Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Dinas Kesejahteraan Dan Sosial Provinsi Sumetera Utara

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA

DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMETERA UTARA

OLEH

LILY MARISNA 080503021

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Motivasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin , dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi seuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, April 2013 Yang Membuat Pernyataan

NIM 080503021 Lily Marisna


(3)

ABSTRAK

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah partisipasi penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal. Jenis data yang dipakai adalah data primer. Data primer diperoleh dengan cara mengirimkan kuesioner langsung kepada responden dan mengutipnya setelah jangka waktu 2 minggu. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum ,melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda, dengan uji F, uji t dan uji koefisien determinasi.

Hasil analisis secara parsial menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara, motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara, sedangkan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini juga menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

Kata Kunci : Partisipasi Penyusunan Anggaran, Motivasi, Komitmen Organisasi dan Kinerja Dinas Kesejahteraan Dan Sosial.


(4)

ABSTRACT

THE EFFECT OF BUDGET PARTICIPATION, MOTIVATION AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT TO SOCIAL WELFARE SERVICES PERFORMANCE IN PROVINCE OF NORTH SUMATRA

The purpose of this research is to know the impact of budgetary participation, motivation and organization commitment as partial and simultan toward to social welfare services performance in province of north sumatra.

The method of this minithesis is to use a causal research design. The type of data used is the primary data. Primary data obtained by sending questionnaires directly to respondents and quote after a period of 2 weeks. The data collected, analyzed by the method of data analysis was then performed prior to testing the assumptions of classical, hypothesis testing. Testing hypotheses using multiple regression, the F test, t test, and test the coefficient of determination.

The result of this research show that budgeting participation as partial has an impact to Social Welfare Services Performance in Province of North Sumatra, for motivation has no impact to Social Welfare Services Performance in Province of North Sumatra, whereas, organization commitment has an impact to Social Welfare Services Performance in Province of North Sumatra. This research also found that the budgeting participation and organization commitment are simultaneously has an impact to Social Welfare Services Performance in Province of North Sumatra.

Keywords : Budgetary Participation, Organization Commitment and Performance of Social Welfare Services.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan rahmatNya yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Motivasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa do’a, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain :

1. Bapak Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Dra. Mutia Ismail, MM.,Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

5. Terima kasih yang tidak pernah putus penulis ucapkan kepada ayahanda H. Masri Mustafa SH dan ibunda Hj. Riana Melia Barus M.Si yang senantiasa melimpahkan kasih sayang, didikan, perhatian, dukungan moral maupun materi, dan doa kepada saya. Juga untuk abang dan kakak saya (M. Rizkhan Mutaqqin S.sos dan Layla Maysarah SH) yang telah banyak membantu penulis. Serta teman-teman saya aynil, tami, ila, oki, vivi, juju, debi yang selalu memberikan semangat dan semua teman-teman akuntansi angkatan 2008, dan orang-orang yang selalu berada dibelakang penulis untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Medan, April 2013 Penulis

Lily Marisna 080503021


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ……… i

ABSTRACT ……….. ii

ABSTRAK ………. iii

KATA PENGANTAR ……….. iv

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR GAMBAR ……… viii

DAFTAR TABEL ………. ix

DAFTAR LAMPIRAN ……… x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Perumusan Masalah ……….. 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1. Pengertian Anggaran ... 8

2.1.1.1. Karakteristik Anggaran ... 9

2.1.1.2. Fungsi Anggaran ... 9

2.1.2. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran ... 10

2.1.2.1. Pengertian Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran ... 10

2.1.3. Motivasi ... 12

2.1.3.1.Faktor-faktor Motivasi Kerja ... 12

2.1.3.2. Jenis Motivasi ... 14

2.1.4. Komitmen Organisasi ... 15

2.1.5. Kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara ... 16

2.1.5.1. Visi dan Misi ... 18

2.1.5.2. Struktur Organisasi ... 19

2.1.5.3. Job Description ... 19

2.1.5.4. Kinerja Kegiatan terkini ... 23

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24

2.3. Kerangka Konseptual ... 27

2.4. Hipotesis Penelitian ... 28

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 30

3.1. Jenis Penelitian ... 30

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 31 3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian . 31


(8)

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.6. Model dan Teknik Analisis Data ... 34

3.6.1. Model Analisis Data ... 34

3.6.2. Pengujian Kualitas Data ... 35

3.7. Pengujian Hipotesis ... 37

3.7.1. Uji Signifikan Simultan (Uji – F) ... 38

3.7.2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 38

3.7.3. Koefisien Determinan (R2) ... 39

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .. 40

4.1. Data Penelitian ... 40

4.1.1. Sejarah Singkat Propinsi Sumatera Utara ... 40

4.1.2. Letak Geografis ... 40

4.2. Pembahasan Hasil Analisis ... 41

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 41

4.2.2. Hasil Uji Kualits Data ... 42

4.2.2.1. Hasil Uji Validitas Variabel ... 42

4.2.2.2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel ... 47

4.2.3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 49

4.2.3.1. Uji Normalitas ... 50

4.2.3.2. Uji Multikolinieritas ... 53

4.2.3.3. Uji Heteroskedastisitas ... 54

4.2.4. Hasil Pengujian Hipotesis ... 55

4.2.4.1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 58

4.2.4.2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 59

4.2.4.3.Koefisien Determinan (R2) ... 62

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

5.1. Kesimpulan ... 64

5.2. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24 Tabel 3.1. Tabel Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31 Tabel 4.1. Hasil Statistik Deskriptif ... 41 Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Partisipasi

Penyusunan Anggaran ... 43 Tabel 4.3. Hasil Uji Validits Item Pertanyaan Variabel Motivasi ... 44 Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel

Komitmen Organisasi ... 45 Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel

Kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi

Sumatera Utara ... 46 Tabel 4.6. Hasil Uji reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Partisipasi

Penyusunan Anggaran ... 47 Tabel 4.7. Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Motivasi

Reliability Statistics ... 48 Tabel 4.8. Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Komitmen

Organisasi Reliability Statistic ... 48 Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja Dinas

Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara ... 49 Tabel 4.10. Sampel Kolmogrov ... 52 Tabel 4.11. Hasil Uji Gejala Multikolinieritas ... 54


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 28 Gambar 4.1. Hasil Olah Data SPSS, 2013 ... 51 Gambar 4.2. Histogram ... 52


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Statistik Deskriptif ... 69

Lampiran 2 Validitas dan Reliabilitas Partisipasi Penyusunan Anggaran 71 Lampiran 3 Uji Normalitas ... 75

Lampiran 4 Uji Multikolinieritas ... 78

Lampiran 5 Uji Heteroskedastisitas ... 79

Lampiran 6 Uji F (Signifikan Simultan) ... 80

Lampiran 7 Uji t (Signifikan Parsial) ... 81

Lampiran 8 Koefisien Korelasi dan Determinasi ... 82

Lampiran 9. Kuesioner Penelitian ... 83


(12)

ABSTRAK

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah partisipasi penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal. Jenis data yang dipakai adalah data primer. Data primer diperoleh dengan cara mengirimkan kuesioner langsung kepada responden dan mengutipnya setelah jangka waktu 2 minggu. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum ,melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda, dengan uji F, uji t dan uji koefisien determinasi.

Hasil analisis secara parsial menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara, motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara, sedangkan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini juga menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

Kata Kunci : Partisipasi Penyusunan Anggaran, Motivasi, Komitmen Organisasi dan Kinerja Dinas Kesejahteraan Dan Sosial.


(13)

ABSTRACT

THE EFFECT OF BUDGET PARTICIPATION, MOTIVATION AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT TO SOCIAL WELFARE SERVICES PERFORMANCE IN PROVINCE OF NORTH SUMATRA

The purpose of this research is to know the impact of budgetary participation, motivation and organization commitment as partial and simultan toward to social welfare services performance in province of north sumatra.

The method of this minithesis is to use a causal research design. The type of data used is the primary data. Primary data obtained by sending questionnaires directly to respondents and quote after a period of 2 weeks. The data collected, analyzed by the method of data analysis was then performed prior to testing the assumptions of classical, hypothesis testing. Testing hypotheses using multiple regression, the F test, t test, and test the coefficient of determination.

