Studi Karakteristik Pedagang Kaki Lima K

TEMU ILMIAH IPLBI 2015

Studi Karakteristik Pedagang Kaki Lima Kawasan Kampus
Unismuh Makassar dan Korelasinya dengan Konsumen
Gilber Payung(1), Resti Kharisma(2), ---------------------(3)
(1)
(2)
(3)

Regional Planning Tourism and Distater Mitigation, Pengembangan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
Urban Planning and Design, Pengembangan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
Regional Planning Tourism and Distater Mitigation, Pengembangan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Abstrak
Perkembangan Pedagang Kaki Lima (PKL) dewasa ini banyak bermunculan pada kawasan-kawasan
pusat keramaian atau pusat aktivitas, seperti halnya lokasi studi kasus yaitu Kampus Universitas
Islam Muhammadiyah Makassar. Hal ini didukung pula dengan adanya Jalan Sultan Alauddin yang
menjadi jalan utama penghubung Kota Makassar – Kota Sungguminasa, Kab. Gowa. PKL yang
berdagang di tiap pusat-pusat kegiatan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Jurnal ini akan
membahas tentang karakteristik PKL dan kosumen/ pengguna jasa PKL. Serta korelasi antara
karakteristik pedagang dan konsumen tersebut. Pengumpulan data menggunakan metode observasi,

pengisian kuesioner serta dokumentasi. Untuk pengolahan dan interpretasi data menggunakan
analisis deskriptif dan kuantitatif (distribusi frekuensi dan tabulasi silang ( Chi – Square)). Dari hasil
perhitungan chi-square yang menunjukan bahwa terdapat hubungan erat antara jenis barang
dagangan dengan jumlah pendapatan harian pedagang. Sarana
fisik
dagangan
sangat
mempengaruhi jumlah pendapatan harian PKL. Kemudian, untuk variabel pekerjaan konsumen
dengan jenis barang yang di beli menunjukkan nilai korelasi yang tidak signifikan.
Kata-kunci : PKL, Konsumen, Korelasi

Pengantar
Permasalahan pedagang kaki lima (PKL)
merupakan permasalahan bersama yang harus
diselelaikan secara bersama-sama pula. Dalam
hal ini perlu adanya koordinasi yang baik antara
pemerintah kota, para PKL, dan masyarakat
umum. Koordinasi tersebut diwujudkan dengan
adanya
dialog

yang
memperbincangkan
permasalahan-permasalahan
PKL
serta
bagaimana penataan dan pengaturannya,
sehingga keberadaan PKL di tiap daerah bisa
menunjang perekonomian masyarakat kota
pada umumnya, bukan justru melahirkan
permasalahan baru di kota.
Perkembangan PKL dewasa ini banyak
bermunculan pada kawasan-kawasan pusat

keramaian atau pusat aktivitas, seperti halnya
lokasi studi kasus yaitu Kampus Universitas
Islam Muhammadiyah Makassar. Hal ini
didukung pula dengan adanya Jalan Sultan
Alauddin yang menjadi jalan utama penghubung
Kota Makassar – Kota Sungguminasa, Kab.
Gowa.

Pedagang kaki lima yang berdagang di tiap
pusat-pusat kegiatan memiliki
karakteristik
yang berbeda-beda, hal ini dikaitkan dengan
kebutuhan konsumen yang beraktivitas di pusat
kegiatan tersebut. Permintaan dan penawaran
yang memegang peran penting munculnya
kakrateristik-karakteristik pedagang kaki lima
dan pembeli atau yang menggunakan jasa dari
pedagang kaki lima ini.
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | 1

Studi Karakteristik Pedagang Kaki Lima Kawasan Kampus Unismuh Makassar dan Korelasinya dengan Konsumen

Jurnal ini akan membahas tentang karakteristik
pedagang kaki lima dan kosumen/ pengguna
jasa pedagang kaki lima. Kemudian dengan
adanya objek penelitian ini, kami akan
membahas pula berkenaan dengan korelasi/
hubungan antara karakteristik pedagang dan

konsumen tersebut.

melalui pengamatan secara langsung di
lapangan.
Observasi
dilakukan
guna
mendapatkan foto di wilayah studi serta
pemetaan wilayah studi ataupun menagkap
permasalahan- permasalahan yang berada di
wilayah studi.

