Peran Auditor Eksternal Dan Kasus Enron Dan Worldcom

SAP 13
PERAN AUDITOR EKSTERNAL DALAM GOOD CORPORATE GOVERNANCE
DAN KASUS ENRON DAN WORLDCOM

KELOMPOK 13
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
1.

I Made Adhi Wirayana

1406305094

2.

Ni Putu Meiditya Ningsih

1406305126

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2016

0

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Penerapan good corporate governance saat ini sangat digencar oleh banyak
perusahaan dalam penerapannya. Hal ini disebabkan karena perusahaan dikatakan baik
jika memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Penerapan good corporate governance
menurut KNKG terdiri dari lima prinsip yaitu transparency, accountability,
responsibility, independent, dan fairness.
Dalam perjalanan sebuah perusahaan menerapkan prinsip-prinsip tersebut
dipastikan ada pihak luar yang juga mengawasi perusahaan agar dapat mengungkapkan
laporan keuangan maupun informasi-informasi lainnya agar lebih transparan sesuai
dengan salah satu prinsip-prinsip good corporate governance. Ialah auditor eksternal
yang merupakan salah satu komponen penting perusahaan agar dapat menerapkan
prinsip-prinsip good corporate governance dengan baik. Namun yang perlu diketahui
adalah auditor eksternal harus bersifat independen dan tidak terikat oleh pihak

perusahaan. Oleh karena itu, auditor eksternal memiliki posisi yang sangat strategis
untuk membantu perusahaan dalam menegakkan Good governance dan sekaligus
mendorong peningkatan pelayanan terhadap publik,

salah satunya yaitu meneliti dan

mengevaluasi bekerjanya sistem akuntansi, di samping menilai seberapa jauh kebijakan
dan program kerja manajemen yang dijalankan memiliki peran yang penting dalam
perusahaan.
Namun, dalam penerapannya, banyak penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi pada auditor eksternal itu sendiri. Salah satunya pada perusahaan Enron dan
WorldCom yang mampu menyeret salah satu KAP terbesar di Amerika Serikat pada
saat itu, yaitu KAP Arthur Andersen. Tindakan KAP yang melanggar prinsip-prinsip
GCG tersebut mampu menyeret KAP Arthur Andersen kedalam kehancuran.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka disusunlah makalah yang berjudul “Peran
Auditor Eksternal dalam Good Corporate Governance serta Kasus Enron dan
WorldCom”.
1.2

Rumusan Masalah

1

1. Bagaimanakah peran auditor eksternal dalam penerapan good corporate
governance?
2. Bagaimana pembahasan kasus Enron Corporation dan WorldCom?
1.3

Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui peran auditor eksternal dalam penerapan good corporate
governance.
2. Untuk mengetahui pembahasan mengenai kasus Enron Corporation dan WorldCom.

1.4

Manfaat Penulisan
1. Mengetahui peran auditor eksternal dalam penerapan good corporate governance.
2. Mengetahui pembahasan mengenai kasus Enron Corporation dan WorldCom.

BAB II
2


PEMBAHASAN

2.1 Auditor Eksternal
Tanggung jawab utama auditor eksternal adalah memberikan pendapat tentang
laporan keuangan yang disiapkan manajemen keuangan. Disamping menganalisis
pengungkapan dan metode akunting yang diterapkan manajemen dalam menyusun
laporan keuangan, auditor eksternal wajib melaporkan potensi resiko yang mereka
temukan selama audit kepada manajemen perusahaan dan komite audit, serta
memberikan saran bagaimana mengelola resiko tersebut.
2.2 Peran Auditor Eksternal dalam Good Corporate Governance
Audit eksternal adalah audit terpisah dari perusahaan yang disewa oleh
perusahaan untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang disusun telah
mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor eksternal adalah orang
yang melakukan audit eksternal pada sebuah organisasi/perusahaan. Audit eksternal pada
perusahaan dilakukan dengan mengecek dokumen-dokumen dan catatan-catatan serta
peralatan elektronik dan pengendalian komputer.
De Angelo (1981) dalam Lin dan Liu (2009) menyebutkan bahwa auditor
eksternal memegang peranan di dalam menentukan kredibilitas suatu informasi laporan
keuangan maka kualitas audit merupakan hal yang sangat penting. Kualitas audit

merupakan faktor yang sangat sulit untuk diukur secara langsung, dimana salah satu
proksi yang biasa digunakan untuk mengukur kualitas audit adalah ukuran dari kantor
akuntan publik. Semakin besar ukuran suatu kantor akuntan publik, maka akan lebih baik
pula kualitas audit yang disediakan oleh kantor akuntan publik tersebut. Kualitas dari
audit yang independen memiliki pengaruh terhadap tata kelola perusahaan. Hal ini
menyebabkan

pemilihan

auditor

merupakan

keputusan

penting

dan

harus


dipertimbangkan secara matang oleh perusahaan.
Beberapa fungsi auditor eksternal yaitu:
a. Membentuk dan menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
b. Mendokumentasikan semua penilaian dan simpulan yang telah dicapai.

