Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Penyajian Hasil Belajar Berbasis Web dan Tindak Lanjutnya dalam Kelas Online untuk Membantu Siswa Belajar Mandiri

KATA PENGANTAR

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara, sesuai yang disebutkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Untuk mewujudkan pembelajaran yang baik diperlukan dukungan sistem penilaian yang baik pula karena perolehan nilai dapat menjadi sebuah alat ukur keberhasilan dalam pembelajaran tersebut dan nantinya hasil dari penilaian tersebut akan menentukan tindak lanjut dalam pencapaian keberhasilan yang diharapkan dari sebuah proses pembelajaran itu sendiri sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya, upaya tersebut telah dilakukan, namun masih terdapat banyak kendala yang menghambat proses tersebut. Hal ini terjadi karena kurangnya ke efektifitasan pelaporan hasil belajar dan tindak lanjutnya yang diberikan dengan sistem konvesional (media cetak). Tindak lanjutnya pun dilakukan secara konvesional yang dinilai mengurangi proses peningkatan pencapaian keberhasilan dalam pembelajaran karena membutuhkan waktu yang lama.

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mewujudkan hal ini tidaklah mudah dan dibutuhkan sebuah pembelajaran yang baik yang dibuat oleh seorang pengajar. Pembelajaran yang baik akan memungkinkan peserta didik belajar dengan senang dan dapat menikmati proses pembelajaran. Harapannya dengan suasana hati yang senang saat belajar peserta didik dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengajar dan akhirnya hasil belajarnya menjadi optimal.

Pembelajaran yang baik harus didukung oleh sistem penilaian yang baik. Penilaian merupakan istilah yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Jika hasil belajar (nilai) yang diperoleh peserta didik melampaui KKM berarti peserta didik telah tuntas dalam menguasai kompetensi yang telah ditentukan. Begitu juga sebaliknya, jika hasil belajar yang diperoleh peserta didik masih di bawah KKM berarti peserta didik tersebut belum tuntas dalam menguasai kompetensi yang telah ditentukan. Peserta

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

Hasil penilaian perlu diketahui oleh peserta didik sebagai laporan perkembangan dirinya selama mengikuti pembelajaran. Peserta didik dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pembelajaran yang disajikan oleh guru. Laporan perkembangan tidak hanya kepada peserta didik, tetapi juga kepada orang tua peserta didik. Seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang Sidiknas No. 20 Tahun 2003 Bab IV pasal

7 bahwa orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya. Orang tua mempunyai hak untuk mengetahui secara detail perkembangan hasil belajar anaknya. Dengan demikian orang tua akan dapat mengikuti kemajuan belajar anaknya secara berkala. Harapannya orang tua juga mempunyai peran terhadap keberhasilan anaknya dalam belajar. Jika ada hal yang harus dilakukan pendampingan di rumah maka orang tua bisa melakukannya secara baik. Dengan demikian terjadi kerja sama antara pihak sekolah dalam hal ini guru dengan orang tua dalam mendukung keberhasilan anak.

Mengingat bahwa penilaian dan pelaporan hasil belajar menjadi sesuatu yang sangat penting bagi peserta didik dan orangtua maka perlu dilakukan pendampingan orangtua dan tindak lanjut bagi siswa dari hasil belajar tersebut secara efektif. Standar proses penilaian yang baik diatur dalam Permendiknas

41 tahun 2007 dan dalam Permendikbud 65 tahun 2013 Bab V menekankan bahwa penilaian yang baik harus dilakukan dengan pendekatan penilaian otentik ( authentic assesment). Penilaian

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

Selama ini proses pelaporan hasil belajar kepada peserta didik dan orang tua hanya dilakukan setelah mengikuti tes harian (ulangan harian), setiap akhir pembahasan satu kompetensi dasar, setelah tes tengah semester dan tes akhir semester. Bentuk laporan masih dituangkan dalam kertas hasil ulangan atau rekap nilai dalam bentuk raport yang berisi angka (untuk ulangan harian), angka dan deskripsi pencapaian untuk raport tengah semester dan akhir semester. Mekanisme ini belum memberikan gambaran yang jelas bagaimana tindakan guru bagi peserta didik yang nilainya masih kurang dan perlu mendapat pendampingan agar mereka dapat mencapai standar minimal ataupun melampaui KKM.

Proses pelaporan hasil belajar seperti ini dialami oleh SMP Kristen Satya Wacana. Dimana proses pelaporan hasil belajar masih dalam bentuk kertas dan belum terdapat integrasi dengan rencana tindak lanjutnya. Beberapa hal yang didapatkan dari wawancara antara lain; (1) kurangnya informasi dari sekolah yang diberikan kepada orangtua tentang hasil belajar, (2) pelaporan hasil belajar untuk orangtua sebagai wali belajar siswa dilakukan saat penerimaan raport diakhir semester; (3) kurangnya peran orangtua dalam membantu siswa belajar

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

Selain sebagai bahan untuk pelaporan bagi peserta didik dan orangtua, hasil penilaian dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan/ tindak lanjut, pengayaan ( enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran (Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Bab III). Untuk itu perlu dipikirkan tentang bagaimana mengatur, menata serta menyajikan pelaporan hasil belajar peserta didik yang bukan hanya menyajikan hasil dalam bentuk angka dan deskripsinya tetapi rencana tindak lanjut dari hasil tersebut. Orang tua dapat berperan juga dalam proses tersebut.

Pola penyajian hasil belajar dan tindak lanjutnya harus dikemas dalam bentuk yang menarik dan mudah untuk diakses. Orang tua tidak harus pergi ke sekolah maupun menunggu laporan tertulis dari guru. Orangtua dapat mengikuti secara langsung dan melakukan pendampingan bagi peserta didik yang masih perlu melakukan perbaikan dan pendalaman materi melalui kelas tindak lanjut dari guru. Pola penyajian itu perlu dibuat dalam bentuk digital yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja.

