PENGGUNAAN MODEL BELAJAR MURDER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PKn KERJA SAMA NEGARA ASIA TENGGARA SISWA KELAS IX UPTD SMAN EDUNGWARU SEMESTER II TAHUN 20142015 | Djatmiko | Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan 1 PB

PENGGUNAAN MODEL BELAJAR MURDER UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN PKn KERJA SAMA NEGARA ASIA TENGGARA SISWA KELAS IX
UPTD SMAN 1 KEDUNGWARU SEMESTER II TAHUN 2014/2015
ANDREAS ANDRIE DJATMIKO *)
*)
Dosen STKIP PGRI Tulungagung
ABSTRAK
Mata pelajaran PKn mempunyai tujuan untuk menghadapi hubungan antara
manusia yang semakin lama semakin kompleks dan intensif, akibatnya segala
aspek yang menyangkut kehidupan manusia akan mengalami perkembangan dan
pertumbuhan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui
peningkatan pemahaman Pkn kerja sama negara Asia Tenggara siswa setelah
diterapkannya model belajar murder pada Siswa Kelas IX UPTD SMAN 1
Kedungwaru Tulungagung; (2) mengetahui pengaruh metode pembelajaran
metode pembelajaran penemuan terbimbing bagi prestasi belajar siswa.
Sedangkan hipotesis dalam penelitian ini jika model belajar murder diterapkan
dalam proses pembelajaran maka pemahaman pkn kerja sama negara Asia
Tenggara Siswa Kelas IX UPTD SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung akan
meningkat. Beberapa Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, angket, wawancara dan tes. Observasi untuk mengetahui aktivitas guru
dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Wawancara untuk mengetahui

pengetahuan peran siswa serta untuk mengetahui interaksi siswa dan guru selama
pembelajaran. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran. Dari tes diperoleh nilai belajar siswa yang selanjutnya digunakan
pengujian hipotesis. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, angket dan
tes. Dari hasil tersebut diperoleh nilai ketuntasan tes awal 55,56 %, tes siklus I
74,07 %, dan tes Siklus II 92,59 %. Terjadi peningkatan nilai dari tes awal, Siklus I
dan Siklus II. Aktivitas guru dalam pembelajaran dari awal 70,00%, siklus I 73,33%,
dan siklus II 81,48% menunjukkan peningkatan aktivitas guru. Aktivitas siswa
dalam pembelajaran dari awal 53,75%, siklus I 73,75%, dan siklus II 96,25%
menunjukkan peningkatan. Sehingga aktivitas guru dan siswa pada akhirnya
tergolong sangat baik. Angket respon siswa dari awal 1,20, siklus I 1,28, dan siklus
II 1,77 menunjukkan peningkatan. Pada akhirnya respon siswa tergolong sangat
positif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model belajar
Murder dapat meningkatkan pemahaman PKn kerja sama negara Asia Tenggara
bagi Siswa Kelas IX UPTD SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung.
Kata Kunci: Peningkatan pemahaman, Prestasi belajar, PKn, Metode Murder
A. PENDAHULUAN

mempunyai keunggulan dan mampu


Latar Belakang Masalah

bersaing di bidang ilmu pengetahuan

Program pendidikan ke depan harus

dan teknologi yang dilandasi dengan

menjawab dan menghadapi tantangan

wawasan lingkungan. Untuk itu life skill

sehingga Sumber Daya Manusia kita

harus

ditingkatkan,

metode


pem-

1

belajaran harus lebih menarik, mudah

Berdasarkan latar belakang di atas,

dipahami anak, yang disesuaikan dengan

maka dapat dirumuskan suatu masalah

muatan

pada

sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh

memanfaatkan


pembelajaran melalui peranan model

contoh nyata yang ada di lingkungan

belajar murder terhadap pemahaman

sekolah.

pkn kerja sama negara Asia Tenggara

lokal

pendidikan

adalah

belajar

dengan


mengajar
bahan

erat

pelajaran

kegiatan

belajar

mengajar.

belajar

mengajar

mengacu


Kegiatan
kepada

mengacu

dengan

Kegiatan
kaitannya

yang

hal-hal

yang

berhubungan

Siswa


Kelas

IX

UPTD

SMAN

1

Kedungwaru Tulungagung ?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas,

dengan kegiatan siswa dalam mem-

penelitian ini bertujuan untuk:

pelajari bahan yang disampaikan guru.


