K.H. Abdullah Syafi ie Ulama Produk Loka

K.H. Abdullah Syafi’ie: Ulama Produk Lokal Asli Betawi dengan Kiprah Nasional dan Internasional *)

Oleh: Zubair **)

Abstrak

Tulisan ini bermaksud mengungkap kiprah KṬHṬ Abdullah Syafi’ie dalam gerakan dakwah dan pendidikan Islam di Jakarta pada masa Orde Lama dan Orde Baru. Dalam mengumpulkan data, penulis memanfaatkan dokumen kepustakaan di samping juga menggunakan metode wawancara dan pengamatan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sejarah sosial.

Hasil riset menunjukkan bahwa KṬHṬ Abdullah Syafi’ie adalah ulama Betawi yang terdidik di dalam negeri tetapi mampu memberikan kontribusi dakwah dan

pendidikan yang bersifat modern. Dalam bidang dakwah, ia memanfaatkan radio siaran untuk menyampaikan ceramahnya sehingga dapat disimak oleh masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Melalui siaran radio, ia juga melibatkan diri dalam propaganda anti Komunis di masa Orde Lama dan anti kebijakan pemerintah DKI Jakarta yang merugikan umat Islam pada masa Orde Baru. Dalam bidang pendidikan, ia mendirikan sekolah modern dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi dengan sistem klasikal. Kata kunci : Dakwah, pendidikan, pesantren, ulama, Betawi.

Abstract

This paper intends to reveal gait K.H. Abdullah Syafi'ie in missionary movement and Islamic education in Jakarta during the Old Order and New Order. In collecting the data, the authors utilize the document library while also using interviews and observations. The approach used is the approach of social history. The results showed that K.H. Betawi cleric Abdullah Syafi'ie was educated in the country but is able to contribute propaganda and education that is modern. In the field of propaganda, he used radio broadcasts to convey his lecture so that it can be listened to by people in Jakarta and surrounding areas. Through radio broadcasts, he is also involved in anti-Communist propaganda in the Old Order and anti Jakarta government policies that harm the Muslims in the New Order. In education, he founded the modern school from primary school level to college with a classical system. Keywords: Preaching, education, schools, teachers, Betawi .

*) Artikel ini pernah disampaikan pada “Seminar Hasil Penelitian Biografi Ulama Nusantara (Betawi dan Banten)” yang diselenggarakan oleh Pusat Lektur dan Khazanah Keagamaan Balitbang dan Diklat Kementerian Agama RI di Hotel Lord Inn Sirkuit Sentul Bogor, 8-9 Desember 2011.

**) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

316 Al- Turāṡ Vol. XXI, No. 2, Juli 2015

A. Pendahuluan juga dipandang memiliki pengaruh Menurut Azyumardi Azra, jaringan

yang signifikan terhadap pembentukan ulama Nusantara dan Dunia Islam tidak

bangsa, perjuangan hanya di wilayah yang sekarang

karakter

kemerdekaan, perkembangan politik dikenal dengan Timur Tengah, tetapi

lokal, dan pengembangan wacana juga mencakup Afrika, Asia Selatan,

keagamaan di masyarakat. Sedemikian dan Asia Tengah. Oleh karena itu, Azra

tingginya peran pengaruh agama bagi berargumentasi bahwa Islam Indonesia

masyarakat sekitar, sampai-sampai sangat kosmopolitan; terkait dengan

kehidupannya memiliki pengaruh dinamika dan perkembangan Islam di

sosial-budaya, sosial- wilayah-wilayah lain Dunia Muslim,

terhadap

sosial-politik, dan sehingga Islam di Indonesia tidak

ekonomi,

sebagainya.

Tentang pentingnya peran ulama Sayangnya, biografi ulama Nusantara

berkembang secara

terpisah.

dalam pembentukan corak keagamaan, secara lengkap masih sangat langka.

keilmuan Islam, Salah seorang pioner penulis buku

transmisi

perkembangan pendidikan keagamaan biografi ulama Nusantra adalah

dan lembaga sosial dan dakwah, Sirajuddin Abbas yang menulis

tampak dari berbagai buku biografi abaqāt

ulama dan tokoh agama yang ditulis muncul semacam ‘kamus biografi

al - Syāfi’iyy ah dan

mulai

dalam beberapa dekade terakhir ini. ulama’ mulai abad ke-17.Genre

Untuk sekadar menyebut beberapa di literatur tarajim (biografi) para ulama

antaranya adalah: Biografi K.H. Nusantara

(pendiri pesantren Kebutuhan itu bukan hanya untuk

Darussalam, Gontor), K.H. E. Muttaqin mengetahui biografi ulama tersebut,

(Ketua MUI Jawa Barat), K.H. Ahmad tetapi juga untuk merekonstruksi

Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), sejarah sosial intelektual Islam. 1 Prof. Dr. Hamka (ulama, mufassir,

Belakangan ini, kajian tentang budayawan, sejarahwan), Prof. Dr. ulama dan tokoh di Indonesia telah

Harun Nasution (pembaharu Islam, diakukan oleh berbagai kalangan

Rektor IAIN [UIN] Jakarta), K.H. akademisi dengan pendekatan dan

Saifuddin Zuhri (mantan menteri disiplin keilmuan yang beragam.

Agama, tokoh NU), dan sederet ulama Secara umum, berbagai kajian dan

dan tokoh agama lainnya. Dalam penelitian itu telah membuktikan

konteks penulisan biografi ulama dan tingginya peran dan posisi ulama dan

tokoh agama Jakarta, antara lain dapat tokoh agama dalam perkembangan

disebut buku yang ditulis oleh budaya, dakwah keagamaan, transmisi

Rakhmad Zailani Kiki dkk. Genealogi keilmuan-pendidikan

Intelektual Ulama Betawi: Melacak perubahan sosial, dan pertumbuhan

keagamaan,

Jaringan Ulama Betawi dari Abad ke- lembaga-lembaga keagamaan, dan

19 sampai Abad ke-21, (Februari, pembentukan

2011) dan tulisan Ahmad Fadli HS keagamaan

corak

pemikiran

yang menyusun buku Ulama Betawi: Bahkan, para ulama dan tokoh agama

masyarakat

sekitar.

Studi tentang Jaringan Ulama Betawi dan

Kontribusinya terhadap

1 Azyum ardi Azra, “Pengantar” dalam

Perkembangan Islam Abad ke-19 dan

Rakhmad Zailani Kiki dkk. Genealogi

20 (Mei, 2011).

Intelektual Ulama Betawi, (Jakarta: Jakarta Islamic Centre, 2011), h. xiv-xvi.

