BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Anggaran - Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Dinas Kesejahteraan Dan Sosial Provinsi Sumetera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Pengertian Anggaran

  Menurut Yuwono (2005: 27) mendefinisikan anggaran adalah “suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang (perencanaan keuangan) untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi”.

  Menurut Mahsun (2006: 145) menyebutkan, “anggaran adalah perencanaan keuangan untuk masa depan yang pada umumnya mencakup jangka waktu satu tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter, dan anggaran ini merupakan perencaan jangka pendek organisasi yang menerjemahkan berbagai program ke dalam rencana keuangan tahunan yang lebih kongkret”.

  Menurut Anthony dan Govindarajan (2005: 73), “anggaran adalah alat penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam organisasi. Suatu anggaran operasi biasanya meliputi waktu satu tahun dan menyatakan pendapatan dan beban yang direncanakan untuk tahun itu”.

  Anggaran juga dapat didefenisikan sebagai suatu rencana tindakan (plan

  

of action ) yang dinyatakan secara kuantitatif mengenai apa yang ingin dicapai

  oleh sebuah organisasi perusahaan pada masa yang akan datang yang berhubungan dengan pendapatan, arus-kas, posisi keuangan dan rencana-rencana lainnya yang relevan dengan hal-hal tersebut.

  Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu alat penting dalam perencanaan, pengendalian serta penilaian kinerja manajemen yang dinyatakan dalam suatu ukuran tertentu untuk mencapai tujuan organisasi dalam waktu yang relatif singkat.

  2.1.1.1. Karakteristik Anggaran

  Menurut Anthony dan Govindarajan (2005: 73), anggaran memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut : a.

  Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah nonmoneter.

  b.

  Biasanya meliputi waktu selama satu tahun.

  c.

  Merupakan komitmen manajemen; manajer setuju untuk menerima tanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan anggaran.

  d.

  Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi wewenangnya dari pembuat anggaran.

  e.

  Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi-kondisi tertentu.

  2.1.1.2. Fungsi Anggaran

  Banyak ahli mengemukakan mengenai fungsi dari anggaran. Secara umum anggaran merupakan rencana jangka pendek atau panjang yang disusun oleh perusahaan. Menurut Supriyono (2000) banyak perusahaan menerapkan sistem anggaran dalam kegiatan operasionalnya karena anggaran memiliki beberapa fungsi sebagai berikut : 1.

  Fungsi Perencanaan Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan jangka pendek dan kesanggupan manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan program, atau bagian dari program dalam jangka pendek umumnya satu tahun.

  2. Fungsi Koordinasi Anggaran berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan rencana dan tindakan berbagai unit atau segmen yang ada dalam organisasi agar dapat bekerja secara selaras kearah pencapaian tujuan.

  3. Fungsi Komunikasi Dalam penyusunan anggaran, berbagai unit dan tingkatan organisasi berkomunikasi dan berperan dalam proses anggaran. Selanjutnya setiap orang yang bertanggung jawab terhadap anggaran harus dinilai mengenai prestasinya melalui laporan pengendalian produk.

  4. Fungsi Motivasi Anggaran berfungsi sebagai alat memotivasi para pelaksana di dalam melaksanakan tugas-tugas atau mencapai tujuan.

  5. Fungsi Pengendalian Anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian, karena anggaran yang telah disetujui merupakan komitmen dari para pelaksana yang ikut berperan serta dalam penyusunan anggaran tersebut.

  6. Fungsi Pendidikan Anggaran berfungsi juga sebagai alat untuk mendidik para manajer mengenai bagaimana bekerja secara terperinci pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan sekaligus menghubungkan dengan pusat pertanggungjawaban lain didalam organisasi yang bersangkutan.

  Sedangkan menurut Anthony dan Govindarajan (2006) anggaran operasi mempunyai fungsi sebagai berikut :

  1. Untuk menyesuaikan rencana strategis 2.

  Untuk membantu mengkoordinasikan aktivitas dari beberapa bagian organisasi.

