Determinan Pemanfaatan Ulang Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang Tahun 2014 Chapter III V

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian studi analitik dengan menggunakan
pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya melalui
pengujian hipotesa (Bungin, 2008). Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey
dengan pendekatan explanatory bertujuan untuk menjelaskan “Determinan yang
memengaruhi pemanfaatan ulang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidikalang”.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD Sidikalang. Alasan pemilihan
lokasi penelitian adalah karena pemanfaatan rumah sakit belum optimal, juga karena
sebelumnya penelitian tentang determinan yang memengaruhi pemanfaatan ulang
RSUD Sidikalang belum pernah dilakukan.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai dengan
Februari 2015.


Universitas Sumatera Utara

3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah seluruh pasien rawat inap di RSUD Sidikalang. Data jumlah
pasien rawat inap rata-rata per bulan di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang
adalah 656 orang.
3.3.2. Sampel
Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Notoatmodjo,
2010), sebagai berikut :
n=

N
1 + N (d ) 2

Keterangan : n = Jumlah Sampel
N= Jumlah Populasi
d = Presisi 10 %
Dengan demikian besarnya sampel sebagai berikut :
n=

n=

656
1 + 656 (0.1) 2
656
6,57

n = 99,8 digenapkan menjadi 100 orang.
Menghindari sampel yang drop out maka perlu dilakukan koreksi terhadap
besar sampel yang dihitung, dengan menambahkan sejumlah sampel agar besar
sampel tetap terpenuhi dengan rumus ni = n / (1-f)
Keterangan: n = besar sampel yang dihitung (100)

Universitas Sumatera Utara

f = perkiraan proporsi drop out (10%)
Perhitungan : ni = 100/(1-0,1) = 111,1 = dibulatkan menjadi 111 orang
Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan metode sistematic random
sampling (pencuplikan sistematis). Metode ini harus menyiapkan daftar komplit
sebuah populasi (sampling frame), kemudian sampel dipilih dengan cara interval. Jika

populasi sebesar N, sampel yang diinginkan sebesar n, maka interval yang digunakan
untuk memilih secara sistematis adalah k = N/n. Kemudian peneliti memilih dengan
cara random subjek pertama diantara populasi, misalnya populasi nomor 1, maka
selanjutnya peneliti memilih subjek nomor 1+k, 1+2k, 1+3k, dan seterusnya hingga
peneliti mendapatkan n subjek (Murti, 2006).
Dalam penelitian ini, sampel yang dibutuhkan adalah 111 orang (n) dari
jumlah populasi 656 orang (N), maka interval pemilihan sampel (k) yaitu:
k=
=

N
n
656
111

= 5,91 dibulatkan menjadi 6.
Kriteria inklusi pemilihan sampel adalah sebagai berikut :
a. Sudah menjalani rawat inap minimal 3 x 24 jam.
b. Telah mencapai umur ≥ 17 tahun
c. Bersedia diwawancarai dan mampu menjawab pertanyaan dengan baik.

Adapun kriteria eksklusi pemilihan sampel, yaitu pasien atau keluarganya
tidak bersedia menjadi responden.

Universitas Sumatera Utara

3.4.Metode Pengumpulan Data
Jenis, sumber dan metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
3.4.1. Data Primer
Data yang dikumpulkan dalam penelitian melalui wawancara berpedoman
kepada kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu sebagai acuan
pewawancara untuk melakukan wawancara kepada pasien rawat inap di Rumah Sakit
Umum Daerah Sidikalang.
3.4.2. Data Sekunder
Data yang mendukung data primer yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum
Daerah Sidikalang yaitu tentang gambaran umum rumah sakit meliputi data sumber
daya manusia, fasilitas pelayanan, data BOR dan data lainnya yang dianggap dapat
mendukung penelitian ini.
3.4.3. Validitas dan Reliabilitas
Sebelum dilakukan pengumpulan data primer, terlebih dahulu dilakukan uji

validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang digunakan agar layak digunakan
dalam penelitian dan untuk mengukur sejauh mana kuesioner dapat dijadikan sebagai
alat ukur yang mewakili variabel terikat dan variabel bebas dalam suatu penelitian.
Uji coba kuesioner dilakukan kepada 30 orang responden yang tidak termasuk sampel
penelitian di RSUD Sidikalang.

Universitas Sumatera Utara

a. Validitas
Kelayakan menggunakan instrumen yang akan dipakai untuk penelitian
diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dengan mengukur korelasi antar
item variabel menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment (r),
dengan ketentuan nilai koefisien korelasi >0,361 (valid) (Arikunto, 2010).
Hasil uji validitas variabel bebas sebagai berikut :
Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan korelasi Pearson Product
Moment diketahui bahwa pertanyaan tentang (a) sumber daya manusia 8 pertanyaan,
(b) akses geografis dan (c) akses sosial masing-masing sebanyak 5 pertanyaan,
(d) pengetahuan tentang pelayanan sebanyak 9 pertanyaan, (e) persepsi tentang
pelayanan sebanyak 8 pertanyaan, (f) diagnosa klinis sebanyak 5 pertanyaan, (h)
sikap petugas medis sebanyak 10 pertanyaan, (i) ketersediaan obat sebanyak 5

pertanyaan, dan (j) fasilitas umum sebanyak 5 pertanyaan mempunyai nilai koefisien
korelasi (r) >0,361, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel bebas
valid (Lampiran 2).
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini menggunakan koefisien
Alpha Cronbach, apabila nilai Alpha Cronbach > 0,600, maka alat ukur tersebut
reliabel (Arikunto, 2010).
Hasil uji reliabilitas variabel bebas, yaitu (a) sumber daya manusia, (b) akses
geografis dan (c) akses sosial, (d) pengetahuan tentang pelayanan, (e) persepsi
tentang pelayanan, (f) diagnosa klinis, (h) sikap petugas medis, (i) ketersediaan obat ,

Universitas Sumatera Utara

dan (j) fasilitas umum setelah diuji secara statistik diketahui seluruh pertanyaan
mempunyai nilai r-alpha cronbach >0,600, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh
pertanyaan variabel bebas reliabel (Lampiran 2).
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel Bebas
Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang

akan

digunakan

dalam

penelitian

secara

operasional

sehingga

akhirnya

mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian. Adapun defenisi
operasional dari variabel bebas penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.


