Etika dalam penyuluhan sosial dõc

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, etika sering kali diabaikan oleh masyarakat, padahal etika
sangat penting dalam kehidupan sosial, karena pada dasarnya dalam lingkup
sosial terkecil pun ada etika yang harus dilakukan. Penyuluhan sosial
merupakan sebuah proses pengubahan perilaku yng dilakukan melalui
penyebarluasan informasi, komunikasi, motivasi, dan edukasi oleh penyuluh
sosial, baik secara lisan, tulisan maupun peragaan kepada kelompok sasaran
sehingga muncul pemahaman yang sama, pengetahuan dan kemauan guna
partisipasi secara aktif dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Penyuluhan
sosial dapat digunakan sebagai suatu proses penyadaran akan etika-etika yang
dianggar oleh masyarakat tersebut.
Dalam melaksanaan penyuluhan sosial, seorang penyuluh sosial juga harus
berpedoman pada etika-etika sebagai seorang penyuluh sosial. Oleh karena
itu, makalah ini dibuat untuk menguraikan etika – etika yang harus dimiliki
seorang penyuluh sosial yang akan dibahas pada bab selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat di rumuskan permasalahannya
sebagai berikut:

1.
Apa yang dimaksud dengan etika?
2.
Apa yang dimaksud dengan penyuluhan sosial?
3.
Apa saja etika dalam penyuluhan sosial?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian etika.
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang penyuluhan sosial.
3. Untuk megetahui etika dalam melakukan penyuluhan sosial.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis

1

a. Penulis dapat mengetahui dan memahami apa itu etika dan
penyuluhan sosial.
b. Penulis dapat mengetahui batasan-batasan etika ketika akan

menjadi seorang penyuluh sosial.
2. Bagi Pembaca
a. Pembaca diharapkan mampu mengerti dan paham akan etika serta
tahu akan penyuluh sosial.
b. Pembaca dapat menyadari bahwa bagaimana etika penyuluhan
sosial yang seharusnya dilakukan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika
Etika merujuk pada tata peraturan yang khas atau ciri-ciri perilaku yang
dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengasosiasikan diri dan dapat
merupakan sumber motivasi untuk berkarya dan berprestasi bagi kelompok
tertentu.
Etika lebih dekat kepada nilai-nilai moral untuk membangkitkan
kesadaran untuk beritikad baik dan jika dilupakan atau dilanggar akan
berakibat kepada tercemarnya pribadi yang bersangkutan, kelompoknya, dan
anggota kelompok yang lainnya.
2.2 Pengertian Penyuluhan Sosial

2

Menurut Kepmensos, Penyuluhan sosial merupakan sebuah proses
pengubahan perilaku yang dilakukan melalui penyebarluasan informasi,
komunikasi, motivasi, dan edukasi oleh penyuluh sosial, baik secara lisan,
tulisan maupun peragaan kepada kelompok sasaran sehingga muncul
pemahaman yang sama, pengetahuan dan kemauan guna partisipasi secara
aktif dalam pembangunan kesejahteraan sosial.
2.3 Etika dalam Penyuluhan Sosial
Dalam buku Materi Penyelenggaraan Penyuluhan Sosial (2009;8-9),
seorang penyuluh sosial dalam melaksanakan tugas dan kegiatan penyuluhan
sosial perlu berpedoman pada prinsip etika dan/ atau kode etik, yang antara
lain meliputi :
1. Tidak membeda-bedakan individu berdasarkan ras, warna kulit,
bangsa, agama, usia, jenis kelamin, atau status sosial ekonomi dalam
menyumbangkan usaha kesejahteraan sosial. Dalam kaitannya
dengan pekerjaan sosial pada poin ini berkaitan erat dengan prinsip
penerimaan dan individualisasi. Sebagai seorang pekerja sosial
sekaligus penyuluh kita harus menekankan bahwa tidak ada
diskriminasi ketika sedang melakukan penyuluhan.

2. Menghargai kebebasan individu, martabat, dan harga diri setiap
individu, dan akan menggunakan keterampilan yang didasari dengan
nilai- nilai tersebut secara konsisten. Salah satu tujuan penyuluhan
sosial bertujuan untuk meningkatkan kemandirian seorang individu
maupun kelompok, maka dari itu penting adanya untuk menghargai
indipendensi individu agar kelak ia meraih harkat dan martabatnya.
3. Mematuhi prinsip penghargaan kepada individu, kelompok, dan
masyarakat yang disuluh. Seperti bentuk reward adalah salah satu
prinsip yang penting dalam penyuluhan agar setiap individu yang
disuluh memiliki motivasi yang lebih baik lagi.
4. Apabila terlibat melakukan praktek yang tak beretika (mal praktek)
maka akan bertanggungjawab untuk menerima tindakan/ hukum
selayaknya sesuai dengan pertimbangan mal praktek yang dilakukan.
3

Sebagai seorang penyuluh tentu tidak diperbolehkan melakukan
tindakan praktek yang diluar aturan-aturan yang berlaku, maka dari
itu diperlukan profesionalitas bagi penyuluh-penyuluh sosial.
5. Penyuluh sosial harus dapat menggugah hati khalayak sasaran untuk
dapat menerima perubahan dalam interaksi edukatif yang dinamis.

