Tujuan Nasional Bangsa Indonesia (1)

Tujuan Nasional Bangsa Indonesia
Proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia berarti mengumumkan kepada dunia dan
bangsa Indonesia telah menjadi Negara yang merdeka dan berdaulat. Kemerdekaan Indonesia
tidak berarti bahwa bangsa Indonesia tidak memiliki tujuan.
Tujuan nasional bangsa Indonesia dituangkan secara jelas dan gambling dalam pembukaan
UUD 1945. Tujuan nasional tersebut adalah : (1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia (2) memajukan kesejahteraan umum (3) Mencerdaskan
kehidupan bangsa (4) melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2. Tujuan Pendidikan Nasional
Untuk merealisasikan tujuan nasional, tujuan tersebut perlu dijabarkan kedalam berbagai
bidang pembangunan termasuk dalam bidang pendidikan. Penjabaran tujuan nasional
khususnya dalam bidang pendidikan nasional tertuang pada undang – undang No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Dalam Bab II tentang dasar, fungsi
dan tujuan ditentukan sebagai berikut :
Pasal 2 :
Pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan undang – undang dasar 1945
Pasal 3 :
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
3. Visi dan Misi Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
Pada hakekatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah
dari suatu Negara. Tujuannya adalah menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi
penerusnya selaku warga masyarakat bangsa dan Negara, agar berguna dan bermaknaserta
mampu mengantisipasi masa depan mereka yang senantiasa berubah dan selalu terkait
dengan konteks dinamika budaya, bangsa, Negara dan hubungan internasionalnya.
Pendidikan tinggi tidak dapat mengabaikan realita kehidupan yang mengglobal yang
digambarkan

sebagai perubahan

kehidupan

yang penuh

dengan paradoksal

dan


ketakterdugaan.
Kemampuan warga Negara agar memiliki hidup yang berguna dan bermakna serta
mampu mengantisipasi perkembangan, perubahan masa depannya, sangat memerlukan

pembekalan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks) yang berlandaskan nilai – nilai
keagamaan dan nilai – nilai budaya bangsa. Nilai – nilai dasar Negara tersebut akan menjadi
panduan dan mewarnai keyakinan serta pegangan hidup warga Negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran berbangsa, sikap serta prilaku yang cinta
tanah air, bersendikan kebudayaan bangsa perlu diberikan pengetahuan tentang pancasila
kepada para mahasiswa calon ilmuan warga Republik Indonesia yang akan mengkaji dan
menguasai iptek dan seni, menjadi tujuan utama pendidikan pancasila.
Pendidikan iptek dan seni di perguruan tinggi Indonesia dirancang dalam kurikulum
suatu bidang studi yang memuat suatu dasar keilmuan dan keterampilan, mata kuliah
keahlian dan perilaku berkarya, sesuai dengan disiplin ilmu yang diasuh. Isi kurikulum
seperti itu perlu dibekali dengan dasar – dasar sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik
untuk menyempurnakan pengetahuan, keterampilan serta efek turutan dari iptek dan seni
yang didapatnya.
Pembekaln kepada peserta didik di Indonesia berkenaan dengan pemupukan nilai – nilai,

sikap, dan kepribadian seperti tersebut diatas, diandalkan pada pendidikan pancasila,
pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan pendidikan bahasa yang disebut
kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian (MKPK) dalam komponen kurikulum
perguruan tinggi.
Untuk menumbuhkan kesadaran, sikap, dan perilaku yang bersendikan nilai – nilai
pancasila kepada setiap warga Negara Republik Indonesia yang menguasai iptek dan seni
tersebut merupakan misi atau tanggung jawab Pendidikan Pancasila. Kualitas warga Negara
tergantung terutama pada keyakinan dan pegangan hidup mereka dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara disamping pada tingkat serta mutu penguasaannya tentang iptek dan
seni. Pancasila sebagai dasar Negara dan pegangan hidup warga Negara harus benar – benar
dapat dirasakan bahwa pancasila adalah yang paling sesuai dengan kehidupan kesehariannya.
Pendidikan pancasila sebagai salah satu komponen mata kuliah pengembangan
kepribadian (MKP) memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian mahasiswa di
perguruan tinggi. Sikap dan prilaku tersebut diharapkan menjadi dasar keilmuan yang
dimiliki agar bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan pancasila
di perguruan tinggi, secara khusus bertujuan sebagai berikut :
a.

