Kajian Hukum dan Keadilan

KEPATUHAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP UNDANG- UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK THE ROLE OF THE OMBUDSMAN OF THE INDONESIAN REPUBLIC IN WEST NUSA TENGGARA IN PROMOTING THE LOCAL GOVERNMENT COMPLIANCE TOWARD THE ACT NO. 25 OF 2009 CONCERNING PUBLIC SERVICE

Adhar Hakim

Kepala Ombusman Perwakilan Nusa Tenggara Barat email : adhar.hakim@ombudsman.go.id

Naskah diterima : 03/02/2015; direvisi : 01/03/2015; disetujui : 05/04/2015 Abstrak

The research aims to study the application of the role of the Ombudsman of the Indonesian Republic in West Nusa Tenggara in promoting the local government compliance toward the Act No. 25 of 2009 concerning public service and analyze the policies to strengthen the function and the role of the Ombudsman of the Indonesian Republic. This is a normative research. It begins with a statutory analysis to explain the function and the role of the Ombudsman of the Indonesian Republic to control public service in the province of West Nusa Tenggara. This research applies statutory, conceptual, and socio-legal approaches. This research shows that the role of the Ombudsman of the Indonesian Republic in promoting the local government compliance toward the Act No. 25 of 2009 concerning public service relates to some constitutional agenda of government to support local government to conduct bureaucracy reform, good government enforcement, and ascertaining public right to control government. Therefore, it needs constitutional basis.

Keywords: Strengthening Role, Compliance, Local Government

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa pelaksanaan peran dan fungsi Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam mendorong kepatuhan pemerintah daerah terhadap Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik serta untuk menganalisa penguatan kedudukan Ombudsman Republik Indonesia ke depan. Penelitian ini adalah normatif dan empiris, yang diawali dengan analisis perundang-undangan untuk menjelaskan tugas, fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam melaksanakan perannya memperbaiki pelayanan publik pada tingkat pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah pendekatan perundang-undangan, pendekatan konsep, serta pendekatan sosio legal. Hasil penelitian menunjukkan dalam mendorong kepatuhan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat terhadap Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik peran Ombudsman RI Perwakilan NTB berkorelasi dengan sejumlah agenda konstitusi pemerintah dalam mendorong pemerintah daerah untuk menjalankan agenda reformasi birokrasi, menegakkan konsep tata pemerintahan yang baik (good governance) sesuai agenda Reformasi Birokrasi serta mengawal hak warga untuk mengawasi pemerintah. Oleh karena itu perlu mendapatkan landasan undang-undang dasar (constitutional basis).

Kata kunci : Penguatan Peran, Kepatuhan, Pemerintah Daerah

IUS 1 Kajian Hukum dan Keadilan

J Urnal IUS | Vol III | Nomor 7 | April 2015 | hl m, 1~18 PENDAHULUAN

d) Kebebasan Mendapatkan Informasi ;

e) Etika Pemerintahan ; U paya penciptaan penyelenggaraan

f) Kejahatan Pencucian Uang ; negara yang bersih dan bebas dari praktek

g) Ombudsman.

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme tidak Wacana pembentukan Ombudsman di cukup dengan membangun sistem hukum Indonesia sebelum dibentuknya Ombuds-

yang berfungsi menindak, namun juga man berdasarkan Undang-Undang atau dibutuhkan sistem yang bergerak dalam beserta peraturan pelaksanaannya sesuai

ranah pencegahan. Oleh sebab itu kemudian yang diamanatkan TAP MPR Nomor lahirlah Ketetapan MPR Nomor VIII/ VIII/ MPR/2001, berdasarkan TAP MPR

MPR/2001 tentang Rekomendasi Arah XI/MPR/1998 pemerintah Indonesia se- Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan benar nya tanggal 10 Maret 2000 dengan

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 2000

Korupsi merupakan persoalan yang tentang Pembentukan Komisi Ombudsman sangat akut dan harus segera d iatasi. Republik Indonesia telah membentuk Antonius Sujata menyebutkan bahwa: 1 Komisi Ombudsman Nasional (KON). Dalam Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor

“Lebih dari pada itu, Ketetapan Majelis

44 Tahun 2000 tentang Pembentukan

Permusyawaratan Rakyat Nomor VIII/ Komisi Ombudsman Republik Indonesia MPR/2001 Tentang Rekomendasi Arah dinyatakan: Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme telah

Komisi Ombudsman Nasional adalah

memerintahkan penyelenggara Negara lembaga pengawasan masyarakat yang agar segera membentuk Undang-Undang berasaskan Pancasila dan bersifat mandiri beserta peraturan pelaksananya untuk serta berwenang melakukan klarifikasi, pencegahan korupsi yang muatannya monitoring, atau pemeriksaan atas laporan meliputi salah satunya adalah Ombuds- masyarakat mengenai penyelenggaraan man. Sejak itu wacana untuk membentuk negara khususnya pelaksanaan oleh apa- Ombudsman di Indonesia semakin ber- ratur pemerintah termasuk lembaga per- kembang.”

adilan terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat 3 .

Dalam Pasal 6 TAP MPR Nomor VIII/ MPR/2001 disebutkan membentuk undang-

Tujuan dibentuknya Komisi Ombudsman undang beserta peraturan pelaksanaannya Nasional adalah 4 untuk membantu men- untuk pencegahan korupsi yang muatannya ciptakan dan atau megembangkan kondisi meliputi 2 yang kondusif dalam melaksanakan pem- berantasan Korupsi, Kolusi dan Nepo tisme

a) Komisi Pemberantasan Tindak Pidana melalui peran serta masyarakat. Selain itu Korupsi ; untuk meningkatkan perlindungan hak-hak

b) Perlindungan Saksi dan Korban ; masyarakat agar memperoleh pelayanan

c) Kejahatan Terorganisasi ; umum, keadilan, kesejahteraan secara lebih

baik.

1 Antonius Sujata, “Peran Ombudsman Dalam Pence-

gahan Korupsi Dan Penyelenggaraan Pemerintahan Yang baik” Makalah pada Website Ombudsman Republik In-

Dalam perkembangannya, mengingat

donesia.

kebutuhan kewenangan yang mesti ada

Pasal 6 TAP MPR Nomor VIII/MPR/2001 Reko- mendasi Arah Kebijakan Pemeberantasan dan Pencega-

3 Ibid. , hal. 2

han Korupsi, Kolus, dan Nepotisme

4 lbid

2 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Adhar Hakim |Fungsi Dan Peran Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Barat pada Ombudsman, serta mengingat eksis- dipandang perlu untuk segera membentuk

tensi dan keberlanjutan Ombudsman maka sebuah rancangan undang-undang yang kemudian dipikirkan untuk membentuk mengatur tentang Ombudsman Republik dasar hukum yang lebih kuat lagi bagi ke- Indonesia. beradaan Ombudsman di Indonesia. Seperti

