Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia

OLEH

NIA ARWITA BR G 110522169

PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSTENSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode penelitian menggunakan desain penelitian kausal, populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kriteria purposive sampling. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2010-2012, dengan sampel perusahaan sebanyak 18 bank. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder. Metode analisis data dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F pada level signifikansi 5% (α=0,05).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Operating Ratio (BOPO) berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Laba sedangkan variabel Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL),

dan Loan to Deposit Ratio(LDR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh secara signifkan terhadap Pertumbuhan Laba.

Kata Kunci: Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), Loan to Deposit Ratio(LDR), dan Pertumbuhan Laba.


(3)

ABSTRACT

This research aims to find out if the Capital Adequacy Ratio (CAR), a Non-Performing Loan (NPL), the Operating Ratio (BOPO) and Loan to Deposit Ratio (LDR) effect on profit growth in the banking companies were listed on the Indonesia stock exchange.

The method research of using causal research design, the population in this research is a banking company that is listed on the Indonesia stock exchange with purposive sampling criteria. The research was conducted for the period 2010-2012, with a total of 18 companies sample bank. Types of data used are secondary data. Methods of data analysis performed a classic assumption test first before performing hypothesis testing. Hypothesis testing in this study using multiple linear regression with t-test and F-test at 5% significance level (α = 0.05).

The results of this research show that partial variable Operating Ratio (BOPO) effect significantly to profit growth while variable Capital Adequacy Ratio (CAR), the Non Performing Loan (NPL), and Loan to Deposit Ratio (LDR) did not affect significantly to profit growth. Simultaneously the whole independent variables significantly influential to profit growth.

Keywords: Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), Loan to Deposit Ratio(LDR),and Profit Growth.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas kasih, berkat dan karunia-Nya, penulis telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda M. Ginting dan Ibunda R. Sembiring yang telah banyak sekali memberi bantuan, motivasi dan kasih sayang yang tak terhingga kepada peneliti. Selama Peneliti menjalani masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi USU dan menyusun Skripsi ini, peneliti banyak memperoleh pendidikan, bimbingan dan bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan hati yang tulus Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak., selaku Sekretaris Departemen


(5)

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si.Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail M.M. Ak. Selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak, sekaligus Dosen Pembimbing, yang telah memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal sampai selesainya skripsi ini.

6. I

telah memberikan masukan dan saran selama penyelesaian skripsi ini. 7. Kepada saudara saya, abang Jeffri D. Ginting, Agustinus Ginting dan

teman-teman yang tidak dapat disebut satu persatu, terima kasih atas dukungan dan doa kalian.

Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya.

Medan, Oktober 2013 Penulis

Nia Arwita G NIM. 110522169


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan ... 7

2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan ... 7

2.1.2 Tujuan Kinerja Keuangan ... 7

2.2 Raio Keuangan Bank ... 8

2.2.1 Tujuan Rasio Keuangan Bank ... 8

2.2.2 Keunggulan Analisi Rasio ... 9

2.2.3 Aspek-Aspek Penilaian Kesehatan Bank ... 10


(7)

2.3.1 Pengertian Laba ... 13

2.3.2 Jenis-Jenis Laba ... 13

2.3.3 Fungsi Laba ... 14

2.3.4 Karakteristik Laba ... 15

2.3.5 Pertumbuhan Laba ... 16

2.3.6 Faktor-Faktor Pertumbuhan Laba ... 16

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18

2.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 19

2.5.1 Kerangka Konseptual ... 19

2.5..2 Hipotesis Penelitian ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 22

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 24

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.5 Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 25

3.5.1 Variabel Independen ... 25

3.5.2 Variabel Dependen ... 27

3.6 Metode Analisis Data ... 27

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 28


(8)

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 32

4.1.1 Data Penelitian ... 32

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 34

4.1.3 Pengujian Hipotesis ... 42

4.1.4 Koefisien Determinasi ... 47

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 50

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 51

5.3 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... ..52


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 18

Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan 23

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif 32

Tabel 4.2 Uji Normalitas 36

Tabel 4.3 Uji Normalitas Setelah Transformasi Ln 37

Table 4.4 Hasil Uji Autokorelasi 41

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas 42

Tabel 4.6 Analisis Hasil Regresi 43

Tabel 4.7 Hasil Uji t 44

Tabel 4.8 Hasil Uji F 46


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 19

Gambar 4.1 Grafik Histogram 34

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot 35

Gambar 4.3 Grafik Histogram Setelah Transformasi Ln 38 Gambar 4.4 Grafik Normal P – P Plot Setelah Transformasi Ln 38


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Data Variabel Penelitian Tahun 2010 54 Lampiran 2 Data Variabel Penelitian Tahun 2011 55 Lampiran 3 Data Variabel Penelitian Tahun 2012 56

Lampiran 4 Statistik Deskriptif 57

Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas 58

Lampiran 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas 63

Lampiran 7 Hasil Uji Autokorelasi 64

Lampiran 8 Hasil Uji Multikolonieritas 65

Lampiran 9 Hasil Uji Hipotesis 66

Lampiran 10 Tabel t Dengan Signifikansi 5% 68


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode penelitian menggunakan desain penelitian kausal, populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kriteria purposive sampling. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2010-2012, dengan sampel perusahaan sebanyak 18 bank. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder. Metode analisis data dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F pada level signifikansi 5% (α=0,05).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Operating Ratio (BOPO) berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Laba sedangkan variabel Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL),

dan Loan to Deposit Ratio(LDR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh secara signifkan terhadap Pertumbuhan Laba.

Kata Kunci: Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), Loan to Deposit Ratio(LDR), dan Pertumbuhan Laba.


(13)

ABSTRACT

This research aims to find out if the Capital Adequacy Ratio (CAR), a Non-Performing Loan (NPL), the Operating Ratio (BOPO) and Loan to Deposit Ratio (LDR) effect on profit growth in the banking companies were listed on the Indonesia stock exchange.

The method research of using causal research design, the population in this research is a banking company that is listed on the Indonesia stock exchange with purposive sampling criteria. The research was conducted for the period 2010-2012, with a total of 18 companies sample bank. Types of data used are secondary data. Methods of data analysis performed a classic assumption test first before performing hypothesis testing. Hypothesis testing in this study using multiple linear regression with t-test and F-test at 5% significance level (α = 0.05).

The results of this research show that partial variable Operating Ratio (BOPO) effect significantly to profit growth while variable Capital Adequacy Ratio (CAR), the Non Performing Loan (NPL), and Loan to Deposit Ratio (LDR) did not affect significantly to profit growth. Simultaneously the whole independent variables significantly influential to profit growth.

Keywords: Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), Loan to Deposit Ratio(LDR),and Profit Growth.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat akan jasa keuangan semakin meningkat dan beragam maka peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat baik yang berada di negara maju maupun negara berkembang. Perbankan mendominasi perkembangan ekonomi dan bisnis suatu negara bahkan aktivitas dan keberadaan perbankan sangat menentukan kemajuan suatu negara. Perkembangan perbankan menunjukkan dinamika dalam kehidupan ekonomi (Kasmir, 2002:27).

Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Lembaga Keuangan berfungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu memberikan jasa lalu lintas pembayaran, serta sebagai sarana dalam pelaksanaan kebijakan moneter, sehingga bank mempuyai peran yang penting dalam kehidupan perekonomian. Fungsi intermediasi berarti menghubungkan kepentingan pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana.

