LAPORAN RESMI PRAKTIKUM URINALISA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM URINALISA Dan CAIRAN TUBUH KELOMPOK 5

  Di susun oleh :

  1. Akhmad Apriliansyah ( G0C016001 )

  2. Niken Arista Rengganis ( G0C016061 )

  3. Qurnia Reni Sagita ( G0C016047 )

  4. Salzabella Oktaviana ( G0C016104 )

  

PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah berkesempatan dalam memberikan limpahan kesehatan, rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan resmi yang berjudul “Laporan Resmi Praktikum Urinalisa dan Cairan Tubuh ini dapat diselesaikan dengan baik.

  Laporan resmi ini disusun dalam hal tugas Mata kuliah Praktikum Urinalisa Dan Cairan Tubuh. Atas tersusunnya laporan resmi ini, kami ucapkan terimakasih kepada Semua pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian laporan resmi ini. kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan resmi ini masih terlalu banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya harap kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi laporan resmi ini bisa lebih baik lagi. Penulis juga berharap semoga laporan resmi ini dapat bermanfaat dalam dalam hal ilmu pengetahuan bagi kita semua.

  Semarang, 05 Mei 2017 Kelompok 5

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Praktikum kimia klinik dapat digunakan untuk melatih mahasiswa agar dapat belajar dan mengenal pemeriksaan urine secara makroskopis dan mikroskopis untuk membantu menegakkan suatu diagnosa penyakit. Urine yang normal jumlahnya adalah 1-2 liter sehari, tetapi cairan urine dapat meningkat volumenya sesuai dengan jumlah cairan yang dimasukkan ke dalam tubuh kita.

  Pada praktikum ini, kita akan mengenal dan lebih mendalami cairan urine secara kasat mata/makroskopik. Disini kita akan membahas peran dari urine dalam tubuh dan kelainan-kelainan yang terdapat pada urine.

  Sebelum menilai hasil analisa urine, perlu diketahui tentang proses pembentukan urine. Urine merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal.Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml per menit. Filtrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk 1 ml urine per menit. Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urine selain untuk mengetahui kelainan ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk mengetahui kelainan-kelainan dipelbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal, uterus dan lain- lain.

  Selain itu praktikum kimia klinik dapat digunakan untuk melatih mahasiswa agar dapat belajar dan mengenal pemeriksaan reduksi urine untuk membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit. Makanan dan minuman yang dikonsumsi dapt glukosa dalam tubuh, karena mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung banyak gula.Pada praktikum ini, kita akan mengenal dan lebih mendalami pemeriksaan reduksi urine secara mendetail.

BAB II PEMBAHASAN

  2.1 Praktikum Urin Rutin Hari atau Tanggal : Selasa, 28 Februari 2017 Kelompok : 5 Pemeriksaan : Makroskopis Urin dan Mikroskopis Urin

  1. Tujuan :

  • Makroskopis dan Mikroskopis urine

  a. Umum :  Untuk membantu mendiagnosa suatu penyakit.

   Untuk flow-up penyakit penderita.  Mengetahui prognosa penyakit.  Mengenali faal dan fungsi organ dalam tubuh.

  b. Khusus  Mengetahui adanya kelainan dalam fraktus urineorius dan urogenitaris.

   Mengetahui adanya penyakit atau kelainan pada ginjal.  Untuk mengetahui adanya unsur-unsur yang berada dalam sedimen urine.

  2. Prosedur Kerja :

  1. Makroskopis Urin

  a. Menentukan Kejernihan dan warna 1). Prinsip :

  Untuk menggambarkan rupa urin harus dilakukan secepatnya setelah urin kuning muda , kuning tua, oklat / tak berwarna, juga urin itu dinyatakan dengan jernih atau keruh pada waktu dikeluarkan.

  2). Alat dan Bahan :

  • Tabung Reaksi - Rak Tabung - Urine 3). Cara Kerja :

   Isi tabung reaksi dengan 3/4 tabung.

