Gambaran Status Gizi Lansia di Desa Suka Makmur Kecamatan sungai Bahar Kabupaen Muaro Jambi

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Menua atau menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti
dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes,
1994 dalam Nugroho 2000). Menurut World Health Organization (WHO)
lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Undangundang nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1
Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua
(Nugroho, 2008). Menurut Potter&Perry (2005),seseorang dikatakan lansia
jika usianya telah lebih dari 60 tahun.
Survey World Population Agingmenyatakan bahwa jumlah populasi
lansia di dunia pada tahun 2013 berjumlah 841 juta jiwa dan mengalami
peningkatan pada tahun

2015 yaitu sebanyak 901 juta jiwa. Data yang

diambil dari Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia menyebutkan bahwa jumlah lansiadi Indonesia tahun 2005

sebanyak 18,2 juta jiwa dan pada tahun 2015 menjadi 24,4 juta jiwa atau
10% dari jumlah populasi. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi tahun
2010 mencatat jumlah lansia mencapai 170.959 jiwa dan cenderung
mengalami peningkatan pada tahun 2012 yaitu 178.302 jiwa lansia. Dari data

1
Universitas Sumatera Utara

2

di atas terlihat bahwa populasi lansia meningkat dari tahun ke tahun yang
menunjukkan terjadinya peningkatan angka harapan hidup lansia.
Asupan gizi yang baik adalah dasar dari kesehatan, kemandirian dan
kualitas hidup lansia, namun akibat beberapa faktor perubahan yang dialami,
lansia rentan mengalami masalah dalam memenuhi asupan gizinya.
Malnutrisi merupakan isu besar di tengah-tengah kehidupan lansia. Malnutrisi
adalah keadaan patologis akibat kekurangan secara relatif maupun absolut
satu atau lebih zat gizi. Malnutrisi pada lansia dapat kita temukan di
komunitas, panti-panti jompo dan di rumah sakit.
Penelitian yang dilakukan oleh Kabir et al (2015) pada lansia di

Bangladesh menunjukkan 26% lansia mengalami malnutrisi energi protein
dan 62% berisiko mengalami malnutrisi. Penelitian yang dilakukan oleh
Visvanathan et aldalam Phillips et al(2010) pada 250 lansia di komunitas
menunjukkan bahwa 40% lansia mengalami risiko malnutrisi. Penelitian oleh
Tommy (2012) di tiga tempat berbeda, yaitu di komunitas, rumah sakit dan
panti jompo mendapatkan hasil bahwa lansia di komunitas sebanyak 10%
mengalami malnutrisi dan 50% mangalami risiko malnutrisi. Hasil penelitian
yang dilakukan Enny et al (2006) di Kota Padang menunjukkan status gizi
kurang pada lansia > 60 tahun sekitar 25,9%.
Prevalensi malnutrisi yang tinggi pada lansia memperlihatkan bahwa
banyak lansia yang memiliki masalah dalam memenuhi kebutuhan gizinya.
Dampak dari malnutrisi tersebut juga akan sangat mempengaruhi kehidupan
Lansia.Apabila lansia mengalami malnutrisi, maka lansia akan mengalami

 

 

