Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2006-2010

(1)

SKRIPSI

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, NET INTEREST MARGIN TERHADAP RETURN on ASSETS PADA

PERUSAHAAN FINANSIAL SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH

ADRIAN L SINULINGGA 080503018

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S-1 DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2006-2010" adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 18 September 2013 Yang Membuat Pernyataan

Adrian Leonard Sinulingga NIM, 080503018


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Net Interest Margin (NIM) terhadap Return on Assets (ROA). Objek Penelitian ini adalah Perusahaan Finansial sektor Perbankan dengan menggunakan Laporan Keuangan Publikasi periode 2006- 2010.

Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Selama periode pengamatan menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi tidak ditemukan variabel yang menyimpang dari asumsi klasik. Hal ini menunjukkan data yang tersedia telah memenuhi syarat menggunakan model persamaan regresi linier berganda.

Kata Kunci: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Return on Assets (ROA)


(4)

ABSTRACT

The study was conducted to examine the effect of Capital Adequacy Ratio (CAR), non performing loans (NPL), and Net Interest Margin (NIM) to Return on Assets (ROA). The study object is the Banking Sector of Financial Corporation with Limited Financial Report using the period 2006 - 2010.

Data analysis technique used is multiple linear regression with least squares equation and test hypotheses using t-statistic for testing the partial regression coefficients and F-statistics to test the effect together with a significance level of 5%. It also tested the classical assumptions that included tests of normality, multicollinearity test, test of heteroscedasticity and autocorrelation test. During the observation period of the study indicate that the data are normally distributed. Based on the test for normality, multicollinearity test, test heteroscedasticity and autocorrelation test found no variables that deviate from the classical assumptions. This shows the available data has been qualified using multiple linear regression equation model.

Keyword: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Return on Assets (ROA)


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya, serta memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi sehingga tersusunlah skripsi yang berjudul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di BEI”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program sarjana (S1) di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, terkhusus kepada kedua orang tua penulis (Iwan Hagana Sinulingga dan Ceptarina br. Pelawi) serta adik penulis Elfina Natasha br. Sinulingga, terimakasih yang tak pernah cukup penulis ucapkan untuk segala kasih sayang, do’a, pengorbanan, serta dukungan selama ini yang tak henti-hentinya selalu diberikan, dan pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Azhar Maksum, M.Ec., Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. H. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak selaku Ketua Departemen S-1 Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Bapak Drs. Firman Syarif M.Si., Ak. Selaku Ketua Program Studi S1-Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail , M.M., Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi.

4. Ibu Dra. Salbiah, M.Si., Ak selaku Dosen Pembimbing dan Ibu Dra. Naleni Indra, M.M., Ak selaku dosen pembaca penilai.

5. Seluruh keluarga penulis, bulang dan bayang. Terimakasih yang tak pernah cukup penulis ucapkan untuk segala dukungan dan motivasi.

6. Teman-teman angkatan 2008 (Aldo, Prima, Henri, Rio, Angga, Tablita, Frans, Mizi dan semua teman-teman yang tidak disebutkan satu per satu) yang selalu memberikan dukungan kepada penulis, kepada Rima Switha Munthe yang selalu memberikan semangat dan dukungan yang tak henti-hentinya kepada penulis, dan kepada PERMATA Berastagi Kota atas semua dukungan dan motivasi, penulis ucapkan terimakasih.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sebagai masukan yang berharga. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.

Medan, 18 September 2013 Penulis

Adrian Leonard Sinulingga NIM, 080503018


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ………. i

ABSTRAK ……… ii

ABSTRACT ……… iii

KATA PENGANTAR ……… iv

DAFTAR ISI ……… vi

DAFTAR TABEL ……… ix

DAFTAR GAMBAR ……… x

DAFTAR LAMPIRAN ……… xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2 Perumusan Masalah ……… 9

1.3 Tujuan Penelitian ……… 9

1.4 Manfaat Penelitian ………. 10

BAB II` TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Bank ……… 11

2.2 Jenis Bank ……… 13

2.3 Peranan dan Fungsi Bank ……….. 18

2.4 Fungsi Intermediasi Bank ……… 20

2.5 Analisis Rasio Keuangan ……… 22

2.5.1 Return on Assets (ROA) ……… 22

2.5.2 Capital Adequacy Ratio (CAR) ……… 24

2.5.3 Non Performing Loan (NPL) ……… 25

2.5.4 Net Interest Margin (NIM) ……… 27

2.6 Pengaruh Antarvariabel ……… 28

2.6.1 Pengaruh CAR terhadap ROA ……… 28

2.6.2 Pengaruh NPL terhadap ROA ……… 30

2.6.3 Pengaruh NIM terhadap ROA ……… 31

2.7 Review Peneliti Terdahulu ……… 32

2.8 Kerangka Konseptual ……….. 38

2.9 Hipotesis Penelitian ……… 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ……….. 40

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ……… 40

3.3 Batasan Operasional ……… 40

3.4 Defenisi Operasional ……… 41

3.5 Skala Pengukuran Variabel ……… 42

3.5.1 Variabel Dependen/Terikat ………. 42

3.5.2 Variabel Independen/Bebas ……… 43

3.6 Populasi dan Sampel ……….. 45

3.7 Jenis dan Sumber Data ……… 47

3.8 Metode Pengumpulan Data ………. 48


(8)

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian ………. 55

4.2 Hasil Penelitian ……….. 57

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ……… 57

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ……… 59

4.2.2.1 Uji Normalitas Data ……… 59

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ……….. 63

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ……….. 64

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ……… 66

4.2.3 Pengujian Hipotesis ……… 69

4.2.3.1 Koefisien Determinan (R) ………… 69

4.2.3.2 Uji Signifikan Simultan (uji-F) …… 70

4.2.3.3 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ……… 71

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ……… 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….. 78

5.2 Manfaat Penelitian……… 79

5.3 Keterbatasan Penelitian ……… 79

5.4 Saran………. ……… 80

DAFTAR PUSTAKA ……… 82


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Data rata-rata Rasio CAR, NPL, NIM, ROA ………… 7

2.1 Ringkasan Peneliti Terdahulu ………. 35

3.1 Daftar Sampel Penelitian ………. 46

3.2 Uji Keputusan Durbin-Watson ……… 51

4.1 Populasi dan Sampel Penelitian ……… 56

4.2 Hasil Statistik Deskriptif ……….. 58

4.3 Uji Normalitas Data ……….. 60

4.4 Uji Multikolinearitas ………. 63

4.5 Kriteria Keputusan Autokorelasi ……… 66

4.6 Uji Autokorelasi Durbin-Watson ……… 67

4.7 Uji Autokorelasi The Run Test ……… 68

4.8 Nilai Koefisien Determinan ………. 69

4.9 Uji Simultan (uji-F) ………. 71


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ….……… 38

4.1 Grafik Histogram ……… 61

4.2 Grafik Normal P-Plot ………. 62


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

i Daftar Populasi dan Sampel ……… 84

ii Hasil Perhitungan CAR ……… 85

iii Hasil Perhitungan NPL ……… 86

iv Hasil Perhitungan NIM ……… 87

v Hasil Perhitungan ROA ……… 88

vi Rata-rata rasio CAR, NPL, NIM, dan ROA ………….. 89

vii Hasil Statistik Deskriptif ……….. 90

viii Uji Normalitas CAR ………. 91

ix Uji Normalitas NPL ………. 93

x Uji Normalitas NIM ………. 95

xi Uji Normalitas ROA ………. 97

xii Analisis Grafik Histogram ……….. 98

xiii Analisis Normal P-Plot ……… 99

xiv Uji Multikolinearitas ……… 100

xv Uji Hasil Heteroskedastisitas……… 102

xvi Uji Hasil Heteroskedastisitas (Scatterplot) ……… 104

xvii Uji Hasil Autokorelasi (Durbin-Watson) ……….. 105

xvii Uji Hasil Autokorelasi (The Run Test) ……….. 105

xviii Koefisien Determinan (R) ……… 106

xix Uji Simultan (uji-F) ……….. 107


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Net Interest Margin (NIM) terhadap Return on Assets (ROA). Objek Penelitian ini adalah Perusahaan Finansial sektor Perbankan dengan menggunakan Laporan Keuangan Publikasi periode 2006- 2010.

Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Selama periode pengamatan menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi tidak ditemukan variabel yang menyimpang dari asumsi klasik. Hal ini menunjukkan data yang tersedia telah memenuhi syarat menggunakan model persamaan regresi linier berganda.

Kata Kunci: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Return on Assets (ROA)


(13)

ABSTRACT

The study was conducted to examine the effect of Capital Adequacy Ratio (CAR), non performing loans (NPL), and Net Interest Margin (NIM) to Return on Assets (ROA). The study object is the Banking Sector of Financial Corporation with Limited Financial Report using the period 2006 - 2010.

Data analysis technique used is multiple linear regression with least squares equation and test hypotheses using t-statistic for testing the partial regression coefficients and F-statistics to test the effect together with a significance level of 5%. It also tested the classical assumptions that included tests of normality, multicollinearity test, test of heteroscedasticity and autocorrelation test. During the observation period of the study indicate that the data are normally distributed. Based on the test for normality, multicollinearity test, test heteroscedasticity and autocorrelation test found no variables that deviate from the classical assumptions. This shows the available data has been qualified using multiple linear regression equation model.

Keyword: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Return on Assets (ROA)


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

“Bank merupakan lembaga yang berperan dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali secara efektif dan efisien, oleh sebab itu bank memiliki peran sebagai perantara antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang membutuhkan dana” (Merkusiwati dkk, 2007).

Seiring dengan perkembangan zaman, tingkat kebutuhan masyarakat juga semakin tinggi, hal ini menyebabkan tingkat pengelolaan dana juga semakin meningkat, dan tingkat kebutuhan akan bank di tengah masyarakat juga semakin tinggi, hal ini menyebabkan bank menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan dalam pengelolaan dana. Pemahaman akan bank setiap harinya semakin berkembang, pada saat sekarang ini, masyarakat tidak hanya menyimpan dana di bank, tetapi juga sudah memanfaatkan dana yang ada untuk kebutuhan investasi ataupun bisnis mereka.

“Bank dituntut agar melakukan pemeliharaan kesehatan bank, antara lain dilakukan dengan tetap menjaga tingkat likuiditasnya sehingga bank bisa memenuhi kewajiban kepada semua pihak yang akan menggunakan ataupun menarik dana atau simpanan mereka sewaktu-waktu” (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). Tingginya tingkat kebutuhan masyarakat akan bank, menjadikan bank sebagai perusahaan finansial yang sangat banyak diminati oleh para investor yang ingin menanamkan modalnya ke dalam sebuah bank. Sekarang ini rata-rata


(15)

perbankan di Indonesia sudah go public, dimana setiap bank menjual sahamnya sesuai dengan UU pasar modal dan peraturan pelaksanaannya. Dengan menjadi sebuah perusahaan yang go public, perbankan harus menyajikan laporan keuangan dan laporan tahunannya secara umum, sehingga para investor dapat melihat dan mempertimbangkan bagaimana tingkat kesehatan dan tingkat profitabilitas dari bank tersebut.

“Tingkat profitabilitas dari sebuah bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satunya indikato utama yang dijadikan sebagai dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Dengan melihat pada laporan keuangan yang disediakan oleh bank tersebut, akan dapat dihitung rasio keuangan yang lazim digunakan dalam menentukan tingkat profitabilitas sebuah bank” (Syofyan 2002).

Profitabilitas sebuah bank digunakan untuk perbandingan kondisi keuangan bank dari tahun ke tahun, ataupun untuk membandingkan bagaimana kondisi keuangan satu bank dengan bank lainnya. Untuk menghitung tingkat profitabilitas sebuah bank, maka diperlukan analisis pada laporan keuangan.

“Analisis laporan keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan, tidak hanya untuk perusahaan perbankan. Untuk menghitung kinerja keuangan perbankan, digunakan beberapa rasio seperti, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, dan Net Interest Margin.”(Budi Ponco, 2008).


(16)

Melihat kondisi perbankan yang semakin berkembang, bukan tidak mungkin terjadi kecurangan di dalam perbankan, seperti yang kita lihat, banyak bank yang sudah dipercaya oleh masyarakat tetapi akhirnya melakukan kecurangan dengan memanfaatkan uang masyarakat yang sudah di simpan ke dalam bank. Hal ini merupakan krisis perbankan yang harus diantisipasi. Mengingat bank merupakan lembaga yang harus memiliki kepercayaan dari masyarakat, kondisi tersebut harus dipulihkan dan kepercayaan masyarakat juga harus dikembalikan. Oleh sebab itu, bank harus bersifat terbuka dan dinamis, begitu juga harus memiliki integritas dalam melayani masyarakat. Kinerja perbankan diharapkan dapat semakin baik, sehingga masyarakat tidak kehilangan kepercayaan terhadap perbankan tersebut. Dengan kinerja yang baik, maka tingkat profitabilitas bank juga akan semakin tinggi, hal ini juga akan membantu bank keluar dari krisis yang melanda.

“Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja dari sebuah perbankan” (Syofyan, 2002), begitu juga dengan tingkat kesehatan bank tersebut, hal tersebut tidak lepas dari bagaimana tingkat profitabilitas dari bank tersebut. Ukuran profitabilitas yang digunakan untuk perbankan adalah Return on Asset. Return on Asset memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dari kegiatan operasi perusahaan. Sehingga dalam penelitian ini Return on Asset digunakan sebagai ukuran tingkat profitabilitas dan kinerja perbankan.

“Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan


(17)

asset” (Dendawijaya 2009, h.118). hal ini membuat tiap bank pasti akan selalu mempertahankan dan memperbaiki tingkat ROA mereka, dalam sebuat bank, ROA dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel, seperti CAR, NPL, LDR, BOPO, NIM, DER, APM. Namun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel CAR, NPL, dan NIM sebagai variabel yang mempengaruhi ROA. Peneliti menggunakan variabel ini untuk meneliti bagaimana pengaruh rasio kecukupan modal suatu bank dalam meningkatkan ROA, begitu juga dengan kredit bermasalah yang mempengaruhi kinerja bank, serta perbandingan bunga yang diterima bank dan yang harus dibayar bank dalam menentukan tingkat ROA suatu bank tersebut, oleh karena itu peneliti menggunakan variabel CAR, NPL dan NIM sebagai variabel independen dalam penelitian ini.

Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian – kerugian bank yang di sebabkan oleh aktiva yang berisiko.

Hasil penelitian mengenai pengaruh perubahan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA) menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian Werdaningtyas (2002); Mawardi (2005); Suyono (2005) dan


(18)

Merkusiwati (2007) menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sarifudin (2005) dan Merkusiwati (2007) yang menunjukkan hasil bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Variabel Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank. Salah satu fungsi bank adalah sebagai lembaga intermediary atau penghubung antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana.