Metode
Jelaskan jenis metode yang digunakan:
kualitatif,
kuatitatif
atau
mixed-method
(Creswell, 2008); dan/atau kategori sifat
penelitian:

deskriptif,
eksploratif
atau
eksplanatori (Groat & Wang, 2002) disertai
rincian metode pengumpulan data dan metode
analisis data yang digunakan. Pada bagian ini
juga dapat dijelaskan perspektif yang mendasari
pemilihan metode tertentu.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif kuantitatif, yaitu suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat- sifat serta hubungan
antar
fenomena yang diselidiki (Moh Nasir, 1988).
Penelitian deskriptif kuantitatif

tersebut merupakan hasil dari mengkomparasi
dengan teori yang terkait yaitu karakteristik
berlokasi aktivitas PKL. Metode yang digunakan
dalam penyusunan jurnal ini terdiri atas dua
bagian besar, yaitu metode pengumpulan data
dan metode analisis data.
Metode Pengumpulan Data
Observasi
Observasi meliputi kegiatan pencatatan pola
perilaku orang, obyek dan kejadian-kejadian
dalam
suatu
cara
sistematis
untuk
mendapatkan informasi tentang fenomenafenomena yang diamati. Observasi dilaksanakan
guna mendapatkan informasi mengenai wilayah
pengaruh yang ditetapkan menjadi wilayah studi
serta fenomena-fenomena
yang ditangkap

2 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

Titik PKL Warna Hijau

Kuesioner
Kuisioner yakni pengumpulan data dengan cara
menyebarkan atau mengajukan pertanyaan
yang sudah disiapkan oleh peneliti kepada
responden atau narasumber yang akan diteliti.
Dalam
penelitian
ini, kuisioner
disebar
kepada PKL serta konsumen PKL untuk
mendapatkan informasi mengenai profil serta
persepsi
PKL
dan
konsumen
terhadap

karakteristik berlokasi di sekitar Rumah Sakit dr.
Kariadi Semarang.
Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang
artinya barang-barang tertulis. Di dalam
melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti bukubuku, dokumen, peraturan-peraturan, jurnal,
koran dan lain-lain.
Dokumentasi
yang
didapat dari metode ini berupa gambar seperti
peta, tabel seperti jumlah pedagang menurut
jenis dagangan dari UPD PKL serta narasi
seperti gambaran umum wilayah studi.
Metode Analisis Data

Gilber Payung, Resti Kharisma, ----------------

Adapun teknik analisis yang dilakukan dalam
penelitian ini meliputi dua teknik analisis yaitu

analisis deskriptif dan metode kuantitatif.
Analisis Deskriptif
Analisis ini bersifat uraian atau penjelasan
dengan membuat tabel-tabel, mengelompokkan,
menganalisa data berdasarkan pada hasil
jawaban
kuisioner
yang
diperoleh
dari
tanggapan responden dengan menggunakan
tabulasi data. Selain itu, penggunaan metode ini
bertujuan untuk mendiskripsikan pedoman
peraturan-peraturan daerah dalam pengaturan
PKL selama ini. Deskriptif kuantitatif digunakan
dalam menjelaskan hasil perhitungan kuantitatif
atau data kuantitatif.
Analisis Kuantitatif
Analisis dengan mengolah data dari hasil
penelitian yang telah dinyatakan dalam satuan

angka untuk dianalisis dengan perhitungan
statistik terhadap variabel obyek yang diteliti.
Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan
adalah distribusi frekuensi dan tabulasi silang.
 Distribusi Frekuensi
Metode
ini digunakan untuk mengetahui
sebaran atau distribusi masing-masing variabel
ataupun dominasi dari masing-masing variabel
yang berasal dari hasil dari kuisioner baik dari
kuisioner yang berdasarkan persepsi PKL
maupun persepsi konsumen PKL sehingga dapat
menjadi dasar analisis pemunculan tiap-tiap
variabel. Adapun data yang disajikan melalui
teknik analisis distribusi
frekuensi
adalah
untuk pendataan
semua variabel yang
dituangkan dalam kebutuhan data.

