Pengaruh Loan Deposit Ratio, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratioterhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Tinjauan Pustaka

2.1.1. Defenisi Bank
Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang
dipergunakan oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para
nasabah. Istilah bangku secara resmi dan popular menjadi Bank. Bank adalah sebuah
lembaga intermediasi keuangan yang pada umumnya didirikan dengan kewenangan
untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa-jasa
perbankan lainnya.
Berdasarkan undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berikut ini adalah
pengertian atau definisi bank menurut beberapa ahli, antara lain :
a.


Suyatno
Menurut Suyatno (2007:1) bank dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
Pertama , bank dilihat sebagai penerima kredit. Dalam pengertian pertama ini

bank menerima uang serta dana-dana lainnya dari masyarakat dalam bentuk
simpanan/tabungan, deposito, dan giro. Pengertian pertama ini mencerminkan bahwa
bank melaksanakan operasi perkreditan secara pasif dengan menghimpun uang dari
pihak ketiga. Kedua, bank dilihat sebagai pemberi kredit, ini artinya bahwa bank
melaksanakan operasi perkreditan secara aktif. Ketiga, bank dilihat sebagai pemberi

10
Universitas Sumatera Utara

kredit bagi masyarakat melalui sumber yang berasal dari modal sendiri,
simpanan/tabungan masyarakat maupun melalui penciptaan uang bank.
b.

Kasmir
Menurut Kasmir (2007:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan


utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali
dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.
2.1.2. Jenis Bank
Kegiatan pihak perbankan secara sederhana adalah membeli uang
(menghimpun dana) dan menjual uang (menyalurkan dana) kepada masyarakat
umum. Jenis-jenis perbankan dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain (Kasmir,
2008:34):
1.

Jenis bank dilihat dari segi fungsinya
a) Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa
yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa
perbankan yang ada. Begitu juga dengan wilayah operasinya dapat
dilakukan di seluruh wilayah.
b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang

dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran,
artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan
kegiatan bank umum.

11
Universitas Sumatera Utara

2. Dari segi kepemilikannya
Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki
bank tersebut. Kepemilikan ini dilihat dari akte pendirian dan penguasaan
saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi
kepemilikan tersebut adalah:
a) Bank milik pemerintah
Bank milik pemerintah ialah dimana akte pendiriannya maupun
modalnya dimiiki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank
ini dimiliki oleh pemerintah. Adapun yang termasuk bank pemerintah
adalah PT. Bank Negara Indonesia Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia
Tbk, PT. Bank Mandiri Tbk, dan PT. Bank Tabungan Negara Tbk.
Namun Bank Indonesia selaku bank sentral menyebut keempat bank
tersebut sebagai bank persero, karena keempat bank tersebut telah go

public dan sahamnya tidak sepenuhnya lagi milik pemerintah
melainkan sebagian merupakan milik masyarakat.
b) Bank Pemerintah Daerah (DPD)
BPD merupakan bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh
pemerintah daerah. Yang termasuk kedalam BPD adalah BPD Sumut,
BPD DKI Jakarta, DPD Jawa Barat, DPD Jawa Timur dan BPD
lainnya.
c) Bank milik swasta nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh
swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta,
begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.
Adapun yang termasuk ke dalam bank milik swasta nasional adalah
Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Bumi
Putra dan lain sebagainya.

12
Universitas Sumatera Utara

d) Bank milik koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan

yang berbadan hukum koperasi. Sebagai contoh adalah Bank Umum
Koperasi Indonesia.
e) Bank milik asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar
negeri,bank milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya
dimiliki oleh pihak luar negeri. Yang termasuk dalam bank milik asing
adalah American Express Bank, Bank of Tokyo, Bangkok Bank, Bank
of America, dan lain sebagainya.
f) Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing
dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas
dipegang oleh Warga Negara Indonesia. Contohnya adalah Bank
Sakura Swadarma, Bank Finconesia, Interpacific Bank, Mitsubishi
Buana Bank, dan lain-lain.
3. Dari segi statusnya
Dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat, maka bank
dapat dibagi ke dalam dua macam. Pembagian jenis ini disebut juga
pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan atau
status bank ini menunjukan ukuran kemampuan bank dalam melayani
masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas

pelayanannya. Status bank yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri
atau yang behubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan,
misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, travellers cheque,

13
Universitas Sumatera Utara

pembukaan dan pembayaran letter of credit dan transaksi lainnya.
Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank
Indonesia.
b. Bank Non Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan
transaksi seperti bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih
dalam batas-batas negara.
4. Dari segi menentukan harga
Jenis bank jika dilihat dari segi atau cara dalam menentukan harga baik
harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok.