Non Performing Loan (NPL) menunjukkan kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas.

“Non Performing Loan (NPL) merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap total kredit yang dikeluarkan bank” (Meydianawathi, 2007). Apabila suatu bank mempunyai Non Performing Loan (NPL) yang tinggi, maka akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, dengan kata lain semakin tinggi Non Performing Loan (NPL) suatu bank, maka hal tersebut akan mengganggu kinerja bank tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005) dan Meydianawathi (2007) memperlihatkan hasil bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suyono (2005) dan Usman (2003) yang menunjukkan bahwa


(19)

Non Performing Loan (NPL) positif dan tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

Variabel Net Interest Margin (NIM) merupakan ukuran perbedaan antara bunga pendapatan yang dihasilkan oleh bank atau lembaga keuangan lain dan nilai bunga yang dibayarkan kepada pemberi pinjaman mereka (misalnya, deposito), relatif terhadap jumlah mereka (bunga produktif ) aset.

Dalam mencapai keuntungan yang maksimal selalu ada risiko yang sepadan, semakin tinggi keuntungannya semakin besar risiko yang dihadapi yang dalam perbankan sangat dipengaruhi oleh besarnya suku bunga. Peningkatan keuntungan dalam kaitannya dengan perubahan suku bunga sering disebut Net Interest Margin (NIM), yaitu selisih pendapatan bunga dengan biaya bunga (Januarti, 2002). Dengan demikian besarnya Net Interest Margin (NIM) akan mempengaruhi laba-rugi Bank yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja bank tersebut.

Penelitian yang dilakukan Mawardi (2005); Usman (2003) dan Sudarini (2005) menunjukkan hasil bahwa Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA). Di lain pihak, penelitian yang dilakukan Sarifudin (2005) dan Suyono (2005) memperlihatkan hasil bahwa Net Interest Margin (NIM) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

Dalam perkembangan industri perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam kurun waktu periode 2006 sampai 2010, terjadi beberapa ketidaksesuaian antara teori dengan bukti empiris yang ada.


(20)

Adapun data tentang dinamika pergerakan rasio-rasio keuangan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari periode 2006 sampai dengan 2010 ditampilkan seperti Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1

Data rata-rata rasio CAR, NPL, BOPO, NIM, LDR, dan ROA pada perusahaan perbankan yang go public periode 2006-2010

Rasio

Rata-rata

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

CAR (%) 19.50 18.23 17.35 16.88 15.22

NPL (%) 3.35 2.45 2.20 2.20 2.02

NIM (%) 5.63 5.70 5.84 5.76 5.78

ROA (%) 1.76 1.80 1.61 1.66 1.97

Sumber : Annual Bank yang sudah diolah

Berdasarkan tabel 1.1 diatas, rasio keuangan yang dihitung dari rasio Return On Asset (ROA) menunjukkan rata-rata yang mengalami fluktuasi. Nilai ROA pada tahun 2006 sebesar 1.79 dan mengalami kenaikan pada tahun 2007 menjadi sebesar 1,80% dan mengalami penurunan pada tahun 2008 menjadi 1,61%. Kemudian terjadi kenaikan kembali pada tahun 2009 hingga mencapai 1,66%. Namun ternyata pada tahun 2010 mengalami peningkatan kembali dimana nilai profitabilitas yang diwakilkan Return On Asset (ROA) bernilai 1.97%.

Rasio keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR) pada tahun 2006 sebesar 19.50% dan mengalami penurunan menjadi 18.23% pada tahun 2007. Kemudian terjadi penurunan kembali pada tahun 2008 menjadi 17.35%, pada tahun 2009


(21)

kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 16.88%, dan pada tahun 2010 kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 15.22%. Menurut Werdanimgtyas (2002) bahwa meningkatnya CAR akan memberikan hasil sehingga meningkatkan Return On Asset (ROA).

Rasio keuangan Non Performing Loan (NPL) dengan nilai rata-rata tahun 2006 sebesar 3,35% dan pada tahun 2007 sebesar 2.45%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata nilai NPL tahun 2006 ke tahun 2007 mengalami penurunan. Pada tahun 2008 menjadi sebesar 2,20% dan tetap sebesar 2.20% pada tahun 2009, dan mengalami penurunan menjadi sebesar 2,02% pada tahun 2010. Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk kualitas kredit,bahkan dikhawatirkan akan menjadi kredit macet (Herdiningtyas,2005). Harusnya dengan semakin menurunnya kualitas kredit akan mengakibatkan kenaikan rasio Return On Asset (ROA). Namun yang terjadi adalah sebaliknya. ROA tahun 2007 sebesar 1,80% menurun pada tahun 2008 menjadi sebesar 1,61%, dimana persentase NPL pada tahun 2007 sebesar 2.45% menurun menjadi 2.20% pada tahun 2008.

Rasio keuangan Net Interest Margin (NIM) dengan nilai rata-rata tahun 2006 sebesar 5,63% dan tahun 2007 sebesar 5.70%, pada tahun 2008 menjadi 5.84%, dan mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 5.76% dan kembali naik menjadi 5.78% pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai NIM tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa ROA juga mengalami kenaikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non


(22)

Performing Loan (NPL), dan Net Interest Margin (NIM) pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006 - 2010.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Net Interest Margin (NIM) berpengaruh secara simultan terhadap Return on Assets (ROA) perusahaan finansial sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2006-2010?

2. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Net Interest Margin (NIM) secara parsial berpengaruh dan variabel mana yang paling dominan terhadap Return on Assets (ROA) perusahaan finansial sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2006-2010?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Net Interest Margin (NIM) secara bersamaan (simultan) terhadap Return on Assets (ROA) perusahaan finansial sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2006-2010.

2. Untuk mengetahui apakah variabelCapital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Net Interest Margin (NIM) memiliki pengaruh dan variabel mana yang palingdominan terhadap Return on


(23)

Assets (ROA) perusahaan finansial sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2006-2010.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberi kontribusi hasil penelitian empiris dalam topik pengaruh Capital Adequacy Ratio ( CAR ), Non Performing Loan ( NPL ), dan Net Interest Margin (NIM) terhadap Return on Assets (ROA) perusahaan finansial sektor perbankan yang terdaftar di BEI.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi atau bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

3. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi industri perbankan dalam mengelola kinerja perusahannya.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Bank

Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang dipergunakan oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah. Istilah bangku secara resmi dan popular menjadi Bank. Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang pada umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa-jasa perbankan lainnya.

Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia No. 7 tahun 1992 yang telah diubah dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berikut ini adalah pengertian atau definisi bank menurut beberapa ahli, antara lain :

a. Suyatno (2007:1)

Definisi tentang bank dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

Pertama, bank dilihat sebagai penerima kredit. Dalam pengertian pertama ini bank menerima uang serta dana-dana lainnya dari masyarakat dalam bentuk


(25)

bahwa bank melaksanakan operasi perkreditan secara pasif dengan menghimpun uang dari pihak ketiga. Kedua, bank dilihat sebagai pemberi kredit, ini artinya bahwa bank melaksanakan operasi perkreditan secara aktif. Ketiga, bank dilihat sebagai pemberi kredit bagi masyartakat melalui sumber yang berasal dari modal sendiri, simpanan/tabungan masyarakat maupun melalui penciptaan uang bank.

b. Kasmir (2007:11)

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

c. Drs. H. Malayu S.P. Hasibunan (2007:2)

Bank adalah lembaga keuangan berarti bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja.

d. Prof. G. M. Verryn Stuart (dalam Hasibunan, 2007:2)

Bank is a company who satisfied other people by giving a credit with the money they accept as a gamble to the other, eventhough they should supply the new money. (Bank adalah badan usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang lain, dengan memberikan kredit berupa uang yang diterimanya dari orang lain, sekalipun dengan jalan mengeluarkan uang baru kertas atau logam).