 Tabulasi Silang
Metode tabulasi silang ini digunakan untuk
menganalisis
hasil survei primer yang
dilakukan terhadap PKL dan konsumen PKL.
Metode ini digunakan untuk mengetahui
karakteristik
berlokasi
kegiatan
PKL
berdasarkan persepsi PKL serta konsumen
PKL. Data-data tiap variabel dikelompokkan
dalam beberapa ketegori, dimana dari setiap
kategori
tersebut
diberi
skor untuk

mempermudah perhitungan. Kemudian variabelvariabel
yang
akan
diidentifikasikan
hubungannya
disusun
dalam baris dan
kolom. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai
pearson dan significant serta koefisien
kontigensi. Untuk menguji hubungan antar
variabel baris dan kolom dalam tabel i x j
digunakan uji statistik pearson (X2), dengan
rumus:

( X ij −X +i + X + j /N )
X =∑ ij
X i + X ij / N

2

2

Dimana :
Xij

= alamat sel yaitu baris i kolom j

Xi+

= jumlah baris ke – i

X+j

= jumlah kolom ke - j

N

= total sampel

Sumber : Dillon, 1984.
Hasil perhitungan dibandingkan dengan harga
titik kritis (Critical Point) X2 pada tabel distribusi
Chi - Square dengan derajat kebebasan (degree
of freedom) yang bersesuaian, sehingga
diketahui tingkat signifikasinya. Rumus untuk
menentukan derajat kebebasan (dk) adalah
sebagai berikut.

dk =( k−1 ) ( b−1 )
Dimana :
K

= jumlah baris

b

= jumlah kolom

Dalam studi ini tingkat signifikasi ( Significant
Level) yang dipakai adalah 0,1 sehingga
tingkat kepercayaan hasil analisis adalah 90%.
Apabila X2 hasil uji statistik Pearson lebih besar
daripada harga titik kritis pada tabel Chi Square,
maka
hipotesa
(HO)
yang
menyatakan antara variabel yang diuji tidak
ada hubungan atau ditolak. Berarti ada
hubungan antara variabel-variabel yang diuji
(hipotesa alternatif atau Ha diterima). Namun
apabila
yang
terjadi
sebaliknya,
maka
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | 3

Studi Karakteristik Pedagang Kaki Lima Kawasan Kampus Unismuh Makassar dan Korelasinya dengan Konsumen

disimpulkan tidak ada hubungan antar variabel
yang diuji.

Pedagang berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk
mengukur
sifat
atau
tingkat
keterhubungan
tersebut
(derajat
sosial)
digunakan perhitungan koefisien kontingensi.
Koefisien kontingensi adalah pengukuran
asosiasi yang didasarkan perhitungan chikuadrat. Harganya antara 0 sampai 1. Tetapi
tidak mungkin mencapai harga maksimal.
Adapun rumus untuk koefisien kontingensi
adalah sebagai berikut:

P; 44.00%

L; 56.00%

jenis kelamin

L

P

Pedagang Berdasarkan Usia
12

X2
k = X+ N



11
10

8
7

Dimana :

7

6

4

X

2

N

= hasil perhitungan chi-kuadrat
= jumlah sampel

Adapun variabel-variabel yang akan dianalisis
menggunakan metode tabulasi silang tersebut
antara lain pendapatan harian dengan jenis
lapak, pekerjaan pembeli dengan jenis barang
yang dibeli, dan jenis barang dagangan dengan
pendapatan harian. Antara variabel baris akan
ditabulasisilangkan dengan variabel baris.
Metode
ini merupakan alat analisis untuk
analisis
persepsi
konsumen
terhadap
keberadaan PKL serta analisis karakteristik
berlokasi PKL di kawasan sekitar kampus
Unismuh.
Analisis dan Interpretasi
Analisis Karakteristik Pedagang Kaki Lima
Berdasarkan hasil survei PKL yang kami lakukan
di Jl. Sultan Alauddin, pedagang di dominasi
oleh laki-laki yaitu 56%, sedangkan 44% adalah
perempuan. Dari 25 responden, sebanyak 7
orang yang berusia 17-30 tahun, 7 orang
berusia 41-50 tahun dan mayoritas 31-40 tahun
yaitu sebanyak 11 orang.

2

0

17 - 30

31 - 40

41 - 50

51 0- 60

Pedagang berdasarkan tingkat pendidikan
14

13

12

10

8

7

6

5

4

2

0

SD

SMP

SMA

Tingkat pendidikan pedagang yang paing tinggi
yaitu SMA sebanyak 5 orang. Sedangkan ratarata tamatan Sekolah Dasar yaitu sebanyak 13
orang, dan 7 orang tamatan SMP dari total 25
responden.
Pedagang berdasarkan daerah asal

Luar Sulsel; 24.00%

Makassar; 44.00%

Sulsel (luar makassar);
32.00%

Dari hasil survei kami di
kawasan sekitar
kampus Unismuh, kami klasifikasikan para
4 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

Gilber Payung, Resti Kharisma, ----------------

pedagang berasal dari Makassar, Sulawesi
Selatan (selain Makassar), dan luar Sulawesi
Selatan. Dari 25 responden ada 24% responden
yang berasal dari luar Sulawesi Selatan seperti
Jawa, Surabaya dan lainnya. Sebanyak 32%
responden berasal dari Sulawesi Selatan (luar
Makassar) seperti Gowa, Jeneponto dan lainnya.
Sedangkan yang berasal dari dalam Kota
Makassar sebanyak 44% dan rata-rata berasal
dari Jl. Minasa Upa dan Jl. Sultan Alauddin.

