PENENTUAN KADAR KLORIDA DENGAN METOE GRAVIMETRI (Autosaved)

  

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

  2 Tujuan: Menerapkan analisis gravimetric dalam penentuan kadar klorida

  Menentukan kadar klorida dalam MgCl

  2 Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu’nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

  Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

  Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

  

ABSTRAK

Ion klorida adalah anion yang dominan di perairan laut. Sekitar ¾ dari clorin (Cl ) yang terdapat di

  2

bumi berada dalam bentuk larutan, sedangkan sebagian besar florin (F ) berada dalam bentuk batuan

  2

mineral. Unsur klor dalam air terdapat dalam bentuk ion klorida (Cl ). Ion klorida adalah salah satu anion

  • -

    anorganik utama yang ditemukan di perairan alami dalam jumlah lebih banyak daripada anion halogen

    lainnya. Klorida biasanya terdapat dalam bentuk senyawa natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCl)

    dan kalsium klorida (CaCl ). Pada percobaan ini menggunakan klorida dalam MgCl Klorida dalam MgCl

  2 2.

  2

dapat dicari dengan menggunakan prinsip analisis gravimetri dengan metode pengendapan. menggunakan

metode endapan untuk membuat agar Cl- mengendap dalam AgCl kemudian dilakukan proses pengeringan

dan penimbangan untuk mendapatkan massa akhir residu. Massa awal sebelum dipanaskan sebesar 3,47

gram dan massa setelah pengeringan 3,5267 gram. Massa yang hilang dari proses pengeringan dapat

dihitung dari selisih massa pengeringan. dikurangi massa awal Dan didapatkan kadar klorida sebesar 1,6

gram.

  Kata kunci: klorida, kadar klorida, gravimetri, metode pengendapan

I. PENDAHULUAN

  Ion klorida adalah anion yang dominan di perairan laut. Sekitar ¾ dari clorin (Cl

  2 ) yang

  terdapat di bumi berada dalam bentuk larutan, sedangkan sebagian besar florin (F

  2 ) berada

  • dalam bentuk batuan mineral. Unsur klor dalam air terdapat dalam bentuk ion klorida (Cl ). Ion klorida adalah salah satu anion anorganik utama yang ditemukan di perairan alami dalam jumlah lebih banyak daripada anion halogen lainnya. Klorida biasanya terdapat dalam bentuk senyawa natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCl) dan kalsium klorida (CaCl

  2 ). Klorida

  tidak bersifat toksik pada makhluk hidup, bahkan berperan dalam pengaturan tekanan osmotik sel (Hefni Effendi, 2003: 135-136).

  Kebanyakan klorida larut dalam air. Merkurium (I) klorida, Hg

  2 Cl 2 ¸ perak klorida,

  AgCl, timbel klorida, PbCl

  2 ¸ (yang ini larut sangat sedikit dalam air dingin, tetapi mudah

  larut dalam air mendidih), tembaga (I) klorida, CuCl, bismut oksiklorida, BiOCl, stibium oksiklorida, SbOCl, dan merkurium (II) oksiklorida Hg

  2 OCl 2 , tak larut dalam air (G. Svehla, 1985: 345).

  • Anion Cl

  3 membentuk endapan perak klorida ,

  dengan larutan perak nitrat AgNO AgCl, yang seperti dadih dan putih. Ia tak larut dalam air dan dalam asam nitrat encer tetapi larut dalam larutan amonia encer dan dalam larutan-larutan kalium sianida dan tiosulfat (G.

  Svehla, 1985: 346).

  Ion klorida terdapat dalam bentuk senyawa. Banyak senyawa kimia dalam kehidupan sehari-hari yang mengandung klorida. Kadar klorida tiap senyawa berbeda-beda. Untuk menentukan kadar klorida pada garam magnesium klorida (MgCl

  2 ) dapat menggunakan metode analisis gravimetri. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penetuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara, seperti: metode pengendapan, metode penguapan, metode elektroanalisis, atau berbagai macam metode lainnya. Pada prakteknya, dua metode pertama adalah yang terpenting. Metode gravimetri memakan waktu cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan (S.M Khopkar, 1990: 25).