1. Mengetahui peningkatan pemahaman

Sedangkan

kegiatan

mengajar

ber-

Pkn kerja sama negara Asia Tenggara

hubungan dengan cara guru menjelaskan

siswa setelah diterapkannya model

bajhan kepada siswa. Oleh karena itu

belajar murder pada Siswa Kelas IX


kegiatan

belajar

UPTD

dengan

metode

kegiatan

belajar

erat

hubungannya

belajar,
erat


sedangkan

hubungannya

dengan metode mengajar.
Mata

pelajaran

PKn

SMAN

1

Kedungwaru

Tulungagung.
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar

siswa setelah diterapkan model belajar

mempunyai

tujuan untuk menghadapi hubungan

murder pada Siswa Kelas IX UPTD
SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung.

antara manusia yang semakin lama
semakin kompleks dan intensif, akibatnya

Hipotesis Tindakan

segala

menyangkut

Hipotesis dalam penelitian ini adalah jika

mengalami

model belajar murder diterapkan dalam

aspek

yang

kehidupan manusia

akan

perkembangan dan pertumbuhan.

proses pembelajaran maka pe-mahaman

Maka penelitian mengambil per-

PKn kerja sama negara Asia Tenggara

masalahan tersebut untuk diteliti di UPTD

Siswa

SMAN

Kedungwaru

1

Kedungwaru

Tulungagung

dengan judul: “Melalui Model Belajar

Kelas

IX

UPTD

SMAN

Tulungagung

1

akan

meningkat.

Murder dapat Meningkatkan Pemahaman
PKn Kerja Sama Negara Asia Tenggara
Siswa

Kelas

IX

UPTD

SMAN

Manfaat Penelitian

1

Hasil penelitian tindakan kelas ini

Kedungwaru Tulungagung Semester II

diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia

Tahun 2013/2014”.

pendidikan

khususnya

pada

pem-

belajaran PKn. Adapun manfaat bagi:
Rumusan Masalah

1. Bagi Siswa

2

3. Untuk meningkatkan prestasi belajar

penggerak di dalam diri siswa yang

siswa terhadap bidang studi PKn

menimbulkan

kegiatan

melalui model belajar Murder. Hal ini

menimbulkan

kelangsungan

penting karena model belajar Murder

giatan belajar dan memberikan arah

sangat berpengaruh terhadap minat

kegiatan belajar itu”. Motivasi adalah

dan prestasi belajar Siswa Kelas IX

penggerak tingkah laku kearah suatu

UPTD

tujuan dengan didasari adanya suatu

SMAN

1

Kedungwaru

Tulungagung.

belajar,

yang

dari

ke-

kebutuhan. Melihat beberapa pendapat

2. Bagi Guru

dari para pakar tersebut dapatlah ditarik

Diharapkan penelitian ini lebih men-

kesimpulan

dorong untuk menjadi guru yang

motivasi adalah dorongan dasar yang

kreatif dan inovatif dalam hal memilih

menggerakkan seseorang dalam ber-

metode

pembelajaran

tingkah laku untuk mewujudkan sesuatu

yang disesuaikan dengan situasi dan

secara nyata dari apa yang telah menjadi

kondisi serta dinamika siswa.

dorongan dalam kata batinnya yang

dan

model

3. Bagi Sekolah

sangat

kuat

bahwa

pada

ataupun

yang

dasarnya

lemah

Diharapkan dapat memberikan pe-

sekalipun. Oleh karena itu perbuatan

ngajaran

seseorang yang didasari atas motivasi

yang

adil

dalam

me-

ningkatkan hasil belajar dan lebih luas

tertentu

lagi

dengan dorongan yang timbul karena

dapat

meningkatkan

kualitas

sekolah.

mengandung

tema

sesuai

tingkah laku dan kegiatannya.
Sering dalam kegiatan belajar di

B.