Dapat memahami, menghayati dan melaksanakan pancasila dan undang – undang dasar 1945
dalam kehidupan sebagai warga Negara republic Indonesia yang berjiwa pancasila.


b.

Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang
berlandaskan pancasila dan UUD 1945.

c.

Memupuk sikap dan prilaku yang sesuai dengan nilai – nilai dan norma pancasila (Dirjen
Dikti, 1995:3)
Tujuan sebagaimana disebutkan diatas secara teoritis dapat dikelompokan menjadi tujuan
jangka pendek (butir a dan b) dan tujuan jangka panjang (butir c). Endang Daroeni Asdi
(1985:6) menyatakan bahwa mempelajari pancasila. Ada dua tujuan dalam mempelajari
pancasila, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang dalam mempelajari
pancasila tersebut di jelaskan sebagai berikut :

a.

Tujuan Jangka Pendek

Manusia selalu mempunyai keinginan untuk tahu dan keinginan ini merupakan sifat manusia
yang kodrati. Keinginan inilah yang mendorong manusia untuk mempelajari dan meneliti
sesuatu, sehingga mendapat kebenaran. Dengan mengetahui yang benar, maka ia dapat
mempertimbangkan apakah sesuatu itu berguna atau tidak bagi dirinya sendiri ataupun untuk
oranglain. Mempelajari pancasila pertama – tama bertujuan untuk mengetahui pancasila
secara benar. Hal ini dapat dicapai dengan mempelajari pancasila secara ilmiah, sebab
pengetahuan ilmiah mempunyai tingkatan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan
pengetahuan biasa. Pengetahuan ilmiah memberikan pengetahuan yang obyektif, sistematis
dan rasional serta terlepas dari pendapat pribadi. Kecuali mendapat pengetahuan tentang
pancasila secara ilmiah, dengan mempelajari pancasila diharapkan juga mempunyai
kesadaran tentangdasar filsafat Negara yang menuju kepada kesadaran bernegara. Kesadaran
bernegara dapat menumbuhkan pengertian tentang hak wajib sebagai warga Negara.

b. Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka pendek yang tersebut diatas, yaitu untuk mendapatkan pengertian ilmiah
tentang pancasila serta dapat mengetahui kebenaran pancasila menumbuhkan adanya
kesadaran bernegara. Bagi tujuan jangka panjang sangat berguna sekali, sebab dengan apa
yang telah dimiliki dan disadari akan kebenaran dan kegunaannya, maka seorang akan
mengerajakan suatu perbuatan yang sesuai dengan pancasila. Mengamalkan pancasila karena
sudah menghayati, akan merupakan suatu perintah yang dating dari dirinya sendiri, dan

merupakan suatu imperative kategorisch. Kemudian penghayatan dan pengamalan pancasila
akan menjadi suatu kebiasaan karena tanpa ada paksaan. Apabila seseorang insaf akan
manfaat, guna sesuatu, karena benar dan baik maka dengan sendirinya orang tersebut akan
mempertahankannya. Dapat dikatakan bahwa tujuan jangka pendek menunjang tujuan jangka

panjang yang secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa dengan mempelajari pancasila
dapat diharapkan keisafan untuk menghayati, mengamalkan dan kemudian mempertahankan
pancasila.
Karena pancasila sudah merupakan pandangan hidup yang telah terakar dalam
kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai dasar Negara yang mengatur hidup
ketatanegaraan. Pancasila selalu dituangkan dalam undang – undang dasar yang pernah
dimiliki oleh bangsa Indonesia baik dalam pembukaan undang – undang dasar 1945,
Pembukaan Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat dan dalam mukadimah
Undang – Undang Dasar sementara republic Indonesia 1950 walaupun dalam rumusan yang
berbeda – beda.
Menurut Notonegoro bangsa Indonesia ber pancasila dalam tri-perkara, yaitu :
a.

Pancasila Negara (sejak 18 Agustus 1945)


b. Pancasila adat kebudayaan
c.

