Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA SKPD

PEMERINTAHAN PROPINSI SUMATERA UTARA OLEH :

NAMA : DEBY SYAFITRI

NIM : 080503224 JURUSAN : AKUNTANSI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin , dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi seuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juli 2012 Yang Membuat Pernyataan

NIM 080503224 Deby Syafitri


(3)

ABSTRAK

PENGARUHPARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAHAN PROPINSI

SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.

Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal. Jenis data yang dipakai adalah data primer. Data primer diperoleh dengan cara mengirimkan kuesioner langsung kepada responden dan mengutipnya setelah jangka waktu 2 minggu. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum ,melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda, dengan uji F, uji t dan uji koefisien determinasi.

Hasil analisis secara parsial menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara, sedangkan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini juga menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.

Kata Kunci : Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi dan Kinerja SKPD


(4)

ABSTRACT

THE EFFECT OF BUDGET PARTICIPATION AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT TOSKPD PERFORMANCE IN PROVINCE NORTH

SUMATRA GOVERNANCE

The purpose of this research is to know the impact of budgetary participation and organization commitment as partial and simultan toward to SKPD performance in Province North Sumatra Governance.

The method of this minithesis is to use a causal research design. The type of data used is the primary data. Primary data obtained by sending questionnaires directly to respondents and quote after a period of 2 weeks. The data collected, analyzed by the method of data analysis was then performed prior to testing the assumptions of classical, hypothesis testing. Testing hypotheses using multiple regression, the F test, t test, and test the coefficient of determination.

The result of this research show that budgeting participation as partial has an impact to SKPD performance. Whereas, organization commitment has no impact to SKPD performance in Province North Sumatra Governance. This research also found that the budgeting participation and organization commitment are simultaneously has an impact to SKPD performance in Province North Sumatra Governance.

Keywords : Budgetary Participation, Organization Commitment and Performance of SKPD.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan rahmatNya yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa do’a, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karenaitu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Dra. Mutia Ismail, MM.,Ak selaku Ketuadan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Abdillah Arif Nasution, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.


(6)

5. Bapak Drs. Syahelmi, M.Si, Ak selaku Pembaca dan Penilai.

6. Terima kasih yang tidak pernah putus penulis ucapkan kepada ayahanda Ir.H. Surijono MS., MM dan ibunda Hj. Yusniati Siregar yang senantiasa melimpahkan kasih sayang, didikan, perhatian, dukungan moral maupun materi, dan doa kepada saya. Juga untuk kakak-kakak saya (Defi Yanti SE., M.Si, Efriyani S.Sos., MSM dan Novi Yulia Ningsih S.I.Kom., MSM) serta abang saya (Ade Prihatin ST) yang telah banyak membantu penulis. Serta teman-teman saya dewi, dira, vivi, sari dan grace yang selalu memberikan semangat dan semua akuntansi angkatan 2008, dan orang-orang yang selalu berada dibelakang penulis untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Juli 2012 Penulis

Deby Syafitri 080503224


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……….. i

ABSTRACT……… ii

KATA PENGANTAR……… iii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR TABEL……… vii

DAFTAR GAMBAR……… viii

DAFTAR LAMPIRAN……… ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Perumusan Masalah……… 8

1.3 Tujuan Penelitian……… 8

1.4 Manfaat Penelitian………. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis……… 10

2.1.1 Pengertian Anggaran……… 10

2.1.1.1 Karakteristik Anggaran……. 11

2.1.1.2 Fungsi Anggaran……… 11

2.1.2 Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran 12 2.1.3 Komitmen Organisasi……… 15

2.1.4 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Pemerintah……….. 16

2.1.5 Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pemerintah……… 18

2.1.6 Kinerja SKPD Pemerintah Daerah…... 19

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu………... 20

2.3 Kerangka Konseptual……… 22

2.4 Hipotesis Penelitian……….. 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian……… 25

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian………….. 25

3.3 Jenis dan Sumber Data……… 26

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian………. 26

3.5 Teknik Pengumpulan Data………. 28

3.6 Model dan Teknik Analisis Data………… 29

3.6.1 Model Analisis Data……….. 29

3.6.2 Pengujian Kualitas Data……… 30

3.6.2.1 Uji Validitas……… 30

3.6.2.2 Uji Reliabilitas……… 30

3.6.3 Pengujian Asumsi Klasik…………. 30


(8)

3.6.3.2 Uji Multikolinieritas……… 31

3.6.3.3 Uji Heterokedastisitas…… 32

3.7 Pengujian Hipotesis……… 32

3.7.1 Uji F……….. 32

3.7.2 Uji t……… 33

3.7.3 Koefisien Determinan……… 33

3.8 Jadwal Penelitian……… 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian... 35

4.1.1 Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara 35 4.1.2 Letak Geografis... 36

4.2 Pembahasan Hasil Analisis... 38

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif... 38

4.2.2 Hasil Uji Kualitas Data... 39

4.2.2.1 Hasil Uji Validitas Variabel... 39

4.2.2.1.1 Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran... 39

4.2.2.1.2 Variabel Komitmen Organisasi 40 4.2.2.1.3 Variabel Kinerja SKPD Pemerintah………... 41

4.2.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel... 41

4.2.2.2.1 Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran... 42

4.2.2.2.2 Variabel Komitmen Organisasi 42 4.2.2.2.3 Variabel Kinerja SKPD Pemerintah………. 43

4.2.3 Hasil Uji Asumsi Klasik... 43

4.2.3.1 Uji Normalitas... 43

4.2.3.2 Uji Multikolinieritas... 46

4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas... 46

4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis... 47

4.2.4.1 Uji Signifikan Simultan (uji-F).... 49

4.2.4.2 Uji Signifikan Parsial (uji-t)... 50

4.2.4.3 Koefisien Determinan (�2)... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 53

5.2 Keterbatasan Penelitian... 54

5.3 Saran... 54

DAFTAR PUSTAKA……… 56


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 21

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel….. 27

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian... 34

Tabel 4.1 Struktur SKPD Pempropsu... 36

Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif... 38

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel PartisipasiPenyusunanAnggaran... 40

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel KomitmenOrganisasi... 40

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel KinerjaSKPD Pemerintahan... 41

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel PartisipasiPenyusunan Anggaran... 42

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel KomitmenOrganisasi... 42

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel KinerjaSKPD Pemerintahan... 43

Tabel 4.9 One Sample Kolmogorov Smirnov Test... 45

Tabel 4.10 Hasil Uji Gejala Multikolinieritas... 46

Tabel 4.11 Variables Entered/Removed... 47

Tabel 4.12 Coefficients (a)... 48

Tabel 4.13 Anova (b)... 49

Tabel 4.14 Coefficients (a)... 50


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual…………... 23

Gambar 4.1 Normal P-P Plot... 44

Gambar 4.2 Histogram... 45


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran I Descriptive dan Regression..……… 59

Lampiran II Validitas dan Reliabilitas……….. 61

Lampiran III Hasil Uji Normalitas………. 64

Lampiran IV Hasil Uji Multikolinieritas………. 67

Lampiran V Hasil Uji Heteroskedastisitas……… 68

Lampiran VI Hasil Uji F……… 69

Lampiran VII Hasil Uji t………. 70

Lampiran VIII Koefisien Korelasi dan Determinan………. 71


(12)

ABSTRAK

PENGARUHPARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA SKPD PEMERINTAHAN PROPINSI

SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.

Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal. Jenis data yang dipakai adalah data primer. Data primer diperoleh dengan cara mengirimkan kuesioner langsung kepada responden dan mengutipnya setelah jangka waktu 2 minggu. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum ,melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda, dengan uji F, uji t dan uji koefisien determinasi.