The result of this research show that budgeting participation as partial has an impact to Social Welfare Services Performance in Province of North Sumatra, for motivation has no impact to Social Welfare Services Performance in Province of North Sumatra, whereas, organization commitment has an impact to Social Welfare Services Performance in Province of North Sumatra. This research also found that the budgeting participation and organization commitment are simultaneously has an impact to Social Welfare Services Performance in Province of North Sumatra.

Keywords : Budgetary Participation, Organization Commitment and Performance of Social Welfare Services.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Anggaran merupakan bagian terpenting dalam sebuah organisasi, baik organisasi sektor swasta ataupun sektor publik. Anggaran adalah suatu rencana yang pada umumnya dinyatakan dalam ukuran kuantitatif, dan biasanya dalam bentuk uang yang digunakan untuk menunjukkan suatu perolehan dan penggunaan sumber-sumber organisasi. Suatu anggaran harus terorganisasi secara rapi, rinci, jelas, dan komprehensif. Untuk menyusun sebuah anggaran, suatu organisasi harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan strategis yaitu perencanaan level tertinggi dalam suatu organisasi yang menjadikan rujukan utama perencanaan-perencanaan lain yang merupakan tanggung jawab manajemen eksekutif. Perencaan strategis merupakan dokumen yang terpenting yang menjelaskan tentang posisi organisasi dimasa yang akan datang menyangkut posisi, penguasaan proses, kinerja layanan, ragam produk, dan gambaran tentang pelanggan yang akan dilayani (Yuwono 2005: 3).

Pemakaian anggaran merupakan konsep yang sering dilakukan untuk melihat indikator kinerja suatu organisasi publik. Pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah serta Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 mengenai Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah membuka kesempatan ataupun peluang bagi daerah untuk membangun dan mengembangkan daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing-masing. Berlakunya undang-undang tersebut menimbulkan konsekuensi bagi pemerintah daerah dalam bentuk pertanggungjawaban atas


(15)

pengalokasian dana yang dimiliki pemerintah dengan cara yang efektif dan efisien, khususnya dalam hal meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Partisipasi penyusunan anggaran dibutuhkan agar anggaran yang dibuat bisa lebih sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Partisipasi merupakan konsep dimana seorang bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannya (Robbins, 2002: 179). Dengan kata lain bawahan dan atasan memiliki suara dalam proses manajemen. Partisipasi dari bawahan dalam penyusunan anggaran dapat meningkatkan kinerja karena dengan adanya komunikasi antara atasan dan bawahan dapat memungkinkan bawahan untuk memilih.

Kinerja (performance) adalah gambaran tentang tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi (Mahsun, 2006: 25). Kinerja yang diraih oleh suatu organisasi pada dasarnya merupakan prestasi para anggota organisasi itu sendiri, mulai dari tingkat atas sampai pada tingkat bawah. Visi dan Misi menjelaskan komitmen organisasi secara teori dan diharapkan dapat diwujudkan dengan cara kinerja organisasi yang baik sehingga dapat mencapai nilai tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan organisasi.

Pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan


(16)

dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan (Robertson, 2002 dalam Mahsun, 2006).

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang salah satunya motivasi kerja yang dimiliki seseorang. Hal ini disebabkan karena motivasi kerja mampu menggerakkan minat seseorang untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa motivasi adalah dorongan yang menyebabkan orang lain berperilaku (Ismail, 2009:41).

Disamping pendapat tersebut disampaikan juga pendapat lain mengenai motivasi yaitu keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak (Mathis dan Jackson, 2006:114), serta motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu (French dan Raven dalam Sule dan Kurniawan, 2010:235). Dalam konteks pekerjaan, motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong seorang karyawan untuk bekerja. Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi (Robbins, 2001:166).

Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh sejauh mana sistem di bidang sumber daya manusia ini sanggup menunjang dan memuaskan keinginan karyawan maupun perusahaan. Peningkatan pengetahuan, skill, perubahan sikap, perilaku, koreksi terhadap kekurangan-kekurangan kinerja dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas melalui pelatihan dan motivasi dari pimpinan atau perusahaan. Kegiatannya dalam menggunakan faktor produksi yaitu alam, modal, skill, teknologi, keterampilan tenaga kerja dan lain-lain. Salah


(17)

satu faktor yang paling penting adalah tenaga kerja, karena teknologi yang sempurna bila tidak didukung oleh sumber daya alam yang berkualitas, maka perusahaan tidak akan mampu berjalan dengan baik.

Sebagai pendorong sumber daya manusia untuk bekerja adalah motivasi, dalam kehidupannya manusia melakukan bermacam-macam aktivitas dan salah satunya adalah perilaku manusia itu sendiri. Perilaku manusia sekarang hanyalah cermin yang paling sederhana dari motivasi dasar mereka, sejalan dengan tujuan perusahaan maka antara motivasi dan permintaan perusahaan harus saling mendukung. Motivasi yang tepat dan baik dapat meningkatkan dan menumbuhkan semangat kerja karyawan dengan demikian akan tercapai kinerja karyawan yang tinggi.

Komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan tujuan (goal) yang ingin dicapai organisasi (Mowday et al, 1979). Komitmen organisasi merupakan salah satu faktor penting bagi kelanggengan suatu organisasi. Tanpa adanya komitmen organisasi yang kuat dalam diri individu, tidak akan mungkin suatu organisasi dapat berjalan dengan maksimal. Komitmen organisasi merupakan tingkat sejauh mana seorang karyawan memihak pada salah satu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta memiliki niat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Suatu organisasi harus memberi perhatian yang penuh dan dapat membuat karyawan percaya terhadap organisasi, agar dapat diperoleh komitmen karyawan. Apabila komitmen karyawan telah diperoleh maka akan didapatkan karyawan yang setia, dan mampu bekerja dengan baik untuk suatu kepentingan organisasi.


(18)

Hal ini sangat baik untuk mencapai suatu tujuan organisasi, karena mendapat dukungan penuh dari karyawannya sehingga dapat berfokus secara penuh pada tujuan yang diinginkan

Menurut Luthans (2006: 250), terdapat hubungan yang positif antara komitmen organisasi, kepuasan kerja, motivasi, gaji, gaya kepimimpinan, terhadap kinerja, tingkat pergantian karyawan yang rendah, dan tingkat ketidakhadiran yang rendah, serta terdapat bukti bahwa komitmen karyawan berhubungan dengan persepsi iklim, organisasi yang hangat dan mendukung, dan menjadi anggota tim yang baik dan siap membantu. Memperkerjakan individu yang nilai-nilainya tidak selaras dengan nilai-nilai organisasi yang telah ada maka cenderung akan menghasilkan karyawan yang kurang memiliki motivasi dan komitmen, serta yang tidak terpuaskan oleh pekerjaan mereka dan oleh organisasi (Sumarno, 2005). Hasil penelitian Sumarno (2005) menemukan pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan partisipasi anggaran dan kinerja pegawai adalah positif dan signifikan. Sedangkan pada hasil penelitian Bambang dan Osmad (2007) mengungkapkan pengaruh yang signifikan antara variabel komitmen organisasi dalam memoderasi partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemda.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja organisasi sektor publik. Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara sebagai objek penelitian karena pada pemerintahan ini sudah diterapkan sistem anggaran berbasis kinerja. Penelitian ini disusun dengan judul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Motivasi dan Komitmen


(19)

Organisasi terhadap Kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara ?

2. Apakah motivasi organisasi berpengaruh terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara ?

3. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian tersebut, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.


(20)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Bagi peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan pemikiran dan dapat mengetahui serta mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan partisipasi penyusunan anggaran dan omitmen organisasi terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

2. Bagi organisasi sektor publik atau pihak yang terkait

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara dalam menerapkan kebijakannya sehingga kinerja organisasi publik tersebut menjadi lebih baik.