Setelah melalui perjuangan, RUU dijelaskan Rachmadi Usman. 5 Ombuds man Republik Indonesia disetujui

mengingat konsistensi Komisi Ombudsman untuk dibahas di DPR RI tahun 2007 Nasional masih didasarkan atas keputusan

setelah dibahas sejak 2004. Lalu melalui

Presiden yang sewaktu-waktu jika Presiden forum rapat paripurna DPR RI pada tanggal mencabut atau mengubahnya, eksistensi

9 September 2008 Undang-Undang Nomor Komisi Ombudsman akan ditutup,

37 Tahun 2008 tentang Ombudsman

dibubarkan, atau mengalami perubahan. Republik Indonesia disetujui. Pembentukan Keberadaanya akan sangat bergantung Ombudsman Republik Indonesia di- kepada pemahaman, kebijakan, serta maksud sebagai salah satu sarana lembaga kemauan politik dari presiden selaku pengawasan pelayanan publik dari kepala Negara.

penyelenggara negara dan aparatur pe- merintah. Oleh sebab itu, dalam Undang-

Selain itu Keputusan Presiden Nomor 44 Undang Nomor 37 Tahun 2008 ditegaskan

Tahun 2000 tentang Pembentukan Komisi bahwa Ombudsman Republik Indonesia Ombudsman Republik Indonesia dipandang adalah lembaga negara yang mempunyai

masih belum cukup kuat untuk mendorong wewenang mengawasi penyelenggaraan Komisi Ombudsman Nasional menampung pelayanan publik yang di seleng garakan oleh

dan menyelesaikan persoalan Korupsi, penyelenggara negara dan pemerintahan Kolusi, dan Nepotisme serta burukya termasuk yang di seleng garakan oleh Badan

pelayanan publik di Indonesia. Selanjutnya Usaha milik Negara, Badan Usaha Milik Rachmadi Usman 6 mengatakan mengingat Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara

masih lemahnya Komisi Ombudsman serta badan swasta maupun perseorangan Nasional sendiri dari aspek struktur yang diberi tugas menyelenggarakan

pelaksanaan fungsi serta pemahaman akan pelayanan publik tertentu yang sebagian landasan tersebut maka tanpa landasan atau seluruh dananya bersumber dari

yang bersifat formal, Komisi Ombudsman anggaran pendapatan dan belanja negara Nasional akan menjadi serupa lembaga dan/atau anggaran pendapatan belanja

swadaya masyarakat. Padahal sesuai judul

daerah.

TAP MPR VIII/MPR/2001 Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan dan Meski telah mengalami perubahan dari Pencegahan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, bentuk kelembagaan, Komisi Ombudsman maka tidak boleh tidak MPR dengan Nasional menjadi Ombudsman Republik lembaga negara lainnya harus sepakat Indonesia yang diikuti dengan penguatan mendorong Komisi Ombudsman Nasional institusional. Berdasarkan perubahan dari sebagai institusi yang turut berperan dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia pemberantasan serta pencegahan perilaku nomor 44 Tahun 2000 yang mengatur Komisi Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Maka Nasional Ombudsman kemudian menjadi

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008

5 Rachmadi Usman, Pilihan Penyelesaian Sengketa di

Luar Pegadilan, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2013,

tentang Ombudsman Republik Indonesia,

hal. 396 6 Ibid

namun seperti yang disampaikan oleh ahli

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 3

J Urnal IUS | Vol III | Nomor 7 | April 2015 | hl m, 1~18

hukum Belgia, Andre Mollior seperti yang layani, maka kepatuhan pemerintah dan dikutip Rachmadi Usman 7 oleh karena pemerintah daerah harus menjadi per- rekomendasi-rekomendasi

Ombudsman hatian utama.

tidak mempunyai kekuatan mengikat Berdasarkan data 9 hasil penelitian Om- secara hukum, lembaga ini merupakan budsman Republik Indonesia di ting kat “Magistrature of Influence” (Mahkamah provinsi dalam hal ini Provinsi Nusa Teng- Pem beri Pengaruh), bukan “Magistrature gara Barat menunjukkan bahwa dari 15 of Sanction” (Mahkamah Pemberi Sanksi). SKPD/dinas yang diteliti tingkat kepatu- Ek sistensi nya sangat tergantung pada hannya terhadap Undang-Undang Nomor kemampuannya melakukan persuasi, ke-

25 Tahun 2009, sebanyak 13 SKPD/dinas wenangan yang diberikan kepadanya, serta

yang masuk dalam zona merah, seba nya 2 bobot rekomendasi yang diberikannya. SKPD/Dinas yang masuk zona kuning dan Dengan demikian kewenangan Ombudsman

hanya 1 SKPD/Dinas yang masuk zona hi- Republik Indonesia masih lemah.

jau.

Memasuki usianya yang ke-15, Om- Meski kedudukan Ombudsman RI buds man Republik Indonesia menghadapi dalam memperbaiki eksistensi kepatuhan tantangan, tidak saja dalam melaksanakan kementerian dan SKPD/dinas pada level tugas pokoknya yakni menangani peng- pemerintah daerah telah terlihat baik, aduan, tetapi lebih dari pada itu mendorong namun bukan berarti Ombudsman Republik perbaikan kepatuhan pemerintah dan pe- Indonesia tidak memiliki tantangan lain. merintah daerah dalam mematuhi Undang- Ombudsman Republik Indonesia merupa- Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang kan salah satu lembaga negara seperti Pelayanan Publik. Kepatuhan ini adalah halnya lembaga negara lainnya seperti syarat bagi Negara dalam menghadapi DPR, Kekuasaan Kehakiman, MK dan yang perkembangan paradigma terkini pelayanan lainnya namun pengaturan kedudukan publik, yaitu adanya konsep The New Public Ombudsman Republik Indonesia tidak Service (NPS) yang dikembangkan oleh diatur dalam konstitusi sebagaimana Janet V Denhardt dan Robert B Denhardt lembaga negara lainnya. Mengingat potensi pada tahun 2003 bahwa: 8 yang dimiliki Ombudsman Republik Indo-

Menempatkan warga sebagai citizens yang nesia untuk memperbaiki kepatuhan ter- mempunyai hak untuk mendapatkan per- hadap pelayanan publik, maka perlu di- lindungan akan hak-haknya, didengar pikir kan penguatan peran dan kedudukan suaranya, sekaligus dihargai, nilai dan Ombudsman Republik Indonesia ke depan. preferensinya. Dengan demikian warga

Berdasarkan latar belakang pada negara memiliki hak untuk menilai, me- pendahuluan di atas, maka artikel ini akan nolak dan menuntut siapapun yang secara mengkaji fungsi dan peran Ombudsman politis bertanggungjawab atas pelayanan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi publik. Nusa Tenggara Barat dalam mendorong

Oleh karena itu, untuk membantu ma- kepatuhan pemerintah daerah Provinsi

syarakat memperoleh haknya untuk di- Nusa Tenggara Barat terhadap Undang-

7 Rachmadi Usman, Op.Cit, hal. 397 9 Laporan Hasil Penelitian, Ombudsman Republik 8 Laporan Hasil Penelitian, Ombudsman Republik In-

Indonesia Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat, donesia, Kepatuhan pemerintah Daerah Kota Mataram