Faktor sosiocultural, yaitu teknologi adalah : penerapan berbagai peralatan atau
sistem untuk mendukung pemanfaatan rumah sakit.

2.

Faktor organizational adalah faktor yang terdapat pada rumah sakit sendiri
sebagai suatu organisasi yang memberikan pelayanan, meliputi:
(a) Ketersediaan sumber daya manusia merupakan ketersediaan dokter spesialis
dokter umum, dokter gigi, bidan, perawat sebagai pemberi pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
(b) Akses geografis, yaitu merupakan faktor-faktor yang memudahkan atau
menghambat pasien dalam pemanfaatan rumah sakit
(c) Akses sosial, yaitu merupakan faktor keberadaan rumah sakit secara sosial
dan dapat terjangkau dalam pemanfaatan rumah sakit

3.

Faktor consumer adalah faktor yang terdapat dalam diri pasien sebagai consumer
yang membedakan dalam penggunaan pelayanan RSUD Sidikalang, meliputi:


Universitas Sumatera Utara

(a) Pengetahuan tentang pelayanan, yaitu pengetahuan responden secara formal
di bangku sekolah, maupun non formal yang diperoleh melalui pengalaman,
membaca buku, dan dari orang lain tentang penyakit.
(b) Persepsi tentang penyakit, yaitu pandangan atau penilaian responden tentang
suatu penyakit.
(c) Persepsi tentang pelayanan adalah pandangan atau penilaian responden
tentang pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan RSUD Sidikalang.
(d) Keyakinan atas hasil diagnosa klinis adalah merupakan pendirian responden
yang meyakini bahwa hasil diagnosa memberikan manfaat bagi responden.
4.

Faktor Provider adalah faktor yang terdapat dalam diri petugas kesehatan selaku
penyedia

jasa

pelayanan


kesehatan

untuk

menguatkan

pasien

dalam

memanfaatkan RSUD Sidikalang, meliputi:
(a) Sikap petugas kesehatan adalah penilaian responden terhadap sikap petugas
medis (dokter, perawat) dalam menjelaskan dan memotivasi pemanfaatan
RSUD Sidikalang.
(b) Ketersediaan obat adalah penilaian responden terhadap ketersediaan obat di
instalasi farmasi yang dibutuhkan sesuai dengan resep obat yang telah
diberikan petugas kesehatan.
(c) Sarana umum adalah penilaian responden terhadap kelayakan sarana umum
seperti kamar mandi, toilet, parkir, ruang ibadah seperti masjid, ruang
tunggu dalam mendukung pemanfaatan RSUD Sidikalang.


Universitas Sumatera Utara

3.5.2. Variabel Terikat
Pemanfaatan ulang adalah tindakan atau aktivitas yang dilakukan responden
dalam mendapatkan kembali pelayanan dan pengobatan pada RSUD Sidikalang.

3.6.Metode Pengukuran
Metode pengukuran variable bebas dan terikat disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Metode Pengukuran Variabel Bebas dan Terikat

Variabel
Faktor Sosiocultural
Teknologi

Perta
nyaan

Alternati
Bobot
f
Total Nilai
Nilai
Jawaban

Kategori

6

2. Ya
1. Tidak

2
1

>
Nilai a.Tidak
median
lengkap

Nilai b. Lengkap
median

8

2. Ya
1. Tida
k

2
1

Akses Geografis

5

2. Ya
1. Tidak

2
1

Akses Sosial

5

2. Ya
1. Tidak

2
1

>
median

median
>
median

median
>
median

median

Faktor Consumer
Pengetahuan
tentang pelayanan

9

2. Tahu
1. Tidak
tahu

2
1

5

2. Ya
1.

2
1

Faktor
Organizational
Ketersediaan
Sumber Daya

Perepsi
penyakit

tentang

Skal
a
Ukur
Ordinal

Nilai a. Baik
Ordinal
b. Tidak baik
Nilai
Nilai a. Baik
Ordinal
b. Tidak Baik
Nilai
Nilai a. Baik
Ordinal
b. Tidak Baik
Nilai

>
Nilai a. Baik
Ordinal
median
b. Tidak Baik

Nilai
median
>
Nilai a. Baik
Ordinal
median
b. Tidak Baik

Universitas Sumatera Utara

Tida
k
2. Ya
1.
Tidak

Persepsi tentang
pelayanan

8

2
1

Keyakinan
atas
hasil
diagnosa
klinis

5

2. Ya
1.
Tidak

2
1

Faktor Provider
Sikap
petugas
kesehatan

10

2. Ya
1.
Tidak

2
1

Ketersediaan obat

5

2. Ya
1.
Tidak

2
1

Sarana Umum

5

2. Ya
1.
Tidak

2
1


median
>
median

median
>
median

median

Nilai
Nilai a. Baik
Ordinal
b. Tidak Baik
Nilai
Nilai a. Baik
Ordinal
b. Tidak Baik
Nilai