  3. Untuk menugaskan tanggung jawab kepada manajer, untuk mengotorisasi jumlah yang berwenang yang mereka gunakan, dan untuk menginformasikan kepada mereka mengenai kinerja yang diharapkan dari mereka.

  4. Untuk memperoleh komitmen yang merupaan dasar untuk mengevaluasi kinerja aktual manajer.

2.1.2. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran

2.1.2.1 Pengertian Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran

  Menurut Robbins (2002:179) ”partisipasi merupakan suatu konsep dimana bawahan ikut terlihat dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannya”. Partisipasi anggaran memerlukan kerjasama antara seluruh tingkatan organisasi. Manajer puncak biasanya kurang mengetahui bagian sehari- hari, sehingga harus mengandalkan informasi anggaran yang lebih rinci dari bawahannya. Dari sisi lain, manajer puncak mempunyai perspektif yang lebih luas atas perusahaan secara keseluruhan yang sangat vital dalam pembuatan anggaran secara umum.

  Partisipasi anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan individu- individu secara langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh terhadap penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran mereka.

  Menurut Siegel dan Marconi (1989:139), manfaat dari partisipasi anggaran yaitu :

  1. Memacu peningkatan moral dan inisiatif untuk mengembangkan ide dan informasi pada seluruh tingkat manajemen

  2. Meningkatkan group cohesiveness yang kemudian meningkatkan kerjasama antar individu dalam pencapaian tujuan

  3. Terbentuknya group internalization yaitu penyatuan tujuan individu dan organsiasi

4. Menghindari tekanan dan kebingungan dalam melaksanakan pekerjaan 5.

  Manajer menjadi tanggap pada masalah-masalah sub unit tertentu serta memiliki pemahaman yang lebih baik tentang ketergantungan antar departemen

  Disamping manfaat yang melekat pada partisipasi, tentu saja terdapat keterbatasan. Menurut Hansen dan Mowen (2000:362) ada 3 masalah yang menjadi kelemahan dalam partisipasi penganggaran antara lain : 1.

  Pembuatan standar yang terlalu tinggi atau rendah.

  2. Slack anggaran, adalah perbedaan antara jumlah sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk menyelesaikan tugas secara efisien dengan jumlah yang diajukan oleh manajer yang bersangkutan untuk mengerjakan tugas yang sama.

3. Partisipasi Semu, yang mempunyai arti bahwa perusahaan menggunakan partisipasi penganggaran padahal sebenarnya tidak.

  Dalam hal ini bawahan terpaksa menyatakan persetujuan terhadap keputusan yang akan diterapkan karena perusahaan membutuhkan persetujuan mereka.

2.1.3. Motivasi

  Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak atau menggerakkan. Motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan sumber daya yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai upaya yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki, sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang untuk berbuat. Karena perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.

  Berbagai hal yang terkandung dalam definisi motivasi menurut Siagian (1995:142) memiliki tiga komponen utama, yaitu : 1.

  Kebutuhan.

  Kebutuhan timbul dalam diri seseorang apabila orang tersebut merasa ada kekurangan dari dalam dirinya. Menurut pengertian homeostatik, kebutuhan timbul atau diciptakan apabila dirasakan adanya ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki, baik dalam arti fisiologis maupun psikologis.

  2. Dorongan Usaha untuk mengatasi ketidakseimbangan biasanya menimbulkan dorongan. Hal tersebut merupakan usaha pemenuhan kekurangan secara terarah yang berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan oleh seseorang yang dapat bersumber dari dalam maupun dari luar diri orang tersebut.

  3. Tujuan Tujuan, adalah segala sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan mengurangi dorongan. Mencapai tujuan, berarti mengembalikan keseimbangan dalam diri seseorang, baik bersifat fisiologis maupun bersifat psikologis. Tercapainya tujuan akan mengurangi atau bahkan menghilangkan dorongan tertentu untuk berbuat sesuatu.