Zubair Ahmad : K.H. Abdullah Syafi’ie … 317

itu, beliau dapat disebut sebagai ulama penerbitan biografi ulama dan tokoh

Fenomena penulisan

dan

berpaham Ahlussunnah agama secara nasional ini jelas patut

yang

Waljama’ah (Nahdlatul Ulama) dalam disambut gembira. Dengan demikian,

paham keagamaan tetapi berpikiran sisi kehidupan sang tokoh, pemikiran

dari segi keagamaan, karya intelektual, dan

Muhammadiyah

pengembangan dakwah dan pendidikan pelbagai aspek kehidupannya dapat

merespons modernisasi. dikenali dan memiliki jejak yang jelas

dalam

kiprahnya dalam bagi perjalanan sejarah pemikiran dan

Mengungkap

pengembangan dakwah dan pendidikan keagamaan di Indonesia. Sayangnya,

Islam menjadi penting. tidak semua tokoh agama dan ulama dapat dikenali jejak pemikiran dan

B. Pembahasan

pengaruhnya. Celakanya, tidak sedikit

1. Sejarah Hidup

ulama dengan pengaruh yang besar bagi pembentukan corak keagamaan

a. Setting Sosio-Historis dan masyarakat dan pendidikan Islam –

Keagamaan karena

tidak tersedia

tulisan

tentangnya —yang tidak lagi dikenali Terdapat beberapa versi sejarah

mengenai awal masuknya Islam di perkembangan keagamaan. Dalam

Betawi. Pendapat yang umum dan konteks inilah, perlu disusun biografi

populer adalah apa yang dikutip ulama dan tokoh agama lokal yang

oleh Abdul Aziz bahwa Islam dipadang memiliki pengaruh besar bagi

masuk di Betawi pada saat pembentukan

(Fadhillah Khan) keagamaan, memiliki jasa yang tidak

menyerbu Sunda Kelapa untuk kecil terhadap perkembangan lembaga

pendudukan bangsa keagamaan dan institusi pendidikan, 2 Portugis pada tanggal 22 Juni 1527.

mengusir

memiliki karya intelektual yang patut Menurut catatan Portugis, panglima dibanggakan dalam bidang keislaman,

tentara Demak yang berhasil serta menjadi tokoh panutan bagi

mengusir mereka dari Kota Bandar pembentukan watak keulamaan di

Kalapa bernama Faletehan pada tingkat lokal dan nasional.

tanggal 22 Juni 1527. Ketika itu, Salah satu ulama yang lokal yang

Portugis di bawah pimpinan memiliki peran yang signifikan bagi

Fransisco de Sa. Dalam Carita pengembangan dakwah dan pendidikan

Purwaka Caruban Nagari karya di Indonesia adalah K.H. Abdullah

Pangeran Arya Cirebon (1720M), Syafi’ie. Ulama ini mengalami masa-

nama pemimpin tentara tersebut masa penjajahan Belanda dan Jepang

adalah Fadhillah atau Fadhillah dan tinggal di pusat pergolakan dan

Khan. Setelah berhasil direbut, perjuangan kemerdekaan di Jakarta.

Sunda Kelapa diganti namanya Beliau tidak pernah sekolah di Timur 3 menjadi Jayakarta. Nama Fadhillah

Tengah, bahkan dapat dikatakan tidak ini, menurut Uka Tjandrasasmita, pernah keluar dari wilayah Jabodetabek

lebih dekat dengan nama Fatahillah, (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,

dan Bekasi) untuk belajar, namun

2 Abdul Aziz, Islam dan Masyarakat Betawi, ,

keulamaannya setara dengan ulama-

h. 41.

ulama Nusantara di jamannya. Selain 3 Uka Tjandrasasmita, Arkeologi Islam

Nusantara, (Jakarta: KPG, 2009), h. 152

318 Al- Turāṡ Vol. XXI, No. 2, Juli 2015

sehingga yang dimaksud Faletehan

Dato Ibrahim dalam berita Portugis adalah

Tonggara,

Condet, dan Dato Biru Rawa Fadhillah Khan. Hal ini sekaligus

Bangke.

mengoreksi pendapat

b. Fase penyebaran Islam lanjutan Djajadiningrat dalam karyanya

Hoesein

(1522-1650). Pada masa ini Critische Bershouwing van den

terdapat tokoh ulama Fatahillah Sejarah Banten (Diss. 1913) sampai

(Fadhillah Khan), Dato Wan, karya “Hari Lahirnya Jayakarta”

Dato Makhtum, Pangeran (1956) yang masih berpendapat

Sugiri Kampung Padri, dan bahwa Faletehan (berita Portugis)

Ja’mirin Kampung sama dengan Sunan Gunung Jati

Kong

Marunda. atau Syarif Hidayatullah. 4 c. Fase penyebaran Islam lanjutan

kedua (1650-1750). Pada fase budayawan Betawi, mengemukakan

Ridwan Saidi,

seorang

ini terdapat nama Abdul Mihid versi lain, yaitu bahwa Islam datang

bin Tumenggung Tjakra Jaya ke Betawi berawal dari kedatangan

dan keturunannya yang berbasis Syekh Hasanuddin yang kemudian

Masjid Al-Manshur dikenal dengan nama Syekh Quro.

di

Jembatan Lima, keturunan dari Syekh Quro adalah seorang ulama

Pangeran Kadilangu, Demak, yang datang pada tahun 1409 dari

yang berbasis di Masjid al- Kamboja. Berawal dari tahun

Makmur, Tanah Abang. tersebut, Ridwan Saidi membuat

d. Fase perkembangan Islam fase perkembangan Islam dan

pertama (1750 sampai awal sejarah

abad ke-19). Pada fase ini Sayangnya, Ridwan Saidi tidak

keulamaan

Betawi.

muncul nama Habib Husein menyebut nama Fatahillah, Dato

Alaidrus Luar Batang, dan Wan, dan Dato Makhtom pada fase

Junaid al-Batawi, perkembangan Islam Betawi tahun

Syekh

Pekojan.

1522-1650. Ridwan Saidi juga

e. Fase perkembangan Islam mengatakan bahwa pada fase

kedua (dari abad ke-19 hingga lanjutan antara tahun 1650-1750 6 sekarang).

tidak ada rekam jejak ulama Betawi yang tertulis maupun lisan. 5 Adapun

Pada fase perkembangan Islam fase-fase tersebut adalah sebagai

terakhir ini, Abdullah Syafi’ie berikut:

(1910-1985) mengambil peranan.

a. Fase awal penyebaran Islam di Abdullah Syafi’ie telah mengalami Betawi dan sekitarnya (1418-

pengalaman hidup dan banyak 1527). Ulama yang masuk

peristiwa sejarah yang dilaluinya. Ia dalam fase ini adalah Syekh

berada di Jakarta ketika masa Quro, Kean Santang, Pangeran

penjajahan Belanda (VOC), Jepang, Syarif Lubang Buaya, Pengeran

lalu Belanda kembali lagi, masa Papak, Dato Tanjung Kait,

kemerdekaan, orde lama, dan orde Kumpi Dato Depok, Dato

baru. Ini juga berarti bahwa ia sangat

memahami betapa

4 Uka Tjandrasasmita,

Arkeologi

Islam

Nusantara, h. 141-142. 5 Rakhmad Zailani Kiki dkk. Genealogi

6 Rakhmad Zailani Kiki dkk. Genealogi Intelektual Ulama Betawi …”, h. 11-12.

Intelektual Ulama Betawi…Ṭ, h. 12-13.

Zubair Ahmad : K.H. Abdullah Syafi’ie … 319

menderitanya hidup di bawah sangat marah sehingga Jepang bayang-bayang

terpaksa berusaha meraih simpati Masyarakat pribumi dalam hal ini

para

penjajah.

mereka dengan menghidupkan orang Betawi, selalu mendapatkan

kembali Majelis Islam Indonesia perlakuan diksriminatif dari para

pada tanggal 13 Juli 1942 kemudian penjajah. Pada masa VOC saja,

majelis ini berubah nama menjadi dapat dilihat bentuk pelapisan dan

Majelis Syuro Muslimin Indonesia perbedaan sosial antara orang Eropa

yang kemudian yang mendapatkankehidupan yang

(Masyumi)

senjutnya menjadi partai politik mewah di Jakarta, sementara orang

pada tanggal 7 November 1945. pribumi pada umumnya hanya

Pada awal kemerdekaan, mendiami rumah bambu dan beratap

perjuangan fisik tidak terlalu banyak jerami. Mereka pun hanya bekerja

dilakukan lagi, tetapi yang paling sebagai petani, nelayan, serdadu,

krusial adalah bahkan menjadi babu.

