Dampak Program Dana Bergulir Bagi Usaha

Dampak Program Dana Bergulir Bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Pemerintah meluncurkan program penguatan finansial berbasis partisipasi masyarakat melalui dana yang
disalurkan dengan pola bergulir. Pola bergulir adalah cara memanfaatkan bantuan kepada Koperasi
Usaha Kecil Menengah (KUKM). Tata caranya diatur dalam keputusan Menteri KUKM. Pola perguliran ini
sudah dimulai sejak tahun 2000. Adanya dana bergulir diharapkan dapat bermanfaat dalam
meningkatkan produksi dan penjualan sebagai implikasi dari peningkatan kapasitas produksi, penyerapan
tenaga kerja yang lebih besar, serta stimulasi pemanfaatan sumber daya dan faktor produksi secara lebih
optimal. Berdasarkan data empiris, salah satu permasalahan mendasar yang menghambat
pengembangan kelompok usaha kecil menengah (UKM) adalah rendahnya akses UKM terhadap lembaga
perbankan atau lembaga keuangan formal.
Dana Bergulir Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008 Tentang Pedoman
Pengelolaan Dana Bergulir pada Kementerian Negara/Lembaga, dana bergulir adalah dana yang
dialokasikan oleh Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Badan Layanan Umum untuk kegiatan
perkuatan modal usaha bagi koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha lainnya yang berada di
bawah pembinaan Kementerian Negara/Lembaga. Program ini merupakan salah satu terobosan
Kementerian KUKM untuk membantu KUKM dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi
masyarakat melalui kebijakan pembinaan dan pengembangan program KUKM Secara umum program
dana bergulir bertujuan untuk meningkatkan aktivitas ekonomi pedesaan, meningkatkan volume usaha
koperasi dan UKM, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan semangat berkoperasi,
meningkatkan pendapatan anggota, dan membangkitkan etos kerja. Perkuatan modal mempunyai
pengertian bahwa dana tersebut digunakan untuk meningkatkan kemampuan operasional/bisnis

penerima dana bergulir. Program dan pelaksanaan dana bergulir dimuat dalam kebijakan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
Mengingat manfaat program dana bergulir bagi UKM, maka program tersebut masih harus
diselenggarakan atau bahkan ditingkatkan sehingga mampu menciptakan lapangan kerja dan dapat
mempercepat perkembangan ekonomi masyarakat pada umumnya. Sejalan dengan hal tersebut,
kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program dana bergulir perlu ditingkatkan.
Disamping itu, jugandiperlukan pembinaan dan pendampingan kontinyu kepada penerima program dana
bergulir untuk kesuksesan program. Program dana bergulir dianggap sukses jika mencapai sukses
penyaluran, sukses pemanfaatan, sukses pengembalian, serta terwujudnya peningkatan dan
pengembangan usaha ekonomi produktif masyarakat Aset.
Berdasarkan analisis dalam kajian ini dapat disimpulkan bahwa bantuan pinjaman atau dana perkuatan
bagi usaha mandiri UKM mampu menambah jumlah tenaga kerja, modal usaha, omset penjualan, dan
keuntungan. Dari keempat variabel tersebut, kenaikan tenaga kerja memiliki perbedaan yang paling
besar antara sebelum dan sesudah menerima bantuan perkuatan. Selain itu, diketahui bahwa dana
bergulir dan bantuan dana perkuatan berimplikasi positif terhadap penanggulangan kemiskinan dan
penciptaan lapangan kerja. Analisis korelasi menunjukkan bahwa semakin besar jumlah pinjaman akan
meningkatkan keuntungan UKM dan meningkatkan kemampuan UKM dalam menyerap tenaga kerja.
Kajian Dampak Program Dana Bergulir ini bermaksud untuk menyediakan informasi tentang kemanfaatan
atas penerimaan dana bergulir bagi UKM. Studi ini bertujuan mengetahui seberapa besar dampak
program dana bergulir KUMKM terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat dan penyerapan lapangan


kerja, sehingga dapat merumuskan kebutuhan pemberdayaan KUMKM yang diperlukan di masa yang
akan datang.
Dampak dana bergulir untuk bantuan perkuatan UKM dapat dianalisis dari aspek-aspek sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.

