Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Example Non Example Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan | Sunggudek | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3967 12660 1 PB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
Melalui Model Pembelajaran Example Non Example
Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan
Nolpin Sunggudek, Bonifasius Saneba, dan Jamaludin
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan model
pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran IPS di Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan
Kabupaten Banggai Kepulauan. Tujuan penelitian ini adalah: Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Example Non
Example pada mata pelajaran IPS di Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan
Kabupaten Banggai Kepulauan.Metode yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas. Jenis data yakni data kuantitatif dan data kualitatif, yakni melalui
data observasi guru dan siswa, serta hasil evaluasi pra tindakan dan siklus I.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Unu yang berjumlah15 orang.
Proses Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus dengan

proses tindakan (a) Perencanaan, (b) Pelaksanaan, (c) Observasi, dan (d) Refleksi.
Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan model
pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa
SDN Unu dilihat dari hasil tes yang dilaksanakan dalam dua siklus di mana
menunjukan hasil yang cukup pada siklus I dan pada siklus II menunjukkan hasil
yang sangat baik dengan ketuntasan belajar Klasikal siklus I mencapai 53,33%,
dan siklus II Ketuntasan Belajar Klasikal mencapai 93,33%.
Kata Kunci: Model Example Non Example, Hasil Belajar, Pelajaran IPS
I.

PENDAHULUAN
Teknologi dan ilmu pengetahuan telah menyentuh segala aspek pendidikan

sehingga informasi lebih mudah di peroleh, hendaknya menjadikan anak lebih
aktif berpartisipasi sehingga melibatkan intelektual dan emosional siswa dalam
proses belajar. Keaktifan di sini berarti fisik secara aktif dan tidak terfokus pada
suatu sumber informasi yaitu guru.
Keberhasilan tujuan pendidikan terutama di tentukan oleh proses belajar
mengajar yang di alami oleh siswa. Siswa yang belajar akan mengalami
perubahan baik pengetahuan, pemahaman, penalaran, keterampilan, nilai dan

sikap. Agar perubahan tersebut dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan

193

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
berbagai faktor untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan yaitu
mengefektifan pemahaman dari konsep.
Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang
saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta. Dimana
semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal
tersebut pendidik dituntut harus mampu menggunakan berbagai model
pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar. Hal ini dilatar
belakangi bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan
subjek dalam pembelajaran.
Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi
dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis model pembelajaran yang dapat
digunakan oleh pendidik. Model-model pembelajaran sosial merupakan
pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan di kelas dengan melibatkan
peserta didik secara penuh (student center) sehingga peserta didik memperoleh

pengalaman dalam menuju kedewasaan, peserta dapat melatih kemandirian,
peserta didik dapat belajar dari lingkungan kehidupannya.
Pemahaman siswa sekolah dasar, mata pelajaran IPS sering kali siswa lupa
setelah pelajaran ini di karenakan guru dalam aksinya dalam penyampaian suatu
materi jarang sekali menggunakan contoh-contoh dari kasus/gambar. Sehubungan
dengan hal tersebut perlulah seorang guru menerapkan suatu model yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa dan kreativitas dalam pembelajaran IPS.
Metode pembelajaran examples non examples merupakan metode
pembelajaran yang menggunakan alat peraga seperti gambar dan melibatkan
keaktifan dan kerjasama siswa dalam pembelajaran yaitu siswa melakukan diskusi
kelompok dan menyampaikan hasil diskusinya. Berdasarkan alasan tersebut
diharapkan

ada

peningkatan

prestasi

belajar


siswa.

Penerapan

model

pembelajaran examples non examples diharapkan dapat meningkatkan prestasi
belajar.
Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka yang diberikan oleh guru.

194

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Permasalahan yang dihadapi siswa di SDN Unu adalah hasil belajar IPS
yang belum tuntas yakni belum mencapai angka minimal daya serap yang telah
ditentukan. Salah satu faktor dalam pembelajaran IPS guru lebih banyak

