PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BEL
Dr. Fahrurrozi, M.Pd
: Ade Meiga Mujiyanti Hidayat
: 1815150849
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS V SEKOLAH DASAR
Ade Meiga Mujiyanti Hidayat (1815150849)
Mahasiswi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Jakarta
[email protected]
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Setiap warga negara di
Indonesia berhak mendapatkan pendidikan. Dalam lembaga pendidikan formal, Sekolah
Dasar adalah ujung tombak dari cikal bakal seorang anak untuk dapat menjalani, menata
dan memahami kehidupannya sehingga menjadi fondasi seorang anak dalam mengenal
lingkungannya.1 Pendidikan harus mampu melakukan proses pematangan kualitas peserta
didik yang dikembangkan dengan cara membebaskan peserta didik dari ketidak
tahuan,ketidak mampuan, ketidak berdayaan, ketidak benaran dan dari buruknya akhlak dan
keimanan. Oleh karena itu, pendidikan mulai menyentuh manusia sejak dini termasuk di
pendidikan sekolah dasar.2 Pendidikan wajib dilaksanakan sejak dini
sebab untuk
menghadapi tantangan yang akan dihadapi di masa yang akan mendatang dibutuhkan bekal
yang cukup, jika bekal yang dimiliki tidak cukup maka akan menimbulkan permasalahanpermasalahan baru yang dapat menghambat kesuksesan.
Hal penting dalam proses pembelajaran adalah kegiatan menanamkan makna belajar
bagi pembelajar agar hasil belajar bermanfaat untuk kehidupannya pada masa sekarang dan
masa yang akan datang. Hunt (2013:38) berpendapat bahwa, improved learning outcomes as
a stategic objective, with varying degrees of detail on how they intend to achive this aim. 3
Pembelajaran yang bermakna merupakan proses belajar yang diharapkan bagi peserta didik,
di mana peserta didik dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran serta menemukan
langsung pengetahuan tersebut. Untuk terjadinya pembelajaran yang diharapkan sesuai
dengan tujuan pembelajaran, pendidik harus mampu mengembangkan nalar, kemampuan
Erlina, 2016, “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan Sosial terhadap Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 7 edisi 1. Hal 28.
2
Lucky Susilo, 2015, “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan Menggunakan Metode
Bermain Peran Kelas IV Sekolah Dasar Kabupaten Tanah Tidung”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 1. Hal 6.
3
Ruri Tria Astika, 2015, “ Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Konsep Diri terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 308.
1
berpikir dan konsep diri siswa sehingga menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi
peserta didik yang berdampak pada hasil belajar.4 Pembelajaran yang dibutuhkan siswa
Sekolah Dasar adalah pembelajaran yang bermakna, sebab siswa dapat terlibat langsung
dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa terhadap pembelajaran tentu memberikan kesan
tersendiri dalam memori siswa, hal ini yang menjadikan siswa lebih mudah memahami dan
mengingat materi pembelajaran yang dipelajari.
Tahap awal dalam pendidikan adalah sekolah dasar. Sekolah dasar meiliki tujuan
yang dapat dicapai dengan cara mengajarkan berbagai mata pelajaran diantaranya pendidikan
kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan di dalam pembelajarannya memiliki tujuan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan dalam pembentukan kepribadian siswa yang
bermoral. Hal ini sepadan dengan yang diutaran Rachmadtullah dan wardani (2016)
menyatakan bahwa “Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar
bertujuan agar siswa mampu mengembangakan pengetahuan dan keterampilan yang berguna
bagi siswa dalam kehidupan berbangsa, dan bernegara.”5
Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan peserta didik bagaimana bersikap dan
membentuk kepribadian baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu sarana bagi peserta didik untuk
membedakan hal yang baik dan buruk serta membentengi dirinya dari perilaku-perilaku yang
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.6
Depdiknas tahun 2006 menjelaskan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah
Dasar merupakan mata pelajaran yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang
berakhlak mulia, bermartabat, menghargai nilai-nilai kemanusiaan, memiliki hubungan
harmonis antar sesama manusia, meningkatkan harkat dan martabat manusia, meningkatkan
kepedulian dan menegakkan hukum dan keadilan secara lebih tegas pada pembelajaran PKn
di Sekolah Dasar.7
Achmad
Sanusi
dalam
Mardenis
(2016;4)
menjelaskan
“Pendidikan
kewarganegaraan, sesuai dengan predikatnya bukan atau program studi, melainkan program
pendidikan yang kepentingannya terletak pada sistem nilai-nilai dan dengan demikian citaReza Rachmadtullah, 2015, “ Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Diri dengan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 287.