   Tijaulah pada tebal lapisan 7-10 cm dengan cahaya tembus dalam sikap serong

   Untuk menentukan warna gunakan latar belakang warna putih.

   Untuk menentukan kejernihan dan kekeruhan gunakan latar belakang warna hitam.

  4). Hasil Pemeriksaan :

  a. Warna : Kuning muda

  b. Kejernihan : Jernih

  b. Menentukan Bau 1). Prinsip :

  Adanya bau yang semula ada, cukup bermakna dalam membantu suatu diagnosa.

  2). Alat dan Bahan :

  • Tabung reaksi

  3). Cara Kerja : - Isi tabung reksi dengan urine 3/4 penuh.

  • Bauhilah dengan cara mengibas-kibaskan tangan agar uap dari urine dapat tercium.

  c. Pemeriksaan Keasaman urine.

  1). Prinsip : Terjadinya perubahan warna pada kertas indikator yang sesuai dengan warna standar menunjukkan pH urin tersebut.

  2). Alat Dan Bahan :

  • Tabung reaksi
  • Rak tabung
  • Kertas indicator pH
  • Urine 3). Cara Kerja - Isi tabung reaksi dengan urine ½ bagian.
  • Celupkan kertas indicator kedalam tabung.
  • Bandingkan kertas indicator dengan warna standar.
  • Kemudian catat pH yang dihasilkan.

  d. Pemeriksaan BJ urine metode urinometer 1). Prinsip :

  Berat jenis urin diukur dengan alat urinometer, dimana suhu urin harus diperhatikan koreksinya terhadap hasil yang diperoleh.

  2). Alat dan Bahan :

  • Urinometer
  • Urine 3). Cara Kerja : Tuanglah 40ml urine kedalam gelas ukur.

  Lepaskanlah secara perlahan Urinometer kedalam gelas ukur sehingga bebas dari dinding gelas ukur. Untuk melepaskannya putar Urinometer dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. 4. Setelah Urinometer terapung di tengah-tengah dan tidak menempel pada dinding tabung, bacalah berat jenis (BJ) tanpa paralaks pada miniskus bawah.

  4). Tata cara pembacaan hasil : Urinometer yang dipakai hendaklah dilihat terlebih dahulu suhu  teranya, biasanya pada suhu antara 15 C dan 27

  C. Koreksi terhadap pembacaan hasil :

   Suhu : setiap kenaikan atau penurunan 3 C 3 C dari suhu tera,

   hasil pembacaan harus ditambah atau dikurangi 1 (0,001).

  Rumus perhitungan BJ :  BJ yang terbaca + ( SR – ST ) : 3 X 0,001 2. Mikroskopis urine.

  1). Prinsip : untuk melihat adanya elemen-elemen ( sel-sel kristal-kristal dan sebagainya) dalam urin maka dilakukan pemeriksaan dibawah kecepatan tertentu dan waktu tertentu sehingga elemen-elemen tersebut terpisah dari larutan supernatannya 2). Alat Dan Bahan :

  • Tabung sentrifuge
  • Sentrifuge - Objek glass
  • Deck glass
  • Pipet tetes
  • Botol/penampung urine
  • Mikroskop - Urine sewaktu

  3). Cara Kerja :

  • Kocoklah urine secara pelan-pelan - Masukkan urin kedalam tabung sentrifuge + ¾ penuh.
  • Pusing selama 5 menit dengan kecepatan 1.500-2.000 Rpm.
  • Buanglah supernatannya dengan cara membalikkan tabung sentrifuge secara cepat dan tanpa ada getaran.
  • Kocoklah tabung untuk mensuspensikan sedimen yang tertinggal di bawah dasar tabung.
  • Dengan menggunakan pipet tetes dan taruhlah 2 (dua) tetes sedimen terpisah ke atas sebuah objek glass dan tutup dengan deck glass.
  • Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x untuk mencari lapang pandang,setelah itu rubah ke pembesaran 40x untuk melakukan pemeriksaan.

  4). Tata cara pembacaan hasil.

