatuhkan talak kepada istrinya.

e. Hasil persidangan

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24