5
Dwi Rifti Amelia dkk, 2017, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Token
Economy pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2. Hal 102.
6
Ruri Tria Astika, 2015, “ Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Konsep Diri terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 303.
7
Erlina, 2016, “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan Sosial terhadap Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 7 edisi 1. Hal28.
4
cita, emosi, sikap, cara dan tingkah laku menurut keharusan/kepatuhan sebagaimana warga
negara yang baik.”. Sejalan dengan Wirman Burhan yang menyatakan “Pendidikan
kewarganegaraan merupakan suatu pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri
yang beragam dari segi agama, sosio kultural, bahasa, suku bangsa untuk menjadi warga
negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945.”8
Dari
beberapa
pendapat
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
pendidikan
kewarganegaraan adalah pendidikan yang harus diberikan kepada siswa karena di dalam
materinya terkandung nilai-nilai sehingga dapat membentuk tingkah laku yang sesuai dengan
cerminan bangsa Indonesia.
Proses belajar mengajar sangat berkaitan erat dengan hasil belajar, karena hasil belajar
menjadi tolak ukur keberhasilan seorang guru yang telah melakukan kegiatan belajar
mengajar di kelas. Sehingga dapat diketahui apakah siswa telah menguasai mata pelajaran
dengan baik atau tidak yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap
selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.9 Hasil belajar merupakan
pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Siswa mempunyai
kepentingan terhadap hasil belajar. Tanpa hasil belajar siswa mungkin tidak termotivasi untuk
belajar dan berprestasi.10
Menurut Nawawi dalam K. Brahim (2014;224) “hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan
dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.” hasil
belajar yang dimaksud adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah belajar. Karena
belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu
bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.11 Menurut (Abdurrahman, 1999) hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar
Dwi Rifti Amelia dkk, 2017, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Token
Economy pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2. Hal 102.
9
Dwi Rifti Amelia dkk, 2017, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Token
Economy pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2. Hal 103.
10
Tunjungsari Sekaringtyas, 2017, “Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap
Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa SDN Sukatani IV”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2. Hal 160.
11
Dwi Rifti Amelia dkk, 2017, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Token
Economy pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2. Hal 103.
8
(Abdurrahman, 1999).12 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan suatu bentuk tingkat pencapaian keberhasilan siswa yang diperoleh siswa
setelah siswa mempelajari materi pelajaran tertentu dalam proses belajar mengajar.
Meningkatkan hasil belajar sebagai tujuan stategis, dengan berbagai tingkat
kelengkapan tentang bagaimana mereka berniat untuk mencapai tujuan ini. Pendapat tersebut
menjelaskan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir yang berupa angka maupun deskriptif
setelah peserta didik melalui prosespembelajaran di kelas. Jika hasil belajar peserta didik baik
maka secara otomatis tujuan pembelajaran telah tercapai. Bukan hanya hasil belajar yang
menentukan pencapaian tujuan pembelajaran, ada banyak faktor yang mempengaruhi agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan keinginan. Salah satu faktor yang
menentukan tercapainya tujuan belajar adalah bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan
sebagaimana yang diharapkan.13
Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal diperlukan proses pembelajaran yang
menarik dan nyaman. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran merupakan kunci dari
kesuksesan belajar dan merupakan kegiatan interaksi antara guru dan siswa maupun siswa
dan siswa serta aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi
belajar mengajar. Dengan demikian, peran guru dalam proses pembelajaran sangat penting
terutama dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakannnya. Oleh karena itu,
guru harus bisa menciptakan suasana pembelajaran yang inovatif, kreatif, menarik dan
efektif.14
Kenyatannya di lapangan, dari data yang didapat nilai rata-rata ulangan umum siswa
Sekolah Dasar dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan semester 1 tahun ajaran
2014/2015 baru mencapai angka 55.2 dengan batas ketuntasan minimalnya (KKM) yaitu 75.