pokok

dan

menetapkan dasar dan simbol Sebagai

negara Republik Indonesia yang masyarakat

bagian

dari

baru merdeka. Perdebatan mengenai Syafi’ie hidup dalam suasana

Betawi,

Abdullah

dasar negara ini menjadi hangat. pengembangan Islam dalam bentuk

Masyumi sebagai wadah bagi pengajian pada para guru mengaji

ummat Islam dalam menyuarakan atau ulama yang berasalah dari

aspirasinya menginginkan Islam keturunan Arab Yaman atau

sebagai dasar, sementara kelompok Hadramaut. Tradisi keagamaan ini

lainnya yang diwakili oleh PNI tidak diteruskan dan diwariskan dari masa

menginginkan Pancasila. Karena ke masa kepada masyarakat Betawi.

perdebatan itu, Soekarno dengan Masyarakat Betawi memandang

terpaksa membubarkan Masyumi bahwa para penjajah itu adalah kafir

dan menganggapnya sebagai partai sehingga segala yang berbau

terlarang. Selanjutnya, Soekarno penjajah harus dijauhi, termasuk

membentuk Demokrasi Terpimpin bersekolah

jargon NASAKOM pendidikan yang didirikan oleh

(Nasional, Agamis, dan Komunis). Belanda. Orang Betawi ketika itu

Yang pada akhirnya Partai Komunis lebih senang belajar dari satu

Indonesia melakukan percobaan Muallim kepada Muallim yang lain,

melalui Gerakan dari satu guru kepada guru yang

kudeta

30September 1965 dan berhasil lain.

menumbangkan rezim Soekarno Jepang datang memasuki

yang selanjutnya digantikan oleh Batavia tanggal 5 Maret 1942.

Soeharto.

Di masa Orde Baru, “Seikeirei”,

Jepang menerapkan

ajaran

masyarakat Islam yang dipimpin membungkukkan badan sebagai

yaitu

kegiatan

oleh para alim ulama bersama-sama penghormatan terhadap matahari.

bahu membahu Hal ini sangat ditentang oleh ummat

pemerintah

memberantas komunisme sampai ke Islam, termasuk Islam di Batavia.

Setelah berhasil Hal

akar-akarnya.

menumpas komunisme, ummat ditangkapnya Kiai Zainal Musrafa

ini yang

menyebabkan

Islam mencoba menyampaikan dan dibunuh. Ummat Islam Baravia

aspirasinya kepada pemerintah

320 Al- Turāṡ Vol. XXI, No. 2, Juli 2015

Soeharto mengenai kesatuan ummat Ali dan Idrus yang berasal dari Islam dalam wadah Masyumi serta

keluarga Shahab. Ulama Betawi memberlakukan Piagama Jakarta

yang pernah belajar di madrasah ini sebagai dasar negara, tetapi ternyata

adalah Dr. Nahrawi Abdussalam al- tidak mendapat respons yang baik.

Indunisi. Selanjutnya berdiri pula Yang ada waktu itu adalah

Madrasah Unwanul Falah yang marginalisasi politik Islam dengan

didirikan oleh Habib Ali al-Habsyi menjadikan satu (fusi) partai-partai

(Habib Ali Kwitang) pada tahun Islam menjadi Partai Persatuan

1911. Murid-murid yang dididik di Pembangunan (PPP), partai-partai

madrasah ini yang kemudian nasionalis disatukan dalam wadah

menjadi ulama terkemuka di Betawi Partai Demokrasi Indonesia (PDI),

adalah K.H. Abdullah Syafii, K.H. dan partai pemerintah dalam

Rahili, K.H. Jayadi Golongan

Thohir

Muhadjir, K.H. Haji Ismailo Selanjutnya, Golkarlah merupakan

Karya

(Golkar).

Pendurenan, K.H. Muhammad Naim motor pembangunan nasional.

Cipete, K.H. Fathullah Harun dan Dari segi sosial budaya, di

Mu’allim K.H. M. Syafi’i, Cepete, masyarakat

K.H. Muhammad Naim, K.H. berkembang tiga jenis institusi

Betawi

telah

Syafi’I Hadzami. Lalu berdiri pula pendidikan yang dijadikan tempat

Madrasah al-Ihsaniyah, di Salemba untuk mendidik anak-anak mereka,

Tagelan, yang salah satu muridnya yaitu pondok pesantren, madrasah,

adalah K.H. Fathullah Harun. dan majelis taklim.

Majelis Taklim merupakan Pondok

lembaga pendidikan informal yang merupakan institusi pendidikan

pesantren

dikelola oleh masyarakat yang tertudi Betawi dibandingkan dengan

berbasis masjid dan mushala. dua institusi yang lain. Pesantren

Menurut Ridwan Saidi dan Alwi pertama yang berdiri adalah Pondok

Sahab, majelis taklim binaan Habib Pesantren Syekh Quro. Sebelum

Ali Kwitang (Habib Ali al-Habsyi) kemerdekaan,

merupakan yang pertama di Betawi pesantren di Betawi bersifat salafi.

model

pondok

dan mulai melakukan kegiatan pada Pesantren yang terkenal ketika itu 7 tanggal 20 April 1870. Setelah

adalah yang didirikan dandipimpin

Kwitang wafat, oleh K.H. Marzuki, Cipinan Muara.

Habib

Ali

majelisnya diteruskan oleh putranya, Mayoritan

Habib Muhammad al-Habsyi dan menyekolahkan putra-putrinya di

warga

Betawi

cucunya Habib Abdurrahman al- pesantren Guru Marzuki, Cipinan

Habsyi. Dari majelis taklim ini, Muara tersebut.Pada saat ini, model

muncul ulama-ulama besar Betawi, pesantren salafi di Betawi sudah

seperti K.H. Abdullah Syafi’ie tidak ada lagi. Yang mampu

(pendiri perguruan Asy- Syafi’iyah) bertahan adalah pesantren salafi non

dan K.H. Thohir Rohili (pendiri pondok, seperti Pesantren al-Ihsan,

perguruan Islam Ath-Thahiriyah). Cakung Barat yang dipimpin oleh

Majelis taklim ini berperan K.H. Hifdzillah.

penting dalam melahirkan ulama Madrasah yang pertama kali

berdiri di Betawi adalah Madrasah

7 Disampaikan oleh Ridwan Saidi dan Alwi

Jam’iyatul Khair yang didirik oleh

Sahab pada Seminar Genealogi Intelektual Ulama Betawi, 27 Maret 2007 di JIC.

Zubair Ahmad : K.H. Abdullah Syafi’ie … 321

secara tuntas. Kitab-kitab yang bidangnya. Salah seorang ulama

Betawi yang

mumpuni

di

majelis taklim yang masuk kategori ini adalah

diajarkan

di

mencakup kajian tasawuf, fikih, Mu’allim K.H. Syafi’i Hadzami

hadis, tafsir, ilmu al- Qur’an dan yang sangat ahli di bidang fikih

sejarah. Kitab kategori tasawuf mazhab Syafi’i dan memiliki

antara lain adalah Syar Hidāyat al - pengaruh yang sangat luas hingga

Atqiyā’, Syar al- ikam, Kifāyat al - hari ini. Beliau

Atqiyā’, Anwār al - Masālik, dan merupakan produk dari majelis

benar-benar

al - Mughtarrīn. Kitab taklim yang tidak kurang dari 11

Tanbīh

kategori fikih antara lain Sab`ah majelis taklim yang didatanginya

Kutub Mufīdah, Fat al- Mu`īn, dalam rangka menuntut ilmu di

Bidāyat al -Mujtahid, Mughni al- berbagai bidang ilmu agama.