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank
yang berorientasi pada prinsip konvensional. Dalam mencari keuntungan
dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan
prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu:
1) Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan
seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula dengan
harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan
berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini
dikenal dengan istilah based.
2) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat menggunakan
atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau
persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan
istilah fee based.

14
Universitas Sumatera Utara

b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah
Bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga

produknya sangat berbeda dengan bank yang berdasarkan prinsip
konvensional. Bank berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak
lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan
perbankan lainnya.

2.1.3. Peranan dan Fungsi Bank
Menurut Herman (2006) bank mempunyai peranan yang penting dalam sistem
keuangan yaitu ;
a. Menyediakan Berbagai Jasa Perbankan
Dewasa ini bank ditinjau dari segi operasinya dapat diibaratkan sebagai
toko serba ada bagi penyedia jasa, baik di bidang yang ada kegiatannya
dengan keuangan maupun yang tidak berkaitan dengan keuangan,
disamping melaksanakan tugas pokok sebagai perantara keuangan. Jadi,
bank menjual produk keuangan yang bermacam beragam.
b. Sebagai Jantung Perekonomian
Kemampuan sistem perbankan untuk melaksanakan perannya yang sangat
menentukan dalam perekonomian secara efisien dan efektif tergantung
atas manajemen bank yang efisien dan efektif. Terjadinya kekacauan di
dunia perbankan akan berdampak pula pada perekonomian. Bank harus
sehat dan mendatangkan laba yang memadai agar bank itu dapat

berkembang dan tumbuh kuat serta mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat
c. Melaksanakan Kebijakan Moneter

15
Universitas Sumatera Utara

Bank berperan pula sebagai wahana untuk mengefektifkan kebijaksanaan
pemerintah di bidang perekonomian melalui pengendalian jumlah uang
yang beredar dengan mematuhi cadangan wajib.
Menurut Sigit Triandaru & Totok Budisantoso (2006), secara umum, fungsi
utama bank adalah menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat untuk
berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary”. Secara lebih spesifik fungsi
bank sebagai berikut :
a. Agent of Trust

Kepercayaan merupakan suatu dasar utama kegiatan perbankan baik dalam
hal penghimpunan dana maupun penyetor dana. Dalam hal ini masyarakat
akan menitipkan dananya di bank apabila dilandasi unsur kepercayaan.
Pihak bank juga akan menempatkan dan menyalurkan dananya kepada

debitur atau masyarakat, jika dilandasi dengan unsur kepercayaan.
b. Agent of Development
Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan
untuk kelancaran kegiatan ekonomi di sektor riil, kegiatan bank tersebut
memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga
konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi,
dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Dimana kegiatan
tersebut merupakan kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
c. Agent of Services
Disamping kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga
memberikan penawaran-penawaran atas jasa-jasa perbankan yang lain pada
masyarakat. jasa-jasa yang diberikan bank erat kaitannya dengan kegiatan
perekonomian masyarakat secara umum.

16
Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Fungsi Intermediasi Bank
Bank sebagai lembaga kepercayaan mempunyai fungsi utama sebagai
lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

secara efektif dan efisien pada sektor-sektor riil. Sebagaimana dijelaskan dalam
Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan dan telah diubah dengan
Undang-Undang No.10 tahun 1998 bahwa bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penting bagi
bank untuk menjaga tingkat kepercayaan masyarakat. Masyarakat berharap dana yang
mereka simpan di bank akan aman. Untuk itu bank harus menjaga tingkat
kesehatannya karena bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan
memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat
membantu kelancaran lalulintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah
dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dalam
menjalankan kegiatan intermediasinya bank harus memperhatikan likuiditasnya yaitu
terjadinya penarikan dana simpanan maupun pinjaman dengan tetap berupaya
menjaga profitabilitasnya, untuk itu bank harus berhati-hati dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya.
Salah satu ukuran untuk melihat fungsi intermediasi perbankan adalah Loan to
Deposit Ratio (LDR). Alasan LDR digunakan sebagai ukuran intermediasi karena

