“ Analisis Studi Kasus Etika dan Filsafat Komunikasi Citizen Jurnalism Terhadap Berita Hoax yang Tersebar di Media Sosial” BAB 1 PENDAHULUAN - Analisis Studi Kasus Etika dan Filsafat

Etika dan Filsafat Komunikasi

“Analisis Studi Kasus Etika dan Filsafat Komunikasi Citizen
Jurnalism Terhadap Berita Hoax yang Tersebar di Media
Sosial”
Nama

: Vivin Mujanah

NIM

: 2013710042

Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Prodi / Kelas

: Jurnalistik / N (Ekstension)


Pembimbing

: Dra. R. Ayu Erni Jusnita, M Si.

“ Analisis Studi Kasus Etika dan Filsafat Komunikasi Citizen Jurnalism Terhadap Berita
Hoax yang Tersebar di Media Sosial”
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan media massa semakin pesat dalam waktu dekat ini, munculnya media baru yakni
media internet menimbulkan banyak reaksi di tengah masyarakat. Dalam media internet juga ada media
social. Media social adalah sebuah media baru yang setiap individu, kelompok, maupun lembaga dapat
dengan mudah membuat dan memilikinya. Karena media social ini, setiap orang dapat menjadi jurnalis
sehingga tidak hanya orang yang bekerja di media massa seperti radio, Koran dan televise sekarang yang
di sebut jurnalis, mereka inilah yang di sebut citizen jurnalism. Contoh media social yang sering di
gunakan adalah Facebook, Twitter, Instagram, Blackberry Messenger (BBM), LINE, Path, dan lain – lain.
Pada

media social setiap orang, kelompok, maupun lembaga dalam masyarakat dapat memiliki satu


akun bahkan lebih.
Dengan akun yang dimiliki itu, setiap orang dapat dengan mudah, praktis, juga cepat
menyampaikan pendapat mereka dan menyebarkan informasi secara bebas. Di katakan bebas di sini
karena masih banyak di temui update status, komentar, dan pendapat yang mereka sampaikan berisi
hinaan atau kata – kata yang tak pantas di tulis. Bahkan mereka juda dapat dengan mudah menyebarkan
informasi dan berita yang belum tentu kebenarannya.

Berbeda dengan media massa Koran, televise maupun radio , yang memiliki lembaga khusus
untuk mengawasi penyiaran mereka yakni KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) , memang sudah ada
undang – undang baru yakni UU ITE atau Undang – Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang
khusus mengatur tentang berita yang tersebar di media social maupun update status atau postingan –
postingan yang di anggap melanggar. Akan tetapi terkadang masih ada kasus – kasus yang di temui
tentang pelanggaran UU ITE.
Dalam media social setiap orang juga bisa dengan mudah dan cepat menyebarluaskan informasi
yang mereka dapat ke yang lain. Bila informasi yang menyebar tersebut sudah di periksa nilai
kebenarannya dengan baik itu bagus. Akan tetapi bila informasi hanya di sebar langsung tanpa di periksa
kembali kebenarannya maka akan menimbulkan permasalahan lagi, karena hal tersebut dapat
menimbulkan fitnah bila informasi yang langsung di sebar tadi tidak benar.
Paling utama dalam hal ini adalah tersebarnya berita di media internet yang ternyata itu adalah
Hoax atau berita palsu. Yang sering kita temui adalah banyaknya orang yang langsung dengan cepat

membagikan dan menyebarluaskan berita karena mempercayai kebenaran berita tersebut tanpa di periksa
dulu apakah itu memang benar adanya, dan ternyata berita tersebut adalah Hoax. Apalagi jika berita
tersebut berhubungan dengan unsure iman dan kepercayaan atau agama, bisa jadi tanpa kita sadari kita
telah melakukan fitnah.
Hal ini memicu karena banyaknya muncul berita yang sering di sebar dan ternyata itu adalah
hoax atau palsu. Sebagai contoh adalah berita tentang artis terkenal yang masuk islam, seperti Jackie
Chan, Paris Hilton dan lain – lain, berita hoax daftar korban tragedy di Mina. Dan ternyat semua data juga
kebenarannya itu di manipulasi.

Menyebarluaskan informasi dan berita yang kita terima kepada orang lain juga merupakan proses
komunikasi. Karena informasi yang di sebarkan itu merupakan pesan yang kita sampaikan kepada
komunikan atau penerima pesan tadi. Perlu adanya kajian khusus mengenai etika dan filsafat komunikasi
dalam permasalahan ini.
Di perlukan adanya etika disini dalam menyebarluaskan informasi yang di terima kepada yang
lain, yakni etika mencari kejelasan dan kebenaran informasi. Sehingga tidak menumbulkan adanya
konflik dan permasalahan baru lagi yang terjadi. Bila sembarangan menyebar informasi yang di terima
kepada orang lain, bila informasi itu tidak benar, maka kita semua juga akan terkena akibatnya. Etika
mencari kejelasan dan kebenaran informasi ini dalam islam di sebut Tabayyun.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang hendak di bahas oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kah seharusnya etika menyebarkan berita di media social?
2. Bagaimana supaya terhindar dari berita Hoax?
1.3 Identifikasi Masalah
Di tinjau dari segi ilmu etika dan filsafat dan komunikasi, bagaimanakah teorinya
menjelaskan permasalahan penyebaran berita hoax di media social ini?