Hasil analisis secara parsial menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara, sedangkan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini juga menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.

Kata Kunci : Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi dan Kinerja SKPD


(13)

ABSTRACT

THE EFFECT OF BUDGET PARTICIPATION AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT TOSKPD PERFORMANCE IN PROVINCE NORTH

SUMATRA GOVERNANCE

The purpose of this research is to know the impact of budgetary participation and organization commitment as partial and simultan toward to SKPD performance in Province North Sumatra Governance.

The method of this minithesis is to use a causal research design. The type of data used is the primary data. Primary data obtained by sending questionnaires directly to respondents and quote after a period of 2 weeks. The data collected, analyzed by the method of data analysis was then performed prior to testing the assumptions of classical, hypothesis testing. Testing hypotheses using multiple regression, the F test, t test, and test the coefficient of determination.

The result of this research show that budgeting participation as partial has an impact to SKPD performance. Whereas, organization commitment has no impact to SKPD performance in Province North Sumatra Governance. This research also found that the budgeting participation and organization commitment are simultaneously has an impact to SKPD performance in Province North Sumatra Governance.

Keywords : Budgetary Participation, Organization Commitment and Performance of SKPD.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Anggaran merupakan komponen yang penting pada sebuah organisasi, baik organisasi sektor swasta ataupun sektor publik. Anggaran adalah suatu rencana terinci yang pada umumnya dinyatakan dalam ukuran kuantitatif, dan biasanya dalam bentuk satuan uang yang digunakan untuk menunjukkan suatu perolehan dan penggunaan sumber-sumber organisasi. Suatu anggaran harus terorganisasi secara rapi, jelas, rinci, dan komprehensif. Untuk menyusun anggaran, suatu organisasi harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan strategis, suatu anggaran akan mendapatkan kerangka acuan strategis. Perencanaan strategis yaitu perencanaan level tertinggi dalam suatu organisasi yang menjadi rujukan utama perencanaan-perencanaan lain yang merupakan tanggung jawab manajemen eksekutif. Perencanaan strategis merupakan dokumen yang menjelaskan tentang posisi organisasi di masa mendatang yang menyangkut posisi, penguasaan proses, kinerja layanan, ragam produk, dan gambaran tentang pelanggan yang akan dilayani (Yuwono, 2005: 3). Anggaran dipergunakan untuk mengendalikan biaya dan untuk menentukan bidang masalah dalam suatu organisasi dengan cara membandingkan hasil kinerja yang telah di anggarkan secara periodik. Agar suatu anggaran tepat sasaran dan sesuai tujuan maka diperlukan suatu kerjasama yang baik antara bawahan dan atasan. Proses suatu penganggaran harus dilakukan dengan cara yang jujur dan


(15)

terbuka serta dilaporkan dalam suatu struktur yang mudah dimengerti dan relevan dalam kegiatan proses operasional dan pengendalian organisasi.

Penyusunan anggaran pada suatu organisasi sektor publik dapat membantu mewujudkan akuntabilitas. Berdasarkan anggaran yang telah ditetapkan, masyarakat secara tidak langsung dapat melakukan pengawasan atau pengendalian. Tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil pemerintah melalui anggaran yang mereka buat. Suatu anggaran pada sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana disetiap program dan untuk aktivitas dalam satuan moneter yang menggunakan dana milik rakyat. Pada anggaran sektor publik suatu anggaran yang telah dibuat dipublikasikan kepada rakyat, dimana anggaran sektor publik berasal dari retribusi, pajak, laba suatu perusahaan milik daerah ataupun Negara, pinjaman pemerintah berupa utang luar negeri dan obligasi.

Penggunaan anggaran merupakan konsep yang sering digunakan untuk melihat indikator kinerja suatu organisasi publik. Pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah serta Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 mengenai Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah membuka kesempatan ataupun peluang bagi daerah untuk membangun dan mengembangkan daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing-masing. Berlakunya undang-undang tersebut menimbulkan konsekuensi bagi pemerintah daerah dalam bentuk pertanggungjawaban atas pengalokasian dana yang dimiliki pemerintah dengan cara yang efektif dan efisien, khususnya dalam hal meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal


(16)

tersebut dapat dilakukan dengan cara menyusun rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD) yang disebut pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 19 (1) dan (2) bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun rencana kerja dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai.

Partisipasi penyusunan anggaran dibutuhkan agar anggaran yang dibuat bisa lebih sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Partisipasi merupakan konsep dimana seorang bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannya (Robbins, 2002: 179). Dengan kata lain bawahan dan atasan memiliki suara dalam proses manajemen. Partisipasi dari bawahan dalam penyusunan anggaran dapat meningkatkan kinerja karena dengan adanya komunikasi antara atasan dan bawahan dapat memungkinkan bawahan untuk memilih. Tindakan memilih tersebut dapat membangun komitmen sebagai tanggung jawab atas apa yang telah dipilih dan pada akhirnya akan meningkatkan kinerja.

Penganggaran partisipatif merupakan suatu pendekatan penganggaran yang berfokus pada suatu upaya dalam meningkatkan motivasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Partisipasi penyusunan anggaran sangat erat hubungannya dengan kinerja aparat perangkat pemerintah daerah, karena kinerja aparat pemerintah daerah dilihat berdasarkan partisipasi aparat pemerintah dalam menyusun anggaran (Mahoney 1963). Hal tersebut sangat penting karena aparat SKPD pemerintah daerah akan merasa lebih produktif dan puas terhadap pekerjaannya sehingga memungkinkan timbulnya perasaan berprestasi yang


(17)

dapatmeningkatkan kinerjanya. Pada hasil penelitian terdahulu Sinambela (2003) mengungkapkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara partisipasi anggaran dengan kinerja pegawai. Sedangkan pada hasil penelitian Sumarno (2005) menyatakan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan negatif yang kuat antara partisipasi anggaran dan kinerja pegawai.

Kinerja (performance) adalah gambaran tentang tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi (Mahsun, 2006: 25). Kinerja yang diraih oleh suatu organisasi pada dasarnya merupakan prestasi para anggota organisasi itu sendiri, mulai dari tingkat atas sampai pada tingkat bawah. Visi dan Misi menjelaskan komitmen organisasi secara teori dan diharapkan dapat diwujudkan dengan cara kinerja organisasi yang baik sehingga dapat mencapai nilai tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan organisasi. Menurut Kumorotomo (2005: 103), kinerja organisasi publik merupakan hasil akhir organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, efisien, transparan dalam pertanggungjawaban, sesuai kehendak pengguna jasa informasi, berkualitas, adil, visi dan misi organisasi, serta diselenggarakan dengan sarana dan prasarana yang memadai.

Pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam


(18)

mencapai tujuan (Robertson, 2002 dalam Mahsun, 2006). Kinerja memiliki tujuan pada suatu tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan dalam hal mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dapat dinyatakan baik dan sukses apabila tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolok ukur kinerja individu.Penilaian prestasi kerja (kinerja) merupakan penilaian yang dilakukan secara sistematis agar mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi.Pengukuran ataupun penilaian kinerja pada organisasi publik penting dilakukan karena berguna sebagai acuan untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan organisasi tersebut agar lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan tujuan (goal) yang ingin dicapai organisasi (Mowday et al, 1979).Komitmen organisasi merupakan salah satu faktor penting bagi kelanggengan suatu organisasi. Tanpa adanya komitmen organisasi yang kuat dalam diri individu, tidak akan mungkin suatu organisasi dapat berjalan dengan maksimal.Komitmen organisasi merupakan tingkat sejauh mana seorang karyawan memihak pada salah satu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta memiliki niat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Suatu organisasi harus memberi perhatian yang penuh dan dapat membuat karyawan percaya terhadap organisasi, agar dapat diperoleh komitmen karyawan. Apabila komitmen karyawan telah diperoleh maka akan didapatkan karyawan yang setia, dan mampu bekerja dengan baik untuk suatu kepentingan organisasi. Hal ini sangat baik untuk mencapai suatu tujuan organisasi, karena mendapat


(19)

dukungan penuh dari karyawannya sehingga dapat berfokus secara penuh pada tujuan yang diinginkan.Apabila karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang kuat atau tinggi, maka pencapaian tujuan organisasi merupakan hal yang diprioritaskan. Karyawan dengan komitmen organisasi yang kuat dalam dirinya maka membuat karyawan akan berusaha keras untuk mencapai tujuan organisasi serta berbuat yang terbaik demi kepentingan organisasi. Sebaliknya, apabila karyawan dengan komitmen organisasi yang rendah maka akan mempunyai perhatian yang rendah pada pencapaian tujuan organisasi dan cenderung berusaha memenuhi kepentingan pribadinya.

Menurut Luthans (2006: 250), terdapat hubungan yang positif antara komitmen organisasi, kepuasan kerja, motivasi, gaji, gaya kepimimpinan, terhadap kinerja, tingkat pergantian karyawan yang rendah, dan tingkat ketidakhadiran yang rendah, serta terdapat bukti bahwa komitmen karyawan berhubungan dengan persepsi iklim, organisasi yang hangat dan mendukung, dan menjadi anggota tim yang baik dan siap membantu. Memperkerjakan individu yang nilai-nilainya tidak selaras dengan nilai-nilai organisasi yang telah ada maka cenderung akan menghasilkan karyawan yang kurang memiliki motivasi dan komitmen, serta yang tidak terpuaskan oleh pekerjaan mereka dan oleh organisasi (Sumarno, 2005). Hasil penelitian Sumarno (2005) menemukan pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan partisipasi anggaran dan kinerja pegawai adalah positif dan signifikan. Sedangkan pada hasil penelitian Bambang dan Osmad (2007) mengungkapkan pengaruh yang signifikan antara variabel


(20)

komitmen organisasi dalam memoderasi partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemda.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja organisasi sektor publik. Penelitian ini dilakukan di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara sebagai objek penelitian karena pada pemerintahan ini sudah diterapkan sistem anggaran berbasis kinerja. Penelitian ini disusun dengan judul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara”.


(21)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara ?

2. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara ?

3. Apakah partispasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi berpengaruh secara bersamaan terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian tersebut, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi secara bersamaan terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.


(22)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Bagi peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan pemikiran dan dapat mengetahui serta mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan partisipasi penyusunan anggaran dan omitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.

2. Bagi organisasi sektor publik atau pihak yang terkait

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara dalam menerapkan kebijakannya sehingga kinerja organisasi publik tersebut menjadi lebih baik.

3. Bagi akademisi

Hasil dari penelitian ini bagi para akademisi bisa dijadikan sebagai bahan informasi tambahan dan masukan bagi peneliti yang berminat meneliti permasalahan yang sama, khususnya untuk memahami partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja pemerintahan.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Pengertian Anggaran

Menurut Yuwono (2005: 27) mendefinisikan anggaran adalah “suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang (perencanaan keuangan) untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi”.

Menurut Mahsun (2006: 145) menyebutkan, “anggaran adalah perencanaan keuangan untuk masa depan yang pada umumnya mencakup jangka waktu satu tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter, dan anggaran ini merupakan perencaan jangka pendek organisasi yang menerjemahkan berbagai program ke dalam rencana keuangan tahunan yang lebih kongkret”.

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005: 73), “anggaran adalah alat penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam organisasi. Suatu anggaran operasi biasanya meliputi waktu satu tahun dan menyatakan pendapatan dan beban yang direncanakan untuk tahun itu”.

Seperti yang diketahui anggaran merupakan titik fokus dari persekutuan antara proses perencanaan dan pengendalian. Penganggaran adalah suatu proses penerjemahan rencana aktivitas kedalam rencana keuangan. Dalam makna yang lebih luas, penganggaran meliputi penyiapan, pelaksanaan, pengendalian, dan pertanggungajawaban anggaran. Dalam sebuah organisasi yang besar, penganggaran bisa jadi merupakan proses yang terus menerus. Bagi organisasi


(24)

yang besar dan telah matang dengan tingkat operasional yang relatif stabil dalam jangka panjang, anggaran merupakan dokumen formal dan sangat rinci. Oleh karena itu, perlu waktu yang lama dalam menyiapkan suatu anggaran agar tersedia tepat di awal tahun berikutnya dan disetujui oleh semua pihak. Dan sebagai contohnya adalah organisasi pemerintahan ataupun organisasi publik.

2.1.1.1. Karakteristik Anggaran

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005: 73), anggaran memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :

a. Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah nonmoneter.

b. Biasanya meliputi waktu selama satu tahun.

c. Merupakan komitmen manajemen; manajer setuju untuk menerima tanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan anggaran.

d. Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi wewenangnya dari pembuat anggaran.

e. Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi-kondisi tertentu.

2.1.1.2. Fungsi Anggaran

Menurut Yuwono (2005: 65) ada beberapa fungsi anggaran dalam manajemen organisasi sektor publik antara lain :

1. Anggaran sebagai alat perencanaan

Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.

2. Anggaran sebagai alat pengendalian.

Anggaran sebagai instrument pengendalian digunakan untuk menghindari adanya overspending, underspending, dan salah sasaran (missappropriation) dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas. Sebagai alat pengendalian manajerial, anggaran sektor publik digunakan untuk meyakinkan bahwa pemerintah mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi kewajibannya.


(25)

Anggaran sebagai kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut, dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi, dan mengoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.

4. Anggaran sebagai alat politik.

Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap prioritas tersebut. Di sektor publik, anggaran merupakan political tool sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu.

5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi.

Anggaran publik merupakan alat koordinasi antarbagian dalam pemerintahan. Anggaran publik yang disusun dengan baik dapat mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi. Di samping itu, anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antarunit kerja dalam lingkungan eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan. 6. Anggaran sebagai alat penilaian kerja.

Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil dicapai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.

7. Anggaran sebagai alat motivasi.

Anggaran dapat digunakan sebagai alat memotivasi manajer dan stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Agar dapat memotivasi pegawai, anggaran hendaknya bersifat challengingbut attainable atau

demanding but achievable. Artinya, target anggaran hendaknya jangan

terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.

2.1.2. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran

Penganggaran partisipatif (participative budgeting) merupakan pendekatan penganggaran yang berfokus pada upaya untuk meningkatkan motivasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Partisipasi anggaran pada sektor publik terjadi ketika antara pihak eksekutif, legislatif dan masyarakat bekerja sama dalam pembuatan anggaran (Bambang dan Osmad, 2007: 4). Anggaran dibuat oleh


(26)

kepala daerah melalui usulan dari unit-unit kerja yang disampaikan kepada kepala bagian dan diusulkan kepada kepala daerah, dan setelah itu bersama-sama DPRD menetapkan anggaran yang dibuat sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku. Proses penganggaran daerah dengan pendekatan kinerja dalam Kepmendagri memuat Pedoman Penyusunan Rancangan APBD yang dilaksanakan oleh tim anggaran eksekutif bersama-sama unit organisasi perangkat daerah (unit kerja).