Berdasarkan data tersebut peserta didik yang mampu mencapai nilai ≥ 75 hanya sebesar 45%,
sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal. berarti dapat
dikatakan
kemampuan
siswa
tersebut
menguasai
materi
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan dapat dikatakan masih mengalami kesulitan. Data tersebut peneliti
dapatkan setelah melakukan wawancara dengan pendidik kelas V di Sekolah Dasar negeri 01
Tunjungsari Sekaringtyas, 2017, “Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap
Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa SDN Sukatani IV”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2. Hal
160.
13
Ruri Tria Astika, 2015, “ Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Konsep Diri terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 303.
14
Erlina, 2016, “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan Sosial terhadap Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 7 edisi 1. Hal 28.
12
kota Mempawah. Diakui dari pendidik, rendahnya prestasi belajar peserta didik tersebut
antara lain disebabkan oleh faktor dari sarana dan prasarana serta peserta didik.15
Salah satu yang mempengaruhi hasil belajar dari luar diri siswa adalah media. Dalam
proses pembelajaran yang merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa, menurut
Gagne dan Briggs (1979: 175) “media represent one component of delivery systems” yang
artinya media merupakan salah satu komponen dari sistem penyampaian. Penyampaian disini
adalah penyampaian pesan dari guru ke siswa berupa informasi atau pengetahuan dalam
proses pembelajaran.16
Menurut H.Rayandra Asyhar (2011:4) “Secara etimologis,media berasal dari bahasa
latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “tengah, perantara atau
pengantar”. Menurut Suparman dalam H.Rayandra Asyhar (2011:4) “Media merupakan alat
yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi dari pengirim pesan kepada
penerima pesan”. Sementara Briggs dalam Arif S. Sadiman,dkk (2005:6) menyatakan “Media
adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”.
Menurut Rayandra Asyar (2011: 7) menyatakan bahwa, Media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara
terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.17
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
alat bantu yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar yang digunakan sebagai suatu
alat penyampaian materi pembelajaran yang akan disampaikan guru untuk mempermudah
siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut.
Secara umum media pendidikan mempunyai keunggulan sebagai berikut: a)
Memperjelas, b) Mengatasi keterbatasan ruang dan c) Penggunaan media pendidikan gambar
secara tepat, dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak di kelas.18
Reza Rachmadtullah, 2015, “ Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Diri dengan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 289.
16
Siska Oktavera, 2015, “Pengaruh Media Pembelajaran dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Ipa
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 315.
17
Lisnawati, 2013, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan
Menggunakan Media Gambar di Kelas III Mis Al-Ihsan Pontianak Utara”, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, Vol 2 edisi 6 Hal 6.
18
Dayang Yurniati, 2013, “Penggunaan Media Gambar untuk Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 2 edisi 3 Hal 2.
15
Menurut Rayandra Asyhar (2011:29) menyatakan tujuan media pembelajaran sebagi
berikut : a)Membantu pendidik memfasilitasi proses belajar peserta didik, b) Membantu
pendidik untuk memperjelas materi pembelajaran dengan beragam contoh yang kongkret, c)
Mempermudah proses belajar dan d) Memfasilitasi interaksi dengan pembelajar dan memberi
kesempatan praktik kepada mereka.19
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar. Media gambar
yang merupakan reproduksi asli dalam dua dimensi, yang berupa foto atau lukisan
merupakan salah satu jenis media grafis yang termasuk dalam kategori media berbasis visual
menurut Arsyad (2011: 91) memegang peranan penting dalam proses pembelajaran karena
dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Menurut Purwodarminto “Media
gambar adalah media yang tidak diproyeksikan dan dapat dinikmati oleh semua orang
sebagai pindahan dari keadaan yang sebenarnya mengenai orang, suasana, tempat, barang,
pemandangan, dan benda-benda yang lain”.20
Dari pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah media yang tidak
diproyeksikan dan dapat dinikmati oleh siswa sebagai pengganti dari keadaan yang
sebenarnya mengenai orang, suasana, tempat, barang, pemandangan dan benda-benda yang
lain.