(26)

e. Dr. B. N. Ajuha (dalam Hasibunan, 2007:2)

Bank provided means by which capital is transferred from those who cannot use it profitable to those who can use it productively for the society as whole. Bank provided which channel to invest without any risk and at a good rate of interest. (Bank menyalurkan modal dari mereka yang tidak dapat menggunakan secara menguntungkan kepada mereka yang dapat membuatnya lebih produktif untuk keuntungan masyarakat. bank juga berarti saluran untuk menginvestasikan tabungan secara aman dan dengan tingkat bunga yang menarik).

f. Kuncoro (2002:68)

bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

2.2 Jenis Bank

Kegiatan pihak perbankan secara sederhana adalah membeli uang (menghimpun dana) dan menjual uang (menyalurkan dana) kepada masyarakat umum.

(Kasmir, 2008:34):

1. Jenis bank dilihat dari segi fungsinya

Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari:


(27)

a) Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu juga dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah.

b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

2. Dari segi kepemilikannya

Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yangmemiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah:

a) Bank milik pemerintah

Dimana akte pendiriannya maupun modalnya dimiiki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah. Adapun yang termasuk bank pemerintah adalah PT. Bank Negara Indonesia Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT. Bank


(28)

Mandiri Tbk, dan PT. Bank Tabungan Negara Tbk. Namun Bank Indonesia selaku bank sentral menyebut keempat bank tersebut sebagai bank persero, karena keempat bank tersebut telah go public dan sahamnya tidak sepenuhnya lagi milik pemerintah melainkan sebagian merupakan milik masyarakat.

b) Bank Pemerintah Daerah (DPD)

BPD merupakan bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah. Yang termasuk kedalam BPD adalah BPD Sumut, BPD DKI Jakarta, DPD Jawa Barat, DPD Jawa Timur dan BPD lainnya.

c) Bank milik swasta nasional

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannyapun didirikan oleh swasta, begitu pulapembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Adapun yang termasuk ke dalam bank milik swasta nasional adalah Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Bumi Putra dan lain sebagainya.

d) Bank milik koperasi

Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Sebagai contoh adalah Bank Umum Koperasi Indonesia.


(29)

e) Bank milik asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri,bank milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Yang termasuk dalam bank milik asing adalah American Express Bank, Bank of Tokyo, Bangkok Bank, Bank of America, dan lain sebagainya.

f) Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihakswasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh Warga Negara Indonesia. Contohnya adalah Bank Sakura Swadarma, Bank Finconesia, Interpacific Bank, Mitsubishi Buana Bank, dan lain-lain.

3. Dari segi statusnya

Dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat, maka bank dapat dibagi ke dalam dua macam. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan atau status bank ini menunjukan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Status bank yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Bank Devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang behubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, travellers


(30)

cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.

b. Bank Non Devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara.

4. Dari segi menentukan harga

Jenis bank jika dilihat dari segi atau cara dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok.

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu:

1) Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula dengan harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah based.


(31)

2) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah

Bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

2.3 Peranan dan Fungsi Bank

Menurut Herman (2006) bank mempunyai peranan yang penting dalam sistem keuangan yaitu ;

a. Menyediakan Berbagai Jasa Perbankan

Dewasa ini bank ditinjau dari segi operasinya dapat diibaratkan sebagai toko serba ada bagi penyedia jasa, baik di bidang yang ada kegiatannya dengan keuangan maupun yang tidak berkaitan dengan keuangan, disamping melaksanakan tugas pokok sebagai perantara keuangan. Jadi, bank menjual produk keuangan yang bermacam beragam.


(32)

Kemampuan sistem perbankan untuk melaksanakan perannya yang sangat menentukan dalam perekonomian secara efisien dan efektif tergantung atas manajemen bank yang efisien dan efektif. Terjadinya kekacauan di dunia perbankan akan berdampak pula pada perekonomian. Oleh karena itu, setiap bank harus sehat dan mendatangkan laba yang memadai agar bank itu dapat berkembang dan tumbuh kuat serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. c. Melaksanakan Kebijakan Moneter

Bank berperan pula sebagai wahana untuk mengefektifkan kebijaksanaan pemerintah di bidang perekonomian melalui pengendalian jumlah uang yang beredar dengan mematuhi cadangan wajib.

Menurut Sigit Triandaru & Totok Budisantoso (2006), secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary”. Secara lebih spesifik fungsi bank sebagai berikut :

a. Agent of Trust

Kepercayaan merupakan suatu dasar utama kegiatan perbankan baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyetor dana. Dalam hal ini masyarakat akan menitipkan dananya di bank apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank juga akan menempatkan dan menyalurkan dananya kepada debitur atau masyarakat, jika dilandasi dengan unsur kepercayaan.


(33)

b. Agent of Development

Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan ekonomi di sektor riil, kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

c. Agent of Services

Disamping kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran-penawaran atas jasa-jasa perbankan yang lain pada masyarakat. jasa-jasa yang diberikan bank erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.

2.4 Fungsi Intermediasi Bank

Bank sebagai lembaga kepercayaan mempunyai fungsi utama sebagai lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya secara efektif dan efisien pada sektor-sektor riil. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan dan telah diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998 bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.


(34)

Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penting bagi bank untuk menjaga tingkat kepercayaan masyarakat. Masyarakat berharap dana yang mereka simpan di bank akan aman. Untuk itu bank harus menjaga tingkat kesehatannya karena bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalulintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dalam menjalankan kegiatan intermediasinya bank harus memperhatikan likuiditasnya yaitu terjadinya penarikan dana simpanan maupun pinjaman dengan tetap berupaya menjaga profitabilitasnya, untuk itu bank harus berhati-hati dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

Salah satu ukuran untuk melihat fungsi intermediasi perbankan adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). Alasan LDR digunakan sebagai ukuran intermediasi karena LDR mengukur efektivitas perbankan dalam penyaluran kredit melalui dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. “LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya” (Dendawijaya, 2009). Jadi, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat mengim-bangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.

Tingginya rasio tersebut mengindikasikan semakin baik kemampuan bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan jumlah dana yang diperlukan untuk


(35)

membiayai kredit menjadi semakin besar. Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari Loan to Deposit Ratio (LDR) suatu bank adalah sekitar 80%. Namun batas toleransi berkisar antara 85% dan 100%. Karena alasan tersebut sehingga dalam penelitian ini menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai indikator pengukur fungsi intermediasi perbankan.

2.5 Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan digunakan sebagai dasar perencanaan pengambilan keputusan untuk memperoleh gambaran perkembangan keuangan dan posisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang, dan juga digunakan untuk pihak manajemen perusahaan dalam menentukan kebijakan pemberian kredit dan penanaman modal suatu perusahaan. Dengan menggunakan analisa rasio, kita dapat menentukan tingkat kinerja keuangan suatu bank. Oleh karena itu rasio keuangan bermanfaat dalam menilai suatu kondisi bank.