3

c. Memastikan sifat cakupan tugas yang dilaksanakan oleh pemeriksa internal untuk
manajemen dan memastikan apakah manajemen mempertimbangkan rekomendasi
pemeriksaan internal dan bagaimana rekomendasi tersebut dibuktikan.
d. Memastikan bahwa pekerjaan pemeriksaan internal dilaksanakan oleh orang yang
telah menjalani pelatihan yang cukup dan mempunyai keahlian sebagai auditor.
e. Memastikan apakah pekerjaan pemeriksa internal telah secara baik direncanakan,
disupervisi, ditelaah, dan didokumentasikan.
f. Menguji pekerjaan pemeriksa internal, termasuk pengujian kembali item yang telah
diuji sendiri oleh pemeriksa internal, pengujian item yang sama serta observasi dari
prosedur yang diikuti oleh pemeriksa internal.
Tujuan pemeriksaan auditor eksternal adalah untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen perusahaan.

Laporan Eksternal Auditor berisi opini mengenai kewajaran laporan keuangan, selain itu
berupa management letter, yang berisi pemberitahuan kepada manajemen mengenai
kelemahan dan pengendalian intern beserta saran-saran perbaikannya.
Pelaksanaan pemeriksaan berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik
yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Pemeriksaan ekstern dilakukan secara
sampling, karena waktu yang terbatas dan akan terlalu tinggi audit fee jika pemeriksaan
dilakukan secara rinci. Pemeriksaan ekstern dipimpin oleh (penanggung jawabnya
adalah) seorang akuntan publik yang terdaftar dan mempunyai nomor register (registered
public accountant). Sebelum menyerahkan laporannya, eksternal auditor terlebih dahulu
harus meminta "Surat Pernyataan Klien"(Client Representation Letter). Eksternal Auditor
hanya tertarik pada kesalahan-kesalahan yang material, yang bisa mempengaruhi
kewajaran laporan keuangan.
Ashbaugh dan Warfield (2003) menyatakan bahwa auditor eksternal memainkan
sebuah peran dalam tata kelola perusahaan sebagai alat pengawasan yang penting dalam
proses pelaporan keuangan. Sanda, et al., (2005) dalam Obe (2012) menyebutkan bahwa
tata kelola perusahaan yang baik salah satunya diwujudkan dalam bentuk transparasi
keuangan perusahaan. Tata kelola perusahaan yang baik dapat dilihat dari mekanisme
tata kelola perusahaan yang diterapkan (Good Corporate Governance). Mekanisme tata
kelola perusahaan (Good Corporate Governance) adalah syarat-syarat pelaksanaan
sistem dalam suatu perusahaan dimana berbagai pihak yang berkepentingan terhadap

4

perusahaan tersebut dapat memastikan pihak manajer dan pihak internal perusahaan
lainnya dapat memenuhi kepentingan stakeholders (Sanda, et al., 2005 dalam Obe,
2012).
Dennis dan McConnell (2003) dalam Ferry (2010) membedakan mekanisme
Good Corporate Governance menjadi dua bagian yaitu internal dan eksternal, dimana
mekanisme internal dilakukan oleh dewan direksi perusahaan, dewan komisaris dan
komite audit yang dimiliki oleh perusahaan serta struktur kepemilikan dalam suatu
perusahaan. Sedangkan mekanisme eksternal dari mekanisme tata kelola perusahaan
(Good Corporate Governance) menurut Dennis dan McConnell (2003) adalah lebih
kepada pengaruh dari pasar untuk pengendalian pada perusahaan tersebut dan sistem
hukum yang berlaku.
Dalam hubungan dengan eksternal auditor, perusahaan menetapkan kebijakankebijakan sebagai berikut:
a) RUPS berwenang menunjuk auditor eksternal dari calon yang diajukan oleh komisaris
berdasarkan usulan dari komite audit (apabila ada);
b) Komite Audit (apabila ada) melalui komisaris wajib menyampaikan kepada RUPS
alasan pencalonan tersebut dan besarnya honorarium yang diusulkan untuk auditor
eksternal;
c) Auditor Eksternal harus bebas dari pengaruh komisaris, direksi maupun pihak yang

Auditor
Eksternal
berkepentingan
di perusahaan;

Auditor Internal

Penerapan Standar Umum

Independence

Penerapan Standar Pekerjaan

Kemampuan profesional

d) Perusahaan wajib menyediakan semua catatan akuntansi dan data penunjang yang
diperlukan sehingga
memungkinkan auditor Lingkup
eksternalPekerjaan
memberikan pendapatnya

Lapangan
tentang kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan
perusahaan dengan standar
Pelaksanaan Kegiatan
Penerapan Standar
Pemeriksaan
laporan keuanganPelaporan
Indonesia.
Manajemen Bagian Audit

Berdasarkan kerangka pemikiran, maka keterkaitan
Internal antar auditor eksternal,
auditor internal, dan pelaksanaan GCG dapat digambarkan dalam bentuk diagram
sebagai berikut:
Pelaksanaan
Good Corporate Governance
Transparansi Kemandirian
Akuntabilitas
Pertanggung jawaban
Kewajaran


5

2.3 Kasus Enron Corporation dan WorldCom
2.3.1 Enron Corporation
1. Profil Perusahaan Enron Corporation
Enron didirikan pada tahun 1985 oleh sebuah perusahaan “Houston Natural
Gas” dengan “Internorth”, sebuah perusahaan lain dalam pemipaan minyak
sebagai hasil merger yang diwajibkan oleh peraturan perundangan Pemerintah
Federal Amerika. Di tahun 1997, Enron membeli perusahaan pembangkit listrik
“Portland General Electric Corp” senilai $ 2 milyar. Masih di tahun yang sama,
manajemen mengubah nama perusahaan menjadi “Enron Capital and Trade
Resources” yang menjadi perushaan Amerika terbesar yang komoditas utamanya
adalah gas alam dan listrik. Pendapatan Enron meningkat tajam dari $ 2 milyar
menjadi $ 7 milyar dengan jumlah karyawan sebanyak 2.000 tenaga kerja, yang
awalnya hanya 200 tenaga kerja.