3. Bagi akademisi

Hasil dari penelitian ini bagi para akademisi bisa dijadikan sebagai bahan informasi tambahan dan masukan bagi peneliti yang berminat meneliti permasalahan yang sama, khususnya untuk memahami partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja pemerintahan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Pengertian Anggaran

Menurut Yuwono (2005: 27) mendefinisikan anggaran adalah “suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang (perencanaan keuangan) untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi”.

Menurut Mahsun (2006: 145) menyebutkan, “anggaran adalah perencanaan keuangan untuk masa depan yang pada umumnya mencakup jangka waktu satu tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter, dan anggaran ini merupakan perencaan jangka pendek organisasi yang menerjemahkan berbagai program ke dalam rencana keuangan tahunan yang lebih kongkret”.

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005: 73), “anggaran adalah alat penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam organisasi. Suatu anggaran operasi biasanya meliputi waktu satu tahun dan menyatakan pendapatan dan beban yang direncanakan untuk tahun itu”.

Anggaran juga dapat didefenisikan sebagai suatu rencana tindakan (plan of action) yang dinyatakan secara kuantitatif mengenai apa yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi perusahaan pada masa yang akan datang yang berhubungan dengan pendapatan, arus-kas, posisi keuangan dan rencana-rencana lainnya yang relevan dengan hal-hal tersebut.


(22)

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu alat penting dalam perencanaan, pengendalian serta penilaian kinerja manajemen yang dinyatakan dalam suatu ukuran tertentu untuk mencapai tujuan organisasi dalam waktu yang relatif singkat.

2.1.1.1. Karakteristik Anggaran

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005: 73), anggaran memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :

a. Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah nonmoneter.

b. Biasanya meliputi waktu selama satu tahun.

c. Merupakan komitmen manajemen; manajer setuju untuk menerima tanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan anggaran.

d. Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi wewenangnya dari pembuat anggaran.

e. Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi-kondisi tertentu.

2.1.1.2. Fungsi Anggaran

Banyak ahli mengemukakan mengenai fungsi dari anggaran. Secara umum anggaran merupakan rencana jangka pendek atau panjang yang disusun oleh perusahaan. Menurut Supriyono (2000) banyak perusahaan menerapkan sistem anggaran dalam kegiatan operasionalnya karena anggaran memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi Perencanaan

Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan jangka pendek dan kesanggupan manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan program, atau bagian dari program dalam jangka pendek umumnya satu tahun.


(23)

2. Fungsi Koordinasi

Anggaran berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan rencana dan tindakan berbagai unit atau segmen yang ada dalam organisasi agar dapat bekerja secara selaras kearah pencapaian tujuan.

3. Fungsi Komunikasi

Dalam penyusunan anggaran, berbagai unit dan tingkatan organisasi berkomunikasi dan berperan dalam proses anggaran. Selanjutnya setiap orang yang bertanggung jawab terhadap anggaran harus dinilai mengenai prestasinya melalui laporan pengendalian produk.

4. Fungsi Motivasi

Anggaran berfungsi sebagai alat memotivasi para pelaksana di dalam melaksanakan tugas-tugas atau mencapai tujuan.

5. Fungsi Pengendalian

Anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian, karena anggaran yang telah disetujui merupakan komitmen dari para pelaksana yang ikut berperan serta dalam penyusunan anggaran tersebut.

6. Fungsi Pendidikan

Anggaran berfungsi juga sebagai alat untuk mendidik para manajer mengenai bagaimana bekerja secara terperinci pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan sekaligus menghubungkan dengan pusat pertanggungjawaban lain didalam organisasi yang bersangkutan.


(24)

Sedangkan menurut Anthony dan Govindarajan (2006) anggaran operasi mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Untuk menyesuaikan rencana strategis

2. Untuk membantu mengkoordinasikan aktivitas dari beberapa bagian organisasi.

3. Untuk menugaskan tanggung jawab kepada manajer, untuk mengotorisasi jumlah yang berwenang yang mereka gunakan, dan untuk menginformasikan kepada mereka mengenai kinerja yang diharapkan dari mereka.

4. Untuk memperoleh komitmen yang merupaan dasar untuk mengevaluasi kinerja aktual manajer.

2.1.2. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran

2.1.2.1 Pengertian Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran

Menurut Robbins (2002:179) ”partisipasi merupakan suatu konsep dimana bawahan ikut terlihat dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannya”. Partisipasi anggaran memerlukan kerjasama antara seluruh tingkatan organisasi. Manajer puncak biasanya kurang mengetahui bagian sehari-hari, sehingga harus mengandalkan informasi anggaran yang lebih rinci dari bawahannya. Dari sisi lain, manajer puncak mempunyai perspektif yang lebih luas atas perusahaan secara keseluruhan yang sangat vital dalam pembuatan anggaran secara umum.

Partisipasi anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan individu-individu secara langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh terhadap


(25)

penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran mereka.

Menurut Siegel dan Marconi (1989:139), manfaat dari partisipasi anggaran yaitu :

1. Memacu peningkatan moral dan inisiatif untuk mengembangkan ide dan informasi pada seluruh tingkat manajemen

2. Meningkatkan group cohesiveness yang kemudian meningkatkan kerjasama antar individu dalam pencapaian tujuan

3. Terbentuknya group internalization yaitu penyatuan tujuan individu dan organsiasi

4. Menghindari tekanan dan kebingungan dalam melaksanakan pekerjaan 5. Manajer menjadi tanggap pada masalah-masalah sub unit tertentu serta

memiliki pemahaman yang lebih baik tentang ketergantungan antar departemen

Disamping manfaat yang melekat pada partisipasi, tentu saja terdapat keterbatasan. Menurut Hansen dan Mowen (2000:362) ada 3 masalah yang menjadi kelemahan dalam partisipasi penganggaran antara lain :

1. Pembuatan standar yang terlalu tinggi atau rendah.

2. Slack anggaran, adalah perbedaan antara jumlah sumber daya yang sebenarnya diperlukan untuk menyelesaikan tugas secara efisien dengan jumlah yang diajukan oleh manajer yang bersangkutan untuk mengerjakan tugas yang sama.

3. Partisipasi Semu, yang mempunyai arti bahwa perusahaan menggunakan partisipasi penganggaran padahal sebenarnya tidak. Dalam hal ini bawahan terpaksa menyatakan persetujuan terhadap keputusan yang akan diterapkan karena perusahaan membutuhkan persetujuan mereka.

2.1.3. Motivasi

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak atau menggerakkan. Motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan sumber daya yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai upaya yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil


(26)

suatu tindakan yang dikehendaki, sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang untuk berbuat. Karena perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.

Berbagai hal yang terkandung dalam definisi motivasi menurut Siagian (1995:142) memiliki tiga komponen utama, yaitu :

1. Kebutuhan.

Kebutuhan timbul dalam diri seseorang apabila orang tersebut merasa ada kekurangan dari dalam dirinya. Menurut pengertian homeostatik, kebutuhan timbul atau diciptakan apabila dirasakan adanya ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki, baik dalam arti fisiologis maupun psikologis.

2. Dorongan

Usaha untuk mengatasi ketidakseimbangan biasanya menimbulkan dorongan. Hal tersebut merupakan usaha pemenuhan kekurangan secara terarah yang berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan oleh seseorang yang dapat bersumber dari dalam maupun dari luar diri orang tersebut.

3. Tujuan

Tujuan, adalah segala sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan mengurangi dorongan. Mencapai tujuan, berarti mengembalikan keseimbangan dalam diri seseorang, baik bersifat fisiologis maupun bersifat psikologis. Tercapainya tujuan akan mengurangi atau bahkan menghilangkan dorongan tertentu untuk berbuat sesuatu.

2.1.3.1 Faktor-faktor Motivasi Kerja

Motivasi timbul karena dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri manusia dan faktor dari luar diri manusia. Faktor dalam diri manusia berupa sikap, pendidikan, kepribadian, pengetahuan, dan cita-cita. Sedangkan faktor luar dari diri manusia berupa gaya kepemimpinan atasan, dorongan dan perkembangan situasi (Wursanto, 2000:131).

