Strategi Pengembangan Bisnis Family Doorsmeer Di Jalan Sisingamangaraja Pematang Siantar

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian Jasa

Menurut Kotler dan Keller (2006), jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain yang secara intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apa pun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terkait pada suatu produk fisik. Dalam ilmu ekonomi, jasa adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang- barang milik,tetapi tidak memiliki transfer kepemilikan. Bisa dikatakan bahwa jasa adalah setiap tindakan atau aktivitas bukan benda, yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible, dimana konsumen terlibat secara aktif dalam proses produksi dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Menurut Payne (2001: 9), empat karakteristik yang paling sering dijumpai dalam jasa adalah :

1. Tidak berwujud. Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud. Artinya, jasa tidak dapat dilihat, dirasakan/dicicipi, atau disentuh, seperti yang dapat dirasakan dari suatu barang.

2. Heterogenitas. Jasa merupakan variabel nonstandar dan sangat bervariasi. Karena jasa itu berupa suatu unjuk kerja, tidak ada hasil jasa yang sama walaupun dikerjakan oleh satu orang. Hal ini dikarenakan oleh interaksi


(2)

manusia (karyawan dan konsumen) dengan segala perbedaan harapan dan persepsi yang menyertai interaksi tersebut.

3. Tidak dapat dipisahkan. Jasa umumnya dihasilkan dan konsumsi pada saat yang bersamaan, dengan partisipasi konsumen dalam proses tersebut. 4. Tidak tahan lama. Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. Jasa

tidak bisa disimpan, dijual kembali pada orang lain, atau dikembalikan kepada produsen jasa, di mana konsumen membeli jasa tersebut.

2.2 Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti “seni berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar- dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan (Lawrence R. Jauch, 1998 : 12). Strategi juga merupakan sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir (sasaran), disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Selanjutnya Hamel dan Prahalad (Rangkuti 2004:4) mendefinisikan strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir


(3)

selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan”.

Fokus pada strategi merupakan salah satu kunci keberhasilan bisnis. Perusahaan yang berhasil dalam menerapkan kunci ini adalah perusahaan yang memfokuskan semua perhatiannya untuk melayani kebutuhan pelanggan yang tidak disediakan oleh pesaing. Strategi ini berarti bahwa perusahaan memilih target pasar tertentu dan fokus untuk melayani target pasar yang telah dipilihnya. Fokus bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan selalu berusaha mencari cara yang sulit untuk ditiru pesaing sehingga bersaing dengan seefektif mungkin.

2.3 Tipe – Tipe Strategi

Menurut Rangkuti (2013) strategi dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok yaitu strategi manajemen, startegi investasi, dan strategi bisnis. Strategi manjemen ini adalah strategi yang dilakukan langsung oleh divisi manajemen dengan berorientasi pada pengembangan strategi secara lebih luas atau makro. Misalnya adalah , strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya.

Strategi investasi adalah strategi yang berfokus dalam hal investasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan . Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar,


(4)

strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi investasi, dan sebagainya.

Strategi bisnis sering juga disebut dengan strategi bisnis fungsional karena strategi ini beriorentasi pada fungsi- fungsi kegiatan manajemen, misalnya :strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi- strategi yang berhubungan dengan keuangan.

2.4 Manajemen Strategi

Menurut Wahyudi, manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan (formulating), penerapan (implementing), dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang (Wahyudi, 1995 : 17).

Menurut Wahyudi dalam Winardi (1995 : 17), manajemen strategi memiliki manfaat atau keuntungan sebagai berikut :

1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.

2. Membantuorganisasi beradaptasi pada perubahan- perubahan yang terjadi. 3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif.

4. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.

5. Aktivitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa yang akan datang.

6. Keterlibatan karyawan dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.


(5)

7. Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi.

8. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.

Tujuan manajemen strategi adalah untuk mempertahankan atau mencapai suatu keunggulan dibandingkan dengan pihak pesaing. Hal ini juga memungkinkan perusahaan membuat cara baru pada waktunya untuk mengambil keuntungan dari peluang baru dalam lingkungan dan mengurangi resikonya karena telah mengantisipasinya terlebih dahulu.