Tujuan media gambar pada umumnya untuk mengilustrasikan dan membantu
pengajaran suatu topik pelajaran. Media gambar dapat digunakan oleh semua orang untuk
bernagai fase pembelajaran, mulai dari topik pembelajaran sampai evaluasi. Menurut M.
Subana, Sunarti (2009:322) Manfaat gambar sebagai media pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a)
Menimbulkan
daya
tarik
pada
diri
siswa,
b)
Mempermudah
pengertian/pemahaman siswa, c) Mempermudah penjelasan yang sifatnya abstrak sehingga
siswa lebih mudah memahami apa yang dimaksud, d) Memperjelas bagian-bagian yang
penting, melalui gambar kita dapat memperluas bagian-bagian yang penting atau bagian yang
keil sehingga dapat diamati, dan e) Menyingkat suatu uraian, informasi yang dijelaskan
dengan kata-kata mungkin membutuhkan uraian panjang. Uraian tersebut dapat ditunjukkan
pada gambar.21
Lisnawati, 2013, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan
Menggunakan Media Gambar di Kelas III Mis Al-Ihsan Pontianak Utara”, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, Vol 2 edisi 6 Hal 7.
20
Siska Oktavera, 2015, “Pengaruh Media Pembelajaran dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Ipa
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 315
21
Lisnawati, 2013, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan
Menggunakan Media Gambar di Kelas III Mis Al-Ihsan Pontianak Utara”, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, Vol 2 edisi 6 Hal 8.
19
Menurut Santoso S. Hamidjoyo (1980) terdapat beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan antara lain: 1) Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang
spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti
pelajaran atau pokok-pokok pelajaran, 2) Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab
keefektivan pemakaian gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar memerlukan
keterpaduan, 3) Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, daripada menggunakan
banyak gambar tetapi tidak efektif, 4) Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar oleh
karena gambar-gambar itu sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita, atau
dalam menyajikan gagasan baru, 5) Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambargambar peserta didik akan didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan
tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya dan 6) Mengevaluasi kemajuan kelas,
bisa juga dengan memanfaatkan gambar baik secara umum maupun secara khusus.22
Prinsip-prinsip di atas harus diperhatikan saat menggunakan media pembelajaran
berupa gambar, agar media yang digunakan dapat termanfaatkan dengan baik dan mampu
memaksimalkan pencapaian pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di
kelas khususnya di kelas V Sekolah dasar yang masih membutuhkan media konkrit untuk
mempermudah pemahamannnya dalam memahami materi-materi pembelajaran yang
diberikan guru di kelas.
22
Dayang Yurniati, 2013, “Penggunaan Media Gambar untuk Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 2 edisi 3 Hal 5.
Reza Rachmadtullah, 2015, “ Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Diri dengan Hasil
Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan
Dasar, Vol 6 edisi 2.
Erlina, 2016, “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan Sosial terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol
7 edisi 1.
Ruri Tria Astika, 2015, “ Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Konsep Diri
terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal
Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2.
Dwi Rifti Amelia dkk, 2017, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Melalui Token Economy pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal
Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2.
Lucky Susilo, 2015, “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan
Menggunakan Metode Bermain Peran Kelas IV Sekolah Dasar Kabupaten Tanah Tidung”,
Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 1.
Tunjungsari Sekaringtyas, 2017, “Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Berpikir
Kritis Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa SDN Sukatani IV”, Jurnal
Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2.
Musakkir, 2015, “Pengaruh Media Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Kabupaten Tanah Tidung”, Jurnal
Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 1.
Siska Oktavera, 2015, “Pengaruh Media Pembelajaran dan Kemandirian Belajar terhadap
Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2.
Dayang Yurniati, 2013, “Penggunaan Media Gambar untuk Aktivitas Peserta Didik dalam
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 2 edisi3
Lisnawati, 2013, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas III Mis Al-Ihsan Pontianak Utara”,
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 2 edisi 6.