Dalam melakukan investasi atau menyimpan dana pada lembaga keuangan perbankan pihak investor atau kreditur akan menanamkan modalnya pada bank yang memiliki kinerja keuangan yang baik. Kinerja keuangan bank menggambarkan prestasi yang dicapai bank dalam oprasionalnya. Penilaian terhadap kinerja keuangan juga perlu dilakukan oleh pihak perusahaan untuk


(15)

pengambilan keputusan dan menetapkan kebijakan selanjutnya. Salah satu ukuran kinerja keuangan yang digunakan adalah profit yang dihasilkan oleh sebuah perusaahan (Jumingan, 2006:239).

Laba merupakan pendapatan atau keuntungan yang di peroleh dari aktivitas yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Pertumbuhan laba menggambarkan kondisi kinerja keuangan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Semakin besar pertumbuhan laba suatu perusahaan menggambarkan bahwa kinerja perusahaan dalam kondisi baik. Bank diwajibkan menjaga kinerjanya dengan baik ditinjau dari segi prospek usahanya agar dapat selalu berkembang dan meningkatkan sikap kehati-hatian dalam upaya pengelolaan asetnya karena resiko yang dialami oleh bank akan sangat mempengaruhi pertumbuhan labanya. Pertumbuhan laba tidak dapat dipastikan, maka perlu adanya suatu prediksi pertumbuhan laba. Kenaikan atau penurunan laba memberikan dampak terhadap kebijakan keuangan untuk kegiatan selanjutnya, seperti pembayaran hutang, penyisihan investasi, mendapatkan pinjaman, dan menjaga kelangsungan bank. Jadi pertumbuhan laba merupakan informasi yang sangat penting bagi pihak intern maupun ekstern bank dan menggambarkan prospek hasil usaha serta keadaan keuangan bank di masa yang akan datang.

Penilaian kinerja atau kesehatan bank dapat dilakukan dengan menggunakan teknik analisis CAMEL (Jumingan, 2006:246). Analisis ini terdiri dari aspek permodalan (capital), aspek kualitas aset (asset), aspek kualitas manajemen (management), aspek rentabilitas (earning), dan aspek likuiditas (likuidity). Dalam penelitian ini penulis hanya menilai kesehatan bank itu dari 4


(16)

aspek yaitu aspek permodalan (capital), kualitas aset (asset quality), rentabilitas (Earnings), dan likuiditas (liquidity).

Tidak semua bank di Indonesia dapat dikatakan sehat, khususnya di bidang permodalan. Peranan modal sangat penting dalam usaha perbankan. Bank Indonesia telah menaikkan bobot CAR yang pada awalnya hanya 4% menjadi 8% yang berlaku sejak tahun 2001. Kegiatan operasional bank dapat berjalan dengan lancar apabila bank tersebut memiliki modal yang cukup sehingga pada saat-saat kritis bank tetap dalam posisi aman karena memiliki cadangan modal di Bank Indonesia. Hal itu semakin menguatkan argumen bahwa modal memiliki peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu bank. Kecukupan modal pada penelitian ini diwakili oleh Capital Adequacy Ratio. Tinggi rendahnya nilai CAR suatu bank akan mempengaruhi kinerja dan kemampuan bank untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya. Permodalan yang kuat akan meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap kinerja bank. Dan hal ini akan berdampak pada pertumbuhan laba perusahaan.

Dalam ketentuan kualitas aktiva, aset yang dinilai kualitasnya mencakup aktiva produktif dan aktiva non produktif. Dalam penetapan kualitas kredit sebagai bagian dari aktiva produktif, bank wajib memperhatikan faktor prospek usaha, kinerja, dan kemampuan membayar dari debitur. Sebagai salah satu upaya untuk meminimalkan potensi kerugian dari kredit bermasalah, bank juga dapat melakukan restrukturisasi kredit untuk debitur yang masih memiliki prospek usaha dan kemampuan membayar setelah dilakukan restrukturisasi. Pada penelitian ini untuk mengukur kualitas aktiva bank maka digunakan rasio


(17)

keuangan Non Performing Loan (NPL). NPL yang tinggi maka akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank dengan kata lain menurunkan laba.

Pada aspek rentabilitas atau profitabilitas merupakan faktor yang sangat penting, terutama berkaitan dengan kesinambungan dan stabilitas bisnis perbankan.. Rentabilitas bisnis perbankan adalah kesanggupan bisnis perbankan untuk mendapatkan laba berdasarkan investasi yang dilakukannya. Pada penelitian ini untuk mengukur rentabilitas bank digunakan rasio keuangan

Operating Ratio/ rasio BOPO. Semakin kecil angka rasio BOPO maka semakin baik kondisi bank tersebut karena kenaikan pendapatan dari periode ke periode akan meningkatkan pertumbuhan laba bank.

Kesehatan bank juga dipengaruhi oleh tingkat likuiditas bank. Likuiditas adalah kemampuan bank membayar semua utangnya, terutama utang jangka pendek. Bank dikatakan likuid apabila pada saat ditagih bank mampu membayar. Kemudian bank juga harus dapat pula memenuhi permohonan kredit yang layak di biayai. Pada penelitian ini untuk mengukur likuiditas bank digunakan rasio keuangan Loan to Deposit Ratio (LDR). Jika pemberian kredit kepada masyarakat semakin tinggi, maka akan mempengaruhi pertumbuhan laba perusahaan perbankan. Karena salah satu sumber laba bank berasal dari pinjaman kredit.

Pada aspek management, biasanya diukur dengan menggunakan kuisioner dalam menilai kinerja dari management bank tersebut. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti tidak menggunakan aspek management dalam menilai kinerja operasi perbankan.


(18)

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini yaitu “Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loans

(NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposite Ratio (LDR)

berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh

Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loans (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposite Ratio (LDR) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(19)

1.4 Manfaat dari Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini yakni:

Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti mengenai pengaruh CAR, NPL, BOPO, dan LDR terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

a. Bagi dunia pendidikan, sebagai distribusi terhadap ilmu pengetahuan untuk dijadikan bahan pembelanjaran dan untuk kemajuan pendidikan serta sebagai bahan refrensi dan data tambahan bagi peneliti-peneliti lainnya yang terkait pada bidang kajian ini.

b. Bagi para praktisi, sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan mengenai pengaruh CAR, NPL, BOPO, dan LDR terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Keuangan

2.1.1 Pengertin Kinerja Keuangan

Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank. Penilaian aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana merupakan kinerja keuangan yang berkaitan dengan peran bank sebagai lembaga intermediasi. Penilaian kondisi likuiditas bank guna mengetahui seberapa besar kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya kepada para deposan. Penilaian aspek profitabilitas guna mengetahui kemampuan menciptakan profit.

2.1.2 Tujuan Kinerja Keuangnan

Menurut Jumingan (2006:239), analisis kinerja keuangan bank mengandung beberapa tujuan:

a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.

b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua asset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.


(21)

2.2 Rasio Keuangan Bank

Rasio keuangan merupakan alat utama untuk melakukan analisis terhadap laporan keuangan dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam neraca maupun laporan laba rugi.

2.2.1 Tujuan Rasio Keuangan Bank

Menurut Jumingan (2006: 243) rasio keuangan terdiri dari 5 aspek yakni: a. Aspek permodalan

Aspek permodalan bertujuan untuk mengetahui kemampuan kecukupan modal bank dalam mendukung kegiatan bank secara efisien. Rasio yang digunakan adalah Capital Adequacy Ratio, Primery Rasio, Capital Rasio I, dan Capital Rasio II.

b. Aspek likuiditas

Aspek likuiditas bertujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyelesaikan kewajiaban jangka pendek. Rasio yang digunakan adalah

Quick Rasio, banking Rasio, Loan to Asset Ratio, Investment to Portofolio Ratio, dan Investing Policy Ratio.

c. Aspek rentabilitas

Aspek rentabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan profit melalui operasi bank. Rasio yang digunakan adalah

Gross Profit Margin, Return on Equity Capital, Net Income to Total Asset,


(22)

d. Aspek resiko usaha

Aspek resiko usaha digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah resiko dari aktivitas operasi. Rasio yang digunakan adalah

Credit Risk Ratio, Liquidity Risk Rasio, Asset Risk Rasio, Capital Risk Ratio,

dan Investment Risk Rasio.

e. Aspek effesiensi usaha

Aspek effesiensi Usaha digunakan untuk mengetahui kinerja manajemen dalam menggunakan semua aset secara efisien. Rasio yang digunakan adalah

Leverage Multiplier Ratio, Aseet Utilization, Cost of Fund, Cost of Money,

dan Cost of Loanable Fund Ratio.