Tahapan- tahapan dalam manajemen strategi merupakan bagian- bagian yang berinteraksi dari sebuah sistem keseluruhan dengan sebuah proses berkelanjutan. Adapun tahapan dalam manajemen strategi yaitu:

1. Mengidentifikasi tujuan dasar atau misi organisasi yang bersangkutan. 2. Nilai- nilai pribadi para penyusun strategi.

3. Mendeterminasi tujuan- tujuan keorganisasian spesifik dan sasaran-sasaran.

4. Mengidentifikasi kekuatan- kekuatan keorganisasian dan kelemahan-kelemahannya.

5. Identifikasi peluang- peluang strategi dan ancaman- ancaman. 6. Mengidentifikasi alternatif- alternatif strategi.

7. Membandingkan alternatif strategi. 8. Keputusan strategi.


(6)

10. Tujuan evaluasi strategi dan kontrol (pengawasan) bersifat kritikal bagi setiap rencana.

Manajemen Strategi memiliki tiga macam elemen utama, yaitu :

1. Tahapan analisis strategi (strategic analyze), dimana penyusun strategi berupaya untuk memahami posisi strategi organisasi yang bersangkutan. 2. Pilihan strategi (strategic choice), berhubungan dengan perumusan

berbagai macam arah tindakan, evaluasi dan pilihan antara mereka.

3. Implementasi strategi (strategic implementation), berhubungan dengan merencanakan bagaimana pilihan strategi dapat dilakukan.

2.5 Formulasi Strategi

Formulasi strategi merupakan pemilihan segala kegiatan atau aktivitas yang memiliki kaitan dengan pencapaian tujuan. Terdapat beberapa tahapan dalam formulasi strategi yaitu menentukan visi dan misi, analisis lingkungan internal, analisis lingkungan eksternal, dan menentukan strategi alternatif.

2.5.1 Menentukan Visi dan Misi

Visi merupakan suatu harapan atau impian mengenai keadaan masa mendatang yang ingin diwujudkan oleh perusahaan. Visi ini sendiri dapat terwujud dengan baik jika semua lapisan personel di dalam perusahaan mulai dari lapisan yang paling atas sampai bawah menanamkan dalam benaknya untuk berusaha meraih cita-cita perusahaan tersebut (Umar 2005


(7)

: 23). Visi tersebut biasanya singkat kalimatnya dan praktis agar perusahaan lebih mudah menjalankannya.

Misi adalah penjabaran dari visi agar visi lebih mudah dipahami oleh seluruh staf perusahaan. Misi merupakan sebuah deskripsi alasan bagi eksistensi suatu organisasi, yang mencerminkan tujuan fundamentanya (Winardi 1997 : 117). Dalam hal ini, misi merupakan prinsip yang mengarahkan proses perumusan tujuan dan strategi perusahaan ataupun organisasi.

Banyak perusahaan menetapkan landasan dasar keberadaannya melalui pernyataan misi perusahaan. Misi tersebut sering dipandang sebagai mata rantai antara melakukan fungsi sosial dan tujuan yang khas dari organisasi itu. Jadi, misi ini dapat dipergunakan sebagai legitimasi adanya keberadaan suatu organisasi ataupun perusahaan. Jika misi perusahaan dilakukan dengan efektif maka akan menjadi suatu hal yang dapat menunjukkan citra dan ciri khas perusahaan tersebut.

Batasan misi dapat berbentuk luas, sempit, dan bahkan dapat berupa pemberitahuan semata mengenai cita- cita besar namun hanya sebagian kecil yang tercapai. Luas sasaran misi itu sendiri haruslah menjadi pertimbangan bagi strategi perusahaan agar tugas dan misi dapat terjamin pelaksanaannya. Perusahaan juga harus membuat sasaran tertentu yang dapat dipergunakan sebagai penentu keberhasilan suatu misi.


