BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Penyajian Hasil Belajar Berbasis Web dan Tindak Lanjutnya dalam Kelas Online untuk Membantu Siswa Belajar Mandiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun

  2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mewujudkan hal ini tidaklah mudah sehingga dibutuhkan sebuah pembelajaran yang baik yang dibuat oleh seorang pengajar. Pembelajaran yang baik akan memungkinkan peserta didik belajar dengan senang dan dapat menikmati proses pembelajaran. Harapannya dengan suasana hati yang senang saat belajar, peserta didik dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengajar dan akhirnya hasil belajarnya juga baik.

  Pembelajaran yang baik harus didukung dengan sistem penilaian yang baik (Djemari, 2012). Penilaian merupakan istilah yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Jika hasil belajar (nilai) yang diperoleh peserta didik melampaui KKM berarti peserta didik ditentukan. Begitu juga sebaliknya, jika hasil belajar yang diperoleh peserta didik masih di bawah KKM berarti peserta didik tersebut belum tuntas dalam menguasai kompetensi yang telah ditentukan. Bagi peserta didik yang belum tuntas harus mengikuti program remedial sampai melampaui KKM yang telah ditentukan (Eko, 2014). Dengan demikian, penilaian hasil belajar bisa dijadikan alat atau tolok ukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan guru, sekaligus tingkat pencapaian peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan.

  Hasil penilaian perlu diketahui oleh peserta didik sebagai laporan perkembangan terhadap dirinya selama mengikuti pembelajaran (Sudjana, 2008). Peserta didik dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang disajikan oleh guru. Laporan perkembangan tidak hanya kepada peserta didik, tetapi juga kepada orang tua peserta didik. Seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang Sidiknas No. 20 Tahun 2003 Bab IV pasal 7 bahwa orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya. Orang tua mempunyai hak untuk mengetahui secara detail perkembangan hasil belajar anaknya. Dengan demikian, orang tua dapat mengikuti progres anaknya secara berkala sehingga orang tua juga mempunyai peran terhadap keberhasilan anaknya dalam belajar. Jika ada hal yang harus dilakukan dengan pendampingan di rumah maka orang tua bisa melakukannya secara baik. Dengan demikian terjadi orang tua dalam mendukung anak supaya berhasil dalam belajar.

  Mengingat bahwa penilaian dan pelaporan hasilnya menjadi sesuatu yang sangat penting bagi peserta didik dan orang tua, maka penilaian ini perlu dilakukan dengan baik. Standar proses yang baik tercantum dalam Permendiknas 41 tahun 2007 maupun dalam Permendikbud 65 tahun 2013 Bab V menekankan tentang penilaian yang baik harus dilakukan dengan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment). Penilaian ini menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran (M. Hosnan, 2016:416). Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan.

  Selama ini proses pelaporan hasil belajar kepada peserta didik dan orang tua pada umumnya hanya dilakukan setelah mengikuti tes harian (ulangan harian), setiap akhir pembahasan satu kompetensi dasar, atau setelah mid semester dan tes akhir semester. Bentuk laporan masih dituangkan dalam kertas hasil ulangan atau rekap nilai dalam bentuk raport yang berisi angka (untuk ulangan harian), atau angka dan deskripsi pencapaian untuk raport mid semester dan akhir semester. Mekanisme ini belum memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana tindakan guru bagi peserta didik yang nilainya masih kurang dan perlu mendapat pendampingan agar mereka dapat mencapai standar minimal yang diharapkan.

  Proses pelaporan hasil belajar seperti ini juga dialami oleh beberapa sekolah di Salatiga. Salah satunya adalah SMP Kristen Satya Wacana sebagai tempat/ instansi pendidikan tempat penelitian. Proses pelaporan hasil belajar masih dalam bentuk kertas dan belum terdapat integrasi dengan rencana tindak lanjutnya. Beberapa hal yang didapatkan dari wawancara terhadap kepala sekolah dan guru antara lain; (1) kurangnya informasi dari sekolah yang diberikan kepada orang tua tentang hasil belajar, (2) pelaporan hasil belajar untuk orang tua dilakukan saat penerimaan rapor diakhir semester; (3) kurangnya peran orang tua dalam membantu siswa belajar mandiri sebagai tindak lanjut dari hasil belajar yang diterima dikarenakan orang tua terlalu sibuk dengan aktivitas pekerjaannya; (4) sekolah belum mempunyai aplikasi untuk memfasilitasi orang tua agar dapat membantu siswa belajar mandiri sebagai langkah tindak lanjut dari hasil belajar anaknya.