Pancasila religious
Dengan demikian setelah dipelajari dengan seksama, pancasila pada akhirnya harus
benar – benar dilaksanakan secara nyata. Pelaksanaan secara nyata dari pancasila itu dapat
dibedakan sebagai berikut :

a.

Pelaksanaan Pancasila secara Subyektif
Yaitu pelaksanaan pancasila dalam pribadi seseorang baik sebagai perseorangan baik sebagai
warga Negara (masyarakat), para penguasa Negara maupun pemimpin rakyat. Pancasila
sebagai dasar filsafat Negara mengandung nilai intrinsic yaitu nilai kebenaran dan kebaikan
serta keindahan. Oleh karena itu pancasila itu harus diyakini dan harus merupakan pedoman
dan jalan hidup bagi bangsa dan Negara. Didalam pelaksanaan pancasila secara subyektif ini,
pengertian pancasila sudah menjadi konkret singular, sehingga menjadi sangat konkrit dan
sangat lengkap tetapi ruang lingkip berlakunya hanya terbatas pada subyek yang
bersangkutan. Berhubungan dengan itu maka sering terjadi kesalahpahaman, hal ini sering
disebabkan karena kurang difahaminya pengertian – pengertian pancasila secara kefilsafatan

yang mengandung pengertian umum yang abstrak universal yang setelah ditransformasikan
menjadi pengertian yang singular. Agar dapat melaksanakan pancasila dalam kehidupan kita
sehari – hari maka selain haru memiliki pengertian mengenai pancasila sebagai suatu
pegangan juga harus memiliki suatu sikap mental, pola berpikir dan tingkah laku maupun
amal perbuatan yang dijiwai oleh sila – sila pancasila, secara bulat dan utuhbersumber kepada
pembukaan UUD 1945 dan batang tubuh UUD1945 serta tidak bertentangan dengan norma

hukum yang ada. Pelaksanaan pancasila secara subyektif ini meliputi segala bidang
kehidupan antara lain bidang ideology, politik, ekonomi, social, kebudayaan, agama dan
kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa juga dilaksanakan dalam lingkungan hidup
pribadi, hidup keluarga dan hidup kemasyarakatan.
b. Pelaksanaan pancasila secara obyektif
Yaitu pelaksanaan dalam lapangan kehidupan bernegara dan penyelenggaraan Negara yang
meliputi seluruh sifat dan keadaan Negara. Didalam pasal 27 ayat (1) UUD 1945 disebutkan
bahwa “segala warga Negara bersamaan kedudukannya dalam hokum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung tinggi hokum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Dengan
UUD 1945 itu dan pancasila sebagai sumber hokum Negara republic Indonesia maka
melaksanakan pancasila merupakan suatu ketaatan hokum bagi semua subjek yang
bersangkutan dengan Negara republic Indonesia dalam lingkunagn kenegaraan dan hukum.
Selain ketaatan hukum didalam melaksanakan pancasila juga harus ada ketaatan religious

yang tersimpul dalam pasal 29 UUD 1945 yaitu bahwa : “Negara berdasar atas ketuhanan
yang maha Esa” juga ketaatan etis atau susila yang tercermin dalam sila kedua pancasila
kemanusiaan yang adil dan beradab, dan ketaatan kodrat yang tersimpul dalam pembukaan
UUD 1945. Jadi seluruh hidup kenegaraan dan hukum di Indonesia harus didasarkan atau
ditujukan dan diliputi oleh pancasila, yaitu seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945. Pengertian didalam pelaksanaan yang obyektif merupakan pengertian yang umum
kolektif. Pengertian yang umum kolektif ini didalam logika disebut sebagai pengertian yang
partikulir, yaitu suatu pengertian yang ruang lingkupnya dibatasi oleh partikularitas, misalnya
bidang hukum saja.pancasila dalam pengertian yang umum kolektif dan pelaksanaan
pancasila secara obyektif dan dijabarkan dan diperinci dalam bentuk peraturan perundangan
republic Indonesia, yaitu: Undang – undang dasar RI tahun1945, undang – undang/ peraturan
pemerintah pengganti undang – undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, dan
peraturan daerah. (pasal 7 ayat (1) UU RI No. 10 tahun 2004 tentang pembentukan peraturan
perundang – undangan ).
Pelaksanaan pancasila itu akan terwujud dengan baik apabila setiap warga Negara itu telah
mencapai suatu suasana batin yang mampu menumbuhkan sikap mental untuk melaksanakan
pancasila yang harus dirasakan sebagai suatu kewajiban moral etis yang timbul dari hati
nurani, jadi tidak dengan paksaan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PANCASILA
LATAR BELAKANG HISTORIS
Setiap bidang kegiatan yang dikejar oleh manusia untuk maju, pada umumnya
dikaitkan juga dengan bagaimana keadaan bidang itu pada masa yang lampau. Demikian juga
dalam bidang pendidikan, para ahli pendidikan sebelum menangani bidang itu, terlebih
dahulu mereka memeriksa sejarah tentang pendidikan baik yang bersifat nasional maupun
yang internasional. Dengan cara ini mereka tahu apa yang sudah dikerjakan oleh bangsanya
dan hasil yang diperoleh, mereka juga memeriksa apakah sudah cocok dengan keadaan atau
tujuan pendidikan sekarang. Sebagai bahan tambahan, mereka juga mencari informasi pada
sejarah pendidikan dunia.
2.2.
LATAR BELAKANG KULTURAL
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan
dapat dilestarikan atau dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke
generasi penerus dengan jalan pendidikan baik secara formal maupun nonformal. Anggota
masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan

zaman sehingga utamanya pendidikan dan keluarga. Setiap bangsa didunia dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara senantiasa memiliki suatu pandangan hidup, filsafat
hidup serta pegangan hidup agar tidak terombang-ambing dalam kancah pergaulan
masyarakat. Setiap bangsa memiliki ciri khas serta pandangan hidup yang berbeda dengan
bangsa lain. Negara komunisme dan liberalisme meletakkan dasar filsafat negaranya pada
suatu konsep ideologi tertentu, misalnya komunisme berdasarkan ideologinya. Berbeda
dengan bangsa lain, bangsa Indonesia berdasarkan pandangan hidupnya dalam masyarakat
berbangsa dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu
sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila pancasila
bukanlah hanya merupakan suatu hasil konseptual seseorang saja. Melainkan merupakan
suatu hasil karya besar bangsa indonesia sendiri yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refletosi filsofis para pendiri negara.
Seperti Soekarno, M. Yamin, M. Hatta , Supomo serta pendiri negara lainnya. Satu-satunya
karya besar bangsa Indonesia yang sejajar dengan karya besar bangsa lain di dunia adalah
pemikiran tentang bangsa dan negara yang berdasarkan pandangan hidup suatu prinsip nilai
yang tertuang dalam sila-sila pancasila. Oleh karena itu para generasi penerus bangsa
terutama dalam kalangan intelektual kampus sudah seharusnya untuk mendalami secara
dinamis dalam diri pengembangannya sesuai dengan tuntunan zaman. Pandangan hidup suatu
bangsa merupakan sesuatu yang tidak dapat dilepaspisahkan dari kehidupan bangsa yang
bersangkutan. Bangsa yang tidak memiliki pandangan hidup adalah bangsa yang tidak
memiliki jati diri (identitas) dan kepribadian, sehingga akan dengan mudah terombangambing dalam menjalani kehidupannya, terutama pada saat-saat menghadapi berbagai
tantangan dan pengaruh baik yang datang dari luar maupun yang muncul dari dalam, lebihlebih di era globalisasi dewasa ini. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
adalah jati diri dan kepribadian bangsa yang merupakan kristalisasi dari nilai- nilai yang
hidup dan berkembang dalam budaya masyarakat Indonesia sendiri dengan memiliki sifat

keterbukaan sehingga dapat mengadaptasikan dirinya dengan dan terhadap perkembangan
zaman di samping memiliki dinamika internal secara selektif dalam proses adaptasi yang
dilakukannya. Dengan demikian generasi penerus bangsa dapat memperkaya nilai-nilai
Pancasila sesuai dengan tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya
terutama dalam meraih keunggulan IPTEK tanpa kehilangan jati dirinya.
2.3.







