PENGGUNAAN MODEL BELAJAR MURDER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PKn KERJA SAMA NEGARA ASIA TENGGARA SISWA KELAS IX UPTD SMAN EDUNGWARU SEMESTER II TAHUN 20142015 | Djatmiko | Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan 1 PB
PENGGUNAAN MODEL BELAJAR MURDER UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN PKn KERJA SAMA NEGARA ASIA TENGGARA SISWA KELAS IX
UPTD SMAN 1 KEDUNGWARU SEMESTER II TAHUN 2014/2015
ANDREAS ANDRIE DJATMIKO *)
*)
Dosen STKIP PGRI Tulungagung
ABSTRAK
Mata pelajaran PKn mempunyai tujuan untuk menghadapi hubungan antara
manusia yang semakin lama semakin kompleks dan intensif, akibatnya segala
aspek yang menyangkut kehidupan manusia akan mengalami perkembangan dan
pertumbuhan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui
peningkatan pemahaman Pkn kerja sama negara Asia Tenggara siswa setelah
diterapkannya model belajar murder pada Siswa Kelas IX UPTD SMAN 1
Kedungwaru Tulungagung; (2) mengetahui pengaruh metode pembelajaran
metode pembelajaran penemuan terbimbing bagi prestasi belajar siswa.
Sedangkan hipotesis dalam penelitian ini jika model belajar murder diterapkan
dalam proses pembelajaran maka pemahaman pkn kerja sama negara Asia
Tenggara Siswa Kelas IX UPTD SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung akan
meningkat. Beberapa Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, angket, wawancara dan tes. Observasi untuk mengetahui aktivitas guru
dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Wawancara untuk mengetahui
pengetahuan peran siswa serta untuk mengetahui interaksi siswa dan guru selama
pembelajaran. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran. Dari tes diperoleh nilai belajar siswa yang selanjutnya digunakan
pengujian hipotesis. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, angket dan
tes. Dari hasil tersebut diperoleh nilai ketuntasan tes awal 55,56 %, tes siklus I
74,07 %, dan tes Siklus II 92,59 %. Terjadi peningkatan nilai dari tes awal, Siklus I
dan Siklus II. Aktivitas guru dalam pembelajaran dari awal 70,00%, siklus I 73,33%,
dan siklus II 81,48% menunjukkan peningkatan aktivitas guru. Aktivitas siswa
dalam pembelajaran dari awal 53,75%, siklus I 73,75%, dan siklus II 96,25%
menunjukkan peningkatan. Sehingga aktivitas guru dan siswa pada akhirnya
tergolong sangat baik. Angket respon siswa dari awal 1,20, siklus I 1,28, dan siklus
II 1,77 menunjukkan peningkatan. Pada akhirnya respon siswa tergolong sangat
positif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model belajar
Murder dapat meningkatkan pemahaman PKn kerja sama negara Asia Tenggara
bagi Siswa Kelas IX UPTD SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung.
Kata Kunci: Peningkatan pemahaman, Prestasi belajar, PKn, Metode Murder
A. PENDAHULUAN
mempunyai keunggulan dan mampu
Latar Belakang Masalah
bersaing di bidang ilmu pengetahuan
Program pendidikan ke depan harus
dan teknologi yang dilandasi dengan
menjawab dan menghadapi tantangan
wawasan lingkungan. Untuk itu life skill
sehingga Sumber Daya Manusia kita
harus
ditingkatkan,
metode
pem-
1
belajaran harus lebih menarik, mudah
Berdasarkan latar belakang di atas,
dipahami anak, yang disesuaikan dengan
maka dapat dirumuskan suatu masalah
muatan
pada
sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh
memanfaatkan
pembelajaran melalui peranan model
contoh nyata yang ada di lingkungan
belajar murder terhadap pemahaman
sekolah.
pkn kerja sama negara Asia Tenggara
lokal
pendidikan
adalah
belajar
dengan
mengajar
bahan
erat
pelajaran
kegiatan
belajar
mengajar.
belajar
mengajar
mengacu
Kegiatan
kepada
mengacu
dengan
Kegiatan
kaitannya
yang
hal-hal
yang
berhubungan
Siswa
Kelas
IX
UPTD
SMAN
1
Kedungwaru Tulungagung ?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas,
dengan kegiatan siswa dalam mem-
penelitian ini bertujuan untuk:
pelajari bahan yang disampaikan guru.
1. Mengetahui peningkatan pemahaman
Sedangkan
kegiatan
mengajar
ber-
Pkn kerja sama negara Asia Tenggara
hubungan dengan cara guru menjelaskan
siswa setelah diterapkannya model
bajhan kepada siswa. Oleh karena itu
belajar murder pada Siswa Kelas IX
kegiatan
belajar
UPTD
dengan
metode
kegiatan
belajar
erat
hubungannya
belajar,
erat
sedangkan
hubungannya
dengan metode mengajar.
Mata
pelajaran
PKn
SMAN
1
Kedungwaru
Tulungagung.
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar
siswa setelah diterapkan model belajar
mempunyai
tujuan untuk menghadapi hubungan
murder pada Siswa Kelas IX UPTD
SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung.
antara manusia yang semakin lama
semakin kompleks dan intensif, akibatnya
Hipotesis Tindakan
segala
menyangkut
Hipotesis dalam penelitian ini adalah jika
mengalami
model belajar murder diterapkan dalam
aspek
yang
kehidupan manusia
akan
perkembangan dan pertumbuhan.
proses pembelajaran maka pe-mahaman
Maka penelitian mengambil per-
PKn kerja sama negara Asia Tenggara
masalahan tersebut untuk diteliti di UPTD
Siswa
SMAN
Kedungwaru
1
Kedungwaru
Tulungagung
dengan judul: “Melalui Model Belajar
Kelas
IX
UPTD
SMAN
Tulungagung
1
akan
meningkat.
Murder dapat Meningkatkan Pemahaman
PKn Kerja Sama Negara Asia Tenggara
Siswa
Kelas
IX
UPTD
SMAN
Manfaat Penelitian
1
Hasil penelitian tindakan kelas ini
Kedungwaru Tulungagung Semester II
diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia
Tahun 2013/2014”.
pendidikan
khususnya
pada
pem-
belajaran PKn. Adapun manfaat bagi:
Rumusan Masalah
1. Bagi Siswa
2
3. Untuk meningkatkan prestasi belajar
penggerak di dalam diri siswa yang
siswa terhadap bidang studi PKn
menimbulkan
kegiatan
melalui model belajar Murder. Hal ini
menimbulkan
kelangsungan
penting karena model belajar Murder
giatan belajar dan memberikan arah
sangat berpengaruh terhadap minat
kegiatan belajar itu”. Motivasi adalah
dan prestasi belajar Siswa Kelas IX
penggerak tingkah laku kearah suatu
UPTD
tujuan dengan didasari adanya suatu
SMAN
1
Kedungwaru
Tulungagung.
belajar,
yang
dari
ke-
kebutuhan. Melihat beberapa pendapat
2. Bagi Guru
dari para pakar tersebut dapatlah ditarik
Diharapkan penelitian ini lebih men-
kesimpulan
dorong untuk menjadi guru yang
motivasi adalah dorongan dasar yang
kreatif dan inovatif dalam hal memilih
menggerakkan seseorang dalam ber-
metode
pembelajaran
tingkah laku untuk mewujudkan sesuatu
yang disesuaikan dengan situasi dan
secara nyata dari apa yang telah menjadi
kondisi serta dinamika siswa.
dorongan dalam kata batinnya yang
dan
model
3. Bagi Sekolah
sangat
kuat
bahwa
pada
ataupun
yang
dasarnya
lemah
Diharapkan dapat memberikan pe-
sekalipun. Oleh karena itu perbuatan
ngajaran
seseorang yang didasari atas motivasi
yang
adil
dalam
me-
ningkatkan hasil belajar dan lebih luas
tertentu
lagi
dengan dorongan yang timbul karena
dapat
meningkatkan
kualitas
sekolah.
mengandung
tema
sesuai
tingkah laku dan kegiatannya.