Muhtāj, Minhāj al - ālibīn, al - Setelah menjadi ulama, beliau pun

Ma allī, Fat al- Qarīb, Kifāyat al - mengajar pada tidak kurang dari 30

Akhyār, Fat al- Wahhāb, dan majelis taklim dan telah mencetak

Tu fat al- ullābṬ Kitab kategori beberapa ulama Betawi terkemuka,

tafsir antara lain Tafsīr Ibn Ka īr, antara lain K.H. Saifuddin Amsir,

Tafsīr al - Nasafī, dan Tafsīr JalālainṬ K.H. Maulana Kamal, dan K.H.

Kategori kitab hadis antara lain Abdurrahman Nawi. Mereka pun

a ī al- Bukhārī, a ī Muslim, dan meneruskan kegiatan pendidikan di

Nail al-Au ārṬ Kategori kitab ulum berbagai majelis taklim. 8 al- Qur’an adalah al- Itqān fī `Ulūm

Menurut K.H. Saifuddin al- Qur’ānṬ Kategori kitab sejarah Amsir, keberhasilan majelis taklim 10 adalah Tārīkh Mu ammad .

mencetak ulama Betawi disebabkan oleh tiga hal. Pertama, pendidikan

b. Lahir dan Dibesarkan informal ini tidak dibatasi oleh

K. H. Abdullah waktu seperti sistem sks di

Putri

Alawiyah AS, perguruan tinggi saat ini; kedua, menulis tentang figur ayahnya yang anak didik memiliki kebebasan

Syafi'ie,Tutty

H. Syafi’ie bin H. Sairan waktu dan kesempatan untuk

lahir dari

dan Nona binti Sa’ari,seorang menanyakan dan menyelesaikan

kelahiran Betawi. pelajaran yang tidak dipahaminya

pengusaha

Pengusaha grosiran mangga itu kepada guru; dan ketiga, anak didik

tinggal di Kampung Balimatraman, langsung dihadapkan kepada kasus-

Tebet, Jakarta Selatan. Setiap kasus yang terjadi di masyarakat. 9 harinya, H. Syafi’ie bin H. Sairan

Sistim pendidikan majelis sang pengusaha mangga itu taklim

berpangkalan di Pasar Manggarai memungkinkan mencetak ulama.

di Betawi

memang

dan mendapatkan mangga dari Hal itu dapat dipahami karena setiap

Indramayu dan disalurkan grosiran pengajian

ke berbagai pasar di sekitar Jakarta, terhadap kitab-kitab utama yang

melakukan

kajian

sementara istrinya, Nona binti jarang dikaji di perguruan tinggi

Sa’ari,membuat

kecap untuk diperdagangkan ( home industri ).

8 Rakhmad Zailani Kik

dkk. Genealogi

Intelektual Ulama Betawi…Ṭ, h. 25. 9 Rakhmad Zailani Kiki dkk. Genealogi

10 Rakhmad Zailani Kiki dkk. Genealogi Intelektual Ulama Betawi…Ṭ, h. 26.

Intelektual Ulama Betawi…Ṭ, h. 27-28.

322 Al- Turāṡ Vol. XXI, No. 2, Juli 2015

H. Syafi’ie bersama istrinya dagang ayahnya. Ketika menuntut Nona binti Sa ’ari mempunyai tiga

ilmu di berbagai tempat, dia telah orang anak. Pada tanggal 10

berdagang barang-barang keperluan Agustus 1910, Abdullah dilahirkan

masyarakat berupa kain dan sebagai anak pertama. Abdullah

songkok. Bahkan, setelah aktif di memiliki dua saudara, yaitu

masyarakat, dia dikenal sebagai Rogayah dan Aminah.Nona binti

ulama yang energik. Berbagai Sa ’ari meninggal pada usia yang

kegiatan yang dilakukan, mulai dari relatif masih muda, sehingga

memberikan pengajian di beberapa suaminya H. Syafi’ie menikahi Siti

majlis taklim, mendirikan dan Chodijah dari Kampung Celilitan.

mengelola pendidikan agama yang Sayangnya, dari pernikahannya

kemudian berkembang secara luas, yang kedua itu, H. Syafi’ie tidak

namun profesi dagangnya beliau dikaruniai seorang anak hingga

lakukan, baik di daerah Jakarta dipanggil menghadap Allah Swt.

maupun di luar Jakarta. Tampaknya, berdagang menjadi sumber ekonomi

c. Kehidupan Keluarga keluarga dan penopang dakwahnya. Pada tahun 1928, Abdullah

Dari hasil laba perdagangan itulah Syafi’ie menikahi seorang gadis

dijadikan modal untuk mendirikan yang bernama Rogayyah binti K.H.

mengembangkan institusi Ahmad Muchtar. Siti Rogayyah

dan

pendidikannya. Namun, yang sangat adalah seorang gadis terpelajar dan

perlu mendapat apresisasi generasi pernah berkesempatan menjadi

muda Islam, bahwa betapa pun pembaca al- Qur’an di Istana Negara

besar bakat dagangnya Abdullah di depan Presiden Soekarno pada

Syafi’i tidak lupa terus menuntut tahun 1949. Dari pernikahannya, 11 ilmu pengetahuan agama.

Abdullah Syafi’ie bersama istrinya memperoleh karunia 5 orang putra,

d. Pengalaman Pendidikan yaitu Muhibbah, Tutty Alawiyah,

Abdullah Syafi’ie di waktu Abdul Rasyid, Abdul Hakim, dan

kecil sekolah di Sekolah Rakyat Ida Farida. Pada tahun 1951,

(SR) di Laan Meni Jatinegara Rogayah meninggal dunia dan

selama 2 tahun, namun tidak sampai padatahun 1958, putra pertamanya,

Selebihnya, ayahnya Muhibbah, juga meninggal. Setelah

tamat.

membawanya ke rumah guru-guru beberapa tahun ditinggal Rogayah

yang alim, para habib, dan ulama istrinya, beliau menikah dengan

terkemuka di Jakarta ketika itu.Di Salamah atas ijin dari keluarga dan

guru-gurunya adalah putra-putrinya. Dari pernikahan

antara

Mu’allim al-Musannif bidang ilmu dengan Salamah, beliau dikarunia

nahwu, ustadz Abdul Madjid dan

10 orang anak, yaitu: Mohammad KH. Ahmad Marzuki bidang ilmu Surur, Syarif Abdullah, Mohammad

fiqh, dengan KH. Ahmad Marzuki Zaki, Elok Khumaira, Ainul Yaqin,

mendalami ilmu tasawuf dan tafsir, Syafi’ie

juga belajar berpidato ke Habib Tsaniyah, Muhammad, Thuhfah,

Abdullah,

Nufzatul

dan Laila Sakinah.

11 Hasbi Indra, Pesantren dan Transformasi

Dulloh, sapaan akrab untuk

Sosial: Studi Atas Pemikiran KH. Abdullah

Abdullah Syafie, mewarisi bakat

Syafi’ie dalam Bidang Pendidikan islam, (Jakarta: Pena Madani, 2003), h. 109.

Zubair Ahmad : K.H. Abdullah Syafi’ie … 323

Alwi al-Hadad yang tinggal di kota Bogor. Kemudian, pada tahun 50-an kepada Habib Salim bin Jindan di Jatinegara menekuni bidang hadis.

Abdullah kecil diberikan sepeda mahal dan pakaian yang sangat necis dan parlente. Ayahnya membayar guru-gurunya bisa lima sampai sepuluh kali lipat dari

pembayaran orang lain. 12 Ketika usianya 17 tahun, Abdullah Syafi’ie

memperoleh pemberitahuan untuk belajar di langgar partikelir dan setahun sesudahnya (usia 18 tahun) berhasil membujuk ayahnya agar menjual

sapi-sapinya

karena

kandangnya hendak

dijadikan

sebagai tempat belajar agama bersama dengan teman-temannya. Tempat itulah yang kemudian dijadikan lokasi untuk mendirikan madrasah pertama yang berdiri pada tahun 1928.