> Nilai
median
≤ Nilai
median
> Nilai
median
≤ Nilai
median
> Nilai
median
≤ Nilai
median
2
1

a. Baik
Ordinal
b. Tidak Baik

a. Baik
Ordinal
b. Tidak Baik

a. Baik
Ordinal
b. Tidak Baik

a. Memanfaatkan Nomina
Pemanfaatan
1
…kali
2
b. Tidak
Ulang
RSUD
1
l
memanfaatkan
Sidikalang
Definisi kategori jawaban responden tentang pemanfaatan RSUD Sidikalang

adalah sebagai berikut:
a. Memanfaatkan ulang, jika responden mendapatkan rawat inap dalam waktu 1 tahun
terakhir di RSUD Sidikalang dihitung sejak dilakukan wawancara, diberikan
skor 2.
b. Tidak memanfaatkan ulang, jika responden tidak pernah mendapatkan pelayanan
rawat inap dalam waktu 1 tahun terakhir di RSUD Sidikalang dihitung sejak
dilakukan wawancara, diberikan skor 1

Universitas Sumatera Utara

3.7.Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini mencakup :
1. Analisa Univariat
Analisis univariat, yaitu analisis variabel bebas dan terikat dalam bentuk
distribusi frekuensi dan dihitung persentasenya, yaitu faktor sosiocultural meliputi
teknologi, faktor organizational meliputi ketersediaan sumber daya manusia, akses
geografis dan akses sosial, faktor consumer meliputi: persepsi tentang penyakit,
pengetahuan tentang pelayanan, persepsi tentang pelayanan dan keyakinan atas hasil
diagnosa klinis dan faktor provider meliputi: sikap petugas kesehatan (dokter,
perawat, administrasi), ketersediaan obat dan sarana umum dengan pemanfaatan
ulang RSUD Sidikalang.

2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dimaksudkan untuk menganalisis
hubungan atau keadaan variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan
uji chi-square. Variabel bebas yaitu faktor sosiocultural meliputi teknologi, faktor
organizational meliputi ketersediaan sumber daya, faktor consumer
persepsi tentang penyakit, pengetahuan tentang pelayanan,

meliputi:

persepsi tentang

pelayanan dan keyakinan atas hasil diagnosa klinis dan faktor provider meliputi:
sikap petugas kesehatan (dokter, perawat, administrasi), ketersediaan obat dan sarana

Universitas Sumatera Utara

umum dengan pemanfaatan ulang RSUD Sidikalang. Berdasarkan hasil uji bivariat
ini dipilih variabel yang masuk kedalam analisis multivariat dengan syarat hasil uji
mempunyai nilai pUMK Dairi (Rp.1.506.000)
Jumlah
Status pasien
Pribadi (Pasien umum)
BPJS (Pasien Asuransi Kesehatan)
Jumlah

Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Faktor Sosiokultural
Faktor sosiokultural dalam penelitian ini adalah pelayanan teknologi medis
yang tersedia di RSUD Sidikalang. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa
peralatan yang tersedia sudah sesuai dengan standar minimal rumah sakit kelas C
yaitu adanya instalasi radiologi, ICU, laboratorium, instalasi bedah, instalasi gawat
darurat (IGD) dan rawat jalan (poli). Berdasarkan observasi di lapangan peralatan
pelayanan teknologi medis ini sudah lengkap dapat dioperasikan dengan baik. Hasil
observasi teknologi disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi Berdasarkan Teknologi
No
1
2
3
4
6
7

Observasi
Ada Tidak ada







Uraian
Instalasi Radiologi
ICU
Laboratorium
Instalasi Bedah
IGD (Instalasi Gawat Darurat)
Rawat Jalan (Poli)

4.2.3 Faktor Organisasional
Faktor organisasional dalam penelitian ini meliputi; ketersediaan sumber daya
manusia, akses geografis dan akses sosial dengan hasil penelitian sebagai berikut:
a. Ketersediaan Sumber Daya Manusia
Berdasarkan data SDM RSUD Sidikalang diketahui sudah tersedia 25 dokter
yang terdiri dari 9 orang dokter spesialis 14 orang dokter umum, dan 2 orang dokter
gigi umum. Tenaga perawat berjumlah 168 orang, 3 orang petugas laboratorium dan
2 orang petugas radiologi Pegawai khusus kefarmasian 15 orang, pegawai khusus
kesehatan masyarakat 1 orang, pegawai non kesehatan 69 orang.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 74 orang (66,7%) menyatakan dokter
spesialis tidak tersedia hal ini terjadi karena kebanyakan pasien tidak mengetahui
beberapa dokter spesialis sebenarnya sudah tersedia di rumah sakit ini, akan tetapi
dokter spesialis yang tersedia yaitu hanya 9 orang saja dirasakan masih kurang
memadai untuk melayani kebutuhan pasien, di sisi lain ketersediaan dokter spesialis
untuk beberapa jenis tertentu belum lengkap seperti dokter spesialis tulang (ortopedi),
spesialis saraf, spesialis mata belum tersedia di rumah sakit ini, sementara beberapa
pasien membutuhkan dokter spesialis tersebut tetapi tidak mendapatkan pelayanan
dokter spesialis yang mereka butuhkan sehingga pasien datang untuk meminta agar
rumah sakit memberikan rujukan ke rumah sakit lain yang lebih lengkap.
Sebanyak 77 orang (69,4%) menyatakan petugas obat tidak tersedia, hal ini
terjadi karena responden yang diwawancarai adalah pasien rawat inap, kebanyakan
pasien rawat inap tidak mengetahui petugas obat tersedia di rumah sakit karena
memang pasien rawat inap kebutuhan obatnya langsung diberikan oleh perawat.
Sebagian keluarga pasien menyatakan petugas obat sering tidak ditemukan ditempat
ketika keluarga pasien membutuhkan obat dari instalasi farmasi rumah sakit, sering
yang ditemukan adalah petugas lain yang kebetulan berkunjung ke instalasi farmasi,
pasien atau keluarga pasien sering harus menunggu lama atau disarankan kembali lagi
ketika petugas obat sudah datang.
Distribusi berdasarkan ketersediaan sumber daya manusia disajikan pada
Tabel 4.3.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Sumber Daya Manusia
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Pertanyaan
Tenaga dokter Umum/Spesialis tersedia
Tenaga perawat tersedia
Dokter gigi tersedia
Dokter spesialis tersedia
Tenaga administrasi tersedia
Petugas laboratorium tersedia
Petugas obat tersedia
Petugas radiologi tersedia