Kepatuhan Pemerintah daerah Provinsi Nusa Tenggara dalam pelaksanaan Undang-Undang nomor 25 Tahun

Barat dalam pelaksanaan Undang-Undang nomor 25 Ta- 2009 Tentang Pelayanan Publik. 2013. Hal.1

hun 2009 Tentang Pelayanan Publik. 2013. Hlm.61-62

4 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Adhar Hakim |Fungsi Dan Peran Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Barat Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang nyimpangan oleh penyelenggara negara

Pelayanan Publik dan penguatan kedudukan dalam melaksanakan tugasnya maupun Ombudsman Republik Indonesia ke depan

dalam memberikan pelayanan umum. Sebelumnya, melalui kewenangan Ombud-

PEMBAHASAN

sman RI sebagai lembaga yang berfungsi

A. Fungsi dan Peran Ombudsman Repub- mengawasi penyelenggaraan pelayanan lik Indonesia

publik juga sudah secara tegas disebutkan

Tercatat adanya perkembangan para- dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 37 digma terkini pelayanan publik, yaitu Tahun 2008 tentang Ombudsman RI. Yang adanya konsep The New Publik Service (NPS) mana salah satu kewenangannya adalah yang dikembangkan oleh Janet V. Denhardt menyampaikan saran dan rekomendasi

dan Robert B. Denhardt pada tahun 2003. 10 kepada Presiden, kepala daerah atau Perkembangan tersebut menempatkan pimpinan penyelenggara lainnya guna

warga sebagai citizens yang mempunyai perbaikan dan penyempurnaan penyeleng- hak untuk mendapatkan pelayanan publik garaan pelayanan publik dalam rangka yang berkualitas dari negara (birokrasi). mencegah maladministrasi. Dengan demi- Warga negara juga memiliki hak untuk kian maka Ombudsman RI merupakan mendapatkan perlindungan akan hak- kata lisator dalam pelaksanaan prinsip haknya, didengar suaranya, sekaligus citizen influence sebagaimana yang dipegang dihargai nilai dan preferensinya. Dengan oleh pendekatan Pelayanan Publik Baru. demikian, warga negara memiliki hak untuk

Menurut ketentuan Pasal 6 Undang- menilai, menolak dan menuntut siapapun Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang

yang secara politis bertanggungjawab atas Ombudsman Republik Indonesia bahwa penyediaan pelayanan publik.

Ombudsman berfungsi mengawasi peny-

Salah satu prinsip utama pelayanan elenggaraan pelayanan publik yang dis- dalam paradigma Pelayanan Publik Baru elenggarakan oleh penyelenggara negara yang harus diwujudkan agar pemerin- dan pemerintahan baik di pusat maupun di tah mampu memberikan pelayanan yang daerah termasuk yang diselenggarakan oleh berkualitas, yaitu dengan Citizens Influence Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha atau ukuran sejauh mana warga dapat mem- Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik pengaruhi kualitas pelayanan yang mereka Negara serta badan swasta dan perseoran- terima dari pemerintah.

gan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu. 11

Di Indonesia sendiri, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun

Pengawasan di dalam penyelenggaraan 2009 tentang Pelayanan Publik, bahwa pemerintahan adalah mutlak diperlukan kontrol terhadap kewenangan/kekuasaan karena tanpa pengawasan atau pengawa- lembaga penyelenggara pelayanan publik lan dapat terjadi tindakan yang sesuka hati, salah satunya dilakukan oleh Ombudsman setengah hati, tidak berhati-hati ataupun RI, yaitu dengan melakukan langkah- tanpa hati dalam proses penyelenggaraan

langkah untuk menindaklanjuti laporan pemerintahan. 12

atau informasi mengenai terjadinya pe-

11 Lihat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman Republik Indone-

10 Mindarti, dalam Laporan Penelitian Kepatuhan sia, Penerbit Citra Umbara, Bandung, 2009, hal 6. Pemerintah Daerah Propinsi NTB dalam Pelaksanaan

12 Saldi Isra, Membangun Demokrasi Membongkar Ko- UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,

rupsi, Sebuah Kumpulan Wawancara, PT. Raja Grafindo Ombudsman Republik Indonesia, 2013, hal. 1

Persada, Jakarta, 2010, hal. xxxv.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 5

J Urnal IUS | Vol III | Nomor 7 | April 2015 | hl m, 1~18

Dalam hubungannya dengan fungsi pen- materil dan/atau immateriil bagi masyarakat

gawasan, didalam melaksanakan peran dan dan orang perseorangan 14 . fungsinya tersebut juga didukung dengan

Maladministrasi merupakan salah satu penegasan tugas Ombudsman sebagaimana

unsur utama penghambat reformasi bi- dinyatakan didalam Pasal 7 Undang-Un-

rokrasi selama ini, dengan banyaknya dang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Om-

bentuk dan tipe maladministrasi ini ter- budsman Republik Indonesia, dinyatakan

kadang menimbulkan pertanyaan atau

Ombudsman Republik Indonesia bertugas 13 :

kesulitan menetapkan apakah tindakan A

a. Menerima dugaan atas laporan maladmin- termasuk maladministrasi, apakah den- istrasi dalam penyelenggaraan pelayanan

gan mengeluarkan keputusan X pejabat B publik;

melakukan maladministrasi atau pertan-

b. Melakukan pemeriksaan substansi atas yaan lain akibat luasnya definisi definisi laporan;

dan banyaknya bentuk dari maladminis- trasi. c. Menindak lanjuti laporan yang tercakup 15

dalam ruang lingkup kewenangan om- Ombudsman di Indonesia didukung budsman;

oleh dua undang-undang sekaligus dalam

d. Melakukan investigasi atas prakarsa sendi- melaksanakan tugas pokok dan kewenan- ri terhadap dugaan maladministrasi dalam

gannya, yakni Undang-Undang Nomor 37 penyelenggaraan pelayanan publik;

Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik

e. Melakukan koordinasi dan kerjasama den- Indonesia dan Undang-Undang Nomor 25 gan lembaga negara atau lembaga pemer- Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Se- intahan lainnya serta lembaga kemasyara- bagai lembaga Negara yang bertugas me- katan dan perseorangan;

ngawasi pelayanan publik dan bersifat in- dependen, Ombudsman adalah lembaga

f. Membangun jaringan kerjasama; pengawasan eksternal, selain DPR yang

g. Melakukan upaya pencegahan maladmin- bidang pengawasannya adalah kebijakan istrasi dalam penyelenggaraan pelayanan penyelenggaraan pemerintahan secara

publik; dan umum, dan PTUN yang mengkhususkan

h. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh pada ketetapan dan keputusan tata usaha undang-undang.