  Selain sebagai bahan untuk pelaporan bagi peserta didik dan orang tua, hasil penilaian dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), hasil penilaian dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran (Permendikbud 65 tahun 2013 Bab V). Untuk itu perlu dipikirkan tentang bagaimana mengatur, menata serta menyajikan pelaporan hasil belajar peserta didik yang bukan hanya menyajikan hasil dalam bentuk angka dan deskripsinya tetapi rencana tindak lanjut dari hasil tersebut. Dalam hal ini orang tua sangat diharapkan dapat berperan juga dalam proses tersebut.

  Pola penyajian hasil belajar dan tindak lanjutnya harus dikemas dalam bentuk yang menarik dan mudah untuk diakses. Orang tua tidak harus direpotkan pergi ke sekolah maupun menunggu laporan tertulis dari guru. Orang tua dapat mengikuti secara langsung dan melakukan pendampingan bagi peserta didik yang masih perlu melakukan perbaikan dan pendalaman materi. Pola penyajian itu perlu dibuat dalam bentuk digital yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja.

  Untuk menindaklanjuti proses diatas maka diperlukanlah sebuah teknologi. Kemajuan teknologi saat ini sangat memungkinkan untuk memberikan layanan kepada siswa dan orang tua khususnya dalam penyajian hasil belajar secara online yang terintegrasi dengan rencana tindak lanjut dari hasil belajar tersebut dalam bentuk pembelajaran online maupun penyediaan bahan belajar digital yang memudahkan siswa. Penyediaan fasilitas ini akan mengurangi ke- tergantungan siswa terhadap peran guru yang harus bersama mereka saat belajar. Peserta didik dapat belajar mandiri orang tua. Pola ini akan memberi latihan kepada peserta didik supaya lebih mandiri dalam belajar.

  Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki (Mudjiman, 2011). Belajar mandiri sangat penting karena membuat siswa terlatih dan mempunyai kebiasaan melakukan tindakan yang baik serta dapat mengatur setiap tindakannya sehingga siswa mempunyai kedisiplinan dan tangung jawab dalam mengembangkan hasil belajar secara optimal atas kemauan sendiri.

  Hasil penelitian Edmondson et al. (2011) Self-Directed

  

Learning: A Meta-Analytic Review of Adult Learning Constructs

  menyatakan bahwa kemandirian belajar secara signifikan dan berhubungan positif dengan prestasi akademik, aspirasi masa depan, kreativitas, rasa ingin tahu, dan kepuasan hidup. Menurut Jennigs (2006) dalam penelitiannya Personal

  

development plans and self-directed learning for healthcare

professionals, belajar mengarahkan diri sendiri (belajar

  mandiri) telah terbukti berhubungan dengan rasa ingin tahu yang meningkat, berpikir kritis, kualitas pemahaman, retensi dan ingatan, keputusan yang lebih baik, kepuasan prestasi, motivasi, kompetensi dan percaya diri.

  Dalam penelitian ini akan dikembangkan sebuah model penyajian hasil belajar online yang terintegrasi dengan manajemen tindak lanjut dari hasil belajar tersebut dalam bentuk pembelajaran online maupun penyediaan bahan ajar elektronik yang memudahkan peserta didik untuk belajar secara mandiri dan bisa belajar mandiri dengan dampingan orang tua. Harapannya peserta didik semakin mandiri dalam belajar dan dapat memperbaiki hasil belajar secara mandiri di rumah dengan dampingan orang tua.

1.2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan pada identifikasi dan analisis masalah yang sudah diuraikan pada latar belakang masalah, maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: a.

  Model penyajian hasil belajar dan tindak lanjut seperti apakah yang selama ini dilaksanakan? Rumusan masalah ini meliputi: (1) Hasil belajar apa saja yang akan dilaporkan; (2) Bagaimana proses penilaian yang dilakukan oleh guru; (3) Bagaimana pola penyajian hasil belajarnya; (4) Bagaimana pola penyajian tindak lanjut dari hasil belajar yang diperoleh peserta didik.

  b.

  Bagaimana mengembangkan model manajemen penyajian hasil belajar dan tindak lanjutnya berbasis web untuk membantu siswa belajar mandiri? Rumusan masalah ini meliputi: (1) Hasil belajar apa saja yang akan dilaporkan; (2) Bagaimana pola penyajian hasil belajarnya; (3) Bagaimana pola penyajian tindak lanjut dari hasil belajar; (4) Bagaimana pengembangan desain web untuk menyajikan hasil belajar dan rencana tindak lanjutnya; (5) Bagaimana cara penggunaan model untuk orang tua dan siswa.

1.3. Tujuan Penelitian

  Secara umum tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah menghasilkan model penyajian hasil belajar berbasis web dan tindak lanjutnya dalam kelas online untuk membantu siswa belajar mandiri dan orang tua dalam memantau pelajaran anaknya.

  Secara khusus tujuan yang hendak dicapai melalui model penyajian hasil belajar dan tindak lanjut ini adalah sebagai berikut: a.