Ya
N %
111 100,0
111 100,0
111 100,0
37 33,3
111 100,0
111 100,0
34 30,8
36 32,4

Tidak
n %
0 0,0
0 0,0
0 0,0
74 66,7
0 0,0
0 0,0
77 69,4
75 67,6

Total
n %
111 100,0
111 100,0
111 100,0
111 100,0
111 100,0
111 100,0
111 100,0
111 100,0

Hasil pengukuran ketersediaan sumber daya manusia kemudian dikategorikan,
ketersediaan sumber daya manusia pada kategori tidak baik sebanyak 74 orang
(66,7%). Distribusi berdasarkan kategori disajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Ketersediaan
Sumber Daya Manusia
No
1 Baik
2 Tidak baik

Kategori

Jumlah

N
37
74
111

%
33,3
66,7
100,0

b. Akses Geografis
Distribusi berdasarkan akses geografis disajikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Akses Geografis
Ya
Tidak
Total
Pertanyaan
No
N % n % n %
1 Lokasi rumah sakit mudah dijangkau
111 100,0 0 0,0 111 100,0
2 Transportasi umum tersedia menuju rumah sakit 72 64,9 39 35,1 111 100,0
3 Sarana jalan mendukung untuk ditempuh
75 67,6 36 32,4 111 100,0
4 Waktu tempuh menuju rumah sakit cepat
67 60,4 44 39,6 111 100,0
5 Biaya yang dikeluarkan menuju rumah sakit
111 100,0 0 0,0 111 100,0
terjangkau

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 111 orang (100,0%),
menyatakan lokasi rumah sakit mudah dijangkau karena letak lokasi rumah sakit
berada di pusat kota Sidikalang, transportasi umum menuju RSUD Sidikalang
tersedia, pasien yang berasal dari luar kota Sidikalang juga menyatakan tidak
kesusahan untuk mendapatkan transportasi menuju rumah sakit ini. Sarana jalan
mendukung untuk ditempuh karena pada umumnya perhatian pemerintah terhadap
penyediaan dan pemeliharaan jalan di kota Sidikalang sudah cukup, akses jalan dari
beberapa daerah yang jauh dari Sidikalang juga sudah cukup baik sehingga pasien
menyatakan waktu tempuh menuju rumah sakit umumnya dirasakan cepat, biaya
yang dikeluarkan menuju rumah sakit juga terjangkau. Akses geografis dirasakan
bukan menjadi hambatan bagi pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di
RSUD Sidikalang.
Hasil pengukuran akses geografis kemudian dikategorikan, akses geografis
pada kategori baik sebanyak 75 orang (67,6%). Distribusi berdasarkan kategori
disajikan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Akses Geografis
No
1 Baik
2 Tidak baik

Kategori

Jumlah

n
75
36
111

%
67,6
32,4
100,0

Universitas Sumatera Utara

c. Akses Sosial
Distribusi responden berdasarkan akses sosial disajikan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Akses Sosial
No

Pertanyaan

1

Pembebanan biaya rumah sakit secara ekonomi
terjangkau
Cara pembayaran (pihak III dan pribadi)
dibedakan dalam pelayanan
menerapkan nilai sosial dan etika (tidak ada
diskriminasi) dalam memberikan pelayanan
mengutamakan masalah kegawatan daripada
masalah administrasi
Rumah sakit menjalankan fungsi pelayanan
publik (umum)

2
3
4
5

Ya
n %

Tidak
n %

111 100,0 0
0

Total
n %

0,0 111 100,0

0,0 111 100,0 111 100,0

111 100,0 0

0,0 111 100,0

111 100,0 0

0,0 111 100,0

102 91,9 9

8,1 111 100,0

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pasien menyatakan pembebanan biaya
rumah sakit secara ekonomi terjangkau karena pasien kebanyakan adalah pengguna
BPJS, bagi pasien dengan biaya sendiri menyatakan pembebana biaya masih
dirasakan terjangkau, bagi sebagian jenis pelayanan tidak terlalu mahal. Rumah sakit
juga sudah menerapkan nilai sosial dan etika yang baik, baik pasien yang datang
dengan biaya sendiri maupun dengan BPJS petugas kesehatan tidak melakukan
diskriminasi atau membedakan pemberian pelayanan kepada pasien berdasarkan cara
bayar. Dari segi kegawatan kondisi pasien, rumah sakit mengutamakan masalah
kegawatan daripada masalah administrasi dan jika benar-benar dirasakan fasilitas
kurang mendukung dalam menyelamatkan pasien darurat maka akan segera dilakukan
rujukan langsung ke rumah sakit yang lebih memadai setelah diberikan pertolongan
pertama, dari sini bisa diketahui rumah sakit sudah menjalankan fungsi umum

Universitas Sumatera Utara

sebagai wadah pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan.
Hasil pengukuran akses sosial kemudian dikategorikan, akses sosial pada
kategori baik sebanyak 102 orang (91,9%). Akses sosial dirasakan pasien bukan
menjadi faktor yang menghambat untuk mendapatkan pelayanan di RSUD
Sidikalang. Distribusi berdasarkan kategori disajikan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Akses Sosial
Kategori

No
1 Baik
2 Tidak baik

N
102
9
111

Jumlah

%
91,9
8,1
100,0

4.2.4 Faktor Konsumen
Faktor konsumen dalam penelitian ini meliputi; pengetahuan tentang
pelayanan, persepsi tentang penyakit, persepsi tentang pelayanan, diagnosa klinis
dengan hasil penelitian sebagai berikut:
a. Pengetahuan tentang Pelayanan
Distribusi berdasarkan akses sosial disajikan pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Pelayanan