: Ade Meiga Mujiyanti Hidayat
: 1815150849
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS V SEKOLAH DASAR
Ade Meiga Mujiyanti Hidayat (1815150849)
Mahasiswi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Jakarta
[email protected]
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Setiap warga negara di
Indonesia berhak mendapatkan pendidikan. Dalam lembaga pendidikan formal, Sekolah
Dasar adalah ujung tombak dari cikal bakal seorang anak untuk dapat menjalani, menata
dan memahami kehidupannya sehingga menjadi fondasi seorang anak dalam mengenal
lingkungannya.1 Pendidikan harus mampu melakukan proses pematangan kualitas peserta
didik yang dikembangkan dengan cara membebaskan peserta didik dari ketidak
tahuan,ketidak mampuan, ketidak berdayaan, ketidak benaran dan dari buruknya akhlak dan
keimanan. Oleh karena itu, pendidikan mulai menyentuh manusia sejak dini termasuk di
pendidikan sekolah dasar.2 Pendidikan wajib dilaksanakan sejak dini
sebab untuk
menghadapi tantangan yang akan dihadapi di masa yang akan mendatang dibutuhkan bekal
yang cukup, jika bekal yang dimiliki tidak cukup maka akan menimbulkan permasalahanpermasalahan baru yang dapat menghambat kesuksesan.
Hal penting dalam proses pembelajaran adalah kegiatan menanamkan makna belajar
bagi pembelajar agar hasil belajar bermanfaat untuk kehidupannya pada masa sekarang dan
masa yang akan datang. Hunt (2013:38) berpendapat bahwa, improved learning outcomes as
a stategic objective, with varying degrees of detail on how they intend to achive this aim. 3
Pembelajaran yang bermakna merupakan proses belajar yang diharapkan bagi peserta didik,
di mana peserta didik dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran serta menemukan
langsung pengetahuan tersebut. Untuk terjadinya pembelajaran yang diharapkan sesuai
dengan tujuan pembelajaran, pendidik harus mampu mengembangkan nalar, kemampuan
Erlina, 2016, “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan Sosial terhadap Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 7 edisi 1. Hal 28.
2
Lucky Susilo, 2015, “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan Menggunakan Metode
Bermain Peran Kelas IV Sekolah Dasar Kabupaten Tanah Tidung”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 1. Hal 6.
3
Ruri Tria Astika, 2015, “ Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Konsep Diri terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 308.
1
berpikir dan konsep diri siswa sehingga menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi
peserta didik yang berdampak pada hasil belajar.4 Pembelajaran yang dibutuhkan siswa
Sekolah Dasar adalah pembelajaran yang bermakna, sebab siswa dapat terlibat langsung
dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa terhadap pembelajaran tentu memberikan kesan
tersendiri dalam memori siswa, hal ini yang menjadikan siswa lebih mudah memahami dan
mengingat materi pembelajaran yang dipelajari.
Tahap awal dalam pendidikan adalah sekolah dasar. Sekolah dasar meiliki tujuan
yang dapat dicapai dengan cara mengajarkan berbagai mata pelajaran diantaranya pendidikan
kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan di dalam pembelajarannya memiliki tujuan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan dalam pembentukan kepribadian siswa yang
bermoral. Hal ini sepadan dengan yang diutaran Rachmadtullah dan wardani (2016)
menyatakan bahwa “Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar
bertujuan agar siswa mampu mengembangakan pengetahuan dan keterampilan yang berguna
bagi siswa dalam kehidupan berbangsa, dan bernegara.”5
Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan peserta didik bagaimana bersikap dan
membentuk kepribadian baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu sarana bagi peserta didik untuk
membedakan hal yang baik dan buruk serta membentengi dirinya dari perilaku-perilaku yang
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.6
Depdiknas tahun 2006 menjelaskan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah
Dasar merupakan mata pelajaran yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang
berakhlak mulia, bermartabat, menghargai nilai-nilai kemanusiaan, memiliki hubungan
harmonis antar sesama manusia, meningkatkan harkat dan martabat manusia, meningkatkan
kepedulian dan menegakkan hukum dan keadilan secara lebih tegas pada pembelajaran PKn
di Sekolah Dasar.7
Achmad
Sanusi
dalam
Mardenis
(2016;4)
menjelaskan
“Pendidikan
kewarganegaraan, sesuai dengan predikatnya bukan atau program studi, melainkan program
pendidikan yang kepentingannya terletak pada sistem nilai-nilai dan dengan demikian citaReza Rachmadtullah, 2015, “ Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Diri dengan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 287.