Dari data yang kami peroleh ada 16 responden
sudah berjualan lebih dari 1 tahun di kawasan
sekitar kampus Unismuh, sedangkan 9 orang
mengaku berjualan dibawah 1 tahun, beberapa
responden berjualan kurang lebih 5-6 bulan
lamanya.
Jumlah pedagang berdasarkan Kepemilikan Usaha
25

20

20

15

10

Pedagang berdasarkan status tempat tinggal
16

5

14

14

3

12

0

11

Pribadi

2

Kerjasama

Milik orang lain

10
8
6
4
2
0

Rumah sendiri

Kontrak

Kos
0

Pedagang berdasarkan status tempat tinggal,
tidak ada pedagang yang Kos, rata-rata
pedagang yang kami survei tinggal di rumah
milik sendiri yaitu sebanyak 14 orang,
sedangkan 11 orang lainnya tinggal di rumah
kontrak.

Rata-rata kepemiliikan usaha pedagang yang
berjualan di kawasan sekitar kampus Unismuh
adalah milik pribadi yaitu sebanyak 20 orang. 3
orang pedagang yang bekerjasama dengan
agen-agen tertentu, dan 2 pedagang mengaku
barang dagangannya adalah milik orang lain.
Jenis barang dagangan
12
11
10

10

8

6

4

4

Pedagang berdasarkan pernah/tidaknya pindah tempat berdagang
10
9

9

2

8

8

0

Makanan

Bahan mentah

non makanan

7
6
Asal barang dagangan

5

5

20

19

18

4
3

3

16
14

2

12

1
0

10
8

belum pernah

1 kali

2 kali

>2 kali

6

6
4

Dari hasil survei kami, 9 dari 25 responden
belum pernah pindah lokasi berdagang, 5 orang
mengaku sudah pernah berpindah lokasi
sebanyak 1 kali. Sebanyak 3 responden sudah 2
kali berpindah lokasi berdagang, bahkan ada
yang lebih dari 2 kali berpindah lokasi sebanyak
8 orang.
Lamanya berdagang di sekitar kampus
18
16

16
14
12
10

9

2
0

Dalam kota

luar kota

Jenis barang dagangan PKL kami kelompokkan
menjadi 3. PKL yang menjual makanan
sebanyak 11 orang, 4 orang pedangang menjual
bahan mentah seperti ikan, dan lainnya.
Sedangkan 10 lainnya menjual Non Makanan
seperti jam tangan, sepatu, sticker, dan lainnya.
Asal barang dagangan ini rata-rata berasal dari
dalam kota yaitu 16 pedagang. Sedangkan
lainnya mengaku barang yang dijualnya berasal
dari luar kota sebanyak 6 orang.

8
6
4
2
0

< 1 tahun

> 1 tahun

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | 5

Studi Karakteristik Pedagang Kaki Lima Kawasan Kampus Unismuh Makassar dan Korelasinya dengan Konsumen
Jenis Lapak

Mobil; 8.00%

Gerobak/kereta dorong;
16.00%

Warung semi permanen;
4.00%

yaitu sebanyak 9 pedagang, salah satunya
tinggal di Jalan Rapokalling. 22 pedagagang
menggunakan kendaraan pribadi untuk sampai
ke tempat berjualan, sedangkan 3 orang
menggunakan angkutan umum.

Motor/Motor 4 roda;
28.00%
Meja ; 8.00%

Asal modal
16
14

14

12

11

10

8

6
4

2

Gelaran/alas; 36.00%

0

Jenis lapak para pedagang bermacam-macam,
rata-rata
pedagang
memilih
untuk
menggunakan alas/gelaran sebanyak 36%, ada
juga yang menggunakan motor/mobil yaitu
sebanyak 28% rata-rata pedagang yang
menggunakan motor/mobil ini menjual makanan
atau minuman seperti Es Teler, Nasi Campur,
dan lainnya. Dari 25 responden kami tidak ada
yang menggunakan kios atau pikulan.
Jarak ke tempat usaha dari tempat tinggal
18
16