No

Pertanyaan

Tahu
N

1
2
3

%

Tidak
Tahu
n %

Total
n

%

Mengetahui RSUD Sidikalang menyediakan
111 100,0 0 0,0 111 100,0
pelayanan rawat inap
Mengetahui RSUD Sidikalang menyediakan
111 100,0 0 0,0 111 100,0
pelayanan rawat jalan
Mengetahui RSUD Sidikalang sebagai satu- 49 44,1 62 55,9 111 100,0

Universitas Sumatera Utara

4
5
6
7
8
9

satunya rumah sakit milik pemerintah di
Kabupaten Dairi
Mengetahui RSUD Sidikalang merupakan pusat
rujukan di wilayah di Kabupaten Dairi
Mengetahui RSUD Sidikalang merupakan
rumah sakit kelas C
Mengetahui RSUD Sidikalang mempunyai
pelayanan instalasi laboratorium
Mengetahui RSUD Sidikalang mempunyai
pelayanan instalasi bedah
Mengetahui RSUD Sidikalang mempunyai
pelayanan radiologi
Mengetahui RSUD Sidikalang menerima pasien
BPJS

53 47,7 58 52,3 111 100,0
41 36,9 70 63,1 111 100,0
111 100,0 0 0,0 111 100,0
111 100,0 0 0,0 111 100,0
111 100,0 0 0,0 111 100,0
46 41,4 65 58,6 111 100,0

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada umumnya pasien mengetahui
bahwa RSUD Sidikalang menyediakan pelayanan rawat inap dan rawat jalan, pasien
mengatakan mengetahui tersedia rawat inap dan rawat jalan karena RSUD Sidikalang
merupakan rumah sakit terbesar di Sidikalang, sebagian pasien mengetahui dari
kerabat mereka yang pernah mendapatkan pelayanan kesehatan dari RSUD
Sidikalang. Sebagian pasien ada yang menyatakan tidak mengetahui bahwa RSUD
Sidikalang sebagai satu-satunya rumah sakit milik pemerintah di sebanyak 58 orang
(52,3%), menyatakan tidak mengetahui RSUD Sidikalang merupakan pusat rujukan
di wilayah di Kabupaten Dairi,

sebanyak 70 orang (63,1%), menyatakan tidak

mengetahui RSUD Sidikalang merupakan rumah sakit kelas C.
Sebanyak 111 orang (100,0%), menyatakan mengetahui RSUD Sidikalang
mempunyai pelayanan instalasi laboratorium karena pada umumnya pasien pernah
mendapatkan pelayanan laboratorium, sebagian mengetahui informasi dari kerabat

Universitas Sumatera Utara

yang sudah pernah sebelumnya mendapatkan pelayanan di laboratorium RSUD
Sidikalang. Sebanyak 111 orang (100,0%), menyatakan mengetahui RSUD
Sidikalang mempunyai pelayanan instalasi bedah, sebanyak 111 orang (100,0%),
menyatakan mengetahui mengetahui RSUD Sidikalang mempunyai pelayanan
radiologi, dan sebanyak 65 orang (85,6%), menyatakan tidak mengetahui RSUD
Sidikalang menerima pasien BPJS. Hal ini terjadi karena menurut pasien BPJS baru
ada jadi sosialisasi BPJS juga masih kurang, promosi RSUD Sidikalang yang
menginformasikan penerimaan pasien BPJS juga masih kurang.
Hasil pengukuran pengetahuan tentang pelayanan kemudian dikategorikan,
pengetahuan tentang pelayanan pada kategori tidak baik sebanyak 58 orang (52,3%).
Distribusi berdasarkan kategori disajikan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan tentang
Pelayanan
No
1 Baik
2 Tidak baik

Kategori

Jumlah

n
53
58
111

%
47,7
52,3
100,0

b. Persepsi tentang Penyakit
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada umumnya pasien
mengunjungi rumah sakit karena adanya rasa sakit yang dirasakan serius, pasien
sudah menyadari kalau penyakit yang diderita tidak cukup lagi sekedar diobati
dengan pengobatan sederhana, pada umumnya pasien masih berupaya mengobati
sendiri penyakitnya ketika dirasakan belum parah, pasien sering mengkonsumsi obat

Universitas Sumatera Utara

yang didapatkan dari apotik di sekitar lingkungan rumah mereka, akan tetapi ketika
pasien merasakan kondisi tubuh semakin tidak baik dan penyakit dirasakan tidak
kunjung sembuh barulah pasien mencari pertolongan ke rumah sakit sehingga pada
umumnya juga pasien datang ke rumah sakit akibat dari rasa sakit yang dirasakan
perlu diperiksa oleh petugas kesehatan, merasa yakin bahwa keluhan yang dirasakan
dapat sembuh, sebanyak 58 orang (52,3%), menyatakan rasa sakit yang dikeluhkan
belum mengganggu aktivitas sehari-hari, sebanyak 57 orang (51,4%), menyatakan
keluhan yang dirasakan dapat ditangani dengan terapi pengobatan. Distribusi
berdasarkan akses sosial disajikan pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi tentang Penyakit
No

Pertanyaan

1
2

Adanya rasa sakit yang dirasakan serius
Rasa sakit yang dirasakan perlu diperiksa oleh
petugas kesehatan
Merasa yakin bahwa keluhan yang dirasakan
dapat sembuh
Rasa sakit yang dikeluhkan mengganggu
aktivitas sehari-hari
Keluhan yang dirasakan dapat ditangani dengan
terapi pengobatan

3
4
5

Ya

Tidak
Total
N % n % n %
111 100,0 0 0,0 111 100,0
111 100,0 0 0,0 111 100,0
59 53,2 52 46,8 111 100,0
53 47,7 58 52,3 111 100,0
57 51,4 54 48,6 111 100,0