2.1.3.1 Faktor-faktor Motivasi Kerja

  Motivasi timbul karena dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri manusia dan faktor dari luar diri manusia. Faktor dalam diri manusia berupa sikap, pendidikan, kepribadian, pengetahuan, dan cita-cita. Sedangkan faktor luar dari diri manusia berupa gaya kepemimpinan atasan, dorongan dan perkembangan situasi (Wursanto, 2000:131).

  Hellriegel dan Slocum sebagaimana dikutip Sujak (1990:249) mengklasifikasikan tiga faktor utama yang mempengaruhi motivasi meliputi (1) perbedaan karakteristik lingkungan kerja atau organisasi. Karakteristik individu yang berbeda jenis kebutuhan, sikap dan minat menimbulkan motivasi yang bervariasi, misalnya pegawai yang mempunyai motivasi untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya akan bekerja keras dengan resiko tinggi dibanding dengan pegawai yang mempunyai motivasi keselamatan, dan akan berbeda pada pegawai yang bermotivasi untuk memperoleh prestasi. Setiap pekerjaan yang berbeda membutuhkan persyaratan keterampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi dan tipe-tipe penilaian yang berbeda pula. Perbedaan karakteristik yang melekat pada pekerjaan itu membutuhkan pengorganisasian dan penempatan orang secara tepat sesuai dengan kesiapan masing-masing pegawai.

  Menurut teori situasi kerja Stoner dan Freeman (1994), situasi kerja yang dapat mempengaruhi motivasi kerja, yaitu : 1)

  Kebijakan perusahaan, seperti skala upah dan tunjangan pegawai (cuff, pensiun dan tunjangan-tunjangan), umumnya mempunyai dampak kecil terhadap prestasi individu. Namun kebijaksanaan ini benar-benar mempengaruhi keinginan karyawan untuk tetap bergabung dengan atau meninggalkan organisasi yang bersangkutan dan kemampuan organisasi menarik karyawan baru. 2)

  Sistem balas jasa atau sistem imbalan, kenaikan gaji, bonus, dan promosi dapat menjadi motivator yang kuat bagi prestasi seseorang jika dikelola secara efektif. Upah harus dikaitkan dengan peningkatan prestasi sehingga jelas mengapa upah tersebut diberikan, dan upah harus dilihat sebagai sesuatu yang adil oleh orang-orang lain dalam kelompok kerja, sehingga mereka tidak akan merasa dengki dan membalas dendam. 3)

  Kultur organisasi, meliputi norma, nilai, dan keyakinan bersama anggotanya meningkatkan atau menurunkan prestasi individu. Kultur yang membantu pengembangan rasa hormat kepada karyawan, yang melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan dan yang memberi mereka otonomi dalam merencakan dan melaksanakan tugas mendorong prestasi yang lebih baik dari pada kultur yang dingin, acuh tak acuh, dan sangat ketat.

2.1.3.2 Jenis Motivasi

  Atas dasar asal dorongan, motivasi dapat dibedakan menjadi dua (Ismail dan Prawironegoro, 2009 : 41) yaitu : 1)

  Intrinsic motivation, yaitu motivasi yang dorongannya berupa faktor-faktor yang berasal dari dalam dirinya. Faktor-faktor intrinsik dalam diri seseorang itu adalah nilai-nilai hidup yang dihayati dengan sepenuh jiwa. Misalnya hidup untuk bekerja, bekerja adalah dalam rangka ibadah, atau bekerja adalah jati diri, sikap hidup pantang menyerah dan lain sebagainya. 2)

  Extrinsic motivation, yaitu motivasi yang dorongannya berupa faktor-faktor dari luar diri. Faktor pendorong yang berasal dari luar diri manusia misalnya harapan akan karir, gaji, bonus dan penghargaan masyarakat.

  Tingkatan motivasi kerja seseorang akan berbeda satu dengan lainnya tergantung seberapa tinggi faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal dapat mempengaruhi perilakunya. Namun peningkatan motivasi dapat dilakukan dengan pelatihan-pelatihan motivasi dalam rangka penyegaran dan penyadaran kembali arti penting untuk apa seseorang bekerja. Karyawan dengan motivasi tinggi akan lebih mudah diajak bersama-sama mencapai tujuan perusahaan. Maka menjadi kewajiban manajemen untuk menjaga motivasi berprestasi karyawan dan para manajer.