Universitas Sumatera Utara


3

osteoporosis, anemia, gout, kurang energi kronis (Maryam dan kawan-kawan,
2008). Penelitian oleh Nisa (2004) di Panti Werdha pemerintahan DKI Jakarta
menyatakan bahwa lansia yang menderita malnutrisi (gizi kurang), respon
kekebalan tubuhnya akan buruk dan mudah terserang infeksi.
Penelitian yang dilakukan oleh Phillips et al(2010) menyatakan bahwa
malnutrisi yang mengacu pada kekurangan energi protein dapat menyebabkan
risiko terganggunya kesehatan, hilangnya kemandirian, memperpanjang
perawatan di rumah sakit, penurunan kualitas hidup, peningkatan risiko fraktur
dan kematian. Schneider et al (2004) dalam skates & Anyhony (2012)
mengaitkan malnutrisi berhubungan dengan kelemahan fisik dan kehilangan
massa otot yang sering memicu kejadian jatuh dan fraktur sebagai dampaknya.
Tingginya prevalensi malnutrisi pada lansia serta banyaknya dampak
yang ditimbulkan membuat penilaian status nutrisi menjadi penting untuk
dilakukan. European Society and parenteral and enteral Nutrition (ESPEN)
merekomendasikan Mini Nutritional Assesment (MNA)untuk menilai status
gizi lansia. Skates & Anthony (2012) menyatakan Mini Nutritional Assesment
(MNA)merupakan alat pengkajian paling baik untuk menilai status nutrisi pada
lansia karena hasilnya cepat didapat, mudah digunakan dan gratis. MNAdapat

digunakan untuk menilai lansia yang malnutrisi atau berisiko malnutrisi pada
semua praktik keperawatan termasuk keperawatan komunitas.
Sungai Bahar adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi
tepatnya di Sumatra bagian tengah negara Indonesia. Desa Suka Makmur
merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Sungai Bahar. Lansia

 

 

Universitas Sumatera Utara

4

yang berada di Desa Suka Makmur banyak yang tergolong dalam kondisi
miskin, hidup sendiri, memiliki tingkat ketergantungan yang besar terhadap
orang lain terutama terhadap keluarganya, memiliki tingkat pendidikan yang
rendah

dan banyak mengalami penyakit-penyakit degeneratif.


Data yang

diambil dari Rumah sakit yang berada di Jambi memperlihatkan kondisi lansia
yang berkunjung. Lansia umumnya menderita penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan status gizinya, yaitu seperti penyakit hipertensi,
osteoporosis, artritis, dan Diabetes Melitus.Karena alasan inilah penulis ingin
meneliti bagaimana gambaran status gizi pada lansia di Desa Suka Makmur
Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi.

1.2. Rumusan Masalah
Jumlah lansia di Indonesia yang semakin meningkat membutuhkan
perhatian dari pemerintah dan masyarakat karena dapat mengakibatkan
meningkatnya masalah kesehatan pada lansia, salah satunya adalah masalah
gizi. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai kesehatan lansia di Desa Suka
Makmur, lansia rentan memiliki risiko mengalami masalah gizi. Hal ini
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan lansia terhadap kebutuhan gizi
yang harus mereka penuhi. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti ingin
mengetahui bagaimana gambaran status gizi lansia yang tinggal di Desa suka
Makmur Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi?


 

 

Universitas Sumatera Utara

5

1.3. Pertanyaan Penelitian
Bagaimanakah gambaran status gizi lansia di Desa Suka Makmur Kecamatan
Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi?

1.4. Tujuan Penelitian
Mengetahui gambaran status gizi lansia di Desa Suka Makmur Kecamatan
Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi.

1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk mengatasi masalah status gizi
bagi pihak yang terkait, antara lain:

1.5.1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi peneliti sendiri dalam memahami permasalahan status
gizi pada lansia dan juga dapat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu
yang di dapat selama proses perkuliahan.
1.5.2. Bagi Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar untuk
pengembangan ilmu mengenai status gizi pada lansia.
1.5.3. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian dapat memberikan gambaran gizi lansia dan menjadi
sumber data bagi pemerintah dalam merencanakan program pembinaan
dan pelayanan kesehatan guna menungkatkan kualitas hidup lansia.

 

 

Universitas Sumatera Utara

6


1.5.4. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian dapat menggambarkan status gizi lansia, sehingga dapat
dijadikan pedoman dalam meningkatkan gaya hidup sehat dan dapat
meningkatkan status gizi mereka.
1.5.5. Bagi penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan
data pembanding untuk pengembangan judul-judul selanjutnya bagi
penelitian pada lansia yang berhubungan dengan status gizi pada lansia
di masa mendatang.

 

 

Universitas Sumatera Utara