Sering dalam kegiatan belajar di
B.
KAJIAN PUSTAKA
kelas kita ditemukan suatu reaksi yang
Motivasi
berbeda terhadap berbagai tugas dan
1. Pengertian Motivasi
materi pelajaran yang diberikan kepada
Motivasi adalah salah satu faktor
penting
yang
dapat
siswa, ada yang tertarik dan menyenangi
mempengaruhi
topik pelajaran yang dikenalnya, ada juga
proses belajar seseorang. Mc. Donald
yang menerima dengan perasaan pasrah
dalam A.Tabrani Rusyan, mengatakan: “
dan terpaksa, tetapi juga ada yang ingin
Motivasion is an energy change whitin the
unggul dalam seluruh kegiatan yang
person caraterized by affective arousal
bercorak intelektual maupun ketrampilan
and
reactions.”
yang menuntut daya abstrak atau daya
(Motivasi adalah perubahan energi dalam
analisis yang tinggi dan ini merupakan
diri seseorang yang ditandai dengan
variasi hasil motivasi secara utuh.Motivasi
timbulnya perasaan dan reaksi untuk
hendaknya merupakan kebutuhan yang
mencapai tujuan).
tidak dapat ditawar lagi bagi setiap
anticipatory
goal
Menurut Winkel (Hardianto:1987) “
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya
individu untuk memberikan dorongan
dalam beraktifitas.
3
Jadi apa yang diperbuat manusia,
apabila mempunyai motivasi yang kuat,
yang penting maupun yang kurang
peserta
penting, yang berbahaya maupun yang
minatnya, aktivitasnya dan partisipasinya
tidak mengandung resiko, selalu ada
dalam mengikuti kegiatan belajar atau
motivasinya. Juga dalam soal belajar,
pendidikan yang dilaksanakan.
didik
akan
menunjukkan
motivasi itu sangat penting. Motivasi
Ada dua motivasi yang harus dimiliki
adalah syarat mutlak untuk belajar. Di
peserta didik, yaitu motivasi internal dan
sekolah sering kali terdapat anak malas,
motivasi
tidak menyenangkan, suka membolos,
internal berarti bahwa peserta didik
dan sebagainya. Dalam hal demikian
menyadari bahwa kegiatan pendidikan
berarti
yang
bahwa
guru
tidak
berhasil
eksternal.
sedang
memberikan motivasi yang tepat untuk
baginya
mendorong agar ia bekerja dengan
butuhannya.
segenap tenaga dan pikirannya.
3.
Adanya
diikutinya
karena
sejalan
motivasi
bermanfaat
dengan
ke-
Bagian-bagian Motivasi
Dalam hubungan ini perlu diingat,
Ada dua bagian, yaitu dalam (inter
bahwa nilai buruk pada mata pelajaran
component) dan luar (outer component).
tertentu belum tentu berarti anak itu
Yang dalam ialah perubahan di dalam
bodoh terhadap suatu pelajaran itu.
diri seseorang, keadaan mereka tidak
Sering kali terjadi seseorang anak malas
puas, ketegangan psikologis. Yang luar
terhadap
tetapi
adalah apa yang diinginkan seseorang,
sangat giat dalam mata pelajaran yang
tujuan yang menjadi arah kelakuannya.
lain. Banyak bakat anak tidak ber-
Jadi yang dalam adalah kebutuhan-
kembang
kebutuhan
mata
pelajaran
karena
tidak
itu,
diperolehnya
yang
hendak
dipuaskan,
motivasi yang tepat. Jika seseorang
sedangkan yang luar adalah tujuan yang
mendapat motivasi yang tepat, maka
hendak dicapai.
lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga
4. Sifat Motivasi.
tercapai hasil-hasil yang semula tiada
Ada 2 (dua) sifat motivasi, yaitu:
terduga.
a. Intrinksik.
2.
Motivasi Belajar
Yaitu suatu motivasi yang berasal dari
Kegiatan dapat terlaksana pertama-
dalam diri siswa atau individu lebih
tama harus ada dorongan untuk me-
efektif dibandingkan dengan motivasi
laksanakan kegiatan itu. Dengan kata lain
yang dilaksanakan dari luar, karena
untuk dapat melakukan sesuatu harus
kepuasan individu sesuai dengan porsi
ada motivasi. Begitu juga keadaan dalam
atau ukuran yang terdapat dalam diri
proses belajar atau pendidikan. Peserta
siswa itu sendiri. Tugas yang me-
didik harus mempunyai motivasi untuk
rupakan beban dari siswa sendiri akan
mengikuti kegiatan belajar atau pen-
menimbulkan minat yang lebih besar
didikan yang sedang berlangsung. Hanya
untuk melaksanakan tugas-tugas yang
4
dipaksakan dari luar. Jadi motivasi
lebih bagus dari pada hukuman,
instrinksik itu timbul tanpa adanya
karena hukuman merupakan aktifitas
pengaruh dari diri siswa. Motivasi ini
yang bersifat menghakimi atau meng-
ada dalam diri anak sendiri yang
hentikan suatu perbuatan. Pujian yang
dapat
datang sebenarnya sangat dibutuhkan
berguna
bagi
kegiatan
belajarnya. Motivasi ini dapat timbul
untuk
karena adanya suatu kebutuhan. Hal
Misalnya saja untuk memperoleh nilai
ini dapat menjadi pendorong bagi
yang lebih tinggi, karena dorongan
anak untuk berbuat dan berusaha
orang lain maka minat untuk mem-
memenuhi kebutuhan itu. Misalnya
peroleh nilai yang lebih tinggi ter-
anak
membuat data
sebut sangat menentukan semangat
yang dapat menimbulkan keinginan
dari diri siswa. Jadi motivasi ini
yang kuat untuk membuat tabel data
disebabkan oleh faktor-faktor dari luar
sehingga dapat menjadi pendorong
situasi belajar, seperti bentuk pujian,
bagi anak untuk lebih giat belajar.
pemberian tanda penghormatan dan
Selain itu juga ada pengaruh tentang
suatu hukuman pada siswa. Hal-hal
kemajuannya
yang
berkeinginan
dengan
mengetahui
memotivasi
belajar
mempengaruhi
siswa.
timbulnya
hasil prestasinya, anak akan tahu
motivasi ekstrinsik misalnya adalah
apakah ada kemajuan atau sebaliknya
ganjaran.