KAJIAN PUSTAKA

kelas kita ditemukan suatu reaksi yang

Motivasi

berbeda terhadap berbagai tugas dan

1. Pengertian Motivasi

materi pelajaran yang diberikan kepada

Motivasi adalah salah satu faktor
penting

yang

dapat

siswa, ada yang tertarik dan menyenangi

mempengaruhi

topik pelajaran yang dikenalnya, ada juga

proses belajar seseorang. Mc. Donald

yang menerima dengan perasaan pasrah

dalam A.Tabrani Rusyan, mengatakan: “

dan terpaksa, tetapi juga ada yang ingin

Motivasion is an energy change whitin the

unggul dalam seluruh kegiatan yang

person caraterized by affective arousal

bercorak intelektual maupun ketrampilan

and

reactions.”

yang menuntut daya abstrak atau daya

(Motivasi adalah perubahan energi dalam

analisis yang tinggi dan ini merupakan

diri seseorang yang ditandai dengan

variasi hasil motivasi secara utuh.Motivasi

timbulnya perasaan dan reaksi untuk

hendaknya merupakan kebutuhan yang

mencapai tujuan).

tidak dapat ditawar lagi bagi setiap

anticipatory

goal

Menurut Winkel (Hardianto:1987) “
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya

individu untuk memberikan dorongan
dalam beraktifitas.

3

Jadi apa yang diperbuat manusia,

apabila mempunyai motivasi yang kuat,

yang penting maupun yang kurang

peserta

penting, yang berbahaya maupun yang

minatnya, aktivitasnya dan partisipasinya

tidak mengandung resiko, selalu ada

dalam mengikuti kegiatan belajar atau

motivasinya. Juga dalam soal belajar,

pendidikan yang dilaksanakan.

didik

akan

menunjukkan

motivasi itu sangat penting. Motivasi

Ada dua motivasi yang harus dimiliki

adalah syarat mutlak untuk belajar. Di

peserta didik, yaitu motivasi internal dan

sekolah sering kali terdapat anak malas,

motivasi

tidak menyenangkan, suka membolos,

internal berarti bahwa peserta didik

dan sebagainya. Dalam hal demikian

menyadari bahwa kegiatan pendidikan

berarti

yang

bahwa

guru

tidak

berhasil

eksternal.

sedang

memberikan motivasi yang tepat untuk

baginya

mendorong agar ia bekerja dengan

butuhannya.

segenap tenaga dan pikirannya.

3.

Adanya

diikutinya

karena

sejalan

motivasi

bermanfaat
dengan

ke-

Bagian-bagian Motivasi

Dalam hubungan ini perlu diingat,

Ada dua bagian, yaitu dalam (inter

bahwa nilai buruk pada mata pelajaran

component) dan luar (outer component).

tertentu belum tentu berarti anak itu

Yang dalam ialah perubahan di dalam

bodoh terhadap suatu pelajaran itu.

diri seseorang, keadaan mereka tidak

Sering kali terjadi seseorang anak malas

puas, ketegangan psikologis. Yang luar

terhadap

tetapi

adalah apa yang diinginkan seseorang,

sangat giat dalam mata pelajaran yang

tujuan yang menjadi arah kelakuannya.

lain. Banyak bakat anak tidak ber-

Jadi yang dalam adalah kebutuhan-

kembang

kebutuhan

mata

pelajaran

karena

tidak

itu,

diperolehnya

yang

hendak

dipuaskan,

motivasi yang tepat. Jika seseorang

sedangkan yang luar adalah tujuan yang

mendapat motivasi yang tepat, maka

hendak dicapai.

lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga

4. Sifat Motivasi.

tercapai hasil-hasil yang semula tiada

Ada 2 (dua) sifat motivasi, yaitu:

terduga.

a. Intrinksik.

2.

