PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN BERDASARKAN PERBEDAAN TIPOLOGI STRATEGI KOMPETITIF

PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN BERDASARKAN PERBEDAAN TIPOLOGI STRATEGI KOMPETITIF

SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh MOHAMAD

F0305079

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN BERDASARKAN PERBEDAAN TIPOLOGI STRATEGI KOMPETITIF

Telah disetujui dan diterima oleh pembimbing untuk diajukan kepada tim penguji skripsi.

Surakarta, 24 Juli 2009 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing

Dra. Muthmainah, M.Si., Ak. NIP 195711241985032003

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi.

Surakarta, Agustus 2009 Tim Penguji Skripsi

1. Dr. Bandi, M.Si., Ak.

Ketua

NIP 196411201991031002

2. Dra. Muthmainah, M.Si., Ak. Pembimbing NIP 195711241985032003

3. Dra. Yasmin Umar Assegaf, MM., Ak.

(………………..) NIP 195511261985032001

Anggota

MOTTO

“ Sungguh ber sa m a kesuka r a n pa sti a da kem udaha n.

D a n ber sa m a kesuka r a n pa sti ada kem uda han. K a r ena itu, bila selesa i sua tu tuga s, m ula ila h tuga s y a ng la in dengan sungguh-sungguh. H any a kepa da

Tuha nm u hendakny a ka u ber ha r a p.”

( Q.S. Asy Sy a r h : 5 – 8 )

“ Berdamailah dengan keadaanmu, karena apapun keadaanmu sekarang adalah keadaan dimana engkau akan mencapai semua kecemerlanganmu.”

(Mario Teguh )

PERSEMBAHAN

I dedicate this research for

my family, my friends, and

all the people who care if I life or die...

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, segala nikmat, dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN BERDASARKAN PERBEDAAN TIPOLOGI STRATEGI KOMPETITIF”, sebagai tugas akhir guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan banyak pihak. Oleh karenanya, penulis dengan ini mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Drs. Jaka Winarna M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Ibu Dra. Muthmainah, M.Si., Ak. selaku pembimbing skripsi atas semua kritik, saran, dan perhatianya yang sangat membantu penulis untuk mencapai hasil yang terbaik. Makasih sudah mempercayai saya dan menerima permintaan konsultasi saya di sela-sela jadwal Ibu yang sangat padat menjelang mengikuti program doktoral.

4. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen, serta karyawan FE UNS, terimakasih penulis ucapkan atas ilmu dan pengalaman tak terlupakan selama berada di 4. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen, serta karyawan FE UNS, terimakasih penulis ucapkan atas ilmu dan pengalaman tak terlupakan selama berada di

5. Keluarga dan kerabatku (Mamah, Ati, Elil, Ima dan keluarga di Sragen) yang selalu memberikan dukungan, kepercayaan, dukungan finansial, dan doa-doa yang selalu mengiringi langkahku. Semoga ini bisa menjadi awal dari pengabdianku membalas semua kebaikan kalian.

6. Atininah, yang ditengah sakitnya dulu masih berjuang membelikan buku- buku kuliahku, dan Riza, yang telah memberikan pengalaman menyenangkan di lingkungan sekitar kampus menjelang hari-hari akhirnya. Semoga kalian bahagia di sisi-NYA.

7. Temen2ku, para cecengoh akuntansi ’05, terutama Indro yang udah ngajari banyak banget dan Munawir, temen seperjuanganku. Mochi dan Manchu, kedua temanku yang ajaib dan penuh misteri, Jon Surip temenku berdebat soal hal-hal yg ga jelas, Hendy, tukang donlot seperjuangan, Dindoel yang nggak pernah bisa aku kalahin dalam berdebat, Aio’ yang super jaim, Begug pembimbing spiritual komedi, Yoga & Novrian sbg benchmark pembentukan rival dari semester 2 dulu, Bintang yang selalu menerima pendapat nylenehku, juga Fijri si korti cengoh. Anggota cengoh lainnya, seperti Elick yang tetap tidak bisa menyebut namanya sendiri, Feby, Karjo, Sapto, Ahmad, Donny ”Temon”, Professor, Pokil, Bebek, Sogol, Poah, Susilo, dll, yang masing- masing punya ciri yang aneh2.

8. Mari, Mieke, Putri, dan Angga atas benchmarkingnya.

9. Genknya Adjenk, Rita, dkk untuk bimbingan berkelas cumlaudenya. Anggota wonder women belakang kampus, terutama Nelly yang sering menjawab pertanyaanku, dan Laras, yang mengajariku cara mempertahankan pendapat. Genknya Laura, Keket, dkk yang membuat suasana semakin semarak..

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, penulis harapkan demi perbaikan yang berkelanjutan.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan di kemudian hari. Terima kasih. Alhamdulillahirobbil’alamin.

Surakarta, Juli 2009

Mohamad

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

II.1 Prediksi Perbedaan Pengukuran Kinerja Akuntansi Perusahaan Prospector dan Defender...........................

17 III.1

25 III.2

Prosedur Pemilihan Sampel...........................................

30 III.3

Communalities ...............................................................

30 III.4

Total Variance Explained ..............................................

Component Matrix .........................................................

IV.1 Populasi Perusahaan yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2007.....................................................................

IV.2 Statistik Deskriptif..........................................................

IV.3 Uji Normalitas Data Sebelum Mengalami Perubahan....

IV.4 Uji Normalitas Data Setelah Di-transform....................

IV.5 Hasil Perbandingan Mean Pada Pengukuran Kinerja Akuntansi Perusahaan Prospector dan Defender...........

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

18

II.1 Kerangka Pemikiran.....................................