akan mengalami kemunduran, se-
pendidikan representative yang me-
hingga hal ini akan menjadi pen-
nyenangkan, bersifat positif dan juga
dorong bagi anak untuk lebih giat
merupakan alat motivasi yang dapat
belajar, contoh: Seorang siswa men-
menjadi pendorong bagi anak untuk
dapat
satu
belajar lebih baik. Pada dasarnya
pelajarannya dengan nilai kurang baik,
ganjaran dapat dibedakan menjadi 4
hal ini akan mendorong siswa untuk
macam, yaitu pujian, penghormatan,
belajar lebih giat lagi agar dapat
hadiah
memperoleh nilai yang lebih tinggi,
Pemberian penghormatan merupakan
selain itu juga adanya aspirasi untuk
suatu hal yang sangat penting bagi
mencapai
yang
perkembangan pendidikan dan per-
mempunyai cita-cita akan menjadi
tumbuhan untuk meraih kemajuan diri
tujuan hidupnya, sehingga dengan
sendiri maupun diri orang lain. Jadi
demikian akan menjadi pendorong
pemberian
tanda
yang kuat untuk kegiatan belajarnya.
merupakan
alat
nilai
dari
cita-cita.
salah
Anak
b. Ekstrinksik.
Ganjaran
dan
tanda
adalah
alat
penghargaan.
penghormatan
pendorong
yang
sangat baik untuk mencapai tujuan.
Sesuatu yang sifatnya dapat mem-
Sedangkan
besarkan
Sardiman, dalam Hardianto (1987)
hati
sangatlah
efektif,
misalnya adalah suatu pujian. Pujian
menyebutkan
hukuman
hukuman
menurut
adalah
5
sebagai reinforcement yang negatif.
“Bawalah mereka ke dunia kita dan
Tetapi bila diberikan secara tepat
antarakan dunia kita ke dunia mereka”.
bijaksana akan menjadi alat motivasi.
Segala proses pembelajaran di bangun
Oleh karena itu guru seharusnya
atas prinsip bawalah dunia mereka ke
memahami prinsip-rinsip yang tepat
dunia kita dan antarkan dunia kita ke
untuk menerapkannya.
dunia mereka. Model belajar Murder
adalah merupakan sebuah akronim atau
Model Belajar Murder
Proses
singktan dan memiliki makana-makan
pembelajaran
adalah
fenomena yang sungguh rumit serta
tersendiri, sebagai berikut :
a.
kompleks. Segala sesuatu berrti setiap
Mood
Nyaman,
suatu
hal
kecil
yang
kata, pikiran, tindkaan atau asosiasi dan
memiliki pengaruh sangat besar dalam
samapai sejauh mana untuk mengubah
proses
lingkungan,
prestasi
nyamanan baik jasmani maupun rohani
pengajaran
sejauh
pembelajaran
dan
itu
rancangan
pula
berlangsung.
belajar
mengajar
suatu
ke-
proses
dapat meningkatkan minat serta pola
Model
berfikir siswa.
belajar Murder adalah suatu metode
b.
Understand
baru dalam proses aktifitas belajar dan
Paham, diharapkan setelah memiliki
mengajar. Dalam hal ini pengubahan cara
minat yang baijk, dalam model ini semua
metode
siswa dapat memahami apa hal yang
belajar
tanpa merubah arti
belajar itu sendiri.
Pada
model
akan dipelajari sebelum mereka memBelajar
Murder
ini
pelajari di sekolah, jadi siswa dituntut
berfokus terhadap cara atau sistem
untuk jauh lebih berusaha mandiri.
pembelajaran siswa yang disertai oleh
c.
keadaan
suasana
di
lingkungannya,
Recall
Ulangi,
dalam
metode
ini
akan
sebab tanpa lingkungan yang memadai
ditunjuk secara random beberapa siswa
terlalu riskan untuk menciptakan suasana
sebagai tim ahli dalam pokok bahasan
belajar mengajar yang nyaman pula.
pembelajaran untuk menjelaskan atau
Korelasi antara keadaan lingkungan siswa
mengraikan di depan kelas apa yang
dengan cara belajar yang tepat tentu
telah mereka pelajari dan mengulangi
akan menambah minat belajar siswa
pelajaran yang telah mereka dapatkan.
sehingga
tujuan dari proses belajar
mengajar tercapai. Metodologi dalam
C.
metode
Pendekatan Penelitian
belajar
Murder
ini
yang
digunakan dalam rancangan penyajian
fasilitas.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian tindakan kelas ini
pendekatan
yang
digunakan
ialah
Seperti halnya model belajar Murder
pendekatan kualitatif. Dikatakan kualitatif
juga bersandar pada pokok bahasan:
karena berusaha mengungkapkan gejala
6
secara keseluruhan sesuai dengan kontek
melalui
pengumpulan
data
berlatar
4. Lebih mementingkan proses dari pada
hasil,
dalam
penelitian
ini
yang
alami. Dengan peneliti sebagai instrumen
diutamakan ialah bagaimana agar
utama serta lebih menonjolkan proses
guru dapat menyampaikan pelajaran
dan makna dari sudut pandang subyek
dengan mudah dan siswa menerima
yang diteliti.
pelajaran
dengan
jelas
sehingga
Alasan menggunakan pendekatan
prestasi belajarnya meningkat. Jika hal
kualitatif sebab penulis ingin meng-
ini telah dilaksanakan maka penelitian
ungkapkan secara langsung dan lengkap
dapat dinyatakan berhasil.
tentang masalah yang sedang diteliti.
5. Batas permasalahan ditentukan dalam
Dengan penjelasan melalui kata-kata
fokus penelitian, permasalahan tidak
akan
pada
terlalu luas, dan dapat dibahas dalam
penjelasan dengan angka-angka yang
waktu yang relatif singkat misalnya
terjadi
cukup dalam dua siklus penelitian
mudah
pada
Pengungkapan
dipahami
dari
penelitian
kuantitatif.
permasalahan
dengan
saja.
kata-kata akan menjadikan pemahaman
6. Analisis data bersifat induktif, yakni
yang lebih menyeluruh terhadap suatu
dari kesimpulan yang bersifat khusus
masalah. Dalam masalah penggunaan
digeneralisasikan
metode mengulang ucapan kata-kata
yang bersifat umum.
pada
kesimpulan
sulit dalam pembelajaran misalnya akan
dapat
dijelaskan
secara
rinci
untuk
Instrumen Penelitian
beberapa hal misalnya:
Instrumen
1. Peneliti bertindak sebagai instrumen
penelitian ini terdiri dari:
utama,
peneliti
bertindak
sebagai
yang
digunakan
dalam
a. Silabus
pengumpul data, penganalisis data
Yaitu seperangkat rencana dan pe-
dan terlibat langsung dalam proses
ngaturan tentang kegiatan pembelajaran
penelitian.
pengelolaan kelas, serta penilaian hasil
2. Data yang diperoleh akan dipaparkan
sesuai apa yang terjadi di lapangan.
belajar.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Penulis tidak perlu mengemas data
(RPP)
secara rumit, data kasar yang dialami
Yaitu
merupakan
perangkat
pem-
lebih mudah untuk dianalisis secara
belajaran
kualitatif.
pedoman guru dalam mengajar dan
3. Hasil penelitian bersifat diskriptif, data
yang
dikumpulkan
digunakan
sebagai
disusun untuk tiap putaran. Masing-
berupa
masing RPP berisi kompetensi dasar,
angka-angka tetapi berupa kata-kata
indikator pencapaian hasil belajar, tujuan
yang
pembelajaran
menguraikan
lengkap.
bukan
yang
data
secara
khusus,
dan
kegiatan
belajar mengajar.