Hellriegel dan Slocum sebagaimana dikutip Sujak (1990:249) mengklasifikasikan tiga faktor utama yang mempengaruhi motivasi meliputi (1) perbedaan karakteristik individu, (2) perbedaan karakteristik pekerjaan, dan (3)


(27)

perbedaan karakteristik lingkungan kerja atau organisasi. Karakteristik individu yang berbeda jenis kebutuhan, sikap dan minat menimbulkan motivasi yang bervariasi, misalnya pegawai yang mempunyai motivasi untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya akan bekerja keras dengan resiko tinggi dibanding dengan pegawai yang mempunyai motivasi keselamatan, dan akan berbeda pada pegawai yang bermotivasi untuk memperoleh prestasi. Setiap pekerjaan yang berbeda membutuhkan persyaratan keterampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi dan tipe-tipe penilaian yang berbeda pula. Perbedaan karakteristik yang melekat pada pekerjaan itu membutuhkan pengorganisasian dan penempatan orang secara tepat sesuai dengan kesiapan masing-masing pegawai.

Menurut teori situasi kerja Stoner dan Freeman

1) Kebijakan perusahaan, seperti skala upah dan tunjangan pegawai (cuff, pensiun dan tunjangan-tunjangan), umumnya mempunyai dampak kecil terhadap prestasi individu. Namun kebijaksanaan ini benar-benar mempengaruhi keinginan karyawan untuk tetap bergabung dengan atau meninggalkan organisasi yang bersangkutan dan kemampuan organisasi menarik karyawan baru.

(1994), situasi kerja yang dapat mempengaruhi motivasi kerja, yaitu :

2) Sistem balas jasa atau sistem imbalan, kenaikan gaji, bonus, dan promosi dapat menjadi motivator yang kuat bagi prestasi seseorang jika dikelola secara efektif. Upah harus dikaitkan dengan peningkatan prestasi sehingga jelas mengapa upah tersebut diberikan, dan upah harus dilihat sebagai sesuatu yang adil oleh orang-orang lain dalam kelompok kerja, sehingga mereka tidak akan merasa dengki dan membalas dendam.

3) Kultur organisasi, meliputi norma, nilai, dan keyakinan bersama anggotanya meningkatkan atau menurunkan prestasi individu. Kultur yang membantu pengembangan rasa hormat kepada karyawan, yang melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan dan yang memberi mereka otonomi dalam merencakan dan melaksanakan tugas mendorong prestasi yang lebih baik dari pada kultur yang dingin, acuh tak acuh, dan sangat ketat.


(28)

2.1.3.2 Jenis Motivasi

Atas dasar asal dorongan, motivasi dapat dibedakan menjadi dua (Ismail dan Prawironegoro, 2009 : 41) yaitu :

1) Intrinsic motivation, yaitu motivasi yang dorongannya berupa faktor-faktor yang berasal dari dalam dirinya. Faktor-faktor intrinsik dalam diri seseorang itu adalah nilai-nilai hidup yang dihayati dengan sepenuh jiwa. Misalnya hidup untuk bekerja, bekerja adalah dalam rangka ibadah, atau bekerja adalah jati diri, sikap hidup pantang menyerah dan lain sebagainya.

2) Extrinsic motivation, yaitu motivasi yang dorongannya berupa faktor-faktor dari luar diri. Faktor pendorong yang berasal dari luar diri manusia misalnya harapan akan karir, gaji, bonus dan penghargaan masyarakat.

Tingkatan motivasi kerja seseorang akan berbeda satu dengan lainnya tergantung seberapa tinggi faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal dapat mempengaruhi perilakunya. Namun peningkatan motivasi dapat dilakukan dengan pelatihan-pelatihan motivasi dalam rangka penyegaran dan penyadaran kembali arti penting untuk apa seseorang bekerja. Karyawan dengan motivasi tinggi akan lebih mudah diajak bersama-sama mencapai tujuan perusahaan. Maka menjadi kewajiban manajemen untuk menjaga motivasi berprestasi karyawan dan para manajer.

2.1.4. Komitmen Organisasi

Organisasi sering dipahami sebagai suatu kelompok orang yang berkumpul dan bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah sasaran tertentu yang telah ditetapkan. Organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Disebut sebagai entitas ekonomi karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil, bahkan dapat dikatakan sangat besar. Organisasi sektor publik juga melakukan


(29)

transaksi-transaksi ekonomi dan keuangan. Berdasarkan Kepmendagri 13 tahun 2006 organisasi adalah unsur pemerintahan daerah yang terdiri dari DPRD, kepala daerah/wakil kepala daerah dan satuan kerja perangkat daerah. Menurut Griffin, komitmen organisasi adalah sikap yang mencerminkan sejauh mana seseorang individu mengenal dan terikat pada organisasinya. Seorang individu yang memiliki komitmen tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi. Komitmen organisasi yang kuat ataupun tinggi akan mendorong seorang individu untuk berusaha mencapai tujuan organisasi serta juga meningkatkan kinerja yang tinggi.

Menurut Fred Luthans (2006: 249), komitmen organisasi didefinisikan sebagai “suatu keinginan yang kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi”. Seorang individu yang ingin menetap dalam organisasi karena keinginannya sendiri, memiliki keinginan menggunakan usaha agar sesuai dengan tujuan organisasi. Pada aparat pemerintah daerah, seorang inidividu yang memilki komitmen organisasi yang tinggi maka dapat menggunakan informasi yang dimiliki untuk menyusun anggaran sehingga dapat mencapai target ataupun tujuan anggaran yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut.

2.1.5. Kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Gubernur Sumatera


(30)

Utara melalui Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara yang mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan operasional di bidang Kesejahteraan Sosial dan melaksanakan sebagian kewenangan dekonsentrasi yang dilimpahkan kepada Gubernur serta Tugas Pembantuan. Kantor Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara beralamat di Jalan Sampul No. 138 Medan.

Pada mulanya, sebelum terbitnya PP Nomor : 5 Tahun 1958 tanggal 28 Januari 1958 (Tentang penyerahan di Lapangan Bimbingan dan Perbaikan Sosial), Instansi Sosial yang ada di daerah Sumatera Utara adalah Inspeksi Sosial Republik Indonesia (ISORI). Penyerahan secara nyata tugas di Lapangan Bimbingan dan Perbaikan Sosial dilakukan pada tanggal 28 Juli 1958 berdasarkan instruksi bersama Menteri Sosial dan Dewan Pemerintahan Daerah Sumatera Utara Nomor : k 2-17-4 tanggal 14 Mei 1958.

Selaras dengan PP Nomor : 5 Tahun 1958. Kepala Daerah diserahkan (dengan status diperbantukan) semua Pegawai Negeri, Tanah, Bangunan dan Inventaris lainnya dalam lingkup kerja/dikuasai oleh jawatan bimbingan dan perbaikan sosial (ISORI). Provinsi Sumatera Utara menjadi Unsur Pelaksana Pemerintah Daerah.

Perlu dikemukakan bahwa bidang tugas Departemen Sosial pada saat terbit PP. No. 5 tahun 1958 adalah sebagai berikut:

- Research

- Rehabilitasi Penyandang Cacat - Urusan Korban Perang

- Urusan Perumahan - Urusan Transmigrasi


(31)

Dengan diterbitkannya PP Nomor : 5 Tahun 1958, urusan yang diserahkan adalah meliputi urusan bimbingan dan perbaikan sosial. Penyerahan tugas tersebut diserahkan berdasarkan “Azas Desentralisasi atau Azas Tugas Pembantuan”.

Tugas yang diserahkan atas azas desentralisasi yang menjadi wewenang dan tanggungjawab daerah sepenuhnya (tugas otonom) adalah:

a. Penyelenggaraan pusat-pusat penampungan bagi anak-anak terlantar (untuk observasi dan seleksi).

b. Penyelenggaraan panti asuhan bagi bayi terlantar.

c. Penyelenggaraan panti asuhan tingkat pertama bagi anak yatim piatu dan anak terlantar.

d. Penyelenggaraan panti asuhan tingkat lanjutan bagi anak yatim piatu yang terlantar.

e. Penyelenggaraan pusat penampungan bagi orang dewasa terlantar dan gelandangan (untuk observasi dan seleksi).

f. Penyelenggaraan panti karya tingkat pertama. g. Penyelenggaraan panti karya tingkat lanjutan.

h. Penyelenggaraan rumah perawatan bagi orang jompo. i. Memberi bantuan kepada korban bencana alam.

j. Penyelenggaraan usaha sosial ke arah pemberantasan kemiskinan.

k. Pengawasan/bimbingan serta pemberian bantuan/subsidi kepada organisasi masyarakat yang menyelenggarakan usaha tersebut di atas.

