MENGURANGI KECEMASAN DENGAN TERAPI TAWA

MENGURANGI KECEMASAN DENGAN
TERAPI TAWA
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pengantar Psikoterapi)

Disusun Oleh:
Shintia Nurrohmi Yunita
(15010110120078)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia perkuliahann saat ini bukan hanya sekedar datang ke kampus,
menghadiri kelas, ikut serta dalam ujian dan kemudian lulus, tetapi sudah
berubah menjadi lebih kompleks. Begitu banyak aktivitas-aktivitas yang
dilakukan untuk menjalankan tututannya sebagai mahasiswa. Bergaul,
mengerjakan


semua

tugas

kuliah

yang

selalu

datang

tiada

henti,

mengembangkan minat dan bakat melalui kegiatan non-akademis untuk
menambah pengalaman, hingga bekerja untuk menambah uang saku. Pola
hidup yang kompleks seperti ini seringkali menjadi beban tambahan

disamping tekanan dalam kuliah yang sudah begitu melelahkan. Masalah di
luar perkuliahan pun dapat turut mempengaruhi, baik dari segi mood,
konsentrasi, maupun prestasi akademik. Masalah-masalah tersebut, baik di
dalam perkuliahan maupun di kehidupan luar kampus, dapat menyebabkan
kecemasan sehingga dapat menyebabkan mahasiswa kehilangan motivasi.
Kecemasan dapat diatasi dengan berbagai cara, salah satunya dengan
terapi tertawa. Penulis tertarik dengan metode terapi tertawa karena memiliki
banyak manfaat dan mudah dalam pengaplikasiannya. Terapi tertawa
merupakan suatu terapi untuk mencapai kegembiraan di dalam hati yang
dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa, atau senyuman yang
menghiasi wajah, perasaan yang lepas dan gembira, dada yang lapang,
peredaran darah yang lancar sehingga dapat mencegah penyakit dan
memelihara kesehatan (Andol, 2009)
B. Rumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini, penulis memrumuskan beberapa
permasalahan, yaitu:
1. Apakah definisi dari kecemasan?
2. Apakah definisi dari terapi tertawa?
3. Apa saja manfaat terapi tertawa?
4. Bagaimana langkah-langkah terapi tertawa?


C. Tujuan
Dengan penyusunan makalah ini diharapkan mampu memberikan gambaran
mengenai terapi tertawa sebagai salah satu metode terapi yang dapat
digunakan dalam psikoterapi.
D. Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi
pembaca, diantaranya:
1. Manfaat Praktis
a. Mengetahui gambaran mengenai terapi tertawa.
b. Mengetahui bagaimana tahapan pelaksanaan terapi tertawa sebagai
salah satu metode psikoterapi.
2. Manfaat Teoritis
Sebagai referensi tambahan dan sebagai penambah wawasan dan
pengetahuan dalam psikoterapi yang dapat dilakukan untuk segala usia
dan kondisi sosial ekonomi.

BAB II
TEORI
Kecemasan adalah kondisi kejiwaan yang penuh dengan kekhawatiran dan

ketakutan akan apa yang akan terjadi, baik berkaitan dengan permasalahan yang
terbatas maupun hal-hal yang aneh (Az-Zahrani, 2005). Kecemasan merupakan
sesuatu yang wajar karena setiap orang menginginkan segala sesuatu berjalan
dengan lancar dan terhindar dari segala marabahaya atau kegagalan (Purba, dkk,
2008). Kecemasan ringan dapat menolong meningkatnya performa dan tingkat
kecemasan ini masih tergolong normal. Namun apabila kecemasan sangat besar,
justru akan sangat mengganggu (ausiah, 2008). Kecemasan juga merupakan wujud
dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika seseorang
sedang mengalami berbagai tekanan-tekanan atau ketegangan (stres) seperti
perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik batin).
Menurut Hanna Djumhana kecemasan sebagai bentuk ketakutan terhadap
hal-hal yang belum tentu terjadi. Perasaan cemas muncul apabila seseorang berada
dalam keadaan diduga akan merugikan dan mengancam dirinya, serta merasa tidak
mampu menghadapinya. Dengan demikian, rasa cemas sebenarnya suatu
ketakutan yang diciptakan oleh diri sendiri, yang dapat ditandai dengan selalu
merasa khawatir dan takut terhadap sesuatu yang belum terjadi.
Terapi tertawa merupakan suatu terapi untuk mencapai kegembiraan di
dalam hati yang dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa, atau senyuman
yang menghiasi wajah, perasaan yang lepas dan gembira, dada yang lapang,
peredaran darah yang lancar sehingga dapat mencegah penyakit dan memelihara

