14 KONSULTAN MANAJEMEN KELUARGA MUSLIM

  

Al-Quran Mengatur Harta

Manajemen Keuangan

Keluarga Muslim

  

Modul 2

Untuk Para Calon Suami, Calon Istri, Suami atau Istri

  Oleh Khoiril Arief Saleh

  Jl. Bolavoli 18 Arcamanik, Bandung. Telp. (022)7102411

  

Al-Quran Mengatur Harta

Oleh : Khoiril Arief Saleh

  

Jl. Bolavoli 18 Arcamanik, Bandung. Telp. (022)7102411

  Kita ketahui bahwa istilah manajemen keuangan dimata umum jauh lebih populer dibanding dengan manajemen harta. Hal itu disebabkan karena uang dapat digunakan untuk mensetarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan harta. Selain itu uang lebih mudah untuk dihitung. Uang dapat mewakili aset atau harta, baik harta nyata ataupun yang tidak nyata (harta tidak nyata misalnya kepercayaan, citra, ketrampilan dsb.) Dengan demikian tidaklah salah bila dalam menjelaskan manajemen keuangan keluarga muslim membahas banyak tentang harta. Dalam uraian-uraian berikut penulis akan banyak menggunakan istilah harta.

  Dalam manajemen dikenal adanya masukan dan keluaran. Masukan dalam manajemen keuangan keluarga muslim diartikan sebagai masuknya kepemilikan kedalam keluarga muslim. Hal ini sangat erat kaitannya dengan cara mencari uang atau harta. Keluaran dalam manajemen keuangan keluarga muslim diartikan sebagai pembelanjaan atau pemanfaatan harta yang telah dimiliki. Tentunya masuk dan keluarnya harta dalam sistem keluarga muslim mengalami proses didalam sistem itu sendiri. Gambaran secara umum hal tersebut ditunjukkan dalam gambar berikut.

  

Gambar 1.

  

Keluar Masuknya Harta Dalam Sistem Keluarga Muslim

  Berdasarkan gambaran umum tersebut diatas maka uraian berikut akan kelompokkan menjadi 3 subbagian, yaitu menjelaskan hal-hal yang bersangkutan dengan masukan, hal-hal yang bersangkukan dengan keluaran, dan proses yang ada dalam sistem keluarga muslim.

1. Mengatur Pencarian Harta Dalam Sistem Keluarga Muslim

  Berikut ini ditunjukkan beberapa ayat yang mengatur pencarian harta dalam sistem keluarga muslim. Dalam hal ini dapat dikelompokkan menjadi 4 buah petunjuk pelaksanaan, yaitu:

  1. Dalam mencari harta harus menghormati hak orang lain.

  2. Dalam mencari harta harus selalu ingat bahwa harta tersebut berasal dari Allah.

  3. Manusia diwajibkan untuk berusaha mencari harta atau rizki.

  4. Beberapa hal penting lainnya yang perlu diketahui dalam mencari harta. Keempat petunjuk tersebut diuraikan dalam subbagian-subbagian berikut.

1.1. Menghormati Hak Orang Lain Dalam mencari harta seorang atau keluarga muslim dilarang melanggar hak-hak orang lain.

  Petunjuk itu antara lain dijelaskan dibeberapa terjemahan ayat berikut:

  harta sebagian yang lain di antara kamu dengan

   Dan janganlah sebagian kamu memakan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui (Qs. 2:188).

  harta sesamamu dengan

   Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu (Qs. 4:29).  Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa

  Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu ; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (Qs. 2:279)

  Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya

   mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka) (Qs. 4:10). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat,

   hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabatmu, dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat (Qs. 6:152). Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik

   (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya (Qs. 17:34).

  harta mereka, jangan kamu

   Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah baligh) menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta bersama harta mu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar (Qs. 4:2).

  harta

   Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik (Qs. 4:5). Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara

  • harta ), maka serahkanlah kepada mereka harta harta nya. Dan janganlah kamu memakan

  harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa

  (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barangsiapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi- saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu) (Qs. 4:6). Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkan (Qs. 4:7). Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik (Qs. 4:8). Dalam mencari rezki atau harta Allah benar-benar memberikan penghormatan atas hak antar manusia. Manusia yang satu tidak boleh mengambil hak manusia lainnya dengan cara yang tidak benar. Sebagai implikasi dari ketentuan itu maka Islam banyak mempunyai aturan tentang jual-beli, utang-piutang, bagi-membagi warisan dan hal-hal lain yang bersangkutan ini dapat ditelusuri lebih lanjut pada hadis-hadis Rasulullah. Banyak ditemui aturan dan sangsi hukum pada orang-orang yang merampas hak orang lain. Berbeda pada hubungan antara manusia dengan Allah, disini tidak ada sedikitpun hak pada manusia, semua milik Allah, dan semua atas kehendak Allah. Hal ini telah diterangkan dibagian terdahulu. Dalam dua posisi yang berbeda itu manusia harus bisa menerapkannya secara tepat dan benar. Disinilah petunjuk pelaksanaan detil diperlukan. Hal itu banyak diterangkan dalam hadis- hadis yang bersangkutan dengan muamalah.

1.2. Selalu Ingat Bahwa Pengatur Harta Atau Rizki Adalah Allah

  Dalam mencari harta atau rezki, seorang atau keluarga muslim harus selalu mengingat bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Dia memberikan kepada siapa saja yang dikehendaki, Dia yang melapangkan dan menyempitkan harta atau rizki mahluknya. Informasi bahwa Allah yang menyempitkan dan melebarkan rezki merupakan hal yang sangat penting. Minimal ada 9 (sembilan) ayat yang mengulang-ulang pernyatan tersebut. Terjemahan ayat-ayat tersebut dituliskan sebagai berikut:

   Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang kepada malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)". (Qs. 3:27)

   Allah meluaskan rizki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). (Qs. 13:26)

   Sesungguhnya Rabbmu melapangkan rizki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha melihat akan hamba- hambanya. (Qs. 17:30)

   Allah melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Qs. 29:62)

   Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan ( rizki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. (Qs. 30:37)

   Katakanlah: "Sesungguhnya Rabb-ku melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki- Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikendaki-Nya), akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (Qs. 34:36)

   Katakanlah: "Sesungguhnya Rabb-ku melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki- Nya diantara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rizki yang sebaik-baiknya. (Qs. 34:39)

   Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rizki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-

  Kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rizki bagi siapa

   yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (nya). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Qs. 42:12) Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan

   hartanya di jalan Allah), maka Allah akan memperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan ( rizki ) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Qs. 2:245)

1.3. Manusia Harus Berusaha Atau Bekerja Untuk Mencari Rizki

  Perlu diketahui bahwa Allah telah menyediakan berbagai fasilitas untuk manusia, dari fasilitas-fasilitas itu Allah memberikan rizkinya. Manusia diwajibkan berusaha menggunakan fasilitas yang telah disediakan Allah dengan cara yang benar, baik secara sendiri-sendiri atau saling bekerja sama. Hal tersebut dijelaskan dalam ayat-ayat berikut:

  Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala

   penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki -Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (Qs. 67:15) Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit,

   kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rizki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. (Qs. 14:32) Dan diantara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang

   untuk disembelih. Makanlah dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu, (Qs. 6:142) Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan

   Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha . (Qs. 25:47) Katakanlah: "Hai kaumku, bekerja lah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan

   bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui, (Qs. 39:39)

  Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja sungguh-sungguh menuju Rabbmu, maka

   pasti kamu akan menemui-Nya. (Qs. 84:6)

  

Gambar 2

  

Tujuan Akhir Mencari Rizki Adalah Untuk Mencari Ridha Allah

  Dan katakanlah: " Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang

   mukmin akan melihat perkerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang kamu kerjakan". (Qs. 9:105) Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat

   hijrah yang luas dan rizki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya disisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Qs. 4:100).