berceramah, sehingga siswa menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil belajar
IPS rendah. Guru belum menghayati hakekat IPS karena pembelajaran di sekolah
baru menekankan produk saja. Hal itu ditambah dengan pendapat siswa bahwa
pelajaran IPS dianggap sulit, sehingga tidak menarik untuk belajar, sehingga
berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Rendahnya hasil
belajar siswa juga terjadi pada Ujian Akhir Sekolah (UAS) untuk mata pelajaran
IPS kelas V dengan nilai rata-rata 6,0 dengan KKM 7,0. Hal tersebut,
diperkirakan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran
IPS. Mereka menganggap pelajaran IPS sulit dipahami. Untuk anak-anak yang
taraf berpikirnya masih berada pada tingkat konkret, maka semua yang diamati,
diraba, dicium, dilihat, didengar, dan dikecap akan kurang berkesan kalau sesuatu
itu hanya diceritakan, karena mereka belum dapat menyerap hal yang bersifat
abstrak
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dalam kesempatan ini
melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul "Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Example
Non Example Kelas V SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan Kabupaten Banggai
Kepulauan”.
Slameto (1995:2) menyatakan bahwa ”Belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri

dalam interaksi dengan lingkungan”.
Hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan seorang siswa setelah
mengikuti pelajaran disuatu sekolah dengan mengunakan alat evaluasi berupa
test standar. Hasil belajar dapat diartikan pula sebagai indikator kualitas dari
pengetahuan yang dimiliki seseorang. Hasil belajar sebagai tingkat keberhasilan
siswa mengenai jumlah materi pelajaran yang diserap melalui proses belajar
mengajar. Hasil belajar adalah indikator kualitas dari pengetahuan yang dimiliki
seseorang. Prestasi disekolah pada umunya dinyatakan dengan nilai-nilai berupa

195

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
angka-angka. Sudjana (1991:22) mengemukakan bahwa: “Hasil belajar adalah
menemukan

pengalaman

belajar”.


Sedangkan

Soewondo

(1982:39)

mengemukakan bahwa “Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang diberikan oleh guru”.
Menurut Rochyandi, Yadi (2004:11) model pembelajaran kooperatif tipe
example non example adalah: “Tipe pembelajaran yang mengaktifkan siswa
dengan cara guru menempelkan contoh gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan gambar lain yang relevan dengan tujuan pembelajaran,
kemudian siswa disuruh untuk menganalisisnya dan mendiskusikan hasil
analisisnya sehingga siswa dapat membuat konsep yang esensial”. Selanjutnya
Chotimah (2007:1) dijelaskan bahwa examples non examples adalah model
pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat diperoleh
dari kasus atau gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar.

II. METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian yang dimaksud untuk

memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan
dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari empat
tahap, meliputi; 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, dan 4) refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Unu Kecamatan Bulagi Selatan
Kabupaten Banggai Kepulauan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September
2014 sampai bulan Nopember tahun 2014. Variabel dalam penelitian ini adalah
hasil belajar IPS dengan metode pembelajaran Examples Non Examples. Subyek
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Unu yang terdaftar tahun
ajaran 2013/2014 yang berjumlah 15 orang siswa.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif diperoleh dengan alat evaluasi lembar observasi, jurnal refleksi diri
dan data kuantitatif diperoleh dengan alat evaluasi hasil belajar. Sumber data
dalam penelitian ini adalah personil penelitian yang terdiri dari siswa dan guru.
Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu: Tes untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa selama pembelajaran IPS yang di berikan di

196

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

setiap akhir tindakan (siklus). Hasil kemampuan akhir siswa dapat pula sebagai
acuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran IPS.
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2
berlangsung. Pelaksanaan observasi baik pada guru/ peneliti dan kepada subyek
penelitian dilakukan dengan cara mengisi format observasi yang telah di siapkan
oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktifitas siswa dan aktifitas guru
pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas adalah apabila hasil data
yang diperoleh telah menunjukan hasil belajar siswa kelas V SDN Unu selama
kegiatan pembelajaran. Hal ini ditandai dengan adanya daya serap individu
minimal 70% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80% dari jumlah siswa
yang ada, ketentuan ini sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
diberlakukan di SDN Unu.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Analisis Hasil Tes Awal
No

Aspek Perolehan

Hasil


1.

Skor tertinggi

70

2.

Skor terendah

20

3.

Jumlah siswa

15

4.


Banyak siswa yang tuntas

3

5.

Persentase tuntas klasikal

20%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hasil tes evaluasi pada kegiatan pra
tindakan yakni ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 20% atau terdapat 3
siswa yang tuntas dari 15 siswa secara keseluruhan. Sehingga hasil tersebut di atas
mengharuskan peneliti melanjutkan ke tahap siklus I untuk lebih meningkatkan
hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan media dalam
pembelajaran.