  • Jumlah unsur-unsur sedimen yang tampak dilaporkan secara semikuantitatif yaitu jumlah rata-rata per lapang pandang kecil atau besar.
  • Jumlah silinder dilaporkan rata-rata perlapang pandang kecil 10x.
  • Jumlah rata-rata Eritrosit dan Leukosit dilaporkan dengan lapang pandang 40x.
  • Jumlah sel Epitel atau Kristal cukup di laporkan dengan tanda :

   1. (-) : Tidak ada  2. (+) : Ada,Sedikit.  3. (++) : Ada sedang.  4. (+++) : Ada banyak.  5. (++++) : Banyak sekali 5). Harga Normal - Eritrosit : 0-1/lapang pandang kecil

  • Leukosit : 0-3/lapang pandang kecil

  2.2 Praktikum Kimiawi Urin Hari atau Tangal : Selasa. 28 Februari 2017 Kelompok : 5 Pemeriksaan : Kimiawi Urin

  1. Protein Urine Test dengan asam asetat 6%

  a). Prinsip : Untuk menyatakan adanya perotein dalam urin berdasarkan pada timbunya kekeruhan. Pemberian asat asetat 6 % akan lebih mendekatan ke titik isoelektrik. Sedangkan pemanasan selanjutnya untuk mengadakan denaturisasi sehingga terjadilah presipitasi yang dinilai secara semikuantitatif.

  b). Alat dan Bahan :

  • Tabung reaksi
  • Rak tabung
  • Bunzen - Penjepit tabung
  • Urine sewaktu
  • Asam asetat 6%

  c). Cara kerja :

  • - Masukan urine jernih kedalam tabung reaksi 2/3 penuh dengan

  memegang tabung reaksi pada ujung bawah, lapisan atas urine dipanasi dengan nyala api sampai mendidih selama 30 detik.

  • - Perhatikan terjadinya kekeruhan dilapisan atas urine itu, dengan membanding jernihnya dengan bagian bawah yang tidak dipanasi.
  • - Kemudian teteskanlah ke dalam urine yang masih panas itu 3-5 tetes

  asam asetat 6%

  • - Jika kekeruhan itu lenyap dan timbul gas, kekeruhan tersebut disebabkan oleh Ca carbonat.
  • - Jika kekeruhan tetap ada atau menjadi lebih keruh lagi, tes terhadap

  protein ini +,panasilah sekali lagi lapisan itu sampai mendidih dan kemudian kemudian berilah penilaian semi kuatitatif pada hasilnya.

  d). Interpretasi Hasil

  • Untuk menguji adanya kekeruhan, periksalah tabung itu dengan cahaya berpantul dengan latar belakang hitam
  • Penilaian hasil pemeriksaan secara semikuantitatif dinyatakan sebagai berikut : o - (negatif) : tidak ada kekeruhan sedikitpun juga o +1 (positif 1) : ada kekeruhan ringan tanpa butir – butir (kadar protein ± 0,01 – 0,05%) o +2 (positif 2) : kekeruhan mudah dilihat dan tampak butir – butir dalam kekeruhan (kadar ±0,05 – 0,2 %) o +3 (positif 3) : urine jelas keruh dan kekeruhan berkeping –
o +4 (positif 4) : urine sangat keruh dan kekeruhanya berkeping – keeping besar/ mengumpal / memadat (kadar protein lebih dari 0,5 %)

  2. Glukosa / Reduksi Urine Dalam pemeriksaan glukosa urine, ada dua cara penentuan:

  Tes Benedict

  a). Prinsip : Zat pereduksi dalam urin dapat meruduksi ion –ion logam tertentu dalam basa seperti Cu, Bi, Hg, Fe.Dalam test benedict dan

  Fehling glukosa dan bahan-bahan pereduksi dalam urin akan mereduksi cupri sulfat yang berwarna biru menjadi cupro oksida yag berwarna merah dalam suasana alkali.

  b). Alat dan Bahan :