7
c. Lembar Kerja Siswa ( LKS )
putaran.
Lembar kerja ini yang dipergunakan
siswa
untuk
membantu
proses
pe-
ngumpulan data hasil eksperimen.
d. Lembar Observasi Kegiatan Belajar
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Melalui
hasil
penelitian
ini
Mengajar
menunjukkan bahwa metode murder
a. Lembar observasi aktivitas guru
memiliki
dampak
positif
dalam
untuk mengamati aktivitas guru
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal
dalam pembelajaran.
ini dapat dilihat dari semakin mantapnya
b. Lembar observasi aktivitas siswa
pemahaman siswa terhadap materi yang
untuk mengamati aktivitas siswa
disampaikan guru (ketuntasan belajar
pembelajaran.
meningkat dari Tes awal, siklus I, dan
c. Persentase observasi aktivitas guru
dan siswa adalah:
siklus II ) yaitu masing-masing 60,52%,
76,31%, dan 94,73%. Pada Siklus II
ketuntasan belajar siswa secara klasikal
telah tercapai, terlihat seperti grafik di
bawah ini.
e. Angket
Angket ini digunakan untuk mengetahui apakah siswa-siswa tersebut
menyenangi model pembelajaran yang
ditawarkan penulis.
2. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru
Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisa data, diperoleh
aktivitas
siswa
dalam
proses
pem-
belajaran dengan motivasi dan kreativitas
guru dalam setiap siklus mengalami
f. Tes Formatif
peningkatan. Hal ini berdampak positif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan
terhadap prestasi belajar siswa yaitu
pembelajaran yang akan dicapai, di-
dapat ditunjukkan dengan meningkatnya
gunakan untuk mengukur kemampuan
nilai rata-rata siswa pada setiap siklus
pemahaman konsep Bahasa Indonesia.
yang terus mengalami peningkatan. Hasil
Tes formatif ini diberikan setiap akhir
observasi aktivitas guru tes awal 70,00%,
8
siklus I 73,33%, dan siklus II 87,50%. Pada
dengan
akhirnya aktivitas guru dalam pem-
belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu
belajaran tergolong sangat baik.
tes awal 60,52%, Siklus I 76,31%, Siklus
3.
II 94,73%. Data tersebut menunjukkan
Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran.
Berdasarkan
aktivitas
analisa
siswa
data,
dalam
diperoleh
proses
pem-
belajaran dengan metode murder di-
bahwa
peningkatan
secara
ketuntasan
klasikal
siswa
di-
nyatakan tuntas dalam pembelajaran.
2. Data hasil observasi aktivitas guru
peroleh hasil observasi aktivitas siswa tes
dalam
akhir adalah 96,25% jadi dapat di-
70,00%, siklus I masih tetap 73,33%,
katakan bahwa aktivitas siswa dapat
dan siklus II 87,50%. Pada siklus II
dikategorikan sangat baik.
aktivitas guru dalam pembelajaran
4.
tergolong sangat baik.
Data hasil angket respon siswa tes
awal 1,20, siklus I 1,28, dan siklus II 1,77,
pembelajaran
yaitu
awal
3. Hasil observasi aktivitas siswa mulai
hal ini menunjukkan dari tes awal hingga
awal
tes akhir mengalami peningkatan respon
peningkatan yaitu 53,75%, 73,75%,
siswa.
siswa
96,25%. Hal ini pada akhirnya guru
terhadap kegiatan pembelajaran adalah
tergolong sangat baik dalam me-
sangat positif.
laksanakan
5.
murder.
Pada
akhirnya
respon
Nilai rata-rata siswa secara klasikal
hingga
siklus
II
mengalami
pembelajaran
metode
dari tes awal 65,00, tes siklus I 71,32, dan
4. Respon siswa terhadap pembelajaran
tes siklus II 81,57. Hal ini menunjukkan
yang dilakukan oleh guru tergolong
adanya peningkatan hasil dari nilai rata-
sangat positif. Hal ini dapat dibuktikan
rata kelas. Sedangkan hasil nilai rata-rata
dengan hasil respon siswa pada siklus
tes awal, siklus I, dan siklus II adalah
II yang mencapai 1,77.
72,63.
5. Hasil nilai rata-rata tes I 65,00, tes II
71,32 dan tes III 81,57 jumlahnya
E.
PENUTUP
217,89. Rata-rata keseluruhan 72,63.
Simpulan
4. Penerapan
Berdasarkan
metode murder mempunyai pengaruh
dilakukan
cukup baik, yaitu dapat meningkatkan
selama awal, siklus I, siklus II dan seluruh
pemahaman PKn kerja sama negara
pembahasan serta analisis yang telah
Asia Tenggara pada Siswa Kelas IX
dilakukan dapat disimpulkan sebagai
UPTD
berikut:
Tulungagung.
yang
hasil
dengan
kegiatan
pembelajaran
data
pembelajaran
telah
SMAN
1
Kedungwaru
1. Pembelajaran dengan metode murder
yang diterapkan oleh guru memiliki
Saran
dampak positif dalam meningkatkan
Berdasarkan hasil penilitian yang
prestasi belajar siswa yang ditandai
diperoleh dari uraian sebelumnya agar
9
proses belajar mengajar PKn lebih efektif
dan lebih memberikan hasil yang optimal
bagi siswa, maka disampaikan saran
sebagai berikut:
1.
Bagi Siswa
Untuk
meningkatkan
prestasi
belajar
siswa terhadap bidang studi PKn melalui
model belajar Murder. Hal ini penting
karena model belajar Murder sangat
berpengaruh
terhadap
minat
dan
prestasi belajar Siswa Kelas IX UPTD
Fak. Psikologi UGM. Jakarta :
Depdiknas
Margono, S.1996. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta; Rineksa Cipta.
Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya. Universitas
Negeri
Purwanto,
M.Ngalim.
1992.
Ilmu
Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Ridwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian
untuk Guru-Karyawan dan peneliti
Pemula. Bandung : Alfabeta.
Surabaya
SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung.
2.
Bagi Guru
Diharapkan penelitian ini lebih men-
dorong untuk menjadi guru yang kreatif
dan inovatif dalam hal memilih metode
dan
model
pembelajaran
yang
di-
sesuaikan dengan situasi dan kondisi
serta dinamika siswa.
3.
Bagi Sekolah
Diharapkan dapat memberikan pe-
ngajaran yang adil dalam meningkatkan
hasil belajar dan lebih luas lagi dapat
meningkatkan kualitas sekolah.
F.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek. Jakarta. Rineksa Cipta
Depdiknas. 2004.
Kurikulum 2004
Standar Kompetensi Mata Pelajaran
PKn.