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.
Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial
sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan
teknologi Web , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content".
https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.
Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang

mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah
komunikasi menjadi dialog interaktif.
Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian
terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar
antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media
broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik
untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta
membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.

Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh
dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan
kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses
media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negaranegara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak
menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media
sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang
besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa
mengakses menggunakan social media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun,
tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai pengguna social
media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan

berbagai model content lainnya.
2.1.1 Karakteristik Media Sosial
Gamble, Teri, dan Michael dalam Communication Works sebagaimana dikutip Wikipedia menyebutkan,
media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut :
1. Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa ke berbagai banyak orang
contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
2. Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
3. Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya
4. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi

2.1.2 Jenis-Jenis Media Sosial
Media sosial yang populer digunakan di Indonesia antara lain

1. Facebok
2. Twitter
3. Youtube
4. Blog
5. Google Plus
Sebagai salah satu media komunikasi, media sosial tidak hanya dimanfaatkan untuk berbagi
informasi dan inspirasi, tapi juga ekspresi diri (self expression), "pencitraan diri" (personal branding),

dan ajang "curhat" bahkan keluh-kesah dan sumpah-serapah. Status terbaik di media sosial adalah update
status yang informatif dan inspiratif.

2.2 Pengertian Citizen Jurnalism
Citizen Journalism yaitu sebuah kegiatan seseorang yang menjalankan sebuah kegiatan
kejurnalistikan yang pada umumnya menggunakan saluran media baru yaitu internet untuk menyebarkan
informasi dan berita yang mereka dapat.Informasi dari kegiatan kejurnalistikan tersebut (Citizen
journalism) mempunyai kandungan yang dapat mengubah pendapat, perilaku, serta dapat membujuk
pengguna internet lainnya untuk menanggapi informasi tersebut.

Citizen journalism juga dikaitkan dengan hyperlocalism karena komitmennya yang sangat
luarbiasa pada isu-isu lokal, yang “kecil-kecil” (untuk ukuran media mainstream), sehingga luput dari
liputan media mainstream. Citizen journalism tidak bertujuan menciptakan keseragaman opini publik.
Pemberitaan citizen journalism lebih mendalam dengan proses yang tidak terikat waktu, seperti halnya
deadline di mainsteram media online.
Komunikasi yang tercipta pun terjadi dua arah two way comunication artinya komunikasi yang
tercipta tidak hanya dari yang menerbitkan dan pembacanya saja tetapi juga para pembaca lainnya.
Bahkan para pembaca juga bisa melakukan diskusi online melalui sebuah forum atau grup. Dengan
adanya pemasangan hyperlink, maka semua bisa terhubung. Hal ini juga di permudah oleh adanya
jejaring sosial seperti facebook, twitter, instagram yang membuat sebuah berita dapat diakses dan tersaji

dengan cepat dan mudah.
2.2.1 Etika Citizen Journalism
Blogger senior dan praktisi komunikasi Wimar Witoelar pernah mengungkapkan, Melalui blog
akan tercipta citizen journalism, di mana setiap orang bebas berpendapat. Karena itu, menjadi citizen
journalist juga ada etikanya. Etika citizen journalism kurang lebih sama dengan etika menulis di media
online. Di antaranya sebagai berikut:
 Tidak menyebarkan berita bohong
 Tidak mencemarkan nama baik
 Tidak memicu konflik SARA
 Tidak memuat konten pornografi

2.3 Pengertian Berita
Terdapat beberapa pengertian mengenai berita, diantaranya adalah dari Dean M. Lyle Spencer
dalam bukunya yang berjudul News Writtings yang kemudian dikutip oleh George Fox Mott ( New
Survey Journalism ) menyatakan bahwa berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau
suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca.
Sedangkan Mitchel V. Charnley dalam bukunya Reporting edisi III (Holt-Reinhart &
Winston, New York, 1975 halaman 44) menyebutkan berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai
fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “berita adalah suatu fakta atau ide atau opini aktual yang

menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar maupun penonton.”
2.3.1

Munculnya Istilah Berita Hoax di Media Sosial

Berita Hoax adalah Sebuah pemberitaan palsu, usaha untuk menipu atau mengakali pembaca
maupun pendengarnya untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu
bahwa berita tersebut adalah palsu. Suatu pemberitaan palsu berbeda dengan misalnya pertunjukan sulap,
dalam pemberitaan palsu, pendengar atau penonton tidak sadar sedang dibohongi, sedangkan pada suatu
pertunjukan

sulap

penonton

justru

lebih

mengharapkan


di

tipu.

https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberitaan_palsu
Kata hoax berasal dari “hocus pocus” yang aslinya adalah bahasa Latin “hoc est corpus”, artinya
“ini adalah tubuh”. Kata ini biasa digunakan penyihir untuk mengklaim bahwa sesuatu adalah benar,
padahal belum tentu benar.