Suatu proses penganggaran daerah dengan menggunakan pendekatan kinerja dalam Kepmendagri nomor 13 tahun 2006 membuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang dilaksanakan oleh tim anggaran eksekutif bersama-sama unit organisasi perangkat daerah. Untuk menyusun APBD, pemerintah daerah harus terlebih dahulu menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan menggunakan bahan dari Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) untuk jangka waktu 1 tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah. Satuan kerja perangkat daerah yang disingkat dengan SKPD merupakan suatu perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran atau pengguna barang.

Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh masing-masing kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat pengelola APBD dan dilaksanakan oleh kepala satuan kerja pernagkat daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah. Di sini, pejabat pengelola keuangan daerah mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBD. b. Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD.


(27)

c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah.

d. Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah.

e. Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

Sedangkan kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya. b. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran.

c. Melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya. d. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak.

e. Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.

f. Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.

g. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan daerah yang dipimpinnya.

Garrison et.al. (2000: 347), menyatakan bahwa:

Arah aliran data anggaran dalam suatu system partisipatif berawal dari level tanggung jawab yang lebih rendah kepada level tanggung jawab yang lebih tinggi. Setiap orang mempunyai tanggung jawab atas pengendalian biaya harus menyusun estimasi anggarannya sendiri dan kemudian menyerahkannya kepada level manajemen yang lebih tinggi. Estimasi tersebut kemudian direview dan dikonsolidasikan dalam gerakannya ke arah level manajemen yang lebih tinggi.

Partisipasi dalam penyusunan suatu anggaran dapat membangun suatu interaksi yang lebih baik antara atasan dengan bawahan, sehingga akan tercipta suatu komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. RKPD ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.

Hal-hal yang harus termuat dalam RKPD adalah : a. Rancangan kerangka ekonomi daerah. b. Prioritas pembangunan dan kewajiban derah.


(28)

c. Rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan lansung oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Tim Anggaran Pemerintah Daerah menyusun Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) sebagai acuan bagi SKPD dalam menyusun RKA-SKPD. Pedoman penyusunan RKA-SKPD mencakup :

a. Prioritas dan plafon anggaran yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana pendapatan dan pembiayaan.

b. Sinkronisasi program dan kegiatan antar-SKPD dengan kinerja SKPD berkenaan sesuai dengan standar pelayanan minimal yan g ditetapkan. c. Batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD.

d. Hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait dengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja.

e. Dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD, format RKA-SKPD, analisis standar belanja, dan standar satuan harga.

2.1.3. Komitmen Organisasi

Organisasi sering dipahami sebagai suatu kelompok orang yang berkumpul dan bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah sasaran tertentu yang telah ditetapkan. Organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Disebut sebagai entitas ekonomi karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil, bahkan dapat dikatakan sangat besar. Organisasi sektor publik juga melakukan transaksi-transaksi ekonomi dan keuangan. Berdasarkan Kepmendagri 13 tahun 2006 organisasi adalah unsur pemerintahan daerah yang terdiri dari DPRD, kepala daerah/wakil kepala daerah dan satuan kerja perangkat daerah. Menurut Griffin, komitmen organisasi adalah sikap yang mencerminkan sejauh mana seseorang


(29)

individu mengenal dan terikat pada organisasinya. Seorang individu yang memiliki komitmen tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi. Komitmen organisasi yang kuat ataupun tinggi akan mendorong seorang individu untuk berusaha mencapai tujuan organisasi serta juga meningkatkan kinerja yang tinggi.

Menurut Fred Luthans (2006: 249), komitmen organisasi didefinisikan sebagai “suatu keinginan yang kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi”. Seorang individu yang ingin menetap dalam organisasi karena keinginannya sendiri, memiliki keinginan menggunakan usaha agar sesuai dengan tujuan organisasi. Pada aparat pemerintah daerah, seorang inidividu yang memilki komitmen organisasi yang tinggi maka dapat menggunakan informasi yang dimiliki untuk menyusun anggaran sehingga dapat mencapai target ataupun tujuan anggaran yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut.

2.1.4. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Pemerintah

Menurut Freeman (2003) dalam Nordiawan (2006: 48) mengungkapkan bahwa anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke dalam kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas (the process of allocating resources to unlimited demands).


(30)

Anggaran dapat juga dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran finansial. Pembuatan anggaran dalam organisasi sektor publik, terutama pemerintah, merupakan sebuah proses yang cukup rumit dan mengandung muatan politis yang cukup signifikan.

Suatu proses anggaran bisa bersifat dari “atas-ke-bawah” atau dari “bawah-ke-atas”. Dengan penyusunan anggaran dari atas-ke-bawah, manajemen senior menetapkan anggaran bagi tingkat yang lebih rendah. Dengan penyusunan anggaran dari bawah-ke-atas, manajer di tingkat yang lebih rendah berpartisipasi dalam menentukan besarnya anggaran.

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005: 87) bahwa partisipasi anggaran (yaitu, proses dimana pembuat anggaran terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penentuan besar anggaran) mempunyai dampak yang positif terhadapa motivasi manajerial karena dua alasan :

1. Kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran jika anggaran dipandang berada dalam kendali pribadi manajer, dibandingkan bila dipaksakan secara eksternal.

2. Hasil penyusunan anggaran partisipatif adalah pertukaran informasi yang efektif.

Penyusunan anggaran partisipatif adalah sangat menguntungkan untuk pusat tanggung jawab yang beroperasi dalam lingkungan yang dinamis dan tidak pasti karena manajer yang bertanggung jawab atas pusat tanggung jawab semacam itu kemungkinan besar memiliki informasi terbaik mengenai variabel yang memengaruhi pendapatan dan beban mereka. Menurut penelitian Sinambela (2003), “partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif signifikan


(31)

terhadap kinerja pegawai perguruan tinggi swasta di Kota Medan”. Dan hasil penelitian dari Bambang dan Osmad (2007) yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh yang signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah”. Dari kedua penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa partisipasi telah menunjukkan dampak positif terhadap kinerja pegawai peguruan tinggi swasta dan kinerja aparat pemerintah daerah.

2.1.5. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pemerintah

Komitmen organisasi adalah sebagai suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Komitmen organisasi yang kuat akan mendorong para manajer bawahan berusaha keras mencapai tujuan organisasi (Angel dan Perry, 1981; Porter et. al., 1974) dalam Bambang dan Osmad (2007: 7). Pegawai pemerintah yang memiliki komitmen tinggi maka akan lebih mementingkan organisasi daripada kepentingan pribadi dan berusaha menjadikan organisasi menjadi lebih baik. Sedangkan pegawai pemerintah yang memiliki komitmen organisasi rendah akan membuat individu untuk berbuat untuk kepentingan pribadinya. Di lain sisi, komitmen organisasi juga dapat merupakan alat bantu psikologis dalam menjalankan organisasinya untuk pencapaian kinerja yang diharapkan (Nouri dan Parker, 1996; Chong dan Chong, 2002; Wentzel, 2002). Apabila pegawai pemerintah yang memiliki komitmen yang kuat maka mereka akan bekerja keras, setia dan perduli terhadap organisasinya sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kinerja pegawai pemerintah.


(32)

2.1.6. Kinerja SKPD Pemerintah Daerah

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah organisasi atau lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab kepada kepala daerah dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan daerah. Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi (Mahsun, 2006: 25).

Pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik dalam menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial (Bambang dan Osmad, 2007: 4). Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai pengendalian organisasi karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment system. Menurut Mahsun (2006: 198), menyebutkan bahwa :

Pengukuran kinerja pemerintah daerah diarahkan pada masing-masing satuan kerja (dinas) yang telah diberi wewenang mengelola sumber daya sebagaimana bidangnya. Setiap satuan kerja adalah pusat pertanggungjawaban yang memiliki keunikan sendiri-sendiri. Dengan demikian perumusan indikator kinerja tidak bisa seragam untuk diterapkan pada semua satuan kerja yang ada. Namun, dalam pengukuran kinerja setiap satuan kerja harus tetap dimulai dari pengidentifikasian terhadap visi, misi, falsafah, kebijakan, tujuan, sasaran, program-program dan anggaran serta tugas dan fungsi yang telah ditetapkan.

Indikator kinerja merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran tertentu (Mahsun, 2006: 81). Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja.


(33)

Menurut Bastian (2006: 267), syarat indikator kinerja adalah sebagai berikut :

1. Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan keslahan interpretasi.

2. Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif dan relevan.

3. Dapat dicapai, penting, dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak serta proses. 4. Harus cukup fleksibel dan sensitif terhadap perubahan/ penyesuaian

pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan efektif.

Elemen pokok suatu pengukuran kinerja menurut Mahsun (2006), yaitu : 1. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi,

2. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja.

3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran organisasi.

4. Evaluasi kinerja (feedback, penilaian kemajuan organisasi, meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas).

Menurut Whittaker (1993) dalam Bastian (2006: 274) pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Lain halnya dengan Simons (dalam BPKP, 2000) dalam Mahsun (2006: 26) menyebutkan bahwa pengukuran kinerja membantu manajer dalam memonitor implementasi strategi bisnis dengan cara membandingkan antara hasil aktual dengan sasaran dan tujuan strategis.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam.


(34)

Tabel 2.1.

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Hasil Penelitian

J. Sumarno (2005) Pengaruh Komitmen

Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan

Kinerja Pegawai (Studi Empiris Pada Kantor Cabang Perbankan Indonesia di Jakarta)

1. Terdapat pengaruh dan hubungan negative yang kuat antara partisipasi anggaran dan kinerja pegawai,

2. Pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan

partisipasi anggaran dan kinerja pegawai adalah positif dan signifikan,

3. Pengaruh gaya

kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja pegawai Elizar Sinambela (2003) Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Medan)

1. Partisipasi dalam penyusunan

anggaran telah diterapkan pada perguruan tinggi swasta di Kota Medan, 2. Partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai. Bambang Sardjito dan

Osmad Muthaher (2007)

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi

Sebagai Variabel

Moderating (Studi Empiris Pemerintah Kota

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah,

2. Terdapat pengaruh yang signifikan


(35)

dan Kabupaten Semarang)

antara variabel budaya organisasi dalam memoderasi partisipasi

penyusunan

anggaran dengan kinerja pegawai,

3. Terdapat pengaruh signifikan antara variabel komitmen organisasi dalam memoderasi partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemda.

Essy Refikha (2008) Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai.

1. Tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja SKPD Pemerintah Daerah

2. Adanya pengaruh

yang signifikan antara komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD pemerintah daerah.

2.3. Kerangka Konseptual

Tujuan pada penelitian ini agar mengetahui sejauh mana pengaruh penyusunan anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD. Robbins (2006) mengungkapkan bahwa ada tiga tipe sikap yaitu kepuasan kerja, keterlibatan, dan komitmen organisasi. Komitmen seorang individu pada suatu organisasi akan terlihat dari kinerjanya dalam hal menyelesaikan seluruh tanggung


(36)

jawabnya. Sehingga kinerja itu sendiri dapat dipengaruhi oleh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi. Berdasar tinjauan teori dan rumusan penelitian, diidentifkasi dua variabel independen yaitu partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi, satu variabel dependen yaitu kinerja SKPD. Penelitian ini merupakan suatu kajian yang berangkat dari berbagai konsep teori dan kajian penelitian yang sebelumnya. Secara skematis gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambar seperti gambar 2.1.

H1

H3

H2

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Partisipasi anggaran

Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera

Utara Komitmen


(37)

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah :

• H1 : Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja

SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.

• H2 : Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD

Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.

• H3 : Partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi secara

bersamaan berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian assosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan yang bersifat sebab akibat. Sehingga ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi) (Sugiyono, 2005). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi sebagai variabel independen terhadap kinerja SKPD pemerintahan propinsi sumatera utara sebagai variabel dependen. Dimensi waktu penelitian ini adalah cross sectional yaitu melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009: bab 3). Penelitian ini dilakukan di pemerintahan Propinsi Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di SKPD pada Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam penelitian ini karena SKPD termasuk dalam organisasi sektor publik yang memiliki sistem anggaran partisipatif.

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subject) dari unit populasi. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada purposive


(39)

sampling. Sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu sehingga dapat mendukung penelitian ini. Kriteria dalam pemilihan sampel merupakan pejabat struktural di Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara yang memiliki peran dalam proses penyusunan anggaran.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli yaitu berupa kuesioner. Data primer diperoleh langsung dari responden yang bekerja di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.

3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai (Indriantoro dan Supomo, 1999). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi. Sedangkan variabel dependennya adalah kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.


(40)

Tabel 3.1.

Tabel Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Operasional Pengukuran Variabel Skala Penelitian Variabel Independen 1. Partisipasi penyusunan anggaran 2. Komitmen organisasi Partispasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses keterlibatan dimana seorang individu dan luasnya pengaruh dalam proses penyusunan anggaran (Milani, 1975)

Komitmen organisasi adalah kepercayaan yang kuat dan keterterimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai organisasi serta keinginan untuk berusaha mencapai tujuan organisasi tersebut (Nouri dan Parker, 1998)

Menggunakan indikator yang dikembangkan Milani (1975) dalam Mas’ud (2004) meliputi :

− Keterlibatan dalam penyusunan anggaran.

− Tingkat kelogisan

alasan melakukan revisi anggaran

− Intensitas mengajak diskusi tentang anggaran

− Besarnya pengaruh

dalam anggaran.

− Kontribusi penting

terhadap anggaran

− Frekuensi atasan

meminta pendapat dalam penyusunan anggaran.

Menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Mowday

et al. (1979) dalam Mas’ud

(2004), yaitu :

− Kerja keras untuk menyukseskan

organisasi

− Kebanggaan bekerja pada organisasi

− Kesediaan menerima tugas demi organisasi

− Kesamaan nilai

individu dengan nilai organisasi

− Kebanggaan menjadi

bagian dari organisasi

Likert


(41)

− Organisasi

merupakan inspirasi untuk melaksanakan tugas

− Senang atas pilihan bekerja di organisasi

− Anggapan bahwa

organisasinya adalah organisasi yang terbaik

− Perhatian terhadap nasib organisasi

Variabel Dependen

Kinerja SKPD

Pemerintahan

Propinsi Sumatera Utara

Kinerja organisasi publik adalah : “hasil akhir (output) organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi.

Menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Mahoney

et al. (1963) dalam Mas’ud

(2004) meliputi :

− Perencanaan − Investigasi − Pengkoordinasian − Evaluasi − Pengawasan − Staffing − Negosiasi − Perwakilan

− Kinerja secara

keseluruhan

Likert

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik dalam pengumpulan data primer ataupun pengiriman kuesioner yaitu : 1. Kuesioner langsung diantar ke responden dan diserahkan kepada semua

sampel.

