Tugas Bahasa Indonesia aplikasi pantun b
RANCANGAN SISTEM APLIKASI TENTANG PENGENALAN PANTUN BAGI
ORANG ASING BERBASIS WEBSITE
Makalah ini dibuat
sebagai tugas akhir mata kuliah
Bahasa Indonesia II
DISUSUN OLEH
NAMA
: FIRDAUS
NPM
: 201443502288
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pribahasa dan pantun merupakan ciri khas yang hanya terdapat di dalam
bahasa indonesia, dan hanya di satu negara yaitu indonesia. kadang bagi bagi
orang asing yang notabene tidak mengenal apa itu pribahasa dan pantun
menjadikan daya tarik sendiri buat mereka untuk lebih lanjut dalam menggali
potensi yang ada di negara kita ini.
Dan agar lebih baik dalam memenuhi kebutuhan bangsa asing untuk
mempelajari pantun dan pribahasa maka penilitan ini akan memberikan
alternatif orang asing dalam mempelajari pantun dan bahasa asing. Dari hal
itulah penillitian menjadikan website sebagai media terkini.
Tidak hanya untuk orang asing semoga bisa menjadikan orang indonesia
itu sendiri untuk mendalami pribahasa dan pantun. Maka sudah sewajibnya
kami akan menciptakan website yang luar biasa agar dapat menarik minat
dari seluruh aspek.
Saya berpendapat bahwa potensi yang terdapat di dalam pantun dan
pribahasa merupakan suatu hal yang meski di pelajari karena merupakan
bagian dalam pelajaran bahasa indonesia. Karena setiap daerah juga memiliki
pantun dan pribahasanya sendiri.
Orang asing yang datang ke indonesia juga tidak menutup kemungkian
untuk mendalami apa-apa yang terdapat di Indonesia mulai dari alat musik,
kesenian, tradisional, bahasa dan tidak menutup kemungkinan pantun dan
pribahasa.
Untuk dari itu akan menjadi hal yang luar biasa jika penelitian ini dapat
menjadikan alternatif tersendiri bagi para orang asing dan orang indonesia itu
sendiri. Dan akan menjadi kebanggan juga buat kita jika penilitan ini akan
menjadi trend tersendiri bagi para peneliti asing yang menjadikan indonesia
1
2
sebagaai destinasi mereka untuk mendalami pengetahuan tentang indonesia
lebih jauh.
B. Identifikasi Masalah
Berikut ini merupakan beberapa masalah yang akan di identifikasi dalam
penelitian kali ini, yaitu:
1.
Dasar apakah yang akan menjadikan orang asing minat untuk mepelajari
pantun ,
2.
Apakah yang akan memotivasi orang asing dalam mempelajari pantun,
3.
Hal dasar apakah yang diperlukan untuk mempelajari pantun.
C. Pembatasan Masalah
1. Agar penelitian menjadi lebih terarah, maka pembahasan penelitian ini
dibatasi pada ruang lingkup pembahasan sebagai berikut:
2. Membahas mengenai pembelajaran dalam pantun dan pribahasa
3. Menggunakan media website
D. Perumusan Masalah
Dalam penilitan kali ini penulis akan membrikan beberapa rumusan
masalah antara lain:
1. Bagaimana cara menarik minat untuk orang asing dalam mempelajari
pantun,
2. Seberapa besar keinginan orang asing dalam mempelajari pantun,
3. Apakah melalui website orang asing dapat memudahkan pembelajaran
pantun.
3
E. Tujuan Penelitian
Penelitian kali ini bertujuan untuk:
1. Untuk memberikan pengetahuan umum dalam mempelajari pantun dan
pribahasa,
2. Untuk menambah minat orang asing dalam mempelajari pantun dan
pribahasa.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian kali ini penulis akan memberikan manfaat:
1. Dapat memberikan manfaat kepada orang asing yang memiliki minat
untuk mempelajari pantun,
2. Memberikan alternatif dalam pembelajaran yang dapat dikunjungi oleh
setiap orang,
3. Memberikan masukan yang berarti bagi perkembangan proses belajar
pantun.
G. Sistematika Penulisan
BAB I
: Pendahuluan berupa latar belakang yang berisi asal muasal
topic, tujuan penulisa dan metode penilitan.
BAB II
: Pembahasan berisi tentang materi makalah dari awal tengah
dan akhir.
BAB III : Hasil dari Pembahasan yaitu mencantumkan hasil dari
penelitian yang akan di jalaankan oleh si penulis.