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel Lampiran 2

Hasil Uji Normalitas Lampiran 3

Hasil Common Factor Analysis Lampiran 4

Hasil T-Test

PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN BERDASARKAN PERBEDAAN TIPOLOGI STRATEGI KOMPETITIF ABSTRAKSI MOHAMAD

F0305079

Miles dan Snow (1978) membagi tipologi strategi kompetitif perusahaan menjadi empat, dengan prospector dan defender sebagai tipologi yang ekstrim. Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam pengukuran kinerja akuntansi perusahaan pada dua tipologi strategi kompetitif yang ekstrim, yaitu prospector dan defender. Penelitian dilakukan dengan memisahkan perusahaan bertipologi prospector dan defender dengan life cycle theory, selanjutnya kinerja akuntansi yang diwakili oleh pertumbuhan penjualan dan laba, dividend pay out dan return on investment (ROI) kedua tipologi perusahaan itu dibandingkan.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 70 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2004 sampai dengan 2007. Sampel ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Pemisahan perusahaan dari kedua tipologi dilakukan dengan menggunakan common factor analysis.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan laba kedua tipologi perusahaan tidak berbeda secara signifikan. Pertumbuhan penjualan perusahaan bertipologi prospector lebih kecil dibanding dengan rata- rata pertumbuhan penjualan perusahaan bertipologi defender. Rata-rata dividend pay out ratio dan ROI kedua tipologi perusahaan tidak berbeda secara signifikan.

Kata Kunci: Defender, prospector, kinerja akuntansi, strategi kompetitif, Ketersediaan Data: JSX Statistics, Situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)

FIRM'S ACCOUNTING PERFORMANCE MEASUREMENT COMPARISON BASED ON DIFFERENCES OF COMPETITIVE STRATEGY'S TYPOLOGY ABSTRACT MOHAMAD

F0305079

Miles and Snow (1978) devide firm’s competitive strategy into four types, with prospector and defender as the two extremes . The objective of the study is to obtain empirical evidence of significant difference in firm’s accounting performance measurement in two extreme typology of competitive strategy, prospector and defender. This research separate prospector and defender with life cycle theory, and then the accounting performance, which is represented by sales and profit growth, dividend pay out and return on investment (ROI), are being compared.

This research used 70 sample which is listing from 2004 to 2007 at Indonesian Stock Exchange. Sample in this research was selected using purposive sampling method. Common factor analysis used to devide the two typologies.

The results show that average income are not significantly difference between prospector and defender firms. Sales growth of prospector firms are lower than sales growth of defender firms. Dividend pay out and ROI, however, are not significantly difference between prospector and defender firms.

Keyword: Defender, prospector, accounting performance , competitive strategy Data Avaibability: JSX Statistics, Indonesian Stock Exchange’s Homepage

(www.idx.co.id)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi banyak perubahan dalam dunia bisnis, khususnya di Indonesia. Berbagai macam peristiwa ekonomi telah terjadi dan mampu mengubah komposisi persaingan antar perusahaan. Untuk itu, perusahaan dituntut untuk dapat bertahan, menjaga daya saing dan kelangsungan usahanya. Manajemen perusahaan dituntut untuk menentukan strategi yang sesuai dengan core competencies dan kondisi eksternal perusahaan.

Memilih strategi yang digunakan bukan merupakan hal yang mudah bagi suatu perusahaan karena harus melihat setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan dan dari segi lain seperti jenis produk yang akan ditawarkan, target pasar, kondisi finansial guna menunjang promosi, dan harus dapat mengenal pesaing dengan baik, artinya perasahaan harus dapat mengerti tentang eksistensi pesaing selama ini. Banyak macam strategi yang bisa dipilih untuk menjalankan bisnis guna mencapai kesuksesan sesuai dengan target yang ditetapkan oleh masing-masing perusahaan (Purmiranti dan Sopamena, 2003)

Salah satu strategi yang paling penting adalah strategi kompetitif. Miles dan Snow (1978) membagi empat tipologi strategi kompetitif, yaitu prospector, defender, analyzer dan reactor. Begitu pula Olson et al. (2005) yang membaginya menjadi empat macam, yaitu prospectors, analyzers, low cost defenders dan differentiated defenders . Miles dan Snow (1978) mendefinisikan prospector sebagai: Salah satu strategi yang paling penting adalah strategi kompetitif. Miles dan Snow (1978) membagi empat tipologi strategi kompetitif, yaitu prospector, defender, analyzer dan reactor. Begitu pula Olson et al. (2005) yang membaginya menjadi empat macam, yaitu prospectors, analyzers, low cost defenders dan differentiated defenders . Miles dan Snow (1978) mendefinisikan prospector sebagai:

Sementara defender sebagai: organizations which have narrow product-market domains. As a result of

this narrow focus, these organizations seldom need to make major adjustments in their technology, structure, or methods of operation. Instead, they devote primary attention to improving efficiency of their existing operations.

Keduanya mengartikan prospector dan defender sebagai strategi yang ekstrim berbeda. Prospector merupakan strategi yang mengidentifikasi dan mengembangkan produk baru serta memanfaatkan peluang pasar, sedangkan defender adalah strategi yang cenderung mempertahankan pasar yang telah dicapai dan produk yang stabil dengan harga yang murah (low cost leadership) (Saraswati dan Atmini, 2007).

Perusahaan defender membatasi jenis produksinya atau melakukan pembatasan pasar. Kinerja perusahaan dinilai berdasarkan keuangan, produksi dan perekayasaan teknis dengan menekan pengeluaran untuk pemasaran dan riset dan pengembangan (R & D). Perusahaan prospector secara kontinyu mengawasi peluang pasar dan melakukan kreasi terhadap perubahan dan ketidakpastian untuk merespon pesaing. Fungsi pemasaran dan R & D menjadi lebih dominan. Kinerja tidak hanya berdasarkan laba dan efisiensi tetapi yang lebih penting adalah menjadi leader dalam inovasi produk (Faisal dan Prabowo, 2006)

Ittner et al. (1997) mengungkapkan bahwa perusahaan dengan strategi prospector memiliki karakter inovasi produk-produk baru, variasi dan diversifikasi produk. Untuk menjalankan strategi tersebut, investasi di bidang pengembangan tenaga kerja, pengeluaran riset dan pengembangan, dan pengeluaran modal relatif lebih tinggi dibanding perusahann defender.