6

Tidak cukup hanya dengan prestasi tersebut, Enron kemudian membentuk
Enron Online “EOL” pada bulan Oktober 1999. Dalam waktu sekejab, EOL
berhasil melaksanakan transaksi sebesar $ 335 milyar pada tahun 2000. Januari
2000, Enron mengumumkan sebuah rencana yang sangat ambisius, yaitu
membuat jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi (high speed
broadbrand). Enron membiayai ratusan juta dollar guna melaksanakan program
ini walaupun keuntungannya belum Nampak sama sekali, namun harga saham
Enron di Wall Street melonjak menjadi $ 40, bahkan meningkat menjadi $ 90,56,
sehingga Enron dinyatakan oleh majalah Fortune maupun media lain sebagai
“One of the Most Admired and Innovative Companies in the World”.
Komoditas utama Enron adalah energi, kemudian melakukan diversifikasi
usaha yang sangat luas hingga pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan
industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain future transaction, trading
commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.
2. Kasus Enron Corporation
Pada tanggal 2 Desember 2001, dunia perekonomian dikejutkan dengan
munculnya berita yang berasal dari Houston di Texas, Amerika. Enron, industry
terbesar ketujuh di Amerika, yang sekaligus merupakan perusahaan energi
perdagangan terbesar di Amerika menyatakan kebangkrutannya. Yang lebih
memprihatinkan, kebangkrutan tersebut bukan dikarenakan perekonomian dunia
yang sedang melemah, melainkan disebabkan oleh kesalahan fatal dalam sistem
akuntan mereka. Selama tujuh tahun terakhir, Enron melebih-lebihkan laba dan
menutupi hutang-hutang mereka. Hal ini dimaksudkan agar investor tetap melirik
saham Enron yang sempat menjadi primadona perekonomian dunia.
Terjadinya penurunan nilai rating investasi perusahaan disebabkan
hutangnya yang terlalu besar, yang sebelumnya tidak tercatat dalam neraca (off
balance sheet) kemudian diklasifikasikan ulang sehingga tercatat dalam neraca
(on balance sheet). Hutangnya tidak hanya sebesar $13 juta tetapi bertambah
hingga sebesar $38 juta. Klasifikasi ulang dilakukan karena terdapat banyak
special purpose entity (SPEs) dan kerjasama yang tidak tercatat dalam neraca
yang memiliki banyak hutang.

7

Auditor independen, Arthur Andersen ikut berperan penting dalam
menyusun pembukuan kreatif Enron. Begitu pula dalam penghancuran buktibukti berupa dokumen kertas kerja Enron. Kertas kerja adalah dukumen penting
dalam dunia profesi akuntan yang berhubungan dengan laporan keuangan dari
klien. Secara umum, setiap kertas kerja, komunikasi dan laporan keuangan harus
di dokumentasikan dengan baik selama 6 tahun. Baru setelah 6 tahun, dokumen
tersebut bisa dihancurkan. Peristiwa penghancuran dokumen ini memberi
keyakinan pada publik dan kongres bahwa Arthur Andersen sebenarnya
mengetahui bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau mengungkapkannya dalam
laporan audit mereka, karena takut kehilangan Enron sebagai klien.
Titik awal jatuhnya Enron adalah dibukanya partnership-partnership
“special purpose vehicle” yang bertujuan untuk menambah keuntungan. Enron
mendirikan kongsi dengan seorang partner dagang. Partner dagang biasanya
hanya satu untuk setiap partnership dan kongsi dagang ini menyumbang modal
yang sangat sedikit, sekitar 3% dari jumlah modal keseluruhan. Secara hukum
perusahaan di Amerika, apabila induk perusahaan berpartisipasi dalam
partnership dimana partner dagang menyumbang sedikitnya 3% dari modal
keseluruhan, maka neraca partnership ini tidak perlu dikonsolidasi dengan neraca
dari induk perusahaan, tetapi dijabarkan pada laporan tersendiri dan terbuka.
Enron mendanai mereka dengan "meminjamkan" saham Enron (induk
perusahaan) kepada Enron (anak perusahaan) sebagai modal dasar partnershippartnership tersebut. Secara singkat, Enron sebenarnya mengadakan transaksi
dengan dirinya sendiri, namun secara tertutup.
Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari partnership-partnership
tersebut dalam laporan keuangan yang ditujukan kepada pemegang saham dan
Security Exchange Commission (SEC), badan tertinggi pengawasan perusahaan
publik di Amerika. Lebih jauh lagi, Enron bahkan memindahkan utang-utang
sebesar $ 690 juta yang ditimbulkan induk perusahaan ke partnership partnership
tersebut. Akibatnya, laporan keuangan dari induk perusahaan terlihat sangat
atraktif, menyebabkan harga saham Enron melonjak menjadi $ 90 pada bulan
Februari 2001. Perhitungan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut,
Enron telah melebih-lebihkan laba mereka sebanyak $650 juta.
8

Pihak-pihak yang terlibat didalam kasus Enron adalah:
1.