BAB IV : Penutup yang akan memuat tentang kesimpulan, kritik dan
saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pantun
Dalam pengertian umum, pantun merupakan salah satu bentuk sastra
rakyat yang menyuarakan nilai-nilai dan kritik budaya masyarakat. Pantun
adalah puisi asli Indonesia (Waluyo,1987:9). Pantun juga terdapat dalam
beberapa sastra daerah di Indonesia seperti “parika” dalam sastra jawa
atau “paparikan” dalam
sastra
sunda. Orang
yang
pertama
kali
membentangkan pikiran dari hal pantun Indonesia ini adalah H.C. Klinkert
dalam tahun 1868. Karangannya bernama “De pantuns of minnenzangen
der Maleier”. Sesudah itu datang Prof. Pijnapple; juga beliau memaparkan
pikirannya dari hal ini dalam tahun 1883. Pantun tepat untuk suasana
tertentu, seperti halnya juga karya seni lainnya hanya tepat untuk suasana
tertentu pula.
Menurut Surana (2001:31), pantun ialah bentuk puisi lama yang terdiri
atas 4 larik sebait berima silang (a b a b). Larik I dan II disebut sampiran,
yaitu bagian objektif. Biasanya berupa lukisan alam atau apa saja yang
dapat diambil sebagai kiasan. Larik III dan IV dinamakan isi, bagian
subjektif. Sama halnya dengan karmina, setiap larik terdiri atas 4 perkataan.
Jumlah suku kata setiap larik antara 8-12. Namun, dalam buku Bahan Ajar
Sastra Rakyat (2005:70) mengatakan bahwa:
\Pantun adalah puisi melayu tradisional yang paling popular dan
sering dibincangkan. Pantun adalah ciptaan asli orang Melayu; bukan
saduran atau penyesuaian dari puisi-puisi jawa, India, cina dan sebagainya.
kata pantun mengandung arti sebagai, seperti, ibarat, umpama, atau
laksana.
Sedangkan dalam Pantun Istilah Sastra (2006:173) menjelaskan
bahwa: Pantun adalah Puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasa
4
5
terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b) tiap larik biasanya
berjumlah empat kata; baris pertama dan baris kedua biasanya tumpuan
(sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi; setiap baris
terdiri dari 8-12 suku kata; merupakan peribahasa sindiran; jawab (pada
tuduhan dan sebagainya).
Menurut penulis, pantun merupakan salah satu jenis puisi lama dalam
kesusastraan Melayu Nusantara yang paling popular. Pada umumnya setiap
bait terdiri atas empat baris (larik), tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata,
berirama a-b-a-b dengan variasi a-a-a-a. Baris pertama dan kedua adalah
sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi.
B. Sejarah Pantun
Pada mulanya pantun merupakan senandung atau puisi rakyat yang
dinyanyikan (Fang, 1993: 195). Pantun pertama kali muncul dalam Sejarah
Melayu dan hikayat-hikayat popular yang sezaman dan disisipkan dalam
syair-syair seperti Syair Ken Tambuhan. Pantun dianggap sebagai bentuk
karma dari kata Jawa Parik yang berarti pari, artinya paribahasa atau
peribahasa dalam bahasa Melayu. Arti ini juga berdekatan dengan umpama
atau seloka yang berasal dari India. Dr. R. Brandstetter mengatakan bahwa
kata pantun berasal dari akar kata tun,yang terdapat dalam berbagai bahasa
Nusantara, misalnya dalam bahasa Pampanga, tuntun yang berarti teratur,
dalam bahasa Tagalog ada tonton yang berarti bercakap menurut aturan
tertentu;
dalam
bahasa
Jawa
kuno, tuntunyang
berarti
benang
atau atuntun yang berarti teratur dan matuntun yang berarti memimpin;
dalam bahasa Toba pula ada kata pantun yang berarti kesopanan,
kehormatan.
Van Ophuysen dalam Hamidy (1983: 69) menduga pantun itu berasal
dari bahasa daun-daun, setelah dia melihat ende-ende Mandailing dengan
mempergunakan
daun-daun
untuk
menulis
surat-menyurat
dalam
percintaan. Menurut kebiasaan orang Melayu di Sibolga dijumpainya
kebiasaan seorang suami memberikan ikan belanak kepada istrinya, dengan
6
harapan agar istrinya itu beranak. Sedangkan R. J. Wilkinson dan R. O.
Winsted dalam Hamidy (1983:69) menyatakan keberatan mengenai asal
mula pantun seperti dugaan Ophuysen itu. Dalam bukunya “Malay
Literature” pertama terbit tahun 1907, Wilkinson malah balik bertanya,
‘tidakkah hal itu harus dianggap sebaliknya?’. Jadi bukan pantun yang
berasal dari bahasa daun-daun, tetapi bahasa daun-daunlah yang berasal dari
pantun.
C. Ciri-Ciri Pantun
Abdul Rani (2006:23) mengatakan bahwa ciri-ciri pantun sebagai
berikut:
1. Terdiri atas empat baris.
2. Tiap baris terdiri atas 9 sampai 10 suku kata.
3. Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris berikutnya berisi
maksud si pemantun. Bagian ini disebut isi pantun.
