Mata Kuliah METODOLOGI PENELITIAN Lapora

Mata Kuliah : METODOLOGI PENELITIAN

“Laporan dan Teknik Presentasi”

KELOMPOK 14
Bunga Santika Dewi

1206105073

Ni Kadek Dewi Astuti

1206105075

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2014

I.

Tujuan Penyusunan Laporan
Langkah terakhir dari suatu kegiatan penelitian adalah menyusun laporan.


Bagaimanapun baiknya pelaksanaan suatu penelitian, bagaimanapun bermutunya modelmodel yang sudah dibangun dari penelitian tersebut, belumlah dianggap benar-benar berhasil
jika laporan penelitian belum dibuat. Hasil kegiatan harus ditulis dan dilaporkan, karena
laporan merupakan media komunikasi antara penyusun/lembaga pelaksanaan kegiatan
dengan badan-badan atau pihak lain yang berkepentingan dengan laporan tersebut. Lebihlebih laporan tersebut merupakan hasil evaluasi, baik terhadap input, proses, output, atau
dampak dari suatu kegiatan, sehingga akan sangat bermanfaat bagi pihak yang berwenangan
untuk dijadikan dasar pengambilan kebijakan. Tanpa ada laporan penelitian akan sulit untuk
diketahui apakah suatu kegiatan penelitian telah sesuai dengan apa yang ingin dituju. Apabila
telah sesuai, faktor-faktor kekuatan apa yang mendukung keberhasilan kegiatan tersebut,
apabila tidak sesuai di bagian mana/faktor-faktor apa yang menyebabkan kegiatan tersebut
tidak mencapai sasaran.
Kesemua ini tidak hanya perlu diketahui oleh para penyelenggara kegiatan, tetapi juga
pengambil kebijakan sehingga segera dapat diambil langkah-langkah perbaikan. Penyusunan
laporan penelitian lebih merupakan sent, sehingga pengalaman penulis lebih banyak berperan
dalam menambah keindahan penulisan. Bentuk laporan penelitian sangat tergantung pada
siapa pembaca yang ditargetkan, apakah masyarakat luas, akademisi, atasan sendiri atau
lainnya. bahasa yang digunakan, gaya bahasa yang dipakai serta istilah-istilah yang dipilih
dimaksudkan supaya pembaca dapat mencerna isi laporan tersebut dan dapat memahami
penemuan-penemuan yang disepakati.
Karena itu sistematika penyusunan laporan, cara penyampaian temuan, alat-alat yang

digunakan serta penafsiran yang diberikan harus menemui sasaran. Walaupun pekerjaan
penulisan laporan penelitian seringkali kurang mengasikkan, tetapi laporan harus dibuat,
karena segala kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan, lebih-lebih melibatkan dana
masyarakat, harus dipertanggung jawabkan.
Penulisan laporan harus menyadari bahwa laporan yang dibuatnya mengemban fungsi
komunikasi. Laporan penelitian yang dibuat bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi sebagai
alat komunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu pembaca yang dituju sangat menentukan
corak laporan penelitian yang dibuat. Laporan penelitian yang dibuat untuk kalangan ilmuan
akan sangat berbeda dengan laporan yang ingin disampaikan pada pembuat keputusan.

Laporan juga akan berbeda dalam bentuk dan cara pengungkapannya jika laporan tersebut
ditujukan kepada masyrakat awam.

II.

Format Laporan
Dalam penyusuanan laporan, Sugiyono (1999) menyarankan sebaiknya peneliti

berperan sebagai pembaca, sehingga laporan yang disajikan dapat dinilai apakah sudah baik
atau belum. Laporan penelitian sebaiknya dibuat bertahap, tahap pertama berupa laporan