Kemajuan teknologi saat ini sangat memungkinkan untuk memberikan layanan kepada siswa dan orang tua khususnya dalam penyajian hasil belajar secara online yang terintegrasi dengan rencana tindak lanjut dari hasil belajar tersebut dalam bentuk pembelajaran online maupun penyediaan bahan belajar digital yang memudahkan siswa. Penyediaan fasilitas ini akan mengurangi ketergantungan siswa terhadap peran guru yang

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki (Mudjiman, 2011). Belajar mandiri sangat penting, karena membuat siswa terlatih dan mempunyai kebiasaan melakukan tindakan yang baik serta dapat mengatur setiap tindakannya sehingga siswa mempunyai kedisiplinan dan tangung jawab dalam mengembangkan hasil belajar secara optimal atas kemauan sendiri.

Dalam penelitian ini akan dikembangkan sebuah model penyajian hasil belajar online yang terintegrasi dengan manajemen tindak lanjut dari hasil belajar tersebut dalam bentuk pembelajaran online maupun penyediaan bahan ajar elektronik yang memudahkan peserta didik untuk belajar secara mandiri dan bisa belajar mandiri dengan dampingan orang tua. Sehingga harapannya peserta didik semakin mandiri dalam belajar dan dapat memperbaiki hasil belajar secara mandiri di rumah dengan dampingan orang tua.

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

1.2. Landasan Yuridis

Dalam pengembangan model penyajian hasil belajar berbasis web dan tindak lanjutnya dalam kelas online untuk membantu siswa belajar mandiri, dilandasi dengan dasar hukum sebagai berikut:

a. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

b. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

1.3. Landasan Filosofi

Model penyajian hasil belajar berbasis web dan tindak lanjutnya ini berdasarkan format pelaporan hasil belajar siswa seperti pada umumnya yang diberikan pada akhir proses pembelajaran secara manual namun dikemas dengan tampilan atau model penyajian dengan pemanfaatan teknologi website yang memiliki keunggulan dalam kepraktisannya dalam mengakses serta efektifitas dalam tindak lanjutnya dengan harapan siswa dapat belajar aktif secara mandiri, seperti yang dikemukakan Jennigs (2006) dalam penelitiannya Personal Development Plans And Self-Directed Learning For Healthcare Professionals, bahwa belajar mengarahkan diri sendiri (belajar mandiri) telah terbukti berhubungan dengan rasa ingin tahu yang meningkat, berpikir kritis, kualitas pemahaman, retensi dan ingatan, keputusan yang lebih baik, kepuasan prestasi, motivasi, kompetensi dan percaya diri.

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

1.4. Tujuan

Secara umum tujuan yang ingin dicapai adalah menghasilkan model penyajian hasil belajar berbasis web dan tindak lanjutnya dalam kelas online untuk membantu siswa belajar mandiri dan orangtua memantau pembelajaran anaknya.

Secara khusus tujuan yang hendak dicapai melalui pengembangan model penyajian hasil belajar dan tindak lanjut ini adalah sebagai berikut:

a. Mendiskripsikan dan menganalisis model penyajian hasil belajar dan tindak lanjutnya. Tujuan ini mencakup: (1) Hasil belajar yang akan dilaporkan; (2) Proses penilaian guru; (3) Pola penyajian hasil belajarnya; (4) Pola pemberian tindak lanjut dari hasil belajar yang diperoleh peserta didik. b. Mengembangkan model penyajian hasil belajar berbasis web dan tindak lanjutnya dalam kelas online untuk membantu siswa belajar mandiri. Tujuan ini mencakup: (1) Hasil belajar yang akan dilaporkan; (2) Pola penyajian hasil belajar dalam web; (3) Pola penyajian tindak lanjut dari hasil belajar dalam kelas online; (4) Pengembangan desain web dan kelas online untuk menyajikan hasil belajar dan rencana tindak lanjutnya; (5) Bagaimana cara penggunaan model penyajian untuk orang tua dan siswa. c. Menghasilkan model final penyajian hasil belajar berbasis web dan tindak lanjutnya dalam kelas online untuk membantu siswa belajar mandiri dan orang tua dapat memantau pelajaran anaknya.

1.5. Manfaat

Manfaat dari model penyajian hasil belajar dan tindak lanjutnya dalam kelas online ini adalah memfasilitasi orangtua yang ingin memantau proses pembelajaran sampai pelaporan hasil evaluasi proses belajar yang dilaksanakan oleh anaknya sebagai siswa secara online. Selain orangtua, juga untuk memfasilitasi siswa dalam mengakses proses belajar hingga pelaporan hasil evaluasi beserta tindak lanjutnya secara online dan mandiri. Bagi guru sendiri penyajian hasil belajar dan tindak

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

1.6. Sasaran

Sasaran utama dari penerapan model penyajian hasil belajar berbasis web dan tindak lanjutnya dalam kelas online untuk membantu siswa belajar mandiri ini sebagai berikut:

a. Guru Kelas VIIA SMP Kristen Satya Wacana sebagai penyedia materi pembelajaran, penilai hasil pembelajaran, pemotivasi proses pembelajaran, serta sebagai aktor pengolah proses pembelajaran utama pembelajaran.

b. Siswa Kelas VIIA SMP Kristen Satya Wacana sebagai aktor pelaku pembelajaran yang disajikan oleh guru.

c. Orangtua siswa Kelas VIIA SMP Kristen Satya Wacana yang dapat mengetahui secara detail perkembangan hasil belajar anaknya dan dengan demikian orangtua akan dapat mengikuti kemajuan belajar anaknya dalam pembelajarannya secara berkala yang diharapankan, orangtua juga mempunyai peran terhadap keberhasilan anaknya dalam belajar.