  Sebagai kunci kekuatan batin keluarga muslim adalah janji Allah yang tertera dalam surat 65 ayat 3 yang antinya sebagai berikut: Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-

  

sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan

mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang

dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

(Qs. 65:3). Allah memberikan hal yang terbaik pada keluarga muslim. Belum tentu rezki

  berlimpah akan menyelamatkan atau membahagiakannya tetapi rizki yang sesuailah yang akan banyak membawa manfaat. Allah maha mengetahui ukuran itu, hal itu dijelaskan dalam surat 42 ayat 27 yang artinya sebagai berikut: Dan jikalau Allah melapangkan rizki kepada

  

hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah

menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha

Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat (Qs. 42:27). Jadi, dengan

  Bekerjalah terlebih dahulu dengan sungguh-sungguh kemudian serahkanlah segala sesuatunya kepada Allah, insya Allah tidak akan kekurangan.

1.4. Hal-Hal Penting Tentang Rizki

  Selain hal-hal tersebut diatas perlu diketahui bahwa Allah mengingatkan beberapa hal penting tentang rizki yang tercantum dalam ayat-ayat berikut: Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rizki kepada siapa yang

   dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Qs. 42:19) Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rizki nya sendiri.

   Allah-lah yang memberi rizki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Qs. 29:60) Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi

   rizki nya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.

  Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (Qs. 11:6) Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rizki , tetapi

   orang-orang yang dilebihkan ( rizki nya itu) tidak mau memberikan rizki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rizki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah (Qs. 16:71) Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman:

   "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rizki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan. (Qs. 2:60) Dari petunjuk beberapa ayat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:

  1. Allah yang mengatur semua rizki dijagat raya, dari rizki manusia sampai rizki binatang- binatang yang sangat kecil, semuanya sudah ada ketentuannya.

  2. Manusia tidak boleh cemburu atas rezki manusia lainnya karena Allah telah menagturnya, ada yang banyak dan ada yang sedikit, semua sudah ada ketentuannya.

  3. Meskipun bumi seisinya diperuntukkan pada manusia tetapi dalam mencari rezki dimuka bumi, tidak boleh membuat kerusakan, harus dapat menjaga kelestariannya.

2. Mengatur Penggunaan Harta Dalam Sistem Keluarga Muslim

  Al-Quran Mengatur penggunaan harta seseorang atau keluarga muslim agar mereka selamat di dunia dan diakherat. Selain untuk keselamatan diri sendiri aturan-aturan tersebut bertujuan untuk memeratakan perekonomian umat. Hal tersebut secara umum dijelaskan dalam terjemahan beberapa ayat berikut:

  harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan

   Dan belanjakanlah ( dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Qs. 2:195)  Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan

  hartanya di jalan Allah), maka Allah akan memperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rizki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Qs. 2:245) Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu

   yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk- buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Qs. 2:267)  Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Qs. 3:92)  Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan dan berjihadlah dengan harta dan jiwa pada jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Qs. 9:41)  Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka itulah (pula) orang-orang yang beruntung. (Qs. 9:88)  (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan

  

harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya, (Qs. 61:11)

   Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (Qs. 65:7)  Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar. (Qs. 57:7)  Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal

  Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan ( hartanya ) dan berperang sebelum penaklukan (Mekkah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan ( hartanya ) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. 57:10)

  harta ), mereka tidak berlebih-lebihan, dan

   Dan orang-orang yang apabila membelanjakan ( tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian (Qs. 25:67). Penjelasan lebih detil tentang pembelanjaan atau penggunaan harta keluarga muslim menyangkut 2 hal yang sangat penting, yaitu:

  1. Dibelanjakan untuk nafkah ibu dan bapak serta kerabat dekat (istri dan anak)

  2. Dibelanjakan untuk nafkah atau sedekah kepada anak yatim, orang miskin, musafir, dan orang-orang yang mambutuhkan. Selain itu Al-Quran juga mengatur tentang hal-hal yang bersangkutan dengan pembagian

  Hal-hal tersebut diuraikan dalam rangkaian tulisan berikut.

2.1. Membelanjakan Untuk Keluarga Dekat, Anak Yatim, Orang Miskin, Dsb.

  Hal tersebut dijelaskan dalam ayat-ayat yang diterjemahkan berikut ini:  Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat- malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang- orang yang bertaqwa (Qs. 2:177).

   Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja

  harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-

  anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan". Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya (Qs. 2:215).  Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israel (yaitu):" Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. (Qs. 2:83)  Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Qs. 17:23) Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Rabb-ku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Qs. 17:24) Rabbmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat. (Qs. 17:25) Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan ( hartamu ) secara boros. (Qs. 17:26)  Yang mengelupaskan kulit kepala (Qs.70:16), Yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama) (Qs. 70:17). Serta mengumpulkan ( harta benda) lalu menyimpannya (Qs. 70:18). Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir (Qs. 70:19). Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah (Qs. 70:20), dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir (Qs. 70:21), kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat (Qs. 70:22), yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya (Qs. 70:23), dan orang- orang yang dalam harta nya tersedia bagian tertentu (Qs. 70:24), bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta) (Qs. 70:25), dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan (Qs. 70:26), dan orang-orang

   Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah (Qs. 90:4).

  Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang berkuasa atasnya (Qs. 90:5). Dia mengatakan: "Aku telah menghabiskan harta yang banyak" (Qs. 90:6). Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya (Qs. 90:7). Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata (Qs. 90:8), idah dan dua buah bibir (Qs. 90:9). Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (Qs. 90:10). Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar (Qs. 90:11). Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (Qs. 90:12) (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan (Qs. 90:13), atau memberi makan pada hari kelaparan (Qs. 90:14), (kepada) anak yatim yang memberi kerabat (Qs. 90:15). atau orang miskin yang sangat fakir (Qs. 90:16). Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang (Qs. 90:17).

  Dari ayat atau rangkaian ayat diatas menunjukkan secara jelas bahwa seorang muslim harus menafkahkan harta atau uangnya kepada ibu bapak, kerabat dekatnya yang menjadi tanggung- jawabnya, yaitu istri dan anak. Setelah itu dilanjutkan kepada anak yatim, orang-orang miskin dan musafir yang kekurangan bekal. Selain itu digunakan di jalan kebajikan, antara lain untuk memberantas perbudakan, perjuangan di jalan Allah, mereka yang kelaparan. Akan sangat baik bila secara sengaja menyisihkan sebagian dana antara lain untuk orang miskin yang meminta-minta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa.

2.2. Mengatur warisan

  Al-Quran menjelaskan harta warisan dalam suatu aturan umum yang tercantum dalam ayat- ayat berikut:  Diwajibkan atas kamu, apabila seorang diantara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa. (Qs. 2:180)  Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separuh harta . Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya memperoleh seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak- anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Qs. 4:11). Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari

  harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika

  isteri-isterimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta . Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syariat yang benar-benar dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun (Qs. 4:12).

  harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat,

   Bagi tiap-tiap Kami jadikan pewaris-pewarisnya. Dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka bagiannnya. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu" (Qs. 4:33).

   Mereka meminta fatwa kepadamu tentang kalalah. Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sebanyak bagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Qs. 4:176).

   Dan orang-orang yang akan meninggal dunia diantaramu dan meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dengan tidak disuruh pindah (dari rumahnya). Akan tetapi jika mereka pindah (sendiri), maka tidak ada dosa bagimu (wali atau waris dari yang meninggal) membiarkan mereka berbuat ma'ruf terhadap diri mereka. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs. 2:240) Aturan warisan ini masih bersifat global. Masih banyak aturan tambahannya yang tidak sempat tersaji dalam tulisan ini. Aturan detilnya dapat dijumpai pada hadis-hadis Rasulullah yang bersangkutan dengan warisan. Tidak sedikit suatu persaudaraan yang retak hanya gara- gara pembagian warisan yang dianggap masing-masing pihak tidak adil. Untuk menghindarinya telah Allah membuat aturan yang tepat, manusia tinggal mengikuti dan melaksanakannya saja. Manusia tidak perlu membuat aturan-aturan sendiri lagi, kesemuanya itu belum tentu benar dan berorientasi pada masa depan yang adil. Demikian Islam mengatur hubungan antar manusia hingga sampai hal-hal yang sangat detil. Aturan selengkap ini tidak dijumpai di kitab suci atau agama manapun juga.