2. Kuesioner dikumpul setelah 2 minggu.

3. Jika ada responden yang belum mengumpulkan kuesioner maka kepada mereka diberikan waktu 1 minggu lagi.


(42)

4. Setelah batas waktu yang telah ditentukan dan kuesioner telah dikembalikan oleh responden, maka peneliti akan mengolah data jika jumlah data yang terkumpul sudah lebih dari 30, tetapi jika data yang terkumpul belum mencukupi maka peneliti akan mencoba kembali untuk mengirimkan kuesioner kepada responden yang belum mengembalikan kuesioner tersebut.

3.6. Model dan Teknik Analisis Data 3.6.1. Model Analisis Data

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda, karena ada dua variabel independen dan satu variabel dependen. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD pemerintahan propinsi sumatera utara. Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis dengan formulasi sebagai berikut :

Y= a+++e

keterangan :

Y = Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara a = Konstanta

�1,�2 = Koefisien

�1 = Partisipasi anggaran

�2 = Komitmen organisasi

e = Tingkat kesalahan pengganggu


(43)

3.6.2. Pengujian Kualitas Data 3.6.2.1.Uji Validitas

Uji validitas digunakan unuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut :

1. Jika �ℎ�����positif dan �ℎ�����>������ maka butir pertanyaan tersebut valid.

2. Jika �ℎ����� negatif dan �ℎ�����<������ maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

3.6.2.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan lebih dari dua kali terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat yang sama (Riyadi, 2000). Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, peneliti menggunakan koefisien Cronbach Alpha (α). Menurut kriteria Nunnally (1967), variabel atau konstruk dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha> 0,60. Semakin nilai alphanya mendekati satu maka nilai reliabilitas datanya semakin terpercaya untuk masing-masing variabel. Pengujian realibilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

3.6.3. Pengujian Asumsi Klasik

Dalam penggunaan analisis regresi harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti bebas dari asumsi normalitas, multikolinearitas, dan heterokedastisitas.


(44)

3.6.3.1. Pengujian Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah jika distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang mudah untuk mendeteksi normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari garfik normal probability plot. Karakteristik histogram adalah bahwa pada grafik histogram pola distribusi menceng ke kanan dan membawahi hampir semua grafik batang. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya tidak jauh dari garis diagonal.

Untuk melengkapi hasil analisis grafik normal digunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Pada uji ini dapat dilihat probabilitas signifikan terhadap variabel. Jika tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data itu terdistribusi normal. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal.

3.6.3.2. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat VIF dan korelasi diantara variabel bebas. Batasan umum yang


(45)

dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance<0, 10 atau sama dengan VIF > 10 (Ghozali, 2008: 91)

3.6.3.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Dasar analisis grafik plot adalah sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2008: 105).

3.7. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisa regresi berganda.

3.7.1. Uji Signifikan Simultan (Uji – F)

Pengujian hipotesis ini secara simultan (keseluruhan) menunjukkan apakah variabel bebas secara keseluruhan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas. Bentuk pengujiannya yaitu :


(46)

Ho : �1, �2 = 0, yang artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : �1, �2 ≠ 0, yang artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Uji ini memiliki kriteria pengambilan keputusan yaitu : Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima atau Ho ditolak. Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak atau Ho diterima.

3.7.2. Uji Signifikan Parsial (Uji – t)

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikasi individual, uji ini dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh pengaruh variabel bebas (independen) secara parsial terhadap variabel tidak bebas (dependen). Bentuk pengujiannya yaitu :

Ho : �1, �2= 0, yang artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : �1, �2≠ 0, yang artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Uji ini memiliki kriteria pengambilan keputusan yaitu : Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima atau Ho ditolak. Jika probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak atau Ho diterima.

3.7.3. Koefisien Determinan (��)

Koefisien determinan (�2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefsisien determinan berkisar antara nol sampai


(47)

dengan satu. Apabila nilai �2 semakin kecil, maka kemampuan variabel independen dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen dikatakan rendah. Apabila nilai �2 mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen memiliki pengaruh yang kuat terhadap variabel dependen.

3.8Jadwal Penelitian Tabel 3.2 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Januari 2012 Februari 2012 Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012 Pengajuan Judul Penyelesaian Proposal Bimbingan Proposal Pengumpulan& Pengolahan Data Bimbingan Skripsi Penyelesaian Skripsi Penilaian Dosen Pembaca Ujian Komprehensif


(48)

BAB 1V

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Propinsi Sumatera Utara

Di awal kemerdekaan, Sumatera Utara termasuk dalam wilayah Propinsi Sumatera. Pada tanggal 15 April 1948, Sumatera Utara terbentuk dengan wilayah mencakup tiga keresidenan, yaitu, Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli.

Propinsi Sumatera Utara tersohor karena luas perkebunannya. Hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian propinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, the, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas ini telah diekspor ke berbagai Negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Indonesia. Selain komoditas perkebunan, Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasil komoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan); misalnya Jeruk Medan, Jambu Deli, Sayur Kol, Tomat, Kentang, dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten Karo, Simalungun dan Tapanuli Utara. Produk holtikultura tersebut telah diekspor ke Malaysia dan Singapura. Pemerintah Propinsi Sumatra Utara juga sudah membangun berbagai prasarana dan infrastruktur untuk memperlancar perdagangan baik antar kabupaten maupun antar propinsi. Sektor swasta juga terlibat dengan mendirikan berbagai properti untuk perdagangan, perkantoran, hotel dan lain-lain. Tentu saja sektor lain,


(49)

seperti koperasi, pertambangan dan energi, industri, pariwisata, pos dan telekomunikasi, transmigrasi, dan sektor sosial kemasyarakatan juga ikut dikembangkan.

4.1.2. Letak Geografis

Propinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - Lintang Utara dan 98° - 100°

Bujur Timur dan luas daratan Propinsi Sumatera Utara 71.680 ��2. Sumatera Utara pada dasarnya dapat dibagi atas; Pesisir Timur, Pegunungan Bukit Barisan, Pesisir Barat dan Kepulauan Nias.

Tabel 4.1 SKPD Pempropsu

No Sekretariat/ Badan/ Dinas/ Kantor/ UPTD

Unit Kerja/ Instansi

1. Sekretariat Daerah 1. Biro Otonomi Daerah dan Kerja Sama

2. Biro Orgainsasi

3. Biro Pemerintahan Umum 4. Biro Pembangunan

5. Biro Bina Kemasyarakatan dan Sosial

6. Biro Hukum

7. Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak dan KB

8. Biro Umum

9. Biro Perlengkapan dan

Pengelolaan Aset 10.Biro Keuangan 11.Biro Perekonomian 2. Sekretariat DPRDSU

3. Sekretariat Dewan

Pengurus KORPRI

4. Sekretariat Komisi

Penyiaran Indonesia Daerah

5. Badan 1. Badan Penelitian dan

Pengembangan

2. Badan Lingkungan Hidup 3. Inspektorat


(50)

4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

5. Badan Pendidikan dan Pelatihan

6. Badan Penanaman Modal dan

Promosi

7. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa

8. Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

9. Badan Ketahanan Pangan 10.Badan Kepegawaian Daerah

11.Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

12.Badan Narkotika

13.Badan Penanggulangan Bencana Daerah

14.Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

15.Badan Pelayanan Perijinan

Terpadu

6. Dinas 1. Dinas Pendidikan

2. Dinas Kelautan dan Perikanan 3. Dinas Kesehatan

4. Dinas Pemuda dan Olahraga

5. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

6. Dinas Kesejahteraan dan Sosial

7. Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

8. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 9. Dinas Kehutanan

10.Dinas Perhubungan

11.Dinas Perindustrian dan

Perdagangan

12.Dinas Koperasi dan UKM 13.Dinas Pendapatan

14.Dinas Pertanian 15.Dinas Perkebunan

16.Dinas Pertambangan dan Energi 17.Dinas Bina Marga

18.Dinas Penataan Ruang dan

Permukiman

19.Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air


(51)