5
Dwi Rifti Amelia dkk, 2017, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Token
Economy pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2. Hal 102.
6
Ruri Tria Astika, 2015, “ Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Konsep Diri terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 303.
7
Erlina, 2016, “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan Sosial terhadap Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 7 edisi 1. Hal28.
4
cita, emosi, sikap, cara dan tingkah laku menurut keharusan/kepatuhan sebagaimana warga
negara yang baik.”. Sejalan dengan Wirman Burhan yang menyatakan “Pendidikan
kewarganegaraan merupakan suatu pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri
yang beragam dari segi agama, sosio kultural, bahasa, suku bangsa untuk menjadi warga
negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945.”8
Dari
beberapa
pendapat
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
pendidikan
kewarganegaraan adalah pendidikan yang harus diberikan kepada siswa karena di dalam
materinya terkandung nilai-nilai sehingga dapat membentuk tingkah laku yang sesuai dengan
cerminan bangsa Indonesia.
Proses belajar mengajar sangat berkaitan erat dengan hasil belajar, karena hasil belajar
menjadi tolak ukur keberhasilan seorang guru yang telah melakukan kegiatan belajar
mengajar di kelas. Sehingga dapat diketahui apakah siswa telah menguasai mata pelajaran
dengan baik atau tidak yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap
selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.9 Hasil belajar merupakan
pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Siswa mempunyai
kepentingan terhadap hasil belajar. Tanpa hasil belajar siswa mungkin tidak termotivasi untuk
belajar dan berprestasi.10
Menurut Nawawi dalam K. Brahim (2014;224) “hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan
dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.” hasil
belajar yang dimaksud adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah belajar. Karena
belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu
bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.11 Menurut (Abdurrahman, 1999) hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar
Dwi Rifti Amelia dkk, 2017, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Token
Economy pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2. Hal 102.
9
Dwi Rifti Amelia dkk, 2017, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Token
Economy pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2. Hal 103.
10
Tunjungsari Sekaringtyas, 2017, “Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap
Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa SDN Sukatani IV”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2. Hal 160.
11
Dwi Rifti Amelia dkk, 2017, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Token
Economy pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2. Hal 103.
8
(Abdurrahman, 1999).12 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan suatu bentuk tingkat pencapaian keberhasilan siswa yang diperoleh siswa
setelah siswa mempelajari materi pelajaran tertentu dalam proses belajar mengajar.
Meningkatkan hasil belajar sebagai tujuan stategis, dengan berbagai tingkat
kelengkapan tentang bagaimana mereka berniat untuk mencapai tujuan ini. Pendapat tersebut
menjelaskan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir yang berupa angka maupun deskriptif
setelah peserta didik melalui prosespembelajaran di kelas. Jika hasil belajar peserta didik baik
maka secara otomatis tujuan pembelajaran telah tercapai. Bukan hanya hasil belajar yang
menentukan pencapaian tujuan pembelajaran, ada banyak faktor yang mempengaruhi agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan keinginan. Salah satu faktor yang
menentukan tercapainya tujuan belajar adalah bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan
sebagaimana yang diharapkan.13
Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal diperlukan proses pembelajaran yang
menarik dan nyaman. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran merupakan kunci dari
kesuksesan belajar dan merupakan kegiatan interaksi antara guru dan siswa maupun siswa
dan siswa serta aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi
belajar mengajar. Dengan demikian, peran guru dalam proses pembelajaran sangat penting
terutama dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakannnya. Oleh karena itu,
guru harus bisa menciptakan suasana pembelajaran yang inovatif, kreatif, menarik dan
efektif.14
Kenyatannya di lapangan, dari data yang didapat nilai rata-rata ulangan umum siswa
Sekolah Dasar dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan semester 1 tahun ajaran
2014/2015 baru mencapai angka 55.2 dengan batas ketuntasan minimalnya (KKM) yaitu 75.