2.1.4. Komitmen Organisasi

  Organisasi sering dipahami sebagai suatu kelompok orang yang berkumpul dan bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah sasaran tertentu yang telah ditetapkan. Organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Disebut sebagai entitas ekonomi karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil, bahkan dapat dikatakan sangat besar. Organisasi sektor publik juga melakukan transaksi-transaksi ekonomi dan keuangan. Berdasarkan Kepmendagri 13 tahun 2006 organisasi adalah unsur pemerintahan daerah yang terdiri dari DPRD, kepala daerah/wakil kepala daerah dan satuan kerja perangkat daerah. Menurut Griffin, komitmen organisasi adalah sikap yang mencerminkan sejauh mana seseorang individu mengenal dan terikat pada organisasinya. Seorang individu yang memiliki komitmen tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi. Komitmen organisasi yang kuat ataupun tinggi akan mendorong seorang individu untuk berusaha mencapai tujuan organisasi serta juga meningkatkan kinerja yang tinggi.

  Menurut Fred Luthans (2006: 249), komitmen organisasi didefinisikan sebagai “suatu keinginan yang kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi”. Seorang individu yang ingin menetap dalam organisasi karena keinginannya sendiri, memiliki keinginan menggunakan usaha agar sesuai dengan tujuan organisasi. Pada aparat pemerintah daerah, seorang inidividu yang memilki komitmen organisasi yang tinggi maka dapat menggunakan informasi yang dimiliki untuk menyusun anggaran sehingga dapat mencapai target ataupun tujuan anggaran yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut.

2.1.5. Kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

  Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Gubernur Sumatera Utara melalui Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara yang mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan operasional di bidang Kesejahteraan Sosial dan melaksanakan sebagian kewenangan dekonsentrasi yang dilimpahkan kepada Gubernur serta Tugas Pembantuan. Kantor Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara beralamat di Jalan Sampul No. 138 Medan.

  Pada mulanya, sebelum terbitnya PP Nomor : 5 Tahun 1958 tanggal 28 Januari 1958 (Tentang penyerahan di Lapangan Bimbingan dan Perbaikan Sosial), Instansi Sosial yang ada di daerah Sumatera Utara adalah Inspeksi Sosial Republik Indonesia (ISORI). Penyerahan secara nyata tugas di Lapangan Bimbingan dan Perbaikan Sosial dilakukan pada tanggal 28 Juli 1958 berdasarkan instruksi bersama Menteri Sosial dan Dewan Pemerintahan Daerah Sumatera Utara Nomor : k 2-17-4 tanggal 14 Mei 1958.

  Selaras dengan PP Nomor : 5 Tahun 1958. Kepala Daerah diserahkan (dengan status diperbantukan) semua Pegawai Negeri, Tanah, Bangunan dan Inventaris lainnya dalam lingkup kerja/dikuasai oleh jawatan bimbingan dan perbaikan sosial (ISORI). Provinsi Sumatera Utara menjadi Unsur Pelaksana Pemerintah Daerah.

  Perlu dikemukakan bahwa bidang tugas Departemen Sosial pada saat terbit PP. No. 5 tahun 1958 adalah sebagai berikut:

  • Research - Rehabilitasi Penyandang Cacat - Urusan Korban Perang - Urusan Perumahan - Urusan Transmigrasi - Urusan Bimbingan dan Perbaikan Sosial

  Dengan diterbitkannya PP Nomor : 5 Tahun 1958, urusan yang diserahkan adalah meliputi urusan bimbingan dan perbaikan sosial. Penyerahan tugas tersebut diserahkan berdasarkan “Azas Desentralisasi atau Azas Tugas Pembantuan”.

  Tugas yang diserahkan atas azas desentralisasi yang menjadi wewenang dan tanggungjawab daerah sepenuhnya (tugas otonom) adalah: a.

