Asuhan Keperawatan dengan Aplikasi Mileu Therapy pada Klien dengan Masalah Self Perception di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ildrem Medan

BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk dunia mengakibatkan semakin banyaknya
tuntutan dan permasalahan sehingga menjadi stresor pada kehidupan manusia.
Stresor yang berlebihan jika tidak diikuti dengan koping yang adaptif, maka dapat
menyebabkan permasalahan kesehatan jiwa pada individu (Purba dkk, 2008).
World Health Organization tahun 2001 menyatakan bahwa sekitar 450 juta orang
di dunia memiliki gangguan mental. Fakta lainnya adalah 25% penduduk
diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya.
Gangguan jiwa mencapai 13% dari penyakit di dunia, dibandingkan TBC (7,2%),
kanker (5,8%), jantung (4,4%) maupun malaria (2,6%).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2003
menyatakan gangguan jiwa merupakan respon maladaptif terhadap stresor dari
lingkungan internal atau eksternal, dibuktikan melalui pikiran, perasaan, dan
perilaku yang tidak sesuai dengan norma lokal atau budaya setempat dan
menganggu fungsi sosial, pekerjaan dan fisik.
Prevalensi skizofrenia di Indonesia sendiri adalah tiga sampai lima
perseribu penduduk. Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010, jumlah penduduk
Indonesia adalah sebanyak 259,9 juta jiwa maka diprediksi akan terdapat
gangguan jiwa dengan skizofrenia kurang lebih 660 ribu sampai dengan 1 juta

orang. Hal ini merupakan angka yang cukup besar serta perlu penanganan yang
serius (Baihaqi, 2005).
Data dari Schizophrenia Information & Treatment Introduction tahun 2009
di Amerika menyebutkan penyakit skizofrenia menimpa kurang lebih 1% dari
jumlah penduduk. Lebih dari 2 juta orang Amerika menderita skizofrenia pada
waktu tertentu. Separuh dari pasien gangguan jiwa yang dirawat di RS jiwa adalah
pasien dengan skizofrenia (Piyoto, 2012).
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 259,6 juta. Dengan asumsi
angka 1% tersebut diatas tersebut diatas maka jumlah penderita Skizofrenia di
Indonesia pada tahun 2012 sekitar 2.596.600 orang. Angka yang fantastis
dibanding jumlah daya tampung 32 rumah sakit jiwa diseluruh Indonesia

1

2

sebanyak 8.047 tempat tidur. Daya tampung tetap hanya 8.047, berarti masih ada
2.587.953 juta pasien gangguan jiwa yang harus ditampung di rumah sakit jiwa
(Piyoto, 2012).
Skizofrenia juga dipertimbangkan sebagai masalah yang membebankan

antara karir dan juga sistem tenaga kesehatan. Skizofrenia memiliki
perkembangan yang cukup cepat (Newell & Gournay, 2011). Skizofrenia
merupakan kumpulan dari beberapa gejala klinis yang penderitanya akan
mengalami gangguan dalam kognitif, emosional, persepsi serta gangguan dalam
tingkah laku. Penderita gangguan jiwa akan menunjukkan gejala gangguan
persepsi, seperti waham dan halusinasi (Kaplan & Sadock’s, 2007).
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk memilih
bidang keperawatan jiwa dalam rangka menyelesaikan tugas Pratika Senior.
Pratika senior dilaksanakan di Ruang Sipisopiso Rumah Sakit Jiwa Prof.
Muhammad ildrem selama 2 minggu, dimulai tanggal 21 Juni sampai 4 Juli 2015.
Kegiatan Pratika Senior ini dimulai dengan pengarahan dari dosen pembimbing
Pratika Senior masing-masing. Selanjutnya kelompok melakukan survey,
wawancara, dan observasi fenomena yang terjadi dilapangan untuk mendapatkan
program umum yang akan dilaksanakan.
Hasil pengkajian keperawatan pada bulan Juni 2015 terdapat 19 orang
yang dirawat diruangan Sipisopiso RSJ Prof.Muhammad Ildrem Medan dengan
diagnosa

medis


Skizofrenia.

Berdasarkan

hasil

observasi

dokumentasi

keperawatan yang terdapat dalam rekam medis dan pengkajian ulang dengan
beberapa pasien diruangan Sipisopiso RSJ Prof.Muhammad Ildrem mengalami
masalah persepsi diri.

Masalah persepsi diri memang bukanlah masalah

terbanyak di Ruangan Sipisopiso, namun masalah persepsi diri penting untuk
ditangani karena dapat menimbulkan dampak buruk terhadap pasien.
Masalah persepsi diri merupakan domain ke enam didalam NANDA. Selfperseption adalah kesadaran tentang diri sendiri. Masalah persepsi diri terdiri atas
3 kelas yaitu Self-consept yang terdiri atas 5 diagnosa keperawatan, Self-esteem

terdiri atas 4 diagnosa keperawatan dan Body Image yang terdiri atas satu
diagnosa keperawatan (Herdman, 2012). Dari hasil pengkajian terhadap Tn.Z
ditemukan diagnosa keperawatan prioritas gangguan citra tubuh. Gangguan citra
tubuh adalah kekeliruan terhadap penilaiaan diri (Doenges, 2008). Selain itu