Motivasi Belajar

Yaitu suatu motivasi yang berasal dari

Kegiatan dapat terlaksana pertama-

dalam diri siswa atau individu lebih

tama harus ada dorongan untuk me-

efektif dibandingkan dengan motivasi

laksanakan kegiatan itu. Dengan kata lain

yang dilaksanakan dari luar, karena

untuk dapat melakukan sesuatu harus

kepuasan individu sesuai dengan porsi

ada motivasi. Begitu juga keadaan dalam

atau ukuran yang terdapat dalam diri

proses belajar atau pendidikan. Peserta

siswa itu sendiri. Tugas yang me-

didik harus mempunyai motivasi untuk

rupakan beban dari siswa sendiri akan

mengikuti kegiatan belajar atau pen-

menimbulkan minat yang lebih besar

didikan yang sedang berlangsung. Hanya

untuk melaksanakan tugas-tugas yang

4

dipaksakan dari luar. Jadi motivasi

lebih bagus dari pada hukuman,

instrinksik itu timbul tanpa adanya

karena hukuman merupakan aktifitas

pengaruh dari diri siswa. Motivasi ini

yang bersifat menghakimi atau meng-

ada dalam diri anak sendiri yang

hentikan suatu perbuatan. Pujian yang

dapat

datang sebenarnya sangat dibutuhkan

berguna

bagi

kegiatan

belajarnya. Motivasi ini dapat timbul

untuk

karena adanya suatu kebutuhan. Hal

Misalnya saja untuk memperoleh nilai

ini dapat menjadi pendorong bagi

yang lebih tinggi, karena dorongan

anak untuk berbuat dan berusaha

orang lain maka minat untuk mem-

memenuhi kebutuhan itu. Misalnya

peroleh nilai yang lebih tinggi ter-

anak

membuat data

sebut sangat menentukan semangat

yang dapat menimbulkan keinginan

dari diri siswa. Jadi motivasi ini

yang kuat untuk membuat tabel data

disebabkan oleh faktor-faktor dari luar

sehingga dapat menjadi pendorong

situasi belajar, seperti bentuk pujian,

bagi anak untuk lebih giat belajar.

pemberian tanda penghormatan dan

Selain itu juga ada pengaruh tentang

suatu hukuman pada siswa. Hal-hal

kemajuannya

yang

berkeinginan

dengan

mengetahui

memotivasi

belajar

mempengaruhi

siswa.

timbulnya

hasil prestasinya, anak akan tahu

motivasi ekstrinsik misalnya adalah

apakah ada kemajuan atau sebaliknya

ganjaran.

akan mengalami kemunduran, se-

pendidikan representative yang me-

hingga hal ini akan menjadi pen-

nyenangkan, bersifat positif dan juga

dorong bagi anak untuk lebih giat

merupakan alat motivasi yang dapat

belajar, contoh: Seorang siswa men-

menjadi pendorong bagi anak untuk

dapat

satu

belajar lebih baik. Pada dasarnya

pelajarannya dengan nilai kurang baik,

ganjaran dapat dibedakan menjadi 4

hal ini akan mendorong siswa untuk

macam, yaitu pujian, penghormatan,

belajar lebih giat lagi agar dapat

hadiah

memperoleh nilai yang lebih tinggi,

Pemberian penghormatan merupakan

selain itu juga adanya aspirasi untuk

suatu hal yang sangat penting bagi

mencapai

yang

perkembangan pendidikan dan per-

mempunyai cita-cita akan menjadi

tumbuhan untuk meraih kemajuan diri

tujuan hidupnya, sehingga dengan

sendiri maupun diri orang lain. Jadi

demikian akan menjadi pendorong

pemberian

tanda

yang kuat untuk kegiatan belajarnya.

merupakan

alat

nilai

dari

cita-cita.

salah

Anak

b. Ekstrinksik.

Ganjaran

dan

tanda

adalah

alat

penghargaan.

penghormatan

pendorong

yang

sangat baik untuk mencapai tujuan.

Sesuatu yang sifatnya dapat mem-

Sedangkan

besarkan

Sardiman, dalam Hardianto (1987)

hati

sangatlah

efektif,

misalnya adalah suatu pujian. Pujian

menyebutkan

hukuman
hukuman

menurut
adalah

5

sebagai reinforcement yang negatif.

“Bawalah mereka ke dunia kita dan

Tetapi bila diberikan secara tepat

antarakan dunia kita ke dunia mereka”.

bijaksana akan menjadi alat motivasi.