2.2.2 Keunggulan Analisis Rasio

Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya (Harahap, 2009:298). Keunggulan tersebut adalah :

a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.

e. Menstandarisir size sebuah bank.

f. Lebih mudah untuk membandingkan suatu bank dengan bank lain atau melihat perkembangan bank secara periodik atau “time series” .


(23)

g. Lebih mudah melihat tren sebuah bank serta melakukan prediksi di masa yang akan datang

2.2.3 Aspek-aspek Penilaian Kesehatan Bank

Menurut Slamat Riyadi (2003:185), Tingkat Kesehatan Bank adalah penilaian suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia. Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank, biasanaya menggunakan berbagai alat ukur. Salah satu alat ukur yang utama yang digunakan untuk menentukan kondisi suatu bank dikenal dengan nama analisis CAMEL. Menurut Kasmir (2008), analisis ini terdiri dari:

a. Aspek Permodalan (Capital)

Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum. Salah satu penilaian adalah dengan menggunakan rasio CAR (capital adequacy ratio), yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)

Modal

CAR = x 100%

ATMR b. Aspek Kualitas Aset (Asset)

Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Dalam menilai kualitas aset ada dua rasio yang digunakan yaitu rasio kredit yang diberikan bermasalah dengan total kredit atau disebut juga dengan Non Performing Loans (NPL) dan kualitas aktiva produktif (KAP). Indikasi


(24)

penilaian aset yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio kualitas produktif bermasalah dengan aktiva produktif (NPL) yang diperoleh dengan rumus:

Kredit Non Lancar

NPL = x 100% Total Kredit

NPL (Non Performing Loan) merupakan rasio yang menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. NPL dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah kredit yang bermasalah dibandingkan dengan total kredit. Besarnya NPL yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5% jika melebihi 5% maka akan mempengaruhi penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang bersangkutan. Semakin besar tingkat NPL ini menunjukkan bahwa bank tersebut tidak profesional dalam pengolahan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat risiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang akan dihadapi bank.

c. Aspek Kualiatas Manajemen (Management)

Penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabillitas, manajemen likuiditas, dan manajemen umum. Manajemen bank dinilai atas dasar 250 pertanyaan yang diajukan.

d. Aspek Earning

Penilaian didasarkan pada rentabilitas suatu bank yang dilihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan kepada dua macam, yaitu rasio laba terdapat total aset (Return on Asset)


(25)

dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BO/PO). Indikasi penilaian dalam aspek earning yang digunakan adalah rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional yang diperoleh dengan rumus:

Beban Operasional

BO/PO = x 100% Pendapatan Operasional

Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Artinya, semakin rendah BOPO berarti semakin efisien kinerja bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.

e. Aspek Liquidity

Suatu bank dapat dikatakan likuid apabila bank dapat memenuhi semua kewajibannya, khususnya kewajiban jangka pendek yang berkaitan dengan simpanan masyarakat (simpanan, tabungan, giro) dan bank mampu memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Dalam rasiolikuiditas, rasio yang dapat diukur antara lain: Quick Ratio, Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Loans to Assets Ratio.

Kredit

LDR = x 100%

Dana Pihak Ketiga

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali kewajiban para deposannya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debitur (Mulyono,1999).


(26)

2.3 Laba

2.3.1 Pengertian Laba

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004: 18) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dijelaskan bahwa :

”Definisi penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa, dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa. Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan demikian pada hakikatnya tidak berbeda dengan pendapatan. Oleh karena itu, pos tersebut tidak dipandang sebagai unsur terpisah dalam kerangka dasar ini”.

Laba adalah sebagai selisih antara pengukuran pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi dalam satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut ( Chariri dan Ghozali, 2003).

2.3.2 Jenis-Jenis Laba

Laba terdiri dari beberapa jenis yakni: a. Laba Kotor.

Menurut Wild (2005 : 120) laba kotor merupakan ”pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”. Apabila hasil penjualan barang dan jasa tidak dapat menutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan jasa tersebut atau harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk bertahan.

b. Laba operasi.

Stice (2004 : 243) menjelaskan laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan di dapat


(27)

dari laba kotor dikurangi beban operasi. Laba operasi menunjukkan seberapa efisien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas operasinya. c. Laba sebelum pajak.

Laba sebelum pajak menurut Wild (2005 : 25) merupakan laba dari operasi berjalan sebelum cadangan untuk pajak penghasilan.

d. Laba dari operasi berjalan.

Laba dari operasi berjalan menurut Wild (2005 : 25) merupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak.

e. Laba bersih.

Laba atau rugi bersih menurut Stice (2004 : 258) adalah laba atau rugi operasi berkelanjutan dikombinasikan dengan hasil operasi yang dihentikan, pos luar biasa dan pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi, memberi pemakai laporan ikhtisar pengukuran kinerja perusahaan untuk periode berjalan.

2.3.3 Fungsi Laba

Menurut Arfan dan Herkulanus (2008:206-209), laba merupakan item laporan keuangan mendasar dan penting yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba secara umum diyakini sebagai dasar untuk:

a. perpajakan dan pendistribusian kembali kesejahteraan diantara individual. Versi laba seperti ini dikenal sebagai laba kena pajak, dihitung sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh badan fiskal pemerintah.


(28)

c. indikator jumlah maksimum yang dapat didistribusikan sebagai dividen dan ditahan untuk ekspansi atau diinvestasikan kembali dalam perusahaan.

d. petunjuk investasi dan pembuatan keputusan.

e. sarana prediksi yang membantu dalam memprediksi laba masa mendatang.Laba diyakini sebagai ukuran efisiensi.

f. ukuran pengelolaan manajemen atas sumber daya perusahaan dan efisiensi manajemen dalam menjalankan kegiatan perusahaan.

2.3.4 Karakteristik Laba

Chariri dan Ghozali (2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:

a. laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi

b. laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu

c. laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan

d. laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu e. laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan


(29)

2.3.5 Pertumbuhan Laba

Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya (Warsidi dan Pramuka, 2000:45).

Penghitungan dari pertumbuhan laba, didasarkan pada rumus berikut ini:

Yn – Yn-1

∆Yn = x 100%

Yn-1 Keterangan:

Δ Yn = Pertumbuhan laba tahun ke-n Yn-1 = Laba tahun sebelumnya N = tahun ke-n

Menurut ketentuan Departeman Koperasi PengusahaKecil dan Menengah (Yuniartiningsih, 2006 :25), pertumbuhan laba dikatakan optimal jika mengalami peningkatan 10% atau lebih dari tahun sebelumnya. Laba pada perbankan terdiri dari laba operasional, laba sebelum pajak dan manfaat, serta laba bersih. Pertumbuhan laba ditentukan oleh kinerja perusahaan yang diukur dari rasio modal, rentabilitas, rasio likuidutas serta dapat dinilai dari efesiensi operasional (dendawijaya, 2005:116).

