STUDI KELAYAKAN BISNIS Aspek Manajemen

STUDI KELAYAKAN BISNIS
“Aspek Manajemen”

Dosen Pengampu : Dr.Drs.Sutrisno,MM.
Disusun Oleh: Kelompok 4
Rangga Surya Hidayat

(14311639)

Agus Yulianto

(14311646)

Muhammad Rafi Adriyan (14311645)
Elmy Nur Rohmah

(14311653)

Evi Komalasari Aji Darma

(14311657)


Pufelatul Qomariah

(14311670)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Kumpulan orang-orang yang akan melaksanakan operasional perusahaan disebut
sebagai manajer, dan kumpulan manajer-manajer dalam perusahaan disebut sebagai
manajemen. Berdasarkan prosesnya, manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunanaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Dimana, proses tersebut sering disebut juga sebagai
fungsi manajemen.

1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan dalah proses untuk menentukan kemana dan
bagaimana suatu usaha akan dijalankan atau dimulai untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian

adalah

proses

untuk

mengelompokkan

kegiatan-kegiatan dalam unit-unit tertentu agar jelas dan teratur
sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang si pemegang unit.
3. Pengarahan (Actuating)
Pengarahan adalah proses dimana semua hal yang terencana
telah dimulai oleh seluruh unit. Seperti seorang manajer yang

mengerahkan seluruh bawahannya untuk memulai pekerjaan sesuai
dengan tugas yang telah ditetapkan kepadanya
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah proses untuk mengukur, menilai dan
mengevaluasi hasil pekerjaan agar tetap sesuai dengan rencana
awal dan mengoreksi berbagai penyimpangan selama proses
pelasanaan kerja.

B. Pentingnya Manajemen
Ilmu manajemen berfungsi menerangkan fenomena-fenomena, kejadian, jadi
memberikan penjelasan-penjelasan. Unsur keilmuan merupakan kumpulan pengetahuan
tertentu, seperti dinyatakan oleh peraturan atau statmen umum, dan dipertahankan oleh
berbagai tingkat ujian dan penyelidikan. Sedangkan bisa juga merupakan sebagai seni
yang berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau manfaat,
sedangkan manajemen sebagai ilmu Unsur seni ialah pemakaian pengetahuan tersebut
pada suatu situasi tertentu. Dalam kehidupan nyata sehari-hari, manajemen benar-benar
melakukan kedua fungsi tersebut, yaitu selain fungsi ilmu juga sebagai seni.
Korelasi antara manajemen dengan orang yang ada didalamnya , menurut dalam
buku Studi Kelayakan Bisnis yang di tulis oleh Dr.Drs Sutrisno mengemukanan bahwa,
man behind the guns ini menunjukan betapa sangat pentingnya peran orang di balik

senjata, jika di balik senjata adalah personal yang kompeten dan handal, maka akan
mendatangkan manfaat, namun sebaliknya jika di balik senjata adalah perampok maka
hasilnya adalah kekerasan. Disisi lain manajemen sangat penting karna : Pekerjaan itu
berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas dan
tanggungjawab dalam penyelesaiannya, perusahaan akan dapat berhasil baik jika
manajemen diterapkan dengan baik, manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara
teratur serta merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan. Manajemen sangat penting
untuk mengatur semua kegiatan dalam perusahaan, rumah tangga, sekolah, koperasi,
yayasan-yayasan, pemerintahan dan lain sebagainya.
Pada dasarnya manajemen dapat di definisikan sebagai bekerja dengan orangorang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing)
dan penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan
(leading) dan pengawasan (controlling).

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat
di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali
diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad
ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,
mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.

Dalam aspek Studi Kelayakan Bisnis Ada tiga alasan utama diperlukannya aspek
manajemen yaitu :
1.

Untuk mencapai tujuan.

2.

Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.

3.

Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas.

Semakin baik koordinasi kerja organisasi, akan semakin efektif dalam mencapai tujuan
organisasi.
C.