(8)

2.5.2 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal

Menurut Situmorang (2008), Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan. Cakupan dari analisis lingkungan internal yaitu :

1. Sumber Daya (Resources)

Sumber daya manusia bersifat khusus sehingga yang dibutuhkan perusahaan dari sumber daya ini hanyalah kemampuan (skill), pemikiran ataupun ilmu pengetahuan yang ada serta keterampilan.

2. Kapabilitas (Capability)

Merupakan bagian- bagian sumber daya yang memaparkan tugas dan kegiatan organisasi secara integratif.

3. Kompetisi Inti (Core Competence)

Kumpulan keterampilan dan teknologi yang memungkinkan suatu perusahaan menyediakan manfaat khusus bagi konsumen dan pelanggan. Aspek internal perusahaan meliputi aspek pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek sumber daya manusia, aspek manajemen, aspek sistem informasi dan aspek keuangan.

Menurut Umar (2005) , Lingkungan eksternal adalah kondisi- kondisi di luar perusahaan yang bersifat dinamis dan tidak dapat dikendalikan. Kondisi-kondisi yang dimaksud yaitu kondisi yuridis formal, kondisi birokrasi, iklim politik, situasi ekonomi, sistem nilai masyarakat,


(9)

perkembangan teknologi, situasi persaingan bisnis, serta lingkungan hidup lainnya (kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan).

Lingkungan eksternal menurut Situmorang (2008) terdiri dari : 1. Lingkungan Umum

Merupakan suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor- faktor tersebut pada dasarnya di luar dan terlepas dari operasi perusahaan. Faktor- faktor tersebut diantaranya faktor ekonomi, faktor sosial, faktor politik dan hukum, faktor teknologi, faktor demografi.

2. Lingkungan Industri

Lingkungan industri adalah klasifikasi dari lingkungan eksternal yang memiliki output berupa komponen- komponen secara normal dengan adanya implikasi yang lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan.

Selanjutnya Hitt (2001:50) mendeskripsikan mengenai lingkungan eksternal dan lingkungan internal sebagai berikut :

1. Lingkungan Eksternal perusahaan dibagi dalam tiga wilayah utama, yaitu :

A. Lingkungan Umum

Lingkungan Umum adalah sekumpulan elemen- elemen dalam masyarakatyang lebih luas yang mempengaruhi suatu industri dan


(10)

perusahaan-perusahaanyang ada di dalamnya (Hitt, 2001 : 50). Elemen-elemen tersebutdikelompokkan ke dalam enam segmen lingkungan, yaitu:

a. Segmen Demografis, berkaitan dengan ukuran populasi, struktur usia,distribusi geografis, bauran etnis, dan distribusi pendapatan. b. Segmen Ekonomi, merujuk ke hakikat dan arah ekonomi di mana

suatuperusahaan bersaing atau akan bersaing.

c. Segmen Politik/Hukum, suatu arena di mana organisasi dan kelompok- kelompok yang berkepentingan bersaing untuk sumber daya yang diinginkan, dan terdapat pengawasan terhadap badan-badan hukum dan undang- undang yang mengatur interaksi di antara bangsa- bangsa.

d. Segmen Sosiokultural, berkaitan dengan sikap- sikap dan nilai cultural suatu masyarakat.

e. Segmen Teknologi, meliputi institusi- institusi dan aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam menciptakan pengetahuan baru dan menerjemahkan pengetahuan itu ke output, produk, dan materi-materi baru.

f. Segmen Global, meliputi pasar global baru yang relevan, pasar global yang sedang berubah, peristiwa- peristiwa politik internasional yang penting, dan karakteristik kultural dan institusional yang menentukan pasar global.


(11)

B. Lingkungan Industri

Lingkungan Industri adalah serangkaian faktor- faktor ancaman dari pelaku bisnis baru, supplier, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan di antara para pesaing yang secara langsung mempengaruhi perusahaan dan tindakan dan tanggapan kompetitifnya. Secara keseluruhan, interaksi di antara lima faktor ini menempatkan suatu posisi dalam suatu industri, di mana perusahaan dapat secara menguntungkan mempengaruhi faktor- faktor itu, atau di mana perusahaan itu dapat dengan sukses mempertahankan diri dari pengaruh- pengaruh mereka. Semakin besar kapasitas perusahaan untuk lebih mempengaruhi lingkungan industri, semakin besar kemungkinan perusahaan untuk menghasilkan laba di atas rata- rata (Hitt, 2001 : 50-52).