Pada usia 21 tahun, Abdullah Syafi’ie telah memiliki sertifikat

pendidik atau beslit dari rachen scahf sebagai pertanda kelayakan menjadi guru. Di madrasah yang telah didirikan, beliau bersama istrinya Rogayah mengajarkan ilmu- ilmu agama, seperti ilmu tauhid, ilmu fiqih, ilmu akhlak, dan ilmu- ilmu lainnya.

12 Tutty Alawiyah, “Mengenal Figur KH. Abdullah Syafi’ie Sebuah Catatan Lintas

Sejarah” dalam Tutty Alawiyah, Satu Abad KHṬ

Abdullah Syafi’ie

(1910-2010):

Kepemimpinan dan

Keteladanan

KH.

Abdullah Syafi’ie, (Jakarta: Universitas Islam As- Syafi’iyah, 2010), h. 2.

324 Al- Turāṡ Vol. XXI, No. 2, Juli 2015

Isnad Ulama Betawi pada abad-17 Kepada Ulama Betawi Abad ke-19

Ahmad Al-Qusyasyi

Abdul Aziz al-Zamzami

(lahir 1661)

(lahir 1662)

Sulaiman al-Babili

Ali al-Habsyi*

(lahir 1666)

Abdullah Al-Syarkawi

Ahmad Zaini*

(lahir 1812)

Abubakar Syatha al-Dimyati* Abdul Ghani Bima*

Umar Bajunaid*

Mukhtar Atharid*

Umar Sumbawa*

Ulama Betawi Abad ke-19

KH.Ahmad Khalid

KH.Ahmad Marzuki (w. 1946)

KH. Abdul Mughni

(lahir 1860)

(lahir 1876)

KH.Abdul Majid KH.Moh. Mansur

KH.Mahmud Romli

(lahir 1887) (lahir 1878)

(w. 1959)

KH. Thohir R* Guru Yakub*

Guru Malik* KH. Muhammad* KH. Mas’ud* Guru Rahab*

KH. Firdaus*

KH. Rahman*

KH.Nur ali* KH. Syafri* KH. Tabrani* Guru Najib*

KH.A Hamid*

Guru Naim*

KH.Zayadi* KH. Syafe’i Hadzami KH. Marsun*

KH.Rojiun*

KH.Hamim*

KH. A. Wahab* (lahir 1917) Guru Ilyas Cikini* Dll. Guru Mael* (lahir 1910) Dll.

KH.Maksum*

KH.Muhajirin*

KH.Mughni*

KH. Abdullah Syafi’ie

KH. M. Zen* Sumber: Abdul Aziz, Islam dan Masyarakat Betawi,2002. Dll. Guru Ilyas Karet* K.H. Mursidi*

*Tahun lahir atau tahun wafat tidak dapat dilacak. Dll. Dll.

Dll.

Silsilah yang berdasarkan tahun lahir dan atau wafat yang lebih lengkap dapat dilihat pada skema yang dibuat oleh Ahmad Fadli HS. berikut:

Zubair Ahmad : K.H. Abdullah Syafi’ie … 325

Silsilah ini memeperlihatkan Majid (1887-1947), 15 K.H. Ahmad isnad 16 para ulama Betawi kepada Khalid (1874-1946), K.H

tiga ulama (Mukhtar Atharid, Umar Bajunaid dan Umar Sumbawa) dan

meninggal ia berguru kepada kakaknya

selanjutnya kepada dua ulama

kandungnya, K.H. Mahbub. Ia belajar di

Haramain ternama abad ke-17 (Al- Makkah selama 4 tahun dan berguru kepada

13 Syeikh Mukhtar Atharid al-Bogori, Umar

Qusyasyi dan Al-Zamzami). Dari

Bajunaid al-Hadrami, Ali al-Maliki, Said al-

beberapa ulama

itu

telah

Yamani dan Umar Sumbawa. Gurunya yang

memproduksi ulama-ulama Betawi

terakhir pernah mengangkatnya sebagai

yang disegani yaitu K.H. Moh.

sekretaris pribadi, karena dianggap cakap dan

14 Mansur (1878-1967), rapih serta tertib tulisannya. Ilmu-ilmu yang K.H. Abdul

dipelajari, ilmu fiqh, qira’at, ushul fiqh,

beberapa cabang ilmu bahasa Arab, tafsir,

13 Lihat Abdul Aziz, Islam dan Masyaraka t hadits dan ilmu falak; ia dikenal sebagai ahli Betawi , h. 65; dan Ahmad Fadhli HS, Ulama

falak. Abdul Aziz, Islam, h. 56; Ahmad Betawi: Studi tentang Jaringan Ulama

Fadhli HS, Ulama Betawi, h. 107-112; Betawi

Rakhmad Zailani Kiki dkk., Genealogi Perkembangan Islam Abad ke-19 dan 20

dan Kontribusinya

terhadap

Intelektual Ulama Betawi, h. 47-48. (Jakarta: Manhalun Nasyi-in Press, 2011), h.

15 Abdul Majid , lahir di Pekajon tahun 1887, 215-216.

ayahnya bernama K.H. Abdurrahman bin 14 Moh. Mansur , lahir di Kampung Sawah,

bin Rahmatullah – Jembatan Lima, ayahnya seorang yang alim

Sulaiman

Nur

Rahmatullah ini konon masih keturunan yang meneruskan kepemimpinan masjid

Pangeran Diponegoro. Pertama kali ia belajar kuno di Kampung Sawah (sekarang bernama

agama pada ayahnya sendiri. Setelah belajar al-Mansyuriah) yang didirikan oleh kakek

di Makkah ia berguru ke Mukhtar Atharid, buyutnya yang bernama Abdul Muhit.

Umar Bajunaid al-Hadrami, Ali Maliki dan Kepada ayahnya ia pertama kali berguru

Said al-Yamani. Ilmu yang dipelajarinya belajar

agama, dan

setelah

ayahnya

adalah fiqh, ushul fiqh, tafsir, hadits dan

326 Al- Turāṡ Vol. XXI, No. 2, Juli 2015

17 Mahmud 19 Romli (1866-1959), (1860-1935). Adapun Abdullah K.H. Ahmad Marzuki (1876-

Syafi’ie berguru ke Guru Mahmud 1934), 18 dan K.H. Abdul Mughni

Muangthai Selatan, meninggal ketika usia

bahasa Arab. Ia dikenal alim dalam tashawuf, Ahmad Marzuki 6 tahun. Melalui ibunya Siti tafsir, ilmu falak dan bahasa Arab. Di mata

Fatimah, ia diminta belajar agama ke murid-muridnya

kakeknya Syihabuddin al-Maduri, khatib dan keluarbiasaan, yang dalam bahasa Arab,

ia

menunjukkan

pendiri masjid Rawa Bangke. Ia mendalami disebut Khariqul ‘adab. Ia meninggal dan

al- Qur’an kepada Haji Anwar dan belajar dimakamkan di Pesolo Bosmol.Abdul Aziz,

mengkaji kitab ke Sayyid Usman bin Islam , h. 57; Ahmad Fadhli HS, Ulama

Muhamdmad Banashan yang kelak menjadi Betawi,

h. 113-117; Rakhmad Zailani Kiki ayah tirinya. Di usia yang keenam belas dkk., Genealogi Intelektual Ulama Betawi, h.

tahun ia belajar di Makkah, berguru dengan 125-130.