20.Dinas Komunikasi dan Informatika

7. Kantor 1. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

2. Kantor Penghubung Daerah

8. UPTD 1. Rumah Sakit Umum Jiwa

4.2. Pembahasan Hasil Analisis 4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

Penyajian statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan karakter sampel dalam penelitian serta memberikan deskripsi variabel yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah partisipasi penyusunan anggaran (PA), komitmen organisasi (KO) dan kinerja (KN). Hasil uji statistik deskriptif ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 4.2

Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PENYUSUNANANGGARAN 33 18 42 29.09 6.434 KOMITMENORGANISASI 33 28 61 49.48 8.224 KINERJASKPD 33 36 81 54.09 9.964 Valid N (listwise) 33

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan Alat Bantu Program Statistik, 2012 (data diolah).

Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa :

1. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 33 buah

2. Hasil pengukuran variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran yang diungkapkan (PA) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 33, dimana nilai minimum 18, nilai maksimum 42, mean 29,09 dan standard deviation


(52)

3. Hasil pengukuran variabel Komitmen Organisasi yang diungkapkan (KO) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 33, dengan nilai minimum 28, nilai maksimum 61, mean 49,48, dan standard deviation 8,224

4. Hasil pengukuran variabel Satuan Kerja Perangkat Daerah (KN) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 33, dengan nilai minimum 36, nilai maksimum 81, mean 54,09, dan standard deviation 9,964

4.2.2 Hasil Uji Kualitas Data

Pengujian terhadap validitas dan reliabilitas instrument kuesioner yang digunakan dilakukan dengan metode construct validity. Pengukuran ini mnguji makna dan isi dari suatu konsep dan alat ukur yang dipakai untuk mengukur konsep tersebut. Construct validityditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi antar skor item yang lebih besar dari batasan r-tabel yang ditentukan. Hasil pengujian terhadap masing-masing variabel penelitian dijelaskan untuk masing-masing variabel.

4.2.2.1 Hasil Uji Validitas Variabel

4.2.2.1.1 Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran ()

Tabel 4.2 berikut menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan variabel partisipasi penyusunan anggaran.


(53)

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran

Item Corrected Item Total Correlation (������)

r- tabel Keterangan

PA 1 0,768 0,3440 Valid

PA 2 0,877 0,3440 Valid

PA 3 0,757 0,3440 Valid

PA 4 0,833 0,3440 Valid

PA 5 0,917 0,3440 Valid

PA 6 0,725 0,3440 Valid

Sumber: Hasil Olahan Data SPSS, 2012

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.3, keenam item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r-tabel. Hal ini berarti keenam pertanyaan mampu mengukur partisipasi responden dalam penyusunan anggaran. Berdasarkan hasil ini maka item pertanyaan variabel partisipasi penyusunan anggaran dapat disimpulkan lolos uji validitas.

4.2.2.1.2 Variabel Komitmen Organisasi ()

Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan variabel komitmen organisasi.

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Komitmen Organisasi Item Corrected Item Total

Correlation (������)

r-tabel Keterangan

KO 1 0,767 0,3440 Valid

KO 2 0,762 0,3440 Valid

KO 3 0,621 0,3440 Valid

KO 4 0,767 0,3440 Valid

KO 5 0,405 0,3440 Valid

KO 6 0,762 0,3440 Valid

KO 7 0,728 0,3440 Valid

KO 8 0,757 0,3440 Valid

KO 9 0,405 0,3440 Valid


(54)

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.4, setiap item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r-tabel. Berdasarkan hasil ini maka item pertanyaan variabel komitmen organisasi dapat disimpulkan lolos uji validitas.

4.2.2.1.3 Variabel Kinerja SKPD Pemerintahan (Y)

Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan variabel kinerja SKPD Pemerintahan.

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja SKPD Pemerintahan Item Corrected Item Total

Correlation (������)

r-tabel Keterangan

KN 1 0,878 0,3440 Valid

KN 2 0,765 0,3440 Valid

KN 3 0,854 0,3440 Valid

KN 4 0,884 0,3440 Valid

KN 5 0,774 0,3440 Valid

KN 6 0,688 0,3440 Valid

KN 7 0,589 0,3440 Valid

KN 8 0,813 0,3440 Valid

KN 9 0,909 0,3440 Valid

Sumber : Hasil Olah Data SPSS, 2012

Berdasarkan hasil pengujian seperti pada tabel 4.5, setiap item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r-tabel. Hal ini berarti kesembilan pertanyaan mampu mengukur kinerja responden dalam fungsi manajerial. Berdasarkan hasil ini maka item pertanyaan variabel kinerja SKPD Pemerintahan dapat disimpulkan lolos uji validitas.

4.2.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur apakah jawaban responden terhadap pertanyaan dalam kuesioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pada penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan uji statistik Cronbach’s


(55)

Alpha. Suatu variabel dikatakan reliable jika variabel tersebut memberikan nilai

cronbach’s alpha> 0,60.

4.2.2.2.1 Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran

Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji reliabilitas terhadap item pertanyaan variabel partisipasi penyusunan anggaran.

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran

Sumber : Hasil Olah Data SPSS, 2012

Dari pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka

Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 yaitu sebesar 0,931. Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner memiliki reliabilitas yang tinggi.

4.2.2.2.2Variabel Komitmen Organisasi Tabel 4.7

Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Komitmen Organisasi

Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2012

Dari pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka

Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 yaitu sebesar 0,886. Berdasarkan hasil ini

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items 0.931 6

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items 0.886 9


(56)

juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner memiliki reliabilitas yang tinggi.Hasil uji ini membuat variabel komitmen organisasi dapat dipercaya.

4.2.2.2.3Variabel Kinerja SKPD Pemerintahan Tabel 4.8

Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja SKPD Pemerintahan

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items 0.947 9

Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2012

Dari pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka

Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 yaitu sebesar 0,947. Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner memiliki reliabilitas yang tinggi. Sehingga kinerja SKPD Pemerintahan juga merupakan variabel yang dapat diandalkan.

4.2.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian statistik dengan analisis regresi dapat dilakukan dengan pertimbangan tidak adanya pelanggaran terhadap asumsi – asumsi klasik. Asumsi – asumsi klasik tersebut yaitu :

4.2.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah jika model regresi memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji nomalitas dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dapat juga dengan melihat histogram dari


(57)

residualnya. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.

Pada penelitian hasil pengolahan data menampilkan grafik normal, plot yang ada menunjukkan titik menyebar sekitar garis diagonal, serta penyebaran mengikuti arah garis diagonal, demikian juga dengan grafik histogram memberikan pola distribusi normal. Maka model regresi layak dipakai untuk memprediksikan keberhasilan Kinerja SKPD berdasarkan masukan variabel independennya (Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi).

Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2012

Gambar 4.1

Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penyebaran data mendekati normal atau memenuhi asumsi normalitas. Hal ini juga dilihat dari grafik histogram berikut.


(58)

Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2012

Gambar 4.2

Berikut tabel 4.9 uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov juga dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak.