Negara dengan kriteria tertentu. Maladministrasi menurut Undang-Un-

Menguatnya kedudukan dan fungsi

da ng Nomor 37 Tahun 2008 Tentang lembaga Ombudsman Republik Indone- Ombudsman Republik Indonesia pada Pasal sia kiranya dapat mendorong optimalisasi

1 angka 3 disebutkan sebagai perilaku atau fungsi pengawasan terhadap pemerintah.

perbuatan melawan hukum, melampaui Nuryanto A. Daim 16 menyatakan fungsi we wenang, menggunakan wewenang Ombudsman Republik Indonesia tersebut

untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan disebabkan pengawasan dari Ombudsman we wenang tersebut, termasuk kelalaian Republik Indonesia memiliki karakter yang atau pengabaian kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang

14 Lihat Pasal 1 Angka 3.Undang-Undang Nomor 37

dilakukan oleh penyelenggara negara dan Tahun 2008 Tentang Ombudsman Republik Indonesia. 15

Hendra Nurthahjo, Memahami Maladministrasi,

pemerintahan yang menimbulkan kerugian Ombudsman Republik Indonesia, 2013. Hlm. 2

16 Nuryanto A. Daim, Hukum Administrasi, Perband- 13 Lihat Pasal 7 Undang-Undang Republik Indonesia

ingan Penyelesaian Maladministrasi oleh Ombudsmn dan Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman Repub-

Pengadilan Tata Usaha Negara, Laksbang Justicia Sura- likIndonesia

baya, hal. 91

6 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Adhar Hakim |Fungsi Dan Peran Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Barat bersifat khusus sesuai dengan karakter dari

tuk mendapatkan kebenaran suatu Ombudsman yang menjunjung tinggi nilai-

Laporan;

nilai universal.

c. meminta klarifikasi dan/atau salinan Menurut Sunaryati Hartono, sebagai-

atau fotokopi dokumen yang diperlukan mana dinyatakan oleh Lintong Oloan

dari instansi mana pun untuk Siahaan bahwa Ombudsman Nasional pemeriksaan Laporan dari instansi

bukan lembaga pengadilan, kejaksaan, ke-

Terlapor;

polisian maupun pengacara, meskipun

d. melakukan pemanggilan terhadap Pel- dalam menjalankan tugasnya sehari-hari apor, Terlapor, dan pihak lain yang ter- bekerjanya hampir mirip dengan tugas

kait dengan Laporan; lembaga-lem baga tersebut. 17

e. menyelesaikan laporan melalui mediasi berbeda dengan tugas lembaga swadaya

Tugas Ombudsman Nasional juga

dan konsiliasi atas permintaan para pi- masyarakat. Ombudsman harus membatasi

hak;

diri sedemikian rupa hingga tidak terjadi

f. membuat Rekomendasi mengenai pe- duplikasi penanganan masalah pengaduan

nyelesaian laporan, termasuk Reko- dengan lembaga-lembaga yang ada, misalnya

mendasi untuk membayar ganti rugi komisi tidak akan mencampuri pengambilan

dan/atau rehabilitasi kepada pihak yang putusan-putusan pengadilan secara teknis,

dirugikan;

akan tetapi apabila ada kelainan-kelai-

g. demi kepentingan umum mengumum- nan dalam prosedur administrasi yang

kan hasil temuan, kesimpulan, dan bertentangan dengan ketentuan hukum dan

Rekomendasi.

perundang-undangan yang diperkirakan dapat mempengaruhi pengambilan putusan

Selain wewenang sebagaimana dimak- itu, maka kelainan prosedur administrasi sud pada ayat (1) , Ombudsman berwenang: itulah yang menjadi objek sasaran penelitian

a. menyampaikan saran kepada Presiden, Ombudsman, demikian juga terhadap

kepala daerah, atau pimpinan Penye- lembaga-lembaga kejaksaan, kepolisian dan

lenggara Negara lainnya guna perbai- organ administrasi lain-lainnya. 18

kan dan penyempurnaan organisasi Dalam menjalankan fungsi dan tugas,

dan/atau prosedur pelayanan publik; menurut ketentuan Pasal 8 UU No. 37 Ta-

b. menyampaikan saran kepada Dewan hun 2008 tentang ORI, Ombudsman ber-

Perwakilan Rakyat dan/atau Presiden, wenang:

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

a. meminta keterangan secara lisan dan/ dan/atau kepala daerah agar terhadap atau tertulis dari Pelapor, Terlapor,atau

undang-undang dan peraturan perun- pihak lain yang terkait mengenai Lapo-

dang-undangan lainnya diadakan pe- ran yang disampaikan kepada Ombuds-

rubahan dalam rangka mencegah Mal- man;

administrasi.

b. memeriksa keputusan, surat-meny- Berkaitan dengan mekanisme penga- urat, atau dokumen lain yang ada wasan oleh Ombudsman, menurut ketentu-

pada Pelapor ataupun Terlapor un- an Pasal 25 Undang-Undang Nomor 37 Ta-

hun 2008 tentang ORI, menyatakan bahwa:

17 Lintong Oloan Siahaan, Prospek PTUN Sebagai

Pranata Penyelesaian Sengketa Administrasi Di Indone-

1) Ombudsman memeriksa Laporan seb-

sia, Perum Percetakan Negara RI, Jakarta, 2005, hal. 132 18 Ibid .

agaimana dimaksud dalam Pasal 24;

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 7

J Urnal IUS | Vol III | Nomor 7 | April 2015 | hl m, 1~18

2) Dalam hal Laporan sebagaimana yang lain, Ombudsman Republik Indonesia dimaksud pada ayat (1) terdapat memiliki kelebihan. Kelebihan tersebut ke kurangan,

Ombudsman mem- antara lain; cepat pelayanannya jika beritahukan secara tertulis kepada dibandingkan lembaga pengawas lainnya; Pelapor untuk melengkapi Laporan;

informal dan mudah terjangkau oleh pelapor;

3) Pelapor dalam waktu paling lambat 30 bebas biaya baik unuk pelapor maupun (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal

terlapor; tidak mengancam pengambil Pelapor menerima pemberitahuan dari keputusan/aparat negara atau tidak begitu

Ombudsman harus melengkapi berkas mengancam jika dibandingkann dengan Laporan;

lembaga pengawas lainnya. Mengenai hal ini Galang Asmara 19 menyebutkan bahwa

4) Dalam hal Laporan tidak dilengkapi dalam waktu sebagaimana dimaksud kelebihan-kelebihan Ombudsman adalah :

a) Pemohon tidak dikenakan biaya apapun; pada ayat (3), Pelapor dianggap men-

cabut Laporannya.

b) Tdak membutuhkan prosedur yang berbelit-blit ; c) Laporan dapat dilakukan

Selanjutnya ketentuan Pasal 26 me- secara lisan aupun tulisan; d) Tidak perlu nyatakan : menggunakan pengacara; e) Pemeriksaan

1) Dalam hal berkas Laporan sebagaimana dapat dilakukan di mana saja tanpa harus dimaksud dalam Pasal 25 dinyatakan datang ke kantor Ombudsman; f) Bersifat lengkap, Ombudsman segera melakukan aktif, tidak harus menunggu laporan pemeriksaan substantif;

akan tetapi cukup adanya berita di media massa maka Ombudsman sudah dapat

2) Berdasarkan hasil pemeriksaan substan- mencari kebenaran; g) Kerahasiaan pelapor

tif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dijamin dan tidak perlu replik dan duplik;

Ombudsman dapat menetapkan bahwa

h) Ombudsman dapat melakukan sendiri Ombudsman:

untuk mencari bukti; i) Ombudsman dapat

a. tidak berwenang melanjutkan pemer- memanggil saksi dan mencari informasi iksaan; atau

kepada semua pihak yang dianggap perlu; j) Tidak ada upaya banding dan kasasi seperti

b. berwenang melanjutkan pemeriksaan.

di Pengadilan.