197

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Tabel 2. Analisis Hasil Tes Akhir Siklus I
No

Aspek Perolehan

Hasil

1.

Skor tertinggi

70

2.

Skor terendah

50

3.

Jumlah siswa

15

4.

Banyak siswa yang tuntas

8

5.

Persentase tuntas klasikal

53,33%

Tabel 2 menunjukkan bahwa persentase tuntas klasikal yang diperoleh
sebesar 53,33% belum mencapai presentase ketuntasan klasikal yang ditetapkan
oleh sekolah yaitu sebesar 80%. Sehingga hasil tersebut di atas mengharuskan
peneliti melanjutkan ke tahap siklus II untuk lebih memperbaiki proses
pembelajaran, agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran
IPS dengan menggunakan media dalam pembelajaran.
Tabel 3. Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No

Nama-nama Siswa

1 Nelcin Sunggudek
2 Otapia Yabintang
3 Krismianto Siabide
4 Stengli Yabintang
5 Janwar Sitoki
6 Mardion Pasondek
7 Estin Basoa
8 Risno Pasondek
9 Riska Yabintang
10 Memi Olukeseng
11 Linda Yululano
12 Brayen Sambaulu
13 Marsya see
14 Marsyanda Pasondek
15 Amel See
Keterangan:

1
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2

Aspek yang dinilai
2 3 4 5 6 7 8
2 3 2 3 3 1 2
3 3 3 2 3 2 3
2 3 3 3 4 3 2
3 2 3 2 2 3 2
2 3 2 3 3 1 2
3 3 3 2 3 2 3
2 3 3 3 4 3 2
3 2 3 2 2 3 2
2 3 2 3 3 1 2
3 3 3 2 3 2 3
2 3 3 3 4 3 2
3 2 3 2 2 3 2
2 3 2 3 3 1 2
3 3 3 2 3 2 3
2 3 3 3 4 3 2

9
3
2
2
3
3
2
2
3
3
2
2
3
3
2
2

Rata-rata

Kategori

22/36x100= 61,1
24/36x100= 66,6
24/36x100= 66,7
23/36x100=63,9
22/36x100= 61,1
24/36x100=66,7
24/36x100=66,7
23/36x100=63,9
22/36x100= 61,1
24/36x100=66,7
24/36x100=66,7
23/36x100=63,9
22/36x100= 61,1
24/36x100=66,7
24/36x100=66,7

Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup

1. Menyiapkan alat belajar
2. Menyiapkan diri untuk belajar
3. Merespon kegiatan belajar

198

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
4. Memperhatikan penjelasan guru
5. Menjawab pertanyaan
6. Memahami materi pembelajaran
7. Partisipasi dalam kelompok
8. Memahami tugas yang diberikan guru
9. Mengerjakan soal evaluasi
Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
No.

Aspek Kegiatan

Skor

1

2

3

Kategori

1.

Perencanaan

3

Baik

2.

Membuka pembelajaran

3

Baik

3.

Menyampaikan tujuan pembelajaran

3

Baik

4.

Memilih media sesuai materi

3

Baik

5.

Menjelaskan materi

3

Baik

6.

Membagi kelompok siswa

2

Cukup

7.

Penguasaan kelas

3

Baik

8.

Memberi evaluasi

2

Cukup

9.

Menyimpulkan

3

Baik

10.

Kegiatan akhir pelajaran

3

Baik

Skor yang Diperoleh

28

Skor Maksimal

40

Nilai Rata-rata (NR)

70%

Predikat/Kategori

Cukup

Tabel 4. diketahui aktivitas guru dalam menerapkan media pembelajaran
pada siklus I masuk dalam kategori cukup. Dengan demikian tampak adanya
kecenderungan peningkatan perbaikan tindakan guru dalam menerapkan media.
Namun demikian, secara keseluruhan tindakan guru pada siklus I belum maksimal
sebab belum mencapai persentase dengan kategori baik atau sangat baik sehingga
peneliti merasa perlu melanjutkan ke siklus II.

199

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Tabel 5. Hasil Tes Akhir Siklus II
No

Aspek Perolehan

Hasil

1.

Skor tertinggi

100

2.

Skor terendah

60

3.

Jumlah siswa

15

4.

Banyak siswa yang tuntas

14

5.