3

gangguan citra tubuh adalah kebingungan pada gambaran mental dari fisik
seseorang (Hermand, 2012).
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pasien yang
mengalami masalah persepsi diri salah satunya yaitu dengan melakukan berbagai
terapi yang terdapat didalam Nursing intervention classification (NIC) (Bulechek,
et al. 2008). Didalam asuhan keperawatan yang dibuat, penulis tertarik melakukan
Milieu therapy atau terapi lingkungan. Milieu therapy adalah terapi yang
diberikan pada pasien gangguan jiwa atau ketidakmampuan menyesuaikan diri
dengan membuat perubahan besar langsung dalam kondisi kehidupan dan
lingkungan pasien dengan cara yang akan meningkatkan efektivitas bentuk lain
dari terapi (Townsend, 2000).
Beberapa penelitian terkait dengan milieu therapy telah dilakukan. Salah
satu penelitian dilakukan terhadap pasien geriatri yang mengalami gangguan jiwa

di rumah sakit jiwa. Penelitian ini memiliki sampel 36 pasien geriatri psiko
denganusia rata-rata adalah 75,8 tahun. Dalam penelitian ini dilakukan milieu
therapy dengan melakukan perubahan pada lingkungan unit geriatri yang pada
awalnya hanya berupa lorong panjang, dinding kosong dan perabotan berbahan
dasar krom kemudian diubah dengan desain dapur menarik menggunakan meja
kayu dengan lampu tiffany diatas kepala, kursi goyang dan kebun untuk aktivitas
pasien. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa pasien tampak santai,
bahagia, dan berperilaku baik (Minde, et al 2006).
Namun penelitian lain menyebutkan bahwa milieu therapy merupakan
terapi dengan hasil yang kontradiksi. Peneliti menyebutkan bahwa hasil dari
milieu therapy tidak efektif pada pasien dengan psikotik dan sangat bertentangan
namun belum diketahui penyebabnya. Setalah dilakukan investigasi peneliti
menemukan bahwa milieu therapy tidak efektif karena adanya gangguan dari
kelompok tertentu. Untuk membuktikan hasil investigasi tersebut, peneliti
melakukan penelitian pada pasien didalam ruangan dengan jumlah tempat tidur 26
buah. Dalam penelitian tersebut peneliti mengubah lingkungan dengan
mengurangi jumlah kelompok dan tempat tidur diruangan serta meningkatkan
orientasi pasien terhadap lingkungan yang telah dilakukan perubahan. Selanjutnya
peneliti melakukan penilaian ulang terhadap hasil dari milieu therapy dan terbukti
efektif suasana bangsal membaik hal tersebut karena dipengaruhi oleh lingkungan

sosial (Vaglum, et al. 1985).

4

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis tertarik melakukan Asuhan
keperawatan dengan aplikasi milieu therapy pada pasien dengan masalah persepsi
diri di ruangan sipisopiso RSJ Prof. Muhammad Ildrem untuk meningkatkan
kualitas kesehatan pasien tersebut.
2. Tujuan Pratika Senior
1. Melaksanakan asuhan keperawatan jiwa pada pasien yang dirawat
di ruang Sipisopiso Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem
Medan dan pengembangan profesional keperawatan jiwa dengan
konsep keperawatan jiwa.
2. Mengintegrasikan konsep berfikir logis dan analisis, kritis,
berinisiatif dan kreatif dalam pemecahan masalah dan koordinasi
dengan tim dalam praktek keperawatan yang didasarkan pada
kondisi nyata serta mengaplikasikan teori dan konsep di lapangan
praktek.
3. Manfaat Pratika Senior
Kegiatan Pratika Senior ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Manfaat teoritis
Karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dalam bidang keperawatan, terutama keperawatan jiwa
mengenai asuhan keperawatan dengan aplikasi milieu therapy pada
pasien dengan masalah persepsi diri.
2. Manfaat Aplikatif
Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pemberian asuhan keperawatan dengan aplikasi milieu therapy pada pasien
dengan masalah persepsi diri sehingga dapat dijadikan acuan bagi
pelayanan rumah sakit untuk mengatasi masalah persepsi diri pada pasien
dengan skizofrenia.
3.

Manfaat Metodologis
Karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
penelitian lain terkait pemberian asuhan keperawatan dengan aplikasi
milieu therapy pada pasien dengan masalah persepsi

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien dengan Halusinasi Pendengaran di Ruang Sipiso-Piso Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

9 98 138

Asuhan Keperawatan dengan Aplikasi Mileu Therapy pada Klien dengan Masalah Self Perception di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ildrem Medan

5 96 92

Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan prioritas masalah Gangguan Kebutuhan Tidur pada Klien Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara Medan

0 27 46

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN JIWA DENGAN MASALAH UTAMA HALUSINASI DENGAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GANGGUAN JIWA DENGAN MASALAH UTAMA HALUSINASI DENGAR DI RUANG ARJUNA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH KLATEN.

1 2 11

Asuhan Keperawatan dengan Aplikasi Mileu Therapy pada Klien dengan Masalah Self Perception di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ildrem Medan

0 0 11

Asuhan Keperawatan dengan Aplikasi Mileu Therapy pada Klien dengan Masalah Self Perception di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ildrem Medan

0 0 2

Asuhan Keperawatan dengan Aplikasi Mileu Therapy pada Klien dengan Masalah Self Perception di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ildrem Medan

0 1 40

Asuhan Keperawatan dengan Aplikasi Mileu Therapy pada Klien dengan Masalah Self Perception di Ruang Sipiso-piso Rumah Sakit Jiwa Prof. M. Ildrem Medan

0 0 2

Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan prioritas masalah Gangguan Kebutuhan Tidur pada Klien Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Provinsi Sumatera Utara Medan

0 0 10

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien dengan Halusinasi Pendengaran di Ruang Sipiso-Piso Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

0 0 60