B. Karakteristik Ombudsman Republik Indonesia dalam Pencegahan Malad-

Dalam rangka menjalankan fungsinya ministrasi.

juga memberikan saran dan perbaikan. Dalam memberikan saran perbaikan pelayanan

Sesuai filosofis Ombudsman yang lebih publik kepada pimpinan penyelenggara mengedepankan cara-cara persuasif, maka pelayanan publik, maka Ombudsman RI Ombudsman dalam menjalankan tugas, ber inisiatif melakukan penelitian mengenai fungsi dan wewenangnya, lebih meg- Ke patuhan Penyelenggara Pelayanan Pub- utamakan cara-cara yang bersifat persuasif – lik Dalam Pelaksanaan Undang-Undang ke mitraan. Cara-cara yang bersifat ultimum Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pe layanan remidium, memaksa, hanya akan digunakan Publik. Dengan maksud dan tujuan untuk ketika cara-cara pembinaan yang bersifat melihat bagaimana tingkat kepatuhan persuasif sudah mengalami jalan buntu.

penyelenggara pelayanan publik dalam Selain hal-hal yang dijelaskan diatas, jika

19 Galang Asmara, Ombudsman Republik Indonesia

dibandingkan dengan lembaga pengawas dalam Sistim Ketatanegaraan Indonesia, Laksbang Yus-

tisia Surabaya, hal. 142

8 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Adhar Hakim |Fungsi Dan Peran Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Barat mematuhi kewajibannya dalam pelayanan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SDKP) publik, sebagaimana telah diatur dalam selaku penyelenggara layanan publik Bab V Undang-Undang Pelayanan Publik, sejatinya wajib melaksanakan komponen khususnya pasal 15. Kepatuhan ini di- standar pelayanan yang tertuang pada harapkan merupakan awal dari political Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 will pemerintah dalam mewujudkan tentang Pelayanan Publik. Hal ini penting peningkatan pelayanan publik.

untuk menjamin pengguna layanan (masyarakat) mengetahui mengenai bagai-

Dalam Pasal 15 dan Bab V Undang- mana pelaksanaan tugas dan kegiatan

Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang penyelenggaraan pelayanan publik, sejak Pelayanan Publik ini Penyelenggara Pe- dari proses kebijakan, perencanaan,

layanan Publik wajib memenuhi 10 unsur pelaksanaan dan pengawasan atau pengen- mengenai penyelenggaraan pelayanan publik dalian. Seluruh kegiatan tersebut harus

itu sendiri, yang terdiri atas : (1) Standar dapat diinformasikan dan mudah diakses Pelayanan, (2) Maklumat Pelayanan, (3)

oleh masyarakat.

Sistem Informasi Pelayanan Publik, (4) Pengelolaan Sarana, Prasarana, dan/atau

Untuk itu, sejalan dengan penelitian Fasilitas Pelayanan Publik, (5) Pelayanan yang bertujuan mengetahui bagaimana Khusus, (6) Biaya/Tarif Pelayanan Publik, kepatuhan SKPD yang ada di lingkup (7) Perilaku Pelaksana dalam Pelayanan, (8) Pemerintah Provinsi NTB terhadap Pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan, pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 (9) Pengelolaan Pengaduan, (10) Penilain Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Kinerja.

ini, maka penelitian mencoba melihat apakah SKPD di lingkup Pemerintahan

C. Fungsi dan Peran Ombudsman Republik Daerah Provinsi NTB sudah melaksanakan

Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Barat dalam Mendorong Kepatuhan kewajibannya untuk membuat dan Pemerintah Daerah terhadap Undang- mengumumkan/memajang indikator-indi- Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang kator yang menjadi komponen standar Pelayanan Publik

pelayanan dalam Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2009.

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terbentuk 14 Agustus 1958. Provinsi NTB

Dalam rangka pelaksanaan peran dan terdiri dari dua pulau, Pulau Lombok fungsi Ombudsman Republik Indonesia Dan Pulau Sumbawa. Luas Provinsi NTB untuk mendorong kepatuhan pemerintah

20.153,15 km persegi, dan dihuni 4.500.212 daerah pelaksanaan Undang-Undang jiwa. Saat ini Provinsi NTB terdiri dari 10 Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan kota/kabupaten. Di Pulau Lombok terdiri Publik, maka pada tahun 2013 penilaian dari : Kota Mataram (sebagai ibu kota), kepatuhan dilaksanakan di lingkungan Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Lombok Utara, Kabupaten Lombok Tengah, Daerah. Penilaian kepatuhan terhadap dan Kabupaten Lombok Timur. Sedangkan Pemerintah Provinsi NTB telah dilakukan di Pulau Sumbawa terdiri dari : Kabupaten pada bulan September sampai dengan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Barat, November 2013 dengan objek penelitian Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima dan pada 16 Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kota Bima.

(SKPD) yang menyelenggarakan pelayanan

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 9

J Urnal IUS | Vol III | Nomor 7 | April 2015 | hl m, 1~18

publik langsung kepada kelompok masya- 13.Dinas Perindustrian dan Perdagangan rakat/perorangan/instansi, yaitu:

Provinsi NTB

14. Dinas Peternakan dan Kesehatan He-

1. Dinas Pendapatan Daerah Provinsi wan Provinsi NTB

NTB

2. Badan Koordinasi Penanaman Modal 15.Dinas Kehutanan Provinsi NTB dan Perizinan Terpadu Provinsi NTB

16.Badan Lingkungan Hidup dan Peneli-

3. Rumah Sakit Umum Pusat Provinsi

tian Provinsi NTB

NTB Berdasarkan hasil Observasi tahap I pada September, Oktober, Nopember 2013

4. Dinas Sosial, Kependudukan dan menunjukan bahwa: Sebanyak 81,25% atau

Catatan Sipil Provinsi NTB

13 SKPD masuk dalam zona merah yang

5. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi berarti rendah tingkat kepatuhannya dalam Provinsi NTB (Layanan Terpadu Satu pelaksanaan UU 25 Tahun 2009 tentang

Pintu) Pelayanan Publik. 12,5% atau 2 SKPD ma-

6. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi suk kedalam zona kuning atau zona tengah, NTB

yang berarti sedang tingkat kepatuhannya

7. Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTB dalam pelaksanaan UU 25 Tahun 2009 ten-

8. Dinas Kesehatan Provinsi NTB tang Pelayanan Publik. Dan 6,25% atau 1

9. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan SKPD masuk dalam zona hijau yang berarti Informatika Provinsi NTB

tinggi tingkat kepatuhannya dalam pelaksa- naan UU 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