LDR mengukur efektivitas perbankan dalam penyaluran kredit melalui dana yang
berhasil dihimpun dari masyarakat. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan
bank dalam membayar penarikan dana

yang dilakukan deposan dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya,
2009). Jadi, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi

17
Universitas Sumatera Utara

kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik
uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.
Tingginya rasio tersebut mengindikasikan semakin baik kemampuan bank yang
bersangkutan. Hal ini disebabkan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai
kredit menjadi semakin besar. Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan
kemampuan suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman
dari Loan to Deposit Ratio (LDR) suatu bank adalah sekitar 80%. Namun batas
toleransi berkisar antara 85% dan 100%. Karena alasan tersebut sehingga dalam
penelitian ini menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai indikator pengukur
fungsi intermediasi perbankan.

2.1.5. Kesehatan Bank
Berdasarkan undang- undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas
undang - undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, pembinaan dan pengawasan
bank dilakukan Bank Indonesia. Undang - undang tersebut lebih lanjut menetapkan
bahwa:
a) Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan
ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen,
likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan
dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan
prinsip kehati-hatian.
b) Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh
cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang
memercayakan dananya kepada bank.

18
Universitas Sumatera Utara

c) Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia, segala keterangan,
dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia.
d) Bank atas permintaan Bank Indonesia, wajib memberikan kesempatan
bagi pemeriksaan buku-buku dan berkas yang ada padanya, serta wajib
memberikan bantuan yang diperlukan dalam rangka memperoleh
kebeneran dari segala keterangan, dokumen, dan penjelasan yang
dilaporkan oleh bank yang bersangkutan.
e) Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara
berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan. Bank Indonesia
dapat menugaskan akuntan public untuk dan atas nama Bank
Indonesia melaksanakan pemeriksaan terhadap bank.
f) Bank

wajib

menyampaikan

kepada

Bank

Indonesia

neraca,

perhitungan laba rugi tahunan dan penjelasannya, serta laporan berkala
lainnya, dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia. Neraca dan perhitungan laba rugi tahunan tersebut waib
terlebih dahulu diaudit oleh akuntan publik.
g) Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi dalam
waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2.1.6. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan digunakan sebagai dasar perencanaan pengambilan
keputusan untuk memperoleh gambaran perkembangan keuangan dan posisi
keuangan perusahaan di masa yang akan datang, dan juga digunakan untuk pihak
manajemen perusahaan dalam menentukan kebijakan pemberian kredit dan
penanaman modal suatu perusahaan. Dengan menggunakan analisa rasio, kita dapat

19
Universitas Sumatera Utara

menentukan tingkat kinerja keuangan suatu bank. Berikut adalah komponen ratio
keuangan yang digunakan didalam penelitian ini :
1. Return On Assets (ROA)
ROA

digunakan

untuk

mengukur

efektifitas

perusahaan

di

dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva/aset yang dimilikinya.
Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu
bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin
baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Rivai, 2006).
Sistem CAMEL yang diterapkan Bank Indonesia menghitung ROA
berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dan rata-rata total aset. Dalam
penelitian ini ROA digunakan sebagai indikator performance atau kinerja bank. ROA
menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
mengoptimalkan asset yang dimiliki. ROA dapat dirumuskan sebagai berikut
(Dendawijaya, 2009)
Informasi mengenai kinerja sangat bermanfaat bagi pengguna laporan
keuangan.