  Penyelenggaraan pusat-pusat penampungan bagi anak-anak terlantar (untuk observasi dan seleksi).

  b.

  Penyelenggaraan panti asuhan bagi bayi terlantar.

  c.

  Penyelenggaraan panti asuhan tingkat pertama bagi anak yatim piatu dan anak terlantar.

  d.

  Penyelenggaraan panti asuhan tingkat lanjutan bagi anak yatim piatu yang terlantar.

  e.

  Penyelenggaraan pusat penampungan bagi orang dewasa terlantar dan gelandangan (untuk observasi dan seleksi).

  f.

  Penyelenggaraan panti karya tingkat pertama.

  g.

  Penyelenggaraan panti karya tingkat lanjutan.

  h.

  Penyelenggaraan rumah perawatan bagi orang jompo. i.

  Memberi bantuan kepada korban bencana alam. j.

  Penyelenggaraan usaha sosial ke arah pemberantasan kemiskinan. k.

  Pengawasan/bimbingan serta pemberian bantuan/subsidi kepada organisasi masyarakat yang menyelenggarakan usaha tersebut di atas.

  Tugas yang diserahkan atas Azas Bantuan dalam bidang bimbingan dan perbaikan sosial tersebut adalah sebagai berikut : a.

  Penyelenggaraan penyuluhan sosial.

  b.

  Penyelenggaraan bimbingan sosial tahap pemberian pengertian, kesadaran dan tuntutan teknis pengembangan swadaya masyarakat.

  c.

  Penyelenggaraan pendidikan tenaga sosial, rehabilitasi berkas hukuman.

  d.

  Pengawasan/bimbingan kepada organisasi-organisasi masyarakat yang menyelenggarakan usaha tersebut di atas.

  e.

  Penghimpunan bahan untuk dokumentasi dan statistik sosial.

  Dalam Pelaksanaan Tugas Bimbingan Sosial, selaras keputusan Menteri Dalam Negeri No.363/1977 tentang susunan organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

  2.1.5.1. Visi dan Misi

  Visi dan Misi dari Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara adalah: a.

  Meningkatkan pelayanan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

  b.

  Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional dalam bidang kesejahteraan sosial.

  c.

  Meningkatkan keterjangkauan dan mutu pelayanan sosial.

  d.

  Meningkatkan peran serta dan kepedulian masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan sosial dasar.

  e.

  Meningkatkan fasilitasi dan koordinasi pembangunan kesejahteraan sosial.

  f.

  Melestarikan Nilai-nilai Keperintisan, Kepahlawanan dan Kejuangan.

  g.

  Meningkatkan upaya pengurangan resiko bencana.

  ”Terwujudnya Masyarakat Sumatera Utara yang Sejarah,,Mandiri” Tujuan Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara:

  Membantu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk melaksanakan tugas pembantuan dan dekonsentrasi dalam pembangunan kesejahteraan sosial.

  2.1.5.2. Struktur Organisasi

  Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

  Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

  Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan instansi tersebut dapat dicapai.

  Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal.

2.1.5.3. Job Description

  Berikut ini adalah Job Description dari setiap Bidang pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara:

2.1.5.3.1.Kepala Dinas Kesejahteraan dan Sosial

  Mempunyai uraian tugas : a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakan disiplin, pegawai dilingkungan Dinas ; b.

  Menyelenggarakan pembinaan, sinkronisasi dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas ; c.

  Menyelenggarakan penetapan perencanaan dan program kegiatan Dinas, sesuai ketentuan yang berlaku ; d.

  Menyelenggarakan pengkajian dan menetapkan pemberian dukungan tugas atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang Kesejahteraan dan Sosial ; e. Menyelenggarakan fasilitasi penyelenggaraan program Potensi sumber kesejahteraan sosial, pemberdayaan sosial, pemberdayaan sosial, pelayanan dan rehabilitasi sosial, bantuan dan jaminan sosial ; f. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait ; g.