C. Lingkungan Pesaing

Lingkungan Pesaing memusatkan perhatiannya pada setiap perusahaan yang bersaing secara langsung dengan sebuah perusahaan. Analisis pesaing dilakukan dengan penuh semangat oleh perusahaan- perusahaan yang bersaing dalam sebuah industri dengan hanya sedikit perusahaan yang memiliki kapabilitas yang relatif seimbang (Hitt, 2001 : 83).

2. Lingkungan Internal


(12)

A. Sumber Daya

Sumber daya adalah input- input dalam proses produksi perusahaan,seperti misalnya peralatan modal, keahlian pegawai individual, hak paten, keuangan, dan manajer yang berpengalaman (Hitt, 2001 : 23). Sumber daya dapat berwujud, sementara sebagian sumber daya lainnya tidak berwujud :

a. Sumber daya berwujud (tangible assets) adalah aktiva- aktiva yang dapat dilihat dan dapat diukur (Hitt, 2001 : 110). Sumber daya berwujud terdiri atas empat jenis, yaitu :

1. Sumber daya Keuangan, yaitu kapasitas perusahaan untuk meminjam dan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dana internal.

2. Sumber daya Organisasi, yaitu struktur pelaporan formal perusahaan dan perencanaan formalnya, sistem control dan sistem koordinasi.

3. Sumber daya Fisik, yaitu kecanggihan, lokasi pabrik, peralatan perusahaan dan akses ke bahan mentah.

4. Sumber daya Teknologi, yaitu persediaan teknologi, seperti hak paten, hak cipta, merek dagang dan rahasia dagang.

b. Sumber daya tidak berwujud (intangible assets) adalah aktiva-aktiva yang berurat akar dalam sejarah perusahaan dan telah


(13)

terakumulasi sepanjang waktu (Hitt, 2001 : 111). Sumber daya tidak berwujud terdiri atas tiga jenis, yaitu :

1. Sumber daya Manusia, yaitu ilmu pengetahuan, kepercayaan, kapabilitas manajerial dan rutin organisasi.

2. Sumber daya Inovasi, yaitu gagasan, kapabilitas saintifik dan kapasitas untuk melakukan inovasi.

3. Sumber daya Reputasi, yaitu reputasi dengan para pelanggan, nama merek, persepsi terhadap kualitas, daya tahan, reliabilitas produk dan reputasi dengan para supplier.

B. Kapabilitas

Kapabilitas adalah kapasitas perusahaan untuk menggunakan sumberdaya yang diintegrasikan dengan tujuan untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan (Hitt, 2001 : 112). Perusahaan harus menciptakan dan mengeksploitasi peluang- peluang eksternal dan mengembangkan keunggulan dengan daya tahan yang baik ketika digunakan dengan wawasan dan ketangkasan. Dengan kapabilitas suatu perusahaan mampu menciptakan dan mengeksploitasi peluang- peluang eksternal dan keunggulan tersebut.

C. Kompetensi Inti

Kompetensi inti adalah sumber daya dan kapabilitas yang menjadi sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan, melebihi para pesaingnya. Kompetensi inti membedakan perusahaan secara kompetitif dan


(14)

merefleksikan kepribadiannya. Tidak semua sumber daya dan kapabilitas perusahaan adalah aktiva- aktiva strategis, yaitu aktiva- aktiva yang memiliki nilai kompetitif dan berpotensi untuk menjadi sumber keunggulan kompetitif. Sebagian sumber daya dan kapabilitas mungkin tidak kompeten, karena mewakili area- area kompetitif perusahaan yang lemah dibandingkan dengan para pesaingnya sehingga dapat menghambat atau mencegah pengembangan kompetensi inti perusahaan.

2.5.3 Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang dikutip dari

1. Pengertian UMKM

a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang- undang ini.

b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang- undang ini.


(15)

c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang- undang ini.