pendahuluan, dan tahap kedua berupa laporan akhir.
Laporan pendahuluan sifatnya adalah draft yang masih perlu disempurnakan.
Penyempurnaan dapat dilakukan dengan cara menyeminarkan hasil penelitian, atau
mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing. Melalui seminar dan konsultasi
kekurangan-kekurangan akan dapat diperbaiki.
Laporan penelitian adalah merupakan laporan ilmiah, untuk itu maka harus dibuat
secara sistematis dan logis pada setiap bagian sehingga pembaca mudah memahami langkahlangkah yang telah ditempuh dalam penelitian dan hasilnya. Karena sifatnya alamiah, maka
harus replicable, yaitu harus bisa diulangi oleh orang lain yang akan membuktikan hasil atau
temuan dalam penelitian itu.
Titik tolak dalam penyusunan laporan penelitian adalah rancangan penelitian yang
telah dibuat. Dalam hal tersebut kedudukan rancangan penelitian menjadi sangat penting.
Kalau dalam rancangan penelitian berisi tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dalam
penelitian, maka dalam laporan penelitian berisi laporan pelaksanaan dari hasil rancangan
penelitian.
Laporan umumnya terdiri dari tiga (3) bagian besar yaitu bagian awal, bagian utama,
dan bagian akhir. Bab-bab pada bagian utama laporan dalam pembahasan mengenai etika
penelitian bisnis telah disampaikan bahwa salah satu fungsi dari rancangan penelitian adalah
sebagai alat evaluasi keberhasilan penelitian, hubungan yang erat satu dengan lainnya,
bahkan bab-bab berikutnya merupakan jawaban pada bab-bab sebelumnya.


Bagian Awal
Pada umumnya bagian awal berisikan:
1. Judul kegiatan, ditulis dengan kalimat yang jelas dan padat
2. Prakata, berisi pernyataan-pernyataan tentang tujuan penulisan laporan, hubungan
dengan sponsor (bila ada), dan ucapan terima kasih
3. Daftar isi, diperlukan agar pembaca dapat mengetahui bagian-bagian dari laporan dan
dapat melihat hubungan yang terjadi antara bagian yang satu dengan bagian yang
lainnya. Daftar isi berisi judul-judul masing-masing bab, bagian, sub bagian, dan
seterusnya.
4. Daftar tabel, diperlukan apabila dalam teks terdapat cukup banyak tabel (lima
tabel/lebih). Daftar tabel memudahkan pembaca menemukan tabel-tabel tertentu yang
diperlukan.
5. Daftar gambar, penyediaan daftar gambar tersendiri dalam satu halaman memudahkan
pembaca menemukan di halaman mana gambar tersebut ada.

Bagian Utama
Tidak ada standar tertentu untuk bagian utama. Pada umumnya bagian utama terdiri
atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut ini:
1. Pendahuluan, antara lain berisi latar belakang penelitian, permasalahan, tujuan, dan
manfaat penelitian.

2. Kajian pustaka, memuat landasan teori yaitu teori-teori yang relevan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan variabel yang diteliti dan sebagai dasar untuk memberi
jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan
penyusunan instrument. Disini juga diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang
telah ada sebelumnya yang ada kaitannya dengan variabel yang diteliti. Setelah dibuat
landasan teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu, selanjutnya direkonstruksi ke
dalam kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran ini dapat dijadikan tuntunan dalam
perumusan hipotesis berdasarkan atas kajian pustaka yang telah disusun.
3. Metode penelitian, meliputi hipotesis dan rancangan penelitian. Hipotesis merupakan
jawaban sementara atas permasalahan yang telah dirumuskan. Rancangan penelitian
meliputi identifikasi variabel, definisi operasional variabel, penentuan sampel, teknik
pengumpulan data, dan teknis analisis data.

4. Hasil penelitian, berisi analisis data penelitian dan pembahasan. Analisis data dan
pembahasan bersifat terpadu, dan penyajiannya dapat disertai label, grafik, atau
bentuk lain. Pembahasan tentang hasil yang diperoleh berupa penjelasan teoritis, baik
secara

kualitatif,


kuantitatif,

maupun

statistik.

Hasil

penelitian

sebaiknya

dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang relevan. Analisis data
mengambil proporsi yang paling besar dibandingkan dengan bagian-bagian lainnya.
analisis data dapat dilakukan melalui dua (2) tahap yaitu tahap pertama analisis
deskriptif, dan kedua analisis statistic infrensial yang tertuju pada pengujian hipoteis
penelitian.
5. Kesimpulan, berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan penelitian merupakan
jawaban dari tujuan penelitian. Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Saran yang diberikan pada laporan harus didasarkan pada data hasil

penelitian, dan didasarkan pada kesimpulan.
Bagian Akhir
Pada bagian akhir laporan biasanya berisikan daftar bacaan, serta lampiran-lampiran
dan lainnya bila ada.