2.3.6 Faktor-Faktor Pertumbuhan Laba

Menurut Hanafi dan Halim sebagaimana dikutip Angkoso (2006 :20) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:


(30)

a. Besarnya perusahaan

Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.

b. Umur perusahaan

Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah.

c. Tingkat leverage

Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.

d. Tingkat penjualan

Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi.

e. Perubahan laba masa lalu

Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.


(31)

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel Hasil Penelitian

Tika Lestari (2010) Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar di BEI

Independen: CAR, ROA, ROE, NPL, NIM, BOPO dan LDR Dependen: Pertumbuhan Laba Seluruh variabel independent tidak memilki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba baik secara parsial dan simultan.

Hilda Sintya (2010)

Pengaruh Aspek Capital, Asset, Earning,

dan Liquidity Terhadap Pertumbuhan Laba Bank Umum Di Indonesia. Independen: CAR, NPL, BOPO, GWM, dan LDR Dependen: Pertumbuhan Laba

Secara simultan CAR, NPL, BOPO, GWM, dan LDR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Secara parsial hanya

NPL memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Jungjung U M Manurung (2012) Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas, dan Efisiensin Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

Loan to Deposit Rasio

Capitatal Adequacy Ratio Debt to Equity Operating Cost

Loan to Deposit Rasio

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba secara parsial.

Capitatal Adequacy Ratio, Debt to Equity,


(32)

dan Operating Cost

memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba secara parsial.

Secara simultan, seluruh variabel independent memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

2.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.5.1.Kerangka Konseptual

Berdasarkan tinjauan pustaka dan tinjauan terdahulu, maka kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual CAR

(X1)

NPL (X2)

LDR (X4) BOPO

(X3)

PERTUMBUHAN LABA


(33)

Capital Adequacy Ratio (CAR) menggambarkan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian – kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva beresiko, maka tinggi rendahnya nilai CAR suatu bank, akan mempengaruhi kinerja dan kemampuan bank untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya. Permodalan yang kuat akan meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap kinerja bank. Dan hal ini akan berdampak pada pertumbuhan laba perusahaan.

Non Performing Loans (NPL), apabila suatu bank kondisi NPL tinggi maka akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank dengan kata lain menurunkan laba.

Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) menggambarkan proses produktivitas yang efesien akan meningkatkan output perusahaan dan tentunya akan meningkatkan laba perusahaan. semakin kecil angka rasio BOPO maka semakin baik kondisi bank tersebut karena kenaikan pendapatan dari periode ke periode akan meningkatkan pertumbuhan laba bank.

Loan to Deposit Ratio (LDR), semakin tinggi rasio ini mengindikasikan semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan karena LDR menunjukkan seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan bank untuk memberikan kredit. Jika pemberian kredit kepada masyarakat semakin tinggi, maka akan mempengaruhi pertumbuhan laba perusahaan perbankan. Karena salah satu sumber laba bank berasal dari pinjaman kredit. LDR yang tinggi berarti jumlah kredit yang disalurkan semakin


(34)

tinggi, sehingga menyebabkan laba meningkat. Tetapi jika sebaliknya, pinjaman kredit menurun diikuti rendahnya kemampuan bank untuk melunasi kewajibannya, maka pertumbuhan laba perusahaan pun akan turun.

Pertumbuhan laba menggambarkan kondisi kinerja keuangan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Semakin besar pertumbuhan laba suatu perusahaan menggambarkan bahwa kinerja perusahaan dalam kondisi baik.

2.5.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loans (NPL), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposite Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba baik secara parsial maupun secara simultan.


(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal, sebab tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya melalui pengujian hipotesis (Umar,2003:30). Menurut Mamang (2010: 30) “Penelitian asosiatif adalah suatu penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”.

3.2Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006 : 72) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2012.

Menurut Sugiyono (2006 : 56) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Menurut Jogiyanto (2004 : 79) “penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sample secara purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu”.


(36)

a. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012.

b. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan yang lengkap, sesuai dengan variabel yang diteliti.

c. Perusahaan perbankan yang diteliti merupakan Bank Swasta Nasional Devisa. Berdasarkan kriteria di atas terdapat 18 Bank Swasta Nasional Devisa sebagai sampel.

Tabel 3.1. Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan

No Nama Emiten Kriteria Sampel

1 2 3

1 Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk √ √ √ Sampel 1 2 Bank ICB Bumi Putra Tbk √ √ √ Sampel 2 3 Bank Capital Indonesia Tbk √ √ - - 4 Bank Ekonomi Raharja Tbk √ √ √ Sampel 3 5 Bank Central Asia Tbk √ √ √ Sampel 4

6 Bank Bukopin Tbk √ √ √ Sampel 5

7 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk √ √ - - 8 Bank Nusantara Parahyangan Tbk √ √ √ Sampel 6 9 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk √ √ - - 10 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk √ √ - -

11 Bank Mutiara Tbk √ √ √ Sampel 7

12 Bank Danamon Tbk √ √ √ Sampel 8

13 Bank Pundi Indonesia Tbk √ √ - -

14 Bank Jabar Banten Tbk √ - - -

15 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur

Tbk √ - - -

16 Bank Kesawan Tbk √ - - -

17 Bank Mandiri (Persero) Tbk √ √ - -


(37)

19 Bank CIMB Niaga Tbk √ √ √ Sampel 10 20 Bank Internasional Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 11

21 Bank Permata Tbk √ √ √ Sampel 12

22 Bank Sinar Mas Tbk √ - - -

23 Bank Swadesi Tbk √ √ - -

24 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk √ √ - - 25 Bank Victoria Internasional Tbk √ √ - - 26 Bank Artha Graha Internasional Tbk √ √ √ Sampel 13 27 Bank Mayapada Internasional Tbk √ √ √ Sampel 14 28 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk √ √ - -

29 Bank Mega Tbk √ √ √ Sampel 15

30 Bank NISP OCBC Tbk √ √ √ Sampel 16

31 Bank Nasionalnobu Tbk √ - - -

32 Bank Pan Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 17 33 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk √ √ √ Sampel 18

3.3Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang diperlukan untuk tugas akhir ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil studi kepustakaan yang berasal dari buku-buku, majalah, dan internet (Pasaribu,1981:25). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Informasi mengenai aspek capital

b. Informasi mengenai aspek asset

c. Informasi mengenai aspek earning

d. Informasi mengenai aspek liquidity


(38)

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan pada website Bursa Efek Indonesia . Penelitian ini menggunakan data selama 3 tahun yaitu 2010 – 2012.

3.4Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi. Dokumentasi merupakan peroleh data yang diperoleh dari buku-buku (penelitian kepustakaan), internet, majalah, surat kabar, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006:231). Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan perusahaan perbankan serta informasi yang berkaitan dengan penelitian ini..

3.5. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2006 : 31) “variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.5.1. Variabel Independen (Bebas)

Menurut Sugiyono (2006 : 33) “variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat)”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah:


(39)

a. Capital Adequacy Ratio (CAR)/ (X1)

Capitatal Adequacy Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal menutupi kemungkinan kegagalan dalam pemberian kredit.

Modal

CAR = x 100%

ATMR

b. Non Performing Loan (NPL)/ (X2)

Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Dalam menilai kualitas aset ada dua rasio yang digunakan yaitu rasio kredit yang diberikan bermasalah dengan total kredit atau disebut juga dengan Non Performing Loans (NPL) dan kualitas aktiva produktif (KAP). Indikasi penilaian aset yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio kualitas produktif bermasalah dengan aktiva produktif (NPL) yang diperoleh dengan rumus:

Kredit Non Lancar

NPL = x 100% Total Kredit

c. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)/ (X3)

BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di sebuah bank.

Beban Operasional

BO/PO = x 100% Pendapatan Operasional


(40)

d. Loan to Deposit Ratio (LDR)/ (X4)

Loan to Deposit Ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kepada para penyimpan dana dengan jaminan pinjaman yang di berikan.