Hoax banyak menyebar di media social. Tujuan hoax adalah sekadar iseng atau lelucon. Kadang
pembuat hoax mengirim berita bohong kepada orang – orang terdekatnya tanpa niat untuk menyebarkan
ke masyarakat luas.Namun sebagian penerima tidak menyadarinya sehingga hoax ini tersebar luas.
Umumnya berita hoax memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Lihat apakah ada kalimat seperti ini: “Kirimkan ini ke setiap orang yang Anda kenal?” Semakin
mendesak permintaannya, semakin mencurigakan pesan tersebut.
 Perhatikan bahasanya yang terlalu berempati, begitu juga penggunaan HURUF BESAR yang
banyak dan kumpulan tanda seru !!!!!!
 Jika isi pesan ingin memberikan info yang sangat penting yang pernah belum Anda dengar
sebelumnya atau membacanya di media resmi, lebih baik curiga.

 Baca dengan hati - hati dan berpikir kritis, lihat ketidakkonsistenan yang logis, bertentangan
dengan akal sehat dan klaim palsu yang menyolok.
 Periksa sumber dari luar. Hoax biasanya tidak menyebutkan kenyataan yang dapat dibuktikan,
terhubung ke website dengan info yang menguatkan.
 Pesan berantai yang Anda terima (seperti: pesan yang di-forward berulang kali sebelum sampai
ke Anda) lebih cenderung palsu.
 Pembuat hoax biasanya mencoba segala cara untuk membuat dusta mereka dapat dipercaya,
contoh: menghubungkannya dengan sumber ‘resmi'(padahal tidak ada sumber yang pasti atau
justifikasi).

2.4 Teori Etika dan Filsafat Komunikasi Dalam Menyebarkan Berita di Media Sosial
Teori yang sesuai untuk menjelaskan penulisan ini adalah :

2.4.1 Berbagai Perspektif Etika Komunikasi

Agitha Diiah menulis tentang Etika Komunikasi (afi.blogspot.com/2013/05) sebagai berikut:
Etika komunikasi selalu dihadapkan pada berbagai masalah, yaitu antara kebebasan berekspresi dan
tanggung jawab terhadap pelayanan publik. Etika komunikasi memiliki 3 dimensi yang terikat satu
dengan yang lain, yaitu:
1. Aksi komunikasi. Dimensi yang langsung terikat dengan perilaku aktor komunikasi (wartawan,
editor, agen iklan, dan pengelola rumah produksi). Perilaku aktor komunikasi hanya menjadi
salah satu dimensi etika komunikasi, yaitu bagian dari aksi komunikasi. Aspek etisnya
ditunjukkan pada kehendak baik ini diungkapkan dalam etika profesi dengan maksud agar ada
norma intern yang mengatur profesi.
2.

Sarana. Dalam masalah komunikasi, keterbukaan akses juga ditentukan hubungan kekuasaan.
Penggunaan kekuasaan dalam komunikasi tergantung pada penerapan fasilitas baik ekonomi,
budaya, politik, atau teknologi. Semakin banyak fasilitas yang dimiliki semakin besar akses
informasi, semakin mampu mendominasi dan memengaruhi perilaku pihak lain atau publik.

3. Tujuan. Dimensi tujuan menyangkut nilai demokrasi, terutama kebebasan untuk berekspresi,
kebebasan pers, dan juga hak akan informasi yang benar. Dalam negara demokrasi, para aktor
komunikasi, peneliti, asosiasi warga negara, dan politisi harus mempunyai komitmen terhadap
nilai kebebasan tersebut.

