PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA SETTING KOOPERATIF B AB I PENDAHULUAN - PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA SETTING KOOPERATIF (sahara)

  PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA SETTING KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik

  untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan matematika kepada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu dalam membelajarkan matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik (siswa), kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada.

  Kebiasaan siswa yang perlu mendapat perhatian guru disetiap pemberian tugas kepada mereka yaitu siswa senang berkumpul untuk berdiskusi dan dimanfaatkan oleh guru, apalagi keadaan siswa yang heterogen memungkinkan guru dapat memilih tutor yang dirasa mampu untuk membantu teman-temannya dalam belajar di kelompok-kelompok tersebut.

  Mencermati hal tersebut, maka dapat dibuat suatu inovasi atau alternatif pemecahan sehingga proses pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan adanya Pembelajaran Tutor Sebaya Setting Kooperatif siswa akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan senang dan gembira sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Siswa akan senang tertarik, terangsang dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika.

  B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang di atas dapat diambil suatu permasalahan yang dihadapi yakni seberapa pentingkah Pembelajaran Tutor Sebaya Setting Kooperatif dalam proses belajar mengajar matematika?

  C. Tujuan Penulisan

  Karena begitu pentingnya peninjauan terhadap peningkatan kualitas pendidikan sebagai aset di masa depan. Pendidikan memiliki peran penting yang menjadi tonggak dasar kemajuan suatu bangsa. Karena begitu pentingnya pendidikan maka perlu suatu terobosan dalam melakukan pembelajaran. Salah satunya adalah dengan Pembelajaran Tutor Sebaya Setting Kooperatif dalam membelajarkan materi matematika.

BAB II PEMBAHASAN A. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

  Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama.

  Menurut Nurhadi dan Senduk (Wena, 2009:189) menyatakan bahwa ”Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara sadar menciptakan interkasi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa”.Sedangkan menurut Lie (Wena, 2009:189-190) menyatakan “Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator”.

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

  Berikut langkah-langkah atau fase-fase model pembelajaran kooperatif seperti yang terlihat pada Tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1 Langkah-langkah atau Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif

  3 Fase Indikator Tingkah Laku Guru ke-

  1 Menyampaikan tujuan dan Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran memotivasi siswa yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

  2 Menyampaikan informasi Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.

  3 Mengorganisasikan siswa ke Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana dalam kelompok-kelompok caranya membentuk kelompok belajar dan belajar membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

  4 Membimbing kelompok bekerja Guru membimbing kelompok-kelompok belajar dan belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.

  5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

  6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok.

3. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif

  Menurut Sanjaya (2007:249-250) kelebihan pembelajaran kooperatif diantaranya: a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, b. Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang lain.

  c. Melalui pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasan serta menerima segala perbedaan.

  d. Melalui pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

  e. Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

  f. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk pengembangan harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain,mengembangkan keterampilan me-manage waktu dan sikap positif terhadap sekolah.

  g. Melalui pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kernampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).

  h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses

  Sedangkan keterbatasan pembelajaran kooperatif diantaranya:

  a. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan.

  Akibatnya keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.

  b. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya pengembangan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali penerapan.

  c. Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dangan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.

  d. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.

B. Tutor Sebaya

  Agar siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran, lebih menarik, kreatif, dan menyenangkan, serta berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, maka diperlukan suatu alternatif strategi pembelajaran lain yang lebih cocok sesuai untuk mengatasi masalah yang telah dikemukakan diatas yaitu sistem pembelajaran tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai, dan tutor kakak adalah tutor dari kelas yang lebih tinggi. Sehubungan dengan itu ada beberapa pendapat mengenai tutor sebaya, diantaranya adalah:

  Dedi Supriyadi (Suherman, 2001:233) mengemukakan bahwa “Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok yang prestasinya lebih tinggi”.

  Ischak dan Warji (Suheman, 2001:44) mengemukakan bahwa “Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajari”.

  Conny Semiawan (Suherman, 2001:70) mengemukakan tentang “Tutor sebaya adalah siswa yang pandai dapat memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan teman-teman sekelasnya di luar sekolah”.

  Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem tutor sebaya dilakukan atas dasar bahwa ada sekelompok siswa yang lebih mudah bertanya, lebih terbuka dengan teman sendiri dibandingkan dengan gurunya. Disiplin diri yang diberikan siswa dengan didasari oleh motivasi yang positif dari internal dan eksternal siswa baik yang prestasinya tinggi (si Tutor) kondisi yang tepat bagi siswa untuk secara maksimal menerima bahan ajaran, sehingga tugas yang diberikan seorang guru tidak dianggap sebagai suatu keterpaksaan atau beban oleh siswa melainkan sebagai suatu kebutuhan yang harus dipenuhi.