Tugas yang diserahkan atas Azas Bantuan dalam bidang bimbingan dan perbaikan sosial tersebut adalah sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan penyuluhan sosial.

b. Penyelenggaraan bimbingan sosial tahap pemberian pengertian, kesadaran dan tuntutan teknis pengembangan swadaya masyarakat.

c. Penyelenggaraan pendidikan tenaga sosial, rehabilitasi berkas hukuman.

d. Pengawasan/bimbingan kepada organisasi-organisasi masyarakat yang menyelenggarakan usaha tersebut di atas.


(32)

Dalam Pelaksanaan Tugas Bimbingan Sosial, selaras keputusan Menteri Dalam Negeri No.363/1977 tentang susunan organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

2.1.5.1. Visi dan Misi

Visi dan Misi dari Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara adalah:

a. Meningkatkan pelayanan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

b. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional dalam bidang kesejahteraan sosial.

c. Meningkatkan keterjangkauan dan mutu pelayanan sosial. d. Meningkatkan peran serta dan kepedulian masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan sosial dasar.

e. Meningkatkan fasilitasi dan koordinasi pembangunan kesejahteraan sosial. f. Melestarikan Nilai-nilai Keperintisan, Kepahlawanan dan Kejuangan. g. Meningkatkan upaya pengurangan resiko bencana.

”Terwujudnya Masyarakat Sumatera Utara yang Sejarah,,Mandiri” Tujuan Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara:

Membantu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk melaksanakan tugas pembantuan dan dekonsentrasi dalam pembangunan kesejahteraan sosial.

2.1.5.2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan


(33)

sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan instansi tersebut dapat dicapai. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal.

2.1.5.3. Job Description

Berikut ini adalah Job Description dari setiap Bidang pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara:

2.1.5.3.1.Kepala Dinas Kesejahteraan dan Sosial Mempunyai uraian tugas :

a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakan disiplin, pegawai dilingkungan Dinas ;

b. Menyelenggarakan pembinaan, sinkronisasi dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas ;

c. Menyelenggarakan penetapan perencanaan dan program kegiatan Dinas, sesuai ketentuan yang berlaku ;

d. Menyelenggarakan pengkajian dan menetapkan pemberian dukungan tugas atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang Kesejahteraan dan Sosial ;

e. Menyelenggarakan fasilitasi penyelenggaraan program Potensi sumber kesejahteraan sosial, pemberdayaan sosial, pemberdayaan sosial, pelayanan dan rehabilitasi sosial, bantuan dan jaminan sosial ;

f. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait ;

g. Menyelenggarakan pengkoordinasian penyusunan tugas-tugas teknis serta evaluasi dan pelaporan yang meliputi kesekretariatan, Potensi sumber kesejahteraan sosial, Pelayanan dan rehabilitasi sosial, Bantuan dan jaminan sosial ;


(34)

h. Menyelenggarakan penetapan penyusunan standar, norma-norma dan kriteria-kriteria, sesuai ketentuan yang berlaku ;

i. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan di bidang kesejahteraan dan sosial ;

j. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan dengan dinas/lembaga kesejahteraan dan sosial lintas Kabupaten/Kota ;

k. Menyelenggarakan tugas lain, yang diberikan Gubernur sesuai tugas dan fungsinya ;

l. Menyelenggarakan penetapan penyusunan laporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah, sesuai standar ;

2.1.5.1.3.2 Sekretariat

Menyelenggarakan fungsi:

a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada lingkup Sekretariat ;

b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas lingkup Sekretariat ;

c. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian administrasi umum Dinas ;

d. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian aset Dinas e. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian

administrasi Kepegawaian Dinas ;

f. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian administrasi Keuangan Dinas ;

g. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan Dinas ;

h. Penyelenggaraan dan pengkoordinasian kegiatan administrasi UPT Dinas ;

Sekretaris dibatu oleh : a. Sub Bagian Umum ; b. Sub Bagian Keuangan ; c. Sub Bagian Program ; 2.1.5.1.3.3 Kepala Sub Bagian Umum

Mempunyai uraian tugas :

a. Melaksanakan pembimbingan dan arahan keada pegawai pada lingkup SubBagian Umum ;

b. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dalam bidang urusan umum ;

c. Melaksanakan penyusunan rencana kerja dan program kegiatan pada SubBagian Umum ;


(35)

d. Melaksanakan persiapan dan meneliti, mengadakan dan mendistribusikan konsep surat dan bahan rancangan perundang-undangan ;

e. Melaksanakan pengendalaian dan pemeliharaan kebersihan, keamanan kantor dan pengelolaan perpustakaan ;

f. Melaksanakan pengendalian dan fasilitasi rapat, keprotokalan dan hubungan masyarakat dan pengelolaan perpustakaan mini pada dinas ; g. Melaksanakan koordinasi perncanaan kebutuhan asset, perlengkapan

dan peralatan barang bergerak dan tidak bergerak pada dinas ;

h. Melaksanakan persiapan dan tindak lanjut kelengkapan administrasi, mutasi , kenaikan pangkat,promosi pegawai, cuti pegawai, kenaikna gaji berkala, pensiunurusan karpeg, karis/karsu, dan kesejahteraan pegawai lainnya ;

i. Melaksanakan pembinaan tenaga fungsional pekerja sosial dan penyuluh sosial ;

j. Melaksanakan persiapan usulan pegawai dalam mengikuti diklat teknis dan fungsional ;

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris, sesuai dengan tugasnya;

l. Melaksanakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan

2.1.5.1.3.4. Kepala Sub Bagian Keuangan Mempunyai uraian tugas:

a. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada lingkup Sub Bagian Keuangan;

b. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data/ bahan dalam bidang urusan keuangan;

c. Melaksanakan penyusunan rencana kerja dan program kegiatan pada Sub Bagian Keuangan;

d. Melaksanakan penyusunan rencana anggaran Dinas, sesuai ketentuan yang berlaku;

e. Melaksanakan penyusunan satuan biaya kegiatan, sesuai ketentuan yang berlaku;

f. Melaksanakan penelitian kelengkapan dokumen pencairan anggaran dan ketersediaan dana, sesuai ketentuan yang berlaku;

g. Melaksanakan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran keuang Dinas;

h. Melaksanakan pembukuan, verivikasi dan penghitungan anggaran Dinas;

i. Melaksanakan penyusunan laporan pelaksanaan anggaran dan perhitungan anggaran Dinas;

j. Melaksanakan pengurusan, koordinasi dan fasilitasi dan penetapan anggaran keuangan pada Dinas ;


(36)

k. Melaksanakan Urusan penanganan perbendaharaan dan ganti rugi ; l. Melaksanakan penyiapan usul bendahara dan unit di lingkungan Dinas

;

m. Melaksanakan pembayaran gaji pegawai pada lingkup Dinas, sesuai ketentuan yang berlaku;

n. Melaksanakan pengurusan keuangan perjalanan dinas pada Dinas, sesuai ketentuan yang berlaku ;

2.1.5.1.3.5. Kepala Sub Bagian Program Mempunyai uraian tugas :

a. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada Pegawai pada lingkup Sub Bagian Program.

b. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data/bahan dalam bidang urusan program.

c. Melaksanakan penyusunan rencana kerja dan program kegiatan pada Sub Bagian Program.

d. Melaksanakan koordinasi persiapan dan pelaksanaan pendataan, analisis data, penyajian data, penyiapan bahan dan pengembangan sistem informasi potensi kesejahteraan sosial, pemberdayaan sosial, pelayanan rehabilitasi sosial, bantuan dan jaminan sosial.

e. Melaksanakan koordinasi penyiapan bahan penyususnan rencana kerja tahunan, Rencana strategis, Grand design Dinas, kebijakan operasional inas.

f. Melaksanakan koordinasi penyiapan bahan penyusunanKebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara, Rencana Kerja Anggaran.

g. Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan sistem informasi potensi sumber kesejahteraan sosial, pemberdayaan sosial, pelayanan rehabilitas sosial, bantuan dan jaminan sosial.

h. Melaksanakan persiapan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pengkoordinasian penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) bahan LKPJ dan LPPD Dinas.

i. Melaksanakan penyusunan statistik penyelenggaraan kegiatan perencanaan pada Dinas.

j. Melaksanakan pengkoordinasian penyususnan laporan monitoring dan evaluasi pada Dinas.