Kenneth Lay adalah seseorang yang telah mendirikan Enron, tetapi dia
membangun Enron dengan banyak hutang kepada pihak lain. Dia juga
termasuk orang yang licik karena diam-diam telah menjual saham yang ia
miliki.

2.

Jeffrey Skilling (Mantan Presiden, dan COO). Jeffrey Skilling ini adalah
seorang yang sangat pintar. Ia bersama Andrew Fastow memanipulasi
laporan keuangan Enron. Skilling merekrut Andrew Fastow, seorang ahli
keuangan, untuk bekerja sama membujuk Komisi Bursa Saham dan Surat
Berharga (SEC) AS untuk membolehkan mereka memakai metode “menilai
pada harga pasar” (mark to market) untuk diberlakukan untuk
perusahaannya.

3.

Andrew Fastow (Mantan CFO). Dia memanipulasi untuk membentuk anak
perusahaan yang hanya dipakai oleh Enron untuk mendapatkan pinjaman
dana dari bank. Sehingga dalam laporan keuangan yang dimiliki oleh Enron
tidak mengalami penambahan hutang. Dia jugalah yang mencoba memecat
Sherron Watkins karena mengutarakan apapun yang ia tahu tentang praktek
akuntansi perusahaan.

4.

Board of Directors. Dewan Direksi Enron telah gagal dalam melidungi
pemegam saham Enron dan memberikan konstribusi pada kejatuhan
perusahaan terbesar ketujuh di AS, dengan membiarkan Enron terlibat
dalam praktik akuntansi beresiko. Padahal Dewan mengetahui hal ini tetapi
lebih memilih untuk menutup mata dan merugikan pemegang saham,
karyawan, dan bagian lain yang menyangkut didalam perusahaan Enron.

5.

Karyawan Enron. Enron memaksa karyawannya untuk mengelola dana
pensiun, dimana diharuskan pembelian saham perusahaan sebagai dana
pensiun, karyawan percaya atas reputasi perusahaan. Tujuan Enron adalah
menaikan harga saham perusahaan dengan cara ini. Banyak sekali kerugian
yang dialami para karyawan. Baik financial maupun moral. Karyawan
Enron juga banyak yang tidak diterima di perusahaan lain.

9

2.3.2 WorldCom
1. Profil Perusahaan WorldCom
WorldCom merupakan perusahaan penyedia layanan telepon jarak jauh.
Sekitar tahun 1990an, perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap
perusahaan telekomunikasi lain. Akuisisi yang besar telah terjadi pada tahun 1998
pada saat WorldCom mengambil alih perusahaan MCI yaitu peruahaan kedua
terbesar di Amerika yang bergerak pada bidang telekomunikasi jarak jauh yang
mengukuhkan posisi Worldcom menjadi operator No. 1 dalam infrastruktur
internet.
2. Kasus WorldCom
Pada awal tahun 2000 perusahaan komunikasi tersebut sudah mulai
mengalami kemerosotan yang disebabkan oleh pendapatan yang mengalami
penurunan dan utang yang semakin banyak. Nilai saham juga terus mengalami
penurunan. Melihat kondisi tersebut Bernard Ebbers sebagai CEO, Scott Sullivan
sebagai CFO dan David Myers sebagai auditor senior memutuskan mengambil
langkah keluar dengan cara mengubah laporan keuangan. Ada dua cara yang
mereka tempuh. Yang pertama, mereka membukukan ‘line cost‘ sebagai
pemasukan, padahal pada kenyataannya merupakan pengeluaran. Kedua, mereka
meningkatkan pendapatan dengan entri akun palsu yang ditulis sebagai “akun
pendapatan perusahaan yang tidak teralokasi”. Dan dilaporkan sekitar $3,005
milyar telah salah diklasifikasi pada tahun 2001, sementara sisanya sekitar $797
juta pada triwulan pertama tahun 2002. Berdasarkan data WorldCom $14,7 milyar
pada tahun 2001 disajikan sebagai biaya. Dengan memindahkan akun beban
kepada akun modal, WorldCom mampu menaikkan pendapatan atau laba.
WorldCom mampu menaikan laba karena akun beban dicatat lebih rendah,
sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan
sebagai beban investasi. Dalam laporannya pada 25 Juni Worldcom mengakui
bahwa perusahan mengklasifikasikan lebih dari $3,8 milyar untuk beban jaringan
sebagai pengeluaran modal. Beban jaringan adalah beban yang dibayar oleh
Worldcom kepada perusahaan lain untuk jaringan telekomunikasi, seperti biaya
akses dan biaya pengiriman pesan bagi Worldcom. Dilaporkan sekitar $ 3,005
milyar telah salah diklasifiksi pada tahun 2001, sementara sisanya sekitar $ 797
10