  Menyelenggarakan pengkoordinasian penyusunan tugas-tugas teknis serta evaluasi dan pelaporan yang meliputi kesekretariatan, Potensi sumber kesejahteraan sosial, Pelayanan dan rehabilitasi sosial, Bantuan dan h.

  Menyelenggarakan penetapan penyusunan standar, norma-norma dan kriteria-kriteria, sesuai ketentuan yang berlaku ; i.

  Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan di bidang kesejahteraan dan sosial ; j.

  Menyelenggarakan koordinasi kegiatan dengan dinas/lembaga kesejahteraan dan sosial lintas Kabupaten/Kota ; k.

  Menyelenggarakan tugas lain, yang diberikan Gubernur sesuai tugas dan fungsinya ; l.

  Menyelenggarakan penetapan penyusunan laporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah, sesuai standar ;

  2.1.5.1.3.2 Sekretariat

  Menyelenggarakan fungsi: a.

  Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada lingkup Sekretariat ; b.

  Penyelenggaraan pelaksanaan tugas lingkup Sekretariat ; c. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian administrasi umum Dinas ; d.

  Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian aset Dinas e. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian administrasi Kepegawaian Dinas ; f.

  Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian administrasi Keuangan Dinas ; g.

  Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan Dinas ; h.

  Penyelenggaraan dan pengkoordinasian kegiatan administrasi UPT Dinas ;

  Sekretaris dibatu oleh :

  a. Sub Bagian Umum ;

  b. Sub Bagian Keuangan ;

  c. Sub Bagian Program ;

  2.1.5.1.3.3 Kepala Sub Bagian Umum

  Mempunyai uraian tugas : a.

  Melaksanakan pembimbingan dan arahan keada pegawai pada lingkup SubBagian Umum ; b. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dalam bidang urusan umum ; c.

  Melaksanakan penyusunan rencana kerja dan program kegiatan pada SubBagian Umum ; d.

  Melaksanakan persiapan dan meneliti, mengadakan dan mendistribusikan konsep surat dan bahan rancangan perundang- undangan ; e. Melaksanakan pengendalaian dan pemeliharaan kebersihan, keamanan kantor dan pengelolaan perpustakaan ; f.

  Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada lingkup Sub Bagian Keuangan; b.

  Dinas; i. Melaksanakan penyusunan laporan pelaksanaan anggaran dan perhitungan anggaran Dinas; j.

  Melaksanakan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran keuang Dinas; h. Melaksanakan pembukuan, verivikasi dan penghitungan anggaran

  Melaksanakan penelitian kelengkapan dokumen pencairan anggaran dan ketersediaan dana, sesuai ketentuan yang berlaku; g.

  Melaksanakan penyusunan satuan biaya kegiatan, sesuai ketentuan yang berlaku; f.

  Melaksanakan penyusunan rencana kerja dan program kegiatan pada Sub Bagian Keuangan; d. Melaksanakan penyusunan rencana anggaran Dinas, sesuai ketentuan yang berlaku; e.

  Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data/ bahan dalam bidang urusan keuangan; c.

  Mempunyai uraian tugas: a.

  Melaksanakan pengendalian dan fasilitasi rapat, keprotokalan dan hubungan masyarakat dan pengelolaan perpustakaan mini pada dinas ; g.

  2.1.5.1.3.4. Kepala Sub Bagian Keuangan

  Melaksanakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan

  Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris, sesuai dengan tugasnya; l.

  Melaksanakan persiapan usulan pegawai dalam mengikuti diklat teknis dan fungsional ; k.

  Melaksanakan pembinaan tenaga fungsional pekerja sosial dan penyuluh sosial ; j.

  Melaksanakan persiapan dan tindak lanjut kelengkapan administrasi, mutasi , kenaikan pangkat,promosi pegawai, cuti pegawai, kenaikna gaji berkala, pensiunurusan karpeg, karis/karsu, dan kesejahteraan pegawai lainnya ; i.

  Melaksanakan koordinasi perncanaan kebutuhan asset, perlengkapan dan peralatan barang bergerak dan tidak bergerak pada dinas ; h.