Syakh Ali al-Maliki, Umar Bajunaid, Umar 16 Ahmad Khalid , anak orang biasa yang

Sumbawa, Mukhar Atharid, Ahmad Khatib bukan ulama,ia berasal dari Bogor dan

al-Minangkabau, Mahfudz At-Tremasi, Said menikah dengan orang Gondangdia. Tidak

al-Yamani, Abdul Karim al-Degestani dan ada catatan guru mengajinya yang paling

yang lainnya dalam ilmu fiqh, ushul fiqh, awal, tetapi ia pernah bermukim di Tanah

tafsir, hadits, dan mantiq. Ia juga mendalami Suci selama 11 tahun. Guru-gurunya adalah

tashawuf dan memperoleh ijazah untuk Syaikh Mukhtr Atharid dan Umar Bajunaid.

menyebarkan tarekat Al-Alawiyah dari Ia belajar ilmu agama pada umumnya. Ia

Syaikh Muhammad Umar Syata. Setelah dikenal di kalangan ulama Betawi sebagai

kembali ke tanah air, atas permintaan Usman ahli hadits dan tashawuf. Ia terkenal di

Banahsan ia mengajar di masjid Rawabangke kalangan muridnya anti merokok dan suara

selama 5 tahun. Di sini ia merintis berdirinya radio. Ia dikubur di Tanah Abang dalam usia

pesantren di tanah miliknya. Santrinya 72 tahun.Abdul Aziz, Islam, h. 57; Ahmad

50 orang. Metode Fadhli HS, Ulama Betawi, h. 99-101;

ditaksir

sekitar

mengajarnya tidak lazim pada waktu itu, ia Rakhmad Zailani Kiki dkk., Genealogi

mengajar sambil berjalan di kebun dan Intelektual Ulama Betawi,

berburu tupai. Santri belajar perkelompok 17 Mahmud Romli , lahir daerah Menteng, asal

h. 133-134.

sebanyak 5 orang untuk kitab yang sama. usul yang lain tidak terlalu jelas. Para

Seseorang dari mereka menjadi juru baca, muridnya dan bahkan anaknya sendiri

Ahmad Marzuki berprinsip tidak sopan untuk menanyakan

selesai

membaca

penjelasan. Selesai satu hal-hal yang bersifat pribadi kecuali kepada

m,emberikan

kelompok dilanjutkan oleh kelompok yang gurunya, kecuali apa yang dituturkan sendiri

lain, mengkaji kitab yang lain dengan metode oleh sang guru tanpa diminta oleh muridnya.

yang sama. Mengajar dengan cara duduk Sedikit informasi yang ada bahwa ia pergi ke

dilakukannya untuk konsumsi masyarakat Makkah bersama orang tua dan tiga

Meskipun demikian ada pula saudaranya. Namun, mereka meninggal di

umum.

mengikuti pelajarannya sana kecuali Guru Mahmud. Ia kemudian

santrinya yang

menjadi juru baca. Ia di samping guru agama, mengembara di sana selama 17 tahun. Ia

juga sibuk berbisnis (antara lain usaha taksi dikenal sebagai “jagoan” yang tegas. Postur

dalam kota dan angkutan bus trayek Jakarta- tubuhnya

Kerawang). Abdul Aziz, Islam, h.58; Ahmad keberaniannya berhadapan dengan siapapun.

Fadhli HS, Ulama Betawi, h. 101-106; Ia dikenal sebagai ulama tafsir. Ia meninggal

Rakhmad Zailani Kiki dkk., Genealogi sekitar tahun 1959 – dalam usia 93

Intelektual Ulama Betawi, h. 68-73. tahun.Abdul Aziz, Islam, h. 57; Ahmad

19 Abdul Mughni , lahir pada tahun 1860 di Fadhli HS, Ulama Betawi, h. 91-93;

daerah Kuningan. Ia belajar agama pertama Rakhmad Zailani Kiki dkk., Genealogi

kali pada ayahnya, H. Sanusi bin Qais. Ia Intelektual Ulama Betawi,

belajar pula ke H. Jabir dan Sayyid Usman 18 Ahmad Marzuki , lahir tahun 1876 di

h. 138-140.

bin Yahya. Dalam usia 16 tahun ia belajar di Meester Cornelis, ayahnya bernama Ahmad

Makkah ke Syaikh Atharid, Umar Bajunaid, Mirsad, merupakan keturunan keempat dari

Said al-Yamani, Ali Maliki, Abdul Karim al- Sultan Laksana Mayang, salah seorang

Mahfudz At-tremasi dan Pangeran dari kesultanan Melayu Pattani di

Dagestani,

Muhammad Umar Syata. Setelah di tanah air,

Zubair Ahmad : K.H. Abdullah Syafi’ie … 327

Ramli dan Habib Ali al-Habsyi dengan saudara-saudaranya atau di yang keduanya memiliki isnad ke

lingkungan tetangga rumahnya. Ahmad Al-Qusyasyi dan juga

Hingga sampai usia tuanya, tradisi kepada Guru Marzuki dan Guru

menuntut ilmu ini tetap tinggi Majid yang keduanya memiliki

sebagaimana dikatakan oleh Abdul isnad ke Abdul Aziz Al-Zamzami.

Hakim: “Dia meluangkan waktunya Salah

kurang lebih 4 jam setiap hari untuk Abdullah Syafi’ie yang sampai

satu

kebiasaan

membaca kitab, dan di setiap habis sekarang masih diteruskan oleh

membaca

kitabnya dibuat

putra-putri dan santrinya adalah 21 intisarinya. Bahkan, pada menit setiap selesai shalat, memimpin

terakhir dia akan dipanggil Tuhan, dzikir, seperti membaca tasbih 33 dia meminta kepada putra-putrinya

kali, tahmid

33 kali, dan seperti agar selalu membaca sebuah kitab, juga pada umumnya ulama Betawi

seperti yang diungkapkkan Abdul di acara tertentu membaca ratib

Rasyid, “Beliau memiliki semangat Hadad . Ratib ini biasanya disebut

keilmuan yang tinggi dan semangat dengan “ wirid Betawi ” karena tidak

membaca yang kuat, bahkan ditemukan pada komunitasetnis

sebelum dipanggil Allah masih lainnya, dan juga selalu dibaca

sempat mengingatkan sebuah kitab dalam kegiatan keagamaan yang 22 untuk dibaca.

penting seperti pada saat mengantar Adapun murid-murid KH. orang naik haji. 20 Abdullah Syafi’ie yang menjadi

Didorong ajaran Islam yang ulama terkemuka antara lain, KH. mewajibkan ummatnya menuntut

Saifuddin Amsir, KH. Abdul ilmu hingga akhir inilah akhir

Rasyid AS (putranya dan kini hayatnya ,

sebagai pimpinan Pesantren As- menempatkan diri sebagai penuntut

Abdullah

Syafi’ie

Syafi’iyah, Pulo Air, Lido, ilmu agama yang tekun dan tahan

Sukabumi), Prof. Dr. Hj. Tutty uji serta mengantarkannya menjadi

Alawiyah AS (putrinya, pimpinan ulama yang tangguh di kemudian

Yayasan Perguruan Islam as- hari, yang memang telah tumbuh

Syafi’iyah), KH. Abdurrahman sejak usia muda dan berlanjut

Nawi (pendiri Perguruan Al- sampai usia tuanya. Yang menarik,

Awwabin), KH. Rahmat Abdullah, selesai mendalami pelajarannya,

dan KH. A. Syanwani (Tanah lalu 23 beliau mendiskusikannya Sereal, Bogor).

e. Pengalaman Organisasi

ia mengajar ilmu fiqh, tauhid, tafsir, hadits

Di tengah kota Jakarta yang

dan beberapa cabang ilmu bahasa Arab. Ia dikenal ulama yang kaya harta, sehingga

kompleks,

Abdullah Syafi’ie

mengurus kekayaannya itu sengaja menyewa

tumbuh dan berkembang serta

pengacara. Lihat Abdul Aziz, Islam, h. 49-

berinteraksi dengan penduduk

60; Ahmad Fadhli HS, Ulama Betawi, h. 86- 90; Rakhmad Zailani Kiki dkk., Genealogi Intelektual Ulama Betawi,

Hasbi, Pesantren dan 20 Lihat Abdul Aziz, Islamdan Masyarakat

h. 109-112.