Kredit

LDR = x 100%

Dana Pihak Ketiga 3.5.2 Variabel Dependen (Terikat)/ (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006 : 33). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba tahun 2010-2012. Pertumbuhan laba dapat dirumuskan sebagai berikut :

Yn - Yn-1

∆Yn = x 100% Yn-1

Keterangan:

Δ Yn = Pertumbuhan laba tahun ke-n Yn-1 = Laba tahun sebelumnya N = tahun ke-n

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesi.


(41)

3.6.1 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 103) “Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005 : 110),

“jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsinormalitas. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribus normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.”

Salah satu uji statistik dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S) yang dijelaskan oleh Ghozali (2005:115). Dalam pengujian ini bila nilai signifikan > 0,05 berarti distribusi data tidak normal, sebaliknya bila signifikan < 0,05 berarti distribusi data normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunkan grafik histogram, normal probability plot, dan uji Kolmogorov-Smirnov.

b. Uji Heterosdekastisitas

Uji heterosdekastisitas menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas. Dan jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara


(42)

mendeteksi terjadinya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatter-Plot. Menurut Ghozali (2005 : 105),

”jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.”

c. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2005 : 95) uji autokorelasi menguji apakah dalam model regresi linear ada koreksi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi ini muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini muncul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtun waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama periode berikutnya. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji DURBIN-WATSON yaitu panduan mengenai angka D-W. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b. Angka D-W diantar -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.


(43)

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas ( independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Menurut Ghozali ( 2005 : 91 ), jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas (multiko). Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearritas di antara variabel independen. Di samping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas jika korelasi di antara variabel independen lebih besar dari 0,1.

3.6.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Regresi berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. Berikut ini merupakan model regresi yang digunakan :

Y = a + b1x1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Keterangan :

Y : Variabel dependen (pertumbuhan laba)

a : Konstan

b1, b2, b3, b4 : Koefisien regresi

X1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) X2 : Non Performing Loans (NPL)


(44)

X3 :Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) X4 : Loan to Deposit Ratio (LDR)

e : Kesalahan residual (Error)

a. Uji t

Uji statistic t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable penjelas atau independent secara individual dalam menerangkan variasi variable dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima jika t hitung < t tabel ( α = 5%) Ha diterima jika t hitung > t tabel (α =5%)

b. Uji F

Uji F statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas. Uji ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel ( α = 5%) Ha diterima jika Fhitung > Ftabel ( α = 5%)


(45)

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Setelah dilakukan pemilihan sample dengan teknik purposive sampling diperoleh 18 perusahaan. Periode penelitian dimulai dari tahun 2010 hingga 2012 dan data penelitian secara keseluruhan berjumlah 54 sampel.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata serta standar deviasi dari variabel independen dan variabel dependen.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 54 9.41 25.01 15.1091 3.19966

NPL 54 .28 4.84 1.4769 1.09357

BOPO 54 60.90 114.63 83.1665 9.11345

LDR 54 52.39 100.60 80.3741 11.70661

PERTUMBUHAN_LABA 54 -5086.16 538.12 -53.5665 708.65939

Valid N (listwise) 54


(46)

Pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL, BOPO, dan LDR memiliki nilai minimum dan maksimum positif, sedangkan pada variabel pertumbuhan laba memiliki nilai minimum negative, maksimum positif dan rata-rata negative. Berikut ini adalah perincian data deskriptif yang telah diolah :

a. Variabel Capital Adequacy Ratio(CAR) memiliki nilai minimum 9,41 dan maksimum 25,01 dengan rata-rata sebesar 15,1091 dan standar deviasi sebesar 3,19966 dengan jumlah sampel sebanyak 54.

b. Variabel Non Performing Loan (NPL) memiliki nilai minimum 0,28, dan maksimum 4,84 dengan rata-rata sebesar 1,4769 dan standar deviasi sebesar 1,09357 dengan jumlah sampel sebanyak 54.

c. Variabel Operating Ratio (BOPO) memiliki nilai minimum 52,39 dan maksimum 114,63 dengan rata-rata sebesar 83,1665 dan standar deviasi sebesar 9,11345 dengan jumlah sampel sebanyak 54.

d. Variabel Loan to Deposit Ratio(LDR) memiliki nilai minimum 60,90 dan maksimum 100,60 dengan rata-rata sebesar 80,3741 dan standar deviasi sebesar 11,70661 dengan jumlah sampel sebanyak 54.

e. Variabel Pertumbuhan Laba memiliki nilai minimum -5086,16 dan maksimum 538,12 dengan rata-rata sebesar -53,5665 dan standar deviasi sebesar 708,65939 dengan jumlah sampel sebanyak 54.


(47)

4.1.2 Uji Asumsi Klasik 4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas, keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis :

H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan sebaliknya, bila nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak. Uji normalitas yang pertama dengan melihat grafik histogram sebagaimana terlihat dalam gambar 4.1 di bawah ini:

Gambar 4.1 Grafik Histogram


(48)

Dari gambar 4.1 terlihat bahwa pola distribusi mendekati normal, akan tetapi jika kesimpulan normal atau tidaknya data hanya dilihat dari grafik

histogram, maka hal ini dapat menyesatkan. Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas dengan melihat Normal Probability Plot dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot


(49)

Grafik probabilitas pada gambar 4.2 di atas menunjukkan data terdistribusi secara tidak normal karena distribusi data residualnya terlihat menjauhi garis normalnya. Pengujian normalitas data secara analisis statistik dapat dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov – Smirnov. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05 (Ghozali, 2009:165). Hasil pengujian normalitas terhadap 54 data terlihat dalam Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 54

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 6.96049409E2

Most Extreme Differences Absolute .372

Positive .294

Negative -.372

Kolmogorov-Smirnov Z 2.736

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Output SPSS, 2013

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa data belum terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 2,736 dengan nilai signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa data belum terdistribusi normal. Untuk memperoleh hasil terbaik maka dilakukan transformasi normal agar data


(50)

menjadi lebih normal dengan menggunakan natural logaritma (Ln). Hasil pengujian normalitas yang kedua tampak dalam Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Uji Normalitas Setelah Transformasi Ln

Sumber: Output SPSS, 2013

Dari pengujian kedua nilai signifikansi yaitu sebesar 0,395 dan nilai

Kolmogororov-Smirnov adalah 0,898 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Hasil terakhir di atas juga didukung hasil analisis grafiknya, yaitu grafik histogram maupun grafik Normal Probability Plot. Seperti gambar 4.3 dan 4.4 dibawah ini:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 54

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.02548459

Most Extreme Differences Absolute .122

Positive .122

Negative -.092

Kolmogorov-Smirnov Z .898

Asymp. Sig. (2-tailed) .395

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(51)

Gambar 4.3 Grafik Histogram Setelah Transformasi Ln

Sumber: Output SPSS, 2013

Gambar 4.4 Grafik Normal P – P Plot Setelah Transformasi Ln


(52)

Berdasarkan grafik histogram di atas, dapat dilihat bahwa kurva menyerupai bentuk lonceng yang hampir sempurna dengan kemiringan yang cenderung seimbang baik dari sisi kiri maupun dari sisi kanan. Hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal.

Pada gambar 4.3, terlihat titik – titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

4.1.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik scatterplot variabel dependen, yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik Scatterplot

ditunjukkan pada Gambar 4.5 dibawah ini:


(53)

Gambar 4.5 Grafik Scatterplot

Sumber : Output SPSS, 2013

Pada grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

4.1.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Cara yang dapat digunakan


(54)

untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji

Durbin Watson. Berikut ini merupakan hasil uji Durbin-Watson yang digunakan.