juta pada triwulan pertama tahun 2002. Berdasarkan data Worldcom $14,7 milyar
pad tahun 2001 disajikan sebagai biaya.
Jika hal tersebut tidak terdeteksi praktek ini akan berakibat pendapatan
bersih yang lebih rendah dalam tahun-tahun brikutnya. Karena beban kapitalisasi
jaringan tersebut akan didepresiasikan.secara esensi beban kapitalisasi jaringan
akan memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan biyanya dalam beberapa
tahun dimasa depan, mungkin antara 10 tahun bahkan lebih. Staf akuntan
Worldcom telah diwawancara sebelum tanggal 25 Juni.
Analisis ekspektasi pendapatan saham WC Pada tanggal 1 Juli 2002
worldcom mengumumkan bahwa akun cadangan di Worldcom juga diinvestigasi
atau diperiksa. Perusahaan membuat akun ini untuk mengantisipasi kejadiankejadian luar biasa yang tidak dapat diprediksi. Seperti utang pajak tahun depan.
Seharusnyaakun ini tidak boleh dimanipulasi untuk memperoleh pendapatan.
Pada 8 Agustus, Worldcom mengakui bahwa mereka telah menggunakan akun
cadangan secara tidak benar. Dakwaan yang dilaporkan pada tanggal 28 agustus
adalah bahwa akun cadangan dikurangi untuk menutupi biaya jaringan yang telah
dikapitalisasi.
Sebagai Auditor Eksternal Independen KAP Arthur Andersen merupakan
pihak yang seharusnya menjunjung tinggi independensi, dan profesionalisme,
telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab
terhadap profesi maupun masyarakat dengan tidak melaporkan temuan audit yang
dimanipulasi oleh WorldCom. Arthur Andersen sebagai Auditor Eksternal
Worldcom. Dia menyetujui tindakan manipulasi karena:
a. Tidak adanya integritas dalam praktik audit Arthur Andersen, sehingga
kecurangan yang dilakukan tidak diungkapkan dalam opini auditor.
b. Adanya hubungan antara Arthur Andersen dengan Sullivan dan Myers yang
merupakan pekerja di KAP Arthur Andrsen sebelum bergabung dengan
WorldCom.
Arthur Andersen menyulap biaya sewa yang seharusnya merupakan biaya
operasional rutin yang akan mengurangi pendapatan pada tahun yang sama
menjadi biaya investasi, sehingga bisa disebar untuk jangka 10 tahun. Biaya yang
11

disulap oleh WorldCom per kuartalnya sebesar US$ 500-800 juta. Dengan
manipulasi data seperti ini, WorldCom bisa melaporkan laba bersih US$ 1,4
miliar pada kuartal I/2001 dan US$ 172 juta pada kuartal I/2002. Padahal, jika
manajemen WorldCom melaporkan apa adanya, selama lima kuartal rapornya
akan merah.
Pengumuman oleh WorldCom tentang manipulasi laba akuntansi secara
besar-besaran telah memukul pasar modal, media dan juga politisi. Maka pada 30
Juli 2002 disahkanlah Sarbanes-Oxley Act, yaitu undang-undang baru yang
mengatur reformasi tata kelola. Nama Sarbanes-oxley sendiri diambil dari dua
orang politisi.
SOX adalah hukum keamanan AS yang paling jauh jangakauannya, yang
berlaku semenjak US security Act of 1933 dan Securities Exchange Act of 1934,
yang mendorong SEC pada tahun 1934 untuk menjalankan undang-undang
tersebut. Banyak ketentuan SOX memerlukan implementasi tindakan SEC, dan
studi lebih lanjut untuk memperoleh jalan yang terbaik sebagai pedoman masa
depan.
SOX telah menciptakan sebuah kerangka kerja peraturan internasional bagi
perusahaan dalam mencari akses ke pasar modal AS dan auditornya. SOX
menetapkan standar baru pada tata kelola yang akan diterapkan pada semua
perusahaan perusahaan yang telah terdaftar di SEC, yaitu yang terdaftar di bursa
saham AS termasuk perusahaan-perusahaan asing besar yang terdaftar di bursa
AS. Lebih dari 200 perusahaan terbesar di Kanada, dan banyak perusahaan
internasional besar lainnya, harus mematuhi peraturan ini.
Demikian juga SOX menetapkan kerangka kerja baru untuk profesi
akuntansi AS yang menggantikan pengaturan diri oleh profesi dengan Public
Company Accounting Oversight Board (PCAOB). PCAOB akan mengawasi
semua KAP yang mengaudit perusahaan yang telah terdaftar di SEC, seperti
halnya perturan akuntansi dan pengungkapan perusahaan-perusahaan tersebut.
Bencana keuangan sebelumnya, termasuk kegagalan tata kelola Enron,
Arthur Andersen, dan WorldCom, meningkatkan kesadaran di AS, Kanada,
Australia dan Inggris bahwa kerangka tata kelola harus diperbaiki. Secara khusus,
12

dalam rangka menghadapi krisis kredibilitas tata kelola dan mengembalikan
kepercayaan dalam system pasar modal perusahaan saat ini.
Perusahaan saat ini, tindakan yang dibutuhkan untuk memenuhi harapan
masyarakat mencakup hal-hal sebagai berikut:
a.

Klarifikasi peran, tanggung jawab dan akuntabilitas dari dewa direksi,
subkomitenya, diri para direktur pribadi dan auditor.

b. Memastikan bahwa para direktur memiliki informasi yang cukup mengenai
rencana dan kegiatan perusahaan, kecukupan kebijakan dan pengendalian
internal untuk memastikan kepatuhan, dan kepatuhan actual, termasuk
keprihatinan para whistle-blower.
c.

Memastikan bahwa para direktur memiliki kompetensi keuangan yang
memadai dan keahlian lainnya yang diperlukan.

d. Memastikan bahwa laporan keuangan akurat, lengkap, dapat dpahamidan
transparan.
e.