Felder, Richard M. 1994. Cooperative
Learning in Technical Corse, (on
line),
Hadi,
Sutrisno.
1982.
Metodologi
Research, Jilid 1.yogyakarta : YP.
10
PEMAHAMAN PKn KERJA SAMA NEGARA ASIA TENGGARA SISWA KELAS IX
UPTD SMAN 1 KEDUNGWARU SEMESTER II TAHUN 2014/2015
ANDREAS ANDRIE DJATMIKO *)
*)
Dosen STKIP PGRI Tulungagung
ABSTRAK
Mata pelajaran PKn mempunyai tujuan untuk menghadapi hubungan antara
manusia yang semakin lama semakin kompleks dan intensif, akibatnya segala
aspek yang menyangkut kehidupan manusia akan mengalami perkembangan dan
pertumbuhan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui
peningkatan pemahaman Pkn kerja sama negara Asia Tenggara siswa setelah
diterapkannya model belajar murder pada Siswa Kelas IX UPTD SMAN 1
Kedungwaru Tulungagung; (2) mengetahui pengaruh metode pembelajaran
metode pembelajaran penemuan terbimbing bagi prestasi belajar siswa.
Sedangkan hipotesis dalam penelitian ini jika model belajar murder diterapkan
dalam proses pembelajaran maka pemahaman pkn kerja sama negara Asia
Tenggara Siswa Kelas IX UPTD SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung akan
meningkat. Beberapa Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, angket, wawancara dan tes. Observasi untuk mengetahui aktivitas guru
dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Wawancara untuk mengetahui
pengetahuan peran siswa serta untuk mengetahui interaksi siswa dan guru selama
pembelajaran. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran. Dari tes diperoleh nilai belajar siswa yang selanjutnya digunakan
pengujian hipotesis. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, angket dan
tes. Dari hasil tersebut diperoleh nilai ketuntasan tes awal 55,56 %, tes siklus I
74,07 %, dan tes Siklus II 92,59 %. Terjadi peningkatan nilai dari tes awal, Siklus I
dan Siklus II. Aktivitas guru dalam pembelajaran dari awal 70,00%, siklus I 73,33%,
dan siklus II 81,48% menunjukkan peningkatan aktivitas guru. Aktivitas siswa
dalam pembelajaran dari awal 53,75%, siklus I 73,75%, dan siklus II 96,25%
menunjukkan peningkatan. Sehingga aktivitas guru dan siswa pada akhirnya
tergolong sangat baik. Angket respon siswa dari awal 1,20, siklus I 1,28, dan siklus
II 1,77 menunjukkan peningkatan. Pada akhirnya respon siswa tergolong sangat
positif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model belajar
Murder dapat meningkatkan pemahaman PKn kerja sama negara Asia Tenggara
bagi Siswa Kelas IX UPTD SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung.
Kata Kunci: Peningkatan pemahaman, Prestasi belajar, PKn, Metode Murder
A. PENDAHULUAN
mempunyai keunggulan dan mampu
Latar Belakang Masalah
bersaing di bidang ilmu pengetahuan
Program pendidikan ke depan harus
dan teknologi yang dilandasi dengan
menjawab dan menghadapi tantangan
wawasan lingkungan. Untuk itu life skill
sehingga Sumber Daya Manusia kita
harus
ditingkatkan,
metode
pem-
1
belajaran harus lebih menarik, mudah
Berdasarkan latar belakang di atas,
dipahami anak, yang disesuaikan dengan
maka dapat dirumuskan suatu masalah
muatan
pada
sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh
memanfaatkan
pembelajaran melalui peranan model
contoh nyata yang ada di lingkungan
belajar murder terhadap pemahaman
sekolah.
pkn kerja sama negara Asia Tenggara
lokal
pendidikan
adalah
belajar
dengan
mengajar
bahan
erat
pelajaran
kegiatan
belajar
mengajar.
belajar
mengajar
mengacu
Kegiatan
kepada
mengacu
dengan
Kegiatan
kaitannya
yang
hal-hal
yang
berhubungan
Siswa
Kelas
IX
UPTD
SMAN
1
Kedungwaru Tulungagung ?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas,
dengan kegiatan siswa dalam mem-
penelitian ini bertujuan untuk:
pelajari bahan yang disampaikan guru.
1. Mengetahui peningkatan pemahaman
Sedangkan
kegiatan
mengajar
ber-
Pkn kerja sama negara Asia Tenggara
hubungan dengan cara guru menjelaskan
siswa setelah diterapkannya model
bajhan kepada siswa. Oleh karena itu
belajar murder pada Siswa Kelas IX
kegiatan
belajar
UPTD
dengan
metode
kegiatan
belajar
erat
hubungannya
belajar,
erat
sedangkan
hubungannya
dengan metode mengajar.
Mata
pelajaran
PKn
SMAN
1
Kedungwaru
Tulungagung.
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar
siswa setelah diterapkan model belajar
mempunyai
tujuan untuk menghadapi hubungan
murder pada Siswa Kelas IX UPTD
SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung.
antara manusia yang semakin lama
semakin kompleks dan intensif, akibatnya
Hipotesis Tindakan
segala
menyangkut
Hipotesis dalam penelitian ini adalah jika
mengalami
model belajar murder diterapkan dalam
aspek
yang
kehidupan manusia
akan
perkembangan dan pertumbuhan.
proses pembelajaran maka pe-mahaman
Maka penelitian mengambil per-
PKn kerja sama negara Asia Tenggara
masalahan tersebut untuk diteliti di UPTD
Siswa
SMAN
Kedungwaru
1
Kedungwaru
Tulungagung
dengan judul: “Melalui Model Belajar
Kelas
IX
UPTD
SMAN
Tulungagung
1
akan
meningkat.
Murder dapat Meningkatkan Pemahaman
PKn Kerja Sama Negara Asia Tenggara
Siswa
Kelas
IX
UPTD
SMAN
Manfaat Penelitian
1
Hasil penelitian tindakan kelas ini
Kedungwaru Tulungagung Semester II
diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia
Tahun 2013/2014”.
pendidikan
khususnya
pada
pem-
belajaran PKn. Adapun manfaat bagi:
Rumusan Masalah
1. Bagi Siswa
2
3. Untuk meningkatkan prestasi belajar
penggerak di dalam diri siswa yang
siswa terhadap bidang studi PKn
menimbulkan
kegiatan
melalui model belajar Murder. Hal ini
menimbulkan
kelangsungan
penting karena model belajar Murder
giatan belajar dan memberikan arah
sangat berpengaruh terhadap minat
kegiatan belajar itu”. Motivasi adalah
dan prestasi belajar Siswa Kelas IX
penggerak tingkah laku kearah suatu
UPTD
tujuan dengan didasari adanya suatu
SMAN
1
Kedungwaru
Tulungagung.
belajar,
yang
dari
ke-
kebutuhan. Melihat beberapa pendapat
2. Bagi Guru
dari para pakar tersebut dapatlah ditarik
Diharapkan penelitian ini lebih men-
kesimpulan
dorong untuk menjadi guru yang
motivasi adalah dorongan dasar yang
kreatif dan inovatif dalam hal memilih
menggerakkan seseorang dalam ber-
metode
pembelajaran
tingkah laku untuk mewujudkan sesuatu
yang disesuaikan dengan situasi dan
secara nyata dari apa yang telah menjadi
kondisi serta dinamika siswa.
dorongan dalam kata batinnya yang
dan
model
3. Bagi Sekolah
sangat
kuat
bahwa
pada
ataupun
yang
dasarnya
lemah
Diharapkan dapat memberikan pe-
sekalipun. Oleh karena itu perbuatan
ngajaran
seseorang yang didasari atas motivasi
yang
adil
dalam
me-
ningkatkan hasil belajar dan lebih luas
tertentu
lagi
dengan dorongan yang timbul karena
dapat
meningkatkan
kualitas
sekolah.
mengandung
tema
sesuai
tingkah laku dan kegiatannya.