Segala proses pembelajaran di bangun

Oleh karena itu guru seharusnya

atas prinsip bawalah dunia mereka ke

memahami prinsip-rinsip yang tepat

dunia kita dan antarkan dunia kita ke

untuk menerapkannya.

dunia mereka. Model belajar Murder
adalah merupakan sebuah akronim atau

Model Belajar Murder
Proses

singktan dan memiliki makana-makan

pembelajaran

adalah

fenomena yang sungguh rumit serta

tersendiri, sebagai berikut :
a.

kompleks. Segala sesuatu berrti setiap

Mood
Nyaman,

suatu

hal

kecil

yang

kata, pikiran, tindkaan atau asosiasi dan

memiliki pengaruh sangat besar dalam

samapai sejauh mana untuk mengubah

proses

lingkungan,

prestasi

nyamanan baik jasmani maupun rohani

pengajaran

sejauh

pembelajaran

dan
itu

rancangan

pula

berlangsung.

belajar

mengajar

suatu

ke-

proses

dapat meningkatkan minat serta pola

Model

berfikir siswa.

belajar Murder adalah suatu metode

b.

Understand

baru dalam proses aktifitas belajar dan

Paham, diharapkan setelah memiliki

mengajar. Dalam hal ini pengubahan cara

minat yang baijk, dalam model ini semua

metode

siswa dapat memahami apa hal yang

belajar

tanpa merubah arti

belajar itu sendiri.
Pada

model

akan dipelajari sebelum mereka memBelajar

Murder

ini

pelajari di sekolah, jadi siswa dituntut

berfokus terhadap cara atau sistem

untuk jauh lebih berusaha mandiri.

pembelajaran siswa yang disertai oleh

c.

keadaan

suasana

di

lingkungannya,

Recall
Ulangi,

dalam

metode

ini

akan

sebab tanpa lingkungan yang memadai

ditunjuk secara random beberapa siswa

terlalu riskan untuk menciptakan suasana

sebagai tim ahli dalam pokok bahasan

belajar mengajar yang nyaman pula.

pembelajaran untuk menjelaskan atau

Korelasi antara keadaan lingkungan siswa

mengraikan di depan kelas apa yang

dengan cara belajar yang tepat tentu

telah mereka pelajari dan mengulangi

akan menambah minat belajar siswa

pelajaran yang telah mereka dapatkan.

sehingga

tujuan dari proses belajar

mengajar tercapai. Metodologi dalam

C.

metode

Pendekatan Penelitian

belajar

Murder

ini

yang

digunakan dalam rancangan penyajian
fasilitas.

METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian tindakan kelas ini

pendekatan

yang

digunakan

ialah

Seperti halnya model belajar Murder

pendekatan kualitatif. Dikatakan kualitatif

juga bersandar pada pokok bahasan:

karena berusaha mengungkapkan gejala

6

secara keseluruhan sesuai dengan kontek
melalui

pengumpulan

data

berlatar

4. Lebih mementingkan proses dari pada
hasil,

dalam

penelitian

ini

yang

alami. Dengan peneliti sebagai instrumen

diutamakan ialah bagaimana agar

utama serta lebih menonjolkan proses

guru dapat menyampaikan pelajaran

dan makna dari sudut pandang subyek

dengan mudah dan siswa menerima

yang diteliti.

pelajaran

dengan

jelas

sehingga

Alasan menggunakan pendekatan

prestasi belajarnya meningkat. Jika hal

kualitatif sebab penulis ingin meng-

ini telah dilaksanakan maka penelitian

ungkapkan secara langsung dan lengkap

dapat dinyatakan berhasil.

tentang masalah yang sedang diteliti.

5. Batas permasalahan ditentukan dalam

Dengan penjelasan melalui kata-kata

fokus penelitian, permasalahan tidak

akan

pada

terlalu luas, dan dapat dibahas dalam

penjelasan dengan angka-angka yang

waktu yang relatif singkat misalnya

terjadi

cukup dalam dua siklus penelitian

mudah
pada

Pengungkapan

dipahami

dari

penelitian

kuantitatif.

permasalahan

dengan

saja.

kata-kata akan menjadikan pemahaman

6. Analisis data bersifat induktif, yakni

yang lebih menyeluruh terhadap suatu

dari kesimpulan yang bersifat khusus

masalah. Dalam masalah penggunaan

digeneralisasikan

metode mengulang ucapan kata-kata

yang bersifat umum.