2. Kriteria

No Uraian Kriteria

Aset Omset

1 Usaha Mikro Max 50 Jt Max 300 Jt

2 Usaha Kecil > 50 Jt – 500 Jt > 300 Jt – 2,5 M 3 Usaha Menengah > 500 Jt – 10 M >2,5 M – 50 M

2.5.4 Menentukan Strategi Alternatif

Ada 7 jenis Strategi Alternatif menurut Situmorang (2008) yaitu : 1. Strategi Integrasi

a. Integrasi ke depan, yaitu strategi yang arahnya untuk mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer. b. Integrasi ke belakang, yaitu strategi yang berusaha merujuk pada

kepemilikan atau kendali yang lebih besar berasal pada perusahaan pemasok.


(16)

c. Integrasi horizontal, yaitu integrasi yang mengutamakan strategi dalam mencari kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas perusahaan pesaing.

2. Strategi Intensif

a. Penetrasi pasar, merupakan upaya untuk meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah tersedia sebelumnya di pasar baik dalam memberikan promosi maupun menambah iklan atau publisitas. b. Pengembangan pasar, merupakan proses pengenalan produk maupun

jasa yang telah ada sebelumnya menuju wilayah yang baru dan belum terjangkau.

c. Pengembangan produk, yaitu upaya meningkatkan penjualan dengan membuat inovasi atau mengubah produk ataupun jasa yang telah ada. 3. Strategi Diversivikasi

a. Diversivikasi konsentrik, ialah mengangkat jumlah produk atau jasa yang telah dimodifikasi dan memiliki keterkaitan secara luas, dengan kata lain strategi melebarkan sayap usaha dengan inovasi yang baru. b. Diversivikasi horizontal, merupakan upaya menambah produk atau

jasa yang baru dengan tidak memiliki kaitan kepada pelanggan.

c. Diversivikasi konglomerat, menambah produk atau jasa dimana perusahaan membuka cabang baru atau anak perusahaan yang bergerak dalam menghasilkan produk atau jasa yang berbeda.


(17)

4. Strategi Defensif

a. Usaha patungan, merupakan upaya yang dilakukan jika ada beberapa perusahaan membentuk mitra usaha untuk membuat suatu peluang. b. Penghematan/penciutan, terjadi jika organisasi berupaya untuk

melakukan penghematan biaya untuk mengangkat penjualannya dan mendapatkan laba untuk memperkuat kompetisi khas mendasar dari organisasi.

c. Divestasi, merupakan peningkatan modal untuk investasi strategi selanjutnya.

d. Likuidasi, menjual seluruh aset peusahaan agar tidak terjadi kerugian yang lebih besar pada perusahaan sehingga kemungkinan besar operasi perusahaan berhenti.

e. Strategi kombinasi, organisasi mengusahakan kombinasi dari berbagai strategi yang ada secara simultan dan membawa resiko yang besar jika dilakukan terlalu jauh.

5. Strategi Adaptif

a. Strategi Protektor, merupakan suatu usaha peeusahaan dalam membuat inovasi dan penemuan baru serta membentuk peluang pasar yang baru. b. Strategi Penganalisis, adalah upaya menganalisa ide baru yang

dilakukan perusahaan sebelum memasuki suatu bisnis.

c. Strategi Reaktor, suatu usaha perusahaan dalam hal membuat perubahan jika ada tekanan yang datang dari lingkungannya.


(18)

6. Merger dan Leverage Buyout

a. Akusisi dan merger, merupakan cara yang dilakukan perusahaan untuk melakukan strategi. Akusisi terjadi jika perusahaan besar membeli perusahaan yang lebih kecil dan merger terjadi jika dua perusahaan yang hampir sama bersatu membentuk suatu perusahaan.

b. Leverage buyout, membuat korporasi menjadi milik perseorangan akibat dari pembelian saham keseluruhan untuk menghindari pengambilalihan paksa dan penjualan saham dilakukan untuk menambah modal usaha.