Namun Sasaran Subjek penelitian ini ditentukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa subjek adalah siswa dan orangtuanya yang

terampil menggunakan komputer, handphone, dan internet.

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Konsep Model

Banyak pendapat yang mengungkapkan tentang definisi model. Yang Ying Ming dkk., (2005: 167-168) menyatakan bahwa model adalah suatu deskripsi naratif untuk menggambarkan prosedur atau langkah-langkah dalam mencapai satu tujuan khusus, dan langkah-langkah tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan. Model adalah suatu abstraksi yang dapat digunakan untuk membantu memahami sesuatu yang tidak bisa dilihat atau dialami secara langsung sehingga memudahkan untuk dipahami. Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan urutan (Seels & Richey, 1994). Sementara Law dan Kelton (1991: 5) dan Sudarman (1998: 22) mengemukakan bahwa model adalah representasi suatu sistem yang dipandang dapat mewakili sistem yang sesungguhnya.

Model bisa menjadi sarana untuk menerjemahkan teori ke dalam dunia kongkret untuk aplikasi ke dalam praktek. Bisa juga model menjadi sarana memformulasikan teori berdasarkan temuan praktek. Model merupakan salah satu tool untuk teorisasi. Arti teorisasi adalah proses empirik dan rasional yang menggunakan bermacam alat, seperti prosedur penelitian, model, logika dan alasan. Tujuannya adalah memberikan penjelasan penuh mengapa suatu peristiwa terjadi sehingga bisa memandu untuk memprediksi hasil (Sudrajat, 2010).

Menurut Molenda (1996), ada 2 macam model yang lazim dikenal dalam pembelajaran, yakni model Mikromorf dan

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

Paramorf. Mikromorf adalah model yang visual, nyata secara fisik, contohya adalah planetarium dan simulasi komputer, Flowchart suatu proses. Paramorf adalah model simbolik yang biasanya menggunakan deskripsi verbal. Model paramorf dibagi menjadi 3 macam, yakni (1) model konseptual, (2) model prosedural, dan (3) model matematik. Model Konseptual sering sekali disamakan dengan teori, model ini merupakan deskripsi verbal sebuah pandangan atas realitas. Model ini tidak memberikan penjelasan penuh, tetapi komponen yang relevan disajikan dan didefinisikan secara penuh. Model konseptual bersifat deskriptif yang mendeskripsikan peristiwa relevan berdasarkan proses deduktif dari logika atau analisis dan juga kesimpulan dari observasi. Salah satu fungsinya yang penting adalah memberikan landasan untuk penelitian yang bisa menciptakan teori induktif. Model Prosedural mendeskripsikan langkah-langkah untuk melakukan suatu pekerjaan. Dalam ilmu pembelajaran, langkah-langkah ini biasanya berdasarkan pengetahuan yang memberikan kesuksesan produk. Model Matematik mendeskripsikan hubungan bermacam-macam komponen dalam suatu situasi. Model ini menjadi abstrak dibandingkan model lainnya. Intinya model ini adalah kuantifikasi dari komponen-komponen yang mempengaruhi produk suatu peristiwa. Dengan memasukkan data dari situasi baru ke dalam model matematik, bisa didapatkan suatu hasil.

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan di atas maka dapat dikatakan bahwa suatu model memiliki karakteristik: (1) merupakan deskriptif naratif; (2) memiliki prosedur atau langkah-langkah; (3) memiliki tujuan khusus; (4) digunakan untuk mengukur keberhasilan; dan (5) merupakan representasi suatu sistem. Dalam penelitian ini jenis model yang dikembangkan adalah model prosedural tentang bagaimana pola manajemen penyajian hasil belajar berbasis web dan pola

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

2.2. Penyajian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar peserta didik merupakan sesuatu yang sangat penting dan strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan penilaian hasil belajar maka dapat diketahui seberapa besar keberhasilan peserta didik telah menguasai kompetensi atau materi yang telah diajarkan oleh guru. Dengan penilaian hasil belajar yang baik akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam perbaikan kualitas proses belajar mengajar. Sebaliknya, jika terjadi kesalahan dalam penilaian hasil belajar, maka akan terjadi salah informasi tentang kualitas proses belajar mengajar dan pada akhirnya tujuan pendidikan yang sesungguhnya tidak akan tercapai. Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Menurut Sudjana (2002) pada dasarnya “Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar ”. Sedangkan menurut Hamalik (2003) menje laskan bahwa “Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, dan sikap- sikap serta kemampuan peserta didik”. Lebih lanjut disebutkan Gagne & Briggs (dalam Jamil, 2014: 37)

menjelaskan bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa ( Learner’s

Performance). Reigeluth (dalam Jamil, 2014: 37) mengatakan secara spesifik bahwa “Hasil belajar adalah suatu kinerja ( Performance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas (kemampuan) yang telah diperoleh. Hasil belajar selalu

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

Berdasarkan uraian pengertian hasil belajar, maka dapat disimpulkan pengertian hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam menuntut suatu pembelajaran yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar pada waktu tertentu sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaporan hasil belajar yang dilakukan oleh guru kepada orangtua diperlukan manajemen yang baik agar fungsi manajemen sebagai sarana komunikasi dapat berjalan dengan baik. Perlu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi agar proses komunikasi berjalan dengan baik sehingga hasil belajar yang dilaporkan dapat dimengerti dan ditindak lanjuti oleh orangtua sesuai tuntutan kompetensi yang telah ditetapkan.

2.3. Tindak Lanjut Pembelajaran

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses bagian pelaksanaan pembelajaran disebutkan bahwa setiap kali selesai pembelajaran, guru wajib melakukan penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran. Hasil penilaian ini akan dilaporkan kepada pesera didik dan orangtua dan digunakan untuk melakukan refleksi dan rencana tindak lanjut dari hasil tersebut. Tindak lanjut biasanya dilakukan dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/ atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.