  Mendiskripsikan dan menganalisis model penyajian hasil belajar dan tindak lanjutnya. Tujuan ini mencakup: (1) Hasil belajar yang akan dilaporkan; (2) Proses penilaian guru; (3) Pola penyajian hasil belajarnya; (4) Pola pemberian tindak lanjut dari hasil belajar yang diperoleh peserta didik.

  b.

  Mengembangkan model penyajian hasil belajar berbasis web dan tindak lanjutnya dalam kelas online untuk membantu siswa belajar mandiri. Tujuan ini mencakup: (1) Hasil belajar yang akan dilaporkan; (2) Pola penyajian hasil belajar dalam web; (3) Pola penyajian tindak lanjut dari hasil belajar dalam kelas online; (4) Pengembangan desain web dan kelas online untuk

  (5) Bagaimana cara penggunaan model penyajian untuk orang tua dan siswa.

1.4. Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi 2 (dua) manfaat, yaitu:

1) Manfaat Teoritis

  Manfaat penelitian yang dikategorikan sebagai manfaat teoritis adalah sebagai berikut:

a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan dan

  penelitian lanjut di bidang manajemen pola penyajian hasil belajar dan tindak lanjutnya yang meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi, serta tindak lanjutnya yang dibuat berbasis web b. Secara teoritis memberikan gambaran tentang bagaimana mendesain model rancangan penyajian hasil belajar berbasis web dan tindak lanjutnya dalam kelas online untuk membantu siswa belajar mandiri dan memberikan kontribusi terhadap kelengkapan tahap-tahap rancangan pola penyajian hasil belajar dan bagaimana pola tindak lanjutnya yang disajikan dalam bentuk web dan kelas online.

  c.

  Penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan tentang dasar-dasar konsep-tual pengembangan web khususnya belajar dan pola tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran online dari hasil belajar yang diperoleh peserta didik.

2) Manfaat Praktis

  Selain manfaat teoritis yang telah dijelaskan, juga terdapat manfaat praktis, sebagai berikut:

  

a. Bagi sekolah, dapat menggunakan model ini sebagai

  bahan acuan dalam mengembangkan pola penyajian hasil belajar dan tindak lanjutnya dengan meng- gunakan teknologi informasi dan komunikasi.

  b.

  Bagi guru, model ini dapat (1) memotivasi guru untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam meningkatkan kompetensi dan mengembangkan kompetensi profesionalnya; (2) mempermudah guru dalam memberikan pelaporan hasil belajar siswa kepada orang tua; (3) memotivasi guru untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam merencanakan tindak lanjut dari hasil belajar yang diperoleh peserta didik sehingga dapat di-manfaatkan secara mandiri oleh peserta didik dan orang tua.

  

c. Bagi orang tua, model ini dapat (1) memotivasi orang

  tua untuk membantu putra-putrinya belajar mandiri; (2) membangkitkan semangat orang tua dalam mengikuti perkembangan hasil belajar anaknya anak yang membutuhkan dalam kegiatan tindak lanjut; (3) mempermudah orang tua mengetahui perkembangan hasil belajar anaknya dimanapun dan kapanpun; (4) memotivasi orang tua untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran anaknya.

d. Bagi siswa dapat memotivasi dan membantu belajar

  mandiri dimanapun dan kapanpun serta dapat berusaha meningkatkan hasil belajarnya.

1.5 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

  Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebuah model penyajian hasil belajar dan tindak lanjutnya dalam bentuk web dan kelas online untuk membantu siswa belajar mandiri. Model penyajian hasil belajar berbasis web dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip rancangan model pengembangan Borg & Gall (2007: 774) yang disederhanakan dalam tiga tahap yaitu tahap studi pendahuluan, tahap desain dan pengembangan, tahap validasi serta uji coba model. Untuk pembelajaran online yang disediakan sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil belajar dikembangkan dengan konsep pengembangan ASSURE yang dilakukan dengan 6 tahapan yaitu 1) analyze learners, 2) state objectives, 3) select method,

  

media, and materials, 4) utilize media and materials, 5) require

learner participation, 6) evaluated and revise (Sharon E.

  Smaldino, Deborah L. Lowther, James D. Russell, & Clif Mims,

  Gambaran model penyajian yang dikembangkan akan memberi gambaran tentang; (1) Hasil belajar apa saja yang akan dilaporkan; (2) Pola penyajian hasil belajar dalam bentuk digital (diagram lingkaran dengan status warna) yang menunjukkan tentang status ketuntasan masing-masing siswa dan deskripsi hasilnya; (3) Pola penyajian tindak lanjut yang terintegrasi dengan pola penyajian hasil belajar dalam bentuk pembelajaran online yang memberikan gambaran tentang prosedur belajar mandiri yang harus dilakukan, materi yang harus dipelajari, aktivitas serta tagihan yang harus dipenuhi; (4) Panduan cara belajar bagi siswa dan orang tua sehingga dapat terjadi proses belajar mandiri oleh siswa maupun pendampingan orang tua 1.6.

   Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

  Berikut penjelasan asumsi pengembangan model dan batasan pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini:

1) Asumsi pengembangan

  Pengembangan model penyajian ini didasarkan pada asumsi sebagai berikut: Layanan model penyajian hasil belajar ini dibuat sebagai upaya memberi kemudahan fasilitas kepada peserta didik dan orang tua tentang hasil belajar yang telah diperoleh secara online baik dengan smartphone, komputer. Pola penyajian ini akan memberikan gambaran tentang skor nilai yang diperoleh peserta untuk setiap kompetensi dasar dengan deskripsi hasil yang menyatakan tuntas tidaknya peserta didik dan memberikan deskripsi dari hasil serta memberikan petunjuk tentang tindak lanjut apa yang harus dilakukan. Bisa hanya informasi bahwa hasilnya bagus dan tidak ada proses remidi dan ada aktivitas belajar lanjutan sebagai proses remidi/perbaikan bagi peserta didik yang masih belum tuntas. Penyajian kegiatan tindak lanjut sebagai proses remidi/perbaikan dikemas dalam kelas online sehingga memudahkan siswa untuk belajar secara mandiri maupun didampingi orang tua.

2) Keterbatasan pengembangan

  Keterbatasan pengembangan model penyajian hasil belajar dan tindak lanjut ini adalah sebagai berikut: a.

  Pengembangan model penyajian hasil belajar ini terbatas hanya pada 2 mata pelajaran saja yaitu Matematika dan IPA.

  b.

  Hasil pengembangan ini hanya bisa diterapkan pada guru, peserta didik, dan orang tua yang sudah mempunyai keterampilan dalam mengoperasikan smartphone, komputer dan menggunakan internet, sehingga bagi mereka yang belum memiliki keterampilan tersebut harus terlebih dahulu belajar menggunakan smartphone, komputer dan internet.

  c.

  Sekolah yang bisa menerapkan model ini harus mempunyai fasilitas internet dan ICT yang memadai karena model hanya bisa diterapkan dengan akses internet.

  d.

  Subjek uji coba model ini adalah siswa dan orang tua siswa kelas VIIA SMP Kristen Satya Wacana.

  Berdasarkan subjek uji coba tersebut belum tentu dapat menjamin seratus persen bahwa model tersebut akan cocok bagi sekolah dan orang tua yang lebih luas. Hal tersebut disebabkan karena sekolah dan orang tua lain memiliki karakteristik lingkungan, sumber daya manusia dan sarana prasarana yang berbeda. e.

  Pengembangan model ini mengikuti langkah-langkah penelitian dan pengembangan Borg & Gall, namun tidak mengikuti 10 langkah penelitian Borg & Gall, namun hanya 8 langkah, yaitu (1) Melakukan studi pustaka dan studi pendahuluan, (2) Menyusun desain model, (3) Validasi ahli, (4) Uji coba terbatas, (5) Revisi, (6) Uji coba lebih luas (1 kelas), (7) Revisi, (8) Menghasilkan model operasional. Uji efektivitas dilakukan hanya untuk 1 kelas yaitu pada saat uji coba luas. Proses diseminasi dan publikasi secara luas tidak dilakukan.

Dokumen yang terkait

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Implementasi Kurikulum 2013 2.1.1. Pengertian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Prakarya

0 0 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil SMP Negeri 7 Salatiga - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Prakarya

0 2 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Prakarya

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Fear of Failure dan Perfeksionisme terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menyelesaikan Skripsi di Fakultas Teknologi Informasi UKSW

0 1 11

2.1 PROKRASTINASI AKADEMIK 2.1.1 Definisi Prokrastinasi Akademik - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Fear of Failure dan Perfeksionisme terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menyelesaikan Skripsi d

0 1 21

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Fear of Failure dan Perfeksionisme terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menyelesaikan Skripsi di Fakultas Teknologi Informasi UKSW

0 2 17

4. 1 Deskripsi Tempat Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Fear of Failure dan Perfeksionisme terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menyelesaikan Skripsi di Fakultas Teknologi Informasi U

0 1 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Fear of Failure dan Perfeksionisme terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menyelesaikan Skripsi di Fakultas Teknologi Informasi UKSW

0 1 17

2. Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih. 3. Jika ingin mengubah pilihan, maka anda dapat memberi 2 garis datar (=) pada jawaban tersebut, dan anda dapat memilih jawaban lain yang anda anggap benar sesuai dengan kondisi yang anda alami. 4.

0 2 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Kelas Olahraga di SMP Negeri 3 Salatiga

0 1 28