Berdasarkan data tersebut peserta didik yang mampu mencapai nilai ≥ 75 hanya sebesar 45%,
sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal. berarti dapat
dikatakan
kemampuan
siswa
tersebut
menguasai
materi
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan dapat dikatakan masih mengalami kesulitan. Data tersebut peneliti
dapatkan setelah melakukan wawancara dengan pendidik kelas V di Sekolah Dasar negeri 01
Tunjungsari Sekaringtyas, 2017, “Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap
Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa SDN Sukatani IV”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2. Hal
160.
13
Ruri Tria Astika, 2015, “ Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Konsep Diri terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 303.
14
Erlina, 2016, “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan Sosial terhadap Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 7 edisi 1. Hal 28.
12
kota Mempawah. Diakui dari pendidik, rendahnya prestasi belajar peserta didik tersebut
antara lain disebabkan oleh faktor dari sarana dan prasarana serta peserta didik.15
Salah satu yang mempengaruhi hasil belajar dari luar diri siswa adalah media. Dalam
proses pembelajaran yang merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa, menurut
Gagne dan Briggs (1979: 175) “media represent one component of delivery systems” yang
artinya media merupakan salah satu komponen dari sistem penyampaian. Penyampaian disini
adalah penyampaian pesan dari guru ke siswa berupa informasi atau pengetahuan dalam
proses pembelajaran.16
Menurut H.Rayandra Asyhar (2011:4) “Secara etimologis,media berasal dari bahasa
latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “tengah, perantara atau
pengantar”. Menurut Suparman dalam H.Rayandra Asyhar (2011:4) “Media merupakan alat
yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi dari pengirim pesan kepada
penerima pesan”. Sementara Briggs dalam Arif S. Sadiman,dkk (2005:6) menyatakan “Media
adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”.
Menurut Rayandra Asyar (2011: 7) menyatakan bahwa, Media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara
terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.17
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
alat bantu yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar yang digunakan sebagai suatu
alat penyampaian materi pembelajaran yang akan disampaikan guru untuk mempermudah
siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut.
Secara umum media pendidikan mempunyai keunggulan sebagai berikut: a)
Memperjelas, b) Mengatasi keterbatasan ruang dan c) Penggunaan media pendidikan gambar
secara tepat, dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak di kelas.18
Reza Rachmadtullah, 2015, “ Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Diri dengan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 289.
16
Siska Oktavera, 2015, “Pengaruh Media Pembelajaran dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Ipa
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 315.
17
Lisnawati, 2013, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan
Menggunakan Media Gambar di Kelas III Mis Al-Ihsan Pontianak Utara”, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, Vol 2 edisi 6 Hal 6.
18
Dayang Yurniati, 2013, “Penggunaan Media Gambar untuk Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 2 edisi 3 Hal 2.
15
Menurut Rayandra Asyhar (2011:29) menyatakan tujuan media pembelajaran sebagi
berikut : a)Membantu pendidik memfasilitasi proses belajar peserta didik, b) Membantu
pendidik untuk memperjelas materi pembelajaran dengan beragam contoh yang kongkret, c)
Mempermudah proses belajar dan d) Memfasilitasi interaksi dengan pembelajar dan memberi
kesempatan praktik kepada mereka.19
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar. Media gambar
yang merupakan reproduksi asli dalam dua dimensi, yang berupa foto atau lukisan
merupakan salah satu jenis media grafis yang termasuk dalam kategori media berbasis visual
menurut Arsyad (2011: 91) memegang peranan penting dalam proses pembelajaran karena
dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Menurut Purwodarminto “Media
gambar adalah media yang tidak diproyeksikan dan dapat dinikmati oleh semua orang
sebagai pindahan dari keadaan yang sebenarnya mengenai orang, suasana, tempat, barang,
pemandangan, dan benda-benda yang lain”.20
Dari pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah media yang tidak
diproyeksikan dan dapat dinikmati oleh siswa sebagai pengganti dari keadaan yang
sebenarnya mengenai orang, suasana, tempat, barang, pemandangan dan benda-benda yang
lain.