Memastikan bahwa standar akuntansi memadai untuk melindungi
kepentingan para investor.

2.4 Analisis Kasus Enron Corporation dan WorldCom
Secara umum atau garis besar di dalam kasus ini, penyebab Enron Corporation
bangkrut adalah kesalahan dalam sistem akuntansi yang di sengaja, yaitu melebih –
lebihkan laba dan menutup–nutupi hutang–hutang mereka. Ini dilakukan dengan cara
memindahkan utang-utang sebesar $690 juta yang ditimbulkan induk perusahaan ke
partnership partnership tersebut. Akibatnya, laporan keuangan dari induk perusahaan
terlihat sangat atraktif, menyebabkan harga saham Enron melonjak menjadi $90 pada
bulan Februari 2001. Perhitungan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut,
Enron telah melebih-lebihkan laba mereka sebanyak $650 juta.
Begitu pula dengan Kasus WorldCom yang pada awal tahun 2000 perusahaan
komunikasi tersebut sudah mulai mengalami kemerosotan yang disebabkan oleh
pendapatan yang mengalami penurunan dan utang yang semakin banyak. Nilai saham
juga terus mengalami penurunan. Melihat kondisi tersebut WorldCom memutuskan
mengambil langkah keluar dengan cara mengubah laporan keuangan. Ada dua cara yang
mereka tempuh. Yang pertama, mereka membukukan ‘line cost‘ sebagai pemasukan,
13

padahal pada kenyataannya merupakan pengeluaran. Kedua, mereka meningkatkan
pendapatan dengan entri akun palsu.
Dalam kedua kasus di atas, tak lepas juga ada campur tangan dari KAP Arthur
Andersen sebagai Auditor Eksternal dari kedua perusahaan. Dalam kasus Enron person,
Arthur Andersen ikut berperan penting dalam menyusun pembukuan kreatif Enron,
Arthur juga berperan sebagai konsultan yang menyarankan Enron untuk memindahkan
utang–utangnya ke partnership–partnershipnya, dan begitu pula dalam penghancuran
bukti-bukti berupa dokumen kertas kerja Enron. Peristiwa penghancuran dokumen ini
memberi keyakinan pada publik dan kongres bahwa Arthur Andersen sebenarnya
mengetahui bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau mengungkapkannya dalam laporan
audit mereka, karena takut kehilangan Enron sebagai klien.
Dalam kasus WorldCom peran Arthur Andersen adalah tidak melaporkan temuan
audit yang dimanipulasi oleh WorldCom. Arthur Andersen sebagai Auditor Eksternal
Worldcom. Dia menyetujui tindakan manipulasi karena adanya hubungan antara Arthur
Andersen dengan Sullivan dan Myers yang merupakan pekerja di KAP Arthur Andrsen
sebelum bergabung dengan WorldCom.
2.5 Analisis Kasus Berdasarkan Sudut Pandang Corporate Governance
Dari kedua kasus di atas, Enron Corporation, WorldCom dan KAP Arthur
Andersen sama–sama melanggar beberapa prinsip-prinsip Good Corporate Governance
yang dikeluarkan oleh beberapa institusi, diantaranya seperti The Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD), Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG), dan menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor: KEP-117/M-MBU/2002.
a.

Pelanggaran yang dilakukan dalam kasus di atas adalah pelanggaran dalam
prinsip GCG baik menurut KNKG maupun menurut Keputusan Menteri Badan
Usaha Milik Negara Nomor: KEP-117/M-MBU/2002, yaitu prinsip Transparansi.
Transparansi merupakan keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai
perusahaan. Dalam kasus ini, Enron Corporation dan WorldCom sama–sama
menutup–nutupi keadaan finansial perusahaan mereka yang semakin menurun
dan banyak memiliki hutang dengan cara “mempercantik” laporan keuangan yang
ada. Dengan meningkatkan laba dan mengubah beban yang ada menjadi modal,
14

ini dapat membuat para investor menjadi senang karena kinerja perusahaannya
dinilai baik. Sehingga Enron dan WorldCom sama-sama tidak bisa melindungi
hak-hak

yang

dimiliki

perusahaan.

Enron

dan WorldCom

sama-sama

menyembunyikan informasi mengenai keuangan dan operasi bisnis perusahaan
mereka agar pemegang saham tidak menjual saham dan menyebabkan saham
mengalami penurunan. Ini juga melanggar prinsip Corporate Governance yang di
terbitkan oleh OECD yaitu prinsip hak pemegang saham dan fungsi pokok
kepemilikan perusahaan dan prinsip pengungkapan informasi perusahaan secara
transparan.
b.

Dalam kasus ini, KAP Andersen ikut membantu menutup-nutupi manipulasi
laporan keuangan Enron dan WorldCom dan tidak melaporkan ketidakwajaran
laporan keuangan serta menghancurkan bukti-bukti berupa kertas kerja Enron
yang merupakan bukti-bukti kebangkrutan Enron. Selain itu, KAP Andersen ikut
masuk ke dalam perusahaan sebagai fungsi internal audit pada perusahaan Enron.
Di lihat dari kasus tersebut KAP Andersen melanggar prinsip kemandirian
(independensi) menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:
KEP-117/M-MBU/2002. Kemandirian (independensi) merupakan suatu keadaan
dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. KAP
Andersen dikatakan melanggar prinsip ini karena adanya pengaruh atau tekanan
akan kehilangan klien yang besar, KAP Andersen juga melanggar prinsip
Profesionalisme menurut KNKG karena tidak melakukan profesi auditor dengan
baik dengan melanggar kode etik profesi.

c.