7. Strategi Michael Porter

a. Strategi keunggulan biaya, strategi yang dilakukan dalam gabungan diferensiasi dengan upaya efisiensi segala bentuk biaya yang ada di perusahaan. Resiko strategi ini adalah kemungkinan pesaing untuk meniru strategi ini

b. Strategi diferensiasi, strategi dengan tingkat pembedaan dan tidak menjamin keunggulan bersaing, dikatakan sukses jika fleksibilitas produk yang lebih besar dan biaya yang lebih rendah.

c. Strategi Fokus, merupakan strategi yang memusatkan perhatian pada pelanggan tertentu dan melayani segmen pasar yang lebih kecil dengan hati-hati. Strategi ini dikatakan sukses tergantung pada potensi pertumbuhan yang baik dan segmen industri yang ukurannya memadai.


(19)

2.6 Analisis Matriks Strength Weakness Opportunity Threats

SWOT singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), Threats (tantangan). Analisis SWOT berisi evaluasi faktor internal berupa kekuatan dan kelemahannya dan faktor eksternal berupa peluang dan tantangan. Strategi yang dipilih harus sesuai dan cocok dengan kapabilitas internal perusahaan dengan situasi eksternalnya.

a. Strengths (Kekuatan)

Yang dimaksud dengan kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis di dalamnya adalah antara lain kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komperatif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki sumber keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari para pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan.

b. Weaknesses (Kelemahan)

Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak


(20)

sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminatioleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.

c. Opportunities (peluang)

Merupakan situasi utama yang mendukung didalam lingkungan perusahaan, dan Opportunities berasal dari satu sumber. Yang dapat memberikan gambaran mengenai Opportunities adalah identifikasi segmen pasar sebelumnya, perubahan atau keadaaan yang teratur, perubahan teknologi dan perbaikan hubungan dengan pembeli atau penjual.

d. Threats (Ancaman)

Merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor- faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Memahami pokok-pokok peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan akan sangat membantu para manager mengidentifikasi pilihan yang realistis dari antar strategi yang tersedia. landasan kedua dalam analisis SWOT dengan mengidentifikasi Strengths (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan).

Analisis SWOT banyak digunakan oleh perusahaan yang sedang berkembang untuk menentukan ke arah mana bisnis perusahaan akan beroperasi, tujuan utama perusahaan dan bagaimana cara menuju ke arah tujuan dan indicator


(21)

apa yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam mewujudkan misi dan visinya. Hasil dari analisis SWOT ini akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran- sasaran organisasi selama 3-5 tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stakeholder (Situmorang 2008 : 253).

Apabila eksternal dan internal telah dirangkum maka akan dipetakanlah hasil analisis matriks posisi perusahaan dengan cara berikut :

a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.

b. Posisi perusahaan ditentukan dengan analisis sebagai berikut

c. Kalau peluang lebih besar daripada ancaman makanilai y>0 dan sebaliknya ancaman lebih besar dari pada peluang maka nilai y <0.

d. Kalau kekuatan lebih besar dari kelemahan makan x >0 dan sebaliknya apabila kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x <0.


(22)

Diagram 2.1 Analisis SWOT

KuadranIII : Kuadran I : Strategi turn –around Strategi Agresif

KuadranIV : Kuadran II : Strategi defensif Strategi Diversifikasi

Sumber: Situmorang (2008:265)

Kuadran I

1. Merupakan posisi yang sangat menguntungkan

2. Perusahaan mempunyai kekuatan dan peluang sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal

Kuadran II

1. Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumber daya

2. Perusahaan- perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang

3. Dilakukan melalui penggunaan strategi diversifikasi produk atau pasar.

Eksternal Faktor (EVE)


(23)

Kuadran III

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya lemah. Karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal fokus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ialah meminimalkan kendala- kendala internal perusahaan.

Kuadran IV

1. Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan

2. Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan.


(1)

6. Merger dan Leverage Buyout

a. Akusisi dan merger, merupakan cara yang dilakukan perusahaan untuk melakukan strategi. Akusisi terjadi jika perusahaan besar membeli perusahaan yang lebih kecil dan merger terjadi jika dua perusahaan yang hampir sama bersatu membentuk suatu perusahaan.

b. Leverage buyout, membuat korporasi menjadi milik perseorangan

akibat dari pembelian saham keseluruhan untuk menghindari pengambilalihan paksa dan penjualan saham dilakukan untuk menambah modal usaha.