10. Dinas Tenaga Kerja dan Transmi- Publik. (Laporan monitoring Ombudsman

grasi Provinsi NTB Republik Indonesia perwakilan NTB pasca

11.Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah- penelitian kepatuhan Pemerintah Provinsi

raga Provinsi NTB Nusa Tenggara Barat dalam pelaksanaan

12.Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil undang-undang nomor 25 tahun 2009 ten-

& Menengah Provinsi NTB tang pelayanan publik. 2013) (Lihat tabel nomor 1)

Tabel 1 : Zonasi Hasil Observasi Tahap I 20

Merah

Kuning

Hijau

• Dinas Sosial, Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi NTB

• Dinas Tenaga Kerja dan Trans- migrasi Provinsi NTB (Layanan Terpadu Satu Pintu)

• Badan Kepegawaian Daerah Provinsi NTB

• Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTB

• Dinas Kesehatan provinsi NTB • Badan Koordinasi • Dinas Pendapatan

Daerah Provinsi • Dinas Perhubungan, Komunikasi

Penanaman Modal

NTB (Samsat Mata- dan Informatika Provinsi NTB

dan Perizinan Ter-

padu Provinsi NTB

ram)

20 Ibid ...

10 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Adhar Hakim |Fungsi Dan Peran Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Barat • Dinas Tenaga Kerja dan Transmi- • Rumah Sakit

grasi Provinsi NTB

Umum Pusat

• Dinas Pendidikan Pemuda dan Provinsi NTB Olahraga Provinsi NTB • Dinas

Koperasi dan Usaha Mikro Kecil & Menengah Provinsi NTB

• Dinas Perindustrian dan Perdagan- gan Provinsi NTB

• Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB

• Dinas Kehutanan Provinsi NTB • Badan Lingkungan Hidup dan

Penelitian Provinsi NTB Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat Lombok Post 21 Wakil Gubernur NTB, H.

dijelaskan, masuknya 13 SKPD di ling- Muhammad Amin misalnya, menyatakan kungan Pemerintah Provinsi NTB ke akan menjadikan hasil penelitian dalam zona merah dari total 16 SKPD Ombudsman RI Perwakilan NTB tersebut yang diobeservasi (81,25%) adalah sebuah sebagai bahan evaluasi menyeluruh. Di

fakta betapa rendahnya kepatuhan SKPD Harian Umum Radar Lombok 22 , Wakil terhadap UU Nomor 25 Tahun 2009 Gubernur juga menyampaikan aspirasinya tentang Pelayanan Publik. Hal ini lebih terhadap hasil penelitian Ombudsman RI banyak dipengaruhi oleh rendahnya Perwakilan NTB di sejumlah media massa

pemahaman terhadap UU Nomor 25 Tahun lainnya. Sementara di Suara NTB 23 Wakil 2009 tentang Pelayanan Publik serta relatif Gubernur NTB mengatakan kesiapannya rendahnya tingkat SDM yang ada pada untuk menjadikan bahan hasil penelitian setiap SKPD dalam memahami kebutuhan Ombudsman RI Perwakilan NTB menjadi perbaikan pelayanan publik. Sementara bahan perbaikan pelayanan. itu, bagi SKPD yang masuk zona kuning

Mencermati masih buruknya pelayanan

2 SKPD (12,5%) dan zona hijau 1 SKPD publik di lingkup Pemerintah Daerah

(6,25%) lebih banyak dipengaruhi oleh Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka tingkat pemahaman mereka yang relatif

Ombudsman RI sebagai lembaga negara yang lebih baik terhadap pentingnya penerapan berwenang mengawasi penyelenggaraan

standar pelayanan publik terkait tupoksi pelayanan publik perlu melakukan

kerja mereka sehari-hari yang lebih akrab monitoring (pemantauan) terhadap ke- dengan isu-isu pelayanan publik, khususnya

enam belas SKPD yang telah diobservasi perijinan dan layanan administrasi.

tersebut dalam tugasnya menyelenggarakan

Hasil penelitian kepatuhan Pemerintah pelayanan publik sesuai ketentuan Pasal Provinsi NTB terhadap Undang-undang

15 dan Bab V Undang-Undang Nomor 25 Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Hasil Publik mendapatkan perhatian cukup

besar, baik dari Pemerintah Provinsi NTB

21 Harian Umum Lombok Post edisi tanggal 10 De-

maupun media massa. Pada Harian Umum sember 2013, hal. 13

22 Harian Umum Radar Lombok edisi tanggal 10 De- sember 2013, hal. 8

23 Harian Umum Suara NTB edisi tanggal 10 Desem- ber 2013, hal. 5

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 11

J Urnal IUS | Vol III | Nomor 7 | April 2015 | hl m, 1~18

monitoring kepatuhan diharapkan dapat NTB mengakui rendahnya kepatuhan digunakan sebagai bahan evaluasi tentang

jajaran SKPD di lingkungan Pemerintah tingkat kemajuan kepatuhan Pemerintah

Provinsi NTB akibat rendahnya pemaha- Daerah Provinsi NTB dalam melaksanakan

man dan sumber daya manusia khusus- kewajibannya dalam pelayanan publik

nya dalam memahami konsep kenutuhan dalam rangka mewujudkan pelayanan

akan pelayanan publik sesuai ketentuan publik yang baik. Terwujudnya pelayanan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 publik yang berkualitas (prima) merupakan

tentang Pelayanan Publik. salah satu ciri kepemerintahan yang

2. Bimbingan Teknis kepada SKPD baik atau tata pemerintahan yang baik

(good govenance) sebagai tujuan dari Pada tanggal 22 Januari 2014, di Aula pendayagunaan aparatur negara. 24 Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur Provinsi NTB, Ombudsman RI

Untuk melakukan monitoring (pe- Perwakilan NTB melakukan bimbingan mantauan) terhadap keenam belas SKPD teknis yang difasilitasi oleh Asisten I yang telah diobservasi tersebut dalam Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi tugasnya menyelenggarakan pelayanan NTB di hadapan seluruh jajaran pimpinan publik, dalam melakukan monitoring Om- SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi budsman Republik Indonesia Per wakilan NTB yang menjadi obyek penelitian Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan Ombudsman. 27 Dalam kegiatan yang Program Intervensi Terfokus kepada SKPD diikuti oleh peneliti ini diketahui bahwa terkait. Program Intervensi Terfokus di rendahnya kepatuhan SKPD terhadap Lingkungan Pemerintah Provinsi NTB Undang-Undang Pelayanan Publik di- Terdiri dari kegiatan : 25 sebabkan rendahnya pemahaman pe-

1. Koordinasi dengan Kepala Daerah nyelenggara pelayanan publik di SKPD Pada tanggal 22 April 2013, Ombuds-

yang ada terhadap konsep pelayanan man RI Perwakilan NTB melakukan au-

publik karena minimnya pelatihan- diensi dengan Gubernur Provinsi NTB, di

pelatihan terkait pelayanan publik yang Kantor Gubernur Provinsi NTB. Tujuan

diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 pertemuan tersebut untuk menindaklan-

Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. juti dan memonitoring hasil penelitian