4. Pantun mementingkan rima akhir dan rumus rima itu disebut dengan
abjad /ab-ab/. Maksudnya, bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi
akhir baris ketiga dan baris kedua sama dengan baris keempat.
Lain halnya menurut Harun Mat Piah (1989: 123-124) dalam Bahan
Ajar Sastra Rakyat (Elmustian, tanpa tahun:70-71), membagikan ciri-ciri
pantun menjadi dua aspek, yaitu aspek luaran dan dalaman. Aspek luaran
adalah dari segi struktur dan ciri-ciri visual yaitu:
1. Terdiri dari rangkap-rangkap yang berasingan. Setiap rangkap terjadi
dari baris-baris yang sejajar dan berpasangan seperti 2,4,6,8 dan
seterusnya. Rangkap yang paling umum adalah empat baris.
2. Setiap baris mengandung empat kata dasar, dengan jumlah suku kata
antara
8 hingga 10.
3. Adanya klimaks yaitu perpanjangan atau kelebihan jumlah unit suku
kata atau perkataan pada kuplet maksud.
4. Setiap stanza terbagi kepada dua unit yaitu pembayang dan maksud.
7
5. Mempunyai skema rima ujung yang tetap: a-b – a-b, dengan sedikit
variasi a-a-a-a.
6. Setiap stanza pantun adalah satu keseluruhan mengandung sifat fikiran
yang bulat dan lengkap.
Ciri-ciri dalamannya adalah:
1. Penggunaan lambang-lambang tertentu mengikuti tanggapan dan
pandangan dunia masyarakat.
2. Adanya perhubungan makna antara pasangan pembayang dengan
pasangan maksud, sama ada secara kongkrit atau abstrak atau melalui
lambang-lambang.
Sedangkan menurut Suroto (1989: 43), ciri-ciri pantun sebagai berikut:
1. Pantun tersusun atas empat baris dalam tiap baitnya.
2. Baris pertama dan baris kedua berupa sampiran.
3. Baris ketiga dan keempat merupakan isi/ maksud yang hendak
disampaikan.
4. Jumlah suku kata dalam tiap baitnya rata-rata berkisar delapan sampai
dua belas.
D. Jenis-Jenis Pantun
Suroto (1989:44-45) membagi pantun menjadi dua bagian yaitu
menurut isinya dan menurut bentuk dan susunannya, menurut isinya yaitu:
1. Pantun anak-anak, biasanya berisi permainan.
2. pantun muda mudi, biasanya berisi percintaan.
3. Pantun orang tua, biasanya berisi nasihat atau petuah. Itulah sebabnya,
pantun ini disebut juga pantun nasihat.
4. Pantun jenaka, biasanya berisi sindiran sebagai bahan kelakar.
5. Pantun teka-teki.
menurut bentuknya atau susunannya:
1. pantun berkait, yaitu pantun yang selalu berkaitan antara bait satu
dengan bait kedua, bait kedua dengan bait ketiga dan seterusnya.
8
Adapun susunan kaitannya adalah baris kedua bait pertama menjadi
baris pertama pada bait kedua, baris keempat bait pertama dijadikan
baris ketiga pada bait kedua dan seterusnya.
2. Pantun kilat, sering disebut juga karmina, ialah pantun yang terdiri atas
dua baris, baris pertama merupakan sampiran sedang baris kedua
merupakan isi. Sebenarnya asal mula pantun ini juga terdiri atas empat
baris, tetapi karena barisnya pendek-pendek maka seolah-olah kedua
baris pertama diucapkan sebagai sebuah kalimat, demikian pula kedua
baris yang terakhir.
Sedangkan Nursisto, dalam bukunya ikhtisar Kesusastraan Indonesia
(2000:11-14) pantun dibagi menjadi:
Berdasarkan isinya, pantun dibagi atas:
1. Pantun kanak-kanak
a. Pantun bersukacita
b. Pantun berdukacita
2. Pantun muda
a. Pantun nasib atau pantun dagang
b. Pantun perhubungan
1) Pantun perkenalan
2) Pantun berkasih-kasihan
3) Pantun perceraian
4) Pantun beriba hati
c. Pantun jenaka
d. Pantun Teka-teki
3. Pantun tua
a. Pantun adat
b. Pantun agama
c. Pantun nasihat
Berdasarkan banyaknya baris tiap bait dibagi menjadi:
1. Pantun dua seuntai atau pantun kilat
2. Pantun empat seuntai atau pantun empat serangkum
9
3. Pantun enam seuntai atau delapan seuntai, atau pantun enam
serangkum, delapan serangkum (talibun).
