Intensitas Nyeri Pada Anak Usia Prasekolah Pada Saat Pemasangan Infus yang Dirawat di RSUD dr. Pirngadi Medan

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tindakan perawatan terhadap penyakit yang dialami oleh seorang anak
seringkali menjadi krisis yang harus dihadapi anak karena dapat menimbulkan
stress pada anak. Karena tindakan medis yang berulang-ulang dapat menimbulkan
nyeri yang berulang juga, sehingga akan berdampak perasaan trauma pada anak.
Menurut Supartini (2004), hospitalisasi merupakan suatu proses dimana karena
alasan tertentu atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit,
menjalani terapi perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah.
Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama individu
tersebut dirawat di rumah sakit (Wong, 2004). Menurut WHO, hospitalisasi
merupakan pengalaman yang mengancam ketika anak menjalani hospitalisasi
karena stressor yang dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman. Dan salah
satu stressor utama hospitalisasi adalah nyeri (Hockenberry & Wilson, 2009).
Nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika
jaringan sedang rusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rasa nyeri (Arthur C. Curton, 1983 dalam Prasetyo, 2010).
International Association for Study of pain mendefinisikan nyeri sebagai suatu
sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan
dengan kerusakan jaringan yang bersifat aktual dan potensial atau yang dirasakan

dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan.

Universitas Sumatera Utara

Nyeri merupakan suatu hal yang tidak asing lagi dan akan menjadi alasan
paling umum dan paling banyak dikeluhkan pasien agar mendapatkan perawatan
kesehatan. Namun nyeri juga merupakan suatu hal yang multidimensi, sehingga
sulit untuk memberikan batasan terhadap nyeri. Setiap individu berbeda-beda
dalam melaporkan sensasi nyeri yang dirasakan. Termasuk salah satunya dengan
anak-anak terutama usia balita (Prasetyo, 2010).
Anak-anak terutama terkadang masih kesulitan untuk memahami nyeri dan
beranggapan apa yang dilakukan oleh perawat dapat menimbulkan nyeri. Anakanak terutama usia prasekolah belum mempunyai kosakata yang banyak, sehingga
kesulitan dalam menggambarkan secara verbal dan mengekspresikan nyeri kepada
orang di sekitarnya (Potter & Perry, 2005).
Sebagai seorang perawat kita harus mengkaji respon nyeri pada anak.
Tujuannya agar mendapatkan informasi tingkat keparahan dari sakit yang
dirasakan agar dapat menentukan tindakan yang harus dilakukan berikutnya.
Joint Commision on Acrcreditation of Healthcare Organization (JCAHO)
1990 membuat standar dalam penanganan terhadap nyeri. Salah satu langkah
dalam standar tersebut yaitu mengkaji keberadaan nyeri pada klien, kemudian

menentukan jenis dan intensitas nyeri pada klien (Prasetyo, 2010).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hj. Henny Suzana Mediani,
S.Kp., MNG; AI Mrdiyah, SKp., dan Windy Rakhmawati, SKp (2005) dengan
tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran respon nyeri infant
dan anak yang menagalami hospitalisasi saat pemasangan infus di RSUD
Sumedang. Dan dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa dengan

Universitas Sumatera Utara

menggunakan alat ukur facial analog, terdapat perbedaan yang signifikan jika
dilihat dari skala facial analog pada sat sebelum dan sesudah pemasangan infus.
Banyak sebenarnya cara mengkaji nyeri pada anak, baik secara verbal
maupun dengan melihat perubahan perilaku pada anak (non verbal). Tetapi masih
banyak perawat yang tidak mempedulikan hal tersebut. Sebagian besar, ketika
memberikan tindakan invasive pada klien dan klien merasa nyeri, petugas
kesehatan hanya akan berkata sakit sedikit atau sakitnya nanti akan hilang.
Padahal ada berbagai cara untuk mengalihkan rasa sakit yang dirasakan. Dan pada
sebagian anak-anak, nyeri dapat menjadi suatu trauma pada diri mereka.
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian untuk melihat bagaimana
intensitas nyeri pada anak dan berfokus pada anak usia prasekolah yang dilakukan

tindakan infus belum pernah dilakukan sebelumya di Medan, dan peneliti merasa
perlu penelitian ini dilakukan agar mendapatkan informasi, sehingga informasi
tersebut dapat digunakan untuk perencanaan tindakan selanjutnya.
1.2. Rumusan Masalah
Banyak anak-anak yang dirawat ketika akan diberikan tindakan perawatan
masih takut, dan bahkan menangis sebelum dilakukan tindakan. Karena mereka
trauma dengan sakit yang dirasakan saat dilakukan tindakan infasiv salah satunya
pemasangan infus.
Oleh karena itu peneliti ingin meihat bagaimana tingkat nyeri yang
dirasakan anak-anak usia prasekolah saat dilakukan tindakan pemasangan infus
yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

1.3. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana tingkat nyeri yang dirasakan anak-anak usia prasekolah yang
dirawat inap di RSUD Pirngadi ketika dilakukan tindakan pemasangan infus.
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran intensitas nyeri pada anak usia prasekolah

yang dilakukan tindakan pemasangan infus yang dirawat di RSUD Pirngadi.
1.4.2. Tujuan Khusus
Untuk melihat tingkat nyeri yang dirasakan oleh anak usia prasekolah yang
dilakukan tindakan pemasangan infus yang dirawat di RSUD pirngadi dengan
menggunakan skala Wong-Baker Face Pain Rating Scale.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Pendidikan Keperawatan
Hasil dari penelitian ini dapat disosialisasikan kepada mahasiswa mengenai
bagaimana respon subjektif anak tentang nyeri yang dirasakannya saat
pemasangan infus.
1.5.2. Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai informasi dalam pemberian asuhan
keperawatan untuk pengkajian tingkat keparahan sakit yang dirasakan anak
usia prasekolah yang dirawat di rumah sakit dengan menggunakan skala nyeri
yang efektif sehingga sebagai perawat dapat segera memberikan tindakan
berikutnya (intervensi) untuk membantu mengurangi rasa nyeri.

Universitas Sumatera Utara

1.5.3. Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tambahan
dan bahan masukan yang berguna bagi pengembangan penelitian keperawatan
berikutnya terutama yang berhubungan dengan skala pengukuran tingkat respon
nyeri pada anak yang di rawat di rumah sakit.

Universitas Sumatera Utara