Ittner et al. (1997) juga mengungkapkan bahwa strategi yang berbeda akan menghasilkan rata-rata pertumbuhan laba dan penjualan yang berbeda pula. Rata- rata pertumbuhan perusahaan bertipe prospector lebih besar dibanding dengan rata-rata pertumbuhan penjualan perusahaan bertipe defender. Demikian pula rata- rata pertumbuhan laba perusahaan bertipologi prospector lebih besar dibanding dengan rata-rata pertumbuhan laba pada perusahaan bertipe defender.

Anthony dan Ramesh (1992) dalam Habbe dan Hartono menemukan bahwa dalam fase pertumbuhan (tipologi perusahaan prospector), terjadi pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi dibandingkan pada fase kematangan dan penurunan (tipologi perusahaan defender), Selain itu, pembayaran dividen relatif lebih kecil, karena pada fase pertumbuhan laba ditanamkan kembali ke perusahaan.

Alat ukur finansial yang sering digunakan untuk mengukur tingkat laba adalah Return on Investment (ROI). ROI (Return on Investment) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (tingkat pengembalian), yang akan digunakan untuk menutupi investasi yang dikeluarkan (Yuniawan, 2006). Penelitian Ittner et al. (2003) dan Anderson dan Zeithaml (1984) menemukan bahwa ROI perusahaan bertipologi Alat ukur finansial yang sering digunakan untuk mengukur tingkat laba adalah Return on Investment (ROI). ROI (Return on Investment) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (tingkat pengembalian), yang akan digunakan untuk menutupi investasi yang dikeluarkan (Yuniawan, 2006). Penelitian Ittner et al. (2003) dan Anderson dan Zeithaml (1984) menemukan bahwa ROI perusahaan bertipologi

Sesuai dengan penjelasan di atas, maka variabel bebas yang hendak dibandingkan dalam penelitian ini adalah pengukuran kinerja akuntansi. Pengukuran kinerja akuntansi dapat diukur dengan berbagai macam indikator, misalnya mengukur dengan rasio EPS, PER, DER, ROI, ROA, maupun ROE. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengukuran kinerja akuntansi yang terdiri dari pertumbuhan laba, pertumbuhan penjualan, pembayaran dividen, dan return on investment (ROI). Variabel-variabel tersebut dipisahkan berdasarkan tipologi strategi kompetitifnya, dalam penelitian ini hanya mengambil tipologi yang berbeda secara ektrim, yaitu prospector dan defender dengan menggunakan metode yang digunakan Habbe dan Hartono (2001), yaitu dengan menggunakan empat macam indikator, yaitu KARPEN, PBV, CETA, dan CEMVE.

Dalam penelitian ini, penulis berusaha menjawab pertanyaan yang sama dengan dua penelitian sebelumnya, yaitu penelitian Habbe dan Hartono (2001) dan Saraswati dan Atmini (2007), yaitu apakah terdapat perbedaan yang signifikan pengukuran kinerja akuntansi perusahaan pada dua tipologi strategi kompetitif ekstrim, yaitu prospector dan defender. Perbedaan terletak pada periode waktu yang diteliti, dan juga penambahan variabel lain untuk indikator pengukuran kinerja, yaitu ROI, seperti yang dilakukan Ittner et al. (2003). Periode waktu yang hendak diteliti penulis dimulai dari tahun 2004 hingga 2007. Pemilihan periode tersebut karena antara tahun 2004 hingga 2007, tidak terjadi gejolak ekonomik yang cukup signifikan, sebagaimana terjadi pada tahun 1997-

1998, ketika terjadi krisis moneter yang melanda dunia, khususnya Asia. Penulis juga sengaja tidak memasukkan tahun 2008 ke dalam penelitiannya, karena dikhawatirkan akan mengubah hasil penelitian secara signifikan, dimana pada tahun tersebut mulai terjadi krisis finansial yang sangat mempengaruhi dunia bisnis. Pada penelitian Habbe dan Hartono (2001), data yang digunakan adalah periode waktu sebelum krisis moneter, yaitu tahun 1992-1996, sedangkan penelitian Saraswati dan Atmini (2007) mengambil data tepat setelah krisis berakhir, yaitu dimulai pada tahun 1999 hingga 2005. Maka dari itulah penulis mengambil sampel data dari periode waktu yang cukup jauh dari waktu terjadinya krisis, dengan harapan tidak terjadi bias sebagaimana dikhawatirkan atas penelitian Saraswati dan Atmini (2007).

Penentuan perusahaan prospector dan defender dalam penelitian ini menggunakan pendekatan konsep siklus hidup (life cycle concept) seperti yang digunakan oleh Habbe dan Hartono (2001) serta Kallapur dan Trombley (1999). Setiap fase dalam life cycle berhubungan dengan strategi, kompetisi dan kinerja organisasi. Oleh karena prospector merupakan tipe strategi yang lebih menekankan produk yang unik dan perluasan pasar, maka lebih dekat dengan strategi differentiation. Strategi defender yang menawarkan produk yang murah lebih berkaitan dengan strategi low cost leadership (Porter, 1985)

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini berjudul:

“Perbandingan Pengukuran Kinerja Akuntansi Perusahaan Berdasarkan Perbedaan Tipologi Strategi Kompetitif”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini dirumuskan dengan pertanyaan riset sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam pengukuran kinerja akuntansi perusahaan pada dua tipologi strategi kompetitif yang ekstrim, yaitu prospector dan defender?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam pengukuran kinerja akuntansi perusahaan pada dua tipologi strategi kompetitif yang ekstrim, yaitu prospector dan defender.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Dapat memberikan kontribusi terhadap literatur penelitian akuntansi khususnya mengenai karakteristik perusahaan terhadap pengukuran kinerja akuntansi.