2.4.2 Perspektif Etika Komunikasi Religius.
1. Perspektif religius: sifat umum.

Berbagai agama dunia menekankan nilai-nilai moral dan spiritual, pedoman, dan aturan yang
dapat digunakan sebagai standar mengevaluasi etika komunikasi. Salah satu sumber kriteria etika adalah
literatur suci dari suatu agama tertentu, seperti Alquran, Injil, atau Taurat.
2.4.3 Sintesis Standar Etika Komunikasi (Richard L.Johannesen)
1) Jangan menggunakan bukti yang salah, dibuat-buat, menyimpang, atau tidak relevan untuk
mendukung argumen atau klaim.
2) Jangan menggunakan pertimbangan tanpa dukungan, menyesatkan atau tidak logis, dengan
sengaja.
3) Jangan memperkenalkan diri sebagai yang menguasai atau “ahli” dalam suatu hal, padahal
bukan.
4) Jangan menggunakan seruan-seruan yang tidak relevan untuk mengalihkan perhatian atau
pencermatan atas masalah yang dihadapi. Seruan-seruan yang sering digunakan untuk tujuan
seperti itu antara lain adalah serangan “fitnahan” terhadap karakter lawan; seruan-seruan
kebencian atau kefanatikan; hinaan secara tidak langsung –sindiran; terma-terma Tuhan dan
setan yang menyebabkan reaksi hebat tetapi tidak terpikirkan positif atau negatifnya.
5) Jangan meminta hadirin untuk mengaitkan usulan atau ide Anda dengan nilai-nilai yang sarat
emosi, motif atau tujuan yang sebenarnya tidak berhubungan.
6) Jangan menipu hadirin dengan menyembunyikan tujuan Anda yang sebenarnya,
menyembunyikan minat pribadi, menyembunyikan kelompok yang Anda wakili, atau dengan
menyembunyikan posisi Anda sebagai seorang pendukung suatu pandangan tertentu.
7) Jangan mengubah; menyembunyikan; atau salah memperkirakan jumlah, cakupan, intensitas,
atau ciri-ciri yang tidak diinginkan dari konsekuensi atau akibat.
8) Jangan menggunakan seruan emosional yang mengurangi dasar bukti dukungan atau alasan,
atau yang tidak akan diterima jika hadirin mempunyai waktu dan kesempatan untuk mempelajari
sendiri subyek tersebut.

9) Jangan terlalu menyederhanakan situasi yang rumit dan bergradasi, menjadi pilihan-pilihan
atau pandangan-pandangan yang simplisistik yang bertentangan, bernilai ganda (two-valued);
kalau tidak ini berarti itu (either-on).
2.4.4 Filsafat Komunikasi
Hakikat Filsafat Komunikasi
Filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah pemahaman (verstehen) secara
fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kritis, holistis, teori dan proses komunikasi yang meliputi
segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya, dan metodenya
(Onong Uchjana Effendy, 2003).
Bidang Komunikasi: komunikasi sosial, komunikasi organisasional, komunikasi bisnis,
komunikasi politik, komunikasi internasional, komunikasi antar-budaya, komunikasi pembangunan,
komunikasi tradisional, dan lain – lain.
Sifat Komunikasi: komunikasi verbal dan komunikasi nirverbal.
Tatanan Komunikasi: komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi organisasi,
komunikasi kelompok, komunikasi massa.
Tujuan Komunikasi: mengubah sikap, mengubah opini, mengubah perilaku, mengubah
masyarakat, dan lain – lain.
Fungsi Komunikasi: menginformasikan, mendidik, menghibur, memengaruhi, dan sebagainya.
Teknik Komunikasi: komunikasi informatif, komunikasi persuasif, komunikasi pervasif,
komunikasi koersif. komunikasi instruktif, hubungan manusiawi.
Metode Komunikasi: jurnalistik, hubungan masyarakat, periklanan, propaganda, perang uratsyaraf, perpustakaan, dan lain – lain.
Dalam buku Filsafat Komunikasi Tradisi dan Metode Fenomenologi, Alex Sobur (2013) memaparkan
sejumlah pendapat tentang filsafat komunikasi:
1. Carl R.Rogers (1902-1987): Semakin kuat perasaan kita, semakin besar kemungkinannya bahwa
tidak akan ada elemen yang sama dalam komunikasi tersebut, yang akan ada hanya dua

pemikiran, dua perasaan, dua penilaian, yang saling kehilangan dalam ruang “psikologis”.
Sebelum mengemukakan sudut pandang Anda sendiri, penting bagi Anda untuk benar-benar
memnacapai kerangka berpikir pembicara lain—memahami sepenuhnya pemikiran dan
perasaannya sehingga Anda dapat merangkumnya untuk dia.
2. Heidegger. Komunikasi ialah suatu proses yang memungkinkan orang berbagi atau mendorong
perasaan dan pengertian mereka bahwa dunia dapat dipahami; bahwa pengalaman mereka
menjadi berarti.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Contoh dan Karakteristik Berita Hoax