Menurut Effendi (1983:29), pantun dapat dibagi menurut jenis dan
isinya yaitu:
1. Pantun anak-anak, berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi:
a. Pantun bersukacita
b. Pantun berdukacita
c. Pantun jenaka atau pantun teka-teki
2. Pantun orang muda, berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi:
a. Pantun dagang atau pantun nasib
b. Pantun perkenalan
c. Pantun berkasih-kasihan
d. Pantun percerai
e.
pantun beribahati
3. Pantun orang tua, berdasarkan isinya data dibedakan menjadi:
a. Pantun nasihat
b. Pantun adat
c. Pantun agama
Contoh pantun
1. Pantun muda mudi
Contoh: Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua
2. Pantun teka-teki
Contoh: Kalau puan puan perana
Ambil gelas di dalam peti
Kalaup uan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
10
3. Pantun jenaka
Contoh : Anak rusa di rumpun salak
Patah tanduknya ditimpa genta
Riuh kerbau tergelak-gelak
Melihat beruk berkacamata
4. Pantun berdukacita
Contoh: Ke balai membawa labu
Labu amanat dari situnggal
Orang memakai baju baru
Hamba menjerumat baju bertambal
5. Pantun perkenalan
Contoh: Sekuntum bunga dalam padi
Ambil batang cabut uratnya
Tuan sepantun langit setinggi
Bolehkah berlindung di bawahnya?
6. Pantun perceraian
Contoh :
Pucuk pauh selara pauh
Pandan di rimba diladungkan
Adik jauh kakanda jauh
Kalau rindu sama menungkan
7. Pantun nasib atau pantun dagang
Contoh : Unggas undan si raja burung
Terbang ke desa suka menanti
Wahai badan apalah untung
Senantiaa bersusah hati
11
E. Source Code Dalam Pembuatan Aplikasi
Pertama kita akan membuat class entity untuk pantun kita.. saya beri
nama Pantun.java, entity ini berisi field yang ada pada database..
?
1
package id.pratamawijaya.pantunkomputer;
2
3
public class Pantun
4
{
5
private String istilah;
6
private String arti;
7
8
9
10
public String getIstilah()
{
return istilah;
}
11
12
13
public void setIstilah(String istilah)
{
14
this.istilah = istilah;
15
}
16
17
public String getArti()
18
{
19
return arti;
20
}
21
22
public void setArti(String arti)
{
23
24
this.arti = arti;
}
12
25
26
@Override
27
public String toString()
28
{
return this.istilah;
29
30
31
}
}
32
33
34
selanjutnya
Databasenya..
adalah
class
saya
beri
untuk
nama
helper
untuk
SQLite
DatabaseHelper.java
yang perlu anda perhatikan disini adalah pada variable DB_NAME,
isi variable ini harus nama database yang ada pada folder asset anda..
pada contoh ini saya sebelumnya membuat sebuah database sqlite
dengan nama db_pantun_helpe/r, maka pada variable DB_NAME
akan saya isi db_pantun_helper
1
package id.pratamawijaya.pantunkomputer;
2
3
import java.util.ArrayList;
4
import java.util.List;
5
6
import android.content.Context;
7
import android.database.Cursor;
8
import android.database.sqlite.SQLiteDatabase;
13
9
import android.text.TextUtils;
10
11
import com.readystatesoftware.sqliteasset.SQLiteAssetHelper;
12
13
public class DatabaseHelper extends SQLiteAssetHelper
14
{
15
private static final String DB_NAME = "db_pantun_komputer";
16
private static final int DB_VER = 1;
17
18
private static final String TB_DATA = "tb_data";
19
public static final String COL_ID = "_id";
20
public static final String COL_ISTILAH = "istilah";
21
public static final String COL_ARTI = "arti";
22
23
private static DatabaseHelper dbInstance;
24
private static SQLiteDatabase db;
25
26
private DatabaseHelper(Context context)
27
{
28
29
super(context, DB_NAME, null, DB_VER);
}
30
public static DatabaseHelper getInstance(Context context)
31
32
{
if (dbInstance == null)
33
{
34
dbInstance = new DatabaseHelper(context);
35
db = dbInstance.getWritableDatabase();
36
}
37
return dbInstance;
38
}
39
14
40
@Override
41
public synchronized void close()
42
{
43
44
super.close();
if (dbInstance != null)
{
45
dbInstance.close();
46
}
47
}
48
49
public List getAllPantun()
50
{
51
List lisPantun = new ArrayList();
52
53
Cursor cursor = db.query(TB_DATA, new String[] { COL_ID, COL_ID,
COL_ARTI, COL_ISTILAH }, null, null, null, null, COL_ISTILAH);
54
55
56
if (cursor.getCount() >= 1)
{
cursor.moveToFirst();
57
58
do
59
{
60
Pantun pantun = new Pantun();
61
pantun.setArti(cursor.getString(cursor
.getColumnIndexOrThrow(COL_ARTI)));
62
pantun.setIstilah(cursor.getString(cursor
63
.getColumnIndexOrThrow(COL_ISTILAH)));
64
lisPantun.add(pantun);
65
66
} while (cursor.moveToNext());
67
}
68
return lisPantun;
69
70
}
15
71
}
72
73
74
75
76
77
ORANG ASING BERBASIS WEBSITE
Makalah ini dibuat
sebagai tugas akhir mata kuliah
Bahasa Indonesia II
DISUSUN OLEH
NAMA
: FIRDAUS
NPM
: 201443502288
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pribahasa dan pantun merupakan ciri khas yang hanya terdapat di dalam
bahasa indonesia, dan hanya di satu negara yaitu indonesia. kadang bagi bagi
orang asing yang notabene tidak mengenal apa itu pribahasa dan pantun
menjadikan daya tarik sendiri buat mereka untuk lebih lanjut dalam menggali
potensi yang ada di negara kita ini.