kesehatan (Andol, 2009). Terapi tertawa dapat memperbaiki suasana hati dalam
konteks sosial (Mangoenprasodjo & Hidayati, 2005). Terapi tertawa dapat membantu
membentuk pola pikir positif sehingga seseorang akan berpikir dengan cara yang
lebih positif. Tertawa merupakan cara paling baik dan ekonomis dalam menghindari
kecemasan.
Tertawa merupakan paduan dari peningkatan sistem saraf simpatetik dan
juga penurunan kerja sistem saraf simpatetik. Peningkatannya berfungsi untuk
memberikan tenaga bagi gerakan pada tubuh, namun hal ini kemudian juga diikuti

oleh penurunan sistem saraf simpatetik yang salah satunya disebabkan karena
adanya perubahan kondisi otot yang menjadi lebih rileks, dan pengurangan
pemecahan terhadap nitric oxide yang membawa pada pelebaran pembuluh darah,
sehingga rata-rata tertawa menyebabkan aliran darah sebesar 20 persen,
sementara stres menyebabkan penurunan aliran darah sekitar 30 persen.
Tertawa memiliki dampak positif terhadap tubuh, antara lain:
1. Mengurangi stres.
Tertawa akan mengurangi tingkat stress tertentu dan menumbuhkan hormon
penyeimbang yang dihasilkan saat stress.
2. Meningkatkan kekebalan.
Tertawa dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena pada dasarnya

tertawa membawa keseimbangan pada semua komponen sistem kekebalan
tubuh.
3. Menurunkan tekanan darah tinggi.
Tertawa dapat dipercaya mampu mencegah penyakit, seperti penyakit
jantung, karena marah dan takut yang merupakan emosi penyebab serangn
jantung bisa diatasi dengan tertawa.
4. Efek tawa secara fisiologis adalah dapat membantu untuk mengontrol
tekanan darah dengan menurunkan stres hormon serta memunculkan kondisi
rileks.
Tertawa juga memiliki beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Tertawa sebagai olahraga
Tertawa merupakan tindakan fisik yang bisa menjadi olahraga ringan untuk
tubuh. Ketika tertawa, wajah mengalami peregangan otot. Hal ini akan
meningkatkan denyut nadi dan oksigen yang tersebar ke jaringan.
Ini dikarenakan saat tertawa akan benapas lebih cepat. Tidak hanya itu,
tertawa membuat jantung memompa lebih cepat. Ini akan membuat sirkulasi
peredaran darah jauh lebih lancar.
2. Meningkatkan imun tubuh
Tertawa dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu
menangkal flu. Rendahnya tingkat stres dapat memperkuat kekebalan tubuh.


Sebuah studi menunjukan bahwa antibodi mampu memerangi infeksi yang
ada dalam tubuh saat tertawa. Hal itu disebabkan karena kadar oksigen
meningkat ketika Anda tertawa.
3. Baik untuk hati
Penelitian di California, Amerika Serikat, menemukan bahwa dengan
menonton acara humor di TV dapat meningkatkan 26 persen kolestrol baik
dalam tubuh. Penelitian ini juga dilakukan oleh para penderita diabetes, yang
berhasil menurunkan risiko terkena penyakit jantung dengan menonton acara
humor.
4. Baik untuk kesehatan mental
Tertawa membantu seseorang menahan energi negatif saat suasana hati
buruk. Endorfin yang dihasilkan saat tertawa membuat perasaan jauh lebih
baik.
5. Mengurangi rasa sakit
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa penderita penyakit kronis tidak
merasa terganggu dengan rasa sakitnya tersebut ketika mereka sering
tertawa. Tertawa tidak akan menyembuhkan sakit kronis, tetapi dapat
membantu meringankan rasa sakit yang diderita.


BAB III
PEMBAHASAN
Tuntutan akademis kuliah di masa sekarang begitu berat dan sangat
menyengsarakan mahasiswa. Mahasiswa merasa dituntut untuk meraih pencapaian
(achievement) yang telah ditentukan, baik oleh pihak fakultas atau universitas
maupun dari mahasiswa itu sendiri, secara akademis maupun non akademis.
Tuntutan ini dapat memberi tekanan yang melampaui batas kemampuan mahasiswa
itu sendiri. Ketika hal ini terjadi, maka overload tersebut akan menimbulkan stres,
dalam bentuk kelelahan fisik atau mental, daya tahan tubuh menurun, dan emosi
yang mudah meledak-ledak.
Banyak mahasiswa merasa begitu gugup ketika akan menghadapi ujian.
Perasaan cemas, was-was ditambah dengan perut yang tiba-tiba sakit, keringat
dingin keluar tanpa sebab yang jelas, serta gemetaran menjadi gejala-gejala umum
dari demam ujian. Persiapan untuk ujian yang kurang matang, kurang percaya diri,
atau tuntutan baik dari diri sendiri atau orang-orang terdekat untuk memperoleh nilai
dan prestasi yang tinggi, tugas akhir yang dikumpulkan saat ujian, dan kegiatankegiatan non akademis membuat mahasiswa merasa cemas karena merasa tidak
dapat melewati itu semua dengan baik dan takut gagal. Akibatnya, hasil ujian
seringkali tidak memuaskan. Hal ini akan memberi beban stress lebih kepada
mahasiswa yang mengalaminya. Tekanan sebelum ujian berlangsung ditambah lagi
dengan tekanan akibat hasil yang tak sesuai harapan.