Perencanaan
Perencanaan merupakan pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan


selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.Perencanaan
merupakan cara dan strategi dalam mencapai tujuan bisnis, sehingga perencanaan
menjadi dasar dari semua kegiatan perusahaan. Manajer harus bisa mengidentifikasi
apan saja yang akan dilakukan perusahaan, bagaimana melakukan pekerjaan agar
efisien, dan siapa saja yang akan terlibat melakukan pekerjaan tersebut.
Adapun tahapan dasar perencanaan adalah sebagai berikut :

Tahap I
Menentukan
Tujuan

Tahap 2
Merumuskan
kekuatan dan
kelemahan

Tahap 3
Mengidentifikasi
peluang dan

ancaman

Tahap 4
Mengembangkan
Perencanaan

Pada tahap 1, perusahaan perlu menetapkan tujuan yang ingin dicapai perusahaan.
Dengan merumuskan tujuan yang jelas, sumber daya yang dimiliki akan bisa
dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Tujuan perusahaan merupakan suatu pernyataan
tentang keadaan atau situasi yang tidak terjadi saat ini, tetapi sesuatu yang akan dicapai
diwaktu yang akan datang melalui kegiatan-kegiatan organisasi. Dari jangka waktunya,

tujuan bisa dipisahkan menjadi dua yakni tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang biasa juga disebut sebagai tujuan strategik ini belum bisa
dioperasionalkan karena masih merupakan ide-ide, gagasan, dan keinginan strategis
perusahaan. Penetapan tujuan strategik ini biasanya ditetapkan oleh para manager
puncak. Untuk mencapai tujuan strateji ini perlu diterjemahkan ke dalam tujuan-tujuan
jangka pendek yang bisa dioperasionalkan.
Pada tahap 2 merumuskan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Tujuan yang
ditetapkan tentunya harus selaras dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan,

sehingga tujuan tersebut kemungkinan besar bisa tercapai. Oleh karena itu perlu
melakukan inventarisasi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan,
misalnya besarnya permodalan yang dimiliki, sumber daya manusia yang dimiliki
maupun peralatan dan perlengkapan yang dimiliki apakah bisa mendukung pencapaian
tujuan perusahaan.
Tahap 3 mengidentifikasi peluang dan ancaman. Perusahaan tidak terlepas dari
sebuah lingkungan bisnis, seperti persaingan dengan perusahaan sejenis, dukungan
lembaga keuangan, dukungan pemerintah, karakteristik konsumen, dan lainnya.
Lingkungan bisnis ini bisa menjadi peluang tetapi juga bisa menjadi ancaman bagi
perusahaan, sehingga sebelum menyusun perencanaan perlu diidentifikasi faktor-faktor
yang menjadi ancaman sehingga bisa dimanfaatkan dengan sebaiknya oleh perusahaan.
Tahap 4 ialah mengembangkan perencanaan. Dengan mengetahui kekuatan yang
dimiliki perusahaan berikut kelemahannya serta melihat peluang yang dimiliki
perusahaan dan hambatan yang mungkin terjadi, maka bisa dikembangkan berbagai
alternatif kegiatan atau serangkaian kegiatan sebagai perencanaan perusahaan dalam
rangka mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

D.

Pengorganisasian

Pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur

organisasi

sesuai

dengan

tujuan-tujuan,

sumber-sumber,

dan

lingkungannya.

Pengorganisasian juga suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan yang di pandang. Seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu

ruangan kerja administrasi, ruangan laboratorium, serta penetapan tugas dan wewenang

seseorang pendelegasian wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai tujuan.
Terdapat beberapa faktor yang sangat penting dalam sebuah pengorganisasian
diantaranya departementalisasi dan pembagian kerja.
Departementalisasi sendiri merupakan proses penentuan cara bagaimana kegiatankegiatan dikelompokkan. Departementalisasi merupakan cara di mana organisasi dapat
memutuskan pola organisasi yang akan digunakan untuk mengelompokkan kegiatankegiatan yang bermacam-macam untuk dilaksanakan. Sedangkan pembagian kerja
merupakan suatu kegiatan membagi pekerjaan yang besar menjadi pekerjaan-pekerjaan
yang lebih kecil lagi atau lebih ringan lagi, sehingga pekerjaan tersebut dapat
diselesaikan oleh masing-masing individu dalam organisasi. Misalkan pekerjaan dibagian
produksi untuk mengeloah bahan baku menjadi bahan jadi merupakan pekerjaan besar
sehingga. Sehingga didalamnya dilakukan pembagian pekerjaan kepada pekerjanya
sehingga tiap-tiap pekerja tau akan tugasnya dan tanggung jawabnya.
a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan oprasional
untuk mencapai tujuan. Stuktur organisasi menggambarkan empat aspek utama yaitu:
1. pembagian kerja, setiap kotak menunjukkan pekerjaan yang dilakukan oleh satuan
organisasi yang bertanggung jawab untuk kegiatan tertentu serta menunjukan
tingkat spesialisasinya.
2. rantai perintah, Menunjukkan tanggung jawab dan hubungan antara manajer dan
bawahannya

3. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
4. Tingkatan manajemen
Ada pun faktor-faktor utama yang menentuka perancangan struktur organisasi
adalah sebagai berikut :
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. Strategi menjelaskan bagaimana aliran
wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara para pimpinan dan
bawahan.

2. Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi
barang- barang atau jasa akan membedakan struktur organisasi.
Contoh : Perusahaan mobil yang digunakan teknologi industri masal akan
memerlukan tingkat standarisasi dan spelisasi yang lebih tinggi
dibandingkan perusahaan pakain jadi yang mengutamakan perubahan
mode.
3. Angota (pegawai/karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
Kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerja
sama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan menejer
dalam pembuatan keputusan juga akan mempengaruhi saluran komunikasi,
wewenang dan hubungan diantara satuan kerja pada rancangan struktur organisasi.
Contoh : Pelanggan, supplier dan sebagiannya perlu dipertimbangkan dalam
penyusunan struktur.
4. Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan kerjanya
yang sangat mempengaruhi struktur organisasi.Semakin besar ukuran organisasi,
struktur organisasi akan semakin kompleks dan harus dipilih struktur yang tepat.
b. Bentuk Bagan Organisasi
1. Bagan Organisasi Berdasarkan Fungsinya
Perusahaan dibagi kedalam fungsi produksi yang mengolah bahan baku
menjadi barang jadi, fungsi pemasaran yang menjual barang jadi sampai ketangan
konsumen,fungsi keuangan yang tugasnya mencari sumber dana dan mengatur
keuangan, dan fungsi sumber daya manusia yang bertugas untuk mengatur
sumber daya manusia pada posisi-posisi yang sesuai dengan spesifikasinya.

Gambar6.1. Bagan Organisasi Fungsional pada tingkatan manajemen puncak
suatu perusahaan manufakturing.
Kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga
kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama, menciptakan efisiensi melalui
spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi, dan memungkinkan pengawasan
manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi. Pendekatan ini cocok untuk
lingkungan yang stabil serta memerlukan koordinasi internal yang minimum,
membutuhkan lebih sedikit ketrampilan-ketrampilan dasar pribadi, dan meminimumkan
duplikasi personalia dan peralatan dari segi biaya.
Sedangkan kelemahan dari struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar
fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan,
memberikan tanggapan lebih lambat terhadap perubahan, hanya memusatkan pada
kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit
serta kurang inovatif.
2. Bagan organisasi berdasar Produk
Jika dalam suatu perusahaan mempunyai beberapa kegiatan utama dengan spesifikasi produk
yang berbeda, maka bagan organisasi bisa berdasarkan produk yang dihasilkan, misalnya
perusahaan menghasilkan produk elektronik, produk makanan dan minuman, produk fashion,
dan produk mainan anak. Bagan organisasinya bisa digambarkan sebagai berikut:

3. Bagan organisasi berdasarkan wilayah
Bagi perusahaan yang wilayah pemasarannya menyebar dan perlu konsentrasi dalam
rangka memasarkan produknya, mereka bisa menggunakan bagan organisasi berdasarkan
wilayah dengan manajer tersendiri untuk masing-masing wilayah.

4. Bagan organisasi berdasarkan langganan
Seringkali perusahaan harus memusatkan perhatian pada segmen pelanggan tertentu,
sehingga masing-masing segmen pelanggan bisa ditangani secara intensif dan opleh karena itu di
perlukan seorang manajer yang khusus menangani segmen pelanggan tersebut

Organisasi divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah
(geografis), langganan, dan proses atau peralatan.
Kebaikan-kebaikan struktur organisasi divisional:
1. Meletakkan koordinasi dan wewenang yang diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi
pemberian tanggapan yang cepat.
2. Menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi
yang khas.
3. Merumuskan tanggung jawab secara jelas dan memusatkan perhatian pada pertanggung
jawaban atas prestasi kerja, yang biasanya diukur dengan laba atau rugi divisi.
4. Membebaskan para kepala eksekutif untuk pembuatan keputusan strategik lebih luas dan
memungkinkan konsentrasi penuh pada tugas-tugas.
5. Cocok untuk lingkungan yang cepat berubah.
6. Mempertahankan spesialisasi fungsional dalam setiap divisi.
7. Tempat latihan yang baik bagi para manajer strategik.
Kelemahan-kelemahan struktur organisasi divisional:
1. Menyebabkan berkembangnya persaingan dysfunctional, potensial antar sumber daya,
sumber daya perusahaan dan konflik antara tugas-tugas dan prioritas-prioritas.
2. Masalah seberapa besar delagasi wewenang yang diberikan kepada manajer-manajer
divisi.
3. Masalah kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya-biaya overhead
perusahaan.
4. Dapat menimbulkan tidak konsistennya kebijaksanaan antara divisi-divisi.
5. Masalah duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu.