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .485a .235 .173 2.10654 1.616

a. Predictors: (Constant), LN_CAR, LN_LDR, LN_NPL, LN_BOPO b. Dependent Variable: LN_PERTUMBUHAN_LABA

Sumber : Output SPSS, 2013

Dari hasil uji autokorelasi Durbin – Watson maka diperoleh nilai DW sebesar 1,616. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi .

4.1.2.5 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas dalam penelitian ini digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). apabila nilai VIF > 10 dan nilai Tolerance < 0,1 maka terjadi multikolinearitas dan apabila nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,1 maka tidak terajadi multikolineraritas. Hasil uji mutikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut :


(55)

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 LN_CAR .877 1.140

LN_NPL .796 1.256

LN_BOPO .752 1.329

LN_LDR .895 1.117

a. Dependent Variable: LN_PERTUMBUHAN_LABA Sumber : Output SPSS, 2013

Dari hasil pengujian diatas dapat dilihat bahwa angka Tolerance CAR, NPL, BOPO, dan LDR > 0,10 dan VIF- nya < 10. Ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam penelitian ini.

4.1.3 Pengujian Hipotesis 4.1.3.1 Analisi Regresi

Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi menggunakan program SPSS 17 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


(56)

Tabel 4.6 Analisis Hasil Regresi

Berdasarkan tabel 4.6 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 1,079 – 4,174X1 – 0,467X2 + 6,4647X3 – 2,084X4 + e Keterangan :

a. Konstanta sebesar 1,079 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (CAR, NPL, BOPO, dan LDR = 0) maka Pertumbuhan Laba sebesar 1,079

b. Koefisien regresi CAR (b1) sebesar -4,174 menyatakan bahwa setiap penambahan CAR sebesar 1% maka akan menurunkan pertumbuhan laba sebesar -4,174 dengan asumsi variabel lain tetap.

c. Koefisien regresi NPL (b2) sebesar -0,467 menyatakan bahwa setiap penambahan NPL sebesar 1% maka akan menurunkan pertumbuhan laba sebesar -0,467 dengan asumsi variabel lain tetap.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.079 15.133 .071 .943

LN_CAR -4.174 1.494 -.373 -2.794 .007 .877 1.140

LN_NPL -.467 .445 -.147 -1.050 .299 .796 1.256

LN_BOPO 6.464 3.019 .308 2.141 .037 .752 1.329

LN_LDR -2.084 1.947 -.141 -1.071 .290 .895 1.117

a. Dependent Variable: LN_PERTUMBUHAN_LABA Sumber : Output SPSS,2013


(57)

d. Koefisien regresi BOPO (b3) sebesar 6,4647 menyatakan bahwa setiap penambahan BOPO sebesar 1% maka akan meningkatkan pertumbuhan laba sebesar 6,4647 dengan asumsi variabel lain tetap.

e. Koefisien regresi LDR (b4) sebesar -2,084 menyatakan bahwa setiap penambahan NPL sebesar 1% maka akan menurunkan pertumbuhan laba sebesar -2,084 dengan asumsi variabel lain tetap.

4.1.3.2 Uji t ( Uji Parsial )

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 17, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.7 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.079 15.133 .071 .943

LN_CAR -4.174 1.494 -.373 -2.794 .007

LN_NPL -.467 .445 -.147 -1.050 .299

LN_BOPO 6.464 3.019 .308 2.141 .037

LN_LDR -2.084 1.947 -.141 -1.071 .290

a. Dependent Variable: LN_PERTUMBUHAN_LABA Sumber : Output SPSS, 2013


(58)

Tabel 4.7 menunjukkan hasil pengujian statistik t sehingga dapat menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial sebagai berikut:

a. Pengaruh CAR terhadap Pertumbuhan Laba

Besarnya t hitung untuk variabel CAR adalah sebesar -2,794 dengan nilai signifikan 0,007, sedangkan t tabel adalah 2,006 sehingga thitung < ttabel (-2,794 < 2,006), CAR secara individual tidak mempengaruhi Pertumbuhan Laba. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 ( 0,007 < 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.

b. Pengaruh NPL terhadap Pertumbuhan Laba

Besarnya t hitung untuk variabel NPL adalah sebesar -1,050 dengan nilai signifikan 0,299, sedangkan t tabel adalah 2,006 sehingga thitung < ttabel (-1,050 < 2,006), NPL secara individual tidak mempengaruhi Pertumbuhan Laba. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,299 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.

c. Pengaruh BOPO terhadap Pertumbuhan Laba

Besarnya t hitung untuk variabel BOPO adalah sebesar 2,141 dengan nilai signifikan 0,037, sedangkan t tabel adalah 2,006 sehingga thitung > ttabel (2,141 > 2,006), BOPO secara individual mempengaruhi Pertumbuhan Laba. Signifikansi penelitian juga menunjukkan anggka < 0,05 (0,037 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya BOPO berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.


(59)

d. Pengaruh LDR terhadap Pertumbuhan Laba

Besarnya t hitung untuk variabel LDR adalah sebesar -1,071 dengan nilai signifikan 0,290, sedangkan t tabel adalah 2,006 sehingga thitung < ttabel (-1,071 < 2,006), LDR secara individual tidak mempengaruhi Pertumbuhan Laba. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,290 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.

4.1.3.3 Uji F (Uji Simultan)

Uji statistik F atau Analysis Of Variance (ANOVA) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependennya. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 17, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.8 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 66.784 4 16.696 3.762 .010a

Residual 217.437 49 4.437

Total 284.221 53

a. Predictors: (Constant), LN_LDR, LN_CAR, LN_NPL, LN_BOPO b. Dependent Variable: LN_PERTUMBUHAN_LABA


(60)

Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar 3,762 dengan tingkat sisignifikansi 0,10 sedangkan Ftabel sebesar 2,56 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa CAR, NPL, BOPO, dan LDR berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Pertumbuhan Laba karena Fhitung > Ftabel (3,762 > 2,56) dan signifikan penelitian < 0,05 (0,10 > 0,05).

4.1.4 Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Namun untuk regresi berganda sebaiknya menggunakan R Square yang sudah disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan pada penelitian ini lebih dari satu.


(61)

Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .485a .235 .173 2.10654 1.616

a. Predictors: (Constant), LN_LDR, LN_CAR, LN_NPL, LN_BOPO b. Dependent Variable: LN_PERTUMBUHAN_LABA

Sumber: Output SPSS, 2013

Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,485 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara Pertumbuhan Laba dengan variabel independennya (CAR, NPL, BOPO, LDR) mempunyai hubungan yang cukup tinggi. Nilai koefisien determinasi yang sudah di sesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,173 atau 17,3%. Angka ini mengindikasikan bahwa variasi dari keempat variabel independen hanya mampu menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 17,3% dan sisanya 82,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa secara parsial Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis antara t hitung dengan t tabel yaitu -2,794 < 2,006 yang memiliki makna bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Secara parsial Non Performing Loan (NPL) tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil


(62)

analisis antara t hitung dengan t tabel yaitu -1,050 < 2,006 yang memiliki makna bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Berbeda dengan Operating Ratio (BOPO),

secara parsial BOPO berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis antara t hitung dengan t tabel yaitu 2,141 > 2,006 yang memiliki makna bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Sedangkan secara parsial Loan to Deposit Ratio(LDR)tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis antara t hitung dengan t tabel yaitu -1,071 < 2,006 yang memiliki makna bahwa Ho diterima dan Ha ditolak atau LDR tidak berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba secara parsial. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu yakni Tika (2010) dimana dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa variabel CAR, ROA, ROE, NPL, BOPO, dan LDR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.