Kecemasan tersebut dapat diatasi dengan berbagai macam terapi, seperti
dengan terapi tertawa. Terapi tertawa merupakan suatu terapi untuk mencapai
kegembiraan di dalam hati yang dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa,
atau senyuman yang menghiasi wajah, perasaan yang lepas dan gembira, dada
yang lapang, peredaran darah yang lancar sehingga dapat mencegah penyakit dan
memelihara kesehatan (Andol, 2009). Terapi tertawa dapat membantu membentuk
pola pikir positif sehingga seseorang akan berpikir dengan cara yang lebih positif.
Tertawa merupakan cara paling baik dan ekonomis dalam menghindari kecemasan.

Tahapan terapi tertawa
1. Melakukan pemanasan dengan mengambil nafas melalui hidung. Tahan
nafas selama 15 detik dengan pernafasan perut. Lalu keluarkan perlahanlahan melalui mulut. dilakukan lima kali berturut-turut.
2. Pemandu

memimpin

jalannya

terapi.


Pertama,

pemandu

akan

mengemukakan pada kelompok bahwa mereka akan mulai tertawa. Pemandu
tertawa lebar (haa-haa-hii-hiii-huu-huu-huu) di ikuti oleh anggota kelompok.
Gerakan pemandu hendaknya luwes,tidak kaku.tertawa ini bisa berlangsung
selama 1-5 menit
3. Setelah lima menit,kembali tertawa dengan menyuarakan(hii-hii-hii)
4. Bila kurang kompak,lakukan kembali dengan menyuarakan(huu-huu)
5. terapi tertawa hendaknya di lakukan pada pagi atau sore hari. Siang adalah
waktu terburuk umtuk terapi tertawa.lakukan sehari 1-2 kali dan 3-4 kali
seminggu,manfaatnya dapat di rasakan sebulan kemudian.

Manfaat Terapi Tertawa
1. Tertawa akan mengurangi tingkat stress tertentu dan menumbuhkan hormon
penyeimbang yang dihasilkan saat stress.
2. Tertawa dapat menimbulkan keadaan emosional yang lebih positif, tawa juga

memiliki kualitas sebagai media katarsis (Palma, 2002), yang juga akan
mempengaruhi efek positif terhadap kesehatan.
3. Baik untuk kesehatan mental
Tertawa membantu seseorang menahan energi negatif saat suasana hati
buruk. Endorfin yang dihasilkan saat tertawa membuat perasaan jauh lebih
baik.
4. Secara tidak langsung tertawa dapat menjadi suatu strategi coping terhadap
stres, karena menjadi perantara efek yang tidak menguntungkan yang
ditimbulkan oleh stres. Pada saat tertawa, maka lebih banyak melibatkan
suatu gerakan, gerakan akan dimulai dengan tersenyum. Tidak akan mungkin
tertawa terjadi tanpa gerakan tersenyum. Hal ini dapat diidentifikasi oleh otak

sebagai suatu perasaan senang. Setelah tertawa maka kondisi yang hadir
adalah perasaan rileks.

BAB IV
PENUTUP
Terapi tertawa merupakan suatu terapi untuk mencapai kegembiraan di
dalam hati yang dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa, atau senyuman
yang menghiasi wajah, perasaan yang lepas dan gembira, dada yang lapang,
peredaran darah yang lancar sehingga dapat mencegah penyakit dan memelihara
kesehatan (Andol, 2009). Terapi tertawa dapat membantu membentuk pola pikir
positif sehingga seseorang akan berpikir dengan cara yang lebih positif. Tertawa
merupakan cara paling baik dan ekonomis dalam menghindari kecemasan.
Terapi tertawa sangat mudah di aplikasikan di kehidupan sehari-hari, selain
itu juga ekonomis dan memiliki banyak manfaat bagi tubuh, diantaranya yaitu
menimbulkan keadaan emosional yang lebih positif, sebagai media katarsis,
membantu seseorang menahan energi negatif saat suasana hati buruk dan dapat
menjadi suatu strategi coping terhadap stres, karena menjadi perantara efek yang
tidak menguntungkan yang ditimbulkan oleh stres.

DAFTAR PUSTAKA
Fausah. 2008. Gangguan Cemas Dalam Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta:
UI Pres.
Jurnal : TERAPI TERTAWA DAN KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM
EKSTENSI DALAM MENGHADAPI SKRIPSI DI FAKULTAS KEPERAWATAN USU
TERAPI TAWA UNTUK MENURUNKAN STRES PADA PENDERITA HIPERTENSI
http://indonesiaindonesia.com/f/458-terapi-tertawa/