Hubungan kadar IL-8 dan IL-10 pada pasien Gastritis H.Pylori dan Non H.Pylori

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Gastritis merupakan masalah kesehatan yang paling sering ditemui pada praktek
klinis. Berbeda dengan dispepsia,yang bukan merupakan suatu diagnosis melainkan suatu
sindroma. Sementara gastritis adalah diagnosis yang bisa ditegakkan secara histologis, bukan
diagnosis klinis. Gastritis merupakan proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung
sebagai respon terhadap jejas (injury) yang dapat bersifat akut maupun kronik (ElZimaity,2007). Infeksi dengan kuman Helicobacter pylori (H.pylori) merupakan penyebab
tersering gastritis kronik aktif di seluruh dunia yaitu sekitar 80% disamping penyebab lain
berupa penyakit autoimun, obat-obatan, idiopatik dan lain-lain. Sementara gastritis kimiawi
seperti akibat NSAID merupakan faktor resiko terpenting nomor 2 terjadinya ulkus peptikum
setelah gastritis H.pylori (Rugge et al., 2005).
Berdasarkan penelitian WHO (Word Health Organization) dilaporkan prevalensi
gastritis dibeberapa negara sebagai berikut : Inggris 22%,China 31%, Jepang 14,5%, Kanada
35% dan Perancis 29,5%. Sekitar 1,8-2,1 juta penduduk mengalami gastritis setiap tahunnya.
Pada gastritis terjadi respons inflamasi baik akut maupun kronik. Terjadi aktivasi
sitokin-sitokin yang menyebabkan terjadinya inflamasi mukosa. Kadar IL-6 dan IL-8 mukosa
dilaporkan meningkat pada pasien dispepsia yang terinfeksi H.pylori (Xuan J, et al, 2005). H.
Pylori menginduksi sitokin-sitokin proinflamasi seperti IL-1 , IL-6, IL-8 melalui aktivasi
NF-kB. Holck et al melaporkan adanya peningkatan sitokin proinflamasi pada pasien

H.pylori dan ada hubungan antara sitokin proinflamasi dengan jumlah bakteri (Holck S, et al,

2003). Di satu sisi IL-10 sebagai sitokin anti inflamasi yang poten, yaitu dapat menghambat
sintesis sitokin proinflamasi seperti IL-6, IL-8, dan TNF-α. Sehingga diperkirakan IL-10
dapat menyebabkan kegagalan respons imun untuk mengeradikasi infeksi H.pylori (Bodger
K, et al, 2001). Lundin et al dan Goll et al melaporkan adanya kadar IL-10 yang tinggi pada
mukosa gaster pasien H.pylori. Respons IL-10 berhubungan dengan peningkatan kepadatan
bakteri dan penurunan patologi. (Goll R, et al, 2007; Lundin BS, et al, 2007). Disimpulkan
dari penelitian Robinson et al bahwa IL-10 membantu mempertahankan kolonisasi bakteri
(Robinson K, et al, 2008).

1
Universitas Sumatera Utara

2

Sementara untuk gastritis non H.pylori juga terjadi peningkatan sitokin-sitokin
inflamasi, namun kebanyakan penelitian tersebut masih terbatas pada binatang (Tanigawa T,
et al, 2009; Lee HJ, et al, 2012; Zhao X, et al, 2013). Injuri gaster akibat kimiawi seperti
NSAID bisa menyebabkan peningkatan ekspresi mediator inflamasi seperti TNF-alpha, IL1 , maupun IL-8 (Tanigawa et al., 2009; Lee et al., 2012). Penelitian Eamlamnam K et al,

pada lesi gaster akut yang diinduksi asam asetat terjadi peningkatan leukosit, TNF-alpha, dan
penurunan IL-10. Sehingga pada saat terjadi proses penyembuhan terjadi penurunan kadar
TNF-alpha dan leukosit serta peningkatan IL-10
Berdasarkan informasi di atas disusunlah penelitian ini untuk mengetahui korelasi
kadar serum IL-8 danIL-10 pada pasien gastritis H. Pylori dan non H. Pylori
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana korelasi kadar serum IL-8 dan IL-10 pada pasien gastritis H. Pylori dan non
H. Pylori

1.3 Tujuan Penelitian



Mengetahui karakteristik pasien yang terkena gastritis



Mengetahui kadar serum IL-10 pada penderita gastritis H.pylori dan Non H.pylori




Mengetahui kadar serum IL-8 pada penderita gastritis H.pylori dan Non H.pylori.

Mengetahui korelasi kadar serum IL-10 dan IL-8 pada pasien gastritis H. pylori dan Non
H. Pylori

1.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis nol (H0)
Tidak terdapat korelasi kadar serum IL-8 dan IL-10 pada penderita gastritis H. Pylori dan
non H. Pylori
Hipotesis kerja (Hα)
Terdapat korelasi positif kadar serum IL-8 dan IL-10 pada penderita gastritis H. Pylori
dan Non H. Pylori

1.5 Manfaat Penelitian
Bagi ilmu pengetahuan : untuk mengetahui korelasi kadar serum IL-8dan IL-10pada
pasien gastritis H.pylori dan Non H.pylori yang digunakan untuk penelitian lanjutan.

Universitas Sumatera Utara


3

Bagi masyarakat : diharapkan kedepannya pemeriksaan ini menjadi pemeriksaan non
invasif untuk dapat mengetahui deteksi dini gastritis H. Pylori dan Non H. Pylori

1.6 Kerangka Konsepsional
Variabel dependen pada penelitian ini adalah IL-8 dan IL-10 serta variabel independen
adalah gastritis H. Pylori dan Non H. Pylori

Variabel
Independen

Variabel
Dependen

IL-8
Gastritis
H. Pylori

IL-10

Dyspepsia

IL-8
Gastritis
Non H.
Pylori

IL-10

Universitas Sumatera Utara