  Adapun kelebihan tutor sebaya antara lain dapat meminimalisir kesenjangan yang terjadi antara siswa yang prestasinya rendah dengan siswa yang prestasinya lebih tinggi dalam suatu kelas. Selanjutnya siswa termotivasi dalam menyelesaikan tugas dan motivasi itu diharapkan tumbuh dari terciptanya hubungan yang saling menentukan dan membutuhkan antara guru, siswa yang prestasinya dalam pelajaran tergolong tinggi dan yang prestasinya rendah.

  Kemudian kesulitan dari tutor sebaya itu sendiri adalah sulit mendapatkan siswa yang benar-benar memenuhi kriteria sebagai tutor sebaya.

  Selanjutnya, diperlukan waktu lebih banyak untuk mempersiapkan bahan pelajarannya, demikian juga dalam pelaksanaan pengajaran diperlukan waktu untuk pengaturan siswa dalam kelas.

  Adapun manfaat diadakannya pembelajaran kelompok dengan tutor sebaya menurut Suherman (2001:235) adalah sebagai berikut : a. Ada kalanya hasil lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada gurunya. b. Pekerjaan tutoring akan memberikan peluang untuk memperkuat konsep yang sedang dibahas. Dengan menjelaskan kepada siswa lain mak seolah- olah ia menelaah serta menghafalkannya kembali.

  c. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dalam melatih kesabaran.

  d. Dengan belajar kelompok dapat mempererat hubungan antara seasama teman sehingga mempertebal perasaan sosial.

  Dari uraian penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran tutor sebaya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sebagai berikut : a. Tutor sebaya dapat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran. Bentuk bantuan yang dapat diberikan berupa pemberian motivasi, penjelasan ulang yang berhubungan dengan materi pelajaran yang belum dimengerti oleh temannya.

  b. Tutor sebaya menjadi penghubung antara siswa dengan guru jika ada yang memerlukan bantuan khusus.

  c. Tutor sebaya dipilih dari kalangan siswa yang pandai dan memiliki jiwa pemimpin. Hal tersebut dapat dilihat dari perestasi belajar, kreativitas dan tanggung jawab.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

  1. Pembelajaran Tutor Sebaya adalah proses pembelajaran

  yang terjadi antara dua siswa atau lebih yang sebaya, yang mana didalamnya ada yang berperan sebagai tutor yaitu siswa yang prestasinya lebih tinggi dan sebagai mentor yaitu siswa yang prestasinya kurang atau di bawah.

  2. Pembelajaran Tutor Sebaya dengan Setting Kooperatif

  dapat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran. Bentuk bantuan yang dapat diberikan berupa pemberian motivasi, penjelasan ulang yang berhubungan dengan materi pelajaran yang belum dimengerti oleh temannya.

B. Saran 1.

  Untuk menerapkan pendekatan pembelajaran tutor sebaya setting kooperatif dalam pembelajaran matematika hendaknya guru memberikan bimbingan terlebih dahulu kepada para tutor agar lebih cermat dalam menjelaskan materi kepada teman- temannya.

2. Agar pembelajaran tutor sebaya

  setting kooperatif dapat berjalan, sebaiknya guru membuat perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau pendekatan yang akan digunakan serta keterampilan proses yang akan dikembangkan.

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII.A MTs DDI PADANGLAMPE DALAM MELAKUKAN OPERASI PERKALIAN BENTUK ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN TABEL Oleh: SITTI HAFIANAH AZIS,S.Pd ABSTRAK - PENGGUNAAN TABEL PD OPERASI PERKALIAN BENTUK ALJABAR (hafiana)

0 0 10

Latar Belakang - PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (wana)

0 0 13

ASAS-ASAS DIDAKTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (isni)

0 0 16

Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Perkalian Aljabar Dengan Menggunakan Alat Peraga Blokar (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas VII SMPN 3 Satap Balocci) Lisna Nurani ABSTRAK - Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Perkalian Aljabar Dengan Menggunakan

1 0 8

REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP Lisna Nurani *) Abstrak - REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP (lisna)

0 0 12

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PpEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) (mardani)

0 0 10

MATEMATIKA SEBAGAI PEMECAH MASALAH Sitti Mardiyah ABSTRAK - MATEMATIKA SEBAGAI PEMECAH MASALAH (mardiyah)

0 0 14

MENINGKATKAN HASIL BELAJARMATEMATIKAMELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA (mirwati)

0 0 6

JURNAL NON PENELITIAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP Mirwati, S. Ag Abstrak - MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP (mirwati)

0 0 5

Metode Penelitian - MENINGKATKAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN FAKTORISASI SUKU ALJABAR MELALUI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (sahara)

0 0 8