Persentase tuntas klasikal

93,33%

Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No

Nama-nama Siswa

Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8

9

Rata-rata

Kategori

1

Nelcin Sunggudek

4 3 4 3 3 3 3 3

3

29/36x100= 80,5

Baik

2

Otapia Yabintang

3 4 4 3 3 3 3 3

3 29/36x100= 80,5

Baik

3

Krismianto Siabide

3 3 3 3 3 4 3 3

3 28/36x100= 77,7

Baik

4

Stengli Yabintang

3 4 3 3 3 3 3 3

3 28/36x100=77,7

Baik

5

Janwar Sitoki

4 3 4 3 3 3 3 3

4 28/36x100= 77,7

Baik

6

Mardion Pasondek

3 3 4 4 3 3 3 3

3 29/36x100=80,5

Baik

7

Estin Basoa

3 3 3 3 4 4 3 3

3

29/36x100=80,5

Baik

8

Risno Pasondek

4 4 3 3 3 3 3 3

3

29/36x100=80,5

Baik

9

Riska Yabintang

3 3 3 3 3 3 3 3

4

28/36x100= 77,7

Baik

10

Memi Olukeseng

3 4 4 3 3 3 3 3

3

29/36x100=80,5

Baik

11

Linda Yululano

3 3 3 3 3 4 3 3

3

28/36x100=77,7

Baik

12

Brayen Sambaulu

4 4 3 3 3 3 3 3

3

28/36x100=77,7

Baik

13

Marsya see

3 3 3 4 3 4 3 3

3

29/36x100=80,5

Baik

14

Marsyanda Pasondek

3 4 4 3 3 3 3 3

3

29/36x100=80,5

Baik

15

Amel See

3 3 3 3 3 4 3 3

3

28/36x100=77,7

Baik

Keterangan:
1. Menyiapkan alat belajar
2. Menyiapkan diri untuk belajar
3. Merespon kegiatan belajar

200

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
4. Memperhatikan penjelasan guru
5. Menjawab pertanyaan
6. Memahami materi pembelajaran
7. Partisipasi dalam kelompok
8. Memahami tugas yang diberikan guru
9. Mengerjakan soal evaluasi

Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No.

Aspek Kegiatan

Skor

1

2

3

Keterangan

1.

Perencanaan

3

Baik

2.

Membuka pembelajaran

4

Sangat Baik

3.

Menyampaikan tujuan pembelajaran

4

Sangat Baik

4.

Memilih media sesuai materi

4

Sangat Baik

5.

Menjelaskan materi

3

Baik

6.

Membagi kelompok siswa

4

Sangat Baik

7.

Penguasaan kelas

3

Baik

8.

Memberi evaluasi

4

Sangat Baik

9.

Menyimpulkan

4

Sangat Baik

10.

Kegiatan akhir pelajaran

4

Sangat Baik

Skor yang Diperoleh

37

Skor Maksimal

40

Nilai Rata-rata (NR)

92,5%

Tabel 6. menunjukkan bahwa indikator keberhasilan tindakan guru pada
siklus II mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan perolehan skor
mencapai 37 dari 40 skor maksimal sehingga rata-rata skor mencapai 92,5% dan
termasuk dalam kriteria sangat baik. Hal ini berarti taraf keberhasilan peneliti
menurut observer dalam kategori sangat baik atau sudah mencapai indikator yang
telah ditentukan.
Pembahasan

201

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I yang telah dilakukan,
memberikan informasi sebagai berikut:
1. Waktu yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kurang efisien
melebihi waktu yang ditentukan, sehingga waktu untuk kelompok siswa yang
lain merampungkan pekerjaannya menjadi berkurang. Waktu diatur dan
diperhitungkan dengan sebaik-baiknya.
2. Saat menjelaskan penggunaan media pembelajarannya hendaknya siswa
diajak membantu agar ikut aktif baik fisik maupun pikirannya sehingga
menjadi anak yang terampil.
3. Bahasa yang digunakan guru untuk menjelaskan materi kurang dapat
dipahami oleh siswa, sehingga ada siswa yang hanya diam saja sewaktu
diberi pertanyaan. Dianjurkan penggunaan bahasa pada waktu menerangkan
materi pembelajaran menggunakan bahasa atau kata-kata yang sederhana
sehingga mudah dipahami dan diterima oleh siswa, mengingat daya tangkap
dan pikir siswa berbeda-beda.
4. Siswa takut bertanya dan mengeluarkan pendapat. Ini disebabkan karena
belum bisa atau terlatih, maka sangat perlu siswa diajak tanya jawab atau
dialog secara personal. Dengan dibentuknya kelompok salah satu tujuannya
adalah agar siswa berani mengeluarkan pendapat dihadapan teman-temannya.
5. Secara keseluruhan pelaksanaan Siklus I berlangsung cukup baik walaupun
hasil yang diharapkan belum terlalu nampak peningkatan hasil belajarnya
belum kondusif. Terbukti pada hasil tes rata-rata kelas masih mencapai nilai
6,83. Namun dari segi aktivitas siswa dan guru sudah mulai menunjukkan
adanya peningkatan. Olehnya itu, dari hasil yang diperoleh dari pelaksanaan
tindakan siklus I, Maka siklus perlu di ulang dan dikembangkan agar
kemampuan siswa dalam pelajaran IPS dapat ditingkatkan sehingga hasil
belajar yang maksimal dapat tercapai.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II juga memberikan informasi sebagai berikut :
1. Dengan cepat siswa dapat merespon pertanyaan guru dengan jawaban yang
benar. Hal ini guru tanpa harus menunjuk pada siswa, siswa mengacungkan
jarinya untuk menjawab.