Dan agar lebih baik dalam memenuhi kebutuhan bangsa asing untuk
mempelajari pantun dan pribahasa maka penilitan ini akan memberikan
alternatif orang asing dalam mempelajari pantun dan bahasa asing. Dari hal
itulah penillitian menjadikan website sebagai media terkini.
Tidak hanya untuk orang asing semoga bisa menjadikan orang indonesia
itu sendiri untuk mendalami pribahasa dan pantun. Maka sudah sewajibnya
kami akan menciptakan website yang luar biasa agar dapat menarik minat
dari seluruh aspek.
Saya berpendapat bahwa potensi yang terdapat di dalam pantun dan
pribahasa merupakan suatu hal yang meski di pelajari karena merupakan
bagian dalam pelajaran bahasa indonesia. Karena setiap daerah juga memiliki
pantun dan pribahasanya sendiri.
Orang asing yang datang ke indonesia juga tidak menutup kemungkian
untuk mendalami apa-apa yang terdapat di Indonesia mulai dari alat musik,
kesenian, tradisional, bahasa dan tidak menutup kemungkinan pantun dan
pribahasa.
Untuk dari itu akan menjadi hal yang luar biasa jika penelitian ini dapat
menjadikan alternatif tersendiri bagi para orang asing dan orang indonesia itu
sendiri. Dan akan menjadi kebanggan juga buat kita jika penilitan ini akan
menjadi trend tersendiri bagi para peneliti asing yang menjadikan indonesia
1
2
sebagaai destinasi mereka untuk mendalami pengetahuan tentang indonesia
lebih jauh.
B. Identifikasi Masalah
Berikut ini merupakan beberapa masalah yang akan di identifikasi dalam
penelitian kali ini, yaitu:
1.
Dasar apakah yang akan menjadikan orang asing minat untuk mepelajari
pantun ,
2.
Apakah yang akan memotivasi orang asing dalam mempelajari pantun,
3.
Hal dasar apakah yang diperlukan untuk mempelajari pantun.
C. Pembatasan Masalah
1. Agar penelitian menjadi lebih terarah, maka pembahasan penelitian ini
dibatasi pada ruang lingkup pembahasan sebagai berikut:
2. Membahas mengenai pembelajaran dalam pantun dan pribahasa
3. Menggunakan media website
D. Perumusan Masalah
Dalam penilitan kali ini penulis akan membrikan beberapa rumusan
masalah antara lain:
1. Bagaimana cara menarik minat untuk orang asing dalam mempelajari
pantun,
2. Seberapa besar keinginan orang asing dalam mempelajari pantun,
3. Apakah melalui website orang asing dapat memudahkan pembelajaran
pantun.
3
E. Tujuan Penelitian
Penelitian kali ini bertujuan untuk:
1. Untuk memberikan pengetahuan umum dalam mempelajari pantun dan
pribahasa,
2. Untuk menambah minat orang asing dalam mempelajari pantun dan
pribahasa.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian kali ini penulis akan memberikan manfaat:
1. Dapat memberikan manfaat kepada orang asing yang memiliki minat
untuk mempelajari pantun,
2. Memberikan alternatif dalam pembelajaran yang dapat dikunjungi oleh
setiap orang,
3. Memberikan masukan yang berarti bagi perkembangan proses belajar
pantun.
G. Sistematika Penulisan
BAB I
: Pendahuluan berupa latar belakang yang berisi asal muasal
topic, tujuan penulisa dan metode penilitan.
BAB II
: Pembahasan berisi tentang materi makalah dari awal tengah
dan akhir.
BAB III : Hasil dari Pembahasan yaitu mencantumkan hasil dari
penelitian yang akan di jalaankan oleh si penulis.