Dengan demikian yang dimaksud dengan tindak lanjut adalah kegiatan lanjutan yang dilakukan oleh guru dari hasil penilaian dan refleksi pembelajaran dalam bentuk pembelajaran

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

a. Penjaminan Mutu Pembelajaran Online Seringkali dalam menilai sebuah pembelajaran online

ataupun pembelajaran berbasis teknologi, masing-masing pengajar memIliki persepsi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu adanya instrumen standard yang mampu mengukur hal tersebut. Dalam penelitian ini digunakan rubrik dari Quality Matters Program (Maryland Online Inc., 2011). Dalam rubrik tersebut terdapat delapan komponen penilaian utama.

1) Course Overview And Introduction Ikhtisar atau ringkasan materi dan perkenalan merupakan

bagian utama yang harus ada dalam pembelajaran online. Dalam bagian ini ada kejelasan tentang bagaimana dan dari mana perserta didik mulai belajar, struktur pembelajarannya, pengetahuan dan keahlian awal yang harus dimiliki untuk dapat mengikuti pembelajaran, dan perkenalan antara pengajar dan peserta didik.

2) Learning Objectives (Competencies) Komponen yang kedua adalah tujuan pembelajaran. Dalam

komponen ini, disebutkan dengan jelas tentang hasil akhir dari pembelajaran materi tersebut yang dapat dengan mudah diukur.

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

xvi

Dalam hal ini, perserta didik dapat melihat perkembangan hasil belajarnya.

3) Assessment and Measurement Komponen yang berikutnya adalah penilaian dan pengukuran.

Dalam komponen ini diharapkan terdapat kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan aktifitas online yang dinilai, materi, dan sumber belajarnya. Sistem penilaian juga dijelaskan di sini.

4) Instructional Materials Komponen yang keempat adalah materi instruksional. Dalam hal

ini materi yang digunakan dapat membantu ketercapaian tujuan pembelajaran. Bagaimana materi-materi tersebut digunakan juga dijelaskan dalam komponen ini. Semua materi adalah Up- To-Date atau terkini serta dapat dipertanggungjawabkan melalui pemberian referensi atau sumber materi tersebut.

5) Learner Interaction and Engagement Komponen yang ke 5 (lima) adalah interaksi perserta didik dan

ketertarikan. Dalam hal ini aktifitas belajar siswa harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan memberikan kesempatan untuk adanya interaksi untuk mendukung terjadinya belajar aktif. Waktu untuk memberi respon dan umpan balik juga dijelaskan.

6) Course Technology Komponen yang ke 6 (enam) adalah teknologi. Dalam komponen

ini dijelaskan tentang teknologi yang digunakan untuk mendukung pembelajaran. Teknologi yang digunakan juga mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Tombol navigasinya juga mudah untuk dikendalikan. Teknologi yang digunakan adalah terkini dan dapat langsung digunakan oleh peserta didik

7) Learner Support Komponen yang berikutnya adalah dukungan bagi peserta didik.

Dalam kelas online ini disediakan link bantuan dan layanan bagi perserta didik yang kesulitan mengakses pembelajaran online tersebut.

8) Accessibility Komponen yang berikutnya adalah aksesibilitas. Dalam

komponen ini, desain pembelajaran harus memberikan panduan untuk kemudahan dalam mengakses dan membaca dan juga meminimalkan adanya gangguan.

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

xvi xvi

Untuk dapat menerapkan pembelajaran online dengan model pembelajaran terpadu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, maka ada beberapa langkah persiapan awal yang harus dilakukan sebelum dilaksanakan pembelajaran.

1) Membuat Silabus dan mempersiapan bahan ajar Dalam pembuatan silabus mata pelajaran, komponen-komponen utama yang terdapat dalam rubrik Quality Matters juga dimasukan dan di unggah ke dalam kelas online sebagai kegiatan tindak lanjut dari remedial nilai yang dibuka di dalam LMS sesuai dengan yang diajarkan langsung dikelas. Semua materi yang digunakan juga dipersiapkan dan dirancang sedemikian rupa agar dapat diakses dengan mudah nantinya di dalam LMS. Materi-materi tersebut berupa materi multimedia yang dapat berupa kombinasi antara teks dan audio, teks dan visual, atau teks dan video.

2) Membuat kelas dan desain materi di LMS (Moodle) Setelah silabus dan bahan ajar dipersiapkan, langkah berikutnya adalah membuat kelas baru di LMS bagi mata pelajaran yang menjadi bahan tindak lanjut dari remedial nilai. LMS yang digunakan untuk membuat kelas tersebut adalah Moodle. Moodle merupakan open source program yang dapat digunakan dengan gratis oleh siapapun. Setelah kelas tersebut dibuat, maka saatnya untuk mendesain pembelajaran online. Langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Setting pembelajaran dibuat kedalam Topical Setting atau diurutkan menurut jumlah topik yang akan disajikan. b) Topik pertama berisi sebuah link untuk silabus, dan link untuk perkenalan. c) Topik kedua dan seterusnya berisi 4 hal utama.

1. Judul topik atau materi yang akan dipelajari sebagai tindak lanjut dari remedial nilai. 2. “Ringkasan Materi” berupa link ke website untuk ringkasan materi dikemas dalam multimedia. 3. “Sumber Belajar” berupa link ke materi-materi tambahan berkaitan dengan topik. 4. “Tugas” tempat pengumpulan tugas atau pelaksanaan kegiatan tindak lanjut remedial dari nilai sebelumnya.

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

Disini diharapkan terjadinya pembelajaran online yang aktif antar peserta didik dan guru serta peran orangtua.