Tabel 4.9

Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2012

Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,525 dan diatas nilai signifikan 0,05.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 33

Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation 5.29413260 Most Extreme Differences Absolute .141

Positive .141

Negative -.080

Kolmogorov-Smirnov Z .812

Asymp. Sig. (2-tailed) .525

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(59)

4.2.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel independen. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dengan menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor), jika nilai VIF dibawah 10, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam model penelitian. Jika nilai Tolerancediatas 0,1 maka tidak terdapat gejala multikolinieritas. Hasil pengujian multikolinieritas ditampilkan pada tabel 4.10

Tabel 4.10

Hasil Uji Gejala Multikolinieritas

No Variabel Tolerance VIF

1 Partisipasi Penyusunan Anggaran

0,433 2,307

2 Komitmen Organisasi 0,433 2,307

Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2012

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.10 diatas, karena nilai VIF untuk semua variabel memiliki nilai lebih kecil daripada 10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinieritas antar variabel independen.

4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yanag lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana bila ada titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak


(60)

membentuk pola maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Grafik scatterplot dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut.

Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2012

Gambar 4.3

Dengan melihat gambar 4.3 dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian dengan regresi berganda ini ditunjukkan dalam tabel-tabel di bawah ini :

Tabel 4.11

Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2012

Variables Entered/Removed Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 KOMITMENORG

ANISASI, PENYUSUNANA NGGARANa

. Enter


(61)

Berdasarkan tabel 4.11 Variables Entered Removed menunjukkan analisis statistik deskriptif yaitu sebagai berikut :

a. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen yaitu Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi.

b. Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan (removed).

c. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter.

Tabel 4.12 Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 9.518 5.893 1.615 .117

PENYUSUNANANGGARAN .952 .228 .615 4.171 .000 .433 2.307 KOMITMENORGANISASI .341 .179 .282 1.911 .066 .433 2.307 a. Dependent Variable: KINERJASKPD

Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

Y = 9,518 + 0,952 + 0,341 + e

Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Konstanta (a) = 9,518, menunjukkan harga konstan, dimana jika tidak ada variabel partisipasi penyusunan anggaran dan memiliki komitmen organisasi, maka kinerja SKPD (Y) adalah sebesar 9,518.

b. Koefisien regresi variabel partisipasi penyusunan anggaran oleh SKPD (�1) = 0,952, menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel partisipasi penyusunan anggaran oleh SKPD akan mendorong peningkatan


(62)

kinerja SKPD sebesar 0,952 satuan dengan anggapan varabel komitmen organisasi (�2) adalah tetap/ konstan.

c. Koefisien regresi variabel komitmen organisasi (�2) = 0,341, menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel komitmen organisasi akan mendorong peningkatan kinerja SKPD sebesar 0,341 satuan dengan anggapan variabel partisipasi penyusunan anggaran adalah tetap/ konstan.

d. Standar error (e) menunjukkan tingkat kesalahan pengganggu.

4.2.4.1Uji Signifikan Simultan (Uji – F)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi, secara bersamaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.

Nilai F hitung diperoleh dengan menggunakan alat bantu program statistik seperti terlihat pada tabel 4.13

Tabel 4.13 Hasil Uji F Hitung

Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2012

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa dalam pengujian menunjukkan hasil F hitung sebesar 38,129 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti Partisipasi Penyusunan

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 2279.836 2 1139.918 38.129 .000a

Residual 896.891 30 29.896

Total 3176.727 32

a. Predictors: (Constant), KOMITMENORGANISASI, PENYUSUNANANGGARAN b. Dependent Variable: KINERJASKPD


(1)

II. Komitmen Organisasi (Dikembangkan oleh Mowday, 1979)

Berilah tanda silang (X) atau lingkaran pada angka di masing-masing pertanyaan berikut sesuai jawaban Bapak/Ibu.

1. Saya bersedia bekerja keras lebih dari pada apa yang diharapkan agar organisasi ini berjalan baik.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju

Tidak setuju

Sedikit tidak setuju

Tidak tahu

Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju

2. Saya membanggakan organisasi ini sebagai tempat kerja yang menyenangkan kepada teman-teman saya.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju

Tidak setuju

Sedikit tidak setuju

Tidak tahu

Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju

3. Saya siap menerima tugas apa saja agar dapat tetap bekerja di organisasi ini.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju

Tidak setuju

Sedikit tidak setuju

Tidak tahu

Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju


(2)

4. Saya berpendapat bahwa nilai-nilai yang ingin saya capai dan nilai-nilai organisasi adalah sama.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Tidak setuju Sedikit tidak setuju Tidak tahu Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju

5. Saya bangga mengatakan kepada orang lain bahwa saya adalah bagian dari organisasi ini.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Tidak setuju Sedikit tidak setuju Tidak tahu Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju

6. Organisasi tempat saya bekerja benar-benar memberikan inspirasi bagi saya untuk berprestasi.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Tidak setuju Sedikit tidak setuju Tidak tahu Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju

7. Saya sangat senang telah memilih organisasi ini sebagai tempat bekerja dibandingkan organisasi lainnya.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Tidak setuju Sedikit tidak setuju Tidak tahu Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju


(3)

8. Bagi saya organisasi ini merupakan tempat kerja terbaik

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju

Tidak setuju

Sedikit tidak setuju

Tidak tahu

Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju

9. Saya sungguh peduli mengenai nasib organisasi ini

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju

Tidak setuju

Sedikit tidak setuju

Tidak tahu

Sedikit setuju

Setuju Sangat setuju

III. Kinerja(Diadopsi dari Mahoney, 1963)

Bapak/Ibu dimohon untuk mengukur kinerja sendiri pada setiap bidang tugas tersebut dalam daftar pertanyaan di bawah ini. Berilah tanda silang (X) atau lingkaran pada angka tersebut.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata

Kinerja rata-rata Kinerja di atas rata-rata

1. Perencanaan

Menentukan tujuan, kebijakan dan tindakan atau pelaksanaan, penjadwalan kerja, dan penganggaran,

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata


(4)

2. Investigasi

Mengumpulkan dan menyiapkan informasi dalam bentuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, analisis pekerjaan.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata

Kinerja rata-rata Kinerja di atas rata-rata

3. Pengkoordinasian

Tukar menukar informasi dengan orang di bagian organisasi lain/pihak lain untuk mengaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain, hubungan dengan organisasi lain.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata

Kinerja rata-rata Kinerja di atas rata-rata

4. Evaluasi

Menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan, pemeriksaan kinerja.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata


(5)

5. Pengawasan

Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani keluhan.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata

Kinerja rata-rata Kinerja di atas rata-rata

6. Pemilihan staf

Mempertahankan angkatan kerja, merekrut, memilih pegawai baru, dan memeutasi pegawai.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata

Kinerja rata-rata Kinerja di atas rata-rata

7. Negosiasi

Pembelian, penjualan asset daerah atau melakukan kontrak untuk jasa konsultan.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata


(6)

8. Perwakilan

Menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan kegiatan-kegiatan organisasi dengan cara pidato, konsultasi dan lain-lain kepada pihak luar organisasi.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata

Kinerja rata-rata Kinerja di atas rata-rata

9. Kinerja anda secara keseluruhan.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kinerja di bawah rata-rata


Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Motivasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Di Tinjowan Kec. Ujung Padang, Kab.Simalungun

1 46 101

Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen,dan Motivasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi

0 29 136

Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu

2 49 96

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komunikasi Dan Komitmen Sebagai Variabel Moderating Pada Pdam Propinsi Sumatera Utara

0 33 76

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas Publik, dan Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial di Inspektorat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

33 209 111

Pengaruh Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Manajerial.

0 1 13

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Anggaran - Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara

0 0 9

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara

0 0 11