BAB IV : Penutup yang akan memuat tentang kesimpulan, kritik dan
saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pantun
Dalam pengertian umum, pantun merupakan salah satu bentuk sastra
rakyat yang menyuarakan nilai-nilai dan kritik budaya masyarakat. Pantun
adalah puisi asli Indonesia (Waluyo,1987:9). Pantun juga terdapat dalam
beberapa sastra daerah di Indonesia seperti “parika” dalam sastra jawa
atau “paparikan” dalam
sastra
sunda. Orang
yang
pertama
kali
membentangkan pikiran dari hal pantun Indonesia ini adalah H.C. Klinkert
dalam tahun 1868. Karangannya bernama “De pantuns of minnenzangen
der Maleier”. Sesudah itu datang Prof. Pijnapple; juga beliau memaparkan
pikirannya dari hal ini dalam tahun 1883. Pantun tepat untuk suasana
tertentu, seperti halnya juga karya seni lainnya hanya tepat untuk suasana
tertentu pula.
Menurut Surana (2001:31), pantun ialah bentuk puisi lama yang terdiri
atas 4 larik sebait berima silang (a b a b). Larik I dan II disebut sampiran,
yaitu bagian objektif. Biasanya berupa lukisan alam atau apa saja yang
dapat diambil sebagai kiasan. Larik III dan IV dinamakan isi, bagian
subjektif. Sama halnya dengan karmina, setiap larik terdiri atas 4 perkataan.
Jumlah suku kata setiap larik antara 8-12. Namun, dalam buku Bahan Ajar
Sastra Rakyat (2005:70) mengatakan bahwa:
\Pantun adalah puisi melayu tradisional yang paling popular dan
sering dibincangkan. Pantun adalah ciptaan asli orang Melayu; bukan
saduran atau penyesuaian dari puisi-puisi jawa, India, cina dan sebagainya.
kata pantun mengandung arti sebagai, seperti, ibarat, umpama, atau
laksana.
Sedangkan dalam Pantun Istilah Sastra (2006:173) menjelaskan
bahwa: Pantun adalah Puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasa
4
5
terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b) tiap larik biasanya
berjumlah empat kata; baris pertama dan baris kedua biasanya tumpuan
(sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi; setiap baris
terdiri dari 8-12 suku kata; merupakan peribahasa sindiran; jawab (pada
tuduhan dan sebagainya).
Menurut penulis, pantun merupakan salah satu jenis puisi lama dalam
kesusastraan Melayu Nusantara yang paling popular. Pada umumnya setiap
bait terdiri atas empat baris (larik), tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata,
berirama a-b-a-b dengan variasi a-a-a-a. Baris pertama dan kedua adalah
sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi.
B. Sejarah Pantun
Pada mulanya pantun merupakan senandung atau puisi rakyat yang
dinyanyikan (Fang, 1993: 195). Pantun pertama kali muncul dalam Sejarah
Melayu dan hikayat-hikayat popular yang sezaman dan disisipkan dalam
syair-syair seperti Syair Ken Tambuhan. Pantun dianggap sebagai bentuk
karma dari kata Jawa Parik yang berarti pari, artinya paribahasa atau
peribahasa dalam bahasa Melayu. Arti ini juga berdekatan dengan umpama
atau seloka yang berasal dari India. Dr. R. Brandstetter mengatakan bahwa
kata pantun berasal dari akar kata tun,yang terdapat dalam berbagai bahasa
Nusantara, misalnya dalam bahasa Pampanga, tuntun yang berarti teratur,
dalam bahasa Tagalog ada tonton yang berarti bercakap menurut aturan
tertentu;
dalam
bahasa
Jawa
kuno, tuntunyang
berarti
benang
atau atuntun yang berarti teratur dan matuntun yang berarti memimpin;
dalam bahasa Toba pula ada kata pantun yang berarti kesopanan,
kehormatan.
Van Ophuysen dalam Hamidy (1983: 69) menduga pantun itu berasal
dari bahasa daun-daun, setelah dia melihat ende-ende Mandailing dengan
mempergunakan
daun-daun
untuk
menulis
surat-menyurat
dalam
percintaan. Menurut kebiasaan orang Melayu di Sibolga dijumpainya
kebiasaan seorang suami memberikan ikan belanak kepada istrinya, dengan
6
harapan agar istrinya itu beranak. Sedangkan R. J. Wilkinson dan R. O.
Winsted dalam Hamidy (1983:69) menyatakan keberatan mengenai asal
mula pantun seperti dugaan Ophuysen itu. Dalam bukunya “Malay
Literature” pertama terbit tahun 1907, Wilkinson malah balik bertanya,
‘tidakkah hal itu harus dianggap sebaliknya?’. Jadi bukan pantun yang
berasal dari bahasa daun-daun, tetapi bahasa daun-daunlah yang berasal dari
pantun.
C. Ciri-Ciri Pantun
Abdul Rani (2006:23) mengatakan bahwa ciri-ciri pantun sebagai
berikut:
1. Terdiri atas empat baris.
2. Tiap baris terdiri atas 9 sampai 10 suku kata.
3. Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris berikutnya berisi
maksud si pemantun. Bagian ini disebut isi pantun.
4. Pantun mementingkan rima akhir dan rumus rima itu disebut dengan
abjad /ab-ab/. Maksudnya, bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi
akhir baris ketiga dan baris kedua sama dengan baris keempat.