3) Mendaftarkan perserta didik yang akan mengikuti remedial ke dalam kelas online Setelah

online, langkah berikutnya adalah mendaftarkan peserta didik kedalam pembelajaran tersebut. Dalam hal ini pendaftaran dapat dilakukan

dirancang

pembelajaran

dengan menyediakan enrolment key atau kata kunci bagi para peserta agar dapat masuk kedalam kelas online tersebut.

secara

otomatis

2.4. Belajar Mandiri

Pembelajaran mandiri ( Self Directed Learning) dapat diartikan sebagai mata proses, dimana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain. Kegiatan yang dilakukan oleh individu tersebut adalah mencakup mendiagnosis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar dan menilai hasil belajar. Haris Mudjiman (2011: 9), memberikan batasan “Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki ”. Belajar mandiri dalam pengertian Self Regulated Learning menurut Bell dan Akroyd (2006) merupakan bagian dari teori pembelajaran kognitif yang menyatakan bahwa perilaku, motivasi, dan aspek lingkungan belajar mempengaruhi prestasi seorang siswa. Montalvo dan Torres (2004) berpendapat bahwa mahasiswa yang telah mampu melakukan Self Regulated Learning akan tercermin dari kemampuan mereka berpartisipasi aktif dalam pembelajaran baik dari segi metakognitif, motivasi dan kesungguhan perilaku dalam pencapaian tujuan belajar.

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

Ciri-ciri pembelajar mandiri adalah sebagai berikut:

a. Inisiatif atau dorongan internal Konsep belajar mandiri lebih kepada kondisi inisiatif atau motivasi

yang ada pada diri siswa. Belajar mandiri bukan dalam artian seseorang belajar sendiri. Proses belajar dapat dilakukan sendiri (seorang diri), atau dalam kelompok. Siswa mandiri selalu memiliki inisiatif atau dorongan dari dalam dirinya untuk memulai suatu proses pembelajaran.

b. Menetapkan tujuan Siswa mandiri selalu memiliki tujuan yang ditetapkan sendiri. Tujuan

dari siswa mandiri, peserta didik di sekolah misalnya, bukan semata- mata untuk memenuhi kewajiban sebagai peserta didik, yang harus mengikuti proses belajar mengajar, menyelesaikan tugas-tugas dari guru. Tujuan siswa mandiri sudah lebih komprehensif. Ditetapkan dalam kerangka mencapai tujuan secara mikro dan makro. Tujuan secara mikro, berkaitan dengan penguasaan kompetensi atas mata ajar yang diikuti. Tujuan secara makro dalam rangka mempersiapkan diri mencapai tingkatan tertentu untuk memaknai peran, tugas dan tanggungjawabnya dalam kehidupan yang saat ini dan yang akan datang.

c. Aktif dan kreatif mencari sumber belajar Ketersediaan sumber belajar sering menjadi persoalan bagi

penguasaan kompetensi yang dituntut. Sekolah seringkali hanya menyediakan sumber belajar yang sangat terbatas, dan sifatnya sektoral. Pada umumnya sumber belajar hanya tiga, dan seringkali tidak lengkap, yaitu perpustakaan, buku pembelajaran pegangan siswa, dan lembar kerja siswa. Penekanan sumber-sumber belajar ini sektoral, memenuhi tuntutan materi semata. Berbentuk penguasaan secara kognitif dan terpisah-pisah. Bagi siswa mandiri, sumber belajar yang demikian akan selalu dirasakan kurang. Proses penguasaan kompetensi dilakukan dengan memperbanyak sumber belajar. Siswa aktif dan kreatif mencari dan memanfaatkan sumber belajar. Baik sumber belajar yang berbentuk cetak, elektronik, maupun langsung dari masyarakat. Sumber belajar cetak dapat berupa buku-buku di perpustakaan yang secara langsung merujuk pada materi ajar tertentu, maupun dari tempat lain yang secara luas memberikan informasi yang terkait, langsung maupun tidak langsung, dengan materi aja. Sumber elektronik dapat berupa mutlimedia pembelajaran, sumber internet, atau sumber-sumber lain. Langsung kepada masyarakat, dapat kepada orang-orang yang memang

mempunyai

kompetensi tertentu,

maupun dalam

mengamati, menyelidiki dan menemukan kaitan materi ajar dengan

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

d. Sadar siapa dirinya Kesadaran dan pengenalan diri sendiri berdampak pada motivasi

belajar pada siswa. Kesadaran diri berkaitan dengan kemampuan, bakat, dan minat diri atas ilmu dan pengetahuan, juga terkait dengan tipe belajar yang paling efektif. Siswa dikenalkan pada tipe belajar visual, auditori atau kinestetik. Siswa yang memahami kemampuan, bakat dan minatnya akan termotivasi mempelajari materi ajar dengan tanpa menghiraukan hasilnya. Proses belajar menjadi sesuatu yang sangat bermakna. Karena siswa yang sadar bahwa kemampuan matematikanya rendah misalnya, tidak akanmengalami demotivasi belajar matematika, karena sadar bahwa manfaat belajar matematika akan sangat menentukan dalam proses belajar selanjutnya.

belajarnya, akan

memaksimalkan usaha siswa dalam melakukan pembelajaran. Ketika seorang guru hanya memakai metode ceramah misalnya, seorang siswa visual akan memanfaatkan buku dan atau catatan untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajarnya.