  Melaksanakan pengurusan, koordinasi dan fasilitasi dan penetapan k.

  Melaksanakan Urusan penanganan perbendaharaan dan ganti rugi ; l. Melaksanakan penyiapan usul bendahara dan unit di lingkungan Dinas

  ; m. Melaksanakan pembayaran gaji pegawai pada lingkup Dinas, sesuai ketentuan yang berlaku; n.

  Melaksanakan pengurusan keuangan perjalanan dinas pada Dinas, sesuai ketentuan yang berlaku ;

  2.1.5.1.3.5. Kepala Sub Bagian Program

  Mempunyai uraian tugas : a.

  Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada Pegawai pada lingkup Sub Bagian Program.

  b.

  Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data/bahan dalam bidang urusan program.

  c.

  Melaksanakan penyusunan rencana kerja dan program kegiatan pada Sub Bagian Program.

  d.

  Melaksanakan koordinasi persiapan dan pelaksanaan pendataan, analisis data, penyajian data, penyiapan bahan dan pengembangan sistem informasi potensi kesejahteraan sosial, pemberdayaan sosial, pelayanan rehabilitasi sosial, bantuan dan jaminan sosial.

  e.

  Melaksanakan koordinasi penyiapan bahan penyususnan rencana kerja tahunan, Rencana strategis, Grand design Dinas, kebijakan operasional inas.

  f.

  Melaksanakan koordinasi penyiapan bahan penyusunanKebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara, Rencana Kerja Anggaran.

  g.

  Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan sistem informasi potensi sumber kesejahteraan sosial, pemberdayaan sosial, pelayanan rehabilitas sosial, bantuan dan jaminan sosial.

  h.

  Melaksanakan persiapan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pengkoordinasian penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) bahan LKPJ dan LPPD Dinas. i.

  Melaksanakan penyusunan statistik penyelenggaraan kegiatan perencanaan pada Dinas. j.

  Melaksanakan pengkoordinasian penyususnan laporan monitoring dan evaluasi pada Dinas. k.

  Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris, sesuai bidang tugasnya. l.

  Melaksanakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan.

2.1.5.4. Kinerja Kegiatan Terkini

  Setiap instansi pemerintah tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan dengan tujuan instansi tersebut, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara, terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh instansi dapat terwujud.

  Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja.

  Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara adalah menyelenggarakan program Penyediaan Sarana & Prasarana untuk memperlancar tugas-tugas dalam pelayanan masyarakat terutama di bidang Kesejahteran Sosial.

  Pada saat ini, Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara sedang menjalankan anggaran semester I tahun anggaran 2011 sesuai dengan Tupoksi bidang masing-masing. Khususnya di lingkungan Sekretariat sedang menyelenggarakan proses pembangunan fisik ataupun Rehab bangunan-bangunan asset milik Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara serta proses pengadaan peralatan-peralatan kebutuhan Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

2.1.5.5. Rencana Kerja

  Rencana kerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara antara lain adalah sebagai berikut :

  1. Rencana Kerja Tahun 2011 disusun pada Triwulan ke IV Tahun 2010.

  2. Triwulan I Tahun 2011 dilaksanakan proses tender pengadaan barang & jasa.

  3. Triwulan ke II Tahun 2011 dilaksanakan pengadaan barang & jasa.

  4. Triwulan ke III Tahun 2011 dilaksanakan lanjutan pengadaan barang & jasa.

  5. Triwulan ke IV Tahun 2011 melaksanakan pengadaan barang & jasa sesuai dengan perubahan APBD Tahun 2011.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam.

  Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu NO Peneliti Judul Hasil Penelitian

  1 J. Sumarno (2005) Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Pegawai (Studi Empiris Pada Kantor Cabang 1.

  Terdapat pengaruh dan hubungan negative yang kuat antara partisipasi anggaran dan kinerja Perbankan Indonesia di pegawai, Jakarta) 2.

  Pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan partisipasi anggaran dan kinerja pegawai adalah positif dan signifikan,

  3. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja pegawai

  2 Elizar Sinambela Pengaruh Partisipasi 1.

  Partisipasi (2003) Dalam Penyusunan dalam

  Anggaran Terhadap penyusunan Kinerja Pegawai (Studi anggaran telah

  Empiris Pada Perguruan diterapkan pada Tinggi Swasta di Kota perguruan Medan) tinggi swasta di

  Kota Medan, 2. Partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai.

  3 Bambang Sardjito Pengaruh Partisipasi 1.

  Terdapat dan Osmad Muthaher Penyusunan Anggaran pengaruh yang (2007) Terhadap Kinerja signifikan

  Aparat Pemerintah antara Daerah: Budaya partisipasi Organisasi dan penyusunan Komitmen Organisasi anggaran Sebagai Variabel terhadap kinerja Moderating (Studi aparat Empiris Pemerintah pemerintah

  Kota dan Kabupaten daerah, Semarang) 2.

  Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel budaya organisasi dalam memoderasi partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja pegawai, 3. Terdapat pengaruh signifikan antara variabel komitmen organisasi dalam memoderasi partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemda.

  4 Essy Refikha (2008) Pengaruh Partisipasi 1.

  Tidak terdapat Anggaran dan pengaruh yang Komitmen Organisasi signifikan Terhadap Kinerja SKPD antara Pemerintahan Kota partisipasi Binjai. anggaran terhadap kinerja

  SKPD Pemerintah Daerah 2. Adanya pengaruh yang signifikan antara komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD pemerintah daerah.

  5 Amira Nadia Nasution (2012)

  Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Mabar Feed Indonesia partisipasi anggaran dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial baik secara parsial maupun simultan dapat dibuktikan.

  6 Winny Nadya Lubis (2012)

  Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan terdapat pengaruh antara motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan dapat dibuktikan.

  7 Deby Syahfitri (2012) Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi

  Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran ( ) dan variabel Komitmen Organisasi ( ) secara simultan atau secara bersamaan Sumatera Utara berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.

2.3. Kerangka Konseptual

  Tujuan pada penelitian ini agar mengetahui sejauh mana pengaruh penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Robbins (2006) mengungkapkan bahwa ada tiga tipe sikap yaitu kepuasan kerja, keterlibatan, dan komitmen organisasi. Komitmen seorang individu pada suatu organisasi akan terlihat dari kinerjanya dalam hal menyelesaikan seluruh tanggung jawabnya.

  Sehingga kinerja itu sendiri dapat dipengaruhi oleh partisipasi anggaran, motivasi dan komitmen organisasi. Berdasar tinjauan teori dan rumusan penelitian, diidentifkasi tiga variabel independen yaitu partisipasi penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi, satu variabel dependen yaitu kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini merupakan suatu kajian yang berangkat dari berbagai konsep teori dan kajian penelitian yang sebelumnya. Secara skematis gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambar seperti gambar 2.1.

  H1 Partisipasi Anggaran

  H3 Kinerja SKPD

  Motivasi

  Pemerintahan Provinsi Sumatera

  Utara Komitmen Organisasi

  H2 Gambar 2.1.

  Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah :

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara

0 42 93

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Dinas Kesejahteraan Dan Sosial Provinsi Sumetera Utara

0 38 107

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Anggaran - Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Motivasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Di Tinjowan Kec. Ujung Padang, Kab.Simalu

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Konsep dan Peranan Anggaran - Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Perusahaan Melalui Kecukupan Anggaran, Komitmen Organisasi, Komitmen Tujuan Anggaran, Dan Job Rel

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian, Fungsi, dan Klasifikasi Anggaran - Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Satuan Kerja Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika Wilayah I

0 0 14

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Satuan Kerja Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika Wilayah I

0 0 10

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Anggaran - Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kinerja Manajerial - Pengaruh Komitmen Organisasi, Keadilan Prosedural dan Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial pada Akademi Pariwisata Medan

0 1 12

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Dinas Kesejahteraan Dan Sosial Provinsi Sumetera Utara

0 0 23