Lain halnya menurut Harun Mat Piah (1989: 123-124) dalam Bahan
Ajar Sastra Rakyat (Elmustian, tanpa tahun:70-71), membagikan ciri-ciri
pantun menjadi dua aspek, yaitu aspek luaran dan dalaman. Aspek luaran
adalah dari segi struktur dan ciri-ciri visual yaitu:
1. Terdiri dari rangkap-rangkap yang berasingan. Setiap rangkap terjadi
dari baris-baris yang sejajar dan berpasangan seperti 2,4,6,8 dan
seterusnya. Rangkap yang paling umum adalah empat baris.
2. Setiap baris mengandung empat kata dasar, dengan jumlah suku kata
antara
8 hingga 10.
3. Adanya klimaks yaitu perpanjangan atau kelebihan jumlah unit suku
kata atau perkataan pada kuplet maksud.
4. Setiap stanza terbagi kepada dua unit yaitu pembayang dan maksud.
7
5. Mempunyai skema rima ujung yang tetap: a-b – a-b, dengan sedikit
variasi a-a-a-a.
6. Setiap stanza pantun adalah satu keseluruhan mengandung sifat fikiran
yang bulat dan lengkap.
Ciri-ciri dalamannya adalah:
1. Penggunaan lambang-lambang tertentu mengikuti tanggapan dan
pandangan dunia masyarakat.
2. Adanya perhubungan makna antara pasangan pembayang dengan
pasangan maksud, sama ada secara kongkrit atau abstrak atau melalui
lambang-lambang.
Sedangkan menurut Suroto (1989: 43), ciri-ciri pantun sebagai berikut:
1. Pantun tersusun atas empat baris dalam tiap baitnya.
2. Baris pertama dan baris kedua berupa sampiran.
3. Baris ketiga dan keempat merupakan isi/ maksud yang hendak
disampaikan.
4. Jumlah suku kata dalam tiap baitnya rata-rata berkisar delapan sampai
dua belas.
D. Jenis-Jenis Pantun
Suroto (1989:44-45) membagi pantun menjadi dua bagian yaitu
menurut isinya dan menurut bentuk dan susunannya, menurut isinya yaitu:
1. Pantun anak-anak, biasanya berisi permainan.
2. pantun muda mudi, biasanya berisi percintaan.
3. Pantun orang tua, biasanya berisi nasihat atau petuah. Itulah sebabnya,
pantun ini disebut juga pantun nasihat.
4. Pantun jenaka, biasanya berisi sindiran sebagai bahan kelakar.
5. Pantun teka-teki.
menurut bentuknya atau susunannya:
1. pantun berkait, yaitu pantun yang selalu berkaitan antara bait satu
dengan bait kedua, bait kedua dengan bait ketiga dan seterusnya.
8
Adapun susunan kaitannya adalah baris kedua bait pertama menjadi
baris pertama pada bait kedua, baris keempat bait pertama dijadikan
baris ketiga pada bait kedua dan seterusnya.
2. Pantun kilat, sering disebut juga karmina, ialah pantun yang terdiri atas
dua baris, baris pertama merupakan sampiran sedang baris kedua
merupakan isi. Sebenarnya asal mula pantun ini juga terdiri atas empat
baris, tetapi karena barisnya pendek-pendek maka seolah-olah kedua
baris pertama diucapkan sebagai sebuah kalimat, demikian pula kedua
baris yang terakhir.
Sedangkan Nursisto, dalam bukunya ikhtisar Kesusastraan Indonesia
(2000:11-14) pantun dibagi menjadi:
Berdasarkan isinya, pantun dibagi atas:
1. Pantun kanak-kanak
a. Pantun bersukacita
b. Pantun berdukacita
2. Pantun muda
a. Pantun nasib atau pantun dagang
b. Pantun perhubungan
1) Pantun perkenalan
2) Pantun berkasih-kasihan
3) Pantun perceraian
4) Pantun beriba hati
c. Pantun jenaka
d. Pantun Teka-teki
3. Pantun tua
a. Pantun adat
b. Pantun agama
c. Pantun nasihat
Berdasarkan banyaknya baris tiap bait dibagi menjadi:
1. Pantun dua seuntai atau pantun kilat
2. Pantun empat seuntai atau pantun empat serangkum
9
3. Pantun enam seuntai atau delapan seuntai, atau pantun enam
serangkum, delapan serangkum (talibun).
Menurut Effendi (1983:29), pantun dapat dibagi menurut jenis dan
isinya yaitu:
1. Pantun anak-anak, berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi:
a. Pantun bersukacita
b. Pantun berdukacita
c. Pantun jenaka atau pantun teka-teki
2. Pantun orang muda, berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi:
a. Pantun dagang atau pantun nasib
b. Pantun perkenalan
c. Pantun berkasih-kasihan
d. Pantun percerai
e.
pantun beribahati
3. Pantun orang tua, berdasarkan isinya data dibedakan menjadi:
a. Pantun nasihat
b. Pantun adat
c. Pantun agama
Contoh pantun
1. Pantun muda mudi
Contoh: Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua
2. Pantun teka-teki
Contoh: Kalau puan puan perana
Ambil gelas di dalam peti
Kalaup uan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
10
3. Pantun jenaka
Contoh : Anak rusa di rumpun salak
Patah tanduknya ditimpa genta
Riuh kerbau tergelak-gelak
Melihat beruk berkacamata
4. Pantun berdukacita
Contoh: Ke balai membawa labu
Labu amanat dari situnggal
Orang memakai baju baru
Hamba menjerumat baju bertambal
5. Pantun perkenalan
Contoh: Sekuntum bunga dalam padi
Ambil batang cabut uratnya
Tuan sepantun langit setinggi
Bolehkah berlindung di bawahnya?
6. Pantun perceraian
Contoh :
Pucuk pauh selara pauh
Pandan di rimba diladungkan
Adik jauh kakanda jauh
Kalau rindu sama menungkan
7. Pantun nasib atau pantun dagang
Contoh : Unggas undan si raja burung
Terbang ke desa suka menanti
Wahai badan apalah untung
Senantiaa bersusah hati
11
E. Source Code Dalam Pembuatan Aplikasi
Pertama kita akan membuat class entity untuk pantun kita.. saya beri
nama Pantun.java, entity ini berisi field yang ada pada database..
?
1
package id.pratamawijaya.pantunkomputer;
2
3
public class Pantun
4
{
5
private String istilah;
6
private String arti;
7
8
9
10
public String getIstilah()
{
return istilah;
}
11
12
13
public void setIstilah(String istilah)
{
14
this.istilah = istilah;
15
}
16
17
public String getArti()
18
{
19
return arti;
20
}
21
22
public void setArti(String arti)
{
23
24
this.arti = arti;
}
12
25
26
@Override
27
public String toString()
28
{
return this.istilah;
29
30
31
}
}
32
33
34
selanjutnya
Databasenya..
adalah
class
saya
beri
untuk
nama
helper
untuk
SQLite
DatabaseHelper.java
yang perlu anda perhatikan disini adalah pada variable DB_NAME,
isi variable ini harus nama database yang ada pada folder asset anda..
pada contoh ini saya sebelumnya membuat sebuah database sqlite
dengan nama db_pantun_helpe/r, maka pada variable DB_NAME
akan saya isi db_pantun_helper
1
package id.pratamawijaya.pantunkomputer;
2
3
import java.util.ArrayList;
4
import java.util.List;
5
6
import android.content.Context;
7
import android.database.Cursor;
8
import android.database.sqlite.SQLiteDatabase;
13
9
import android.text.TextUtils;
10
11
import com.readystatesoftware.sqliteasset.SQLiteAssetHelper;
12
13
public class DatabaseHelper extends SQLiteAssetHelper
14
{
15
private static final String DB_NAME = "db_pantun_komputer";
16
private static final int DB_VER = 1;
17
18
private static final String TB_DATA = "tb_data";
19
public static final String COL_ID = "_id";
20
public static final String COL_ISTILAH = "istilah";
21
public static final String COL_ARTI = "arti";
22
23
private static DatabaseHelper dbInstance;
24
private static SQLiteDatabase db;
25
26
private DatabaseHelper(Context context)
27
{
28
29
super(context, DB_NAME, null, DB_VER);
}
30
public static DatabaseHelper getInstance(Context context)
31
32
{
if (dbInstance == null)
33
{
34
dbInstance = new DatabaseHelper(context);
35
db = dbInstance.getWritableDatabase();
36
}
37
return dbInstance;
38
}
39
14
40
@Override
41
public synchronized void close()
42
{
43
44
super.close();
if (dbInstance != null)
{
45
dbInstance.close();
46
}
47
}
48
49
public List getAllPantun()
50
{
51
List lisPantun = new ArrayList();
52
53
Cursor cursor = db.query(TB_DATA, new String[] { COL_ID, COL_ID,
COL_ARTI, COL_ISTILAH }, null, null, null, null, COL_ISTILAH);
54
55
56
if (cursor.getCount() >= 1)
{
cursor.moveToFirst();
57
58
do
59
{
60
Pantun pantun = new Pantun();
61
pantun.setArti(cursor.getString(cursor
.getColumnIndexOrThrow(COL_ARTI)));
62
pantun.setIstilah(cursor.getString(cursor
63
.getColumnIndexOrThrow(COL_ISTILAH)));
64
lisPantun.add(pantun);
65
66
} while (cursor.moveToNext());
67
}
68
return lisPantun;
69
70
}
15
71
}
72
73
74
75
76
77