5. Bagan organisasi berdasarkan proyek dan matriks
Jenis perusahaan yang oendapatannya berasal dari beberapa proyek, seperti perusahaan
kontraktor, maka selain diperlukan struktur organisasu berdasarkan fungsi, untuk proyek-proyek
yang ditanganinya memerlukan campur tangan masing-masing departemen fungsional. Proyek

pembangunan gedung memerlukan manajer produksi, manajer pemasaran, manajer SDM dan
manajer keuangan. Demikian pula dengan proyek-proyek lainnya, sehingga terjadi matriks antara
pejabat di departemen fungsional dengan pejabat proyek. Dengan demikian setiap karyawan
mempunyai dua atasan serta di bawah dua wewenang.

Kebaikan organisasi matriks. Berbagai kebaikan organisasi matriks dapat diperinci sebagai
berikut:
1. Memaksimumkan efisiensi penggunaan manajer-manajer fungsional.
2. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan karyawan dan merupakan tempat latihan yang
baik bagi manajer-manajer strategik.
3. Melibatkan, memotivasi dan menantang karyawan serta memperluas pandangan
manajemen menengah terhadap masalah-masalah strategik perusahaan.
4. Memberikan fleksibilitas kepada organisasi dan membantu perkembangan kreativitas
serta melipat gandakan sumber-sumber yang beraneka ragam.
5. Menstimulasi kerjasama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan yang
bermacam-macam dengan orientasi proyek.
6. Membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan.

Kelemahan organisasi matriks. Kelemahan-kelemahan organisasi matriks adalah:

1. Pertanggung jawaban ganda dapat menciptakan kebingunan dan kebijaksanaan2.
3.
4.
5.
6.

kebijaksanaan yang kontradiktif.
sangat memerlukan koordinasi horizontal dan vertikal.
Memerlukan lebih banyak ketrampilan-ketrampilan antar pribadi.
Mendorong pertentangan kekuasaan dan lebih mengarah perdebatan daripada kegiatan.
Mengandung resiko timbulnya perasaan anarki.
Sangat mahal untuk diimplementasikan.

o Job diskripsi dan spesifikasi
Agar perusahaan berjalan dengan baik, maka tidak setiap orang bisa mnmduduki suatu
jabatan tertentu, tetapi ada syarat-syarat khusus yang harus di penuhi. Persyaratan yang harus di
penuhi sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang akan dijalani. Oleh karena itu, sebelumnya harus
sudah dibuat diskripsi jabatan (job description). Diskripsi jabatan adalah sebuah kumpulan
informasi jabatan dan disusun secara sistematis yang diperoleh melalui melalui job analysis,
yang dapat mengidentifikasi dan menguraikan suatu jabatan atau posisi tertentu. Dengan
diskripsi jabatan membuat status setiap jabatan menjadi jelas akan fungsi dan peran, hasil,
tanggung jawabnya. Berikut ini adalah contoh beberapa job disripsi manajer pemasaran yang
tentunya msih bisa di uaraikan lebih lanjut :


Mebuat proyeksi penjualan jangka panjang dan jangka pendek beserta strategi dalam



mencapainya.
Membuat rencana promosi yang efektifdengan berbagai media promosi serta strategi



promosi, baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Membuat perencanaan saluran distribusi dan pengembangannya



mendukung penjualan
Membuat media promosi alternatif yang memungkinkan perusahaan bisa lebih

dalam rangka

mempunyai daya saing.
Job diskripsi adalah pekerjaan yang akan dan harus dilaksanaka oleh personel yang menjabat
pada jabatan tersebut, sehingga siapa pun yang menduduki jabatan tersebut sudah mengetahui
dan memahami apa yang seharusnya dilakukan dalam jabatan tersebut. Setelah job diskripsi
ditentukan, langkah selanjutnya mencari orang yang sesuai dengan job diskripsi tersebut, dan ini
yang dinamakan job spesifikasi. Job spesifikasi mencakup bebebrapa hal sebagai berikut:











Tingkat pendidikan
Jenis kelamin
Pengalaman kerja
Keadaan fisik
Pengetahuan dan kecakapan
Batas umur
Nikah atau belum
Minat
Emosi atau tempramen

E. Pengarahan
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan pasti memiliki sdm yang jumlahnya
bergantung kepada besar kecilnya perusahaan, artinya semakin besar perusahaan maka
semakin besar jumlah individu yang terlibat didalamnya. Dan para individu dalam
perusahaan ini perlu pimpinan atau atasan yang perlu untuk mempengaruhi mereka dalam
mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu fungsi ketiga dari manajemen adalah
Pengarahan. Pengarahan merupakan upaya untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan cara memotivasi dan membimbing individu-individu yang ada didalam
perusahaan. Karena para individu yang terlibat banyak, maka manajer dibagi-bagi
kedalam beberapa posisi, seperti: manajer puncak, manajer menengah dan manajer
pelaksana, agar dalam memberikan pengarahan bisa lebih efektif dan efisien. Manajer
puncak harus bisa memberikan pengarahan kepada manajer menengah, dan manajer
menengah harus bisa memberikan pengarahan kepada manajer pelaksana, demikian pula
manajer pelaksana harus mampu menerjemahkan pengarahan dari manajer menengah
untuk ditransfer kepada bawahannya.
Seorang manajer disyaratkan harus mampu untuk memberi motivasi, mempengaruhi,
mengarahkan, dan berkomunikasi dengan para bawahannya dengan baik. Seorang
manajer harus bekerja dengan dan melalui oranglain, oleh karena itu manajer perlu
memahami perilaku bawahannya agar bisa mempengaruhinya untuk bekerja sesuai
dengan yang diinginkan organisasi. Manajer diharapkan mampu memahami motivasi
bawahannya dalam bekerja, karena motivasi sesorang seringkali tidak dapat diamati
secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang nyata.

F. Pengawasan
Di dalam suatu organisasi, perencanaan yang telah ditentukan dengan baik oleh
sebuah organisasi dalam pelaksanaannya seringkali banyak yang menyimpang dari yang
direncanakan. Kasus yang sering terjadi, misalnya seperti ; adanya beberapa tugas yang
belum diselesaikan, penyelesaian yang tidak tepat waktu, penggunaan anggaran yang
berlebihan, dan kegiatan lain yang menyimpang dari perencanaan. Hal ini tentunya tidak
diharapan oleh manajemen, oleh karena itu diperlukan fungsi maajemen keempat yakni
pengawasan (Controllig). Pengawasan dapat diartikan sebagai proses untuk menjamin
bahwa tujuan-tujuan organisasi yang telah direncanakan oleh manajemen bisa tercapai.
Oleh karena itu fungsi pemasaran ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
fugsi perencanaan. Dalam hal ini fungsi pengawasan tidak hanya diterpkan pada saat
pelaksanaan, melainkan mulai dari proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses
pengarahan, dan proses pengawasan. Proses pengawasan pada perencanaan misalnya
apakah rencana tersebut sudah sesuai dengan tujuan, sesuai dengan kemampuan
perusahaan, dan perlu direncanakan alat-alat untuk mengukur dalam keberhasilan
perencanaan. Demikian pula proses pengawasan juga perlu ada pengawasan., misalnya
apakah laporan pengawasan tersebut sudah akurat sesuai dengan standar yang telah
ditentukan. Dengan demikian dalam hal tersbut tentu adanya hubungan yang erat antara
fungsi-fungsi manajemen dengan pengawasan.
Pengawasan merupakan faktor yang penting dalam perusahaan untuk menjamin
tercapainya tujuan organisasi. Ada tiga tpe dasar dalam proses pengawasan, yang
pertama, pengawasan pendahuluan yang dirancang untuk mengantisispasi kemungkinan
penyimpangan dari standar atau ukuran-ukuran yang bisa diantisipasi sebelum pekerjaan
dilaksanakan. Yang kedua, pengawasan concurrent, pengawasan yang dilakukan selama
pekerjaan berlangsung, dan ketiga,pengawasan umpan balik yang merupakan
pengawasan yang dilakukan setelah pekerjaan di selesaikan.
Ada lima tahapan dalam prose pengawasan :
1. Penentuan Standar
Dalam tahap ini, untuk mengukur tercapai tidaknya suatu pekerjaan, tentunya
pasti perusahaan sudah menerapkan standar yang sudah ditentukan. Maka tahp
pertama adalah menentukan standar yang digunakan sebagai sumber dalam