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris, sesuai bidang tugasnya.

l. Melaksanakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan.


(37)

2.1.5.4. Kinerja Kegiatan Terkini

Setiap instansi pemerintah tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan dengan tujuan instansi tersebut, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara, terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh instansi dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara adalah menyelenggarakan program Penyediaan Sarana & Prasarana untuk memperlancar tugas-tugas dalam pelayanan masyarakat terutama di bidang Kesejahteran Sosial.

Pada saat ini, Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara sedang menjalankan anggaran semester I tahun anggaran 2011 sesuai dengan Tupoksi bidang masing-masing. Khususnya di lingkungan Sekretariat sedang menyelenggarakan proses pembangunan fisik ataupun Rehab bangunan-bangunan asset milik Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara serta proses pengadaan peralatan-peralatan kebutuhan Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.


(38)

2.1.5.5. Rencana Kerja

Rencana kerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara antara lain adalah sebagai berikut :

1. Rencana Kerja Tahun 2011 disusun pada Triwulan ke IV Tahun 2010. 2. Triwulan I Tahun 2011 dilaksanakan proses tender pengadaan barang &

jasa.

3. Triwulan ke II Tahun 2011 dilaksanakan pengadaan barang & jasa.

4. Triwulan ke III Tahun 2011 dilaksanakan lanjutan pengadaan barang & jasa.

5. Triwulan ke IV Tahun 2011 melaksanakan pengadaan barang & jasa sesuai dengan perubahan APBD Tahun 2011.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam.

Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1.

Tinjauan Penelitian Terdahulu

NO Peneliti Judul Hasil Penelitian

1 J. Sumarno (2005) Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan

terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Pegawai (Studi Empiris Pada Kantor Cabang

1. Terdapat

pengaruh dan hubungan

negative yang kuat antara partisipasi

anggaran dan kinerja


(39)

Perbankan Indonesia di Jakarta)

pegawai, 2. Pengaruh

komitmen organisasi terhadap hubungan partisipasi anggaran dan kinerja pegawai adalah positif dan signifikan, 3. Pengaruh gaya

kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi

anggaran dan kinerja pegawai 2 Elizar Sinambela

(2003)

Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Pegawai (Studi

1. Partisipasi dalam penyusunan anggaran telah


(40)

Empiris Pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Medan)

diterapkan pada perguruan tinggi swasta di Kota Medan, 2. Partisipasi

penyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai.

3 Bambang Sardjito dan Osmad Muthaher (2007)

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi

Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pemerintah

1. Terdapat

pengaruh yang signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah


(41)

Kota dan Kabupaten Semarang)

daerah, 2. Terdapat

pengaruh yang signifikan

antara variabel budaya

organisasi dalam memoderasi partisipasi penyusunan anggaran

dengan kinerja pegawai,

3. Terdapat pengaruh signifikan

antara variabel komitmen

organisasi dalam memoderasi partisipasi


(42)

penyusunan anggaran

dengan kinerja aparat pemda.

4 Essy Refikha (2008) Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi

Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai.

1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara partisipasi anggaran

terhadap kinerja SKPD

Pemerintah Daerah 2. Adanya

pengaruh yang signifikan

antara komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD


(43)

pemerintah daerah.

5 Amira Nadia

Nasution (2012)

Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial

pada PT. Mabar Feed Indonesia

partisipasi anggaran dan komitmen organisasi berpengaruh

terhadap kinerja manajerial baik secara

parsial maupun simultan dapat dibuktikan.

6 Winny Nadya Lubis (2012)

Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan

terdapat pengaruh antara motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan dapat dibuktikan.

7 Deby Syahfitri (2012) Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran ( ) dan variabel Komitmen Organisasi ( ) secara simultan atau secara bersamaan


(44)

Sumatera Utara berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi

Sumatera Utara.

2.3. Kerangka Konseptual

Tujuan pada penelitian ini agar mengetahui sejauh mana pengaruh penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Robbins (2006) mengungkapkan bahwa ada tiga tipe sikap yaitu kepuasan kerja, keterlibatan, dan komitmen organisasi. Komitmen seorang individu pada suatu organisasi akan terlihat dari kinerjanya dalam hal menyelesaikan seluruh tanggung jawabnya. Sehingga kinerja itu sendiri dapat dipengaruhi oleh partisipasi anggaran, motivasi dan komitmen organisasi. Berdasar tinjauan teori dan rumusan penelitian, diidentifkasi tiga variabel independen yaitu partisipasi penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi, satu variabel dependen yaitu kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini merupakan suatu kajian yang berangkat dari berbagai konsep teori dan kajian penelitian yang sebelumnya. Secara skematis gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambar seperti gambar 2.1.


(45)

H1

H3

H2 Gambar 2.1.

Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah :

• H1 : Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

• H2 : Motivasi berpengaruh terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

• H3 : Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

Partisipasi Anggaran

Kinerja SKPD Pemerintahan Provinsi Sumatera

Utara Komitmen

Organisasi


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian assosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan yang bersifat sebab akibat. Sehingga ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi) (Sugiyono, 2005). Dimensi waktu penelitian ini adalah cross sectional yaitu melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009: bab 3). Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat structural dan staff yang bekerja di Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Pemilihan Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara karena termasuk dalam organisasi sektor publik yang memiliki sistem anggaran partisipatif.

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subject) dari unit populasi. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada purposive sampling. Sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu sehingga dapat mendukung penelitian ini. Kriteria dalam pemilihan sampel merupakan pejabat struktural dan


(47)

staff di Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara yang memiliki peran dalam proses penyusunan anggaran.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli yaitu berupa kuesioner.

3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai (Indriantoro dan Supomo, 1999). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah partisipasi penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi. Sedangkan variabel dependennya adalah kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.

Definisi operasional dan pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1.

Tabel Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel Skala Penelitian Variabel Independen

1. Partisipasi penyusunan anggaran Partispasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses keterlibatan dimana seorang individu dan luasnya pengaruh dalam proses penyusunan anggaran (Milani, 1975)

Menggunakan indikator yang dikembangkan Milani (1975) dalam Mas’ud (2004)

meliputi :

− Keterlibatan dalam penyusunan anggaran. − Tingkat kelogisan

alasan melakukan revisi anggaran


(48)

2. Motivasi

3. Komitmen organisasi

Motivasi adalah suatu motif dorongan dari dalam diri yang

menimbulkan berbagai kebutuhan dan sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan yang

merupakan kondisi atau energi yang

menggerakkan diri karyawan sehingga bekerja dengan mental yang siap, fisik yang sehat, memahami situasi dan berusaha keras mencapai target kerja.

Komitmen organisasi adalah kepercayaan yang kuat dan keterterimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai organisasi serta keinginan untuk berusaha mencapai tujuan organisasi tersebut (Nouri dan Parker, 1998)

− Intensitas mengajak diskusi tentang anggaran

− Besarnya pengaruh dalam anggaran. − Kontribusi penting

terhadap anggaran − Frekuensi atasan

meminta pendapat dalam penyusunan anggaran.

a. Kebutuhan ekonomis b. Rasa aman dalam

bekerja

c. Kepuasan dalam melaksanakan pekerjaan

d. Mengembangkan diri untuk berkarir dan memperoleh kemajuan Pemberian penghargaan

Menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Mowday et al. (1979) dalam Mas’ud (2004), yaitu :

− Kerja keras untuk menyukseskan organisasi

− Kebanggaan bekerja pada organisasi − Kesediaan menerima

tugas demi organisasi − Kesamaan nilai

Likert


(49)

individu dengan nilai organisasi

− Kebanggaan menjadi bagian dari organisasi − Organisasi merupakan inspirasi untuk melaksanakan tugas

− Senang atas pilihan bekerja di organisasi − Anggapan bahwa

organisasinya adalah organisasi yang terbaik

− Perhatian terhadap nasib organisasi Variabel Dependen Kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

Kinerja organisasi publik adalah : “hasil akhir (output) organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi.

Menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Mahoney et al. (1963) dalam Mas’ud (2004) meliputi :

− Perencanaan − Investigasi − Pengkoordinasian − Evaluasi − Pengawasan − Staffing − Negosiasi − Perwakilan − Kinerja secara

keseluruhan

Likert

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik dalam pengumpulan data primer ataupun pengiriman kuesioner yaitu : 1. Kuesioner langsung diantar ke responden dan diserahkan kepada semua

sampel.


(50)

3. Jika ada responden yang belum mengumpulkan kuesioner maka kepada mereka diberikan waktu 1 minggu lagi.

4. Setelah batas waktu yang telah ditentukan dan kuesioner telah dikembalikan oleh responden, maka peneliti akan mengolah data jika jumlah data yang terkumpul sudah lebih dari 30, tetapi jika data yang terkumpul belum mencukupi maka peneliti akan mencoba kembali untuk mengirimkan kuesioner kepada responden yang belum mengembalikan kuesioner tersebut.

3.6. Model dan Teknik Analisis Data 3.6.1. Model Analisis Data

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda, karena ada dua variabel independen dan satu variabel dependen. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh partisipasi penyusunan anggaran, motivasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis dengan formulasi sebagai berikut :

Y= a+ + + e

keterangan :

Y = Kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara a = Konstanta

, = Koefisien


(51)

= Motivasi

= Komitmen Organisasi

e = Tingkat kesalahan pengganggu Dalam menganalisis data, digunakan program SPSS.

3.6.2. Pengujian Kualitas Data 3.6.2.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan unuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut :

1. Jika positif dan > maka butir pertanyaan tersebut valid.

2. Jika negatif dan < maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

3.6.2.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan lebih dari dua kali terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat yang sama (Riyadi, 2000). Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, peneliti menggunakan koefisien Cronbach Alpha (α). Menurut kriteria Nunnally (1967), variabel atau konstruk dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60. Semakin nilai alphanya mendekati satu maka nilai reliabilitas datanya semakin terpercaya untuk


(52)

masing-masing variabel. Pengujian realibilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

3.6.3. Pengujian Asumsi Klasik

Dalam penggunaan analisis regresi harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti bebas dari asumsi normalitas, multikolinearitas, dan heterokedastisitas. 3.6.3.1. Pengujian Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah jika distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang mudah untuk mendeteksi normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari garfik normal probability plot. Karakteristik histogram adalah bahwa pada grafik histogram pola distribusi menceng ke kanan dan membawahi hampir semua grafik batang. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya tidak jauh dari garis diagonal.

Untuk melengkapi hasil analisis grafik normal digunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Pada uji ini dapat dilihat probabilitas signifikan terhadap variabel. Jika tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data itu terdistribusi normal. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal.


(53)

3.6.3.2. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat VIF dan korelasi diantara variabel bebas. Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0, 10 atau sama dengan VIF > 10 (Ghozali, 2008: 91)

3.6.3.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Dasar analisis grafik plot adalah sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2008: 105).


(54)

3.7. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisa regresi berganda.

3.7.1. Uji Signifikan Simultan (Uji – F)

Pengujian hipotesis ini secara simultan (keseluruhan) menunjukkan apakah variabel bebas secara keseluruhan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas. Bentuk pengujiannya yaitu :

Ho : , = 0, yang artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : , ≠ 0, yang artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Uji ini memiliki kriteria pengambilan keputusan yaitu : Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima atau Ho ditolak. Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak atau Ho diterima. 3.7.2. Uji Signifikan Parsial (Uji – t)

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikasi individual, uji ini dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh pengaruh variabel bebas (independen) secara parsial terhadap variabel tidak bebas (dependen). Bentuk pengujiannya yaitu :

Ho : , = 0, yang artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.


(55)

Ha : , ≠ 0, yang artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Uji ini memiliki kriteria pengambilan keputusan yaitu : Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima atau Ho ditolak. Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak atau Ho diterima. 3.7.3. Koefisien Determinan ( )

Koefisien determinan ( ) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefsisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu. Apabila nilai semakin kecil, maka kemampuan variabel independen dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen dikatakan rendah. Apabila nilai mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen memiliki pengaruh yang kuat terhadap variabel dependen.


(56)

BAB 1V

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara

Di awal kemerdekaan, Sumatera Utara termasuk dalam wilayah Provinsi Sumatera. Pada tanggal 15 April 1948, Sumatera Utara terbentuk dengan wilayah mencakup tiga keresidenan, yaitu, Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli.

Provinsi Sumatera Utara tersohor karena luas perkebunannya. Hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, the, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas ini telah diekspor ke berbagai Negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Indonesia.

4.1.2. Letak Geografis

Provinsi Sumatera Utara terletak pada - Lintang Utara dan - Bujur Timur dan luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 . Sumatera Utara pada dasarnya dapat dibagi atas; Pesisir Timur, Pegunungan Bukit Barisan, Pesisir Barat dan Kepulauan Nias.


(57)

4.2. Pembahasan Hasil Analisis 4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

Penyajian statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan karakter sampel dalam penelitian serta memberikan deskripsi variabel yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah partisipasi penyusunan anggaran (PA), motivasi (M), dan komitmen organisasi (KO) dan kinerja (KN). Hasil uji statistik deskriptif ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 4.1

Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Descriptive Statistics N Minim um Maximu m Mea n Std. Deviation

Penyusunan Anggran 33 16 37 27.0

9

4.666

Motivasi 33 19 35 26.1

5

3.801

Komitmen 33 40 61 52.5

8

5.380 Kinerja Dinas

Kesejahteraan dan sosial

33 39 72 53.5

2

11.646

Valid N (listwise) 33

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan Alat Bantu Program Statistik, 2013 (data diolah).


(58)

Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa :

1. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 33 buah

2. Hasil pengukuran variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran yang diungkapkan (PA) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 33, dimana nilai minimum 16, nilai maksimum 37, mean 27,09 dan standard deviation 4,666

3. Hasil pengukuran variabel Motivasi yang diungkapkan (M) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 33, dimana nilai minimum 19, nilai maksimum 35, mean 26,15 dan standard deviation 3.801

4. Hasil pengukuran variabel Komitmen Organisasi yang diungkapkan (KO) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 33, dengan nilai minimum 40, nilai maksimum 61, mean 52.58, dan standard deviation 5.380

5. Hasil pengukuran variabel Satuan Kerja Perangkat Daerah (KN) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 33, dengan nilai minimum 39, nilai maksimum 72, mean 53.52, dan standard deviation 11.646

4.2.2 Hasil Uji Kualitas Data

Pengujian terhadap validitas dan reliabilitas instrument kuesioner yang digunakan dilakukan dengan metode construct validity. Pengukuran ini mnguji makna dan isi dari suatu konsep dan alat ukur yang dipakai untuk mengukur konsep tersebut. Construct validity ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi antar skor item yang lebih besar dari batasan r-tabel yang ditentukan. Hasil pengujian terhadap masing-masing variabel penelitian dijelaskan untuk masing-masing variabel.


(59)

4.2.2.1 Hasil Uji Validitas Variabel

4.2.2.1.1 Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran ( )

Tabel 4.2 berikut menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan variabel partisipasi penyusunan anggaran.

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran

Item Corrected Item Total Correlation ( )

r- tabel Keterangan

PA 1 0,787 0,3440 Valid

PA 2 0,862 0,3440 Valid

PA 3 0,743 0,3440 Valid

PA 4 0,910 0,3440 Valid

PA 5 0,831 0,3440 Valid

PA 6 0,862 0,3440 Valid

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2013

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.2, keenam item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r-tabel. Hal ini berarti keenam pertanyaan mampu mengukur partisipasi responden dalam penyusunan anggaran. Berdasarkan hasil ini maka item pertanyaan variabel partisipasi penyusunan anggaran dapat disimpulkan lolos uji validitas.