  Penentuan presentase zat yang terbentuk dapat dicari dengan menggunakan persamaan S= berat sampel (gram): W= berat residu, P= presentase zat yang yang terbentuk (S.M Khopkar, 1990: 26).

II. ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA

  ALAT DAN BAHAN JUMLAH Larutan MgCl 2 10 ml

  Larutan AgNO 3 0,5 M 80 ml Larutan HNO 3 0,05 M 100 ml

  Larutan HCl 0,1 M 1 ml Indikator asam kromat Corong 1 buah Gelas kimia 2 buah Pipet tetes Disesuaikan Kertas saring 1 lembar Cawan porselen 1 buah Oven 1 buah Neraca analitik 1 buah Tang krus 1 buah Pembakar spirtus 1 buah

  Gelas ukur 1 buah Langkah kerja:

  1) 2 ke dalam labu erlenmeyer.

  Masukkan 10 ml larutan Mgcl 2) Tambahkan indikator asam kromat. 3) 0,5 M, sampai endapan berwarna ungu.

  Titrasi dengan larutan AgNO

  3

  4) Panaskan larutan yang terdapat endapat endapan ungu dengan pemanas air ( temperature 50

  C) sambil mengaduk + 5 menit. 5)

  Diamkan pada suhu tersebut selama 2-3 menit sampai terjadi pemisahan endapan dan larutan jernih. 6)

  3 0,1 M, sampai

  Uji kesempurnaan endapan dengan menambahkan 2-3 tetes AgNO tidak terbentuk endapan lagi. 7) Simpan di tempat yang gelap selama 20 menit. 8)

  3 0,05 M sebanyak 3 kali sampai bebas

  Saring endapan dan cuci dengan 10 ml HNO AgNO 3 (cek dengan HCl 0,1 M). 9) Pindahkan endapan dalam porselen yang sudah diketahui beratnya. 10)

  Panaskan krus yang sudah ada endapan kloridanya selama 10 menit dalam oven dengan temperature 105 C dan dinginkan selama 20 menit dalam desikator dan timbang. 11) Lakukan langkah ke 10 sampai berat konstan (3X penimbangan).

  III. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1

  Langkah Kerja Pengamatan

  2 + indikator H

  2 CrO

  4 AgNO

  • Larutan MgCl

  3 Terbentuk endapan berwarna keunguan (ungu

  muda) Dipanaskan pada suhu 50 C Tetap, tidak terjadi perubahan Diamkan selama 5 menit Larutan berubah menjadi tidak berwarna (jernih) dan endapan terpisah Larutan + 3 tetes AgNO

3 Tidak terbentuk endapan

  • AgNO 3(l)
    • 2Cl
    • NO

  • Ag

  • Cl
    •  AgCl

  • CrO
  • CrO
    •  2 AgCl + CrO

  2 CrO 4(s) + 2HNO 3(l)

  2 CrO 4(l)  Ag

  2AgNO 3(l) + H

  Warna ungu menghilang, larutan menjadi jernih karena ion klorida dalam larutan berkurang. Persamaan keseluruhan:

  4 2-

  2Cl

  2 CrO 4(l) +

  Ag

  2 CrO 4(l) Endapan merah keunguan

   Ag

  4 2-

  2Ag

  Indikator untuk titrasi

  4 2-

   2H

  2 CrO 4(l)

  Endapan putih H

  (s)

  3

  Ag

  

  2+

  Persamaan reaksi Keterangan MgCl 2(l)  Mg

  Tabel 3 Persamaan Reaksi

  Hasil Massa kertas saring kosong 1,0326 gram Massa pemanasan 1 57, 1100 gram Massa pemanasan 2 57, 0238 gram Massa pemanasan 3 57, 0263 gram