Bagi

kelompok

investor,

kreditor

maupun

masyarakat

umum

menginginkan investasi mereka yang ditanamkan ke bank perlu untuk mengetahui
kinerja bank tersebut. Pengembalian atas investasi modal berguna bagi evaluasi
manajemen, analisis profitabilitas, peramalan laba, serta perencanaan dan
pengendalian (Wild, Subramanyan,dan Halsey 2005)

,

Menurut Meythi (2005) dan Ahmad Buyung (2009) alasan penggunaan
ROA

sebagai

salah

satu

rasio

yang

mengukur

profitabilitas

bank

dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih
mementingkan aset yang dananya berasal dari masyarakat.
Maka data variabel kajian yang akan diambil sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhi risiko bisnis bank adalah Capital Adequacy Ratio (CAR) mewakili

20
Universitas Sumatera Utara

permodalan, Non Performing Loan (NPL) mewakili risiko kredit, dan Loan to
Deposit Ratio (LDR) mewakili risiko pasar.

2. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Modal merupakan salah satu faktor yang penting bagi bank dalam
mengembangkan usahanya dan menampung risiko kerugian (Taswan,2006).
Permodalan bagi bank sebagaimana perusahaan pada umumnya selain berfungsi
sebagai sumber utama pembiayaan terhadap kegiatan operasionalnya juga berperan
sebagai penyangga terhadap kemungkinan terjadi kerugian. Modal yang dimiliki oleh
suatu bank pada dasarnya harus cukup untuk menutupi seluruh risiko usaha yang
dihadapi oleh bank. Rasio kecukupan modal merupakan rasio yang bertujuan untuk
memastikan bahwa bank dapat menyerap kerugian yang timbul dari aktivitas
yang dilakukannya. Berdasarkan kesepakatan Basel I, rasio permodalan minimum
untuk industri perbankan diterapkan sebesar 8% (Idroes,2008).
Permodalan bank yang cukup atau banyak sangat penting karena modal
bank dimaksudkan untuk memperlancar operasional dalam sebuah bank (Siamat,
2005). Berdasarkan peraturan dari Bank Indonesia No.3/21/PBI/2001, setiap
bank wajib memenuhi kecukupan modal 8%. Tingkat kecukupan modal pada
perbankan diwakilkan dengan rasio CAR. CAR memperlihatkan seberapa besar
jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko, yang dibiayai dari modal
sendiri. Kecukupan modal yang tinggi dan memadai akan meningkatkan volume
kredit perbankan (Warjiyo, 2004).
Dendawijaya (2005) mengungkapkan bahwa, CAR adalah rasio yang
memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal
sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. Dengan
kata lain, CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang

21
Universitas Sumatera Utara

dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko,
misalkan kredit diberikan. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank
untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang
disebabkan oleh aktiva yang berisiko.

3. Non Performing Loan (NPL)
Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan bagi
pihak bank adalah apabila kredit yang diberikannya ternyata menjadi kredit
bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi
kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok kredit beserta bunga-bunga
yang telah disepakati keduabelah pihak dalam perjanjian kredit (Dendawijaya,
2005). Indonesia merupakan kredit yang digolongkan ke dalam Kolektibilitas Kurang
Lancar (KLL), diragukan (D), dan macet (M) (Kuncoro dan Suhardjono, 2002).
Risiko kredit (default risk) juga dapat terjadi akibat kegagalan atau
ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari
bank serta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan atau
dijadwalkan. Kredit bermasalah yang tinggi dapat menimbulkan keengganan bank
untuk menyalurkan kredit karena harus membentuk cadangan penghapusan yang
besar (Siamat, 2005).
NPL merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (kriteria kurang lancar,
diragukan, macet) terhadap total kredit yang disalurkan bank (Siamat, 2005).
NPL mencerminkan rasio kredit. Semakin kecil NPL maka semakin kecil pula risiko
kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Bank dalam melakukan kredit harus
melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali
kewajibannya. Setelah kredit diberikan, bank wajib melakukan pemantauan terhadap
penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuh

22
Universitas Sumatera Utara

kewajibannya. Bank melakukan peninjauan dan pengikatan terhadap agunan untuk
memperkecil risiko kredit (Ali, 2004).
Dendawijaya (2005) menyatakan bahwa, implikasi bagi pihak bank sebagai
akibat dari timbulnya kredit bermasalah dapat berupa sebagai berikut:
1. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income (pendapatan) dari
kredit yang diberikannya sehingga mengurangi perolehan laba dan
berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank.
2. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR (Bad
Debt Ratio ) menjadi semakin besar yang menggambarkan terjadinya situasi

yang memburuk.
3. Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif
yang diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. Hal ini pada akhirnya
akan mengurangi besarnya modal bank dan akan sangat mempengaruhi
terhadap CAR (Capital Adequacy Ratio ).
4. Menurunnya tingkat kesehatan bank.