21 Lihat

Hasbi

Transformasi Sosial,........ hal. 111 Betawi , h. 107. Bunyi salah satu Ratib

22 Hasbi Indra, Pesantren dan Transformasi Hadad, yakni Bismillah alladzi la yadlurru

Sosial, ...... hal. 111

ma’a ismibi syai’un fi al-ardli wa la fi al- 23 Rakhmad Jailani Kiki dkk, Genealogi samai wa buwa al-sami al- ‘amin.

Intelektual Ulama Betawi, h. 86.

328 Al- Turāṡ Vol. XXI, No. 2, Juli 2015

ibukota Jakarta

kehidupan masyarakat. Namun, beranekaragam. Dia berinteraksi,

yang

dalam hal-hal tertentu, untuk berkenalan, dan

membentengi moral masyarakat dengan banyak orang yang bukan

bersosialisasi

banyak kebijakan pemerintah DKI, saja berasal dari etnis Betawi, tetapi

dia kritik dan kritik itu ada yang juga berasal dari etnis Ambon, Bali,

mendapat perhatian, ada pula yang Jawa, dan Sumatera. Hasil dari

Misalnya kebijakan interaksi itu, tumbuhlah kesadaran

tidak.

pemerintah dalam melokalisasi di dalam diri Abdullah untuk

wanita tuna susila; melegalisasi berkelompok atau berorganisasi.

perjudian dan sebagainya. Begitu Dia aktif menjadi anggota partai

pula denga kritiknya terhadap politik Islam Masyumi, dan bergaul

kebijakan yang dilakukan oleh akrab dengan pemimpinnya seperti

pemerintah pusat yang berkaitan M. Natsir. Bahkan, dia dapat

dengan berbagai kepentingan umat mengajak

M.Natsir

untuk

Islam.

bergabung dalam

Dalam hal melokalisasi Ulama yang beliau pimpin, yang

Mudzkarah

wanita tuna susila, pemerintah DKI biasanya dalam mudzakarah itu

berpandangan vahwa pelacuran hal para peserta mengkaji agama

yang sudah berlangsung lama melalui kitab kuning. Setelah

dalam kehidupan manusia. Upaya Masyumi

membatasi ekses-ekses Abdullah Syafi’ie tidak lagi

pelacuran agar tidak menjangkiti menjadi anggota partai politik mana

masyarakat luas, karena sering pun. Namun, pada tahun 1977, ia

dilakukan di sembarang tempat, mengaktifkan diri di Majelis Ulama

pemerintah mengajukan konsep Indonesia (MUI), dan ia menjadi

“lokalisasi” untuk mengatasinya. Ketua I di MUI Pusat. Pada tahun

Kebijakan pemerintah itu 1978-1985, ia dipercaya menduduki

sangat ditentang oleh Abdullah jabatan puncak sebagai Ketua

dengan MUI-nya. Umum MUI di DKI Jakarta dan

Syafi’ie

Abdullah Syafi’ie berpandangan kemudian pada tahun 1982, ia

bahwa tindakan pemerintah yang ditunjuk sebagai anggota penasihat

melegalisasi perbuatan MUI Pusat yang diketuai oleh

telah

pelacuran sangat bertentangan HAMKA. 24 dengan ajaran Islam. Pelacuran

Abdullah Syafi’ie sebagai tersebut sangat dilarang agama ulama,

karena termasuk perbuatan zina. sumbangsihnya

sangat

diharapkan

melakukan zina, Majelis Ulama Indonesia (MUI). Di

mendekatinya saja tidak dibolehkan organisasi MUI ini, dia menjalin

oleh agama. Karena itu, Abdullah komunikasi yang baik dengan Ali

Syafi’ie menentang keras upaya Sadikin sebagai gubernur DKI, dan

lokalisasi pelacuran yang dilakukan menjadi mitra pemerintah dalam

oleh Pemda DKI, walaupun hal itu mendorong adanya modernisasi

masih tetap berlangsung. atau pembangunan di segala sektor

Demikian pula yang

berkaitan

dengan kebijakan melegalisasi perjudian. Pemerintah

24 Hasbi Indra, Pesantren dan Transfromasi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Sosial, ...... hal. 115

Zubair Ahmad : K.H. Abdullah Syafi’ie … 329

(DKI) di bawah Gubernur Ali

f. Akhir Hayatnya Sadikin

Abdullah Syafi’ie perjudian.

telah

melegalisasi

memilki semangat tinggi, di pemerintahannya

sela-sela memimpin MUI, ia bahwa dana yang akan diterima dari

memandang

meluangkan waktunya hasil perjudian sangat besar dan

tetap

mengelola atau dapat

untuk

institusi pembangunan

yang beraneka Pemerintah berpandangan pula

dari pondok bahwa, daripada para penjudi itu

ragam

mulai

sekolah umum berjudi ke negara lain seperti

pesantren,

hingga Universitas Islam Al- Singapura, lebih baik mereka

(UIA). Dia berjudi di Jakarta serta ikut

Syafi’iyah

waktunya yang membangun kotanya.

meluangkan

cukup untuk mengabdi di dunia Abdullah Syafi’ie dan MUI

pendidikan yang dia rintis. melihat kebijakan itu sangat

Selain itu, ia juga seorang bertentangan dengan ajaran agama.

muballigh yang handal. Karena Perbuatan itu sendiri di dalam

ia diundang agama Islam sebagai perbuatan

“ orator ”nya,

ceramah, bukan saja di dalam dosa, karenanya hasil yang

negeri, tetapi juga di luar negeri diperoleh

seperti ke Negara Malaysia dan otomatis bersifat haram untuk

melalui

perjudian

Kecintaannya dimakan dan dikonsumsi.

Singapura.

terhadap dunia dakwah diawali Pada contoh yang lain,

melalui pengajiannya di masjid terhadap adanya wacana di

Al-Barkah di dekat rumahnya. pemerintahan untuk mengambil

Peminat pengajiannya hari demi

hari kian membesar, memenuhi membakar orang yang meninggal

jalan yang pragmatis untuk

masjidnya. Peminat dunia. Pemerintah DKI melihat

ruang

pengajiannya pun makin meluas bahwa kota Jakarta sudah sangat

Maka untuk ramai dan padat, sementara itu,

di

Jakarta.

memenuhi dahaga agama bagi lahan yang ada sudah sangat

di Jakarta, terbatas untuk menampung semakin

umat

Islam

idenya untuk bertambahnya

muncullah

kelompok meninggal dunia. Untuk itu,

pengajian, yang ia sebut dengan sebagai jalan keluarnya ada wacana

majelis ta’lim. Majelis ta’lim ini yang berkembang di pemerintahan

1981 mulai untuk membakar mayat Abdullah

mulai

tahun

terorganisir dalam wadah Badan Syafi’ie juga menentang wacana

Majelis Taklim ini. 25 .

Kontak

(BKMT)

yang kini telah

menyebar

luas di seluruh

Indonesia.

Selain melalui forum, majelis ta’lim ini, ia

25 Dailami Firdaus, “Latar Belakang Pemikiran

menyampaikan

dakwahnya

Dakwah KH. Abdullah Syafi’ie”, dalam

melalui pemancar radio yang

Tutty Alawiyah AS, KHṬ Abdullah Syafi’ie

didirikannya di Balimatraman.