Jumlah tenaga kerja dan kenaikan tenaga kerja.
Modal usaha dan kenaikan modal usaha.
Omset penjualan dan kenaikan omset penjualan
Keuntungan dan kenaikan keuntungan usaha.

Pokmas, LPD, Koperasi dan Lembaga Perekonomian Lainnya berkewajiban atas: (a) Memanfaatkan dana
yang diterima sesuai dengan RUK/RUB yang diajukan, (b) Menyetorkan prosentase bagi hasil sesuai Surat
Perjanjian kepada Pemerintah Kabupaten, (c) Mengembalikan dana yang diterima sebagai pokok
pinjaman, baik diangsur maupun sekaligus sesuai Surat Perjanjian, (d) Resiko Pengembalian dilakukan
secara tanggung renteng, (e) Melakukan pembinaan, pengelolaan, pengembalian dan administrasi
Pokmas, (f) Melaporkan perkembangan unit usaha yang dibiayai kepada Bupati secara berkala setiap

bulan.
Pengelolaan :
a) Prinsip pengelolaan adalah kehati-hatian, transparan, berkelanjutan, efisiensi, efektifitas dan
akuntabilitas,
b) Pengelolaan mulai dari pengkajian, penyaluran, pembinaan, pemanfaatan dan pengembalian
serta pelaporannya dilakukan oleh unit teknis yang melaksanakan tugasnya berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati;
c) Penyaluran kembali dana bergulir hasil pengembalian Pokmas, LPD, Koperasi dan Lembaga
Perekonomian Lainnya, sesuai dengan mekanisme penyaluran sebagaimana diataur sesuai
dengan penentuan Plafon dan Mekanisme Penyaluran.
Pengendalian dan Pengawasan:
Pengamanan dana bergulir menganut Tri Sukses yaitu : Sukses Penyaluran, Pemanfaatan dan
Pengendalian;
Terkoordinir ditingkat Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan/Desa;
Pengawasan penyaluran, pemanfaatan dan pengembalian dana bergulir dilakukan secara berkala
maupun insidentil sesuai dengan kebutuhan;
Pengawasan dilakukan oleh Badan Pengawas Daerah, masyarakat atau lembaga fungsional lainnya.

Resiko: Pembebanan resiko kerugian dan kegagalan unit usaha yang dibiayai dengan dana bergulir
ditentukan sebagai berikut:

1. Bila pada keadaan sekurang-kurangnya nilai jual (pendapatan) sama dengan pokok pinjaman,
maka sepenuhnya anggota Pokmas, Koperasi, LPD dan Lembaga Ekonomi Lainnya menanggung
kewajiban pengembalian sejumlah dana yang diterima sebagai pokok pinjaman;
2. Tingkat kerugian sesuai prosentase berdasarkan hasil pemeriksaan yang didukung dengan Berita
Acara, maka Pokmas, LPD, Koperasi dan Lembaga perekonomian lainnya sebagai penerima dan
pengelola dan bergulir dapat dipertimbangkan diberikan perpanjangan waktu paling lama 2
tahun setelah jatuh tempo berdasarkan kajian teknis oleh Tim dan mendapat persetujuan
Bupati;
3. Pengalihan pengelolaan unit usaha atau asset yang pengadaannya dari dana bergulir dapat
dilakukan Pokmas, LPD, Koperasi dan Lembaga perekonomian lainnya setelah dilakukan
pengkajian yang matang dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati;
4. Apabila kegagalan 100% karena sifat unit usaha yang dibiayai sebagai dampak dari pengaruh
diluar kendali manusia (bencana alam dan penyakit), atas pertimbangan yang matang
berdasarkan berita acara yang dibuat oleh Tim Pengkaji, seluruh dana bergulir yang diterima
oleh Pokmas, LPD, Koperasi dan Lembaga perekonomian lainnya dapat dihapuskan setelah
mendapat persetujuan Bupati dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Sanksi:
1. Pengurus Pokmas, Pengurus dan karyawan LPD atau Koperasi atau Lembaga perekonomian
lainnya yang menyalahgunakan dana bergulir, baik pemanfaatan maupun penegmbalian dari
anggota, wajib mengganti kerugian sebagai proses pembinaan,