LATAR BELAKANG YURIDIS
Landasan yuridis adalah landasan yang berdasarkan atas aturan yang dibuat setelah
melalui perundingan, permusyawarahan. Landasan yuridis pancasila terdapat dalam alinea IV
Pembukaan UUD”45, antara lain di dalamnya terdapat rumusan sila-sila Pancasila sebagai
dasar negara yang sah sebagai berikut:
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Persatuan Indonesia pasal 1, 32, 36.
Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Batang tubuh UUD 1945 pun merupakan landasan yuridis konstitusional karena dasar
negara yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 dijabarkan lebih lanjut dan rinci dalam
pasal-pasal dan ayat-ayat yang terdapat di dalam Batang Tubuh UUD 1945 tersebut.
Adapun penjabaran yang terdapat pada batang tubuh UUD 1945 sebagai berikut :
1) Sila pertama
Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ayat (2)
UUD 1945: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
2) Sila kedua
Pasal 27 ayat (1) UUD 1945: Segala Warganegara bersamaan kedudukannya di dalam
Hukum danPemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya. Ayat (2) UUD 1945: Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3) Sila ketiga
Pasal 30 ayat (1): Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara.
4) Sila keempat
Pasal 22E: Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil setiap lima tahun sekali.
5) Sila kelima
Pasal 33 ayat (1): Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan. Ayat (2):Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai hajat hudup orang banyak dikuasai oleh

Negara. Ayat(3): Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalammya dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2.4.

LATAR BELAKANG FILOSOFIS
Landsan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atas filsafat atau pandangan
hidup. Pancasila merupakan dasar filsafat negara. Dalam aspek penyelenggaraan negara harus
bersumber pada nilai-nilai pancasila termasuk sistem perundang-perundangan. Pada zaman
dahulu saat bangsa Indonesia belum mendirikan negara adalah sebagai bangsa yang hanya
berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan bahwa manusia adalah makhluk
Tuhan, dan pada masa kerajaan-kerajaan hindu pun adalah bangsa yang sudah menganut
kepercayaan terhadap Tuhan YME.
Nilai-nilai yang tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila merupakan filosofi bangsa
Indonesia yang telah tumbuh, hidup dan berkembang jauh sebelum berdirinya negara
Republik Indonesia. Oleh karena itu Pancasila itu sudah merupakan suatu keharusan moral
untuk secara konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan secara filosofis dan
objektif bahwa bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan
pada nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila yang secara filosofis merupakan
filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara. Secara filosofis, bangsa Indonesia
sebelum mendirikan negara adalah sebagai bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan,
hal ini berdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang Maha
Esa. Syarat mutlak suatu negara adalah adanya persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat
(merupakan unsur pokok negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat adalah merupakan dasar ontologism demokrasi, karena
rakyat merupakan asal mula kekuasaan Negara Atas dasar pengertian filosofis tersebut maka
dalam hidup bernegara nilai-nilai pancasila merupakan dasar filsafat negara. Konsekuensinya
dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai Pancasila
termasuk system peraturan perundang-undangan di Indonesia . Oleh karena itu dalam
realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi dewasa ini merupakan suatu keharusan
bahwa pancasila merupakan sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan baik dalam
pembangunan nasional, ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, maupun pertahanan dan
keamanan.
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
2.1.

TUJUAN PANCASILA
Menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme, komunisme
dan fundamentalisme merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Akhirakhir ini bangsa Indonesia patut mewaspadai pengelompokan suku bangsa di Indonesia yang
kini semakin kuat, yaitu ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh asing untuk di
kotak-kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga oleh pandangan terhadap ke
Tuhanan Yang Maha Esa.
Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia merupakan karya besar bangsa Indonesia
dan merupakan lambang ideologi bangsa Indonesia yang setingkat dengan ideologi besar di
dunia lainnya. Bangsa Indonesia menggunakan Pancasila sebagai pedoman hidup dalam

·
·
·
2.2.
1.
2.
3.
4.

2.3.

kehidupan sehari-hari, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila juga dijadikan
pedoman dalam pelaksaan pemerintahan.
Untuk itu dalam hal memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia, Pancasila mempunyai 3 Tujuan Pokok yang Mencangkup :
Tujuan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Pancasila
TUJUAN NASIONAL
Tujuan nasional bangsa Indonesia tertuang dalam pembukaan UUD 1945:
Membentuk suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Memajukan kesejahteraan umum atau bersama.
Mencerdaskan kehidupan bangsa
Ikut berperan aktif dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang
berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan kedilan sosial.

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD negara
Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia
Serta tangga terhadap tuntutan perubahan zaman.
Tujuan nasional bangsa Indonesia seperti yang ada dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 adalah untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Juga sesuai dengan pasal 3 UUD 1945 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menegaskan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik.
UU no.2 th 1989 pasal 4, pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pada pasal 15 pasal yang sama tertulis
“…untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan hubungan timbal balik dengan
lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih
lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi”.
Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut diselenggarakan pembangunan nasional
secara berencana, meyeluruh, terpadu, terarah, dan berkesinambungan. Adapun tujuan
pembangunan nasional adalah untuk mewujudkam masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945 di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa
yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang
merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
Hal di atas sesuai dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 3:
“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

2.4.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah
suatu Negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan generasi penerusnya, selaku warga
masyarakat, bangsa dan negarasecara berguna dan bermakna .
Untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang
cinta tanah air perlu pengembangan wawasan dan ketahanan pada setiap warga Negara.
Dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang system Pendidikan Nasional dan juga termuat
dalam SK Dirjen Dikti. No.38/DIKTI/Kep/2003, dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan
Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, kebudayaan, dan beraneka
ragam kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan
bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran
diarahkan pada perilaku yang mendukung upaya terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan Masyarakat Indonesia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan sikap dan perilaku:
Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan
hati nuraninya.
Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara
pemecahannya.
Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa
untuk menggalang persatuan Indonesia.
Perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
Perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil beradab;
Perilaku kebudayaan, dan
Beraneka kepentingan perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan.

BAB III
PANUTUP
3.1. KESIMPULAN
Landasan historis merupakan landasan dimana setiap bidang kegiatan yang dikejar
oleh setiap manusia untuk maju dikaitkan dengan bagaimana keadaan bidang tersebut pada
masa yang lampau. Indonesia tidak lepas dari sejarah bangsanya melihat dari Indonesia
mempunyai sejarah pendidikan yang cukup panjang karena pada zaman penjajahan sangatlah
sulit untuk mendapatkan pendidikan formal lain halnya sekarang yang setiap orang berhak
mendapatkan pendidikan. Menurut landasan kultural, kebudayaan dan pendidikan
mempunyai hubungan timbal balik karena kebudayaan dapat dilestarikan atau dikembangkan
dengan jalan pendidikan. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, maka dari
itulah pancasila disebutsebagai jati diri bangsa Indonesia. Dengan demikian generasi penerus
bangsa dapat memperkaya nilai-nilai pancasila untuk menghadapi tantangan pada zaman
yang akan datang.
Kebudayaan juga bisa disebut sebagai jati diri bangsa karena bangsa Indonesia kaya
akan kebudayaan yang harus kita lestarikan, maka dari itulah melalui pendidikan,
kebudayaan akan bisa dilestarikan. Pancasila merupakan landasan yuridis konstitusional
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal dan
ayat-ayat yang terdapat pada batang tubuh UUD 1945. Hal ini menjadikan pancasila sebagai
dasar hukum negara yang harus ditaati dan direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu dengan adanya pendidikan pancasila diharapkan dapat menghasilkan peserta didik
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berperikemanusiaan yang adil
dan beradab, serta mendukung kerakyatan yang mengutamakan upaya mewujudkan suatu
keadilan sosial dalam bermasyarakat. Pendidikan pancasila yang menjadi sumber dan
pedoman bangsa mengantarkan mahasiswa dapat mengembangkan kepribadiannya serta
dapat membantu mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila dan kesadaran berbangsa dan
bernegara. Pendidikan pancasila juga bertujuan untuk menguasai kemampuan berfikir,
bersikap rasional dan dinamis serta berpandangan luas sebagai manusia intelektual.
Pendidikan pancasila yang menjadi sumber dan pedoman bangsa mengantarkan
mahasiswa dapat mengembangkan kepribadiannya serta dapat membantu mewujudkan nilainilai dasar pancasila dan kesadaran berbangsa dan bernegara. Pendidikan pancasila juga
bertujuan untuk menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasional dan dinamis serta
berpandangan luas sebagai manusia intelektual.