2. Bagi perusahaan, dapat memberikan masukan dalam penentuan kebijakan mengenai tipologi strategi kompetitif yang lebih tepat dipilih.

3. Bagi investor, kreditor dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, dapat menjadi acuan tambahan dalam menganalisis keinformatifan terkait dengan pengukuran kinerja akuntansi perusahaan.

4. Bagi regulator, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam meningkatkan perannya untuk memenuhi kepentingan pihak pemakai informasi.

5. Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan literatur dalam bidang ilmu akuntansi, khususnya keuangan dan pasar modal.

E. Sistematika Laporan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam 5 bab, yaitu: Bab I Pendahuluan, bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Bab II Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis, bab ini membahas landasan teori yang diantaranya berupa tinjauan pustaka, kerangka teoritis, dan dilanjutkan dengan penelitian terdahulu yang dikembangkan (hipotesis).

Bab III Metodologi Penelitian, bab ini berisi desain penelitian, populasi, sample dan teknik sampling, pengukuran variable, instrumen penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis data.

Bab IV Analisis Data dan Pembahasan, bab ini membahas mengenai data yang digunakan, pengolahan data tersebut dengan alat analisis yang diperlukan dan hasil dari analisis data.

Bab V Kesimpulan dan Saran, bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data yang telah dilakukan, saran-saran yang diajukan dari hasil penelitian, dan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Strategi Kompetitif

Perusahaan dalam memasuki persaingan yang semakin ketat akan menetapkan strategi bersaing agar tetap dapat bertahan. Salah satu usaha yang dilakukan adalah pemilihan strategi yang diterapkan disesuaikan dengan core competencies yang dimiliki serta kondisi eksternal perusahaan (Habbe dan Hartono, 2001).

Strategi kompetitif menurut Miles dan Snow (1978) terdiri atas empat tipologi, yaitu prospector, analyzer, reactors dan defender. Pengertiannya adalah sebagai berikut:

a. Prospector adalah tipe organisasi yang hampir setiap saat secara terus menerus mengamati peluang pasar, dan secara reguler melakukan percobaan-percobaan untuk memunculkan kecenderungan dalam lingkungan konsumen. Organisasi- organisasi ini sering rnembuat perubahan-perubahan dan ketidakpastian. Namun karena konsentrasinya sangat kuat pada inovasi produk dan pasar, maka biasanya organisasi-organisasi ini kurang efisien.

b. Defender adalah tipe organisasi yang mempunyai domain product market yang sempit. Manajer puncak dalam organisasi tipe ini sangat ahli dalam membatasi daerah operasinya karena tidak cenderung mencari peluang baru yang keluar dari domainnya. Sebagai suatu hasil yang berfokus sempit, perusahaan-perusahaan ini jarang membutuhkan penyesuaian penting dalam teknologi, struktur, atau metode operasinya. Sebagai gantinya mereka mencurahkan perhatian utamanya kepada peningkatan efisiensi operasi.

c. Analyzer adalah tipe organisasi yang beroperasi dalam dua tipe yakni domain product market yang relatif stabil dan tetap melakukan perubahan-perubahan. Dalam areanya yang stabil, organisasi-organisasi ini beroperasi secara rutin dan efisien melalui penggunaan struktur-struktur dan proses-proses yang terformulasi. Dalam situasi yang lebih tidak pasti, manajer puncak memperhatikan secara dekat ide-ide baru pesaingnya dan kemudian secara cepat mengadopsinya.

d. Reactors adalah tipe organisasi yang manajer puncaknya seringkali mempersepsikan bahwa telah terjadi perubahan dan ketidakpastian dalam lingkungan organisasionalnya, tetapi tidak dapat meresponnya secara efektif. Karena tipe organisasi ini kurang konsisten mengenai hubungan antara strategi dan struktur, maka jarang rnembuat penyesuaian yang dapat memberi kekuatan untuk melakukan seperti yang dilakukan oleh lingkungannya.

2. Konsep Siklus Hidup

Konsep siklus hidup (life-cycle theory) menjelaskan bahwa ada empat fase dalam siklus hidup suatu perusahaan, yaitu dimulai dari fase perkenalan (introduction/pioneering), pertumbuhan (growth/expansion), kematangan (mature/harvest), dan fase penurunan (decline). Beberapa literatur juga menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan dan capital expenditure, yang merupakan indikator utama untuk strategi perusahaan, serta strategi cost yang efektif adalah fungsi dari tahap siklus hidup organisasi (Saraswati dan Atmini, 2007). Tiap fase evolusi akan berpengaruh terhadap strategi, kompetisi, dan kinerja perusahaan. Oleh karena itu pembahasan strategi organisasional tidak dapat dipisahkan dengan Konsep siklus hidup (Habbe dan Hartono, 2001).

Pashley dan Philppatos (1990) menjelaskan konsep siklus hidup perusahaan yang dikaitkan dengan penjualan, pembayaran dividen dan capital expenditure. Perusahaan yang berada pada fase perkenalan, market share dan market power-nya sangat tinggi, sedangkan volume penjualan rendah dan kemungkinan rugi dikarenakan biaya permulaan (start up costs) yang tinggi dengan adanya bisnis baru. Dana perusahaan lebih banyak tergantung pada dana pinjaman, sehingga likuiditas perusahaan rendah dan tidak ada pembayaran dividen.