Prinsip-prinsip corporate governance yang dikeluarkan menurut Keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-117/M-MBU/2002 maupun
KNKG terdapat prinsip Akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan kejelasan fungsi,
pelaksanaan

dan

pertanggungjawaban

perusahaan

sehingga

pengelolaan

perusahaan terlaksana secara efektif. Baik perusahaan Enron, WorldCom dan
KAP Andersen melanggar prinsip ini karena perusahaan Enron dan WorldCom
tidak melindungi hak-hak stakeholder dengan baik. Perusahaan-perusahaan ini
tidak memberikan informasi yang relevan kepada pihak pemegang saham dengan
melakukan operasi-operasi bisnis yang tersembunyi dan disamping itu pula
15

karyawan perusahaan dirugikan akibat pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan
oleh perusahaan ini. Fungsi adanya auditor eksternal sendiri adalah mengawasi
pekerjaan dalam internal perusahaan dan memberikan pernyataan atas
pemeriksaan laporan keuangan perusahaan yang diaudit. Dalam kasus ini, KAP
Andersen melanggar fungsi auditor eksternal itu sendiri dengan tidak membuat
pernyataan mengenai manipulasi laporan keuangan perusahaan. Disamping itu,
KAP Andersen telah mengetahui operasi bisnis terlarang yang dilakukan oleh
kedua perusahaan ini. Hal ini dilakukan agar KAP Andersen tidak kehilangan
klien besar seperti perusahaan WorldCom dan Enron.
d.

Prinsip Pertanggungjawaban menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara

Nomor:

KEP-117/M-MBU/2002.

Pertanggungjawaban

merupakan

kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Dalam kasus ini,
KAP Andersen telah melanggar kode etik profesi yang berlaku karena KAP ini
tidak independen dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Selain itu, perusahaan
Enron dan WorldCom ini menyusun laporan keuangan dengan melanggar standarstandar yang berlaku. Seperti pada Enron yang meningkatkan laba dengan
melakukan transaksi off-balance sheet dan pada WorldCom yang melakukan line
cost serta meningkatkan pendapatan dengan menggunakan akun entry palsu.
Sehingga baik itu perusahaan Enron maupun WorldCom sama–sama tidak
mampu mempertanggungjawabkan hasil dari laporan keuangan yang telah
diterbitkan.
e.

Prinsip Kewajaran menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor: KEP-117/M-MBU/2002. Kewajaran merupakan keadilan dan kesetaraan
didalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam kasus ini, ketidakadilan
pendiri perusahaan Enron, Kenneth Lay yang telah menjual saham yang ia miliki
karena telah mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang di perusahaan
Enron tersebut.

f.

Prinsip Pengawasan yang diterbitkan oleh KNKG. Pada kasus ini, board of
directors pada perusahaan Enron telah gagal dalam mengawasi tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh manajemen, bahkan setelah mengetahui hal-hal yang tidak
16

wajar yang dilakukan oleh pihak manajemen Enron, mereka malah ikut menutup
mata dan membiarkan hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh pihak
manajemen. Pada kasus perusahaan WorldCom, Bernard Ebbers sebagai CEO,
Scott Sullivan sebagai CFO dan David Myers sebagai auditor yang malah ikut
serta dalam pemanipulasian laporan keuangan.
g.

Prinsip Daya Tanggap yang diterbitkan oleh KNKG. Dalam kaitannya dengan
kasus ini, perusahaan Enron sempat mengalami penurunan saham yang sangat
tajam. Namun pihak dari Enron tidak menanggapi dengan cepat penurunan saham
yang tajam ini sehingga saham perusahaan tak bernilai lagi.

h.

Prinsip Kesetaraan menurut KNKG dan Prinsip Perlakuan yang adil terhadap
para pemegang saham menurut OECD. Perusahaan wajib menjamin perlakuan
yang adil terhadap semua pemegang saham perusahaan dengan menjamin
mendapatkan perlakuan yang sama baik antara pemegang saham minoritas
maupun mayoritas. Dalam kasus ini, pendiri perusahaan Enron, Kenneth Lay
melakukan hal yang tidak adil terhadap pemegang saham yang lain dengan cara
menjual saham yang ia miliki karena telah mengetahui apa yang akan terjadi di
masa mendatang di perusahaan Enron tersebut (insider trading).

i.

Prinsip Wawasan ke Depan yang diterbitkan oleh KNKG. Terkait dengan kasus
ini, perusahaan Enron dan WorldCom merupakan dua perusahaan besar di
Amerika. Enron berusaha dengan berbagai macam cara untuk menaikkan laba
perusahaan agar kinerja keuangannya tetap dinilai baik dimata investor dan
pemegang saham. WorldCom juga melakukan hal yang tidak wajar agar
pendapatannya dianggap baik oleh pemegang saham dan juga investor. Namun,
hal ini malah membawa perusahaan bukan menuju kesuksesan namun menuju
kehancuran perusahaan itu sendiri.

j.