III.

Jenis-Jenis Laporan
Ada beberapa jenis laporan penelitian diantaranya adalah laporan ringkas atau sumir

(summary report), laporan lengkap atau monograf, dan laporan untuk pengambil kebijakan.
Secara ringkas masing-masing laporan tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Laporan Ringkas (Summary Report)
Laporan ringkas diarahkan pada temuan-temuan utama saja, tanpa memasukkan
desain dan metode yang dipakai dalam melakukan penelitian. Laporan penelitian ringkas
dibuat sekitar lima halaman. Pada bagian awal harus terdapat pernyataan singkat tentang
pentingnya penelitian, masalah yang dipelajari, dan luas serta kedalaman pembahasan.
Kemudian ditulis kesimpulan dan rekomendasi yang diusul oleh temuan yang
mendukungnya. Dalam laporan ringkas dihindarkan penggunaan istilah-istilah teknis.


Laporan Lengkap (Monograf) atau Laporan Panjang
Laporan dalam bentuk monograf perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Laporan harus berisi proses kegiatan secara menyeluruh dengan mengutarakan semua
teknik dan pengalaman yang diperoleh selama melakukan penelitian.
2. Penulisan laporan harus sesuai dengan kelompok target pembaca laporan. Materi serta
keterangan

yang

diberikan

harus

disampaikan

secara

integratif,

dimana


kesinambungan antara satu diskusi dengan diskusi lainnya, ataupun antara satu materi
dengan materi lainnya yang tidak terputus-putus.
3. Laporan harus menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi di setiap tingkatan
analisa. Alternatif-alternatif pemecahan yang dilakukan perlu disampaikan dengan
jelas. Janganlah dilaporkan perasaan-perasaan penulis atau hayalan-hayalan penulis
tentang apa yang akan terjadi, kecuali ramalan-ramalan tersebut didasarkan faktafakta. Dengan kata lain laporan harus berisi rencana-rencana yang telah dibuat secara
logis, bukti-bukti yang ditemukan, dan pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan
selama masa itu.
4. Jika diperoleh pengalaman-pengalaman atau penemuan-penemuan yang tidak ada
hubungan dengan tujuan kegiatan, janganlah temuan tersebut dibuang, sebab ada
kemungkinan hasil penemuan tersebut dapat merupakan kata kunci dalam memberi
makna kegiatan lain di kemudian hari.
5. Dalam laporan juga harus disampaikan kegagalan-kegagalan serta keterbatasanketerbatasan yang dialami disamping sukses yang diperoleh. Dengan melaporkan
kegagalan dan alasan-alasan kuat mengapa kegagalan tersebut terjadi akan amat
berguna bagi pengambil kebijakan dalam mewaspadakan terhadap kegagalan tersebut.
6. Sebelum penulisan laporan penelitian, terlebih dahulu perlu dibuat outline (kerangka)
laporan dan baru kemudian outline tersebut dikembangkan menjadi laporan yang
terperinci.
7. Laporan penelitian harus dibagi dalam bab-bab, atau bagian-bagian, sub-sub bagian

dengan judul-judul yang padat, sehingga pembaca dapat lebih mudah memilih materi
yang relevan baginya.