Pada fase perkenalan sampai kepada fase pertumbuhan, diferensiasi produk merupakan key success factor. Untuk itu, pemilikan teknologi dan pengetahuan serta dukungan dana merupakan aspek penting dalam pencapaian key success factor tersebut. Pengembangan pada fase ini membutuhkan dana yang sangat banyak untuk penyempurnaan permodalan, pencapaian kemampuan produksi, pemasaran, dan distribusi (Grant, 1995 dalam Habbe dan Hartono, 2001).

Pembelanjaan Modal (Capital Expenditure) dalam penelitian ini adalah pengeluaran yang digunakan untuk mendapatkan atau menyempurnakan aktiva modal, seperti bangunan dan peralatan. Atau pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan yang diharapkan menghasilkan manfaat selama periode waktu yang lebih dari satu tahun.

Dalam hal kinerja, Porter (1980) mengemukan bahwa perusahaan yang berada pada fase pertumbuhan mempunyai margin dan profit serta pertumbuhan penjualan yang relatif lebih tinggi dibanding pada fase kematangan dan fase penurunan. Namun return atas investasi (ROI) pada fase ini relatif lebih kecil dibanding perusahaan yang berada pada fase kematangan (Anderson dan Zeithaml, 1984). Hal ini disebabkan pada fase perkenalan dan pertumbuhan, perusahaan masih dalam taraf membangun (build) yang terus masih melakukan investasi, sedangkan pada fase kematangan dan penurunan, perusahaan sudah berada pada taraf panen (harvest).

Dari sisi sistem pengendalian manajemen, Shank dan Govindarajan (1993) secara implisit mengemukakan bahwa perusahaan yang berada pada fase perkenalan dan pertumbuhan (build) menerapkan sistem pengendalian yang tidak ketat, tetapi bila sudah mencapai pada fase kematangan (harvest) dan penurunan, maka akan menerapkan sistem pengendalian yang ketat. Lebih lanjut dikatakan bahwa pada fase perkenalan dan pertumbuhan, penggunaan standar kos sebagai penilaian kinerja dan penggunaan konsep penganggaran untuk manufacturing cost control relatif lebih rendah.

Pada fase expansion (growth), perusahaan akan mengalami kenaikan dalam penjualan, laba dan likuiditas. Perusahaan mulai membayar dividen. Equity relatif terhadap debt financing meningkat karena laba dikembalikan lagi ke perusahaan dan sebagian hutang terbayar. Market power dan market share turun dengan adanya kompetisi. Oleh karena pada fase perkenalan dan pertumbuhan, peluang pasar yang tinggi, memperkenalkan produk dan biaya awal perusahaan juga tinggi, kedua fase ini bisa dikatakan menerapkan strategi prospector.

Perusahaan dengan fase mature mempunyai karakteristik pasar mature product dan kompetisi. Penjualan memuncak dan likuiditas tinggi sehingga pembayaran dividen juga tinggi. Dalam fase decline, penjualan turun secara signifikan perusahaan mengalami kerugian dan mungkin tidak ada pembayaran dividen.

Transformasi dari fase pertumbuhan ke fase kematangan dan penurunan berdampak pada competitive advantage , yaitu berkurangnya kesempatan untuk melanggengkan competitive advantage dan bergesernya kesempatan tersebut dari differentiation based factor ke cost based Transformasi dari fase pertumbuhan ke fase kematangan dan penurunan berdampak pada competitive advantage , yaitu berkurangnya kesempatan untuk melanggengkan competitive advantage dan bergesernya kesempatan tersebut dari differentiation based factor ke cost based

3. Prospector dan Defender

Prospector dan defender adalah dua jenis tipe organisasi yang berada pada dua titik ekstrim. Karakter dan strateginya sangat bertolak belakang. Perusahaan prospector dalam melakukan persaingan lebih mengutamakan aspek produk sebagai senjata atau competitive advantage, sehingga perusahaan prospector memiliki karakter inovasi produk-produk baru, variasi dan diversifikasi produk. Untuk menopang strategi tersebut, investasi dibidang pengembangan tenaga kerja, penganggaran di bidang riset dan pengembangan (R&D) dan capital expenditure relatif lebih tinggi dibandingkan perusahaan defender (Ittner et al., 1997).

Karakter lainnya dalam strategi prospector adalah pengejaran pertumbuhan penjualan dan peningkatan pangsa pasar. Karakter ini sangat logis karena dengan adanya produk-produk baru serta variasi produk tersebut akan membuka peluang pasar baru yang berkonsekuensi pada peningkatan penjualan dan peningkatan pangsa pasar. Miles dan Snow (1978) mengemukakan bahwa ada dua karakteristik pertumbuhan perusahaan bertipologi prospector, yaitu:

a. Pertumbuhan sebagai hasil dari lokasi pasar baru dan pengembangan produk.

b. Pertumbuhan dalam arti rate of growth yang tinggi. Bila pemilihan strategi dihubungkan dengan Konsep siklus hidup, maka perusahaan ber- tipologi prospector yang berkarakter inovator memiliki intensitas tinggi pada fase pertumbuhan. Sedangkan perusahaan bertipologi defender yang menekankan pada aspek efisiensi berada pada fase kematangan, sebab pada fase ini sangat beralasan untuk diterapkannya kebijaksanaan pengontrolan biaya secara ketat.

Pada fase pertumbuhan, Anthony dan Ramesh (1992) menemukan pertumbuhan penjualan yang tinggi dibanding pada fase kematangan dan fase penurunan. Pada fase itu pula ditemukan dividend payout yang relatif kecil dibanding pada fase kematangan. Hal ini dapat Pada fase pertumbuhan, Anthony dan Ramesh (1992) menemukan pertumbuhan penjualan yang tinggi dibanding pada fase kematangan dan fase penurunan. Pada fase itu pula ditemukan dividend payout yang relatif kecil dibanding pada fase kematangan. Hal ini dapat

Sebaliknya pada perusahaan yang menerapkan strategi defender menekankan pada efisiensi dan kos rendah, lebih rendah dari pesaingnya. Penekanan pada efisiensi terlihat pada pengontrolan biaya secara ketat, misalnya biaya-biaya riset dan pengembangan, pelayanan, dan biaya promosi diminimalisir (Habbe dan Hartono, 2001).