Prinsip Partisipasi yang diterbitkan oleh KNKG. Dalam kasus ini, perusahaan
Enron memiliki utang-utang yang besar dan WorldCom yang memiliki
pendapatan perusahaan yang mengalami penurunan dan utang yang meningkat.
Kedua perusahaan ini seharusnya bisa melakukan RUPS untuk mendiskusikan
terkait masalah utang-utang yang dimiliki kedua perusahaan ini. Namun, kedua
perusahaan ini lebih memilih untuk bungkam dan menutup-nutupi informasi

17

kepada pemegang saham dan memutuskan untuk menyelesaikan masalah utangutang tersebut sendiri.
k.

Prinsip Penegakan Hukum yang diterbitkan oleh KNKG. Dalam kasus ini, KAP
Andersen menghancurkan bukti-bukti audit perusahaan Enron berupa kertas
audit, namun bukti-bukti tersebut telah dihancurkan bahkan sebelum mencapai 6
tahun. Hal ini dianggap salah dalam hukum, karena penghancuran bukti
dilakukan setelah 6 tahun, sehingga KAP Andersen dianggap melanggar hukum.

l.

Prinsip GCG yang diterbitkan oleh OECD, Landasan hukum yang diperlukan
untuk menjamin penerapan good corporate governance secara efektif. Jika
pemerintah di suatu negara menginginkan prinsip good corporate governance
efektif diterapkan, maka pemerintah wajib membangun landasan hukum yang
baik kuat agar hal tersebut terjadi. Terkait mengenai kasus ini, landasan hukum
untuk mengatur penerapan good corporate governance di Amerika Serikat belum
kuat sehingga banyaknya pelanggaran-pelanggaran yang terjadi seperti kasus
diatas. Namun, setelah adanya kasus WorldCom mulai diberlakukannnya hukum
yang dinamakan SOX (Sarbanes-Oxley Act) yang dibuat oleh SEC.

m.

Prinsip Peranan the stakeholders dalam corporate governance yang diterbitkan
oleh OECD. Perlindungan hak dan kepentingan para anggota stakeholders nonpemegang saham sangat diperlukan karena keberhasilan operasi bisnis
perusahaan ditentukan oleh kerjasama para anggota stakeholders. Dalam kasus
ini, perusahaan Enron tidak berhasil melindungi hak-hak dari karyawan Enron ini
sendiri. Akibat kecurangan yang dilakukan oleh Enron, berdampak pula pada
karyawan Enron. Awalnya karyawan Enron dipaksa untuk membeli saham untuk
dana pensiun dan mempercayakan reputasi perusahaan namun karyawan Enron
hanya dimanfaatkan oleh pihak perusahaan demi keuntungan semata perusahaan.
Namun, karyawan pun dirugikan akibat tindakan perusahaan Enron sendiri.

n.

Prinsip Tanggung jawab Dewan Pengurus yang diterbitkan oleh OECD. Board of
Directors bertanggung jawab atas kepatuhan perusahaan yang mereka kelola
terhadap undang-undang atau ketentuan hukum yang berlaku. Dalam hal ini,
dewan pengurus perusahaan Enron telah mengetahui apa yang telah dilakukan
oleh manajemennya dalam memanipulasi laporan keuangan. Namun, dewan
pengurus Enron tidak menghentikan pemanipulasian laporan keuangan tersebut
18

oleh manajemen perusahaan. Sehingga dewan pengurus tidak bertanggungjawab
terhadap perusahaan yang mereka kelola dengan melanggar hukum-hukum yang
ada.

19

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Auditor eksternal merupakan orang yang melakukan audit eksternal pada sebuah
organisasi/perusahaan. Audit eksternal pada perusahaan dilakukan dengan mengecek
dokumen-dokumen dan catatan-catatan serta peralatan elektronik dan pengendalian
komputer. Tujuan pemeriksaan auditor eksternal adalah untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen
perusahaan. Laporan Eksternal Auditor berisi opini mengenai kewajaran laporan
keuangan, selain itu berupa management letter, yang berisi pemberitahuan kepada
manajemen mengenai kelemahan dan pengendalian intern beserta saran-saran
perbaikannya.
Dalam kasus Enron dan WorldCom, selain terdapat pelanggaran dari dua
perusahaan besar ini juga terdapat pelanggaran pada KAP Arthur Andersen yang dimana
KAP dan dua perusahaan ini sama-sama melanggar prinsip-prinsip good corporate
governance baik yang dikeluarkan oleh KNKG, OECD, maupun menurut Keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-117/M-MBU/2002. Setelah kasus ini
menghebohkan publik akan kelemahan penerapan prinsip-prinsip GCG, yang pada
awalnya pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki hukum yang jelas dalam mengatur
pelaksanaan good corporate governance, kemudian diciptakan hukum yang dikeluarkan
oleh SEC yang diberi nama SOX (Sarbanes-Oxley Act).
3.2 Saran
Dalam hal ini kami menyarankan bahwa diharapkan baik perusahaan maupun
auditor eksternal dapat menjalankan prinsip-prinsip GCG dengan baik terutama dalam
independensi dan transparansi agar terwujudnya perusahaan yang memiliki tata kelola
yang baik.

20

DAFTAR PUSTAKA

Sutojo, Siswanto dan E. John Aldridge. 2008. Good Corporate Governance. Jakarta: PT
Damar Mulia Pustaka
www.scribd.com
http://www.academia.edu/14931240/Makalah_Pemeriksaan_Akuntansi_-_WorldCom_

21