3. Coaching/Pendampingan Lapangan. Kepatuhan Pemerintah Daerah terhadap

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Pendampingan lapangan dilakukan oleh tentang Pelayanan Publik yang dilakukan

Ombudsman RI Perwakilan NTB dengan

oleh Ombudsman. 26 Dalam pertemuan

yang diikuti juga oleh peneliti, Gubernur

27 Dalam kegiatan tersebut Ombudsman RI Per- wakilan NTB memberikan gambaran mengenai

24 Komarudin, Reformasi Birokrasi dan Pelayanan metodologi penelitian, pengambilan sampel penelitian, Publik, Genesindo, 2014,hal. 18

dan penilaian terhadap Standar Pelayanan yang wajib 25 Laporan Monitoring Ombudsman Republik In-

disusun dan dipublikasikan oleh SPKD. Seluruh SKPD donesia Perwakilan NTB pasca penelitian kepatuhan

dan Asisten I Pemerintah Provinsi NTB menerima ha- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam pelak-

sil penelitian dari Ombudsman RI Perwakilan NTB sanaan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang

dan berkomitmen untuk menyusun dan menetapkan Pelayanan Publik. 2014

standar pelayanan selama 3 bulan ke depan, sekaligus 26 Dalam pertemuan ini Gubernur Provinsi NTB

berupaya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan berkomitmen untuk memperbaiki Standar Pelayanan

publik. Selain itu Ombudsman RI Perwakilan NTB akan dan segera memberikan instruksi kepada jajaran SKPD

melakukan evaluasi dan memantau proses penyusunan yang menjadi obyek penelitian Ombudsman agar dapat

dan penetapan standar pelayanan yang mengacu pada mematuhi Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang

Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Pelayanan Publik.

Publik.

12 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Adhar Hakim |Fungsi Dan Peran Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Barat mengunjungi seluruh SKPD yang menjadi

Pasca melakukan pendampingan obyek penelitian. Dari kegiatan pendam-

lapangan, Ombudsman RI Perwakilan pingan lapangan ini diketahui rendahnya

NTB melakukan pengecekan lapangan kepatuhan terhadap pelayanan publik

untuk memastikan sejumlah SKPD yang banyak dipengaruhi oleh rendahnya menjalankan komitmen memenuhi kom-

pengawasan oleh atasan masing-ma- ponen Standar Pelayanan. Ada sejumlah sing yang juga disebabkan buruknya

SKPD yang berinisiatif untuk meng- pemahaman atasan atau pimpinan pada

irimkan dokumentasi Standar Pelayanan SKPD ter hadap ketentuan yang ada dalam

seperti: Dinas Peternakan dan Kesehatan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

Hewan Provinsi NTB, Dinas Kesehatan tentang Pelayanan Publik.

Provinsi NTB dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB. Ombudsman

4. Monitoring Pasca Penelitian / Cek RI Perwakilan NTB juga melakukan

Lapangan pengecekan lapangan secara langsung.

Tabel 2 : Pembagian Zonasi pada Hasil Observasi II

• Dinas PU NTB

• Rumah Sakit Umum

• BKPM dan Perijinan Terpadu

Provinsi NTB

NTB

• Dinas Perhubungan Ko-

• Dinas Pendapatan Daerah Provinsi NTB

munikasi dan Informatika

Provinsi NTB (Bagian Per- hubungan Laut)

• Dinas PU Provinsi NTB

• Dinas Kesehatan Provinsi

(Bali Uji Material)

NTB

• Dinas Peternakan dan Kes-

• Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi

ehatan Hewan NTB

NTB, Layanan Terpadu

• Dinas Sosial Kependudukan

Satu Pintu (LTSP)

dan Catatan Sipil NTB

• Dinas Perhubungan Ko-

• Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga NTB

munikasi dan Informatika

Provinsi NTB (Bagian Per- hubungan Darat)

• Dinas Kehutanan Provinsi NTB • Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB • Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil & Menengah Provinsi NTB

• Dinas Perhubungan Ko- munikasi dan Informatika Provinsi NTB (Bagian Per- hubungan Udara)

• Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian Provinsi NTB

• Badan Kepegawaian Daerah Provinsi NTB

Berdasarkan Tabel 2 diatas dapat lingkungan Pemerintah Provinsi NTB ke dijelaskan, jika pada hasil observasi I dalam zona merah dari total 16 SKPD ditemukan fakta bahwa 13 SKPD di yang diobeservasi (81,25%), dan 2 SKPD

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 13

J Urnal IUS | Vol III | Nomor 7 | April 2015 | hl m, 1~18

(12,5%) masuk zona kuning serta hanya Indonesa 1945. Kelahirannya dilakukan

1 SKPD (6,25%) yang masuk zona hijau, oleh UU dalam rangka pengawasan kinerja maka pada hasil obesrvasi II yang dilkukan aparatur negara dan pemerintahan serta (April, Mei, Juni 2014) terlihat fakta menampung keluhan masyarakat. Lembaga membaiknya kondisi kepatuhan SKPD yang menjalankan fungsi seperti ini belum di lingkungan Provinsi NTB terhadap diatur dalam UUD RI 1945. UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Kedudukan Ombudsman Republik Pelayanan Publik. Upaya terus menerus Indonesia dalam struktur ketatanegaraan yang dilakukan oleh Ombudsman RI

Republik Indonesia tentu saja tidak terlepas Perwakilan NTB selama hampir enam dari perkembangan politik Indonesia. bulan untuk melakukan pendampingan,

Dijelaskan oleh Galang Asmara 29 , sistem sosialisasi, dan peningkatan kapasitas ketatanegaraan Indonesia mengalami per- aparatur penyelenggara pelayanan publik

ubahan yang sangat mendasar setelah akhirnya dapat meningkatkan kapasitas terjadinya perubahan UUD RI 1945 dalam yang berujung pada perbaikan pemahaman

tahun 2000 hingga 2003. Struktur kelem- dan akhirnya kepatuhan mereka pada UU bagaan negara tidak lagi menganut asas Pelayanan Publik. structural hirarkis akan tetapi fungsional,

Pada observasi ke II ini sebagian atau sehigga semua lembaga-lembaga tinggi sekitar 36,9 % sebanyak 7 unit pelayanan negara berada pada posisi yang sama atau publik yang menjadi sampel dalam sejajar. MPR tidak lagi berkedudukan observasi ini berada di dalam zona hijau. lebih tinggi dari yang lain. Sebelum UUD Sementara sebagian besar 57,9 % atau RI 1945 dirubah, kedudukan MPR adalah

11 Unit Pelayanan Publik masih dalam lembaga negara pemegang kekuasaan kategori zona kuning dan sebanyak 1 unit negara tertinggi. Karena kedaulatan rakyat layanan atau 5,2 % masih berada di zona tidak lagi dilaksanakan oleh MPR, tetapi

merah. 28 (Lihat Tabel 2)

oleh UUD.