Dalam hal produk, perusahaan defender berusaha menyediakan produk yang stabil di pasaran. Pengembangan produk biasanya disesuaikan product line yang sudah ada, dan pengembangan pemasaran disesuaikan dengan area yang tidak jauh dengan area yang sudah ada (Miles dan Snow 1978). Perusahaan ini tidak secara cepat beradaptasi dengan perubahan lingkungan ekstemal, oleh karena itu perusahaan ini tidak menerapkan strategi first-to-market sebagaimana perusahaan bertipologi prospector (Ittner et al., 1997).

4. Kinerja Akuntansi

Kinerja akuntansi dalam penelitian ini diwakili oleh variabel pertumbuhan laba, perumbuhan penjualan, dividend payout, dan return on assets (ROI).

a. Pertumbuhan Laba Pertumbuhan laba adalah tingkat persentase perubahan laba sebelum pajak yang diperoleh selama periode tertentu.

b. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan Penjualan adalah tingkat prosentase penjualan bersih yang diperoleh selama periode tertentu.

c. Dividend Payout Ratio Dividend Payout Ratio adalah persentase tertentu dari laba perusahaan

yang dibayarkan sebagai dividen kas kepada pemegang saham.

d. Return on Investment (ROI) ROI adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (tingkat pengembalian).

Dari uraian literatur tersebut di atas dapat disimpulkan implikasi strategi prospector dan defender terhadap pengukuran kinerja akuntasi seperti di tabel II.1 berikut ini:

Tabel II.1 Prediksi Perbedaan Pengukuran Kinerja Akuntansi Perusahaan Prospector dan Defender

Income

ROI Growth

Sales Growth

Dividend

Payout

Prospector Relatif

Relatif Tinggi

Relatif Tinggi

Defender Relatif

Relatif Rendah

5. Hubungan Antar Konsep

Miles dan Snow (1978) memetakan empat tipologi strategi organisasional. Untuk menentukan tipologi tersebut digunakan variabel jumlah karyawan dibagi total penjualan (KARPEN), price to book value (PBV), capital expenditure dibagi dengan market value (CEMVE), dan capital expenditure dibagi dengan total asset (CETA) (Habbe dan Jogiyanto, 2001). Namun dalam penelitian ini hanya dua tipologi yang dianalisa untuk mencari perbedaan yang bertolak belakang yaitu prospector dan defender.

B. Kerangka Pemikiran

Prospector

Kinerja Akuntansi: · Pertumbuhan laba · KARPEN

· Pertumbuhan · PBV penjualan

· CETA · Dividend payout · CEMVE

· ROI

Defender

C. Perumusan Hipotesis

Perumusan hipotesis berikut ini didasarkan pada simpulan prediksi di tabel 1 di atas dengan kembali menguraikan secara singkat landasan teori yang digunakan. Semua hipotesis yang dirumus-kan adalah hipotesis alternatif.

Intensitas perusahaan bertipologi prospector yang tinggi pada fase pertumbuhan dalam siklus hidup produk berdampak terhadap kemampuan menciptakan margin dan pertumbuhan laba yang relatif lebih tinggi. Sementara perusahaan yang bertipologi defender yang intensitasnya lebih besar pada fase kematangan memperoleh margin dan pertumbuhan laba yang relatif lebih kecil. Pendapat ini cukup beralasan karena pada fase pertumbuhan, produk-produk baru yang dikeluarkan oleh perusahaan belum mendapat saingan dalam jangka pendek, aspek produk differentiation masih lebih dominan dan produknya masih dapat dijual dengan harga yang relatif lebih tinggi. Sedangkan perusahaan defender yang domainnya adalah cost advantage, harus mampu bersaing melalui persaingan harga yang ketat.

Anthony dan Ramesh (1992) menemukan pertumbuhan unexpected earnings lebih besar pada fase pertumbuhan daripada fase kematangan dan fase penurunan. Perbedaan pengukuran kinerja pertumbuhan laba sebagai implikasi strategi organisasional akan diuji dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:

H 1 : Rata-rata pertumbuhan laba perusahaan bertipologi prospector lebih besar dibanding dengan rata-rata pertumbuhan laba perusahaan bertipologi defender. Perusahaan prospector mempunyai karakter pengejaran pertumbuhan penjualan dan peningkatan pangsa pasar melalui inovasi-inovasi produk baru yang berbeda dengan para pesaingnya (Miles dan Snow 1978). Penciptaan pasar yang luas dilakukan dengan penciptaan selera baru terhadap konsumen melalui produk-produk yang berbeda. Karakter penciptaan produk baru bagi perusahaan bertipologi prospector menjadikan perusahaan ini lebih sering berada pada fase pertumbuhan dalam konsep siklus hidup. Sementara perusahaan bertipologi defender yang menekankan efisiensi lebih cenderung berada pada fase kematangan, sebab pada fase inilah dapat diterapkan pengontrolan biaya secara ketat. Selain itu pada fase ini pula telah terjadi persaingan yang ketat. Secara empiris Anthony dan Ramesh (1992) menemukan pertumbuhan penjualan yang tinggi pada fase pertumbuhan dibanding pada fase kematangan dan fase stagnasi.

Merujuk pada telaah literatur di atas, maka perbedaan pengukuran kinerja pertumbuhan penjualan sebagai implikasi dari strategi prospector dan defender akan diuji dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

H 2 : Rata-rata pertumbuhan penjualan perusahaan bertipologi prospector lebih besar dibanding dengan rata-rata pertumbuhan penjualan perusahaan bertipologi defender.