4.

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Pada sisi pasiva, bank harus mampu memenuhi kewajiban kepada nasabah
setiap simpanan mereka yang ada di bank ditarik, pada sisi aktiva bank harus
menyanggupi pencairan kredit yang telah diperjanjikan. Bila kedua aspek atau salah
satu aspek ini tidak dapat dipenuhi, maka bank akan kehilangan kepercayaan
masyarakat. Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan
ditariknya deposito atau simpanan oleh deposan atau penitip dana ataupun memenuhi
kebutuhan masyarakat berupa kredit (Taswan, 2006).
LDR adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan dengan
aspek likuiditas. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan
deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi

23
Universitas Sumatera Utara

permohonan

pinjaman

(loan

request) nasabahnya. Rasio ini digunakan untuk

mengukur tingkat likuiditas. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank
meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau relatif tidak likuid (illiquid).
Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan dana
yang siap untuk dipinjamkan (Latumaerissa, 1999).
LDR adalah rasio antara seluruh kredit yang diberikan bank dengan dana yang
diterima bank. Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas

bank.

LDR

menyatakan seberapa jauh kemampuan bank membayar kembali penarikan yang
dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan
likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini karena jumlah dana yang diperlukan untuk
membiayai kredit menjadi semakin besar. Rasio ini juga merupakan indikator
kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan
menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 80%. Namun
batas toleransi berkisar antara 85% dan 100% (Dendawijaya,2005).
LDR adalah perbandingan antara kredit yang diberikan terhadap volume
dana yang diterima atau dana pihak ketiga (Giro, Tabungan, Deposito,

dan

kewajiban jangka pendek lainnya). LDR yang berlaku di Indonesia adalah
maksimum 115%. LDR menjadi salah satu tolak ukur likuiditas bank yang
berjangka waktu cukup panjang (Taswan, 2006).
Jika bank dapat menyalurkan seluruh dana yang dihimpun, hal itu akan sangat
menguntungkan. Namun, itu akan sangat terkait dengan risiko apabila sewaktu-waktu
pemilik dana menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat mengembalikan dana
yang dipinjamnya. Sebaliknya, apabila bank tidak menyalurkan kembali dananya
maka bank juga akan terkena risiko karena hilangnya kesempatan untuk memperoleh
keuntungan (Rusyamsi, 1999).

24
Universitas Sumatera Utara

2.2

Review Peneliti Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi dalam

penelitian ini antara lain:
1. Wardaningtyas (2002)
Meneliti tentang faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank take over
pramerger di Indonesia. Dalam penelitiannya, faktor yang mempengaruhi

profitabilitas adalah pangsa pasar, CAR, dan LDR, dimana pangsa pasar
dibagi menjadi tiga komponen yaitu pangsa asset, pangsa dana, dan pangsa
kredit. Metode penelitian yang digunakan adalah persamaan regresi linier
berganda. Hasil dari penelitian ini adalah pangsa pasar tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas, sedangkan variabel CAR mempunyai pengaruh positif
terhadap profitabilitas dan LDR berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

2. Mawardi (2005)
Menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan
bank umum di Indonesia dengan total asset kurang dari 1 triliun. Dalam
penelitiannya Mawardi menggunakan empat variabel, yaitu BOPO, NPL,
NIM, dan CAR. Metode penelitian yang digunakan adalah persamaan regresi
linier berganda. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa variabel NIM yang
mempunyai pengaruh paling besar terhadap kinerja perbankan yang
diproksikan dengan ROA. Untuk variabel BOPO dan NPL berpengaruh
negatif terhadap ROA, sedangkan variabel NIM dan CAR mempunyai
pengaruh positif terhadap ROA.