2. Pengurus Pokmas, Pengurus dan karyawan LPD atau Koperasi atau Lembaga perekonomian
lainnya yang tidak mematuhi ketentuan sebagaimana dimaksud diatas diproses sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku,
3. Penetapan dan penerapan sanksi serta teknis operasionalnya, terhadap Pokmas, LPD, Koperasi,
dan lembaga perekonomian lainnya yang masih klasifikasi pembinaan dan tindak lanjutnya
diatur dengan Peraturan Bupati.
Dana operasional:
Sumber dana untuk menunjang operasional pembinaan penyaluran dan pengelolaan dana bergulir
berasal dari:
1. Rekening dana bergulir Pemerintah Kabupaten,
2. APBD Kabupaten.
Dukungan Pemerintah
Tujuan dari program dan rencana tindakan ini adalah untuk memperluas kemampuan Koperasi dan
UMKM untuk akses kepada sumber-sumber pendanaan, telah disusun rencana tindak dengan kegiatan
kegiatan anrata lain sebagai berikut:
1. Pengembangan model-model layanan LKM,
2. Pemberian insentif bagi LKM dan KSP/USP (koperasi simpan pinjam dan unit usaha simpan
pinjam) dalam pembentukan sistem jaringan, Penyehatan KSP/USP Koperasi,

3. Penyusunan skema insentif pengembangan perusahaan pemula (baru) inovatif,

4. Pengembangan perusahaan modal Ventura,
5. Pengembangan dan perluasan lembaga peminjaman kredit koperasi dan UMKM nasional dan
daerah,
6. Penyediaan dana penjaminan kredit,
7. Penyediaan awal bagi pengusaha pemula,
8. Pengembangan Lembaga Keuangan Usaha Mikro baik Bank dan non bank,
9. Pembentukan lembaga pengelola dana pengembangan UMKM,
10. Pengembangan skema penjamin kredit bagi UMKM untuk memperbesar peluang akses
permodalan,
11. Pengembangan rencana bisnis perbankan dalam pengalokasian pembiayaan bagi UMKM.
Penyusunan proposal kredit memerlukan ketrampilan khusus, tetapi ketua atau kelompok UMKM atau
koperasi masih belum memiliki kemampuan menyusun proposal kredit. Demikian juga suatu kegiatan
usaha (business plant) atau studi kelayakan. Pada umumnya prorpsal kredit ini dibuat oleh dinas
pembinanya, dimana kelompok hanya tinggal menandatangani usulan/proposal tersebut. Oleh krena itu
perlu pendampingan dari pihak ketiga.
Pendamping UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) memberikan jasa pelayanan profesional,
komersial dan terjangkau. Pengembangan UMKM dapat dilakukan dengan pola sentra (cluster) atau
secara individual, tergantung pada pasar yang membutuhkan produk UMKM tersebut.
Konsultan/Pendamping merupakan anggota atau unsur dari LPJU yaitu Lembaga Penyedia Jasa
Pengembangan Usaha. (Business Development Service Provider, BDS-P) yang memenuhi standar

kualifikasi tertentu. Kementrian Koperasi dan UKM memberikan batasan BDS Provider sebagai lembaga
atau bagian dari lembaga yang memberikan layanan pengengembangan bisnis dalam rangka
meningkatkan kinerja UMKM.
Semula konsultan/pendamping hanya berperan dalam menyiapkan UMKM dibidang non keuanga n
seperti produksi dan teknologi, manajemen, pengembangan usaha dan pemasaran. Konsultan
pendamping ini kemudian diberdayakan bukan saja dalam aspek teknis, tetapi juga aspek keuangan.
Konsultan pendamping yang telah dilatih aspek keuangan ini disebut KKMB (konsultan/pendamping
UMKM Mitra Bank).