…, h. 14. Hasbi Indra, Pesantren dan

Risalah dakwah nya, direkam di

Transformasi Sosial, ...... hal. 116-117

330 Al- Turāṡ Vol. XXI, No. 2, Juli 2015

studionya agar dapat didengar memberi judul: “KH. Abdullah oleh peminatnya di waktu yang

Syafi’ie Tutup Usia”; Kompas lain.

member judul: “Ulama Besar Abdullah

Syafi’ie,

di

KH. Abdul lah Syafi’ie Telah saat ia memimpin MUI Jakarta, 31 Tiada”. Pelita

mengambil ia masih meneruskan aktivitas

judul: “KH. Abdullah Syafi’ie kesehariannya. Perjuangan yang 32 Berpulang ke Rahmatullah”,

dilakukannya

dan Widuarta Berita Nusantara dirasakan dan banyak memberi

telah

banyak

yang berjudul “Ulama Besar manfaat kepada orang banyak, 33 KH. Abdullah Syafi’ie”.

karena dilakukannya sejak ia masih muda hingga ke usia tuanya. Diusianya yang kurang

2. Karya, Keilmuan, dan

lebih 75 tahun, fisiknya sudah

Warisan Kelembagaan

a. Karya Akademik Rumah Sakit Islam, dan tepat

sangat lemah, dia dirawat di

Keagamaan pada tanggal 3 september 1985 ia

KH. Abdullah terakhir dan dimakamkan di

Syafi’ie mencakup kelembagaan, Jatiwaringin

Ia karya tulis, dan ceramah-ceramah menerima

yang direkam dalam ratuskaset. N

Karya tulis yang berhasil dilacak pemimpin MUI pusat mengajak

dari 26 Presiden Soeharto, dan

peninggalah Abdullah Syafi’ie kaum

sebanyak sepuluh buah karya, di melakukan 27 shalat gaib. Lebih

muslimin

untuk

samping karya terjemahannya. kurang 5 surat kabar Nasional

Karya-karya tertulis tersebut adalah dan Warta Berita Antara, dan 34 sebagai berikut ini:

mengungkapkan

1. al- Muassasāt Al - Syāfi’iyah hidupnya. Harian Sinar Harapan

sejarah

al- Ta’līmiyah. Karya ini memuat judul: “Ulama Besar

menjelaskan tentang latar KH.

belakang Abdullah Syafi’ie Meninggal Dunia Selasa Dini

Abdullah

Syafi’ie

pendidikan Hari”; 28 Pos Kota Berjudul:

mendirikan

madrasahnya, serta “Kita Kehilangan Ulama Besar

menggambarkan pula KH. Abdullah Syafi’ie Tutup

materi Usia”, 29 Suara

tentang

pendidikan/pelajaran. mengambil judul: “Ulama Besar

Karya

2. Bir al-W ā lidaini . Karya ini KH. Abdullaah Syafi’ie Telah

membicarakan bagaimana Tiada”; 30 Pikiran

Rakyat

kondisi seorang ibu yang sedang

mengandung dan

26 Lihat Koran Harian Berita Buana, 4 Sepetember 1985.

27 Berita Buana , 6 Sepetember 1985. 31 Koran Harian Kompas, Rabu 4 Sepetember 28 Koran Harian Sinar Harapan, Selasa 3

Sepetember 1985. 32 Koran Harian Pelita, Rabu 4 Sepetember 29 Koran Harian Pos Kota, Rabu 4 Sepetember

1985. 33 Warta Berita Antara , 3 Sepetember 1985. 30 Koran Harian Suara Karya, Rabu 4

34 Hasbi Indra, Pesantren dan Transformasi Sepetember 1985.

Sosial, ...... hal. 133-135.

Zubair Ahmad : K.H. Abdullah Syafi’ie … 331

di dalam hatinya. Dua bentuk bagaimana pemberian nama

setelah melahirkan;

dan

tersebut yaitu kepada

manusia

yang kafir dan memelihara

munafiq senantiasa mereka mengisi jiwanya serta ke arah

anak

dan

dalam kerugian terutama di mana anak dididik. Perlunya

akhirat.

Saiyidunā agama

sejak dini menanamkan jiwa

5. Mu’jizat

karya ini agama,

tentang mu’jizat perlunya

menceritakan

berbicara

Muhammad, juga berbakti kepada orang tua

nabi-nabi lainnya serta

mu’jizat

seperti Nabi Adam, Ibrahim, diperoleh seseorang apabila

keberuntungan

yang

Musa, Isa dan lainnya. Nabi berbakti

dalam kepada kedua orang tua.

pandangannya mempunyai

dibandingkan Perguruan

nabi-nabi lainnya. Karya

Al- Syafi’iyah.

dengan

Misalnya Muhammad adalah tentang latar belakang serta

ini

menggambarkan

cahaya, alam semesta ini ada tujuan,

karena ada cahaya Nabi lainnya

kurikulum

dan

Muhammad. Mu’jizat nabi- dengan pendirian pesantren

yang

berkaitan

nabi lainnya juga dipunyai putra-putri, pesantren khusus

oleh Nabi Muhammad. yatim

6. Al-D īnu w a al-Masjid . Karya tradisional.

membahas tentang

4. Penduduk Dunia Hanya Ada hubungan yang erat antara Tiga Golongan . Dalam karya

agama dan tempat ibadah ini

Pentingnya menyoroti

Abdullah

Syafi’ie

(masjid).

masjid bagi tiga kelompok, yaitu pertama

umat Islam. Orang yang ikut kelompok

dan kelompok kafir , dan ketiga

memakmurkannya akan kelompok munafiq . Manusia

keutamaan dan kelompok

mendapat

pahala yang besar. manusia

pertama

adalah

7. Madārij al -Fiqhi . Abdullah Allah

yang

meyakini

Syafi’ie membahas di dalam perintahnya serta menjauhi

serta

mengikuti

kitab ini tentang pengertian larangannya.

pengertian Islam, kelompok

Manusia

agama,

pengertian iman dan rukun- manusia yang tidak percaya

kedua

adalah

juga berbicara kepada Allah serta senantiasa

rukunnya,

tentang najis dalam konteks melanggar

juga masalah Manusia

perintah-Nya.

shalat,

pelaksanaan shalat, tentang adalah manusia yang berada

kelompok

ketiga

qunut dan lainnya. di tengah keraguan, sehingga

8. Hidāyah al -Awwam . Karya apa yang terucapkan sangat

ini membahas tentang sifat- berbeda dengan apa yang ada

sifat Allah yang wajib dan

332 Al- Turāṡ Vol. XXI, No. 2, Juli 2015

karya dalam membahas

bentuk rekaman ceramah dalam iman kepada para malaikat,

pula

masalah

jumlahnya kitab-kitab Allah, juga iman

kaset-kasetnya

Jumlah tersebut kepada

ratusan.

memang sangat memungkinkan dengan sifat-sifatnya seperti

nabi-nabi

Allah

hampir semua fathanah dan lainnya.

karena

ceramahnya

direlai melalui

9. Al- Ta’līm al - Dīn. Karya ini radio as- Syafi’iyah dan ada membicarakan ajaran tentang

Bahkan, sampai siapa pencipta manusia, apa

rekamannya.

sekarang sebagian dari kaset- agamanya,

kaset tersebut masih sering kiblatnya yang luas ini, juga

siapa

imannya,

diputar ulang di RAS FM. membahas

materi dan Islam dan rukun iman.

berisi tentang

10. Al- Mahfuzhāt (sebanyak III berbagai macam bidang ilmu jilid).

agama. Penulis tidak sempat sejumlah materi hadis utama

kaset-kaset tersebut yang singkat, seperti hadis

memutar

kendala waktu dan tentang

karena

namun sebagian di tentang keutamaan membaca