Hasil pengukuran persepsi tentang penyakit kemudian dikategorikan, persepsi
tentang penyakit pada kategori tidak baik sebanyak 57 orang (51,4%). Distribusi
berdasarkan kategori disajikan pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori
Persepsi tentang Penyakit
No

Kategori

n

%

Universitas Sumatera Utara

1
2

Baik
Tidak baik

54
57
111

Jumlah

48,6
51,4
100,0

b. Persepsi tentang Pelayanan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 111 orang (100,0%),
menyatakan dokter menanyakan keluhan pasien dalam memberikan pelayanan,
sebanyak 111 orang (100,0%), menyatakan dokter menanyakan riwayat penyakit
yang diderita, sebanyak 111 orang (100,0%), menyatakan jadwal dokter tidak tepat
waktu dalam memberikan pelayanan, hal ini memang sudah sangat sering terjadi di
RSUD Sidikalang. Pasien menyatakan jadwal visit dokter tidak pasti, pasien sering
harus menunggu cukup lama sampai bertemu dengan dokter, minimnya jumlah dokter
yang tersedia dibandingkan dengan jumlah pasien yang cukup banyak mengakibatkan
dokter harus membagi waktu yang sedikit. sebanyak 59 orang (53,2%), menyatakan
perawat tidak terampil dalam memberikan pelayanan, sebanyak 63 orang (56,8%),
menyatakan petugas informasi memberikan informasi sulit dipahami.
Sebanyak 61 orang (55,0%) menyatakan dokter tidak memiliki waktu untuk
berkonsultasi, sebanyak 111 orang (100,0%) menyatakan proses administrasi
mendapatkan perawatan cepat dan mudah, dan sebanyak 62 orang (55,9%)
menyatakan proses administrasi selesai perawatan lambat. Distribusi berdasarkan
persepsi tentang pelayanan disajikan pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi tentang Pelayanan

Universitas Sumatera Utara

No

Pertanyaan

1
2

Dokter menanyakan keluhan pasien
Dokter menanyakan riwayat penyakit yang
diderita
Jadwal dokter tepat waktu dalam memberikan
pelayanan.
Perawat terampil dalam memberikan pelayanan
Petugas informasi memberikan informasi
dengan mudah dipahami
Dokter memiliki waktu untuk berkonsultasi
Proses administrasi mendapatkan perawatan
cepat dan mudah
Proses administrasi selesai perawatan cepat dan
mudah

3
4
5
6
7
8

Ya
Tidak
Total
N % n % n %
111 100,0 0 0,0 111 100,0
111 100,0 0
0

0,0 111 100,0

0,0 111 100,0 111 100,0

48 43,2 63 56,8 111 100,0
52 46,8 59 53,2 111 100,0
50 45,0 61 55,0 111 100,0
111 100,0 0

0,0 111 100,0

49 44,1 62 55,9 111 100,0

Hasil pengukuran persepsi tentang pelayanan kemudian dikategorikan,
persepsi tentang pelayanan pada kategori tidak baik sebanyak 59 orang (53,2%).
Distribusi berdasarkan kategori disajikan pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Persepsi
tentang Pelayanan
No
1 Baik
2 Tidak baik

Kategori

Jumlah

n
42
59
111

%
46,8
53,2
100,0

c. Diagnosa Klinis
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 111 orang (100,0%),
menyatakan petugas kesehatan terampil melakukan diagnosa penyakit yang diderita,
sebanyak 111 orang (100,0%), menyatakan peralatan medis yang digunakan
meyakinkan mendiagnosa penyakit yang diderita, sebanyak 71 orang (64,0%),
menyatakan merasa tidak yakin atas hasil diagnosa klinis oleh petugas kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

Sebanyak 74 orang (66,7%), menyatakan penjelasan petugas kesehatan atas
diagnosa klinis belum meyakinkan, dan sebanyak 73 orang (65,8%), menyatakan
bahwa diagnosa klinis petugas kesehatan belum tepat untuk mengatasi keluhan.
Distribusi berdasarkan diagnosa klinis disajikan pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Diagnosa Klinis
Pertanyaan

No

1 Petugas kesehatan terampil melakukan diagnosa
penyakit yang diderita
2 Petugas kesehatan memberikan waktu untuk
menjelaskan hasil diagnosa klinis
3 Merasa yakin atas hasil diagnosa klinis oleh
petugas kesehatan
4 Hasil penjelasan petugas kesehatan atas
diagnosa klinis telah meyakinkan
5 Hasil diagnosa klinis petugas kesehatan sudah
tepat untuk mengatasi keluhan
Hasil pengukuran diagnosa klinis kemudian

Ya
N

%

Tidak
n %

Total
n %

111 100,0 0 0,0 111 100,0
111 100,0 0 0,0 111 100,0
40 36,0 71 64,0 111 100,0
37 33,3 74 66,7 111 100,0
38 34,2 73 65,8 111 100,0
dikategorikan, diagnosa klinis

pada kategori tidak baik sebanyak 71 orang (64,0%). Distribusi berdasarkan kategori
disajikan pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Diagnosa Klinis
No
1 Baik
2 Tidak baik