pada

kesimpulan

sulit dalam pembelajaran misalnya akan
dapat

dijelaskan

secara

rinci

untuk

Instrumen Penelitian

beberapa hal misalnya:

Instrumen

1. Peneliti bertindak sebagai instrumen

penelitian ini terdiri dari:

utama,

peneliti

bertindak

sebagai

yang

digunakan

dalam

a. Silabus

pengumpul data, penganalisis data

Yaitu seperangkat rencana dan pe-

dan terlibat langsung dalam proses

ngaturan tentang kegiatan pembelajaran

penelitian.

pengelolaan kelas, serta penilaian hasil

2. Data yang diperoleh akan dipaparkan
sesuai apa yang terjadi di lapangan.

belajar.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Penulis tidak perlu mengemas data

(RPP)

secara rumit, data kasar yang dialami

Yaitu

merupakan

perangkat

pem-

lebih mudah untuk dianalisis secara

belajaran

kualitatif.

pedoman guru dalam mengajar dan

3. Hasil penelitian bersifat diskriptif, data
yang

dikumpulkan

digunakan

sebagai

disusun untuk tiap putaran. Masing-

berupa

masing RPP berisi kompetensi dasar,

angka-angka tetapi berupa kata-kata

indikator pencapaian hasil belajar, tujuan

yang

pembelajaran

menguraikan

lengkap.

bukan

yang

data

secara

khusus,

dan

kegiatan

belajar mengajar.

7

c. Lembar Kerja Siswa ( LKS )

putaran.

Lembar kerja ini yang dipergunakan
siswa

untuk

membantu

proses

pe-

ngumpulan data hasil eksperimen.
d. Lembar Observasi Kegiatan Belajar

D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Melalui

hasil

penelitian

ini

Mengajar

menunjukkan bahwa metode murder

a. Lembar observasi aktivitas guru

memiliki

dampak

positif

dalam

untuk mengamati aktivitas guru

meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal

dalam pembelajaran.

ini dapat dilihat dari semakin mantapnya

b. Lembar observasi aktivitas siswa

pemahaman siswa terhadap materi yang

untuk mengamati aktivitas siswa

disampaikan guru (ketuntasan belajar

pembelajaran.

meningkat dari Tes awal, siklus I, dan

c. Persentase observasi aktivitas guru
dan siswa adalah:

siklus II ) yaitu masing-masing 60,52%,
76,31%, dan 94,73%. Pada Siklus II
ketuntasan belajar siswa secara klasikal
telah tercapai, terlihat seperti grafik di
bawah ini.

e. Angket
Angket ini digunakan untuk mengetahui apakah siswa-siswa tersebut
menyenangi model pembelajaran yang
ditawarkan penulis.

2. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru
Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisa data, diperoleh
aktivitas

siswa

dalam

proses

pem-

belajaran dengan motivasi dan kreativitas
guru dalam setiap siklus mengalami
f. Tes Formatif

peningkatan. Hal ini berdampak positif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan

terhadap prestasi belajar siswa yaitu

pembelajaran yang akan dicapai, di-

dapat ditunjukkan dengan meningkatnya

gunakan untuk mengukur kemampuan

nilai rata-rata siswa pada setiap siklus

pemahaman konsep Bahasa Indonesia.

yang terus mengalami peningkatan. Hasil

Tes formatif ini diberikan setiap akhir

observasi aktivitas guru tes awal 70,00%,
8

siklus I 73,33%, dan siklus II 87,50%. Pada

dengan

akhirnya aktivitas guru dalam pem-

belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu

belajaran tergolong sangat baik.

tes awal 60,52%, Siklus I 76,31%, Siklus

3.

II 94,73%. Data tersebut menunjukkan

Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran.

Berdasarkan
aktivitas

analisa

siswa

data,

dalam

diperoleh

proses

pem-

belajaran dengan metode murder di-

bahwa

peningkatan

secara

ketuntasan

klasikal

siswa

di-

nyatakan tuntas dalam pembelajaran.
2. Data hasil observasi aktivitas guru

peroleh hasil observasi aktivitas siswa tes

dalam

akhir adalah 96,25% jadi dapat di-

70,00%, siklus I masih tetap 73,33%,

katakan bahwa aktivitas siswa dapat

dan siklus II 87,50%. Pada siklus II

dikategorikan sangat baik.

aktivitas guru dalam pembelajaran

4.

tergolong sangat baik.