  • Bunsen - Kaki tiga
  • Penjepit tabung
  • Pipet tetes
  • Pipet ukur 5ml
  • Rak tabung
  • Tabung reaksi
  • Timer - Wadah penampung urine
  • Water bath
  • Urine sewaktu/urine segar
  • Benedict
d). Interpretasi Hasil : o Negative : warna tetap biru jernih atau sedikit kehijauan dan agak keruh. o Positif 1 : hijau kekuning - kuningan dan keruh ( sesuai dengan 0.5 – 1 % glukosa ). o Positif 2 : kuning keruh ( 1 – 1.5 % glukosa ). o Positif 3 : jingga atau warna lumpur keruh ( 2 – 3.5 % glukosa ) o Positif 4 : merah keruh ( > 3.5 % glukosa ).

  c). Cara Kerja : - Masukkanlah 5ml reagens Benedict ke dalam tabung reaksi.

  • Teteskan sebanyak 5-8 tetes (jangan lebih!) urine ke dalam tabung itu.
  • Panaskan langsung diatas api samapi mendidih salama 2 menit / Masukkanlah tabung itu kie dalam air mendidih selama 5 menit.
  • Angkatlah tabung, kocoklah isinya serta dinginkan dalam suhu kamar.
  • Bacalah hasil reduksinya.

  2.3 Praktikum Uurin Khusus Hari atau Tanggal : Selasa. 7 maret 2017 Kelompok : 5 Pemeriksaan : Urin Khusus Pemeriksaan urin khusus

  • Bilirubin - Urobilinogen - Urobilin - Benda keton
  • Kalsium - Pemeriksaan bilir>Tujuan : untuk mengetahui bilirubin dalam urine
  • Prinsip : bilirubin dalam urine akan di pekatkan diatas kertas saring dengan meresipitatkan fosfat yang ada dengan menggunakan larutan Bacl2 10% bilirubin yang terkumpul akan dioksidasi menjadi biliverdin oleh reagent fouchet membentuk biliverdin yang berwarna hijau .
  • Alat dan bahan : o Gelas ukur o Tabung reaksi o Corong o Kertas saring o Larutan bacl2 10% o Reagent fouchet o Urin

  • Cara kerja : 5 ml urine di masukkan ke dalam tabung reaksi + 5 ml larutan bacl2 o

  10% dicampur dan di saring Kertas saring yang berisi presipitat diangkat dari corong dibiarkan o agak kering Teteskan 2-3 tetes reagen fouchet keatas presipitat pada kertas saring o tersebut

  • Interprestasi hasil : bila ada warna hijau = bilirubin positip
  • Nilai normal : negative Urobilinogen urine ( cara erlich
  • Prinsip : adanya urobilinogen dalam urine akan dioksidasi oleh reagen erlich menjadi zat berwarna merah

  Alat dan bahan : - o Gelas ukur 10 ml o Tabung reaksi o Larutan erlich o Urin Cara kerja : - o 5 ml urine di masukkan kedalam tabung reaksi o Tambahkan 5-10 tetes larutan ehrlich o Cmpur dan tunggu 5 menit o Baca hasilnya

  Interprestasi hasil : positip (+) bila terjadi warna merah - Normal : positip -

  3. Urobilin ( cara Schlesinger)

  • Prinsip :

  Urobilinogen akan di oksidasi oleh larutan lugol menjadi urobilin. Urobilin yang terbentuk akan bereaksi dengan Schlesinger membentuk flouresensi hijau . Alat dan bahan : - o Gelas ukur 10 ml o Tabung reaksi o Larutan Schlesinger o Larutan lugol o Urin

  Cara keja : - 5 ml urine di masukkan ke dalam tabung reaksi ( di lihat ada tidaknya o fluoresensi . bila ada maka urine tersebut tidak bisa di pakai untuk pemeriksaan urobilin .karena akan menjadikan hasil positip palsu ) Bila tidak fluoresensi .tambahkan 2-4 tetes larutan lugol campur dan o biarkan minimal 5 menit.