Kategori

Jumlah

n
40
71
111

%
36,0
64,0
100,0

4.2.5 Faktor Penyedia Jasa Pelayanan Kesehatan

Universitas Sumatera Utara

Faktor penyedia jasa pelayanan kesehatan dalam penelitian ini meliputi; sikap
petugas medis, ketersediaan obat dan fasilitas umum dengan hasil penelitian sebagai
berikut:
a. Sikap Petugas Medis
Hasil penelitian tentang sikap petugas medis diketahui sebanyak 111 orang
(100,0%) responden menyatakan setuju bahwa perawat menjelaskan prosedur untuk
mendapatkan pelayanan, pasien menyatakan ketika perawat dibutuhkan untuk
memberikan informasi perawat umumnya memberikan informasi sesuai yang
sebanyak 96 orang (86,5%) responden menyatakan tidak setuju bahwa dokter dan
perawat menyapa dengan ramah, pe dan sebanyak 98 orang (88,3%) responden
menyatakan tidak setuju bahwa dokter, dan perawat merespon keluhan pasien.
Sebanyak 100 orang (90,1%) responden menyatakan tidak setuju bahwa
dokter memeriksa pasien dengan teliti dokter, sebanyak 97 orang (87,4%) responden
menyatakan tidak setuju bahwa dokter memberikan informasi dengan jelas atas hasil
pemeriksaan, sebanyak 111 orang (100,0%) responden menyatakan setuju bahwa
dokter memberikan penjelasan tentang persetujuan keluarga atas tindakan yang
diberikan, sebanyak 111 orang (100,0%) responden menyatakan setuju bahwa dokter
memberikan penjelasan penggunaan obat yang diberikan dan sebanyak 99 orang
(89,2%) responden menyatakan tidak setuju bahwa dokter memberikan informasi
dengan jelas tentang perkembangan hasil terapi.
Sebanyak 101 orang (91,0%) responden menyatakan tidak setuju bahwa
dokter memberikan penjelasan berapa lama waktu terapi yang dilakukan, dan

Universitas Sumatera Utara

sebanyak 103 orang (92,8%) responden menyatakan tidaks etuju bahwa dokter
memberikan informasi dengan jelas terjadinya penyakit pada pasien. Distribusi
berdasarkan sikap petugas medis disajikan pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Petugas Medis

No

Pernyataan

Setuju
N

1 Perawat
menjelaskan
prosedur
untuk
mendapatkan pelayanan
2 Dokter, dan perawat menyapa dengan ramah
3 Dokter, dan perawat merespon keluhan pasien
4 Dokter memeriksa pasien dengan teliti
5 Dokter memberikan informasi dengan jelas atas
hasil pemeriksaan
6 Dokter memberikan penjelasan tentang
persetujuan keluarga atas tindakan yang
diberikan
7 Dokter memberikan penjelasan penggunaan
obat yang diberikan
8 Dokter memberikan informasi dengan jelas
tentang perkembangan hasil terapi
9 Dokter memberikan penjelasan berapa lama
waktu terapi yang dilakukan
10 Dokter memberikan informasi dengan jelas
terjadinya penyakit pada pasien

%

Tidak
Setuju
n %

111 100,0 0

Total
n

%

0,0 111 100,0

15 13,5 96 86,5 111 100,0
13 11,7 98 88,3 111 100,0
11 9,9 100 90,1 111 100,0
14 12,6 97 87,4 111 100,0
111 100,0 0

0,0 111 100,0

111 100,0 0

0,0 111 100,0

12 10,8 99 89,2 111 100,0
10

9,0 101 91,0 111 100,0

8

7,2 103 92,8 111 100,0

Hasil pengukuran sikap petugas medis kemudian dikategorikan. Sikap petugas
medis pada kategori tidak baik sebanyak 77 orang (69,4%). Distribusi berdasarkan
kategori disajikan pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Petugas Medis
No
1 Baik
2 Tidak baik

Kategori

n
34
77

%
30,6
69,4

Universitas Sumatera Utara

Jumlah

111

100,0

b. Ketersediaan Obat
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 60 orang (54,1%) responden
menyatakan bahwa pernah membeli obat di luar apotik rumah sakit, pasien
menyatakan alasan membeli obat memang terkadang obat yang dibutuhkan pasien
tidak tersedia di rumah sakit, akan tetapi sebagian pasien juga membeli obat ke luar
karena permintaan pasien sendiri yang lebih memilih menggunakan obat merk paten
dari pada obat generik yang tersedia di rumah sakit. sebanyak 81 orang (73,0%)
responden menyatakan bahwa perawat tidak memberikan informasi obat pengganti
jika obat yang diresepkan habis, sebanyak 86 orang (77,5%) responden menyatakan
bahwa pilihan obat lain yang sama dengan obat yang diresepkan tidak tersedia jika
obat yang diresepkan habis, sebanyak 61 orang (55,0%) responden menyatakan
perawat menjelaskan tentang tata cara penggunaan obat yang diresepkan, dan
sebanyak 63 orang (56,8%) responden menyatakan perawat memberikan informasi
yang jelas tentang fungsi obat yang diresepkan. Distribusi berdasarkan ketersediaan
obat disajikan pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19 Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Obat
No

Pernyataan

Ya
Tidak
Total
n % n % n %
60 54,1 51 45,9 111 100,0

1 Membeli obat di apotik luar
2 Perawat menjelaskan tata cara penggunaan obat
30 27,0 81 73,0 111 100,0
yang diresepkan dokter
3 Pilihan obat lain yang sama dengan obat yang
diresepkan tersedia jika obat yang diresepkan 25 22,5 86 77,5 111 100,0
habis

Universitas Sumatera Utara

4 Perawat memberikan informasi yang jelas tentang
50 45,0 61 55,0 111 100,0
fungsi obat yang diresepkan
5 Perawat memberikan informasi yang jelas tentang
48 43,2 63 56,8 111 100,0
fungsi obat yang diresepkan
Hasil pengukuran ketersediaan obat kemudian dikategorikan, ketersediaan
obat pada kategori tidak baik sebanyak 61 orang (55,0%). Distribusi berdasarkan
kategori disajikan pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Ketersediaan Obat
No
1 Baik
2 Tidak baik