Data hasil angket respon siswa tes

awal 1,20, siklus I 1,28, dan siklus II 1,77,

pembelajaran

yaitu

awal

3. Hasil observasi aktivitas siswa mulai

hal ini menunjukkan dari tes awal hingga

awal

tes akhir mengalami peningkatan respon

peningkatan yaitu 53,75%, 73,75%,

siswa.

siswa

96,25%. Hal ini pada akhirnya guru

terhadap kegiatan pembelajaran adalah

tergolong sangat baik dalam me-

sangat positif.

laksanakan

5.

murder.

Pada

akhirnya

respon

Nilai rata-rata siswa secara klasikal

hingga

siklus

II

mengalami

pembelajaran

metode

dari tes awal 65,00, tes siklus I 71,32, dan

4. Respon siswa terhadap pembelajaran

tes siklus II 81,57. Hal ini menunjukkan

yang dilakukan oleh guru tergolong

adanya peningkatan hasil dari nilai rata-

sangat positif. Hal ini dapat dibuktikan

rata kelas. Sedangkan hasil nilai rata-rata

dengan hasil respon siswa pada siklus

tes awal, siklus I, dan siklus II adalah

II yang mencapai 1,77.

72,63.

5. Hasil nilai rata-rata tes I 65,00, tes II
71,32 dan tes III 81,57 jumlahnya

E.

PENUTUP

217,89. Rata-rata keseluruhan 72,63.

Simpulan

4. Penerapan

Berdasarkan

metode murder mempunyai pengaruh

dilakukan

cukup baik, yaitu dapat meningkatkan

selama awal, siklus I, siklus II dan seluruh

pemahaman PKn kerja sama negara

pembahasan serta analisis yang telah

Asia Tenggara pada Siswa Kelas IX

dilakukan dapat disimpulkan sebagai

UPTD

berikut:

Tulungagung.

yang

hasil

dengan

kegiatan

pembelajaran

data

pembelajaran

telah

SMAN

1

Kedungwaru

1. Pembelajaran dengan metode murder
yang diterapkan oleh guru memiliki

Saran

dampak positif dalam meningkatkan

Berdasarkan hasil penilitian yang

prestasi belajar siswa yang ditandai

diperoleh dari uraian sebelumnya agar

9

proses belajar mengajar PKn lebih efektif
dan lebih memberikan hasil yang optimal
bagi siswa, maka disampaikan saran
sebagai berikut:
1.

Bagi Siswa

Untuk

meningkatkan

prestasi

belajar

siswa terhadap bidang studi PKn melalui
model belajar Murder. Hal ini penting
karena model belajar Murder sangat
berpengaruh

terhadap

minat

dan

prestasi belajar Siswa Kelas IX UPTD

Fak. Psikologi UGM. Jakarta :
Depdiknas
Margono, S.1996. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta; Rineksa Cipta.
Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya. Universitas
Negeri
Purwanto,
M.Ngalim.
1992.
Ilmu
Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Ridwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian
untuk Guru-Karyawan dan peneliti
Pemula. Bandung : Alfabeta.
Surabaya

SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung.
2.

Bagi Guru
Diharapkan penelitian ini lebih men-

dorong untuk menjadi guru yang kreatif
dan inovatif dalam hal memilih metode
dan

model

pembelajaran

yang

di-

sesuaikan dengan situasi dan kondisi
serta dinamika siswa.
3.

Bagi Sekolah
Diharapkan dapat memberikan pe-

ngajaran yang adil dalam meningkatkan
hasil belajar dan lebih luas lagi dapat
meningkatkan kualitas sekolah.
F.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek. Jakarta. Rineksa Cipta
Depdiknas. 2004.
Kurikulum 2004
Standar Kompetensi Mata Pelajaran
PKn.
Felder, Richard M. 1994. Cooperative
Learning in Technical Corse, (on
line),
Hadi,
Sutrisno.
1982.
Metodologi
Research, Jilid 1.yogyakarta : YP.

10

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24