A. Menebar Berita dengan Iming-Iming atau Ancaman
Menurut hoax-slayer, salah satu indikator yang paling gampang dikenali adalah frase "sebarkan
berita ini ke teman-teman Anda". Penulis hoax ingin beritanya segera menyebar sebanyak dan secepat
mungkin, bila perlu mereka akan menambahinya dengan iming-iming atau ancaman menakut – nakuti
untuk memastikan pesannya dapat berantai dilanjutkan ke orang lain. Berikut ini beberapa iming-iming
tipikal hoax: "Bagikan SMS ini ke minimal 10 orang teman Anda, maka Anda akan mendapat rezeki
melimpah dari Tuhan.", "Jika Anda mengirimkan pesan ini pada teman Anda, Anda akan mendapat
rahmat, ...".
Di sisi lain, berita palsu biasanya memanfaatkan ketakutan pembacanya seperti berikut: "Sebarkan
kabar ini ke teman Anda. Jika tidak disebar, Anda akan celaka", "Jika tidak disebar, Anda akan ditimpa
bencana tiada henti", "Barangsiapa tidak menyebarkan berita ini, niscaya akan mendapat laknat dari
Tuhan, musibah", dan sebagainya. Pada zaman kertas dulu teknik ini terkenal dengan sebutan surat
berantai. Salah satu contoh yang paling konyol misalnya dari Aweng Epeng berikut:
K
" awan jgn kirim balik ke aq. Aq juga takut & tolong sebarkan saja, aku dpt pesan ini
tiba"
.Selamat malam, Dik.Nama bpk : bpk Fulan, maaf malam-malam begini
mengganggu. Tapi bpk resah karena tali kain kafan bpk lepas & tidak tahu ada dimana.
Jika ade tau, balas pesan ini kenomor (08xxxxx) dan jika adik tidak tahu tolong
sebarkan sms ini ke tmn"ade minimal 13 karena 13 adalah tanggal kematian bpk. Bpk
akan menunggu di pojok kamar ade & jika ade tidak tanyakan Bpk akan muncul
disamping ade saat ade tidur nanti malam dengan menyerupai sebuah guling.jangan
remehkan pesan
ini.dan Isi yang Emosional
Menggunakan
Bahasa
Fulan,selanjutnya adalah penulis hoax cenderung memakai bahasa emosional yang dilebih-lebihkan
Indikator
13-04-1963
dan tidak sewajarnya. Hoax seringkali dibumbui dengan kata-kata atau frase seperti: "Darurat",
"Bahaya", "Awas", "Jangan sampai terlambat", dan lain sebagainya. Isi pun mengaduk emosi kita, jika

tidak tentang "bayi yang sekarat butuh pertolongan" maka biasanya "Selamat, Anda beruntung
mendapatkan hadiah 1 miliyar”.
B. Menggunakan Huruf Kapital
Sering juga ditemui berita semacam ini seluruhnya menggunakan huruf kapital untuk penekanan
pemberitaan. "HATI-HATI!" Frase "INI KISAH NYATA", "TELAH TERJADI", "BUKAN HOAX"
>>>

HATI-HATI

MEMASAK

KANGKUNG....!!!

(Penggunaan

huruf

kapital)

biasanya justru
untuk
dan meyakinkan
mgkndipakai
crita ini
dpt mempengaruhi
mnjadi prtimbangan
bagi ANDAkorbannya.
skalian ktika ANDA hendak makan
KANGKUNG.

(peringatan

fiktif)

C. Menggunakan Bahasa yang Canggih

Suatu hari, di klinik yg trkenal di Yogya, smua Dokter kbingungan krn ada seorg pemuda asal
SOLO bernama RIF'AT SUNGKAR yg mnderita sakit perut. Pemuda itu dbawa ke klinik oleh Ortu

Untuk menutupi dengan rapi kepalsuannya, berita bohong sering menggunakan bahasa teknis
nya stlh 2 hari mnderita DIARE. Sdh brmacam obat sakit perut yg dberikan kpd pemuda itu,

tingkat tinggi untuk mendeskripsikan atau menarasikan isi beritanya.
namun

DIARE

sembuh. di balik
(Referensi
yang
tidak
dapat
D. Berlindung
Anonimitas
atau Kekaburan
Data

tdk

kunjung
ditelusuri

kebenarannya)

Kmudian Ortu pemuda trsbt di tanya oleh Dokter, "makanan apa yg di makan oleh pemuda tsb

Indikator
palsuituadalah
kecenderungan
tidak memberikan
referensi
slama 2lain
haridari
ini? berita
"Ortu anak
kbingungan,
krn sjak anaknya
DIARE, pemuda
tsb takyang
mau dapat
makan, dia hanya
minum
susu hadiah
putih, ituyang
pun asli
muntah.
Stlh selalu
dperiksa,
trnyata
seblmpada
mnderita
diperiksa pembacanya.
Promosi,
undian,
biasanya
akan
mengacu
situs atau
DIARE, malam tsb pemuda itu makan Kangkung Tumis diRstoran brsama Ortunya. Dokter sgr

link perusahaan yang kredibel. Begitu juga peringatan akan virus berbahaya akan merujuk pada informasi
mlakukan X-RAY, trnyata dlm usus RIF'AT tlh brkembang biak LINTAH dgn anaknya yg kecil2.

laman

yang

punya

reputasi

bagus.