Laporan untuk Manajemen atau Pembuat Keputusan
Laporan penelitian yang disampaikan kepada manajemen atau pengambil kebijakan
disebabkan penelitian yang disusun laporannya berkenaan dengan implikasi yang diperlukan
dalam pengambilan kebijakan. Atau dapat juga penelitian yang dilakukan disponsori oleh
badan-badan tertentu yang berkehendak untuk mengadakan diagnosa terhadap situasi ataupun
dalam rangka mengadakan evaluasi terhadap suatu program kegiatan.
Laporan yang ditujukan untuk pengambilan kebijakan harus mempunyai bentuk
tersendiri. Laporan yang dibuat tidak perlu dalam bentuk lengkap, karena pembuat kebijakan
tidak memerlukan laporan demikian.
Program kegiatan berkehendak memecahkan masalah-masalah yang sangat menarik
perhatian pembuat kebijakan berdasarkan tujuan kegiatan yang telah mereka gariskan.
Karena itu laporan harus diarahkan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan usulan kegiatan
yang telah disetujui bersama. Yang diperlukan dalam laporan tersebut adalah penjelasan serta
diagnosa terhadap masalah. Rekomendasi ini akan dipergunakan, baik untuk meneruskan
program-program yang ada, ataupun dalam rangka mengadakan beberapa perubahan,
sehingga kegiatan yang akan datang dapat dilaksanakan secara baik.
Gaya laporan untuk manajemen atau pengambil kebijakan harus mendorong membaca

cepat, pemahaman menyeluruh atas temuan-temuan utama dengan cepat, dan pemahaman
yang tepat tentang implikasi dan kesimpulan. Nada laporan bersifat jurnalistik dan harus
akurat. Judul-judul besar dan garis bawah untuk penekanan sangat membantu. Gambargambar dan grafik-grafik seringkali digunakan untuk menggantikan tabel. Kalimat-kalimat
dan paragraph-paragraf harus pendek-pendek dan langsung.
Laporan penelitian untuk manajemen atau pengambil kebijakan biasanya terdiri atas
dua bagian yaitu:
a. Uraian mengenai latar belakang penelitian, masalah-masalah yang timbul, tujuan
penelitian sesuai dengan usulan penelitian, serta ringkasan dari penemuan dengan
rekomendasi-rekomendasi.
b. Rincian dari pelaksanaan penelitian, sumber-sumber keterangan, prosedur-prosedur
yang digunakan serta rekomendasi-rekomendasi. Hal-hal yang bersifat teknis dapat
dilampirkan pada bagian kedua laporan.

Pembagian laporan menjadi dua tersebut amat diperlakukan agar sasaran yang ingin
dituju dapat dicapai dengan baik. Pihak manajemen atau pengambil keputusan biasanya
hanya membaca bagian pertama dari laporan, sedangkan bagian kedua yang berisi laporan
yang lebih lengkap dibaca oleh staf bawahannya.
Laporan untuk pembuat kebijakan perlu ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti
oleh mereka. Istilah-istilah teknis jika digunakan haruslah yang sesuai dengan penerapan di
lapangan. Kata-kata yang digunakan hendaknya jangan membuat para pembuat keputusan
tersebut menjadi tersinggung atau merasa tersudut.
Rekomendasi yang diberikan haruslah berdasarkan studi yang cermat, jangan sekalisekali memasukkan rekomendasi yang didasarkan pada pemikiran-pemikiran tanpa dasar
fakta.
Sebelum laporan dibuat, penulis laporan perlu mengadakan diskusi terlebih dahulu
dengan pembuat keputusan tersebut. Dengan begitu sebelum memberikan rekomendasi
penyusun laporan telah mempunyai kesempatan untuk memperoleh penimbang terhadap
rekomendasi-rekomendasi yang akan diberikan dalam laporan.

IV.

Aturan Penulisan
Terkait dengan aturan penulisan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

penulisan laporan adalah sebagai berikut:
Fokus Laporan,
Sebuah laporan harus didasarkan pada satu/dua pertanyaan pokok, bukan serangkaian
pertanyaan, ada kecenderungan bahwa para penyusun laporan ingin melaporkan semua hasil
kegiatannya seperti juga ingin memasukkan semua tabel yang dimiliki serta data sebanyakbanyaknya, termasuk data yang tidak dibutuhkan untuk topik yang sedang dibahas.
Alinea (Paragraf)
Pada dasarnya sebuah laporan penelitian merupakan kumpulan alinea.alinea berperan
penting karena alinea menunjukkan organisasi, pikiran dan gaya pelaporan seseorang. Alinea
yang baik dan efektif hanya mengandung satu tema dan harus pula memenuhi syarat kesatuan
pikiran dan kesatuan susunan. Kalimat-kalimat dalam alinea harus berkaitan satu sama lain,
dan bersama-sama membentuk suatu bagian yang berpautan. Alinea yang baik harus
menenuhi tiga syarat utama yaitu sebagai berikut:

a. Alinea harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau suatu tema tertentu.
Maksud atau tema itu biasanya didukung oleh sebuah kalimat pokok atau kalimat
topik.
b. Hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain harus kompak (koheren).
Suatu alinea yang tidak koheren akan menghadapkan pembaca dengan loncatanloncatan pikiran yang membingungkan, urut-urutan waktu dan fakta-fakta yang tidak
teratur, atau perkembangan pokok-pokok tambahan tidak lagi berorientasi pada topic
utama.
c. Setelah meletakan inti alinea dalam kalimat topic, ide pokok itu harus dijelaskan lebih
lanjut/dikembangkan dengan mengajukan contoh-contoh dan perincian untuk
mengonkritkannya. Kegagalan dalam mengembangkan alinea akan menghasilkan
fragmen-fragmen yang pendek.
Secara umum ada tiga (3) jenis alinea, yaitu:
1. Alinea deskriptif, merupakan alinea yang berisi deskripsi atas suatu hal yang
dibicarakan. Alinea diskripsi hanya bersifat mendeskripsikan agar pembaca menjadi
lebih jelas informasi yang disampaikan.
Contoh: Wanita banyak terlibat dalam pekerjaan seperti rumah pabrik, pedagang
kecil, pembantu rumah tangga, pekerja jasa, pembersih gedung, pramuniaga, dan
pekerjaan-pekerjaan secretariat. Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan
mesin, seperti operator dan teknisi, cenderung dikuasai ole laki-laki. Meskipun
demikian, pergeseran sedang terjadi dalam bidang tertentu yang menunjukkan bahwa
wanita semakin memiliki akses untuk terlibat dalam pekerjaan yang semua
dimonopoli oleh laki-laki.
2. Alinea induktif, merupakan alinea yang dimulai dengan paparan data atau deskripsi
dan diakhiri dengan kesimpulan/abstraksi. Kesimpulan yang dibuat dalam alinea
induksi dapat pula berupa tipologi yang dihasilkan dari drskripsi pada bagian awal
alinea.
Contoh: Wanita semakin terlibat dalam berbagai pekerjaan di luar rumah. Demikian
pula mereka semakin memiliki kesempatan untuk memasuki pekerjaan-pekerjaan
yang sebelumnya dimonopoli oleh laki-laki. Jabatan-jabatan penting telah pula dapat
oleh kaum wanita. Dalam bidang politik kesempatan wanita juga semakin terbuka.
Gejala ini menunjukkan tidak hanya pergeseran status dan peran kaum wanita, tetapi
juga memp[erlihatkan transformasi sosial yang sedang terjadi dalam masyarakat kita.

3. Alinea deduktif, alinea yang dimulai dengan pernyatan umum atau dimulai dengan
konsep dan diikuti dengan kalimat-kalimat yang berisi penjelasan atau penjabaran dari
konsep tersebut. Penjelasan selanjutnya dalam kalimat dapat berupa argumen untuk
memperkuat pernyataan yang disampaikan pada bagian awal alinea, dapat juga
merupakan kategori yang menjelaskan maksud.
Contoh: Para pekerja wanita merupakan kelompok masyarakat yang mengalami
proses marginalisasi. Hal ini dapat diamati dari struktur upah, kesempatan pelatihan,
dan promosi jabatan. Wanita cenderung mendapat upah yang lebih rendah
dibandingkan dengan pekerja laki-laki untuk pekerjaan yang sama. Dalam banyak
kasus, kaum wanita juga cenderung memiliki kesempatan yang terbatas dalam
pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kapasitasnya sebagai pekerja.
Keterbatasan akses semacam ini menyebabkan prospek pekerja wanita untuk
dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi terbatas.

V.