3. Proses Mengatur Harta Di Dalam Sistem Keluarga Muslim

  Minimal ada dua hal yang wajib dicermati oleh keluarga Muslim dalam mengatur harta atau uang. Dua hal tenting tersebut adalah: membersihkan harta dan membagi penggunaannya sesuai porsi yang benar. Harta dalam sistem keluarga Muslim harus bersih (suci). Proses pencucian harta tersebut dilakukan dengan membayar zakat. Proses penyucian ini wajib dilakukan karena didalam harta itu terdapat hak-hak orang lain. Penjelasan kewajiban tersebut diterangkan secara detil dalam suatu bagian tersendiri.

  Keluarga muslim tidak bisa menggunakan hartanya sekehendak hatinya. Ada beberapa aturan yang harus dianutnya. Aturan itu dijelaskan oleh para ahli fiqih secara global sebagai berikut:  Harta digunakan untuk memberi nafkah (wajib).  Harta digunakan untuk membayar zakat (wajib).  Harta digunakan untuk sedekah atau perjuangan di jalan Allah (sunat).  Harta dapat digunakan sebagai simpanan untuk keperluan memberi nafkah diwaktu yang akan datang (mubah).  Harta dapat digunakan untuk keperluan sekunder (mubah). Istilah-istilah tersebut diatas biasa digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Sebagai kesimpulan dari hal-hal yang telah diuraikan diatas seorang atau keluarga muslim selain menggunakan hartanya untuk memberi nafkah kepada ibu, bapak, istri dan anak; juga diwajibkan menyisihkan sebagian untuk sedekah atau dibelanjakan dijalan Allah. Pembagian ini memerlukan pengaturan yang rapi agar obtimal penggunaannya. Satu hal yang benar-benar harus dicermati oleh seorang atau keluarga muslim adalah larangan untuk tidak menghambur-hamburkan uang atau tidak melakukan pemborosan. Hal itu dengan jelas disebutkan dalam surat 17 ayat 26 yang artinya sebagai berikut: “………dan janganlah

  

kamu menghambur-hamburkan ( hartamu ) secara boros”. Selain itu disebutkan juga pada

  surat 25 ayat 67 sebagai berikut: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta),

  

mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di

tengah-tengah antara yang demikian”. (Qs. 25:67)

  Sebagai kosekuensi penerapan perintah tidak boros tersebut maka seorang atau keluarga muslim harus bisa mengatur harta secara efisien dan efektif penggunaannya. Hal itu hanya dapat dilakukan secara optimal dengan cara:

  1. Mencatat pendapatan, milik dan pembelanjaan, sesuai contoh yang terdapat dalam surat 45 ayat 29 yang artinya sebagai berikut: "Inilah kitab ( catatan ) Kami yang menuturkan

  terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan". (Qs. 45:29)

  2. Menghitungnya serta mengaturnya secara rapi sesuai contoh yang dijelaskan dalam ayat- ayat berikut:

  menghitung

   ……………….ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia segala sesuatu satu-persatu (Qs. 72:28).

  memperhitungkan segala sesuatu. (Qs. 4:86)

   ………………Sesungguhnya Allah Kita harus mengatur harta atau uang dengan cara mencatatnya dan menghitungnya secara teliti. Teknik tersebut disebut sebagai “manajemen keuangan keluarga muslim”. Berbicara masalah mencatat harta atau uang dalam manajemen keuangan tentunya tidak akan lepas dari istilah debet dan kredit. Dengan pencatatan debet dan kridit sesuai aturan Islam, maka akan mempermudah seseorang untuk mengetahui status hartanya dengan jelas dan tepat. selanjutnya. Guna melakukan pengambilan keputusan yang tepat, tidak boros dan teratur secara rapi diperlukan suatu pengetahuan khusus. Pengetahuan itu sangat penting dimengerti dan dihayati oleh seorang atau keluarga Muslim. Pembukuan atau pencatatan keuangan serta pengetahuan yang dimaksud diatas secara khusus diterangkan dalam bagian atau modul “Pembukuan Keuangan Seorang Muslim” dan “Hal-hal Penting Untuk Dipahami Dalam Mengatur Keuangan Keluarga Muslim”. Dua Modul itu akan menjelaskan secara detil manajemen keuangan, lengkap dengan pengetahuan-pengetahuan pendukung agar seorang atau keluarga muslim dapat melaksanakannya dengan wacana yang cukup luas.