16
14
12
10

9

8
6
4
2
0

>3km

100000

Berdasarkan data yang kami peroleh, sebanyak
20 pedagang memulai usahanya dengan modal
dibawah Rp. 1000.000 seperti penjual ikan,
beberapa penjual minuman dingin, dan lainnya.
Sedangkan 5 orang pedagang memulai
usahanya dengan modal di atas Rp. 1000.000
seperti penjual sepatu, sticker, jam tangan dan
lainnya. Sebanyak 14 pedagang mengaku
memperoleh modal dari pinjaman dan 11 orang
menggunakan uang pribadi sebagai modal awal
berjualannya.
Jumlah pendapatan per hari

Sarana transportasi menuju tempat usaha

18

25

16

16

22
14

20
12
10

15
8

7

6

10
4
2

2

5
3

0

Kendaraan pribadi

angkutan umum

Rata-rata pedagang yang berjualan di kawasan
sekitar kampus Unismuh ini tempat tinggalnya
berdekatan dengan lokasi berjualan yaitu
sebanyak 16 pedagang mengatakan bahwa
rumah tempat tinggalnya kurang dari 3 Km dari
lokasi berjualan, seperti Jalan Minasa Upa,
Gowa, dan lainnya. Sedangkan lebih dari 3 Km
6 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

0

< 100000

> 300000

100000 - 300000

Gilber Payung, Resti Kharisma, ---------------Jumlah tanggungan
18

17

16
14
12
10
8

7

6
4
2

Berdasarkan hasil survei,
sebagian besar konsumen
sekitar kampus Unismuh
(60%, 6 responden), dan
wirausahawan, pedagang,
serta ibu rumah tangga
responden.

ditemukan bahwa
PKL di
kawasan
adalah mahasiswa
seterusnya adalah
pegawai swasta,
masing-masing 1

1

0

1 org

2 org

> 2 org

Pembeli berdasarkan asal daerah
8

Pendapatan
per
hari
setiap
pedagang
bermacam-macam, 16 pedagang diantaranya
memperoleh hasil lebih dari Rp. 300.000 setiap
harinya. 7 orang mendapatkan hasil berjualan
diantara Rp. 100.000 - Rp. 300.000 perharinya.
Sedangkan
yang
paling
rendah
yaitu
pendapatan dibawah Rp.100.000 sebanyak 2
orang pedagang. 17 dari 25 responden yang
kami survei, mengaku mempunyai jumlah
tanggungan sebanyak lebih dari 2 orang. 7
responden mempunyai tanggunan sebanyak 2
orang dan 1 orang responden hanya mempunyai
1 orang tanggungan.
Analisis Karakteristik Konsumen PKL
Berdasarkan hasil survei konsumen PKL yang
kami lakukan di Jl. Sultan Alauddin, jenis
kelamin konsumen PKL seimbang yaitu 50%
laki-laki dan 50% adalah perempuan. Dari 10
responden, sebanyak 7 orang yang berusia 1730 tahun, 1 orang berusia 41-50 tahun dan 3140 tahun yaitu sebanyak 2 orang.

7

7

6
5
4
3

3
2
1
0

Makassar

Sulsel (luar makassar)

Luar 0Sulsel

Dari hasil survei kami di
kawasan sekitar
kampus Unismuh, kami klasifikasikan konsumen
berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan (selain
Makassar), dan luar Sulawesi Selatan. Dari 25
responden ada 0% responden yang berasal dari
luar Sulawesi Selatan seperti Jawa, Surabaya
dan lainnya. Sebanyak 30% responden berasal
dari Sulawesi Selatan (luar Makassar) utamanya
berasal dari Gowa. Sedangkan yang berasal dari
dalam Kota Makassar sebanyak 70% dan
umumnya berasal dari Jl. Minasa Upa dan Jl.
Sultan Alauddin.
Pembeli berdasarkan barang yang dibeli
8
7

7
6
5

Pembeli berdasarkan jenis kelamin
4
3
2

2
1
0

P; 50.00%

Bahan Makanan

Makanan

Nonmakanan

L; 50.00%

L

Jenis barang dagangan yang diminati konsumen
kami kelompokkan menjadi 3. Konsumen yang
membeli makanan sebanyak 70%, 10%
meminati bahan mentah seperti ikan, dan
lainnya. Sedangkan 20% lainnya meminati jenis
dagangan non makanan seperti jam tangan,
sepatu, sticker, dan lainnya.