3. Sarifudin (2005)
Melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laba pada
perusahaan perbankan yang listed di BEJ periode 2000- 2002. Variabel yang

25
Universitas Sumatera Utara

digunakan dalam penelitian ini adalah BOPO, CAR, OPM, NPM, NIM, DER,
LDR dan laba. Metode penelitian yang digunakan adalah persamaan regresi
linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel BOPO
berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba, sementara variabel CAR,
OPM, NPM, NIM, DER, dan LDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Laba

4. Suyono (2005)
Melakukan penelitian tentang analisis rasio-rasio bank yang berpengaruh
terhadap Return on Asset (ROA). Variabel yang digunakan adalah CAR,
BOPO, LDR, NIM, NPL, pertumbuhan laba operasi, pertumbuhan kredit dan
ROA. Metode penelitian yang digunakan adalah persamaan regresi linier
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio CAR, BOPO, dan LDR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Untuk NIM, NPL,
pertumbuhan laba operasi dan pertumbuhan kredit menunjukkan hasil positif
tetapi tidak signifikan terhadap ROA.

5. Almalia (2005)
Meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kebangkrutan
dan kesulitan keuangan perusahaan. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah CAR, APB, NPL, PPAPAP, ROA, NIM, dan BOPO.
Metode penelitian yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda.
Hasilnya menunjukkan bahwa CAR dan BOPO signifikan untuk memprediksi
kondisi kebangkrutan dan kesulitas keuangan pada sektor perbankan.

26
Universitas Sumatera Utara

6. Merkusiwati (2007)
Meneliti tentang evaluasi pengaruh CAMEL terhadap kinerja perusahaan.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR, RORA, NPM,
ROA, LDR. Metode penelitian yang digunakan adalah persamaan linier
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio CAMEL pada tahun
1996-2000, 1998, 1999 dan 2000 berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA, tahun 1997 tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

7. Meydianawathi (2007)
Menganalisis tentang perilaku penawaran kredit perbankan kepada sector
UMKM di Indonesia (2002-2006). Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Penawaran kredit, DPK, CAR, ROA, NPL. Metode penelitian yang
digunakan adalah persamaan regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penawaran kredit investasi modal kerja bank umum. NPL berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap penawaran kredit investasi modal kerja bank umum.

2.3

Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Judul Peneliti Terdahulu

No
1.

Peneliti
Werdaningtyas
(2002)

Judul
Penelitian
Meneliti
tentang faktor
yang
mempengaruhi
profitabilitas
bank take over
pramerger di
Indonesia.

Variabel
Pangsa
pasar,
CAR,
LDR dan
profitabilit
as
(ROA)

Metode
Penelitian
Regresi
linear
berganda

Hasil
Hasil dari penelitian
ini adalah pangsa
pasar
tidak berpengaruh
terhadap
profitabilitas,
sedangkan variabel
CAR mempunyai
pengaruh positif
terhadap
profitabilitas dan
LDR berpengaruh

27
Universitas Sumatera Utara

2.

Mawardi
(2005)

Menganalisis
tentang faktorfaktor yang
mempengaruhi
kinerja
keuangan bank
umum di
Indonesia
dengan total
asset kurang
dari 1 triliun.

CAR,
NPL,
BOPO,
NIM, dan
ROA

Regresi
linear
berganda

3.

Sarifudin
(2005)

Melakukan
penelitian
tentang faktorfaktor yang
mempengaruhi
laba pada
perusahaan
perbankan
yang listed di
BEJ periode
2000- 2002.

BOPO
CAR,
OPM,
NPM,
NIM,
DER,
LDR dan
perubahan
laba

Regresi
linear
berganda

4.

Suyono (2005)

Melakukan
penelitian
tentang
analisis rasiorasio bank
yang
berpengaruh
terhadap
Return on
Asset (ROA).

CAR,
Regresi
LDR,
linear
BOPO dan berganda
ROA

negatif terhadap
profitabilitas.
Hasil dari
penelitianya
menunjukkan bahwa
keempat variabel
CAR, NPL, BOPO,
serta
NIM secara bersama
sama mempengaruhi
kinerja bank umum.
Untuk variabel CAR
dan
NIM mempunyai
pengaruh positif
terhadap
ROA, sedangkan
variabel BOPO dan
NPL,
mempunyai
pengaruh negatif
terhadap ROA.
Dari keempat
variabel, yang paling
berpengaruh
terhadap ROA
adalah variabel
NIM
Variabel BOPO
berpengaruh positif
dan
signifikan terhadap
Perubahan Laba,
sementara variabel
CAR, OPM, NPM,
NIM,
DER, dan LDR
berpengaruhnegatif
dan tidak
signifikan terhadap
Perubahan Laba.
Rasio CAR, BOPO,
dan LDR
berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap ROA.
Untuk
NIM, NPL,
pertumbuhan laba
operasi dan
pertumbuhan kredit
menunjukkan hasil
positif tetapi tidak

28
Universitas Sumatera Utara

5.