Salah satu hal yang penting dalam penyuluhan selain agar
kemampuan pengetahuan dan keterampilan seorang individu yaitu
meningkatnya pemahaman nilai-nilai dan norma dengan menyentuh
hati dan nuraninya agar terciptanya perilaku yang diaharapkan.
6. Penyuluh sosial perlu saling asah, saling asih, dan saling asuh dalam
proses pertumbuhan dan perubahan. Dalam penyuluhan diperlukan
kerjasama antara penyuluh dan peserta penyuluhan agar tujuan yang
ingin digapai dapat tercapai dengan mudah karena adanya kerjasama.
7. Penyuluh sosial harus memiliki sifat jujur, disiplin, integritas diri
yang kuat, sopan, ramah tamah, suka menolong orang lain, terbuka
terhadap kritik- kritik, sabar, dapat mengendalikan emosi, serta
responsif terhadap perubahan- perubahan dan kondisi.

Salmon Padmanegara (1987) mengemukakan beberapa perilaku yang
perlu ditunjukkan atau diragakan oleh setiap penyuluh, yang meliputi :
1. Perilaku sebagai manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
kepada Tuhan Yang Maha Esa, jujur, dan disiplin. Yaitu sebagai
seorang penyuluh harus memegang teguh pada prinsip agama yang
dipeluk, karena nilai-nilai agama akan menuntun seorang penyuluh
untuk berperilaku baik dan benar sesuai agama.

2. Perilaku sebagai anggota masyarakat, yaitu
adat/kebiasaan masyarakatnya, menghormati

menghormati

sasaran dan sesama

penyuluh. Yaitu seorang penyuluh harus memahami nilai dan budaya
yang ada dimasyarakat yang akan ia jumpai serta mampu menghormati
nilai dan budaya masyarakat ditunjukkan dengan perilaku yang sesuai
dengan lingkungannya.

4

3. Perilaku yang menunujukkan penampilannya sebagai penyuluh yang
handal. Yaitu berkeyakinan kuat atas manfaat tugasnya, memiliki
tanggungjawab yang besar untuk melaksanakan pekerjaannya,
memiliki jiwa kerjasama yang tinggi, dan berkemampuan untuk
bekerja teratur. Seorang penyuluh harus memiliki pengetahuan serta
penampilan yang mampu menarik simpati masyarakat agar timbul rasa

kepercayaan terhadap penyuluh.
4. Perilaku yang mencerminkan dinamika. yaitu ulet, daya mental dan
semangat kerja yang tinggi, selalu berusaha mencerdaskan diri, dan
selalu berusaha meningkatkan kemampuannya.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penyuluhan sosial merupakan sebuah proses pengubahan perilaku yang
dilakukan melalui penyebarluasan informasi, komunikasi, motivasi, dan
edukasi oleh penyuluh sosial, baik secara lisan, tulisan maupun peragaan
kepada kelompok sasaran sehingga muncul pemahaman yang sama,
pengetahuan dan kemauan guna partisipasi secara aktif dalam pembangunan
kesejahteraan sosial.
Dalam melakukan penyuluhan sosial seorang penyuluh sosial harus
berpedoman pada etika-etika penyuluhan sosial. Etika–etika penyuluhan
sosial menurut Salmon Padmanegara (1987) antara lain, adalah
• Perilaku yang beriman kpd Tuhan YME, jujur, dan disiplin.
• Perilaku menghormati sasaran dan sesama penyuluh.
• Perilaku sebagai penyuluh yang handal.

• Perilaku yang mencerminkan dinamika

5

DAFTAR PUSTAKA
Departemen sosial RI. 2009. Materi Penyelenggaraan Penyuluhan
Sosial. Jakarta : Pusat Penyuluhan Sosial
Sumber lainnya:
Penyuluhan Sosial. Diakses melalui http://pujimulyanie.blogspot
.co.id pada tanggal 17 Februari 2016 pukul 10.30 wib
Etika penyuluhan, Diakses melalui http;//turindraatp.co.id pada
tanggal 17 Februari 2016 pukul 10.37 wib

6