Hal

semacam

ini

tidak

kita

temukan

pada

Dokter mnyerah dan mnyatakan tdk sanggup mengambil tindakan medis apapun. Akhirnya

hoax.

pemuda malang itu pun MENINGGAL DUNIA. Setelah diperiksa ulang, trnyata Lintah itu seblmnya
berada didlm Batang Kangkung yg bsar. Memang, utk pggemar kangkung tumis yg paling enak
adalah BATANGNYA. Lintah yg brada di dlam batang kangkung itu tdk akan mati walau dimasak
slama 20 menit, apalagi utk kangkung tumis proses mmasak tdk trlalu lama agar mghasilkan rasa
kangkung yg sedap. Lintah hanya akan MATI jika DI BAKAR. Didlm usus pemuda tadi, lintah
hanya butuh waktu 1 - 2 hari utk brkembang biak. Jika ada kluarga/ teman2 yg mengalami hal tsb,
lakukan tindakan dgn mberi minumair Rendaman Tembakau(bisa diambil dari rokok kretek)

Berikut
ini contoh hoax tentang lintanh dan kangkung yang sangat tipikal dan menggambarkan
biasanya lintah "akan kluar dan dlm keadaan mati. (bahasa teknis canggih dan emosional. Namun
ciri-ciri di atas
jika :diteliti, tidak ilmiah, bahkan menyesatkan karena menyarankan minum air tembakau)
Kabarkan kpd teman, sahabat, kluarga, atau siapapun yg anda kenal Kirim ke smua kontak
anda,,ini

bru

namanya

broadcast

yg

bermanfaat....

(pesan

berantai)

Ini kisah nyata di Yogyakarta !! Jangan di remehkan Dan disarankan bila anda memasak
kangkung, Harap belah batangnya" (menakut-nakuti)

3.2 Di Tinjau Dari Teori Etika Komunikasi
Dari beberapa contoh berita Hoax di atas dapat kita jadikan acuan dalam menganalisis dari segi
teori Etika Komunikasi. Yakni :
A.

Teori Agatha Diiah

Dalam teori ini di katakan bahwa Etika komunikasi memiliki 3 dimensi yang terikat satu dengan
yang lain, yaitu :
1. Aksi Komunikasi
Contoh berita hoax yang telah penulis kemukakan di atas merupakan hasil suatu aksi
komunikasi yang buruk dari sumber oknum anonym tak bertanggung jawab.Suatu aksi komunikasi
itu dapat dikatakan baik maupun buruk etikanya tergantung dari bagaiaman cara actor komunikasi
tersebut menyampaikan dan isi pesan apa yang di sampaikan. Tetapi dalam segi etika komunikasi bila
Citizen Jurnalism ikut menyebarkan informasi berita hoax tersebut maka mereka juga dapat
dikatakan actor komunikasi yang memiliki aksi komunikasi yang buruk. Dalam bagian ini sama
dengan teori yang berbunyi : Aksi komunikasi. Dimensi yang langsung terikat dengan perilaku aktor
komunikasi (wartawan, editor, agen iklan, dan pengelola rumah produksi). Perilaku aktor komunikasi
hanya menjadi salah satu dimensi etika komunikasi, yaitu bagian dari aksi komunikasi.
2. Sarana
Sarana atau fasilitas teknologi seperti gadget tentunya harus di miliki oleh citizen
journalism dalam menerima berita hoax maupun secara tidak sadar menyebarkannya. Karena
media social sendiri merupakan media internet yang merupakan salah satu dari perkembangan teknologi
media digital. Semakin banyak fasilitas teknologi gadget yang di miliki, semakin besar akses
informasi yang di dapat. Dan para citizen journalism tersebut tidak tahu apakah informasi yang di
terimanya dan di sebarkan itu benar atau tidak. Hal ini sesua dengan teori yang berbunyi :

Sarana : Dalam masalah komunikasi, keterbukaan akses juga ditentukan hubungan
kekuasaan. Penggunaan kekuasaan dalam komunikasi tergantung pada penerapan fasilitas baik
ekonomi, budaya, politik, atau teknologi. Semakin banyak fasilitas yang dimiliki semakin besar akses
informasi, semakin mampu mendominasi dan memengaruhi perilaku pihak lain atau publik.
3. Tujuan
Citizen Jurnalism sebenarnya tidak memiliki tujuan buruk di dalamnya, mereka hanya
ingin menyebarkan berita yang menurutnya semua orang berhak tahu, akan tetapi hal ini akan
menjadi masalah jika berita atau informasi yang di sebarkan tersebut tenyata palsu atau hoax. Pada
akhirnya, secara tidak langsung mereka hanyalah menjadi korban dari oknum pembuat berita palsu
tersebut, karena mereka tidak memeriksa kembali kebenaran informasi yang akan mereka sebarkan. Hal
ini sesuai dengan teori dalam bagian tujuan yang berbunyi : Dimensi tujuan menyangkut nilai demokrasi,
terutama kebebasan untuk berekspresi, kebebasan pers, dan juga hak akan informasi yang benar.

B.

Teori Perspektif Etika Komunikasi Religius
Teori ini berbunyi :

Perspektif religius: sifat umum.
Berbagai agama dunia menekankan nilai-nilai moral dan spiritual, pedoman, dan aturan yang
dapat digunakan sebagai standar mengevaluasi etika komunikasi. Salah satu sumber kriteria etika
adalah literatur suci dari suatu agama tertentu, seperti Alquran, Injil, atau Taurat.