Sering dalam kegiatan belajar di
B.
KAJIAN PUSTAKA
kelas kita ditemukan suatu reaksi yang
Motivasi
berbeda terhadap berbagai tugas dan
1. Pengertian Motivasi
materi pelajaran yang diberikan kepada
Motivasi adalah salah satu faktor
penting
yang
dapat
siswa, ada yang tertarik dan menyenangi
mempengaruhi
topik pelajaran yang dikenalnya, ada juga
proses belajar seseorang. Mc. Donald
yang menerima dengan perasaan pasrah
dalam A.Tabrani Rusyan, mengatakan: “
dan terpaksa, tetapi juga ada yang ingin
Motivasion is an energy change whitin the
unggul dalam seluruh kegiatan yang
person caraterized by affective arousal
bercorak intelektual maupun ketrampilan
and
reactions.”
yang menuntut daya abstrak atau daya
(Motivasi adalah perubahan energi dalam
analisis yang tinggi dan ini merupakan
diri seseorang yang ditandai dengan
variasi hasil motivasi secara utuh.Motivasi
timbulnya perasaan dan reaksi untuk
hendaknya merupakan kebutuhan yang
mencapai tujuan).
tidak dapat ditawar lagi bagi setiap
anticipatory
goal
Menurut Winkel (Hardianto:1987) “
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya
individu untuk memberikan dorongan
dalam beraktifitas.
3
Jadi apa yang diperbuat manusia,
apabila mempunyai motivasi yang kuat,
yang penting maupun yang kurang
peserta
penting, yang berbahaya maupun yang
minatnya, aktivitasnya dan partisipasinya
tidak mengandung resiko, selalu ada
dalam mengikuti kegiatan belajar atau
motivasinya. Juga dalam soal belajar,
pendidikan yang dilaksanakan.
didik
akan
menunjukkan
motivasi itu sangat penting. Motivasi
Ada dua motivasi yang harus dimiliki
adalah syarat mutlak untuk belajar. Di
peserta didik, yaitu motivasi internal dan
sekolah sering kali terdapat anak malas,
motivasi
tidak menyenangkan, suka membolos,
internal berarti bahwa peserta didik
dan sebagainya. Dalam hal demikian
menyadari bahwa kegiatan pendidikan
berarti
yang
bahwa
guru
tidak
berhasil
eksternal.
sedang
memberikan motivasi yang tepat untuk
baginya
mendorong agar ia bekerja dengan
butuhannya.
segenap tenaga dan pikirannya.
3.
Adanya
diikutinya
karena
sejalan
motivasi
bermanfaat
dengan
ke-
Bagian-bagian Motivasi
Dalam hubungan ini perlu diingat,
Ada dua bagian, yaitu dalam (inter
bahwa nilai buruk pada mata pelajaran
component) dan luar (outer component).
tertentu belum tentu berarti anak itu
Yang dalam ialah perubahan di dalam
bodoh terhadap suatu pelajaran itu.
diri seseorang, keadaan mereka tidak
Sering kali terjadi seseorang anak malas
puas, ketegangan psikologis. Yang luar
terhadap
tetapi
adalah apa yang diinginkan seseorang,
sangat giat dalam mata pelajaran yang
tujuan yang menjadi arah kelakuannya.
lain. Banyak bakat anak tidak ber-
Jadi yang dalam adalah kebutuhan-
kembang
kebutuhan
mata
pelajaran
karena
tidak
itu,
diperolehnya
yang
hendak
dipuaskan,
motivasi yang tepat. Jika seseorang
sedangkan yang luar adalah tujuan yang
mendapat motivasi yang tepat, maka
hendak dicapai.
lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga
4. Sifat Motivasi.
tercapai hasil-hasil yang semula tiada
Ada 2 (dua) sifat motivasi, yaitu:
terduga.
a. Intrinksik.
2.
Motivasi Belajar
Yaitu suatu motivasi yang berasal dari
Kegiatan dapat terlaksana pertama-
dalam diri siswa atau individu lebih
tama harus ada dorongan untuk me-
efektif dibandingkan dengan motivasi
laksanakan kegiatan itu. Dengan kata lain
yang dilaksanakan dari luar, karena
untuk dapat melakukan sesuatu harus
kepuasan individu sesuai dengan porsi
ada motivasi. Begitu juga keadaan dalam
atau ukuran yang terdapat dalam diri
proses belajar atau pendidikan. Peserta
siswa itu sendiri. Tugas yang me-
didik harus mempunyai motivasi untuk
rupakan beban dari siswa sendiri akan
mengikuti kegiatan belajar atau pen-
menimbulkan minat yang lebih besar
didikan yang sedang berlangsung. Hanya
untuk melaksanakan tugas-tugas yang
4
dipaksakan dari luar. Jadi motivasi
lebih bagus dari pada hukuman,
instrinksik itu timbul tanpa adanya
karena hukuman merupakan aktifitas
pengaruh dari diri siswa. Motivasi ini
yang bersifat menghakimi atau meng-
ada dalam diri anak sendiri yang
hentikan suatu perbuatan. Pujian yang
dapat
datang sebenarnya sangat dibutuhkan
berguna
bagi
kegiatan
belajarnya. Motivasi ini dapat timbul
untuk
karena adanya suatu kebutuhan. Hal
Misalnya saja untuk memperoleh nilai
ini dapat menjadi pendorong bagi
yang lebih tinggi, karena dorongan
anak untuk berbuat dan berusaha
orang lain maka minat untuk mem-
memenuhi kebutuhan itu. Misalnya
peroleh nilai yang lebih tinggi ter-
anak
membuat data
sebut sangat menentukan semangat
yang dapat menimbulkan keinginan
dari diri siswa. Jadi motivasi ini
yang kuat untuk membuat tabel data
disebabkan oleh faktor-faktor dari luar
sehingga dapat menjadi pendorong
situasi belajar, seperti bentuk pujian,
bagi anak untuk lebih giat belajar.
pemberian tanda penghormatan dan
Selain itu juga ada pengaruh tentang
suatu hukuman pada siswa. Hal-hal
kemajuannya
yang
berkeinginan
dengan
mengetahui
memotivasi
belajar
mempengaruhi
siswa.
timbulnya
hasil prestasinya, anak akan tahu
motivasi ekstrinsik misalnya adalah
apakah ada kemajuan atau sebaliknya
ganjaran.