7. Strategi Michael Porter

a. Strategi keunggulan biaya, strategi yang dilakukan dalam gabungan diferensiasi dengan upaya efisiensi segala bentuk biaya yang ada di perusahaan. Resiko strategi ini adalah kemungkinan pesaing untuk meniru strategi ini

b. Strategi diferensiasi, strategi dengan tingkat pembedaan dan tidak menjamin keunggulan bersaing, dikatakan sukses jika fleksibilitas produk yang lebih besar dan biaya yang lebih rendah.

c. Strategi Fokus, merupakan strategi yang memusatkan perhatian pada pelanggan tertentu dan melayani segmen pasar yang lebih kecil dengan hati-hati. Strategi ini dikatakan sukses tergantung pada potensi pertumbuhan yang baik dan segmen industri yang ukurannya memadai.


(2)

2.6 Analisis Matriks Strength Weakness Opportunity Threats

SWOT singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),

Opportunity (peluang), Threats (tantangan). Analisis SWOT berisi evaluasi faktor

internal berupa kekuatan dan kelemahannya dan faktor eksternal berupa peluang dan tantangan. Strategi yang dipilih harus sesuai dan cocok dengan kapabilitas internal perusahaan dengan situasi eksternalnya.

a. Strengths (Kekuatan)

Yang dimaksud dengan kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis di dalamnya adalah antara lain kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komperatif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki sumber keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari para pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan.

b. Weaknesses (Kelemahan)

Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak


(3)

sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminatioleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.

c. Opportunities (peluang)

Merupakan situasi utama yang mendukung didalam lingkungan perusahaan, dan Opportunities berasal dari satu sumber. Yang dapat memberikan gambaran mengenai Opportunities adalah identifikasi segmen pasar sebelumnya, perubahan atau keadaaan yang teratur, perubahan teknologi dan perbaikan hubungan dengan pembeli atau penjual.

d. Threats (Ancaman)

Merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor- faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Memahami pokok-pokok peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan akan sangat membantu para manager mengidentifikasi pilihan yang realistis dari antar strategi yang tersedia. landasan kedua dalam analisis SWOT dengan mengidentifikasi Strengths (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan).

Analisis SWOT banyak digunakan oleh perusahaan yang sedang berkembang untuk menentukan ke arah mana bisnis perusahaan akan beroperasi, tujuan utama perusahaan dan bagaimana cara menuju ke arah tujuan dan indicator


(4)

apa yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam mewujudkan misi dan visinya. Hasil dari analisis SWOT ini akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran- sasaran organisasi selama 3-5 tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stakeholder (Situmorang 2008 : 253).

Apabila eksternal dan internal telah dirangkum maka akan dipetakanlah hasil analisis matriks posisi perusahaan dengan cara berikut :

a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.

b. Posisi perusahaan ditentukan dengan analisis sebagai berikut

c. Kalau peluang lebih besar daripada ancaman makanilai y>0 dan sebaliknya ancaman lebih besar dari pada peluang maka nilai y <0.

d. Kalau kekuatan lebih besar dari kelemahan makan x >0 dan sebaliknya apabila kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x <0.


(5)

Diagram 2.1 Analisis SWOT

KuadranIII : Kuadran I : Strategi turn –around Strategi Agresif

KuadranIV : Kuadran II : Strategi defensif Strategi Diversifikasi

Sumber: Situmorang (2008:265)

Kuadran I

1. Merupakan posisi yang sangat menguntungkan

2. Perusahaan mempunyai kekuatan dan peluang sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal

Kuadran II

1. Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumber daya

2. Perusahaan- perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang

3. Dilakukan melalui penggunaan strategi diversifikasi produk atau pasar. Eksternal Faktor (EVE)


(6)

Kuadran III

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya lemah. Karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal fokus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ialah meminimalkan kendala- kendala internal perusahaan.

Kuadran IV

1. Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan

2. Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan.