Reaksi uji terhadap asam amino

LAPORAN TETAP BIOKIMIA 1

Reaksi Uji Terhadap Asam Amino
Nama

: Hasanul Kamil Ridho

NIM

: 06101181320025

Kelompok

:2

Anggota

: 1. Nurul Hidayah
2. Septi Andriani
3. Dess Kasturi
4. Yuliana

5. Eka Ranti Bendari

Dosen Pembimbing

: Maefa Eka Haryani., S.Pd.M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
I.

NOMOR PERCOBAAN

: I

II.


NAMA PERCOBAAN

:

III. TUJUAN PERCOBAAN

Reaksi uji terhadap asam amino

: Untuk mengetahui adanya protein dengan uji
Millon dan uji Ninhidrin

IV. DASAR TEORI
1.1 Protein
Protein adalah makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel hidup dan
merupakan 50 persen atau lebih berat kering sel. Protein ditemukan dalam semua
sel dan semua bagian sel. Protein juga amat bervariasi; ratusan jenis yang berbeda
dapat ditemukan dalam satu sel. Tambahan lagi, protein mempunyai berbagai
peranan biologis, karena protein


merupakan instrumen

molekuler

yang

mengekspresikan informasi genetik.
Protein merupakan komponen utama semua sel hidup. Protein merupakan
suatu senyawa polimer dari asam-asam amino dengan BM 104 sampai dengan 106.
Struktur protein tersusun oleh gabungan asam amino pada gugus karbonil dan asam
amino dengan ikatan peptida.
Jika protein dimasak dengan asam atau basa kuat, asam amino unit
pembangunnya dibebaskan dari ikatan kovalen yang menghubungkan molekulmolekul ini menjadi rantai. Asam amino bebas yang terbentuk merupakan molekul
yang relatif kecil, dan struktur masing-masing telah diketahui.
Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama,
gugus karboksil dan gugus amino diikat pada atom karbon yang sama (gambar 1.1).
Gambar 1.1 struktur umum aasam amino yang
COO
H


ditemukan pada protein, diperlihatkan dalam bentuk
nonionik. Warna hitam menunjukkan bagian yang

H2N

C
R

atau khiral.

H

umum pada semua asam α-amino pada protein (kecuali
prolin). Pada semua asam amino kecuali glisin, atom α
karbon mempunyai empat gugus subtituen yang
berbeda, dan karenanya merupakan karbon asimetrik

Pada umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut
organik non polar seperti eter, aseton dan kloroform. Asam amino mempunyai titik
lebur yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan asam karboksilat atau amina.

Kedua sifat fisika ini menunjukkan bahwa asam amino cenderung mempunyai
struktur yang bermuatan dan mempunyai polaritas tinggi dan bukan sekedar
senyawa yang mempunyai gugus –COOH dan gugus –NH 2. Hal ini tampak pula
pada sifat asam amino sebagai elektrolit.
Di samping ke 20 asam amino baku yang umum pada semua protein, terdapat
asam amino khusus lain yang telah ditemukan sebagai komponen hanya dari
beberapa jenis protein. Masing-masing asam amino ini diturunkan dari satu
diantara 20 asam amino yang telah diketahui.
Asam amino merupakan unit pembangun protein yang dihubungkan melalui
ikatan peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N,
serta kadang-kadang P dan S. Asam amino yang diperoleh dari hidrolisis protein
ialah asam amino α atau disebut juga asam α-aminokarboksilat. Asam amino yang
terjadi secara alami sebagai penyusun protein mempunyai gugus amino (NH 2) dan
gugus karboksilat (COOH) yang terikat pada atom yang sama yaitu pada atom
karbon alfa.
Rumus umum untuk asam amino :

Rumus ion dipolar asam amino :

Asam amino mengandung suatu gugus amino yang bersifat basa dan gugus

karboksil yang bersifat asam dalam molekul yang sama. Asam amino mengalami
reaksi asam-basa internal yang menghasilkan suatu ion dipolar, yang juga disebut
zwitterion atau ion amfoter. Berikut rumus strukturnya:

1.2 Reaksi Protein dan Asam Amino
A. . Reaksi warna protein dan asam amino
1. Reaksi Ninhidrin
Reaksi protein dengan ninhidrin menunjukkan positif bila
memberikan warna biru atau ungu. Reaksi ini terjadi pada gugus amino
bebas dari asam amino dengan ninhidrin.
2. Reaksi Millon
Pereaksi Millon melibatkan penambahan senyawa Hg ke dalam
protein segingga pada penambahan logam ini akan menghasilkan
endapan putih dari senyawa merkuri. Untuk protein yang mengandung
tirosin atau triptofan penambahan pereaksi Millon memberikan warna
merah. Namun, pereaksi ini tidak spesifik karena juga memberikan tes
positif warna merah dengan adanya senyawa fenol.
B. Sifat-sifat Protein
1. Protein bersifat asam atau basa
Dalam suasana asam molekul protein akan membentuk ion positif,

dalam suasana basa molekul protein akan membentuk ion negatif.
Molekul protein dapat membentuk ion yang bermuatan positif dan
juga bermuatan negatif atau disebut dengan senyawa amfoter, keadaan
ion ini sangat tergantung pada pH larutan.
2. Denaturalisasi protein
Denaturasi protein dapat diartikan suatu perubahan atau modifikasi
terhadap struktur sekunder, tertier dan kuartener molekul protein tanpa
terjadinya pemecahan ikatan-ikatan kovelen. Karena itu, denaturasi
dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi
hidrofobik, ikatan garam dan terbukanya lipatan.
Protein yang terdenaturasi akan berkurang kelarutannya. Lapisan
molekul bagian dalam yang bersifat hidrofobik akan keluar sedangkan
bagian hidrofilik akan terlipat ke dalam. Pelipatan atau pembakikkan
akan terjadi bila protein mendekati pH isoelektris lalu protein akan
menggumpal dan mengendap. Viskositas akan bertambah karena

molekul mengembang menjadi asimetrik, sudut putaran optis larutan
protein juga akan meningkat.
Denaturasi protein meliputi gangguan dan kerusakan yang mungkin
terjadi pada struktur sekunder dan tersier protein. Sejak diketahui reaksi

denaturasi tidak cukup kuat untuk memutuskan ikatan peptida, dimana
struktur primer protein tetap sama setelah proses denaturasi. Denaturasi
terjadi karena adanya gangguan pada struktur sekunder dan tersier
protein. Pada struktur protein tersier terdapat empat jenis interaksi yang
membentuk ikatan pada rantai samping seperti; ikatan hidrogen,
jembatan garam, ikatan disulfida dan interaksi hidrofobik non polar,
yang kemungkinan mengalami gangguan. Denaturasi yang umum
ditemui adalah proses presipitasi dan koagulasi protein.
3. Pengendapan protein
Apabila terdapat garam-garam anorganik dalam presentasi
tinggi dalam larutan protein, maka kelarutan protein akan berkurang
sehingga mengakibatkan pengendapan. Teori menyebutkan bahwa sifat
itu terjadi karena kemampuan ion garam untuk terhidrasi sehingga
berkompetisi dengan molekul protein untuk mengikat air.
a. Pengendapan dengan amonium sulfat
b. Pengendapan asam mineral pekat
c. Pengendapan dengan logam berat

V. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :


2.Bahan :

a. Gelas Ukur

a. Reagen Millon

b. Beaker gelas

b. Larutan ikan 1%-5%

c. Bunsen

c. Larutan susu 1%-5%

d. Tabung Reaksi

d. Ninhidrin

e. Tabung rak


e. larutan albumin telur 1%-5%

f. Penangas Air

f. Larutan kuning telur 1%-5%

g. Sentrifuge

g. Arginin
h. Triptopan
i. Tirosin

VI. PROSEDUR PERCOBAAN
Uji Ninhidrin
1. Siapkan tabung reaksi.
2. Ambil salah sampel larutan susu 1%-5% sebanyak 3 ml menggunakan gelas
ukur.
3. Masukkan ke dalam tabung reaksi.
4. Tambahkan ninhidrin sebanyak 0,5 ml ke dalam larutan susu 1%-5%.

5. Panaskan hingga mendidih. Amati perubahan warna yang terjadi.
6. Ulangi langkah percobaan 2-4 dengan menggunakan sampel larutan ikan,
albumin telur dan kuning telur.
Uji Millon
1. Ambil sampel larutan albumin telur 1%-5% sebanyak 3 ml menggunakan
gelas ukur.
2. Masukkan sampel ke dalam tabung reaksi.
3. Tambahkan reagen millon sebanyak 5 tetes ke dalam larutan albumin telur
1%-5%.
4. Masukkan ke dalam tabung reaksi. Panaskan di dalam water bath hingga
berubah warna menjadi merah. Warna tidak akan berubah jika reagen yang
digunakan terlalu banyak.
5. Setelah berubah warna, pindahkan ke dalam tabung sentrifuge. Masukkan ke
dalam sentrifuge. Putar selama 5 menit.
6. Amati larutan. Ukurlah tinggi endapan yang ada pada larutan.
7. Ulangi langkah percobaan 1-6 dengan menggunakan sample larutan kuning
telur, larutan susu dan larutan ikan 1%-5%.

VII. HASIL PENGAMATAN
Uji Ninhidrin
 Larutan albumin telur
No
Nama Bahan
.
1. Albumin telur 1%
2. Albumin telur 2%
3. Albumin telur 3%
4. Albumin telur 4%
5. Albumin telur 5%
 Larutan Kuning telur
No
Nama Bahan
.
1. Kuning telur 1%
2. Kuning telur 2%
3. Kuning telur 3%
4. Kuning telur 4%
5. Kuning telur 5%
 Larutan ikan
No
Nama Bahan
.
1. Ikan 1%
2. Ikan 2%
3. Ikan 3%
4. Ikan 4%
5. Ikan 5%

No
.
1.
2.
3.
4.
5.

Sebelum
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening

Ungu muda
Ungu > 1%
Ungu > 2%
Ungu > 3%
Ungu > 4%

Sebelum
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening

Sesudah
Ungu muda
Ungu > 1%
Ungu > 2%
Ungu > 3%
Ungu > 4%

Sebelum
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening

 Larutan susu
Nama Bahan

Sebelum

Larutan susu 1%
Larutan susu 2%
Larutan susu 3%
Larutan susu 4%
Larutan susu 5%

Putih
Putih
Putih
Putih
Putih

 Arginin
No
Nama Bahan
.
1. Arginin

Sesudah

Sesudah
Ungu muda
Ungu > 1%
Ungu > 2%
Ungu > 3%
Ungu > 4%

Sesudah
Ungu muda
Ungu > 1%
Ungu > 2%
Ungu > 3%
Ungu > 4%

Sebelum
Bening

Sesudah
Ungu

Uji Millon
 Larutan albumin telur
No
.
1.
2.
3.
4.
5.

Nama Bahan
Albumin telur 1%
Albumin telur 2%
Albumin telur 3%
Albumin telur 4%
Albumin telur 5%

 Larutan kuning telur
No
Nama Bahan
.
1. Kuning telur 1%
2. Kuning telur 2%
3. Kuning telur 3%
4. Kuning telur 4%
5. Kuning telur 5%
 Larutan ikan
No
Nama Bahan
.
1. Ikan 1%
2. Ikan 2%
3. Ikan 3%
4. Ikan 4%
5. Ikan 5%
 Larutan susu
No
Nama Bahan
.
1. Larutan susu 1%
2. Larutan susu 2%
3. Larutan susu 3%
4. Larutan susu 4%
5. Larutan susu 5%
 Triptopan dan tirosin
No
Nama Bahan
.

Sebelum
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening

Sesudah
Merah muda + endapan
Merah muda + endapan
Merah muda + endapan 2.5 mm
Merah muda + endapan 5 mm
Merah muda + endapan 7 mm

Sebelum
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening

Sesudah
Merah muda + endapan
Merah muda + endapan
Merah muda + endapan 1 mm
Merah muda + endapan 2 mm
Merah muda + endapan 2.5 mm

Sebelum
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening

Sebelum
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih

Sebelum

Sesudah
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening

Sesudah
Merah muda + endapan 3 mm
Merah muda + endapan 6 mm
Merah muda + endapan 8 mm
Merah muda + endapan 1,1 cm
Merah muda + endapan 1.5 cm

Sesudah

1.
2.

Triptopan
tirosin

Kuning bata + endapan
Merah bata + endapan

VIII. Persamaan Reaksi
1. Uji Ninhidrin
Uji warna dengan ninhidrin dijalankan dengan memanaskan larutan
ninhidrin dengan asam amino dan menghasilkan warna biru-violet. Ninhidrin
dalam air berada dalam kesetimbangan sebagai berikut :

indona 1,2,3-trion

ninhidrin

Adapun reaksi umum secara keseluruhannya, adalah sebagai berikut :

+ RCHO + CO2 + 3H2O +
H+

+

2
ninhidrin

anion ungu

Dan reaksi umum secara lebih terperinci adalah sebagai berikut :

Dari persamaan reaksi diatas, dapat dilihat bahwa hanya atom nitrogen dari
zat warna ungu yang berasal dari asam amino, asam amino selebihnya
terkonversi menjadi aldehida dan CO2. Tetapi zat warna ungu yang sama
dihasilkan dari semua asam amino α dengan gugus amino primer.
2. Uji Millon
Pereaksi Millon melibatkan penambahan senyawa Hg ke dalam protein
sehingga pada penambahan logam ini akan menghasilkan endapan putih dari
senyawa merkuri. Pemanasan bertujuan agar larutan protein dengan reagen
Millon semakin bereaksi secara sempurna sehingga warna endapan menjadi
lebih jelas. Untuk protein yang mengandung tirosin atau triptofan penambahan
pereaksi Millon memberikan warna merah.
Reaksi yang terjadi adalah:

Tirosin

reagen millon

endapan merah bata

IX. PEMBAHASAN
1. Uji Ninhidrin
Dalam praktikum ini, larutan yang kami ujikan unutk mengidentifikasi
larutan yang mengandung asam amino. Larutan yang mengandung asam amino
akan menunjukkan uji positif terhadap larutan ninhidrin. Reaksi warna protein
dengan ninhidrin menunjukkan positif bila memberikan warna biru atau ungu.
Reaksi ini terjadi pada gugus amino bebas dari asam amino dengan ninhidrin.

Melalui uji ninhidrin, asam amino yang mampu dioksidasi akan teroksidasi
secara kualitatif sehingga akan dikeluarkan gas CO2.
Reagen ninhidrin merupakan reagen yang berguna untuk mendeteksi
asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini
merupakan hidrat dari triketon siklik, dan bila direaksikan dengan asam amino,
menghasilkan zat warna ungu.
Pada percobaan yang dilakukan dengan menggunakan sampel albumin
telur, kuning telur, larutan ikan, larutan susu dan arginin memberikan warna
ungu pada sampel sehingga memberikan reaksi yang positif. Maka sampel dapat
dikatakan bahwa sampel mengandung asam amino.
Dari persamaan reaksi dapat dilihat bahwa hanya atom nitrogen dari zat
warna ungu yang berasal dari asam amino, asam amino selebihnya terkonversi
menjadi aldehida dan CO2. Tetapi zat warna ungu yang sama dihasilkan dari
semua asam amino α dengan gugus amino primer. Jadi, dapat dikatakan bahwa
dari semua larutan protein sampel mengandung asam amino dengan gugus
amino primer. Warna ungu yang dihasilkan setelah pemanasan dapat berbedabeda. Dalam hal ini, intensitas warna yang dihasilkan berbanding lurus dengan
konsentrasi asam amino yang ada.
2. Uji Millon
Jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein, maka akan terjadi
peristiwa koagulasi (penggumpalan), dimana protein akan menggumpal karena
peristiwa denaturasi (perubahan struktur awal). Albumin (putih telur)
terkoagulasi atau mengalami penggumpalan karena terjadinya denaturasi pada
strukturnya, dimana jembatan sulfida S-S, direduksi untuk mendapatkan residu
asam amino penyusun albumin.
Pada percobaan uji millon kali ini, sampel larutan susu, larutan albumin
telur dan larutan kuning telur langsung membentuk gumpalan berwarna putih
dan endapan merah bata. Setelah dipanaskan di dalam water bath, warna merah
bata semakin jelas terlihat. Pemanasan dilakukan agar reagen millon dengan
protein semakin bereaksi secara sempurna dan warna semakin tampak jelas.

Pada sampel larutan ikan, warna tidak berubah. Warna pada larutan tetap
berwarna bening. Tidak terjadi perubahan. Hal ini mungkin dikarenakan
banyaknya reagen millon yang di teteskan pada sampel sehingga sampel pun
tidak ada perubahan warna. Mungkin juga dikarenakan kurangnya pemanasan
pada sampel.

XI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Larutan protein dari sampel ikan, susu, kuning telur, albumin telur dan arginin
membentuk larutan menjadi ungu pada uji ninhidrin. Maka dapat dikatakan
bahwa larutan pada sampel mengandung asam amino.
2. Larutan protein dari sampel susu, kuning telur, albumin telur serta tirosin pada
uji millon membentuk gumpalan berwarna putih dan setelah dipanaskan
endapan berwarna merah. Ini berarti jika Hg berikatan dengan protein maka
protein akan terkoagulasi (penggumpalan), dimana protein akan menggumpal
karena peristiwa denaturasi (perubahan struktur awal).
3. Larutan ikan pada uji millon tak terjadi perubahan warna. Ini mungkin
dikarenakan banyaknya reagen millon yang diteteskan. Mungkin juga karena
kurangnya pemanasan.
XII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Persamaan Reaksi Ninhidrin dengan Protein. (Online).
https://alchemist08.files.wordpress.com/2012/05/percobaan-i-protein-asamamino.doc. Diakses pada tanggal 9 september 2015.
Lehninger, 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.

LAMPIRAN I
Pertanyaan dan jawaban praktikum
A. Uji Millon
1. Apa yang terjadi jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein?
Jawaban: Jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein, maka akan
terjadi

peristiwa

koagulasi

(penggumpalan),

dimana

protein

akan

menggumpal karena peristiwa denaturasi (perubahan struktur awal).
2. Mengapa larutan albumin terkoagulasi
Jawaban: Albumin (putih telur) terkoagulasi atau mengalami penggumpalan
karena terjadinya denaturasi pada strukturnya, dimana jembatan sulfida S-S,
direduksi untuk mendapatkan residu asam amino penyusun albumin.
3. Larutan protein yang mana yang memberikan uji negatif? Mengapa?
Jawaban: Larutan protein yang memberikan hasil negatif adalah larutan ikan,
hal ini bisa terjadi mungkin dikarenakan kurangnya waktu pemanasan atau
mungkin juga dikarenakan banyaknya reagen millon yang diteteskan
sehingga memberikan hasil yang negatif.
B. Uji Ninhidrin
1. Warna apa yang terbentuk?
Jawaban: warna yang terbentuk pada uji ninhidrin adalah warna ungu.
2. Gugus apa yang memberikan uji positif?
Jawaban: Reagen ninhidrin merupakan reagen yang berguna untuk
mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan.
Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik, dan bila direaksikan
dengan asam amino, menghasilkan zat warna ungu. zat warna ungu yang
sama dihasilkan dari semua asam amino α dengan gugus amino primer
adapun asam amino-asam amino dengan gugus amino primer tersebut
adalah glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin, serin, treonin, sistein, treonin,
sistein, metionin, fenilalanin, tirosin, triptofan, asam aspartat, asam
glutamat, asparagin, glutamin, lisin, arginin dan histidin.

LAMPIRAN II