Belajar mandiri dikembangkan untuk meningkatkan tanggungjawab

proses pembelajaran. Tanggungjawab siswa dalam proses pembelajaran akan meningkatkan motivasi (intrisik). Motivasi intrisik dibangun dengan pemahaman bahwa segala sesuatu yang dilakukan sekarang, adalah dalam rangka mempersiapan masa yang akan datang, sehingga siswa mempunyai keyakinan dan dorongan kuat untuk mengembangkan dirinya. Motivasi intrisik membantu siswa membuat pilihan informasi dan mengambil tanggungjawab untuk memutuskan apa yang perlu lakukan dalam rangka untuk belajar. Untuk melakukan ini dan untuk memiliki motivasi belajar independen, peserta didik harus: (1) percaya diri dalam mengambil keputusan dan bertindak, (2) menghargai nilai dalam merefleksikan pembelajaran, (3) memutuskan apakah pembelajaran telah efektif atau apakah perlu mencoba pendekatan lain.

siswa

dalam

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

2.5. Konsep Model Penyajian Hasil Belajar Berbasis Web dan Tindak Lanjutnya dalam Kelas Online

Hasil belajar merupakan salah satu komponen yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan pembelajaran di kelas. Hasil belajar ini wajib diinformasikan kepada peserta didik maupun kepada orangtua sebagai bentuk pertanggung jawaban sekolah kepada mereka. Pola penyajian hasil belajar sangat beragam perkembangannya. Mulai dari berupa angka sampai dengan angka dilengkapi dengan deskripsi dan disajikan dalam laporan cetak yang diberikan kepada orangtua. Cara penyajian ini diberikan setiap tengah semester dan akhir semester yang kemudian ditanda tangani orangtua. Sehingga peserta didik dan orangtua hanya melihat saat hasil itu dibagikan tanpa memahami betul bagaimana arti dari hasil tersebut. Jika ada yang kurang bagi anaknya, tidak semua orangtua mampu memberikan dampingan dan/ atau memberikan solusi terhadap masalah tersebut. Sehingga perlu disajikan pola penyajian hasil belajar yang diatur dengan pola manajemen yang baik. Tujuannya peserta didik dan orangtua mendapat informasi yang lengkap dari hasil tersebut sehingga dapat melakukan tindakan untuk mengatasi jika ada hasil anaknya yang belum sesuai kriteria dalam bentuk penyajian berbasis web yang mudah diakses, kapan saja dan dimana saja.

Selain hasil belajar, report dan petunjuk tindak lanjutnya, difasilitasi tindak lanjutnya itu sendiri yang dikemas dalam kegiatan pembelajaran kelas online untuk membantu peserta didik belajar mandiri. Fasilitas ini juga akan memberi wahana bagi orangtua untuk mendampingi dan membantu siswa belajar secara mandiri. Peserta didik yang mendapat hasil tidak sesuai dengan kriteria dapat belajar mandiri dan akhirnya mandapatkan hasil sesuai kriteria seperti yang diharapkan.

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

xi

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

xxi

BAB III

PENYAJIAN HASIL BELAJAR DAN TINDAK LANJUTNYA

DALAM KELAS ONLINE

3.1. Penyajian Hasil Belajar Berbasis Web dan Tindak Lanjutnya dalam Kelas Online

Hasil Belajar

Sesuai KKM

Gambar 3.1. Skematik Upaya Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Menggunakan Model

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

Pengembangan model ini dirancang dengan metode “Penelitian dan Pengembangan”, atau Research and Development yaitu metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan prodak tertentu, dan menguji keefektifan produk (model) tersebut. Borg and Gall (2007: 774) menyarankan ada sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu dan untuk menguji keefektifan produk yang dimaksud, yaitu: (1) Melakukan penelitian dan mengumpulkan informasi; (2) Melakukan perencanaan; (3) Mengembangkan bentuk produk awal; (4) Melakukan uji lapangan utama; (5) Melakukan revisi produk utama; (6) Melakukan uji lapangan utama; (7) Melakukan revisi terhadap produk operasional; (8) Melakukan Uji coba lapangan operasional; (9) Melakukan revisi terhadap produk final serta menulis laporan penelitian; (10) Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk.

Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, dalam pengembangan model ini tidak menggunakan kesepuluh langkah penelitian Borg and Gall tersebut, namun dilakukan penyederhanaan langkah-langkah menjadi tiga tahap yaitu tahap studi pendahuluan, tahap desain dan pengembangan, tahap validasi serta uji coba model. Tahap studi pendahuluan dilakukan untuk mencapai tujuan pertama penelitian, tahap desain dan pengembangan untuk mencapai tujuan penelitian yang kedua sedangkan tahap validasi serta uji coba model untuk mencapai tujuan penelitian yang ketiga.

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

xxv

3.2. Prosedur Pengembangan Penyajian Hasil Belajar Berbasis Web

Rancangan model penyajian hasil belajar dalam web dilakukan dengan sitemap seperti terlihat pada gambar 3.2. yang menjelaskan fasilitas dan kegiatan dari penyajian hasil belajar berbasis web ini oleh guru, peserta didik maupun orangtua.

Login

Multi-Level User

Guru Murid/ Orangtua

Penyajian Membuat

Pelaporan Motivasi Materi

Nilai Siswa Siswa

Nilai

Materi

Membuat Mengubah

Deskripsi Tindak Materi

Nilai Baru

Nilai

Nilai Lanjut Nilai

Gambar 3.2. Sitemap Pola Penyajian Hasil Belajar Berbasis Web

Pola penyajian hasil belajar berbasis web ini menuntut guru dalam memaksimalkan pelaporan hasil belajar siswa hingga tindak lanjut siswa yang tidak tuntas nilai hasil belajarnya dan diteruskan ke kelas online yang disusun oleh

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

xxv xxv

3.3. Prosedur Pengembangan Desain Pembelajaran Remedial di Kelas Online

Model desain pembelajaran remedial untuk kegiatan tindak lanjut secara online dikembangkan menggunakan model ASSURE yang dilakukan dalam 6 tahapan yaitu

1) analyze learners, 2) state objectives, 3) select strategi, technology, media, and materials, 4) utilize media and materials, 5) require learner participation, 6) evaluated and revise (Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, James D. Russell, & Clif Mims, 2014). Secara jelas terlihat dalam Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Model Pengembangan ASSURE