akan mengalami kemunduran, se-
pendidikan representative yang me-
hingga hal ini akan menjadi pen-
nyenangkan, bersifat positif dan juga
dorong bagi anak untuk lebih giat
merupakan alat motivasi yang dapat
belajar, contoh: Seorang siswa men-
menjadi pendorong bagi anak untuk
dapat
satu
belajar lebih baik. Pada dasarnya
pelajarannya dengan nilai kurang baik,
ganjaran dapat dibedakan menjadi 4
hal ini akan mendorong siswa untuk
macam, yaitu pujian, penghormatan,
belajar lebih giat lagi agar dapat
hadiah
memperoleh nilai yang lebih tinggi,
Pemberian penghormatan merupakan
selain itu juga adanya aspirasi untuk
suatu hal yang sangat penting bagi
mencapai
yang
perkembangan pendidikan dan per-
mempunyai cita-cita akan menjadi
tumbuhan untuk meraih kemajuan diri
tujuan hidupnya, sehingga dengan
sendiri maupun diri orang lain. Jadi
demikian akan menjadi pendorong
pemberian
tanda
yang kuat untuk kegiatan belajarnya.
merupakan
alat
nilai
dari
cita-cita.
salah
Anak
b. Ekstrinksik.
Ganjaran
dan
tanda
adalah
alat
penghargaan.
penghormatan
pendorong
yang
sangat baik untuk mencapai tujuan.
Sesuatu yang sifatnya dapat mem-
Sedangkan
besarkan
Sardiman, dalam Hardianto (1987)
hati
sangatlah
efektif,
misalnya adalah suatu pujian. Pujian
menyebutkan
hukuman
hukuman
menurut
adalah
5
sebagai reinforcement yang negatif.
“Bawalah mereka ke dunia kita dan
Tetapi bila diberikan secara tepat
antarakan dunia kita ke dunia mereka”.
bijaksana akan menjadi alat motivasi.
Segala proses pembelajaran di bangun
Oleh karena itu guru seharusnya
atas prinsip bawalah dunia mereka ke
memahami prinsip-rinsip yang tepat
dunia kita dan antarkan dunia kita ke
untuk menerapkannya.
dunia mereka. Model belajar Murder
adalah merupakan sebuah akronim atau
Model Belajar Murder
Proses
singktan dan memiliki makana-makan
pembelajaran
adalah
fenomena yang sungguh rumit serta
tersendiri, sebagai berikut :
a.
kompleks. Segala sesuatu berrti setiap
Mood
Nyaman,
suatu
hal
kecil
yang
kata, pikiran, tindkaan atau asosiasi dan
memiliki pengaruh sangat besar dalam
samapai sejauh mana untuk mengubah
proses
lingkungan,
prestasi
nyamanan baik jasmani maupun rohani
pengajaran
sejauh
pembelajaran
dan
itu
rancangan
pula
berlangsung.
belajar
mengajar
suatu
ke-
proses
dapat meningkatkan minat serta pola
Model
berfikir siswa.
belajar Murder adalah suatu metode
b.
Understand
baru dalam proses aktifitas belajar dan
Paham, diharapkan setelah memiliki
mengajar. Dalam hal ini pengubahan cara
minat yang baijk, dalam model ini semua
metode
siswa dapat memahami apa hal yang
belajar
tanpa merubah arti
belajar itu sendiri.
Pada
model
akan dipelajari sebelum mereka memBelajar
Murder
ini
pelajari di sekolah, jadi siswa dituntut
berfokus terhadap cara atau sistem
untuk jauh lebih berusaha mandiri.
pembelajaran siswa yang disertai oleh
c.
keadaan
suasana
di
lingkungannya,
Recall
Ulangi,
dalam
metode
ini
akan
sebab tanpa lingkungan yang memadai
ditunjuk secara random beberapa siswa
terlalu riskan untuk menciptakan suasana
sebagai tim ahli dalam pokok bahasan
belajar mengajar yang nyaman pula.
pembelajaran untuk menjelaskan atau
Korelasi antara keadaan lingkungan siswa
mengraikan di depan kelas apa yang
dengan cara belajar yang tepat tentu
telah mereka pelajari dan mengulangi
akan menambah minat belajar siswa
pelajaran yang telah mereka dapatkan.
sehingga
tujuan dari proses belajar
mengajar tercapai. Metodologi dalam
C.
metode
Pendekatan Penelitian
belajar
Murder
ini
yang
digunakan dalam rancangan penyajian
fasilitas.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian tindakan kelas ini
pendekatan
yang
digunakan
ialah
Seperti halnya model belajar Murder
pendekatan kualitatif. Dikatakan kualitatif
juga bersandar pada pokok bahasan:
karena berusaha mengungkapkan gejala
6
secara keseluruhan sesuai dengan kontek
melalui
pengumpulan
data
berlatar
4. Lebih mementingkan proses dari pada
hasil,
dalam
penelitian
ini
yang
alami. Dengan peneliti sebagai instrumen
diutamakan ialah bagaimana agar
utama serta lebih menonjolkan proses
guru dapat menyampaikan pelajaran
dan makna dari sudut pandang subyek
dengan mudah dan siswa menerima
yang diteliti.
pelajaran
dengan
jelas
sehingga
Alasan menggunakan pendekatan
prestasi belajarnya meningkat. Jika hal
kualitatif sebab penulis ingin meng-
ini telah dilaksanakan maka penelitian
ungkapkan secara langsung dan lengkap
dapat dinyatakan berhasil.
tentang masalah yang sedang diteliti.
5. Batas permasalahan ditentukan dalam
Dengan penjelasan melalui kata-kata
fokus penelitian, permasalahan tidak
akan
pada
terlalu luas, dan dapat dibahas dalam
penjelasan dengan angka-angka yang
waktu yang relatif singkat misalnya
terjadi
cukup dalam dua siklus penelitian
mudah
pada
Pengungkapan
dipahami
dari
penelitian
kuantitatif.
permasalahan
dengan
saja.
kata-kata akan menjadikan pemahaman
6. Analisis data bersifat induktif, yakni
yang lebih menyeluruh terhadap suatu
dari kesimpulan yang bersifat khusus
masalah. Dalam masalah penggunaan
digeneralisasikan
metode mengulang ucapan kata-kata
yang bersifat umum.
pada
kesimpulan
sulit dalam pembelajaran misalnya akan
dapat
dijelaskan
secara
rinci
untuk
Instrumen Penelitian
beberapa hal misalnya:
Instrumen
1. Peneliti bertindak sebagai instrumen
penelitian ini terdiri dari:
utama,
peneliti
bertindak
sebagai
yang
digunakan
dalam
a. Silabus
pengumpul data, penganalisis data
Yaitu seperangkat rencana dan pe-
dan terlibat langsung dalam proses
ngaturan tentang kegiatan pembelajaran
penelitian.
pengelolaan kelas, serta penilaian hasil
2. Data yang diperoleh akan dipaparkan
sesuai apa yang terjadi di lapangan.
belajar.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Penulis tidak perlu mengemas data
(RPP)
secara rumit, data kasar yang dialami
Yaitu
merupakan
perangkat
pem-
lebih mudah untuk dianalisis secara
belajaran
kualitatif.
pedoman guru dalam mengajar dan
3. Hasil penelitian bersifat diskriptif, data
yang
dikumpulkan
digunakan
sebagai
disusun untuk tiap putaran. Masing-
berupa
masing RPP berisi kompetensi dasar,
angka-angka tetapi berupa kata-kata
indikator pencapaian hasil belajar, tujuan
yang
pembelajaran
menguraikan
lengkap.
bukan
yang
data
secara
khusus,
dan
kegiatan
belajar mengajar.