P

Pembeli berdasarkan usia
8
7

1

7

6
5
4
3
2

2

1

1
0

17 - 30

31 - 40

41 - 50

51 0- 60

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | 7

Studi Karakteristik Pedagang Kaki Lima Kawasan Kampus Unismuh Makassar dan Korelasinya dengan Konsumen

tidak ada yang menyarankan PKL di badan
jalan.

Pembeli berdasarkan sarana transportasi untuk mencapai pedagang
6

5

5

5

4

Sarana berdagang yang diminati
6

3

5

2

5

4

4

1

0

Jalan kaki

Kendaraan pribadi

Kendaraan
0 Umum

3

2

Sebagian besar konsumen yang membeli barang
dagangan PKL di sekitar kampus Unismuh, 50%
pedagagang menggunakan kendaraan pribadi
untuk sampai ke tempat berjualan, dan 50%
lainnya berjalan kaki untuk mencapai PKL.
Pembeli berdasarkan alasan berkunjung
8
7

7
6
5
4
3

2

2

1

1
0

Murah

Lengkap

Kualitas baik

Berdasarkan alasan berkunjung, kami membagi
persepsi konsumen menjadi 3 bagian, yaitu
karena murah, lengkap, dan kualitas barang
baik. Dari hasil survei ditemukan bahwa 70%
konsumen beralasan bahwa barang dibeli
karena murah, 20% beralasan karena lengkap,
dan 10% sisanya beralasan karena kualitas
barang yang baik.

5

Gerobak

Meja

Gelaran
0

Warung semi permanen

Untuk persepsi konsumen mengenai sarana
berdagang PKL yang diminati, kami membagi
persepsi konsumen menjadi 4 bagian, yaitu
sarana berupa gerobak, meja, gelaran, dan
warung semi permanen. Dari hasil survei
ditemukan bahwa 50% konsumen meminati
sarana berdagang menggunakan gerobak, 40%
menyukai sarana meja, 10% responden
menginginkan warung semi permanen, dan
tidak ada yang meminati sarana berdagang
menggunakan gelaran/alas.
Saran Pola letak PKL
7
6

6

5

4

4

3

2

1

0

Berkelompok

Bercampur

Sumber : Hasil Survei Kelompok, 2014

4

3

3

2

2

1

0

0

Gambar : Konsumen berdasarkan persepsi saran
pola letak PKL

Saran tempat usaha PKL
6

5

1

1

Trotoar

Badan0 Jalan

Halaman gedung

Lainnya

Berdasarkan saran mengenai lokasi tempat
usaha PKL, kami membagi persepsi konsumen
menjadi 4 bagian, yaitu di trotoar, badan jalan,
halaman gedung, dan lain-lain. Dari hasil survei
ditemukan bahwa 50% konsumen menyarankan
lokasi berdagang tetap di trotoar/bahu jalan,
30% menyarankan di halaman gedung, dan
8 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

Berdasarkan saran mengenai pola letak tempat
usaha PKL, kami membagi persepsi konsumen
menjadi 2 bagian, yaitu PKL diarahkan
berkelompok, serta PKL diarahkan bercampur.
Dari hasil survei ditemukan bahwa 60%
konsumen menyarankan PKL bercampur, dan
40% lainnya menyarankan PKL berkelompok
sesuai jenis barang dagangannya.

Gilber Payung, Resti Kharisma, ----------------

Tabel: Perhitungan Korelasi Jenis
Dagangan dengan Pendapatan Harian

Alasan
7

6

6

Barang

5
4

4

3

2

1

0

Bervaria si

Mudah memilih

Untuk persepsi konsumen mengenai alasan
menyarankan pola letak PKL yang diminati, kami
membagi persepsi konsumen menjadi 2 alasan,
yaitu yang memberi alasan karena bervariasi,
dan yang memberi alasan karena mudah
memilih. Dari hasil survei ditemukan bahwa
60% konsumen menyarankan pola letak PKL
karena
bervariasi,
dan
sisanya
40%
menyarankan pola letak PKL karena mudah
memilih.
Analisis Uji Independensi / Korelasi Data
Pedagang Kaki Lima Dan Konsumen
Pedagang Kaki Lima
Analisis uji korelasi digunakan untuk mengetahui
hubungan/korelasi antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain supaya menghasilkan
dasar perencanaan yang baik, maka digunakan
teknik analisis korelasi chi-square.
Korelasi Jenis Barang Dagangan dengan
Pendapatan Harian
Jenis barang dagangan berupa makanan adalah
jenis barang yang paling banyak didagangkan di
kawasan sekitar kampus Unismuh. Menempati
urutan kedua adalah jenis barang dagangan
berupa non-makanan yang terdiri atas
pedagang aksesoris, mainan, dsb.
Jenis barang yang didagangkan sangat
mempengaruhi jumlah pendapatan harian
pedagang di sekitar kawasan kampus Unismuh.
Hal ini dapat ditinjau dari hasil perhitungan chisquare yang menunjukan bahwa terdapat
hubungan erat antara jenis barang dagangan
dengan jumlah pendapatan harian pedagang di
kawasan sekitar kampus Unismuh.
Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa sebagian
besar pedagang makanan (6 responden)
memiliki pendapatan harian diatas Rp.300.000
per hari dan hanya 1 responden yang memiliki
pendapatan kurang dari Rp.100.000 per hari.