2.5.1 Return on Assets (ROA)

Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitas dan mengelola tingkat efisiensi usaha bank secara keseluruhan. “Semakin besar nilai rasio ini menunjukan tingkat rentabilitas usaha bank semakin baik atau sehat” (Mahrinasari, 2003). Sedangkan menurut bank indonesia, ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total aset dalam suatu periode. Semakin besar ROA menunjukan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin besar. Sehingga dalam


(36)

penelitian ini menggunakan ROA sebagai indikator mengukur kinerja keuangan perusahaan perbankan.

Return On Asset (ROA) dipilih sebagai indikator pengukur kinerja keuangan perbankan karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total aset. Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik karena, tingkat pengembaklian semakin besar. “Apabila ROA meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh para pemegang saham” (Husnan, 1998).

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) ROA adalah “rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva”. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian atau deviden akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak pada harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) “angka ROA dapat dikatakan baik apabila > 2%”.


(37)

ROA dapat membantu perusahaan yang telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik untuk dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui posisi perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi. Rumus untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut:

ROA = Laba Bersih

Total Asset X 100%

2.5.2 Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengawasi dan mengontrol resiko-resiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank (Sufa, 2008). Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga.

Capital Adequacy Ratio (CAR) menurut Achmad dan Kusuno (2003) merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal. Berdasarkan Pakfeb 1991, perbankan diwajibkan memenuhi


(38)

Kewajiban Penyertaan Modal Minimum atau dikenal dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) yang diukur dari persentase tertentu terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). “Sejalan dengan standar yang ditetapkan Bank of International Settlements (BIS), seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR” (Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

CAR = ModalBank

AktivaTertimbangMenurutRisiko x 100%

2.5.3 Non Performing Loan (NPL)

Risiko kredit muncul akibat bank melakukan aktivitas-aktivitas seperti pemberian kredit. Jenis risiko ini merupakan risiko utama dalam aktivitas perbankan, terutama pada bank yang masih didominasi kegiatan tradisional dimana simpan pinjam masih menjadi aktivitas utama. Dengan tingkat eksposure yang signifikan, ketidakmampuan sebagian kecil debitur membayar kewajibanya dapat menghantarkan pada kondisi insolvensi. Menurut peraturan Bank Indonesia nomor 5 tahun 2003, risiko adalah potensi terjadinya suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian di bank. Oleh karena situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami perkembangan pesat maka akan diikuti semakin komleksnya risiko bagi kegiatan usah perbankan. Menurut peraturan Bank Indonesia tersebut, salah satu risiko usaha bank adalah risiko kredit, yang


(39)

didefinisikan sebagai risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi kewajiban.

Rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap nilai suatu risiko kredit adalah rasio Non Performing Loan (NPL). Rasio ini menunjukkam kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank yang bersangkutan. Menurut Surat Edaran BI No.3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, NPL diukur dari rasio perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan.

Non Performing Loan (NPL) mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL, maka semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak-pihak bank. Dengan demikian apabila kondisi NPL suatu bank tinggi maka akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan akitiva produktif maupun biaya lainnya sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba bank (Kasmir,2004). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Sesuai SE No.6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004) :

NPL = JumlahKreditBermasalah


(40)

2.5.4 Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) merupakan salah satu indikator yang diperhitungkan dalam penilaian aspek profitabilitas. NIM merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya dalam rangka menghasilkan pendapatan bunga bersih. Menurut Riyadi (2004), “NIM adalah perbandingan antara Interest Income (pendapatan bunga bank yang diperoleh) dikurangi Interest expenses (biaya bunga bank yang menjadi beban) dibagi dengan Average Interest Earning Assets (rata-rata aktiva produktif yang digunakan)”.

“Net Interest Margin (NIM) mencerminkan risiko pasar yang timbul karena adanya pergerakkan variable pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank” (Hasibuan,2007). Dalam mencapai keuntungan yang maksimal selalu ada risiko yang sepadan, semakin tinggi keuntungannya semakin besar risiko yang dihadapi dimana dalam perbankan sangat dipengaruhi oleh besarnya suku bunga. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia salah satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang diberikan (lending) atau dalam bentuk absolute adalah selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya pinjaman dimana dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM) (Siamat, 2002). Dengan demikian besarnya Net Interest


(41)

Margin (NIM) akan mempengaruhi laba rugi bank dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja bank tersebut.

Rasio ini menggambarkan tingkat jumlah pendapatan bunga bersih yang diperoleh dengan menggunakan aktiva produktif yang dimiliki oleh bank. Semakin besar rasio ini maka semakin meningkatnya pendapatan bunga yang diperoleh dari aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kenungkinan bank tersebut dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Standar yang ditetapkan Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6% keatas. Rasio Net Interest Margin dapat dirumuskan sebagai berikut (SE BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) :

NIM = PendapatanBungaBersih

Rata−rataAktivaProduktif

x

100%

Sehingga unsur-unsur pembentuk NIM adalah pendapatan bunga bersih yang merupakan selisih dari pendapatan dengan beban bunga dan aktiva produktif.

2.6 Pengaruh Antarvariabel

Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengaruh antarvariabel, yaitu pengaruh Capital Adequecy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Net Interest Margin (NIM) terhadap Return on Assets (ROA).

2.6.1 Pengaruh CAR terhadap ROA

Capital Adequacy Ratio (CAR) juga biasa disebut dengan rasio kecukupan modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva


(42)

yang mengandung risiko serta membiayai seluruh benda tetap dan investaris bank. Seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR. Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank (Kuncoro dan Suhardjono, 2002).

Menurut Gary C. Zimmerman (2000); “capital (modal) merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja bank, yang tercermin dalam komponen CAMEL rating (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity)”. “besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi jumlah aktiva produktif, sehingga semakin tinggi asset utilization” (Timothy, 2000) maka modal harus bertambah besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR), maka Return on Asset (ROA) juga akan semakin besar, dalam hal ini kinerja perbankan menjadi semakin meningkat atau membaik.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas (2002); Mawardi (2005); Suyono (2005) dan Merkusiwati (2007) menunjukkan hasil bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Berdasarkan uraian di atas maka dapat diperoleh hipotesis yaitu :

Hipotesis 1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadapReturn On Asset (ROA)


(43)

2.6.2 Pengaruh NPL terhadap ROA

Non Performing Loan (NPL) merefleksikan besarnya risiko kredit yang dihadapi bank, semakin kecil Non Performing Loan (NPL), maka semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung pihak bank. Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan, bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajiban. “Bank melakukan peninjauan, penilaian, dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil resiko kredit” (Ali, 2004). Dengan demikian apabila suatu bank mempunyai Non Performing Loan (NPL) yang tinggi, maka akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpengaruh terhadap kinerja bank.