Tambahkan 5 ml larutan Schlesinger .campur dan saring di periksa o

  adanya fluoresensi dalam filtrat . dengan bantuan cahaya terang dengan latar belakang hitam. Interprestasi : adanya fluoresensi hijau = urobilin positip di nilai sebagai -

  • atau + + Normal : positip -

  4. Benda keton ( cara rothera )

  • Prinsip :

  Reaksi antara natrium nitropusida dengan asam aseto asetat atau aseton akan membentuk cincin ungu

  • Alat dan bahan :

  Gelas ukur 10 ml o Tabung reaksi o Larutan NH4OH o Serbuk rothera o

Urin o

  • Cara kerja :
  • 5 ml urine di masukkan ke dalam tabung reaksi + seujung sendok kecil serbuk rothera Pegang tabung dalam posisi miring. Dan berhati-hatilah teteskan - sebanyak 1-2 ml NH4OH pekat melalui dinding tabung hingga tersusun dua lap
  • Interprestasi hasil : positip bila terdapat warna ungu pada perbatasan kedua lapisan cairan.

  Normal : negative -

  5. Kalsium ( cara sulkowitch )

  • Prinsip :

  Reagen sulkowitch mengendapkan kalsium dalam bentuk Gelas ukur 10 ml o Tabung reaksi o Larutan sulkowitch o Urin o

  Cara kerja : - 3 ml urine di masukkan masing – masing ke dalam 2 tabung reaksi o

  ( tabung ke 2 hanya sebagai control ) Tambahkan ke dalam tabung pertama 3 ml larutan sulkowitch o campur dan biarkan selama 2-3 menit Baca hasil secara semikuantitaif o

  • Interprestasi hasil :

  Negative : tidak ada kekeruhan o Positif (+1) : kekeruhan halus o Positif (+2) : kekruhan sedang o Positif (+3) : kekeruhan agak berat yang timbul dalam waktu o kurang lebih 20 detik Positif (+4) : kekeruhan berat yang tejadi seketika o

  • Nilai normal : positif 1 (+1)

  2.4 Praktikum Cairan Serosa Hari atau Tanggal : 14 Maret 2017 Kelompok : 5 Pemeriksaan : Cairan Serosa

  1. Makroskopis

  • Jumlah (di hitung jumlah yang di peroleh dari hasil pungsi)
  • Warna (di laporkan sesuai warna yang ada )
  • Kejernihan ( di laporkan sesuai kondisi warna cairan )
  • Bau ( di laporkan sesuai bau yang ada )
  • Berat jenis ( di tentukan sebelum trjadi bekuan)
  • Bekuan ( di perhatikan ada tidaknya bekuan )

  2. Pemeriksaan kimia ( tes rivalta )

  • Tujuan :

  Untuk mengetahui adanya protein dalam cairan untuk membedakan antara transudat dan eksudat.

  • Prinsip :

  Seromusin dalam suasana asam akan mengalami denaturasi hingga terjadi kekeruhan.

  • Alat dan Bahan : o

  Gelas ukur 100 ml o Pipet Tetes

  Latar Belakang Hitam o Asam Asetat Glasial o Aquadest o Cairan Serosa o

  • Cara kerja :

  Masukan 100 ml aquadest kedalam gelas ukur 100 ml o Tambahkan 1 tetes asam asetat glacial . campur homogeny dengan o batang pengaduk Jatuhkan 1 tetes cairan serosa dengan jarak 1 cm dari permukaan o larutan Amati o

  • Interpretasi hasil :

  Bila tetesan bercampur dengan larutan tanpa menimbulkan o kekeruhan .maka tes negative Bila tetesan menunjukan kekeruhan yang sangat ringan serupa kabut o halus = positif lemah ( adalah transudat ) Bila tetesan membuat kekeruhan yang nyata seperti kabut tebal atau o ada presipitat putih : positif (adalah eksudat )

  2.5 Praktikum Cairan otak ( LCS ) Hari atau Tanggal : Selasa. 14 Maret 2017 Kelompok : 5 Pemeriksaan : Cairan Otak ( LCS )