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

xxv

Berdasarkan Gambar 3.3. maka langkah-langkah pengembangan model dengan desain ASSURE secara rinci dapat dijelaskan berikut ini:

a. Analyze learners (analisis karakteristik siswa) Langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi hasil belajar siswa yang akan melakukan aktivitas tindak lanjut jika nilai belum tuntas. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa SMP Laboratorium Satya Wacana Kelas VIIA. Hasil analisis ini akan digunakan untuk menentukan tujuan pembelajaran dan jenis kegiatan pembelajaran remedial yang akan dikemas dalam kelas online.

b. State objectives (menetapkan tujuan pembelajaran) Langkah yang kedua adalah menetapkan tujuan pembelajaran

remedial yang didasarkan pada hasil belajar dan report yang didapatkan dari pola penyajian hasil belajar dalam web. Hasil ini digunakan untuk menentukan metode, media dan material yang akan digunakan dalam pembelajaran remedial sehingga pembelajaran remedial berjalan dengan baik.

c. Select method, media, and materials (memilih metode, media, dan bahan ajar) Langkah ketiga dalam metode pengembangan ini yaitu menetapkan metode, media, dan bahan ajar yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran remedial online. Hal ini penting karena ketiga komponen tersebut berperan dalam membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran remedial yang telah ditetapkan.

d. Utilize media and materials (memanfaatkan media dan bahan ajar) Setelah memilih metode, media, dan bahan ajar, langkah

selanjutnya yang dilakukan pada metode pengembangan ini yaitu menggunakan ketiganya dalam kegiatan pembelajaran remedial. Sebelum diterapkan, ketiga komponen tersebut terlebih dahulu dilakukan validasi ahli untuk melihat kualitas dan kelayakan dari media dan bahan ajar serta rancangan pembelajaran remedial yang telah dibuat. Setelah mendapatkan validasai ahli langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba terbatas dalam kelompok kecil (5-10 siswa dan orang tua siswa).

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

xxi xxi

melibatkan siswa dalam pembelajaran remedial. Siswa mengikuti pembelajaran remedial online sesuai rancangan yang telah ditetapkan secara mandiri maupun didampingi oleh orangtua. Guru memantau jalannya proses pembelajaran remedial ini, sehingga progress dari siswa dapat diketahui secara berkala untuk menentukan report selanjutnya.

selanjutnya

adalah

f. Evaluated and revise (evaluasi dan revisi) Setelah rancangan program pembelajaran remedial selesai dirancang dan diuji cobakan, langkah selanjutnya adalah melakukan

dilakukan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan kekuatan dan kelemahan model pembelajaran remedial online yang dibuat.

3.4. Deskripsi Pelaksanaan

Pelaksanaan penyajian hasil belajar berbasis web dan tindak lanjutnya dalam kelas online untuk membantu siswa belajar mandiri ini dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu bagian pertama pelaksanaan yang dilakukan guru dan bagian kedua pelaksanaan yang dilakukan siswa, akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan penyajian hasil belajar dan tindak lanjut bagi guru

Flowchart pada gambar 3.4 berikut menjelaskan tentang tahapan-tahapan aktifitas yang dilakukan oleh guru sebagai penyedia penyajian hasil belajar dan tindak lanjut bagi siswa, sesuai sitemap pada gambar 3.2 jika berhasil login/ masuk model berbasis web ini sebagai guru.

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

Gambar 3.4 Flowchart Pelaksanaan Penyajian Hasil Belajar dan Tindak Lanjut Bagi Guru

Penjelasan Gambar 3.4. - Guru login ke website dengan memasukkan username beserta

password yang benar, jika username dan password yang dimasukkan sesuai dengan hak akses sebagai guru maka akan dirujuk ke tampilan/menu sebagai guru.

- Guru harus mendaftarkan siswa-siswa yang akan mengikuti

pembelajaran dalam model berbasis web ini. - Guru mengidentifikasi hasil pembelajaran peserta didik dengan

memberikan evaluasi/penilaian dari hasil pembelajaran. - Guru mengelompokkan peserta didik yang perlu mengikuti

perbaikan/ tindak lanjut dan tidak mengikuti perbaikan/ tindak lanjut dengan melihat hasil evaluasi yang telah diberikan sebelumnya. Ketentuan yang ikut perbaikan/ tindak lanjut adalah peserta didik yang mendapatkan nilai kurang dari nilai standar kelulusan/ KKM dan yang tidak mengikuti perbaikan/ tindak lanjut adalah peserta didik yang nilainya lebih besar sama dengan nilai standar kelulusan/ KKM, namun tidak menutup kemungkinan guru akan memberikan nilai tambahan bagi peserta didik dengan

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

xxx xxx

- Guru menyediakan catatan khusus/ perbaikan/ tindak lanjut serta menyediakan kelas online tambahan untuk melakukan tindak lanjut perbaikan/ tindak lanjut tersebut menggunakan .

- Bagi keseluruhan peserta didik, Guru diwajibkan memberikan catatan hasil evaluasi kepada setiap peserta didik, selain itu guru juga diwajibkan memberikan motivasi rutin kepada setiap peserta didik sebagai salah satu motivasi bagi peserta didik agar selalu meningkatkan hasil belajarnya.

- Setelah semua laporan hasil nilai/ evaluasi telah selesai di olah, sebagai arsip, Guru diwajibkan untuk mencetak laporan hasil nilai/ evaluasi peserta didik.

- Tahap terakhir, Guru diwajibkan mengirimkan laporan hasil nilai/ evaluasi yang telah diolah ke peserta didik melalui email maupun sms sesuai alamat kontak yang terdapat pada data diri peserta didik masing-masing.

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

xxx xxx

Flowchart pada gambar 3.5 berikut menjelaskan tentang tahapan-tahapan aktifitas yang dilakukan oleh siswa untuk melihat dan menindak lanjuti sesuai hasil evaluasi yang telah disajikan oleh guru, sesuai sitemap pada gambar 3.2 jika berhasil login/masuk model berbasis web ini sebagai murid/ siswa.