Perusahaan bertipologi prospector membagikan dividen kepada investor atau pemegang saham relatif lebih kecil dibanding perusahaan bertipologi defender. Hal ini dikarenakan perusahaan prospector mengantisipasi reinvestasi dalam capital expenditure, riset pengembangan produk baru, dan pengembangan tenaga kerja (Ittner et al., 1997).

Perusahaan yang masih berada pada fase pertumbuhan akan memberikan dividen yang lebih kecil kepada pemegang saham dan akan membesar bila telah mencapai fase kematangan. Anthony dan Ramesh (1992) menggunakan dividend payout ratio sebagai prediktor dalam membagi siklus kehidupan perusahaan. Mereka menemukan secara signifikan rasio dividen yang lebih kecil pada fase pertumbuhan dibanding pada fase kematangan dan penurunan. DeAngelo et al. (2006) menguji pembayaran dividen yang dikaitkan dengan siklus hidup, dan menemukan bukti adanya hubungan yang kuat antara pembayaran dividen dengan tahapan siklus hidup.

Berdasarkan uraian tersebut, maka disusun hipotesis sebagai berikut:

H 3 : Rata-rata dividend payout perusahaan bertipologi prospector lebih kecil dibanding dengan rata-rata dividend payout perusahaan bertipologi defender. Return On Investment (ROI) merupakan alat ukur finansial yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat laba perusahaan, atau dengan kata lain ROI merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. ROI umumnya digunakan investor sebagai pedoman dalam membuat kepututsan investasi. Anderson dan Zeithaml (1984) dan Ittner et al. (1997) menemukan perbedaannya secara signifikan, yaitu bahwa ROI pada perusahaan bertipologi prospector relatif lebih kecil daripada perusahaan bertipologi defender.

Berdasarkan uraian tersebut, maka disusun hipotesis sebagai berikut:

H 4 : Rata-rata ROI perusahaan bertipologi prospector lebih kecil dibanding dengan rata- rata ROI perusahaan bertipologi defender.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup

Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing), yang biasanya digunakan dalam menjelaskan suatu hubungan tertentu (Sekaran, 2000). Dalam penelitian ini hipotesis yang diuji adalah apakah terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh kinerja akuntansi yang diwakili dengan variabel pertumbuhan laba, pertumbuhan penjualan, dividend payout, dan return on investment perusahaan-perusahaan yang dipisahkan dalam dua golongan berdasarkan tipologinya, yaitu prospector dan defender.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto, 1993). Sekaran (2000) mendefinisikannya sebagai kumpulan atau kelompok orang, peristiwa atau sesuatu yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang merupakan satu-satunya bursa efek di Indonesia. Oleh karena itu, diharapkan sampel yang diambil bisa merepresentasikan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, karena menurut peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM-LK, setiap perusahaan yang telah go public diwajibkan mengeluarkan laporan tahunan. Perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007 ada 393 perusahaan (Institute for Economic and Financial Research, 2008).

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang terdiri dari elemen–elemen yang diharapkan memiliki karakteristik yang sama dengan populasi (Sekaran, 2000). Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi, Sampel merupakan bagian dari populasi yang terdiri dari elemen–elemen yang diharapkan memiliki karakteristik yang sama dengan populasi (Sekaran, 2000). Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi,

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pemilihan sampel penelitian berdasarkan metode purpossive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memenuhi syarat- syarat berikut:

a. Sampel merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut- turut selama tahun 2002 sampai dengan 2007.

b. Sampel adalah perusahaan manufaktur menurut klasifikasi Indonesian Capital Market Directory 2007. Perusahaan manufaktur dipilih dengan alasan terdapat unsur perhitungan capital expenditure yang dipakai sebagai salah satu kriteria pemilihan sampel prospector dan defender. Selain itu, jumlah perusahaan manufaktur yang cukup banyak dianggap bisa mewakili dari keseluruhan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

c. Sampel adalah perusahaan yang telah menerbitkan laporan keuangan auditan berturut-turut selama tahun 1998 sampai 2004.

d. Mempunyai laporan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan melaporkannya dalam mata uang rupiah (Rp). Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya bias karena perbedaan tanggal laporan keuangan dan perbedaan mata uang.

e. Data sampel perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang dibutuhkan dalam penelitian ini harus tersedia lengkap selama periode tahun 2002 sampai dengan 2007.

f. Perusahaan manufaktur yang digunakan sebagai sampel merupakan perusahaan manufaktur yang tidak melakukan aktivitas luar biasa, misalnya f. Perusahaan manufaktur yang digunakan sebagai sampel merupakan perusahaan manufaktur yang tidak melakukan aktivitas luar biasa, misalnya

Prosedur pemilihan sampel selengkapnya adalah seperti tampak dalam tabel III.1 berikut:

Tabel III.1 Prosedur Pemilihan Sampel

Jumlah Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Keterangan

393 Perusahaan bukan manufaktur

(242) Tanggal tutup buku bukan 31 Desember

(1) Laporan keuangan tidak dinyatakan dalam rupiah

(6) Perusahaan mulai terdaftar di BEI sesudah tahun 2002

(13) Data tidak lengkap atau tidak tersedia

(10) Terdapat faktor penentu lain

(17) Tidak termasuk kriteria perusahaan prospector dan defender

(34) Perusahaan yang terpilih sebagai sampel

70 (masing-masing 35 perusahaan prospector dan 35 perusahaan defender)

C. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah data sekunder (archival). Data sekunder merupakan data yang bukan diusahakan sendiri atau data yang diperoleh dan disusun dari pihak lain dan atau publikasi. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data akuntansi yang diambil dari laporan keuangan perusahaan sampel selama tahun 2002 sampai dengan 2007, yaitu penjualan bersih, capital expenditure, total aktiva, jumlah karyawan dan laba sebelum pajak.