Almalia dan
Herdiningtyas
(2005)

6.

Merkusiwati
(2007)

7.

Meydianawati
(2007)

Meneliti
tentang faktorfaktor yang
mempengaruhi
kondisi
kebangkrutan
dan kesulitan
keuangan
perusahaan.
Meneliti
tentang
evaluasi
pengaruh
CAMEL
terhadap
kinerja
perusahaan.
Variabel yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah CAR,
RORA, NPM,
ROA, LDR.
Menganalisis
tentang
perilaku
penawaran
kredit
perbankan
kepada sector
UMKM di
Indonesia
(2002-2006).

signifikan terhadap
ROA.
CAR dan BOPO
signifikan untuk
memprediksi kondisi
kebangkrutan dan
kesulitas keuangan
pada sector
perbankan.

CAR,
APB,
NPL,
PPAPAP,
ROA,
NIM, dan
BOPO

Regresi
linear
berganda

CAR,
RORA,
NPM,
ROA,
LDR

Regresi
linear
berganda

CAMEL pada tahun
1996-2000, 1998,
1999
dan 2000
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap ROA, tahun
1997 tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
ROA

Penawaran Regresi
kredit,
linear
DPK,
berganda
CAR,
ROA,
NPL

CAR berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap penawaran
kredit investasi
modal
kerja bank umum.
NPL berpengaruh
negatif
dan signifikan
terhadap penawaran
kredit
investasi modal kerja
bank umum

Berdasarkan atas penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
terdapat perbedaan dan persamaan antara penelitian yang dilakukan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya. Kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan
dengan beberapa penelitian terdahulu adalah menganalisis tingkat kinerja dan
profitabilitas perusahaan perbankan. Sedangkan perbedaannya adalah dalam periode
penelitian, dimana dalam penelitian ini menggunakan periode 2007-2010. Selain itu,

29
Universitas Sumatera Utara

variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Loan deposit Ratio (LDR), Non
Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return on Assets

(ROA)

2.4 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menjelaskan hubungan
suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah.
Hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent)
akan dihubungkan secara teoritis melalui kerangka konseptual. Adapun yang menjadi
variabel indenpenden di dalam penelitian ini adalah Loan Deposit Ratio , (LDR) Non
Performing Loan (NPL), dan Capital Adequacy Ratio (CAR), sedangkan variabel

dependennya adalah Return On Asset (ROA)
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara parsial dan mengetahui pengaruhnya secara
simultan.

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
H1
Loan Deposit Ratio
(X1)
Non Performing Loan
(X2)

H2
Return On Asset (Y)

H3

Capital Adequacy Ratio
(X3)

(ROA)

H4

30
Universitas Sumatera Utara

Loan Deposit Ratio (X1) merupakan rasio keuangan perusahaan perbankan

yang berhubungan dengan aspek likuiditas dimana suatu bank mampu untuk
memenuhi kewajiban, terutama kewajiban jangka pendeknya. Dimana dari sudut
aktiva, bank dapat mengelola asset menjadi bentuk tunai(cash), sedangkan dari sudut
pasiva bank dapat mengelola kebutuhan dana melalui peningkatan portofolio
liabilitas. Semakin tinggi LDR semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya
semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan
kreditnya. Dengan penyaluran dana pihak ketiga yang besar maka bank juga akan
mendapatkan profitibilitas dan akan meningkatnya ROA dari suatu bank dan dampak
ini akan memberikan pengaruh positif bagi bank.
Non Performing Loan (X2) merupakan kredit bermasalah yang merupakan