Kategori

Jumlah

n
50
61
111

%
45,0
55,0
100,0

c. Fasilitas Umum
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 111 orang (100,0%) responden
menyatakan bahwa fasilitas parkir kenderaan tersedia akan tetapi kondisi letak parkir
belum ditata dengan rapi, pengunjung rumah sakit masih bisa sembarangan parkir di
lokasi rumah sakit, bahkan tidak jarang ditemukan pengunjung parkir di lokasi taman
rumah sakit hal ini mengurangi keindahan taman rumah sakit, sebanyak 111 orang
(100,0%) menyatakan kamar mandi/WC tidak bersih dan rapi, jumlah kamar
mandi/WC untuk pengunjung rumah sakit masih kurang memadai. Kondisi kamar
mandi/WC juga tidak bersih dan kurang layak, hal ini mengakibatkan pengunjung
rumah sakit tidak nyaman menggunakan fasilitas kamar mandi/WC. Sebanyak 75
orang (67,6%) responden menyatakan bahwa petugas keamanan ramah dalam
berkomunikasi, sebanyak 60 orang (54,1%) responden menyatakan bahwa penataan

Universitas Sumatera Utara

taman tidak tertata dengan rapi, taman sering dijadikan juga sebagai tempat parkir.
dan sebanyak 77 orang (69,4%) responden menyatakan bahwa tersedia petugas
informasi rumah sakit. Distribusi berdasarkan fasilitas umum disajikan pada Tabel
4.21.
Tabel 4.21 Distribusi Responden Berdasarkan Fasilitas Umum

No

Pernyataan

Setuju
n

1 Fasilitas parkir kenderaan tersedia sesuai
kebutuhan
2 Kamar mandi/WC bersih dan rapi
3 Petugas keamanan ramah dalam berkomunikasi
4 Penataan taman tertata dengan rapi
5 Tersedia petugas informasi rumah sakit

%

Tidak
Setuju
n %

111 100,0 0

Total
n

%

0,0 111 100,0

0 0,0 111 100,0 111 100,0
75 67,6 36 32,4 111 100,0
51 45,9 60 54,1 111 100,0
77 69,4 34 30,6 111 100,0

Hasil pengukuran fasilitas umum kemudian dikategorikan, fasilitas umum
pada kategori tidak baik sebanyak 60 orang (54,1%). Distribusi berdasarkan kategori
disajikan pada Tabel 4.22.
Tabel 4.22 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Fasilitas Umum
No
Kategori
n
%
1 Baik
51
45,9
2 Tidak baik
60
54,1
Jumlah
111 100,0

4.2.4 Pemanfaatan Ulang RSUD Sidikalang
Berdasarkan hasil wawancara tentang pemanfaatan ulang RSUD Sidikalang,
diketahui umumnya pasien memanfaatkan baru 1 kali, selebihnya pernah
memanfaatkan 2 dan > 2 kali. Dari sini dapat diketahui bahwa pemanfaatan RSUD

Universitas Sumatera Utara

Sidikalang belum optimal. Dari wawancara dengan pasien yang memanfaatkan baru 1
kali menyatakan karena pasien kurang mengetahui kelengkapan sarana yang dimiliki
rumah sakit. Pasien tidak pernah mendapatkan informasi tentang promosi rumah
sakit. Ketika pasien sakit biasanya berkonsultasi ke klinik dokter saja. Pasien
memanfaatkan rumah sakit hanya ketika dirasakan penyakit semakin berat dan harus
mendapatkan pelayanan di rumah sakit. Sebagian pasien hanya datang karena dalam
kondisi darurat saja, misalnya kondisi kecelakaan, bagi sebagian jenis penyakit
tertentu pasien harus dirujuk karena rumah sakit kurang memadai terkait fasilitas dan
ketersediaan dokter spesialisnya seperti spesialis tulang. Distribusi pemanfaatan ulang
disajikan pada Tabel 4.23.
Tabel 4.23 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Ulang
No
Pertanyaan
1 Pernah mendapatkan pelayanan rawat
inap di RSUD Sidikalang selama 1
tahun terakhir
Jumlah
2 Jika Ya, dalam 1 tahun, berapa kali
memanfaatkan RSUD Sidikalang
Jumlah

Jawaban
a.Ya
b.Tidak

a.Tidak (1 kali)
b.Ya (2 kali)
c.> 2 kali

Jumlah Persen (%)
111
100,0
0
0,0
111
61
33
17
111

100,0
51,0
29,7
15,3
100,0

Hasil pengukuran pemanfaatan kemudian dikategorikan, pemanfaatan ulang
(2 kali dan lebih dari 2 kali) sebanyak 50 orang (45,0%) dan sebanyak 61 orang
(55,0%) tidak memanfaatkan ulang. Distribusi berdasarkan kategori disajikan pada
Tabel 4.24.
Tabel 4.24 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pemanfaatan Ulang

Universitas Sumatera Utara

Kategori Pemanfaatan
a. Memanfaatkan ulang
b. Tidak memanfaatkan ulang
Jumlah

n
50
61
111

%
45,0
55,0
100,0

4.3 Analisis Bivariat
Hubungan masing-masing variabel bebas, yaitu variabel faktor organisasional,
konsumen dan faktor penyedia jasa pelayanan kesehatan dengan pemanfaatan ulang
dilakukan uji bivariat menggunakan uji statistik chi-square. Hasil uji masing-masing
variabel disajikan sebagai berikut :
4.3.1 Hubungan Ketersediaan Sumber Daya Manusia dengan Pemanfaatan
Ulang
Berdasarkan persepsi tentang penyakit diketahui bahwa dari 74 orang
responden yang menyatakan ketersediaan sumber daya manusia tidak baik ada
sebanyak 52 orang (70,3%) tidak memanfaatkan ulang dan sebanyak 22 orang
(29,7%) memanfaatkan ulang. Ada kecenderungan responden yang menyatakan
ketersediaan sumber daya manusia tidak baik lebih banyak tidak memanfaatkan
ulang. Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh nilai p=