Sesuai bunyi teori di atas, dalam agama islam ada nilai – nilai agama dalam mengatur etika
komunikasi citizen journalism di media social ada dalam kitab suci Al Qur’an yakni :
Qs. Al Hujurat ayat 6

‫ن‬
ِ ‫م فَا‬
ْ َ ‫سقٌ ۢ ۢبنَبَاٍفَتَبَيّنُوْٓاا‬
َٓ ‫ن‬
ْ ِ ‫منُوْٓاا‬
ْ ُ ‫جاءَك‬
َ ٰ‫ن ا‬
َ ْ ‫يٰٓاَيّهَاالّذِي‬
‫ن‬
ِ ِ‫م نٰد‬
ِ ُ‫ت‬
ُ ِ ‫صب‬
َ ‫ما ۢ ۢب‬
ْ ُ ‫مافَعَلْت‬
َ ‫لی‬
ً ْ‫صيْبُوْاقَو‬
ْ ُ ‫جهَالَةٍفَت‬
َ ْ ‫مي‬
ٰ َ‫حوْاع‬
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka
periksalah (kebenarannya) dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum
tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.

Di dalam ayat tersebut berbunyi perintah bagi kita untuk memeriksa kembali kebenaran suatu

berita dengan kata (

ْٓ‫ = فَتَبَيّنُو‬Fatabayyanuu) yang berarti periksalah, berasal dari kata Tabayyun.

Tabayyun secara bahasa memiliki arti mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas benar
keadaannya. Sedangkan secara istilah adalah meneliti dan meyeleksi berita, tidak tergesa-gesa dalam
memutuskan masalah baik dalam hal hukum, kebijakan dan sebagainya hingga jelas benar
permasalahannya.
Tabayyun adalah akhlaq mulia yang merupakan prinsip penting dalam menjaga kemurnian ajaran
Islam dan keharmonisan dalam pergaulan. Hadits-hadits Rasulullaah saw dapat diteliti keshahihannnya
antara lain karena para ulama menerapkan prinsip tabayyun ini. Begitu pula dalam kehidupan sosial
masyarakat, seseorang akan selamat dari salah faham atau permusuhan bahkan pertumpahan darah antar
sesamanya karena ia melakukan tabayyun dengan baik. Oleh karena itu, pantaslah Allaah swt

memerintahkan kepada orang yang beriman agar selalu tabayyun dalam menghadapi berita yang
disampaikan kepadanya agar tidak meyesal di kemudian hari.
Sudah jelas penjelasan tabayyun di atas adalah memerintahkan untuk selalu memeriksa kembali
informasi maupun berita yang di terima oleh citizen journalism. Jadi, agar tidak ada lagi penyebaran
berita maupun informasi hoax di media social, marilah kita melaksanakan sikap tabayyun. Sesuai dengan
teori perspektif etika komunikasi religious.
C.

Teori Richard L.Johannesen Sintesis Standar Etika Komunikasi
Teori ini dapat juga di jadikan acuan citizen journalism dalam menentukan dan menilai

sikapnya terhadap berita yang di terima maupun akan di sebarkan. Agar penyebaran berita yang ternyata
hoax tidak terjadi lagi. Dari 9 teori Richard L. Johannesen ini, hanya 3 yang sesuai yakni :
1) Jangan menggunakan bukti yang salah, dibuat-buat, menyimpang, atau tidak relevan untuk
mendukung argumen atau klaim.
Di dalam berita hoax terkadang bukti dalam berita yang mendukung seperti berupa
gambar, dan data di manipulasi. Oleh karena itu, lebih baik sebelum kita percaya akan
kebenaran berita tersebut, periksalah terlebih dahulu apakah bukti yang berupa
gambar dan data tadi menyimpang atau tidak.
2) Jangan menggunakan seruan-seruan yang tidak relevan untuk mengalihkan perhatian atau
pencermatan atas masalah yang dihadapi. Seruan-seruan yang sering digunakan untuk
tujuan seperti itu antara lain adalah serangan “fitnahan” terhadap karakter lawan; seruanseruan kebencian atau kefanatikan; hinaan secara tidak langsung –sindiran; terma-terma
Tuhan dan setan yang menyebabkan reaksi hebat tetapi tidak terpikirkan positif atau
negatifnya.
Seruan ini dalam berita hoax yang menyebar di media social biasanya berupa sindiran

Terma – terma Tuhan yang menyebabkan komunikannya terkejut akan informasi atau
berita tersebut. Sehingga para citizen journalism bereaksi hebat dan dengan mudah
percaya lalu menyebarkan berita tersebut tanpa berpikiran positif maupun negatifnya.
3) Jangan menipu hadirin dengan menyembunyikan tujuan Anda yang sebenarnya,
menyembunyikan minat pribadi, menyembunyikan kelompok yang Anda wakili, atau dengan
menyembunyikan posisi Anda sebagai seorang pendukung suatu pandangan tertentu.
Teori ini mengacu pada tujuan para pembuat berita palsu atau Hoax, mereka menipu
citizen journalism dengan tata bahasa dan kata – kata yang menarik perhatian. Sehingga
mereka dapat dengan mudah percaya dengan berita yang di sebarkan. Padahal pembuat
berita tersebut menipu mereka tanpa mereka sadari.