  1. Makroskopis : - warna kekeruhan/kejernihan

  Cara kerja : masukkan cairan otak dalam tabung reaksi . bamdingkan warna .kekeruhan/kejernihan dengan aquadest

  Sedimen -

  Cara kerja : sedimen di dapatkan dengan cara pemusingan . normal tidak di dapatkan adanya sedimen

  Bekuan -

  Cara kerja : normal tidak di dapatkan adanya bekuan

  2. Mikroskopis :

  a. Hitung jumlah sel : Alat dan Bahan : -

  Haemocytometer o Mikroskop o Pipet Tetes o Cairan Otak o o Isaplah larutan turk dengan pipet lekosit sampai garis tanda 1 o Isap cairan otak perlahan - lahan sampai garis tanda 11 o Kocok pipet selama 15-30 detik .buang 3 cairan dari pipet . isikan pada kamar hitung .biarkan mendatar selama 5 menit ( sebaiknya di gunakan kamar hitung fuchs-rosenthal ) o

Hitung semua jumlah sel dengan lensa obyektif kecil 10x o

  Jumlah sel per ul cairan otak adalah : Rumus : N= semua sel yang di lihat dalam sebuah bidang

  • Nilai normal : 0-5 sel per ul cairan otak

  b. Hitung jenis sel :

  • Alat dan Bahan : o

  Centrifuge o Tabung Serologi o Objeck Glass o Pipet Tetes o Reagen methanol o Reagen Giemsa o Mikroskop o Cairan Otak

  • Cara kerja : o

  Cairan otak dip using dengan kecepatan 1500 – 2000 rpm selama 10 menit o

  Presipitat hasil pemusingan di bua sediaan apus dan di biarkan kering di udara .lakukan pengecatan dengan giemsa/ wright o

  Hitung sel limfosit diantara 100 sel a. Tes pandy : Alat dan Bahan : -

  Tabung serologis o Pipet tetes o Latar belakang hitam o Rwagen pandy o Cairan Otak o

  Cara kerja : - Sebanyak 1 ml reagen pandy di masukan dalam tabung o serologis Tambahkan dengan 1 tetes cairan otak o Baca hasil dengan melihat adanya kekeruhan yang terjadi o

  • Nilai normal : tidak terjadi kekeruhan atau ada kekeruhan yang sangat tipis.

  b. Test none apelt : Alat dan Bahan : -

  Tabung serologis o Pipet Tetes o Reagen none apelt o Latar belakang hitam o Cairan otak o

  Cara kerja : - o Sejumlah 1 ml reagen none apelt di masukkan dalam tabung o Tambahkan hati hati cairan otak dengan jumlah yang sama melalui dinding tabung o Tunggu selama 3 menit o Apabila terjadi cincin putih maka di nyatakan cairan positif mengandung protein globulin

  • Nilai normal : negative

  2.5 Praktikum Sperma Hari atau Tanggal : Selasa. 11 April 2017 Kelompok : 5 Pemeriksaan : Sperma

  1. Makroskopis :

  a. Jumlah : menggunakan gelas ukur

  b. Warna

  c. Ph : menggunakan kertas ph universal

  2. Mikroskopis :

  a. Motilitas

  • Setetes air mani di letakkan di atas gelas benda . tutup dengan gelas penutup . di lihat secara mikroskopis dengan lensa obyektiv 40x - Hitung spermatozoa yang bergerak aktif dalam %.

  b. Jumlah spermatozoa

  • Air mani di pipet dengan pipet lekosit sampai tanda 0.5

  Hasil di kalikan 200.000 (dalam 1 ml air mani ). -

  c. Morfologi Lakukan fiksasi dengan methanol selama 5 menit - Lakukan pengecatan dengan giemsa - Periksa secara mikroskopis engan bantuan imersi - Perhatikan bentuk kepala dan ekor spermatozoa catat dalam % yang - memiliki kelainan bnetuk kepala maoun ekornya Air mani di buat sediaan apus. -