202

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
2. Siswa tampak aktif dalam kelompok. Dan mampu menyelesaikan LKS
dengan baik.
3. Keberanian siswa semakin tumbuh, sebagian besar mengacungkan jarinya
untuk menjawab pertanyaan guru.
4. Selama evaluasi berlangsung siswa mengerjakan dengan tenang, tertib karena
mengharapkan nilai yang terbaik.

Ini berarti rasa tanggung jawab dan

percaya diri sudah dimiliki dan disadari oleh masing-masing siswa.
5. Siklus II menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah paham dengan
penjelasan guru tentang materi pelajaran IPS. Siswa telah dilibatkan secara
langsung dalam pembelajaran. Berdasarkan atas pelaksanaan tindakan siklus
II dihasilkan hal-hal sebagai berikut, (1) keaktifan siswa mengikuti proses
pembelajaran meningkat sehingga cepat merespon pertanyaan guru. (2) siswa
aktif dalam kelompok. (3) penggunaan media peta dalam proses belajar
mengajar dapat merangsang keterlibatan intelektual, emosional siswa
sehingga siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik serta senang
belajar. (4) suasana diskusi data berkembang dengan baik. (5) guru menjadi
arahan yang baik dalam pembelajaran.
6. Siklus II dipandang sudah cukup, karena ketrampilan siswa saat mengerjakan
tes telah mencapai nilai rata-rata di atas tolak ukur keberhasilan, yaitu nilai
8,93 dan dengan demikian kepastian tindakan penelitian dapat dicapai.
Berdasarkan hasil secara keseluruhan, pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran examples non examples dengan baik. Kemampuan siswa
kelas V SDN Unu dapat ditingkatkan serta potensi siswa dapat ditumbuh
kembangkan.
Hal ini tampak dari analisis evaluasi yang dilakukan setelah akhir
pelaksanaan siklus II. Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes evaluasi dinilai
secara individu mencapai rata-rata 8,93 (di atas 7,00 yang menjadi tolak ukur
keberhasilan) dalam PTK ini.

IV.

PENUTUP

Kesimpulan

203

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan dalam
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut Hasil belajar siswa kelas V SDN
Unu pada pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran examples
non examples mengalami peningkatan dari siklus I ketuntasan klasikal 53,33%
menjadi 93,33% pada siklus II. Sehingga rata-rata peningkatan siklus I ke siklus II
yang terjadi sebesar 40%.
Saran
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di
SDN Unu, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Guru hendaknya lebih mengoptimalkan media dalam kegiatan pembelajaran
agar menarik minat dan hasil belajar siswa.
2. Kepada pihak pengambil kebijakan, agar memperhatikan segala kesulitan
yang dialami siswa dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Chotimah. (2007). Model-model Pembelajaran IPS. Makalah diklat guru.
Yogyakarta: PPPG
Rochyandi. (2004). Model Mengajar & Bahan Pembelajaran. (cetakan ke-2)
Bandung: Alqaprint

Slameto. (1995).Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi,Jakarta, Rineka
Cipta
Soewondo. S., (1982). Pengaruh Minat Pada Siswa TVRI Terhadap Prestasi
Belajar. Jakarta: FKIP.1991.
Sudjana. N., (1991). Penelitian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

204

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45