menilai hasil-hasil kegiatan. Standar ini bisa berupa kuota target pelaksanaan
kegiatan, anggaran,target penjualan, margin keuntungan dan lainnya. Bentuk
standar ini bisa berupa stadar-standar phisik, seperti kuantitas, jumlah pelanggan,
dan kualitas produk, kemudian ada standar-standar moneter yang ditunjukan
dengan satuan mata uang, misalnya biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, biaya
penjualan, laba kotor, dan yang lainnya. Dan yang terakhir adalah standar-standar
waktu meliputi batas waktu penyelesaian pekerjaan.
2. Penentuan cara pengukuran
Dalam tahap ini, setelah ditentukan standar yang digunakan untuk mengukur hasil
kegiatan, maka selanjtnya ditetapkan pengukuran pelaksanaan, misalnya berapa
kali pelaksanaan tersebut diukur ( apakah harian, mingguan, bulanan, atau
kwartalan ), dalam bentuk apa ukurannya ( laporan tertulis atupun laporan tidak
tertulis ), siapa yang melakukan pengukuran( manajer, staf departemen,
supervisor ). Sebaiknya pengukuran ini mudah dilaksanakan dan dalam hal biaya
jugamurah serta dapat di menegerti oleh karyawan.
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Selanjutnya seteleh cara pengukuran ditentukan, maka pengukuran pelaksanaan
kegiatan dilakukan. Pengukuran dilakukan sesuai dengam cara pengukuran yang
telah ditentukan, dan bisa berupa pengamatan, laporan-laporan baik tertulis
maupun lisan, metode otomatisasi, ataupun cara lainnya sesuai dengan apa yang
ditentukan dalam cara pengukuran pelaksanaan kegiatan.
4. Membadingkan dengan standar
Untuk mengetahui apakah hasil kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
harapan,maka hasil pengukuran yang telah dilakukan dapat dibandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan. Yang lebih komplek adalah dapat melakukan
interpretasi terhadap hasil penyimpangan tersebut, apakah penyimpangan tersebut
masih dalam batas toleransi dan dapat menganalisis penyebab standar yang telah
ditetapkan tersebut tidak dapat tercapai.
5. Pengambilan tindakan koreksi
Jika ada penyimpangan harus dilakukan analisis apakah penyimpangan tersebut
masih daam batas toleransi atau sudah diluar batas toleransi. Jika penyimpangan
sudah di luar batas toleransi, maka perlu ada pengambilan tindakan koreksi. Dan
tindakan koreksi ini bisa dilakukan dengan jalan melakukan perubahan dalam

menetapkan standarnya, kemudian melakukan perbaikan pelaksanaan, atau
keduanya dilakukan bersamaan.
G. Kesimpulan dan Saran
Aspek manajemen adalah aspek yang sangat vital dalam suatu perusahaan. Karna
mungkin saja perusahaan yang sedang di rintis mengalami kegagalan jika aspek
manajemen tidak berjalan dengan baik. Berkaitan dengan study kelayakan bisnis “aspek
manajemen” merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari beberapa aspek
lainnya. Keberhasilan suatu bisnis yang telah di nyatakan feasible untuk di kembangkan
sangatlah dipengaruhi oleh peranan manajemen dalam mencapai tujuan. Tujuan study
aspek manajemen ini adalah untuk mengetahui apakah kegiatan dan implementasi bisnis
dapat direncanakan, dilaksanakan sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau
sebaliknya tidak layak.
Dimana manajemen merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, agar proses
manajemen berjalan dengan baik terdapat juga fungsi funfsi agar suatu perusahaan
berjalan dengan semestinya. fungsi-fungsi tersebut

perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, dan pengawasan. Alangkah baiknya jika perusahaan dapat menguasai
fungsi-fungsi manajemen sehingga perjalanan organisasi, kegiatan, atau bisnis yang
dijalani bisa berjalan dengan baik dan dapat sesuai dengan kelayakan suatu unit bisnis.

DAFTAR PUSTAKA
Nadhiva,Qudsiy.Studi Kelayakan Bisnis: Aspek Manajemen Dan Organisasi. 14 oktober 2016.
http://nadhivaqudsiy.blogspot.co.id/2014/11/studi-kelayakan-bisnis-aspek-manajemen.html
Sutrisno, MM. Dr.Drs. 2015. Studi Kelayakan Bisnis. Ekonisia: Yogyakarta