Gambar 3.5 Flowchart Pelaksanaan Penyajian Hasil Belajar dan Tindak Lanjut Bagi Siswa

Penjelasan Gambar 3.5. - Siswa login ke website dengan memasukkan username beserta

password yang benar, jika username dan password yang dimasukkan sesuai dengan hak akses sebagai siswa maka akan dirujuk ke tampilan/menu sebagai siswa.

- Hal pertama yang disajikan jika berhasil login sebagai siswa adalah laporan hasil nilai yang telah diperoleh diolah menjadi nilai dari 0 – 100 (rata-rata total nilai) dan kemudian dikategorikan sesuai

KKM antara tuntas dan perbaikan/ tindak lanjut. Selain itu juga

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

xxx xxx

- Siswa juga dapat mengakses hasil nilai secara detail dengan artian darimana dan bagaimana nilai tersebut dapat diperoleh serta menjadi hasil akhir seperti yang ditampilkan pertama kali saat setelah berhasil login sebagai siswa.

- Bagi peserta didik yang memiliki hasil evaluasi dengan catatan khusus/ perbaikan/ tindak lanjut, diharuskan/ diwajibkan mengikuti saran yang diberikan guru dalam upaya menaikkan nilai kurang dari KKM yang telah ditentukan agar menjadi tuntas/ lebih dari sama dengan nilai KKM, sebagai tindak lanjut dari hasil belajar yang didapat.

- Ada banyak cara guru dalam memberikan perbaikan/ tindak lanjut, entah harus mengerjakan soal di kelas online ataupun diberi kesempatan kembali untuk mempelajari materi yang telah diberikan di kelas online dan masih banyak lagi lagi tergantung kebijakan guru dalam membantu siswa mendapat nilai tuntas/ lebih dari sama dengan nilai KKM.

- Jika memang upaya perbaikan/ tindak lanjut ada di kelas online, siswa harus mengakses ke kelas online terlebih dahulu, walaupun di catatan khusus terdapat keterangan secara terperinci bagi siswa agar menyelesaikan saran tersebut.

- Bagi peserta didik yang mendapat nilai tuntas atau sudah

menyelesaikan catatan khusus yang diberikan oleh guru, maka siswa diharapkan untuk mencermati evaluasi secara keseluruhan nilai yang didapat dari guru, dengan harapan dikesempatan atau di materi berikutnya, siswa mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya.

MODEL PENYAJIAN HASIL BELAJAR BERBASIS WEB DAN TINDAK LANJUTNYA DALAM

xxx

BAB IV KUNCI KEBERHASILAN MODEL

4.1. Kunci Keberhasilan Model

Kunci keberhasilan model penyajian hasil belajar berbasis web dan tindak lanjutnya dalam kelas online untuk membantu siswa belajar mandiri adalah peran dari guru sebagai penyaji hasil belajar dan tindak lanjutnya dalam melakukan penyampaian materi yang mudah dimengerti siswa/ peserta didik, penyampaian hasil evaluasi yang mudah dicermati dan kebijakan memberikan perbaikan/ tindak lanjut untuk dilaksanakan siswa/ peserta didik secara mandiri dikelas online. Selain itu peran siswa juga sangat mempengaruhi keberhasilan model berbasis web ini, yaitu peran aktif siswa untuk melaksanakan segala tugas yang diberikan dan disarankan oleh guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Harapan yang diinginkan agar siswa dapat belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki (Mudjiman, 2011), maka tanpa dampingan guru pun siswa dapat belajar dan menyelesaikan pembelajaran dimana pun dengan harapan didampingi orangtua. Orangtua dapat memantau langsung kemajuan belajar putra-putrinya dalam melaksanakan proses pembelajaran secara mandiri.

Model ini menuntut guru lebih ekstra dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan diterapkan di model berbasis web ini, disinilah peran model desain pembelajaran online dengan menggunakan desain ASSURE yang diharapkan dapat mempermudah guru dalam penyampaian materi,

Dokumen yang terkait

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Fear of Failure dan Perfeksionisme terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menyelesaikan Skripsi di Fakultas Teknologi Informasi UKSW

0 2 17

4. 1 Deskripsi Tempat Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Fear of Failure dan Perfeksionisme terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menyelesaikan Skripsi di Fakultas Teknologi Informasi U

0 1 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Fear of Failure dan Perfeksionisme terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menyelesaikan Skripsi di Fakultas Teknologi Informasi UKSW

0 1 17

2. Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih. 3. Jika ingin mengubah pilihan, maka anda dapat memberi 2 garis datar (=) pada jawaban tersebut, dan anda dapat memilih jawaban lain yang anda anggap benar sesuai dengan kondisi yang anda alami. 4.

0 2 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Kelas Olahraga di SMP Negeri 3 Salatiga

0 1 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Penyajian Hasil Belajar Berbasis Web dan Tindak Lanjutnya dalam Kelas Online untuk Membantu Siswa Belajar Mandiri

0 0 15

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Model - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Penyajian Hasil Belajar Berbasis Web dan Tindak Lanjutnya dalam Kelas Online untuk Membantu Siswa Belajar Mandiri

0 0 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Penyajian Hasil Belajar Berbasis Web dan Tindak Lanjutnya dalam Kelas Online untuk Membantu Siswa Belajar Mandiri

0 0 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Penyajian Hasil Belajar Berbasis Web dan Tindak Lanjutnya dalam Kelas Online untuk Membantu Siswa Belajar Mandiri

0 0 20

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 4.1 Kesimpulan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Penyajian Hasil Belajar Berbasis Web dan Tindak Lanjutnya dalam Kelas Online untuk Membantu Siswa Belajar Mandiri

0 0 8