Risiko kredit yang diproksikan dengan non performing loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan bank yang diproksikan dengan return on asset (ROA). Sehingga jika semakin besar Non Performing Loan (NPL), akan mengakibatkan menurunnya return on asset, yang juga berarti kinerja keuangan bank yang menurun. Begitu pula sebaliknya, jika non performing loan (NPL) turun, maka return on asset (ROA) akan semakin meningkat, sehingga kinerja keuangan bank dapat dikatakan semakin baik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005) dan Meydianawathi (2007) menunjukkan hasil bahwa Non


(44)

Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA). Berdasarkan uraian di atas maka dapat diperoleh hipotesis yaitu :

Hipotesis 2 : Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA)

2.6.3 Pengaruh NIM terhadap ROA

Menurut Peraturan BI No.5/8 tahun 2003 risiko pasar merupakan jenis risiko yang ada pada industri perbankan. Risiko pasar merupakan risiko gabungan yang terbentuk akibat perubahan suku bunga, perubahan nilai tukar serta hal-hal lain yang menentukan harga pasar saham, maupun ekuitas, dan komoditas. “Bank dapat terkena dampak faktor pembentuk harga di pasar modal, seperti suku bunga, karena adanya risiko suku bunga dalam pembukuan bank yang merupakan dampak dari struktur bisnis bank seperti aktivitas pemberian kredit dan penerimaan tabungan” (Ghozali, 2007).

Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Sehingga semakin besar perubahan Net Interest Margin (NIM) suatu bank, maka semakin besar pula profitabilitas bank (ROA) yang diperoleh bank tersebut, yang berarti kinerja keuangan


(45)

tersebut semakin membaik atau meningkat. Begitu juga dengan sebaliknya, jika perubahan Net Interest Margin (NIM) semakin kecil, profitabilitas bank (ROA) juga akan semakin kecil, dengan kata lain kinerja perusahaan tersebut semakin menurun.

Penelitian yang dilakukan Mawardi (2005); Usman (2003) dan Sudarini (2005) menunjukkan hasil bahwa Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA). Berdasarkan uraian di atas maka dapat diperoleh hipotesis yaitu :

Hipotesis 3 : Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap

Return On Asset (ROA)

2.7 Review Peneliti Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain:

1. Wardaningtyas (2002)

meneliti tentang faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank take over pramerger di Indonesia. Dalam penelitiannya, faktor yang mempengaruhi profitabilitas adalah pangsa pasar, CAR, dan LDR, dimana pangsa pasar dibagi menjadi tiga komponen yaitu pangsa asset, pangsa dana, dan pangsa kredit. Metode penelitian yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah pangsa pasar tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan variabel CAR


(46)

mempunyai pengaruh positif terhadapprofitabilitas dan LDR berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

2. Mawardi (2005)

menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan bank umum di Indonesia dengan total asset kurang dari 1 triliun. Dalam penelitiannya Mawardi menggunakan empat variabel, yaitu BOPO, NPL, NIM, dan CAR. Metode penelitian yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa variabel NIM yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap kinerja perbankan yang diproksikan dengan ROA. Untuk variabel BOPO dan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA, sedangkan variabel NIM dan CAR mempunyai pengaruh positif terhadap ROA.

3. Sarifudin (2005)

melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laba pada perusahaan perbankan yang listed di BEJ periode 2000- 2002. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BOPO, CAR, OPM, NPM, NIM, DER, LDR dan laba. Metode penelitian yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba, sementara variabel CAR, OPM, NPM, NIM, DER, dan LDR berpengaruh negatif dan tidaksignifikan terhadap Laba.


(47)

4. Suyono (2005)

melakukan penelitian tentang analisis rasio-rasio bank yang berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA). Variabel yang digunakan adalah CAR, BOPO, LDR, NIM, NPL, pertumbuhan laba operasi, pertumbuhan kredit dan ROA. Metode penelitian yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio CAR, BOPO, dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Untuk NIM, NPL, pertumbuhan laba operasi dan pertumbuhan kredit menunjukkan hasil positiftetapi tidak signifikan terhadap ROA.

5. Almalia (2005)

meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kondosi kebangkrutan dan kesulitan keuangan perusahaan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR, APB, NPL, PPAPAP, ROA, NIM, dan BOPO. Metode penelitian yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa CAR dan BOPO signifikan untuk memprediksi kondisi kebangkrutan dan kesulitas keuangan pada sektor perbankan.

6. Merkusiwati (2007)

meneliti tentang evaluasi pengaruh CAMEL terhadap kinerja perusahaan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR, RORA, NPM, ROA, LDR. Metode penelitian yang digunakan adalah persamaan linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio CAMEL pada tahun 1996-2000, 1998, 1999 dan 2000 berpengaruh positif


(48)

dan signifikan terhadap ROA, tahun 1997 tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

7. Meylianawathi (2007)

menganalisis tentang perilaku penawaran kredit perbankan kepada sector UMKM di Indonesia (2002-2006). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penawaran kredit, DPK, CAR, ROA, NPL. Metode penelitian yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran kredit investasi modal kerja bank umum. NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penawaran kredit investasi modal kerja bankumum.

Secara ringkas, hasil penelitian dari peneliti-peneliti terdahulu tersebut dapat disajikan dalam Tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1

Ringkasan Peneliti Terdahulu

No Peneliti Variabel

Metode Penelitian Kesimpulan 1. Werdaningtyas (2002) Pangsa pasar, CAR, LDR dan profitabil itas (ROA) Regresi linear berganda

Hasil dari penelitian ini adalah pangsa pasar tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan variabel CAR mempunyai pengaruh positif terhadap profitabilitas dan


(49)

LDR berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

2. Mawardi (2005)

CAR, NPL, BOPO, NIM, dan ROA Regresi linear berganda Hasil dari penelitianya menunjukkan bahwa keempat variabel CAR, NPL, BOPO, serta

NIM secara bersama sama mempengaruhi kinerja bank umum. Untuk variabel CAR dan

NIM mempunyai pengaruh positif terhadap

ROA, sedangkan variabel BOPO dan NPL,

mempunyai pengaruh negatif terhadap ROA. Dari keempat

variabel, yang paling berpengaruh terhadap ROA adalah variabel NIM 3. Sarifudin (2005) BOPO CAR, OPM, NPM, NIM, DER, LDR dan perubaha n laba Regresi linear berganda Variabel BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perubahan Laba, sementara variabel CAR, OPM, NPM, NIM,

DER, dan LDR berpengaruhnegatif dan tidak

signifikan terhadap Perubahan Laba. 4. Suyono (2005) CAR,

LDR, Regresi

Rasio CAR, BOPO, dan LDR


(50)

dan ROA linear berganda

positif dan signifikan terhadap ROA. Untuk NIM, NPL, pertumbuhan laba operasi dan pertumbuhan kredit menunjukkan hasil positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA. 5. Almalia dan Herdiningtyas (2005) CAR, APB, NPL, PPAPAP, ROA, NIM, dan BOPO Regresi linear berganda

CAR dan BOPO signifikan untuk memprediksi kondisi kebangkrutan dan kesulitas keuangan pada sector perbankan. 6. Merkusiwati (2007) CAR, RORA, NPM, ROA, LDR Regresi linear berganda

CAMEL pada tahun 1996-2000, 1998, 1999

dan 2000

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap ROA, tahun 1997 tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA 7. Meylianawati (2007) Penawara n kredit, DPK, CAR, ROA, NPL Regresi linear berganda CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran kredit investasi modal

kerja bank umum. NPL berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap penawaran kredit

investasi modal kerja bank umum


(51)

Berdasarkan atas penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat perbedaan dan persamaan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan dengan beberapa penelitian terdahulu adalah menganalisis tingkat kinerja dan profitabilitas perusahaan perbankan. Sedangkan perbedaannya adalah dalam periode penelitian, dimana dalam penelitian ini menggunakan periode 2006-2010. Selain itu, variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Return on Assets (ROA).