Tujuan media gambar pada umumnya untuk mengilustrasikan dan membantu
pengajaran suatu topik pelajaran. Media gambar dapat digunakan oleh semua orang untuk
bernagai fase pembelajaran, mulai dari topik pembelajaran sampai evaluasi. Menurut M.
Subana, Sunarti (2009:322) Manfaat gambar sebagai media pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a)
Menimbulkan
daya
tarik
pada
diri
siswa,
b)
Mempermudah
pengertian/pemahaman siswa, c) Mempermudah penjelasan yang sifatnya abstrak sehingga
siswa lebih mudah memahami apa yang dimaksud, d) Memperjelas bagian-bagian yang
penting, melalui gambar kita dapat memperluas bagian-bagian yang penting atau bagian yang
keil sehingga dapat diamati, dan e) Menyingkat suatu uraian, informasi yang dijelaskan
dengan kata-kata mungkin membutuhkan uraian panjang. Uraian tersebut dapat ditunjukkan
pada gambar.21
Lisnawati, 2013, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan
Menggunakan Media Gambar di Kelas III Mis Al-Ihsan Pontianak Utara”, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, Vol 2 edisi 6 Hal 7.
20
Siska Oktavera, 2015, “Pengaruh Media Pembelajaran dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Ipa
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 315
21
Lisnawati, 2013, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan
Menggunakan Media Gambar di Kelas III Mis Al-Ihsan Pontianak Utara”, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, Vol 2 edisi 6 Hal 8.
19
Menurut Santoso S. Hamidjoyo (1980) terdapat beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan antara lain: 1) Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang
spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti
pelajaran atau pokok-pokok pelajaran, 2) Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab
keefektivan pemakaian gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar memerlukan
keterpaduan, 3) Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, daripada menggunakan
banyak gambar tetapi tidak efektif, 4) Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar oleh
karena gambar-gambar itu sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita, atau
dalam menyajikan gagasan baru, 5) Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambargambar peserta didik akan didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan
tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya dan 6) Mengevaluasi kemajuan kelas,
bisa juga dengan memanfaatkan gambar baik secara umum maupun secara khusus.22
Prinsip-prinsip di atas harus diperhatikan saat menggunakan media pembelajaran
berupa gambar, agar media yang digunakan dapat termanfaatkan dengan baik dan mampu
memaksimalkan pencapaian pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di
kelas khususnya di kelas V Sekolah dasar yang masih membutuhkan media konkrit untuk
mempermudah pemahamannnya dalam memahami materi-materi pembelajaran yang
diberikan guru di kelas.
22
Dayang Yurniati, 2013, “Penggunaan Media Gambar untuk Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 2 edisi 3 Hal 5.
Reza Rachmadtullah, 2015, “ Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Diri dengan Hasil
Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan
Dasar, Vol 6 edisi 2.
Erlina, 2016, “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan Sosial terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol
7 edisi 1.
Ruri Tria Astika, 2015, “ Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Konsep Diri
terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal
Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2.
Dwi Rifti Amelia dkk, 2017, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Melalui Token Economy pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal
Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2.
Lucky Susilo, 2015, “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan
Menggunakan Metode Bermain Peran Kelas IV Sekolah Dasar Kabupaten Tanah Tidung”,
Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 1.
Tunjungsari Sekaringtyas, 2017, “Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Berpikir
Kritis Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa SDN Sukatani IV”, Jurnal
Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2.
Musakkir, 2015, “Pengaruh Media Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Kabupaten Tanah Tidung”, Jurnal
Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 1.
Siska Oktavera, 2015, “Pengaruh Media Pembelajaran dan Kemandirian Belajar terhadap
Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2.
Dayang Yurniati, 2013, “Penggunaan Media Gambar untuk Aktivitas Peserta Didik dalam
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 2 edisi3
Lisnawati, 2013, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas III Mis Al-Ihsan Pontianak Utara”,
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 2 edisi 6.