C. Kedudukan dan Perspektif Ombudsman Galang Asmara lebih lanjut menjelaskan

Republik Indonesia Dalam Struktur jika melihat kedudukan lembaga-lembaga Ketatanegaraan ke Depan.

negara dalam UU RI 1945, lalu dimanakah

Pengaturan mengenai Ombudsman kedudukan Ombudsman Republik Indo- sebagai lembaga yang mengawasi penyeleng- nesia. Untuk menjelaskan hal tersebut kita garaan pelayanan publik, sudah sangat jelas perlu menyimak kembali bunyi ketentuan diatur dalam Undang-Undang Nomor 37 Pasal 1 Undang-Undang 37 Tahun 2008 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik tentang Ombudsman Republik Indonesia Indonesia. Namun meskipun demikian : Ombudsman Republik Indonesia adalah Ombudsman atau Ombudsman Republik lembaga Negara yang mempuyai wewenang Indonesia merupakan lembaga negara yang mengawasi penyelenggaraan pelayanan belum diatur dalam UUD Negara Republik publik yang diselenggarakan oleh penyeleng-

gara negara dan pemerintahan termasuk

yang diselenggarakan oleh Badan Usaha

28 Laporan monitoring Ombudsman Republik In-

donesia Perwakilan NTB pasca penelitian kepatuhan

Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam pelak- sanaan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang

dan Badan Hukum Milik Negara serta

Pelayanan Publik. 2013. Dapat lihat perbandingan nilai

badan swasta maupun perseorangan yang

antara hasil observasi I dengan Observasi II di lampiran IV.

29 Galang Asmara, Op.Cit, hal. 122.

14 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Adhar Hakim |Fungsi Dan Peran Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Barat diberi tugas menyelenggarakan pelayanan baga negara lainnya padahal Ombuds man

publik tertentu yang sebagaian atau Republik Indonesia tidak disebutkan dalam seluruh dananya bersumber dari anggaran UUD RI 1945. Lebih lanjut Galang Asmara 31 pendapatan dan belanja Negara dan/atau menjelaskan kriteria lembaga negara bukan anggaran pendapatan belanja daerah.

semata-mata karena disebutkan dalam Lebih lanjut Galang Asmara 30

UUD RI 1945, melainkan pada faktor-

men-

faktor : maksud dan tujuan dibentuk, jelaskan dari sudut pandang Hukum

proses pembentukan dan pertanggungjawa- Ketatanegaraan, ketentuan Pasal 1 UU bannya, Faktor-faktor tersebut sudah dapat Nomor 37 Tahun 2008 diketahui bahwa menggolongkan Ombudsman Republik Ombudsman Republik Indonesia dihajatkan Indonesia sebagai lembaga negara. memiliki kedudukan yang sejajar dengan

lembaga negara lainnya seperti : Presiden, Melihat sangat pentingnya posisi Ombu- MPR RI, DPR RI, BPK, Mahkamah ds man dalam mendorong dan me wujudu-

Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi kan negara kesejahteraan, me mang pernah Yudisial, Komisi Pemilihan Umum. Hal diupayakan pengaturan Ombudsman Re- ini disebabkan setelah perubahan UUD RI publik Indonesia ke dalam UUD 1945. Mengenai hal ini Nuryanto A. Daim 1945 tidak lagi menganut prinsip struktural 32 hirarkis, tetapi pada prinsip fungsional dan menjelaskan beberapa pihak telah me- kesejajaran, saling terkait satu dengan yang ngupayakan pengaturannya dalam per- lainnya dan dapat saling mengontrol sesuai ubahan, atau amandemen ketiga UUD 1945. prinsip check and balances. Oleh sebab itu Melalui rancangan amandemen keempat Ombudsman Republik Indonesia memiliki UUD 1945 pasal 24 D, E dan F, Ombudsman kedudukan yang sejajar dengan lembaga- diatur sejajar dengan lembaga penegak lembaga negara lain yang diatur dalam hukum kepolisian dan kejaksaan. Namun UUD RI 1945.

demikian hingga perubahan amandemen keempat UUD 1945 disahkan, belum ada

Jika melihat ketentuan tersebut, maka kedudukan Ombudsman Republik Indonesia

satupun pasal tentang Ombudsman yang masuk dalam UUD 1945.

sejajar dengan lembaga negara lainnya tertuang secara jelas dalam Pasal 2 Undang-

Mengenai perspektif Ombudsman Undang Nomor 37 Tahun 2008 yang Republik Indonesia ke depan, tentu ada

menyebutkan : Ombudsman merupakan baiknya kita juga melihat prospek Ombuds- lem baga negara yang bersifat mandiri dan man Republik Indonesia pada masa yang tidak memiliki hubungan organik dengan 33 akan datang. Galang Asmara menjelaskan lembaga negara dan instansi pemerintah menyimak tugas dan fungsi Ombudsman lainnya serta dalam menjalankan tugas Republik Indonesia, maka Ombudsman dan wewenaganya bebas dari campur Republik Indonesia memiliki posisi yang tangan kekuasaan lainnya. Ketentuan ini sangat strategis dalam rangka mewujudkan menegaskan posisi Ombudsman Republik cita-cita bangsa Indonesia. Ombudsman Indonesia yang bukan bagian dari lembaga bukan saja sebagai lembaga pengawasan lain (staat organen) juga bukan merupakan namun juga merupakan pilar penegakan lembaga pemerintah (bestuur organ).

prinsip-prinsip negara hukum yang demokratis. Mengingat posisinya yang sangat

Kedudukan Ombudsman Republik Indonesia dapat disejajarkan dengan lem-

31 Ibid, hal. 128 32 Nuryanto A. Daim, Op.Cit, hal. 90.

30 Ibid, hal. 127 33 Galang Asmara, Op.Ccit, hal. 193

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 15

J Urnal IUS | Vol III | Nomor 7 | April 2015 | hl m, 1~18

penting maka hendaknya Ombudsman bersifat intervensi terhadap penerapan Republik Indonesia secara berangsur- standar pelayanan publik sesuai ketentuan angsur terus perlu dikembangkan. Selain Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 itu yang tidak kalah pentingnya adalah tentang Pelayanan Publik seperti yang telah peningkatan bentuk hukum yang mengatur dilakukan Ombudsman Republik Indonesia Ombudsman Republik Indonesia yang saat Perwakilan Nusa Tenggara Barat melalui ini hanya dengan undang-undang supaya Progam Intervensi Kepatuhan Pemerintah kelak diatur dalam Undang-Undang Dasar. Provinsi NTB terhadap Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

SIMPULAN

Publlik.

Dalam memperbaiki kepatuhan Pe- Meskipun memiliki potensi yang baik merintah Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai lembaga negara dalam ikut serta

terhadap Undang-Undang Nomor 25 mendorong sejumlah agenda penting Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, negara, seperti percepatan sejumlah agenda Ombudsman Republik Indonesia Per- kon stitusi pemerintah, pembangunan hu- wakilan Nusa Tenggara Barat yang secara kum, memperbaiki kepatuhan pe merintah mutatis mutandis sama dengan peran dan daerah terhadap Undang-Undang Nomor fungsi Ombudsman Republik Indonesia,

25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, tidak cukup hanya dilakukan dengan menegakkan konsep tata pe merintahan