Teknik Presentasi

Pengertian
Presentasi dapat dipahami sebagai sebuah kegiatan penyampaian informasi kepada
public melalui sebuah orasi, baik secara langsung (face to face) ataupun melalui media.
Presentasi memiliki dua (2) tujuan yaitu:
1) Presentasi informatif, bertujuan untuk memperkenalkan hal baru pada khalayak.
Presentasi ini lebih ditujukan pada aspek kognisi khalayak. Proses ini lebih dikenal
sebagai sosialisasi.
2) Presentasi persuasif, ditujukan untuk mempengaruhi sikap (attitude) dan prilaku
(behavior) khalayak sebagaimana yang diinginkan presenter.
Dalam komunikasi, ada lima (5) unsur yang harus diperhatikan. Kelima unsure
tersebut adalah sebagai berikut ini:
a) Pengirim pesan (sender)
b) Pesan yang dikirimkan (massage)
c) Bagaimana pesab tersebut dikirimkan (delivery channel medium)
d) Penerima pesan (receiver)
e) Umpan balik (feedback)

Hukum Komunikasi
Lima (5) komunikasi yang efektif (The 5 Inevitable Laws of Effektive
Communication) yaitu REACH sebagai berikut ini:
a) Respect, sikap hormat dan sikap menghargai terhadap khalayak atau hadirin.
b) Empaty, yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi
yang dihadapi orang lain. Rasa empaty akan memampukan kita untuk dapat
menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan
menerimanya. Empaty juga bisa berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap
perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik dengan sikap yang
positif.
c) Audible, dapar didengarkan atau dimengerti dengan baik
d) Clarity, kejelasan dari pesan yang akan disampaikan sehingga tidak membingungkan
si penerima pesan
e) Sikap rendah hati, yaitu untuk membangun rasa menghargai orang lain.
Persiapan
Hal yang terpenting dalam persiapan presentasi adalah membangun rasa percaya diri
dan mengendalikan rasa takut dan emosi kita, kualitas suara, bahasa dan kata-kata yang
digunakan, dan komunikasi non-verbal, yaitu kontak mata, ekspresi wajah, penampilan fisik,
nada suara, gerakan tubuh, pakaian dan aksesoris yang digunakan akan memberikan efek atau
pengaruh yang cukup besar terhadap penyampaian pesan.
Dalam komunikasi perlu dipegang beberapa prinsip khususnya dalam persiapan
mental yaitu sebagai berikut:
a. Berbicara di depan public bukanlah hal yang sangat menegangkan.
b. Kita tidak perlu menjadi orang yang sempurna, cerdas ataupun brilian untuk tampil di
depan publik.
c. Siapkan 2-3 poin pembicaraan/pertanyaan, karena audien akan sulit untuk mengingat
lebih dari tiga hal dalam suatu waktu.
d. Kita harus memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dan terarah.
e. Kita tak perlu menganggap diri kita adalah seorang pembicara publik.
f. Kita tidak perlu harus dapat sepenuhnya menguasai seluruh hadirin
g. Kita harus ingat bahwa sebagian besar hadirin menginginkan kita berhasil dalam
presentasi atau penyampaian pesan kita.

Beberapa hal penting lain yang perlu dipersiapan yaitu sebagai berikut ini:
1.

Durasi, yaitu panjangnya sebuah presentasi

2.

Analisis khalayak, yaitu mengenali komunikan

3.

Perencanaan presentasi, yaitu bagaimana mengorganisasi pesan dan informasi yang

akan disampaikan. Misalnya diawali dengan persoalan dan diakhiri dengan penyampaian
solusi terbaik.
4.

Penggunaan alat bantu visual, yaitu dengan prinsip mudah dibaca, memberikan

penekanan dan kejelasan, dan sederhana.
Beberapa alat bantu yang dapat dipakai anatara lain papan tulis, Flip Charts, Overhead
proyektor, Slide proyektor, LCD proyektor
Penyampaian
Beberapa pertimbangan dalam penyampaian presentasi:
 Komunikasi verbal, terkait dengan penggunaan bahasa yang tepat, suara, dan
kecepatan dalam penyampaian presentasi dengan mempertimbangkan daya tangkap
khalayak.
 Komunikasi non-verbal, aspek penampilan non-verbal perlu mendapat perhatian.
Kontak mata, ekpresi wajah, postur, dan gerakan tubuh sedapat mungkin menunjang
proses presentasi

Refrensi :
 http://meweks.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-xnone.html