Secara simultan, variabel independen (CAR, NPL, BOPO, dan LDR) memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap variabel dependen atau Pertumbuhan Laba. Hal ini dapat di buktikan dengan nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel ((3,762 > 2,56) dan signifikan penelitian < 0,05 (0,10 > 0,05). Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tika (2010) dimana semua variabel yang digunakan dalam penelitiannya tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba secara simultan. Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Hilda (2010) menyatakan bahwa CAR, NPL, BOPO, GWM, dan LDR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Laba secara simultan.


(63)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini bahwa :

1. Secara parsial variabel independen Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL, dan Loan to Deposit Ratio(LDR) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba sedangkan variabel

Operating Ratio (BOPO) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Artinya apabila angka rasio BOPO semakin kecil maka kondisi bank tersebut semakin baik.

2. Secara simultan variabel idependen Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini berarti variabel independen mampu menjelaskan pertumbuhan laba disuatu perusahaan perbankan secara signifikan.


(64)

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain:

1. Jumlah data yang digunakan dalam penelitian relatif sedikit sehingga tingkat generalisasi hasil yang diperoleh untuk mewakili seluruh perusahaan kurang maksimal.

2. Variabel independen yang digunakan masih mungkin untuk ditambah dengan variabel-variabel lain yang secara konseptual memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba.

3. Periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini hanya 3 tahun yakni 2010 hingga 2012.

5.3 Saran

Beberapa saran dari peneliti antara lain:

1. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya dilakukan penelitian lanjutan yang sejenis dengan penelitian ini dengan cara memperluas sampel penelitian, data penelitian, maupun kedalaman analisisnya agar hasilnya lebih representatif terhadap populasi yang dipilih.

2. Bagi pihak manajemen bank agar selau menjaga kesehatan keuangan banknya dan memperbaiki predikat kesehatan bank dengan meningkatkan meningkatkan kinerja bank bagi dari segi manajemen dan pelayanannya.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Anis Chariri dan Imam Gozali, 2003. Teori Akuntansi, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Ani Sapariyah, Rina, 2012. Pengaruh Rasio Capital, Asset, Earning dan Liquidity

Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perbankan Di Indonesia,

Jurnal Ekonomi Bisnis dan Perbankan, Vol.18 No.13.

Angkoso, Nandi, 2006. Akuntansi Lanjutan. Penerbit. FE Yogyakarta. Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian,. Rineka Cipta, Jakarta.

Dendawijaya, Lukman, 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia, Bogor Jakarta

Erlina dan Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, USU Press, Medan

Ghozali Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Ikhsan, Arfan dan Herkulanus Bambang Suprasto. 2008. Teori Akuntansi Dan Riset Multiparadigma. Yogyakarta: Graha Ilmu

Jugianto,2004, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Surakarta : Bumi Aksara.

Kasmir, S.E. 2002. Dasar- Dasar Perbankan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(66)

Kasmir, S.E. 2008. Analisis Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Mamang, Dr Etta dan Dr. Sopiah, 2010. Metodologi Penelitian.Yogyakarta,CV Andi

Pasaribu, Amudi, 1981. Pengantar Statistik, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Riyadi, Slamet, 2003. Banking Asset And Liability Management, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Stice, Earl K,James D.Stice dan K.Fred Skousen 2004. Akuntansi Intermediate

Buku Satu, Edisi Kelima belas. Alih Bahasa Safrida R.Parulian dan Ahmad Maulana, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2006. Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Teguh, Pudjo, Mulyono, 1999. Analisis Laporan Keuangan Perbankan, Edisi Revisi IV, Penerbit Djambatan, Jakarta.

Yuniartingsih, 2006. Prinsip Manajemen. Penerbit Erlangga Jakarta

Warsidi dan Pramuka 2000, Pemahaman Ekonomi Umum. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

Wild, John 2005. General Accounting. Translation. Penerbit Penada Media Group. Jakarta.


(67)

Lampiran 1 Data Variabel Penelitian Tahun 2010

No Nama Emiten CAR NPL BOPO LDR PERTUMBUHAN

LABA 1 Bank Rakyat Indonesia Agro

Niaga Tbk 14,95 1.84 95.97 85.68 538.12

2 Bank ICB Bumi Putra Tbk

12,55 3.34 94.60 84.96 459.25

3 Bank Ekonomi Raharja Tbk

19,05 0.35 76.32 62.44 -10.72

4 Bank Central Asia Tbk

13,5 0.60 64.30 55.20 24.56

5 Bank Bukopin Tbk

13,82 2.47 84.98 71.85 36.05

6 Bank Nusantara Parahyangan

Tbk 12,76 0.63 85.17 80.41 72.98

7 Bank Mutiara Tbk

11,16 4.84 81.75 70.86 -17.89

8 Bank Danamon Tbk

16 3.00 81.10 93.80 94.69

9 Bank Bumi Arta Tbk

25,01 1.83 83.21 54.18 -4.37

10 Bank CIMB Niaga Tbk

13,47 1.92 76.80 88.04 62.67

11 Bank Internasional Indonesia

Tbk 12,64 1.74 92.26 89.03 -5086.16

12 Bank Permata Tbk

14,05 0.74 84.01 87.46 110.57

13 Bank Artha Graha

Internasional Tbk 14.52 2.00 91.75 76.13 99.89 14 Bank Mayapada Internasional

Tbk 20.40 2.01 90.17 78.38 87.24

15 Bank Mega Tbk

14.78 0.90 77.79 56.03 77.09

16 Bank NISP OCBC Tbk

17.63 0.94 83.25 80.00 -20.89

17 Bank Pan Indonesia Tbk

16.65 0.92 67.92 74.22 37.43

18 Bank Himpunan Saudara


(68)

Lampiran 2

Data Variabel Penelitian Tahun 2011

No Nama Emiten CAR NPL BOPO LDR PERTUMBUHAN

LABA 1 Bank Rakyat Indonesia Agro

Niaga Tbk 16.39 0.77 91.65 65.79 134.25

2 Bank ICB Bumi Putra Tbk

10.12 3.35 114.63 84.93 -502.86

3 Bank Ekonomi Raharja Tbk

16.37 0.74 81.00 70.06 -18.07

4 Bank Central Asia Tbk

12.70 0.50 60.90 61.70 27.58

5 Bank Bukopin Tbk

14.33 2.14 82.05 85.01 50.47

6 Bank Nusantara Parahyangan

Tbk 13.45 0.78 85.77 85.02 33.39

7 Bank Mutiara Tbk

9.41 4.46 87.22 83.90 19.49

8 Bank Danamon Tbk

17.60 2.50 79.30 98.30 14.02

9 Bank Bumi Arta Tbk

19.96 0.50 80.86 67.32 57.98

10 Bank CIMB Niaga Tbk

13.16 1.46 76.10 94.41 23.97

11 Bank Internasional Indonesia

Tbk 11.95 1.10 92.75 95.07 26.35

12 Bank Permata Tbk

14.07 0.55 85.42 83.06 14.42

13 Bank Artha Graha

Internasional Tbk 12.65 1.85 92.43 82.21 20.03 14 Bank Mayapada Internasional

Tbk 14.68 1.51 83.38 82.10 122.56

15 Bank Mega Tbk

11.70 0.71 81.84 63.75 12.77

16 Bank NISP OCBC Tbk

13.75 0.59 79.85 87.04 79.78

17 Bank Pan Indonesia Tbk

17.45 0.92 80.26 80.36 63.21

18 Bank Himpunan Saudara


(69)