2. Dividend payout dan earnings per share, yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2002 sampai dengan 2008.

Tahun pengamatan yang diambil adalah dari tahun 2004 sampai tahun 2007. Pengamatan dimulai tahun 2004 karena tahun tersebut dapat dianggap sebagai awal periode setelah krisis. Data tahun 2001 dan 2002 diperlukan untuk mendapatkan angka pertumbuhan.

D. Indikator, Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Sekaran (2000) menyatakan bahwa variabel merupakan sesuatu yang mempunyai nilai yang dapat berbeda atau berubah. Nilai ini dapat berbeda dalam waktu yang lain untuk objek atau orang yang sama atau dapat juga berbeda pada waktu yang sama untuk orang atau objek yang berbeda.

Penelitian ini menggunakan variabel moderasi untuk memisahkan perusahaan yang diteliti menjadi dua macam tipologi, yaitu prospector dan defender. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan dua variabel utama, yaitu variabel independen dan dependen. Definisi dan pengukuran masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1. Indikator

Indikator adalah alat ukur berupa statistik yang dapat menunjukkan perbandingan, kecenderungan atau perkembangan. Ada 4 indikator yang digunakan dalam penelitian ini untuk memisahkan perusahaan berdasar tipologi strategi kompetitifnya.

a. KARPEN Merupakan hasil bagi antara total karyawan tahun yang bersangkutan dengan total penjualan pada akhir tahun yang sama. KARPEN = KAR/PENJ

b. Price to Book Value (PBV) Merupakan hasil bagi antara harga pasar per lembar saham pada akhir tahun tahun yang bersangkutan dengan nilai buku per lembar saham pada akhir tahun yang sama. PBV = MV/BV b. Price to Book Value (PBV) Merupakan hasil bagi antara harga pasar per lembar saham pada akhir tahun tahun yang bersangkutan dengan nilai buku per lembar saham pada akhir tahun yang sama. PBV = MV/BV

d. CETA Dihitung dengan cara mengurangkan capital expenditure (CE) tahun yang bersangkutan dengan CE tahun sebelumnya, kemudian hasilnya dibagi dengan nilai total assets akhir tahun sebelumnya. CETA = (CE t – Ce t-1 )/TA t-1

Setelah diperoleh hasil perhitungan dari KARPEN, PBV, CETA, dan CEMVE maka melakukan common factor analysis atau analisa faktor untuk menentukan tipologi perusahaan prospector dan defender.

2. Variabel

Variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah variabel bebas. Variabel bebas menurut Sekaran (2000) merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik pengaruh itu secara positif maupun negatif. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel pengukuran kinerja akuntansi yang diprediksi terimplikasi oleh strategi organisasional, yaitu pertumbuhan laba, pertumbuhan penjualan, dividend payout , dan return on investment. Keempat variabel tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

dIBED = (IBED – IBED t-1 )/MVE t-1 dSG = (SG t – SG t-1 )/SG t-1 DP = DPS/EPS ROI = EAT/TA x 100%

Keterangan: dIBED = Pertumbuhan Laba

IBED t = Laba sebelum pajak, tidak termasuk extraordinary items, dan discontinued operations pada tahun t. IBED t-1 = Laba sebelum pajak, tidak termasuk extraodinary items, dan discontinued operations pada tahun t-1 MVE t-1 = Nilai Pasar Ekuitas pada akhir tahun t-1 dSG = Pertumbuhan Penjualan SG t = Total Penjualan Bersih pada tahun t SG t-1 = Total Penjualan Bersih pada tahun t-1 DP = Dividend Payout Ratio DPS = Dividen per lembar Saham EPS = Laba per lembar Saham EAT = Pendapatan setelah pajak TA = Total Aktiva

E. Teknik Analisis Data

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji beda dua sampel independen (two independent samples). Sebelum dilakukan analisis data, dilakukan uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test.

Untuk mendapatkan dua sampel independen tersebut dilakukan uji common factor analysis terhadap empat indikator atau proksi strategi kompetitif. Common factor analysis adalah model faktor dimana faktor-faktor didasarkan pada suatu pengurangan matrik korelasi. Menurut Hair et al . (1995) dalam Habbe dan Hartono (2001), communality adalah jumlah varian variabel-variabel asli yang terbagi kepada semua variabel yang termasuk dalam analisis.

Tabel III.2 Communalities

Tabel III.3 Total Variance Explained

Initial Eigenvalues

Component

Total % of Variance

Di dalam tabel III.2 diatas ini terlihat bahwa jumlah nilai communalities tersebut adalah sebesar 2.893. untuk mencapai nilai tersebut dibutuhkan hanya dua faktor saja yang mempunyai nilai eigenvalues di atas satu (tabel III.3), yaitu faktor satu (1,775) dan faktor dua (1,118) dengan jumlah 2.893. Hal ini sesuai dengan the rule of thumb bahwa jumlah faktor yang digunakan sebagai variabel representasi adalah sebanyak faktor yang memiliki nilai eigenvalues sama dengan atau lebih dari satu (Habbe dan Hartono, 2001).

Maka dari itu, dua faktor dibutuhkan untuk menjelaskan hubungan timbal balik di antara indikator. Faktor satu berkaitan dengan capital expenditure perusahaan. Loading atas CETA dan CEMVE secara berturut-turut adalah 0,937 dan 0,942 (lihat tabel 6C). Faktor kedua berkaitan Maka dari itu, dua faktor dibutuhkan untuk menjelaskan hubungan timbal balik di antara indikator. Faktor satu berkaitan dengan capital expenditure perusahaan. Loading atas CETA dan CEMVE secara berturut-turut adalah 0,937 dan 0,942 (lihat tabel 6C). Faktor kedua berkaitan

Tabel III.4 Component Matrix