salah satu kunci untuk menilai kualitas kinerja dari sebuah bank. Kredit bermasalah
ini akan memberikan dampak yang sangat buruk bagi bank, jika terus – menerus
meningkat maka bank harus mengurangi jumlah modal yang dimiliki oleh bank.
Semakin kecil nilai NPL pada suatu bank maka kecil resiko kredit yang ditanggung
pihak bank. Maka bank harus menyeleksi para calon debitur yang akan meminjamkan
uangnya dan memiliki kemampuan untuk membayar kembali sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan oleh pihak bank. Besarnya resiko kredit maka akan
menimbulkan efek negatif pada bank dan ini akan memberikan dampak negatif juga
terhadap profitabilitas bank.
Capital Adequacy Ratio (X3) merupakan rasio kecukupan modal yang

berfungsi untuk menyerap resiko kerugian yang dihadapi oleh bank. CAR merupakan
indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai
akibat dari kerugian – kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko.
Modal bank ini merupakan “engine” dari kegiatan bank, jika kapasitas mesin bank
terbatas maka akan sulit bank akan menjalankan kapasitas kegiatan usahanya dalam
menyalurkan kreditnya. CAR merupakan modal sendiri yang dimiliki oleh suatu

31
Universitas Sumatera Utara

bank, maka akan berpengaruh terhadap profitabilitas suatu bank, semakin tinggi
modal yang dimilki oleh bank maka semakin rendah tingkat resiko yang dihadapi
oleh bank, karena semakin besar peluang bank untuk mendapatkan laba.
Profitabilitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah bank, dimana
kinerja sebuah perusahaan menjalankan usahanya. Profitabilitas bank adalah
kemampuan bank untuk menghasilkan laba dengan cara memanfaatkan harta atau
modal yang dimiliki suatu bank. Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat
profitabilitas suatu bank adalah dengan menggunkan rasio Return On Asset.
Return On Asset (Y) adalah bentuk dari rasio profitabilitas yang digunakan

oleh

sebuah

perusahaan

untuk

mengukur

kemampuan

perusahaan

dalam

menghasilkan keuntungan dengan menggunakan kapasitas harta yang dimilki oleh
suatu bank. Harta(assets) sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha
baik dalam bentuk fisik maupun hak memiliki nilai ekonomis. Harta ini digolongkan
didalam beberapa kelompok yaitu harta lancar, harta tetap, harta tidak berwujud, dan
harta lain – lain. ROA yang semakin besar maka penilaian kinerja dari suatu bank
pasti baik, begitu juga sebaliknya jika ROA dari suatu bank itu menurun maka
penilaian dari kinerja suatu bank pasti tidak baik.

2.5

Hipotesis Penelitian
Menurut Sularso (2004:26) ”Hipotesis adalah suatu pernyataan dugaan yang

logis mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel yang diwujudkan dalam
bentuk pernyataan yang dapat diuji”.
Maksud

diuji

adalah

dengan

pernyataan

tersebut

memungkinkan

pengumpulan data yang dapat digunakan untuk membuktikan apakah data juga
menyatakan hal yang sama atau tidak mendukung atau tidak mendukung pernyataan
dalam hipotesis.

32
Universitas Sumatera Utara

Menurut Erlina (2008:49) “Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan
dengan maksud untuk diuji secara empiris”. Hipotesis merupakan dugaan atau
jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti, melalui analisis data yang relevan
dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian lebih lanjut. Adapun
yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Loan Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap Return On Asset
(ROA).
H2 : Non Performing Loan (NPL) berpengaruh terhadap Return On Asset
(ROA).
H3 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Return On Asset
(ROA).
H4 : Loan Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Capital
Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara simultan Return On Asset

(ROA).

33
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 83

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2006-2010

9 80 121

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Analisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Loan Deposit Ratio (LDR) dan non performing loan (NPL) terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka tiga bulan: studi kasus pada Bank Persero di Indonesia Tahun 2004 - 2012

0 6 100

Pengaruh Loan Deposit Ratio, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratioterhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

1 17 88

Pengaruh Loan Deposit Ratio, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratioterhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 11

Pengaruh Loan Deposit Ratio, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratioterhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 2

Pengaruh Loan Deposit Ratio, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratioterhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 9

Pengaruh Loan Deposit Ratio, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratioterhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 5

Pengaruh Loan Deposit Ratio, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratioterhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 7