  Tabel 2 Proses Penimbangan

  sebanyak 8 kali Filtrat sudah tidak membentuk endapan

  3

  Diamkan selama 20 menit di ruang gelap Terbentuk endapan berwarna ungu keabu-abuan Endapan dicuci dengan 10 ml HNO

  Perhitungan 1. Rata-rata

  = 57, 0533 gram 2. Massa hasil pemanasan (w) = massa awal - massa rata-rata - massa kertas saring

  = 60,5800 gram - 57, 0533 gram = 3,5267 gram

  3. Massa awal (S)

  V1 X M1 = V2 X M2 73 ml X 0,5 M= 10 ml X M2 M2 = 3,65 M

  x x 3,47 gram

  P=

  P= 1,6 gram

  

Jadi, kadar klorida dalam MgCl sebesar 1,6 gram

  2 Penentuan kadar klorida pada MgCl 2 dengan menggunakan analisis gravimetri ialah menitikberatkan pada proses penimbangan sampai didapatkan massa konstan dari analit.

  Untuk dapat melakukan proses penimbangan, analit harus berupa endapan. Oleh karena itu penetuan kadar klorida pada MgCl

  2 juga menggunakan metode pengendapan. Tetapi, endapan yang dihasilkan ialah melalui proses titrasi pengendapan.

  Titrasi pengendapan didasarkan atas terjadinya pengendapan kuantitatif, yang dilakukan dengan penambahan larutan pengukur yang diketahui kadarnya pada larutan senyawa yang hendak ditentukan. Titik akhir titrasi tercapai bila semua bagian titran sudah membentuk endapan (Hermann dan Goffried, 1985: 248).

  Setelah mendapatkan endapan, kemudian dilakukan proses pengeringan menggunakan oven pada temperatur 105 C. Proses pengeringan dan penimbangan residu dilakukan secara berulang sampai mendapatkan massa konstan. Dalam hal ini pada proses pemanasan dan pengeringan yang ketiga dengan ketelitian dua angka di belakang koma, massa konstan telah didapatkan.

  Selanjutnya kadar klorida dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Didapatkan hasil sebesar 1,6 gram kadar klorida dalam MgCl

  2 . Prinsip dri analisis

  gravimetri ialah penimbangan, sehingga massa sampel yang digunakan berdasarkan hasil penimbangan. Massa akhir yang didapatkan merupakan massa hasil pengeringan. Untuk mendapatkan massa yang hilang pada sampel, maka bisa didapatkan dari selisih massa awal dengan massa hasil pengeringan.

  Massa awal sampel sebelum dilakukan pengeringan didapatkan dengan cara mencari molaritas sampel setelah titik ekuivalen. Kemudian setelah mendapatkan molaritas, barulah mencari massa klorida yang terbentuk.

  Massa hasil pengeringan, dalam (Hermann dan Goffried, 1985: 476) menjelaskan bahwa kehilangan akan pengeringan adalah persen (b/b) kehilangan berat suatu senyawa atau suatu simplisia, yang ditentukan dengan pengeringan dengan masing-masing kondisi yang diberikan.

IV. KESIMPULAN

  Berdasarkan data hasil percobaan dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1)

  Penentuan kadar klorida pada MgCl

  2 dapat menggunakan analisis gravimetri dengan metode pengendapan.

2) Massa klorida yang didapatkan sebesar 1,6 gram dari massa awal sampel.

V. DAFTAR PUSTAKA

  Effendi, Hefni.2003.Telaah Kualitas Air.Yogyakarta: Penerbit Kanisius J.Roth, Hermann dan Blaschke, Goffried.1985.Analisis Farmasi. Penerbit: Gadjah Mada University Press.

  Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit: UI-Press. Svehla, G.1985.BUKU TEKS ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF MAKRO DAN SEMIMIKRO EDISI KE LIMA.Jakarta: PT.Kalman Media Pustaka.