7
c. Lembar Kerja Siswa ( LKS )
putaran.
Lembar kerja ini yang dipergunakan
siswa
untuk
membantu
proses
pe-
ngumpulan data hasil eksperimen.
d. Lembar Observasi Kegiatan Belajar
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Melalui
hasil
penelitian
ini
Mengajar
menunjukkan bahwa metode murder
a. Lembar observasi aktivitas guru
memiliki
dampak
positif
dalam
untuk mengamati aktivitas guru
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal
dalam pembelajaran.
ini dapat dilihat dari semakin mantapnya
b. Lembar observasi aktivitas siswa
pemahaman siswa terhadap materi yang
untuk mengamati aktivitas siswa
disampaikan guru (ketuntasan belajar
pembelajaran.
meningkat dari Tes awal, siklus I, dan
c. Persentase observasi aktivitas guru
dan siswa adalah:
siklus II ) yaitu masing-masing 60,52%,
76,31%, dan 94,73%. Pada Siklus II
ketuntasan belajar siswa secara klasikal
telah tercapai, terlihat seperti grafik di
bawah ini.
e. Angket
Angket ini digunakan untuk mengetahui apakah siswa-siswa tersebut
menyenangi model pembelajaran yang
ditawarkan penulis.
2. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru
Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisa data, diperoleh
aktivitas
siswa
dalam
proses
pem-
belajaran dengan motivasi dan kreativitas
guru dalam setiap siklus mengalami
f. Tes Formatif
peningkatan. Hal ini berdampak positif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan
terhadap prestasi belajar siswa yaitu
pembelajaran yang akan dicapai, di-
dapat ditunjukkan dengan meningkatnya
gunakan untuk mengukur kemampuan
nilai rata-rata siswa pada setiap siklus
pemahaman konsep Bahasa Indonesia.
yang terus mengalami peningkatan. Hasil
Tes formatif ini diberikan setiap akhir
observasi aktivitas guru tes awal 70,00%,
8
siklus I 73,33%, dan siklus II 87,50%. Pada
dengan
akhirnya aktivitas guru dalam pem-
belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu
belajaran tergolong sangat baik.
tes awal 60,52%, Siklus I 76,31%, Siklus
3.
II 94,73%. Data tersebut menunjukkan
Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran.
Berdasarkan
aktivitas
analisa
siswa
data,
dalam
diperoleh
proses
pem-
belajaran dengan metode murder di-
bahwa
peningkatan
secara
ketuntasan
klasikal
siswa
di-
nyatakan tuntas dalam pembelajaran.
2. Data hasil observasi aktivitas guru
peroleh hasil observasi aktivitas siswa tes
dalam
akhir adalah 96,25% jadi dapat di-
70,00%, siklus I masih tetap 73,33%,
katakan bahwa aktivitas siswa dapat
dan siklus II 87,50%. Pada siklus II
dikategorikan sangat baik.
aktivitas guru dalam pembelajaran
4.
tergolong sangat baik.
Data hasil angket respon siswa tes
awal 1,20, siklus I 1,28, dan siklus II 1,77,
pembelajaran
yaitu
awal
3. Hasil observasi aktivitas siswa mulai
hal ini menunjukkan dari tes awal hingga
awal
tes akhir mengalami peningkatan respon
peningkatan yaitu 53,75%, 73,75%,
siswa.
siswa
96,25%. Hal ini pada akhirnya guru
terhadap kegiatan pembelajaran adalah
tergolong sangat baik dalam me-
sangat positif.
laksanakan
5.
murder.
Pada
akhirnya
respon
Nilai rata-rata siswa secara klasikal
hingga
siklus
II
mengalami
pembelajaran
metode
dari tes awal 65,00, tes siklus I 71,32, dan
4. Respon siswa terhadap pembelajaran
tes siklus II 81,57. Hal ini menunjukkan
yang dilakukan oleh guru tergolong
adanya peningkatan hasil dari nilai rata-
sangat positif. Hal ini dapat dibuktikan
rata kelas. Sedangkan hasil nilai rata-rata
dengan hasil respon siswa pada siklus
tes awal, siklus I, dan siklus II adalah
II yang mencapai 1,77.
72,63.
5. Hasil nilai rata-rata tes I 65,00, tes II
71,32 dan tes III 81,57 jumlahnya
E.
PENUTUP
217,89. Rata-rata keseluruhan 72,63.
Simpulan
4. Penerapan
Berdasarkan
metode murder mempunyai pengaruh
dilakukan
cukup baik, yaitu dapat meningkatkan
selama awal, siklus I, siklus II dan seluruh
pemahaman PKn kerja sama negara
pembahasan serta analisis yang telah
Asia Tenggara pada Siswa Kelas IX
dilakukan dapat disimpulkan sebagai
UPTD
berikut:
Tulungagung.
yang
hasil
dengan
kegiatan
pembelajaran
data
pembelajaran
telah
SMAN
1
Kedungwaru
1. Pembelajaran dengan metode murder
yang diterapkan oleh guru memiliki
Saran
dampak positif dalam meningkatkan
Berdasarkan hasil penilitian yang
prestasi belajar siswa yang ditandai
diperoleh dari uraian sebelumnya agar
9
proses belajar mengajar PKn lebih efektif
dan lebih memberikan hasil yang optimal
bagi siswa, maka disampaikan saran
sebagai berikut:
1.
Bagi Siswa
Untuk
meningkatkan
prestasi
belajar
siswa terhadap bidang studi PKn melalui
model belajar Murder. Hal ini penting
karena model belajar Murder sangat
berpengaruh
terhadap
minat
dan
prestasi belajar Siswa Kelas IX UPTD
Fak. Psikologi UGM. Jakarta :
Depdiknas
Margono, S.1996. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta; Rineksa Cipta.
Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya. Universitas
Negeri
Purwanto,
M.Ngalim.
1992.
Ilmu
Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Ridwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian
untuk Guru-Karyawan dan peneliti
Pemula. Bandung : Alfabeta.
Surabaya
SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung.
2.
Bagi Guru
Diharapkan penelitian ini lebih men-
dorong untuk menjadi guru yang kreatif
dan inovatif dalam hal memilih metode
dan
model
pembelajaran
yang
di-
sesuaikan dengan situasi dan kondisi
serta dinamika siswa.
3.
Bagi Sekolah
Diharapkan dapat memberikan pe-
ngajaran yang adil dalam meningkatkan
hasil belajar dan lebih luas lagi dapat
meningkatkan kualitas sekolah.
F.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek. Jakarta. Rineksa Cipta
Depdiknas. 2004.
Kurikulum 2004
Standar Kompetensi Mata Pelajaran
PKn.
Felder, Richard M. 1994. Cooperative
Learning in Technical Corse, (on
line),
Hadi,
Sutrisno.
1982.
Metodologi
Research, Jilid 1.yogyakarta : YP.
10