Pendapatan
Jenis
Barang
300.000 Total
300.000
fo
fe
fo fe
fo fe
4
3,08 6 7,04 11 11
1
1,12 2 2,56 4 4
2
2,8
8 6,4
10 10
7
7
16 16
25 25

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 3, 2014
Korelasi Jenis Lapak dengan Pendapatan
Harian
Sarana fisik berupa meja banyak diminati PKL
karena praktis dan mudah di bongkar-pasang.
Sarana fisik berdagang berupa meja dominan
memiliki tingkat pendapatan diatas Rp.300.000/
hari. Sama halnya dengan pedagang yang
menggunakan kendaraan bermotor roda 2 atau
motor 4 roda (kaisar, viar, fukuda) juga ratarata
memiliki
pendapatan
diatas
Rp.300.000/hari.
Sarana fisik dagangan sangat mempengaruhi
jumlah pendapatan harian Pedagang Kaki Lima
di
kawasan sekitar kampus Unismuh. Hal ini
dapat dilihat dari perhitungan chisquare yang
mengindikasikan bahwa terjadi hubungan yang
signifikan antara kedua variabel tersebut dan
hubungan tersebut sifatnya kuat atau saling
berpengaruh erat antar keduanya.
Tabel: Perhitungan Korelasi Jenis Lapak dengan
Pendapatan Harian

Jenis Lapak

Pendapatan Harian
100.000
300.00
Total
0
fo fe
fo fe

0,32

1

1,12

2

2,56 4 4

0

0

0

0

0

0,08

1

0,28

0

0,64 1 1

0,16
0
0,72

2
0
2

0,56
0
2,52

0
0
6

1,28 2 2
0
0 0
5,76 9 9

0,56

1

1,96

6

4,48 7 7

0,16

0

0,56

2

1,28 2 2

0 0

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | 9

Studi Karakteristik Pedagang Kaki Lima Kawasan Kampus Unismuh Makassar dan Korelasinya dengan Konsumen
Total
Chi-Square
(X2)
X2 Tabel

2

2

7

7

16 16

25 25

12,19
23,69

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 3, 2014
Korelasi Pekerjaan Konsumen
Jenis Barang Yang di Beli

dengan

Secara umum, jenis dagangan makanan diminati
segala jenis pekerjaan, terkecuali ibu rumah
tangga. Sedangkan jenis dagangan bahan
mentah hanya diminati oleh ibu rumah tangga.
Selain itu, jenis dagangan non makanan hanya
diminati oleh mahasiswa yang dijadikan sebagai
responden.
Hasil perhitungan chisquare yang tidak
signifikan dikarenakan konsumen memilih jenis
barang dagangan yang sering dibeli dapat
dilihat dari nilai perhitungan chisquare yang
sebesar 11,43 sehingga lebih kecil dari nilai
chisquare
tabel
yang
sebesar
15,51.
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa jenis barang yang dibeli
dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang digeluti.
Jika ditinjau dari segi frekuensinya,
jenis
dagangan yang sering dibeli adalah makanan
karena merupakan kebutuhan pokok yang
frekuensi pembeliannya tinggi.
Tabel : Perhitungan Korelasi Pekerjaan
Konsumen dengan Jenis Barang Yang di Beli
Barang yang dibeli
bahan
mentah

makanan

nonmakanan Total

fo

fe

fo

fe

fo

fe

fo

fe

Mahasiswa

0

0,6

4

4,2

2

1,2

6

6

Wirausaha

0

0,1

1

0,7

0

0,2

1

1

IRT

1

0,1

0

0,7

0

0,2

1

1

Pedagang

0

0,1

1

0,7

0

0,2

1

1

Pegawai
Swasta

0

0,1

1

0,7

0

0,2

1

1

Total

1

1

7

7

2

2

10 10

Chi-Square
(X2Hitung)