2.8 Kerangka Konseptual

Berdasarkan model penelitian diatas, maka dapat dikembangkan kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dari gambar 2.1 diatas dapat dilihat bahwa kerangka konseptual menunjukkan hipotesis pertama (H1) yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR)


(52)

berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA), H2 menunjukkan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA), H3 menunjukkan bahwa Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA), dan H4 menunjukkan bahwa CAR, NPL, dan NIM secara simultan berpengaruh positif terhadap ROA.

2.9 Hipotesis Penelitian

Dari uraian diatas dapat diperoleh suatu hipotesis sebagai berikut:

1) Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Return on Assets (ROA)

2) Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Return on Assets (ROA)

3) Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Return on Assets (ROA)

4) Capital Adequacy Ratio (ROA), Non Performing Loan (NPL), dan Net Interest Margin (NIM) secara simultan berpengaruh positif terhadap Return on Assets (ROA).


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif kausal. Jenis penelitian asosiatif kausal digunakan untuk penelitian yang memiliki hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen yang diteliti. Menurut Erlina (2008:34) “penelitian asosiatif kausal adalah hubungan antara dua variabel atau lebih”.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah perusahan finansial sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan data-datanya diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id seperti annual report dari bank-bank yang dijadikan objek penelitian dimulai tahun 2006 hingga tahun 2010, data juga diperoleh dari daftar emiten Bursa Efek Indonesia tahun 2005 hingga tahun 2011.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini dibatasi, adapun yang menjadi batasan operasional yaitu:

1. Penelitian hanya dilakukan pada perusahaan finansial sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(54)

2. Periode penelitian dibatasi dari tahun 2006-2010

3. Untuk variabel yang digunakan yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Return on Assets (ROA).

3.4 Defenisi Operasional

Penelitian ini melibatkan dua variabel yang terdiri dari variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen terdiri Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Net Interest Margin (NIM),. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return on Assets (ROA).

Menurut Subramanyam dan John (2010:16) mengatakan bahwa “Analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunanan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja perusahaan dimasa yang akan datang”. Sedangkan menurut Subramanyam dan John (2010:40) juga menyatakan bahwa “Analisis Rasio adalah salah satu alat analisis keuangan dalam menyatakan hubungan sistematis antara dua kuantitas”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Analisis Rasio Keuangan adalah suatu alat untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan serta menilai kinerja perusahaan dimasa yang akan datang dengan menggunakan/membandingkan laporan keuangan perusahaan dalam satu priode.


(55)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan penulis mengenai pengaruh Capital Adequecy Ratio, Non Performing Loan dan Net Interest Margin terhadap Return on Assets, maka terdapat dua variabel yang digunakan sehubungan dengan penelitian ini, antara lain :

3.5.1 Variabel Dependen/Terikat

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return on Assets (ROA). Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitas dan mengelola tingkat efisiensi usaha bank secara keseluruhan. Semakin besar nilai rasio ini menunjukan tingkat rentabilitas usaha bank semakin baik atau sehat (Mahrinasari, 2003).

Sedangkan menurut bank indonesia, ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total aset dalam suatu periode. Semakin besar ROA menunjukan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin besar. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan ROA sebagai indikator mengukur kinerja keuangan perusahaan perbankan.


(56)

ROA dapat membantu perusahaan yang telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik untuk dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui posisi perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi. Rumus untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut:

ROA = Laba Bersih

Total Asset X 100%

3.5.2 Variabel Independen/Bebas

1. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengawasi dan mengontrol resiko-resiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank (Sufa, 2008). Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

CAR = ModalBank


(57)

2. Non Performing Loan (NPL)

Non Performing Loan (NPL) mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL, maka semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak-pihak bank. Dengan demikian apabila kondisi NPL suatu bank tinggi maka akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan akitiva produktif maupun biaya lainnya sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba bank (Kasmir,2004). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Sesuai SE No.6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004) :

NPL = JumlahKreditBermasalah

TotalKredit x 100% 3. Net Interest Margin (NIM)

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia, No 06/23/DPNP. Tanggal 31 Mei 2004, bahwa NIM adalah perbandingan antara pendapatan bunga bersih (pendapatan bunga-beban bunga) dengan rata – rata aktiva produktif. Aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif yang menghasilkan pendapatan bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya


(58)

sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

NIM = PendapatanBungaBersih

Rata−rataAktivaProduktif

100%

3.6 Populasi dan Sampel

Menurut Erlina (2008:75) “populasi adalah sekelompok orang, kejadian, sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan finansial sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu penelitian (2006-2010). Jumlah populasi dalam dalam penelitian ini adalah 30 bank.

“Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi” (Erlina, 2008:75). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Metode purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel secara sengaja dan didasarkan pada beberapa pertimbangan kriteria tertentu. Kriteria-kriteria dalam pemilihan sampel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian, yaitu 2006-2010.

2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan dengan periode yang berakhir 31 Desember selama periode 2006-2010. 3. Perusahaan tidak mengalami delisting selama periode


(59)

4. Perusahaan tidak mengalami kerugian salama periode penelitian.

Berdasarkan kriteria diatas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 perusahaan. Sampel penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1

Daftar Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan

1 BABP Bank ICB Bumi Putra Tbk 2 BBCA Bank Central Asia Tbk 3 BBKP Bank Bukopin Tbk

4 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk 5 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 6 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk

7 BDMN Bank Danamon Indone

8 BKSW Bank Kesawan Tbk

9 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 10 BNBA Bank Bumi Arta Tbk

11 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk

12 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 13 BNLI Bank Permata Tbk

14 BSWD Bank Swadesi Tbk

15 BVIC Bank Victoria International Tbk 16 INPC Bank Artha Graha International Tbk 17 MAYA Bank Mayapada International Tbk 18 MEGA Bank Mega Tbk

19 NISP Bank NISP OCBC Tbk 20 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk Sumber : www.idx.co.id

Jumlah sampel dalam penelitian ini tidak memenuhi jumlah data pengamatan minimal yaitu n=30, maka pengolahan data dilakukan dengan metode polling. Sehingga jumlah data yang akan diolah adalah perkalian antara jumlah perusahaan yaitu 20 dengan periode penelitian yaitu lima


(60)

tahun dan jumlah variabel yang digunakan yaitu empat variabel, jadi jumlah pengamatan dalam penelitian ini menjadi 400 data.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data annual report yang dimulai dari tahun 2006 hingga tahun 2010. Model dalam penelitian ini menggunakan empat variabel yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Return on Assets (ROA).

Menurut (Umar 2003:60), “Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut misalnya data dalam bentuk table, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informative jika digunakan oleh pihak lain”. Waktu pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series dan data cross section. “Data time series (data deretan waktu) adalah sekumpulan data dari fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa waktu, misalnya mingguan, bulanan, dan tahunan” (Umar, 2003:61). “Data Cross section atau data satu waktu adalah sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam suatu kurun waktu” (Umar, 2003:70).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id seperti annual report dari bank-bank yang dijadikan objek penelitian dimulai tahun 2006 hingga tahun 2010, data juga diperoleh dari daftar emiten Bursa Efek Indonesia tahun 2005 hingga tahun 2011.


(61)

3.8 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan finansial sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sesuai dengan periode pengamatan, dengan cara mengumpulkan data, mencatat dan mengkaji data sekunder yang telah dipublikasikan di dalam periode pengamatan.

3.9 Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan program SPSS. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk “menginformasikan nilai minimum, maksimum, mean, standart devisi, dan menguji apakah data berdestribusi normal atau tidak” (Wijaya,2011:14).

2. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum model regresi digunakan dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu model tersebut akan diuji, apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak, penggunaan model analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(62)

a. Uji Normalitas

Menurut Erlina (2008:12), “Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau resudal memiliki distributor normal”. Pengujian normalitas yang digunakan adalah uji kolmogorov-smirnov. Kriteria yang dapat digunakan adalah dengan pengujian dua arah (two-tailed test) yaitu membandingkan nilai p yang diperoleh dengan taraf signifikan yang sudah ditentukan. Pedoman pengambilan keputusan tentang data yang mendekati distribusi normal adalah sebagai berikut: 1. Nilai Sig. atau signifikan rasio keuangan ditentukan sebesar

0,05, apabila p > 0,05 maka distribusi data normal

2. Nilai Sig. atau signifikan rasio keuangan ditentukan sebesar 0,05, apabila p < 0,05 maka distribusi tidak normal.

b. Uji Multikolinearitas

“Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen” (Ghozali, 2005:91). Suatu model regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen, untuk mengetahui apakah ada gejala multikolinearitas atas model regresi yakni dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance factor (VIF). Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF >10 (Ghozali, 2005:91).


(63)

c. Uji Heteroskedastistas

Menurut Erlina (2008:106), “Uji heteroskedatistas bertujuan untuk melihat apakah model regresi terjadi ketidak samaan variabel dari resudal atau pengamatan ke pengamatan yang lain”. Jika varian dari resudal satu ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedatisitas dan jika berbeda disebut heteroskedatisitas. Pengujian ada tidaknya heteroskedatisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatter-Plot dengan dasar analisis sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedatisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedatitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangguan pada priode t dengan kesalahan pada priode t-1. Pengujian autokorelasi dapat dideteksi dengan uji Durbin Watson. Kriteria DW-test adalah sebagai berikut :


(64)

Tabel 3.2

Tabel Keputusan Uji Durbin Watson

Durbin Watson Kesimpulan

Kurang dari 1,08 Ada Autokorelasi 1,08-2,34 Tanpa kesimpulan 1,66-2,34 Tidak ada autokorelasi 2,34-2,92 Tanpa kesimpulan Lebih dari 2,92 Ada autokorelasi Sumber : Algifari (2008:89)

3. Model Analisis Data

Model dan tekhnik analisis data dapat diuji dengan menggunakan model analisis Regresi Linier berganda dan Uji Hipotesis. Model regresi linier berganda dan uji hipotesis tersebut dinyatakan dengan bentuk persamaan sebagai berikut :

a. Analisis Linear Berganda

Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Y = Variabel dependen ROA (Return on Assets)

α

= Konstanta

X1 = Variabel Independen 1 CAR (Capital Adequacy Ratio) X2 = Variabel Independen 2 NPL (Non Performing Loan) X3 = Variabel Independen 3 NIM (Net Interest Margin)

b

1,2,3 =Koefisisn regresi masing-masing Variabel Independen


(65)

e

= Ditribution Error (Faktor Gangguan)

b. Uji Hipotesis

1. Uji Simultan (Uji- F)

Menurut Ghozali (2005:84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam model mempunyai pengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen”. Bentuk pengujiannya adalah :

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya variabel Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, dan Net Interest Margin, tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Assets.

Ha : b1 = b2 = b3 = b4 ≠ 0, artinya variabel Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, dan Net Interest Margin, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Assets.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan F- tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika F-hitung< F-tabelatau Sig.>

α

, untuk

α

= 5%, maka Ho diterima.

Jika F-hitung > F-tabel atau Sig.<

α

, untuk

α

= 5%, maka Ha diterima.


(66)

2. Uji Parsial (Uji- t)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen yang dimaksud dalam model regresi linier berganda mempengaruhi variabel dependen secara parsial. Menurut Ghozali (2006:84), Uji-t pada dasarnya digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:

Ho : b1 = 0 artinya variabel Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, dan Net Interest Margin, secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Assets.

Ha : b2 ≠ 0 artinya variabel Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, dan Net Interest Margin, secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Assets.

Pengujian dilakukan menggunakan Uji-t dengan tingkat

pengujian pada α 5% dan derajat kebebasan (degree of

freedom) atau

df

= (

n-k

). Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

Jika

t

-hitung <

t

-tabel atau Sig. >

α

, untuk

α

= 5%, maka Ho diterima.


(67)

Jika

t

-hitung >

t

-tabel atau Sig. <

α

, untuk

α

= 5%, maka Ha diterima.

4. Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi (R

²

) digunakan untuk mengukur proforsi atau persentase variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R

²

≤ 1) hal ini berarti bila R

²

= 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap varibel dependen, bila R

²

semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R

²

semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.


(1)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value -.0301 3.0514 1.7586 .63206 100 Std. Predicted Value -2.830 2.045 .000 1.000 100 Standard Error of Predicted

Value

.090 .283 .166 .049 100

Adjusted Predicted Value -.2235 3.1971 1.7559 .63883 100

Residual -1.97528 1.99813 .00000 .84901 100

Std. Residual -2.291 2.318 .000 .985 100

Stud. Residual -2.310 2.408 .002 1.011 100

Deleted Residual -2.00731 2.15672 .00274 .89569 100 Stud. Deleted Residual -2.364 2.471 .004 1.021 100

Mahal. Distance .099 9.641 2.970 2.308 100

Cook's Distance .000 .126 .014 .026 100

Centered Leverage Value .001 .097 .030 .023 100 a. Dependent Variable: Return on Assets


(2)

Lampiran xvi


(3)

6.

Hasil Uji Autokorelasi

Durbin-Watson

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

dimension0

1 .597a .357 .336 .86218 .826

a. Predictors: (Constant), SQNIM, SQNPL, LGCAR b. Dependent Variable: Return on Assets

The Run Test

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -.13432

Cases < Test Value 50

Cases >= Test Value 50

Total Cases 100

Number of Runs 24

Z -5.427

Asymp. Sig. (2-tailed) .000


(4)

Lampiran xviii

7.

Hasil Uji Persamaan Regresi Linear

Koefesien Determinan (R)

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

dimension0 1 .597

a

.357 .336 .86218

a. Predictors: (Constant), SQNIM, SQNPL, LGCAR b. Dependent Variable: Return on Assets


(5)

Uji Simultan (Uji – F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 39.550 3 13.183 17.735 .000a

Residual 71.361 96 .743

Total 110.912 99

a. Predictors: (Constant), SQNIM, SQNPL, LGCAR b. Dependent Variable: Return on Assets


(6)

Lampiran xx

Uji Parsial (uji – t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.266 1.032 -2.196 .030

LGCAR 1.587 .687 .196 2.310 .023

SQNPL -.524 .183 -.242 -2.869 .005

SQNIM 1.211 .220 .455 5.513 .000


Dokumen yang terkait

Pengaruh Loan Deposit Ratio, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratioterhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

1 17 88

Pengaruh Loan Deposit Ratio, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratioterhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 11

Pengaruh Loan Deposit Ratio, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratioterhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 2

Pengaruh Loan Deposit Ratio, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratioterhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 9

Pengaruh Loan Deposit Ratio, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratioterhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 24

Pengaruh Loan Deposit Ratio, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratioterhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

0 0 5

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2006-2010

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2006-2010

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2006-2010

0 0 10

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Finansial Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2006-2010

0 0 11