(60)

4.2.2.1.2 Variabel Motivasi ( )

Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan variabel komitmen organisasi.

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Motivasi Item Corrected Item Total

Correlation ( )

r-tabel Keterangan

M 1 0,720 0,3440 Valid

M 2 0,856 0,3440 Valid

M 3 0,848 0,3440 Valid

M 4 0,749 0,3440 Valid

M 5 0,849 0,3440 Valid

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2013

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.3, setiap item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r-tabel. Berdasarkan hasil ini maka item pertanyaan variabel komitmen organisasi dapat disimpulkan lolos uji validitas.

4.2.2.1.3 Variabel Komitmen Organisasi ( )

Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan variabel komitmen organisasi.


(61)

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Komitmen Organisasi Item Corrected Item Total

Correlation ( )

r-tabel Keterangan

KO 1 0,780 0,3440 Valid

KO 2 0,803 0,3440 Valid

KO 3 0,513 0,3440 Valid

KO 4 0,805 0,3440 Valid

KO 5 0,770 0,3440 Valid

KO 6 0,791 0,3440 Valid

KO 7 0,825 0,3440 Valid

KO 8 0,838 0,3440 Valid

KO 9 0,664 0,3440 Valid

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2013

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.4, setiap item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r-tabel. Berdasarkan hasil ini maka item pertanyaan variabel komitmen organisasi dapat disimpulkan lolos uji validitas.

4.2.2.1.4 Variabel Kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara (Y)

Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan variabel kinerja SKPD Pemerintahan.


(62)

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

Item Corrected Item Total Correlation ( )

r-tabel Keterangan

KN 1 0,872 0,3440 Valid

KN 2 0,818 0,3440 Valid

KN 3 0,884 0,3440 Valid

KN 4 0,892 0,3440 Valid

KN 5 0,900 0,3440 Valid

KN 6 0,842 0,3440 Valid

KN 7 0,900 0,3440 Valid

KN 8 0,817 0,3440 Valid

KN 9 0,895 0,3440 Valid

Sumber : Hasil Olah Data SPSS, 2013

Berdasarkan hasil pengujian seperti pada tabel 4.5, setiap item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r-tabel. Hal ini berarti kesembilan pertanyaan mampu mengukur kinerja responden dalam fungsi manajerial. Berdasarkan hasil ini maka item pertanyaan variabel kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara dapat disimpulkan lolos uji validitas.


(63)

4.2.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur apakah jawaban responden terhadap pertanyaan dalam kuesioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pada penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan uji statistik Cronbach’s Alpha. Suatu variabel dikatakan reliable jika variabel tersebut memberikan nilai cronbach’s alpha > 0,60.

4.2.2.2.1 Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran

Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji reliabilitas terhadap item pertanyaan variabel partisipasi penyusunan anggaran.

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran

Sumber : Hasil Olah Data SPSS, 2013

Dari pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 yaitu sebesar 0,944. Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner memiliki reliabilitas yang tinggi.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items


(64)

4.2.2.2.2 Variabel Motivasi

Tabel 4.7

Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Motivasi

Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2012

Dari pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 yaitu sebesar 0,923. Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner memiliki reliabilitas yang tinggi. Hasil uji ini membuat variabel komitmen organisasi dapat dipercaya.

4.2.2.2.3 Variabel Komitmen Organisasi Tabel 4.8

Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Komitmen Organisasi

Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2013 Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

0.923 5

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(1)

2. Bidang pekerjaan pada bagian saya sungguh-sungguh membutuhkan keterampilan yang tidak sembarang orang mampu melakukannya.:

Tidak

membutuhkan keterampilan

Sangat

membutuhkan keterampilan

1 2 3 4 5 6 7

3. Pekerjaan saya memberikan kesempatan untuk belajar

Tidak pernah Sangat sering

1 2 3 4 5 6 7

4. Saya mencari cara-cara baru untuk mengatasi kesukaran yang saya hadapi

Tidak ada Sangat sering

1 2 3 4 5 6 7

5. Hasil kerja yang saya selesaikan sesuai dengan insentif yang diberikan pada saya.

Tidak sesuai Sangat sesuai


(2)

III. Komitmen Organisasi

Berilah tanda silang (X) atau lingkaran pada angka di masing-masing pertanyaan berikut sesuai jawaban Bapak/Ibu.

1. Saya bersedia bekerja keras lebih dari pada apa yang diharapkan agar organisasi ini berjalan baik.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Tidak setuju Sedikit tidak setuju Tidak tahu Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju

2. Saya membanggakan organisasi ini sebagai tempat kerja yang menyenangkan kepada teman-teman saya.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Tidak setuju Sedikit tidak setuju Tidak tahu Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju

3. Saya siap menerima tugas apa saja agar dapat tetap bekerja di organisasi ini.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Tidak setuju Sedikit tidak setuju Tidak tahu Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju

4. Saya berpendapat bahwa nilai-nilai yang ingin saya capai dan nilai-nilai organisasi adalah sama.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Tidak setuju Sedikit tidak setuju Tidak tahu Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju


(3)

5. Saya bangga mengatakan kepada orang lain bahwa saya adalah bagian dari organisasi ini.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Tidak setuju Sedikit tidak setuju Tidak tahu Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju

6. Organisasi tempat saya bekerja benar-benar memberikan inspirasi bagi saya untuk berprestasi.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Tidak setuju Sedikit tidak setuju Tidak tahu Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju

7. Saya sangat senang telah memilih organisasi ini sebagai tempat bekerja dibandingkan organisasi lainnya.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Tidak setuju Sedikit tidak setuju Tidak tahu Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju

8. Bagi saya organisasi ini merupakan tempat kerja terbaik

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Tidak setuju Sedikit tidak setuju Tidak tahu Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju


(4)

9. Saya sungguh peduli mengenai nasib organisasi ini

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju

Tidak setuju

Sedikit tidak setuju

Tidak tahu

Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju

IV. Kinerja

Bapak/Ibu dimohon untuk mengukur kinerja sendiri pada setiap bidang tugas tersebut dalam daftar pertanyaan di bawah ini. Berilah tanda silang (X) atau lingkaran pada angka tersebut.

Contoh ;

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata

Kinerja rata-rata Kinerja di atas rata-rata

1. Perencanaan

Pertanyaan :

Menentukan tujuan, kebijakan dan tindakan atau pelaksanaan, penjadwalan kerja, dan penganggaran,

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata

Kinerja rata-rata Kinerja di atas rata-rata

2. Investigasi

Mengumpulkan dan menyiapkan informasi dalam bentuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, analisis pekerjaan.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata

Kinerja rata-rata Kinerja di atas rata-rata


(5)

3. Pengkoordinasian

Tukar menukar informasi dengan orang di bagian organisasi lain/pihak lain untuk mengaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain, hubungan dengan organisasi lain.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata

Kinerja rata-rata Kinerja di atas rata-rata

4. Evaluasi

Menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan, pemeriksaan kinerja.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata

Kinerja rata-rata Kinerja di atas rata-rata

5. Pengawasan

Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani keluhan.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata

Kinerja rata-rata Kinerja di atas rata-rata

6. Pemilihan staf

Mempertahankan angkatan kerja, merekrut, memilih pegawai baru, dan memeutasi pegawai.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata

Kinerja rata-rata Kinerja di atas rata-rata


(6)

7. Negosiasi

Pembelian, penjualan asset daerah atau melakukan kontrak untuk jasa konsultan.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata

Kinerja rata-rata Kinerja di atas rata-rata

8. Perwakilan

Menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan kegiatan-kegiatan organisasi dengan cara pidato, konsultasi dan lain-lain kepada pihak luar organisasi.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata

Kinerja rata-rata Kinerja di atas rata-rata

9. Kinerja anda secara keseluruhan.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata

Kinerja rata-rata Kinerja di atas rata-rata