11,43

X2tabel

15,51

Pekerjaan

Sumber : Hasil Analisis Kelompok, 2014
Kesimpulan

10 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

 Karakteristik
pedagang
kaki
lima
diidentifikasi
dengan
observasi
serta
memberikan
angket
dan
wawancara
berkaitan dengan pedagang berdasarkan
jenis kelamin, pedagang berdasarkan daerah
asal, pedagang berdasarkan usia, pedagang
bedasarkan tingkat pendidikan, pedagang
berdasarkan
status
tempat
tinggal,
pedagang berdasarkan pernah/tidak pindah
tempat bedagang, lama berdagang di sekitar
kampus, pedagang berdasarkan kepemilikan
usaha, jenis barang dagangan, asal barang
dagangan, jarak ke tempat usaha dari
tempat tingal, moda transportasi yang
digunakan menuju tempat usaha, asal
modal, jumlah modal, jumlah pendapatan
perhari, dan jumlah tanggungan.
 Karakteristik konsumen diidentifikasi
dengan observasi serta memberikan
angket dan wawancara berkaitan
dengan jenis kelamin konsumen, usia
konsumen, asal daerah konsumen,
barang yang dibeli konsumen, moda
yang digunakan konsumen menuju
PKL, pembeli berdasarkan alasan
berkunjung, saran tempat usaha,
sarana perdagangan yang diminati,
saran pola pkl dan alasan pemilihan
pola tersebut.
 Uji korelasi menunjukkan bahwa:
dari hasil perhitungan chi-square
yang menunjukan bahwa terdapat
hubungan erat antara jenis barang
dagangan
dengan
jumlah
pendapatan harian pedagang di
kawasan sekitar kampus Unismuh
Sarana fisik dagangan sangat
mempengaruhi jumlah pendapatan
harian Pedagang Kaki Lima di
kawasan sekitar kampus Unismuh.
Hal
ini
dapat
dilihat
dari
perhitungan
chisquare
yang
mengindikasikan
bahwa
terjadi
hubungan yang signifikan antara
kedua
variabel
tersebut
dan
hubungan tersebut sifatnya kuat
atau saling berpengaruh erat antar
keduanya
untuk variabel pekerjaan konsumen
dengan jenis barang yang di beli

Gilber Payung, Resti Kharisma, ----------------

menunjukkan nilai korelasi yang
tidak signifikan
Penelitian ini mengfokuskan pada dua
objek yaitu pedagang kaki lima dan
konsumen (yang menggunakan jasa
PKL) dan menganalisis hubungan antara
keduanya. Kekurangan penelitian ini
yaitu sulit untuk menentukan banyaknya
koresponden untuk pembeli dikarenakan
jumlah pembeli yang tidak tetap/ tidak
ada data berkenaan dengan banyaknya
jumlah pembeli yang menggunakan jasa
PKL. Perlu adanya penelitian lanjutan
atau
kritik
dan
sarana
untuk
penyempurnaan kedepan penelitian ini.

Daftar Pustaka
Arsyad, Lincolyn ( 1992). Ekonomi Pembangunan.
Yogyakarta: Bagian Penerbit STIE YKPN.
Chandrakirana dan Sadoko ( 1995). Dinamika
Ekonomi Informal di Jakarta-Industri Daur Ulang,
Angkutan Becak dan Dagang Kaki Lima. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Chandrakirana, Kamala dan Sadoko (1994).
Dinamika Ekonomi Informal di Jakarta: Center
for Policy and Implementation Studies. Jakarta: ---.
Hanarti, Marantina (1999). Studi Karakteristik dan
Kebutuhan Ruang Aktivitas Perdagangan dan
Jasa Sektor Informal di Kawasan Pusat
Perdagangan Johar Semarang. Tugas Akhir tidak
diterbitkan, Jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Semarang.
Kristina, Diana ( 2001). Studi Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kecenderungan Pemilihan Lokasi
Kegiatan PKL (Studi Kasus: Kawasan Perdagangan
Johar). Tugas Akhir tidak diterbitkan, Jurusan
Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang.
Surya, Octora Lintang (2006). Kajian Karakteristik
Berlokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan
Sekitar Fasilitas Kesehatan (Studi Kasus:
Rumah Sakit Dr. Kariadi Kota Semarang).

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | 11

Studi Karakteristik Pedagang Kaki Lima Kawasan Kampus Unismuh Makassar dan Korelasinya dengan Konsumen

12 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015