3.3 Di Tinjau Dari Teori Filsafat Komunikasi
Filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah pemahaman (verstehen) secara
fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kritis, holistis, teori dan proses komunikasi yang meliputi
segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya, dan metodenya
(Onong Uchjana Effendy, 2003).
o

Bidang Komunikasi : Dalam analisa ini bidang komunikasinya dapat mencakup seluruh
bidang komunikasi, karena berita yang di sebarkan di media social bisa mengenai apa saja
dalam berbagai bidang

 Teknik Komunikasi: Teknik komunikasi yang di gunakan dalam berita yang menyebar di
media social dapat mencakup seluruh teknik komunikasi. Tergantung dari cara
penyampaian berita tersebut, apakah tekniknya informative, persuasive dan lain – lain.

 Fungsi Komunikasi : Sama seperti teknik komunikasi, fungsi komunikasi yang di gunakan
dalam penyebaran berita dapat mencakup seluruh fungsi komunikasi yang ada. Bisa
mendidik, menghibur, ataupun menginformasikan. Tergantung isi beritanya.
 Tujuan Komunikasi: Berita yang tersebar di media social khususnya apabila berita tersebut
adalah berita palsu atau hoax, berita tersebut akan dengan sangat mudah menyebar
apabila berita palsu tersebut banyak di percaya oleh citizen journalism. Akan tetapi semua
itu tergantung pelaku atau citizen journalism yang menerima beritanya.
 Tatanan Komunikasi: Tatanan komunikasi dalam penyebaran berita di media social ini bisa
mencakup semua tatanan komunikasi, dari komunikasi intrapersonal, antarpersonal, antar
kelompok, antar lembaga, antar masyarakat, maupun komunikasi massa. Tergantung dari
di media social mana berita tersebut di bagikan.
 Sifat Komunikasi : dalam analisa ini yang di gunakan adalah komunikasi verbal dan tulisan,
juga nonverbal, karena dalam media social berita yang di sebarkan menggunakan tulisan,
bila beritanya berupa video berita, maka komunikasinya nonverbal dan juga verbal.

BAB IV
KESIMPULAN
Dari seluruh penjelasan dan analisa di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa seorang citizen
journalism yang memiliki akun media social, harus lebih berhati – hati dalam menyikapi seluruh berita
yang mereka terima. Janganlah terlalu cepat dan mudah mempercayai berita dan informasi tersebut
apalagi langsung menyebarkannya kepada yang lain. Alangkah baiknya bila seluruh informasi yang di
terima di periksa dulu kebenarannya, jika berita yang di terima tadi memang benar adanya tetapi jika
ternyata informasi tersebut hanyalah informasi palsu atau hoax kita secara tidak langsung melanggar etika
komunikasi yang ada, karena dalam media social pengawasan dalam penyebaran berita masih belum ketat
atau terlalu bebas.
Melalui criteria dan cirri – cirri berita hoax yang telah kita ketahui di atas, kita juga bisa dapat
lebih berhati – hati dan lebih waspada. Karena bila kita mengetahui criteria tersebut, tanpa kita periksa
kebenarannya suatu berita, kita sudah tahu kalau informasi itu adalah hoax atau palsu.
Teori etika komunikasi yang dapat menjelaskan hal ini ada tiga yakni : Teori Agatha Diiah yang
mengacu pada (Aksi Komunikasi, Sarana, dan Tujuan), Teori Perspektif Etika Komunikasi Religius, dan
Teori Richard L. Johannesesen (Sintesis standar etika komunikasi). Melalui teori inilah kita semua
menjadi lebih paham bagaimana menentukan sikap dalam menerima berita maupun informasi di media
social.

DAFTAR PUSTAKA
Kitab Al – Qur’an, Surat Al Hujurat Ayat 6
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberitaan_palsu
https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial
http://www.romelteameiaa.coom/2w14/w4/meiaasoooaalspeng0eriangskarakteraoik.html
httpo://ptkomungakaoa.woripreoo.coom/2w12/w//11/peng0eriangsmeiaasoooaalsperangsoertasoung0oangsa/
http://ungtoroalkom27.blo0opot.coo.ai/2w15/w2/peng0eriangscoaiiengsjoourngalaom.html
httpo://ruang0iooeng.woripreoo.coom/2ww9//w1/13/coaiiengsjoourngalaom/
httpo://aoaaauiaovaoualexcow9/aiab0angteng0.woripreoo.coom/about/
http://www.anehdidunia.com/2012/06/asal-mula-dan-pengertian-kata-hoax.html
https://hoax88.wordpress.com/tag/arti/
http://www.iqbalnurhadi.com/2011/12/apa-sih-arti-atau-makna-tabayyun/
www.google.com
Materi Perkuliahan Etika dan Filsafat Komunikasi, Dra. R. Ayu Erni Jusnita M, Si.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25