Lampiran 3

Data Variabel Penelitian Tahun 2010

No Nama Emiten CAR NPL BOPO LDR PERTUMBUHAN

LABA 1 Bank Rakyat Indonesia Agro

Niaga Tbk 14.80 1.56 86.54 82.48 0.52

2 Bank ICB Bumi Putra Tbk

11.21 3.99 99.68 79.48 -100.91

3 Bank Ekonomi Raharja Tbk

14.21 0.28 90.02 81.82 -20.98

4 Bank Central Asia Tbk

14.20 0.40 62.40 68.60 8.32

5 Bank Bukopin Tbk

18.45 1.56 81.42 83.81 12.57

6 Bank Nusantara Parahyangan

Tbk 12.17 0.58 85.18 84.94 25.36

7 Bank Mutiara Tbk

10.09 3.16 92.96 82.81 -44.09

8 Bank Danamon Tbk

18.90 2.30 75.00 100.60 21.01

9 Bank Bumi Arta Tbk

19.18 0.40 78.71 77.50 33.99

10 Bank CIMB Niaga Tbk

15.16 1.11 71.70 95.04 33.77

11 Bank Internasional Indonesia

Tbk 13.13 0.81 87.87 92.97 81.96

12 Bank Permata Tbk

15.86 0.41 84.57 89.52 18.26

13 Bank Artha Graha

Internasional Tbk 16.45 0.80 93.03 87.42 32.78 14 Bank Mayapada Internasional

Tbk 10.93 2.14 79.93 80.58 53.72

15 Bank Mega Tbk

19.18 1.65 76.73 52.39 28.33

16 Bank NISP OCBC Tbk

16.49 0.37 78.93 86.79 21.63

17 Bank Pan Indonesia Tbk

14.67 0.48 78.74 88.46 10.96

18 Bank Himpunan Saudara


(70)

Lampiran 4

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 54 9.41 25.01 15.1091 3.19966

NPL 54 .28 4.84 1.4769 1.09357

BOPO 54 60.90 114.63 83.1665 9.11345

LDR 54 52.39 100.60 80.3741 11.70661

PERTUMBUHAN_LABA 54 -5086.16 538.12 -53.5665 708.65939

Valid N (listwise) 54


(71)

Lampiran 5

Hasil Uji Normalitas Gambar Grafik Histogram


(72)

Gambar Grafik Normal P-Plot


(73)

Tabel Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 54

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 6.96049409E2

Most Extreme Differences Absolute .372

Positive .294

Negative -.372

Kolmogorov-Smirnov Z 2.736

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Output SPSS, 2013

Tabel Uji Normalitas Setelah Transformasi Ln

Sumber: Output SPSS, 2013

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 54

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.02548459

Most Extreme Differences Absolute .122

Positive .122

Negative -.092

Kolmogorov-Smirnov Z .898

Asymp. Sig. (2-tailed) .395

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(74)

Gambar Grafik Histogram Setelah Transformasi Ln


(75)

Gambar Grafik Normal P – P Plot Setelah Transformasi Ln


(76)

Lampiran 6 UJI HETEROSKEDASTISITAS


(77)

Lampiran 7

UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .485a .235 .173 2.10654 1.616

a. Predictors: (Constant), LN_CAR, LN_LDR, LN_NPL, LN_BOPO b. Dependent Variable: LN_PERTUMBUHAN_LABA


(1)

Hasil Uji Multikolonirritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 LN_CAR .877 1.140

LN_NPL .796 1.256

LN_BOPO .752 1.329

LN_LDR .895 1.117

a. Dependent Variable: LN_PERTUMBUHAN_LABA


(2)

Lampiran 9

Hasil Uji Hipotesis

Analisis Hasil Regresi

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.079 15.133 .071 .943

LN_CAR -4.174 1.494 -.373 -2.794 .007

LN_NPL -.467 .445 -.147 -1.050 .299

LN_BOPO 6.464 3.019 .308 2.141 .037

LN_LDR -2.084 1.947 -.141 -1.071 .290

a. Dependent Variable: LN_PERTUMBUHAN_LABA

Sumber : Output SPSS, 2013

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.079 15.133 .071 .943

LN_CAR -4.174 1.494 -.373 -2.794 .007 .877 1.140 LN_NPL -.467 .445 -.147 -1.050 .299 .796 1.256 LN_BOPO 6.464 3.019 .308 2.141 .037 .752 1.329 LN_LDR -2.084 1.947 -.141 -1.071 .290 .895 1.117


(3)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 66.784 4 16.696 3.762 .010a

Residual 217.437 49 4.437

Total 284.221 53

a. Predictors: (Constant), LN_LDR, LN_CAR, LN_NPL, LN_BOPO b. Dependent Variable: LN_PERTUMBUHAN_LABA

Sumber: Output SPSS, 2013

Analisis Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .485a .235 .173 2.10654 1.616

a. Predictors: (Constant), LN_LDR, LN_CAR, LN_NPL, LN_BOPO b. Dependent Variable: LN_PERTUMBUHAN_LABA


(4)

Lampiran 10

Tabel t Dengan Signifikansi 5%

Df Tabel t

1 12,7062

2 4,3027

3 3,1824

4 2,7764

5 2,5706

6 2,4469

7 2,3646

8 2,306

9 2,2622

10 2,2281

11 2,201

12 2,1788

13 2,1604

14 2,1448

15 2,1314

16 2,1199

17 2,1098

18 2,1009

19 2,093

20 2,086

30 2,0423

35 2,0301

40 2,0211

45 2,0141

50 2,0086

51 2,0076

52 2,0067

53 2,0057

54 2,0049

55 2,004

56 2,0032

57 2,0025

58 2,0017

59 2,001

60 2,0003

70 1,9944

80 1,9901

90 1,9867


(5)

Tabel F Dengan Signifikansi 5%

df untuk penyebut df untuk pembilang

1 2 3 4

1 161 199 216 225

2 18.51 19,0 19,16 19,25

3 10.13 9,55 9,28 9.12

4 7.71 6,94 6,59 6.39

5 6.61 5,79 5,41 5.19

6 5.99 5,14 4,76 4.53

7 5.59 4,74 4,35 4.12

8 5.32 4,46 4,07 3.84

9 5.12 4,26 3,86 3.63

10 4.96 4,10 3,71 3.48

11 4.84 3,98 3,59 3.36

12 4.75 3,89 3,49 3.26

13 4.67 3,81 3,41 3.18

14 4.60 3,74 3,34 3.11

15 4.54 3,68 3,29 3.06

16 4.49 3,63 3,24 3.01

17 4.45 3,59 3,20 2.96

18 4.41 3,55 3,16 2.93

19 4.38 3,52 3,13 2.90

20 4.35 3,49 3,10 2.87

25 4.24 3,39 2,99 2.76

30 4.17 3,32 2,92 2.69

40 4.08 3,23 2,61 2.61

41 4.08 3.23 2.83 2.60

42 4.07 3.22 2.83 2.59

43 4.07 3.21 2.82 2.59

44 4.06 3.21 2.82 2.58

45 4.06 3.20 2.81 2.58

46 4.05 3.20 2.81 2.57

47 4.05 3.20 2.80 2.57

48 4.04 3.19 2.80 2.57

49 4.04 3.19 2.79 2.56

50 4.03 3.18 2.79 2.56

60 4.00 3.15 2.76 2.53

70 3.98 3.13 2.74 2.50

85 3.95 3.10 2.71 2.48

95 3.94 3.09 2.70 2.47


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 54 89

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011

3 122 107

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi, Net Interest Margin, Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Pada Bank Pembangunan Daerah

1 85 110

Pengaruh Capital Adequwacy Ratio (CAR),Retrn On Asset (ROA), Retrn On Equwacy (ROE), Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Price EarningRatio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

1 41 115

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan) ROA (Return On Asset) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Terhadap Kecukupan Modal Perbankan Pada Bank Yang Terdaftar Di BEI

5 73 103

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Likuiditas Bank Umum di Indonesia

15 377 117

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11